1
MEMUTUSKAN
Kedua : Untuk dokumen yang telah disusun sebelum tata naskah ini terbit
tetap berlaku. Bila dilakukan perubahan atau revisi agar
menyesuaikan dengan tata naskah yang berlaku.
Ditetapkan di : Karawang
Pada tanggal : 16 April 2022
2
Lampiran : Keputusan Pimpinan Klinik Nur Efan Medika
Nomor : 001/SK/KNEM/....../2022
Tentang : Pedoman Tata Naskah di Lingkungan Klinik Nur
Efan Medika.
1. KETENTUAN UMUM
Dalam Keputusan Pimpinan Klinik Nur Efan Medika ini yang dimaksud dengan :
2. Nur Efan Medika adalah klinik pratama rawat jalan berdasarkan Izin Operasional Klinik
Nomor: 503/481/9/IOK.PRJ/I/DPMPTSP/2019
4. Tata Naskah Klinik adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan jenis,
format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah serta
media yang digunakan dalam komunikasi dilingkungan klinik Nur Efan Medika.
5. Naskah adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi yang dibuat dan /atau
dikeluarkan oleh Pimpinan klinik yang berwenang dilingkungan klinik.
6. Format adalah naskah yang menggambarkan tata letak dan redaksional, serta penggunaan
lambang/ logo dan cap klinik.
7. Stempel/cap klinik adalah tanda identitas dari klinik Nur Efan Medika atau unit dibawah
naungan Nur Efan Medika.
8. Kop naskah adalah kop surat yang menunjukan identitas klinik Nur Efan Medika yang
ditempatkan di bagian atas kertas.
9. Kop sampul naskah adalah kop surat yang menunjukan identitas klinik Nur Efan Medika
yang ditempatkan dibagian atas sampul naskah.
11. Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dari petugas lain dan /atau
petugas dibawahnya dan/ atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.
12. Mandat adalah pelimpahan wewenang yang diberikan oleh atasan kepada bawahan untuk
melakukan suatu tugas tertentu atas nama yang memberi mandat.
13. Penandatanganan naskah adalah hak, kewajiban dan tanggungjawab yang ada pada
seorang pimpinan atau petugas untuk menandatangani naskah sesuai dengan tugas dan
kewenangan pada jabatannya.
3
14. Surat Biasa adalah naskah yang berisi pemberitahuan, pertanyaan, permintaan jawaban
atau saran dan sebagainya.
15. Surat Keterangan adalah naskah yang berisi pernyataan tertulis dari petugas sebagai tanda
bukti untuk menerangkan atau menjelaskan kebenaran sesuatu hal.
16. Surat Perintah adalah naskah dari atasan yang ditujukan kepada bawahan yang berisi
perintah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
17. Surat Izin adalah naskah yang berisi persetujuan terhadap suatu permohonan yang
dikeluarkan oleh petugas yang berwenang.
18. Kesepakatan Bersama yaitu naskah yang berisi kesepakatan yang bersifat umum antara
dua pihak atau lebih untuk melaksanakan perbuatan hukum dan disepakati bersama.
19. Perjanjian Kerjasama adalah naskah yang berisi kesepakatan, bersifat operasional antara
dua pihak atau lebih untuk melaksanakan perikatan dan disepakati bersama.
20. Surat Perintah Tugas adalah naskah dari atasan yang ditujukan kepada bawahan yang
berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
21. Surat Perintah Perjalanan Dinas adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang kepada
bawahan atau pejabat tertentu untuk melaksanakan perjalanan dinas.
22. Surat Kuasa adalah naskah dari pejabat yang berwenang kepada bawahan berisi
pemberian wewenang dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu
dalam rangka pekerjaannya.
23. Surat Undangan adalah naskah dari pejabat yang berwenang berisi undangan kepada
petugas/ karyawan tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara.
24. Surat Keterangan Kerja adalah naskah dari pimpinan yang berwenang berisi pernyataan
bahwa seorang karyawan telah menjalankan pekerjaan.
25. Surat Panggilan adalah naskah dari pimpinan atau petugas tertentu yang berwenang
berisi panggilan kepada seorang karyawan atau calon karyawan untuk menghadap.
26. Nota adalah naskah dinas yang bersifat internal, berisi komunikasi antar unit atau dari
atasan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada atasan.
27. Laporan adalah naskah dari bawahan kepada atasan yang berisi informasi dan
pertanggungjawaban tentang pelaksanaan tugas.
28. Surat Pengantar adalah naskah berisi jenis dan jumlah barang yang berfungsi sebagai
tanda terima.
29. Berita Acara adalah naskah yang berisi keterangan atas sesuatu hal yang ditandatangani
oleh para pihak.
30. Notulen adalah naskah yang memuat catatan proses sidang atau rapat.
31. Memo adalah naskah dari pimpinan atau petugas yang berwenang berisi catatan
tertentu.
4
32. Daftar Hadir adalah naskah dari pejabat yang berwenang berisi keterangan atas
kehadiran seseorang.
34. Pencabutan adalah sesuatu pernyataan tidak berlakunya suatu naskah sejak ditetapkan
pencabutan tersebut.
35. Sampul Naskah adalah sampul atau alat pembungkus naskah yang mempunyai kop
sampul naskah.
36. Papan Nama adalah papan yang bertuliskan nama dan alamat instansi.
b. Asas Pembakuan
Dilakukan melalui tatacara dan bentuk yang telah dibakukan.
c. Asas Akuntabilitas
Penyelenggaraan tata naskah harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi,
format, prosedur, kewenangan, keabsahan dan dokumentasi.
d. Asas Keterkaitan
Tata naskah diselenggarakan dalam kesatuan sistem.
f. Asas Keamanan
Penyelenggaraan tata naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi.
b. Prinsip Kejelasan
Diselenggarakan dengan memperhatikan kejelasan aspek fisik dan materi dengan
mengutamakan metode yang cepat dan tepat.
5
d. Prinsip Logis dan Meyakinkan
Diselenggarakan secara runtut dan logis dan meyakinkan serta struktur kalimat harus
lengkap dan efektif.
c. Tingkat Keamanan
Dilakukan dengan mencantumkan kode pada sampul naskah sebagai berikut :
1. Surat Sangat Rahasia disingkat SR, merupakan surat yang materi dan sifatnya
memiliki tingkat keamanan yang tinggi, erat hubungannya dengan rahasia klinik,
keamanan dan keselamatan.
2. Surat Rahasia disingkat R, merupakan surat yang materi dan sifatnya memiliki
tingkat keamanan tinggi yang berdampak kepada kerugian klinik.
3. Surat Penting disingkat P, merupakan surat yang tingkat keamanan isi surat perlu
mendapat perhatian penerima surat.
4. Surat Konfidensial disingkat K, merupakan surat yang materi dan sifatnya
memiliki tingkat keamanan sedang yang berdampak kepada terhambatnya
jalannya pekerjaan.
5. Surat Biasa disingkat B, merupakan surat yang materi dan sifatnya biasa namun
tidak dapat disampaikan kepada yang tidak berhak.
d. Kecepatan Proses
1. Amat segera/kilat, dengan batas waktu 24 jam setelah surat diterima;
2. Segera, dengan batas waktu 2 x 24 jam setelah surat diterima;
3. Penting, dengan batas waktu 3 x 24 jam setelah surat diterima; dan
4. Biasa, dengan batas waktu maksimum 5 hari kerja setelah surat diterima.
6
Penggunaan kertas surat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kertas yang digunakan untuk naskah adalah minimal F4 7,0 bebas lignin;
2. Untuk produk hukum yang berbentuk Peraturan dan Keputusan menggunakan
kertas bebas asam F4 7,0 bebas lignin;
3. Naskah yang ditandatangani Pimpinan klinik atau penanggungjawab unit
layanan harus memiliki kadar kesamaan rendah (F4 7,0 – 8,5) dan bebas lignin;
4. Penyediaan surat berkop klinik berwarna atau logo klinik berwarna dicetak di
atas kertas F4 7,0 bebas lignin;
5. Ukuran kertas yang digunakan untuk surat menyurat adalah A4;
6. Ukuran kertas yang digunakan untuk surat rujukan, dan laporan adalah A4 (201
X 287 mm; dan
7
4. Penomoran Naskah Surat
Penomoran naskah surat yang ditandatangani oleh Ketua Yayasan, Pimpinan Klinik,
dilakukan oleh Sekretaris masing-masing menggunakan nomor, kode klasifikasi dan
Kode Komponen Unit Kerja sesuai substansi naskah.
a. Nomor Surat berurutan mulai dari 001
b. Kode Klasifikasi
Kode klasifikasi disusun berdasarkan klasifikasi bidang tugas ;
1. 011 : Keputusan
2. 022 : Undangan
3. 033 : Keterangan
4. 044 : Pengajuan Kerjasama
5. 055 : Order Obat-obatan
c. Kode Komponen Unit Kerja
1. Yayasan Nur Efan Medika kode komponen Y-KNEM
2. Administrasi dan Manajemen klinik Nur Efan Medika kode kompenen KNEM
3. Unit Laboratorium Nur Efan Medika kode komponen Lab-KNEM
4. Unit Apotik Nur Efan Medika kode komponen Apt-KNEM
5. Bidang Sumber Daya Kesehatan kode komponen SDK-KNEM
6. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien kode komponen PMKP-KNEM
d. Kode Bulan Menggunakan Angka Romawi
e. Kode Tahun sesuai tahun berjalan
Contoh penomoran Surat :
Nomor : Nomor Surat/ Kode Klasifikasi/Kode Komponen/ Bulan/ Tahun
Nomor : 001 /011/KNEM /VI/ 2022
5. Stempel
Stempel untuk naskah menggunakan tinta berwarna ungu dan dibubuhkan pada Stempel
Unit Kerja terdiri atas :
a. Stempel Yayasan
b. Stempel Klinik
c. Stempel Apotek
d. Stempel Lab
e. Stempel PMKP
8
Sampul naskah yayasan atau klinik berisi nama yayasan atau klinik, logo, nama yang
bersangkutan, alamat, nomor telepon, e-mail, website dan kode pos yang ditempatkan di
bagian tengah atas.
9
3.1. Penyelenggaraan administrasi dan manajemen (Admen) :
a. Kebijakan Pimpinan Klinik
b. Rencana Tahunan Klinik
c. Pedoman/ manual mutu
d. Pedoman/ panduan teknis yang terkait dengan manajemen
e. Standar operasional prosedur (SOP)
g. Kerangka Acuan Kegiatan
Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan pelayanan, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
perlu menyiapkan rekam implementasi (bukti tertulis kegiatan yang dilaksanakan) dan
dokumen-dokumen pendukung lain, seperti foto copy ijazah, sertifikat pelatihan,
sertifikat kalibrasi, dan sebagainya.
1. Kebijakan
Format Peraturan/ Surat Keputusan disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang berlaku
atau dapat disusun sebagai berikut:
1. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital :
a. Kebijakan : Peraturan/ Keputusan Pimpinan Klinik
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran di klinik
c. Judul : ditulis judul Peraturan/ Keputusan tentang
d. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin
diakhiri dengan tanda koma (,)
10
2. Konsideran, meliputi :
a. Menimbang :
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan keputusan
2) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan
tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf
kecil dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan
diakhiri dengan tanda baca (;)
b. Mengingat :
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Peraturan/Surat Keputusan tersebut
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi
3) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan
hirarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu,
diawali dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiri dengan tanda baca (;)
3. Diktum :
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan
huruf kapital
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan kata
menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : )
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya ditulis
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . )
4. Batang Tubuh :
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya : Kesatu : Kedua : dst
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat Keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/Surat Keputusan,
dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
Peraturan/Surat Keputusan
5. Kaki :
Kaki Peraturan/ Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang memuat
penanda tangan penerapan Peraturan/ Surat Keputusan, pengundangan peraturan/
keputusan yang terdiri dari :
a. tempat dan tanggal penetapan
b. nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,)
c. tanda tangan pejabat, dan
d. nama lengkap pejabat yang menandatangani
6. Penandatanganan :
Peraturan/ Surat Keputusan Pimpinan Klinik ditandatangani oleh Penanggungjawab
teknis klinik, dituliskan nama tanpa gelar
11
7. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan :
a. Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan Judul Peraturan/ Surat
Keputusan
b. Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Pimpinan Klinik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan/ Surat Keputusan
yaitu :
1. Kebijakan yang telah ditetapkan Pimpinan Klinik tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Pimpinan Klinik hingga adanya kebutuhan revisi atau pembatalan
2. Untuk Kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis sebagai diktum
tetapi dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal
MEMUTUSKAN
12
Kedua :
Ketiga :
Ditetapkan di : Karawang
Pada Tanggal : ..........................
2. Manual Mutu
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan, dan
dipelihara oleh organisasi. Manual mutu tersebut meliputi :
I. Pendahuluan :
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan definisi
13
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
VII. Penutup
Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
14
Perencanaan Tingkat Klinik (PTK) diartikan sebagai proses penyusunan rencana
kegiatan Klinik pada tahun yang akan datang, dilakukan secara sistematis untuk
mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat. Perencanaan Klinik
mencakup semua kegiatan upaya Klinik yang dilakukan dalam menjalankan fungsi
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, maupun
peningkatan mutu administrasi dan manajemen (ADMEN)
5. Pedoman/Panduan
15
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN /
PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
Sistematika pedoman/ panduan pelayanan Klinik dapat dibuat sesuai dengan materi/ isi
pedoman/ panduan. Pedoman/ panduan yang harus dibuat adalah pedoman/ panduan
minimal yang harus ada di FKTP yang dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta
dalam elemen penilaian. Bagi FKTP yang telah menggunakan e-file tetap harus
mempunyai hardcopy pedoman/ panduan yang dikelola oleh tim akreditasi FKTP atau
bagian Tata Usaha FKTP.
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan oleh FKTP.
Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan adalah sesuai dengan Standar Akreditasi,
antara lain : Program Pengembangan SDM, Program Peningkatan Mutu Klinik Dan
Keselamatan Pasien, Program Pencegahan Bencana, Program Pencegahan Kebakaran,
kegiatan pelatihan triase gawat darurat dan sebagainya.
Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan umum yang merupakan
tujuan secara garis besar dari keseluruhan program/kegiatan, dan tujuan khusus yang
merupakan tujuan dari tiap-tiap kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan
harus dijelaskan bagaimana cara melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai, dengan
penjadualan yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan. Kerangka acuan dapat
menggunakan format yang diterapkan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota masing-
masing atau contoh Sistematika Kerangka Acuan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih
terkait dengan upaya/kegiatan.
b. Latar belakang
16
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
17
dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari
evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat
segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu Program/kegiatan secara
keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap
kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa
yang melakukan. Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana
membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan
tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan
ditujukan kepada siapa.
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan adalah
bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kapan laporan harus
diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan. Evaluasi
kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program/kegiatan secara menyeluruh. Jadi
yang ditulis di dalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan
evaluasi harus dilakukan.
Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan, tetapi tidak
diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana pembiayaan dan anggaran
18
g. Prosedur untuk melakukan tindakan klinis : protokol klinis,
Algoritma/Clinical Pathway
Karena beraneka ragamnya istilah tentang prosedur dan untuk menghindari salah
tafsir serta dalam rangka menyeragamkan istilah maka dalam pedoman
penyusunan dokumen ini digunakan istilah “ Standar Operasional Prosedur “
(SOP) sebagaimana yang tercantum dalam Permenpan Nomor 35 tahun 2012
7. Manfaat SOP
a. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Klinik
b. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
c. Memastikan staf Klinik memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya.
Contoh :
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan pasien
dari tempat tidur ke kereta dorong
8. Format SOP
a. Jika sudah terdapat Format baku SOP berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
masing-masing, maka Format SOP dapat disesuaikan dengan Perda tersebut.
b. Jika belum terdapat Format Baku SOP berdasarkan Perda, maka SOP dapat
dibuat mengacu Permenpan No. 35/2012 atau pada contoh format SOP yang
ada dalam buku Pedoman Penyusunan Dokumen ini.
c. Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu institusi harus
“SERAGAM”
d. Contoh yang dapat digunakan di luar format SOP Permenpan terlampir
dalam Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi FKTP ini
e. Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang
memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan di dalam melihat
langkah-langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain-
lain, namun tidak boleh mengurangi item-tem yang ada di SOP.
Judul
Logo No. Dokumen :
19
Yayasan
SOP No. Revisi : Logo Klinik
Tanggal Terbit:
Halaman :
Nama Klinik
Nama Nama, NIK dan TTD Pimpinan Klinik
Yayasan
2) Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/Langkah-langkah
6. Diagram Alir (jika
dibutuhkan)
7. Unit terkait
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah : nama Klinik
dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tandatangan
pimpinan klinik, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan,
prosedur/langkah-langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi tabel/kotak.
20
g) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut
h) Ditetapkan Pimpinan Klinik : diberi tandatangan Pimpinan Klinik dan
nama jelasnya.
3) Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:
a) Pengertian : diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau
definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci :
“Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala FKTP yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi,
pada kebijakan dituliskan : Keputusan Pimpinan Klinik No 005/2014
tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
d) Referensi : berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP,
bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk
lain sebagai bahan pustaka.
e) Langkah-langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses
kerja tertentu.
f) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat ditambahkan
antala lain : bagan alir, dokumen terkait.
o Awal kegiatan:
o Akhir kegiatan:
21
o Simbol Keputusan:
ya
tidak
o Penghubung :
o Dokumen :
o Arsip :
h. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
1) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan
menilai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk
evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check list :
22
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk
diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark).
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan
dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
Prosedur Pengendalian dokumen di FKTP harus ditetapkan oleh Pimpinan Klinik yang
dijadikan acuan oleh seluruh unit di FKTP. Tujuan Pengendalian Dokumen adalah
terkendalinya kerahasiaan dokumen, proses perubahan, penerbitan, distribusi dan
sirkulasi dokumen.
23
Identifikasi kebutuhan, dilakukan pada tahap Self Assesment dalam
Pendampingan Akreditasi. Hasil self assessment digunakan sebagai acuan untuk
mengidentifikasi dokumen sesuai Standar Akreditasi yang sudah ada di FKTP.
Bila dokumen sudah ada, dapat diidentifikasi dokumen tersebut masih efektif atau
tidak.
2. Penyusunan Dokumen
Penanggung jawab Admen di Klinik Pratama, dan Penanggung jawab UKP
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan identifikasi/perubahan serta penyusunan
dokumen. Penyusunan dokumen secara keseluruhan dikoordinir oleh tim
mutu/tim akreditasi Klinik dengan mekanisme sebagai berikut :
a) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke tim
mutu/tim akreditasi,
b) Fungsi tim mutu/tim akreditasi Klinik didalam penyusunan dokumen adalah
:
(1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki dokumen
yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa
maupun penulisan.
(2) Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga tidak terjadi
duplikasi /tumpang tindih dokumen antar unit.
(3) Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang akan ditandatangani
oleh Pimpinan Klinik.
3. Pengesahan Dokumen Dokumen disahkan oleh Pimpinan Klinik
4. Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit maka untuk
melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
24
melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini dilakukan oleh tim
mutu atau bagian Admen sesuai pedoman tata naskah.
b) Distribusi harus memakai ekspedisi dan/ atau formulir tanda
terima.
c) Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi
bisa juga untuk seluruh unit kerja lainnya.
d) Bagi Klinik yang sudah menggunakan e-file maka distribusi
dokumen bisa melalui jejaring area lokal, dan diatur
kewenangan otorisasi di setiap unit kerja, sehingga unit kerja
dapat mengetahui batas kewenangan dalam membuka dokumen.
e. Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen pengganti
serta mengisi format usulan penambahan/penarikan dokumen
f. Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan
membubuhkan stempel “Kedaluwarsa” dan kemudian menyimpan dokumen
tersebut selama 2 tahun
g. Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
7. Penataan Dokumen.
Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen akreditasi Klinik dikelompokan
masing-masing bab/kelompok pelayanan dengan diurutkan setiap urutan kriteria
dan elemen penilaian, dan diberikan daftar secara berurutan.
9. Rekam implementasi.
25
1. Rekam implementasi adalah : dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan
yang dilakukan atau hasil yang dicapai didalam kegiatan Klinik dalam
melaksanakan regulasi internal atau kegiatan yang direncanakan.
2. Catatan/rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendalikan. Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk
mengidentifikasikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi,
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan.
Catatan/rekam implementasi harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan
dapat diakses kembali
PIMPINAN KLINIK
NUR EFAN MEDIKA MEDIKA
dr.Enggar Fahriadi
NIP. 19581023 198703 1 003
26