Laporan Kasus CVA Hemoragik Anjani
Laporan Kasus CVA Hemoragik Anjani
KESADARAN
EC CVA HEMORAGIK
Oleh:
dr. Anjani Putri Salsabila
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. J
No RM : 0329xx
Usia : 82 Tahun
Tanggal Lahir : Wonogiri, 15 Oktober 1940
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 22 Desember 2022
Unit : IGD/Bangsal Utsman
ANAMNESIS 3
Keluhan utama:
Penurunan kesadaran sejak 30 menit
sebelum masuk rumah sakit.
Status generalis :
Keadaan umum: Tampak sakit Pemeriksaan paru
Pemeriksaan kepala
berat Inspeksi
Bentuk Kepala: Simetris, tidak ada
Kesadaran : kelainan bentuk dada (-), dinding dada
deformitas
Somnolen/GCS E3V2M3 simetris, retraksi(-), pelebaran dan
Mata
penyempitan sela iga (-), barrel chest (-)
KA (-/-), SI (-/-) Pupil isokor. Miosis (-
Tanda vital /-) midriasis (-/-)
Tekanan darah : 190/100 Palpasi
mmHg Tidak teraba benjolan, ekspansi dada
Telinga
Nadi : 86 x/menit simetris, fremitus dinding dada kanan
Deformitas: (-) nyeri tekan tragus(-),
Pernapasan : 20 x/menit sama dengan dinding dada kiri
liang telinga lapang
Suhu : 36.5 C
Saturasi oksigen : 98% Perkusi
Hidung
Sonor di seluruh lapang paru
Deformitas (-), deviasi septum(-),
Auskultasi
krepitasi (-), konka hiperemis(-),
pernapasan cuping hidung (-)
Vesikular di seluruh lapang paru
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Mulut
Bibir sianosis (-), mukosa mulut
lembab, tonsil T1/T1, lidah simetris
PEMERIKSAAN FISIK 6
SIRIRAJ SCORE
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
Datar, simetris, spider navy (-), tidak
terdapat striae dan jaringan parut 2,5 x Kesadaran 2,5 x 1 2,5
Somnolen
KESADARAN
GCS: E3V2M3
4/4/4/4 2/2/2/2
MOTORIK Kekuatan motoric: 4/4/4/4 2/2/2/2
Hasil:
• Edema cerebri
• Ventriculomegaly
• ICH lobus temporoparietalis
bilateral terutama dextra yang
meluas ke system ventrikel dan
cysterna.
11
DIAGNOSIS
• Penurunan
• Lobus • Perdarahan
kesadaran
temporoparietalis intracerebral
• Cephalgia
bilateral • Edema cerebri
• Hemiparese sinistra
PROGNOSIS
FOLLOW UP
KU: Tampak sakit berat d. HT Emergensi
TD: 170/90 mmHg
PO:
N: 80x/menit
Amlodipin 1x10mg
RR: 20x/menit
23 DESEMBER 2022
Irbesartan 2x150mg
DI BANGSAL USMAN
S: 36,4 C
FOLLOW UP
g. Inj pantoprazole
TD: 140/90 mmHg
40mg/24 jam
N: 80x/menit h. Inj asam tranexamat
4/4/4/4 2/2/2/2
Planning:
a. CT Scan kepala
b. Konsul dr. Sp.S
Tanggal Perjalanan Penyakit Assessment Terapi dan Plan
S: pasien cenderung tertidur, sulit a. Elevasi kepala 30 derajat
25/12/2022 a. Penurunan
dibangunkan. Mual (-) muntah (-)
demam (-) nyeri kepala (-) kesadaran ec b. Diet sonde RG 1700kkal
FOLLOW UP
d. PSA 500mg/8jam
SpO2: 98%
e. Hemiparese
CT Scan kepala:
PO:
• Edema cerebri
sinistra
a. Amlodipin 1x10mg 25 DESEMBER 2022
• Ventrikulomegali
• ICH lobus temporoparietalis
b. Irbesartan 1x150 mg DI BANGSAL USMAN
bilateral terutama dextra Planning:
yang meluas ke system
ventrikel dan cysterna. Konsul dr. Sp.S
Kekuatan motoric Advice:
FOLLOW UP
sinistra g. Inj mannitol 125cc/6jam
RR: 20x/menit h. Inj metamizole 500mg/8jam
Menolak rujuk.
Tanggal Perjalanan Penyakit Assessment Terapi dan Plan
27/12/2022 S: pasien cenderung tidur, demam a. Penurunan a. Elevasi kepala 30 derajat
(-) muntah (-) kejang (-) kesadaran ec b. Diet sonde RG 1700 kkal
c. Inf aserimg 20 tpm
O: Kes: somnolen, cva hemoragik
d. Inj citicoline 1g/6jam→
GCS E2V2M3 b. Hidrosefalus
stop
c. PSA
KU: Tampak sakit berat e. Inj nimodipine 3cc/jam
d. Edema serebri (hari ke III)
TD: 160/90 mmHg
e. Hemiparese f. Inj mannitol 125cc/6jam
FOLLOW UP
N: 89x/menit sinistra g. Inj asam tranexamat
500mg/8jam
RR: 20x/menit
h. Norages 500mg/8jam
T: 36,5 C i. Inj pantoprazole
27 DESEMBER 2022
SpO2: 98% 40mg/24jam
DI BANGSAL USMAN
Kekuatan motoric
PO:
4/4/4/4 2/2/2/2 a. Amlodipin 1x10mg
4/4/4/4 2/2/2/2 b. Irbesartan 2x150mg
c. Citicolin 2x1
Tanggal Perjalanan Penyakit Assessment Terapi dan Plan
28/12/2022 S: pasien cenderung tertidur, a. Penurunan a. elevasi kepala 30 derajat
keluarga mengatakan jika
dirangsang nyeri, pasien kesadaran ec b. diet sonde RG 1700kkal
terbangun kemudian tidur c. Inf asering 20tpm
cva hemoragik
kembali. Demam (-) muntah d. Inj nimodipine 3cc/jam
(-) kejang (-) b. Hidrosefalus
(hari ke IV)
O: Kes: somnolen, c. PSA
e. Inj norages 500mg/8jam
GCS E2V2M4 d. Edema serebri f. Inj pantoprazole
FOLLOW UP
TD: 170/90 mmHg sinistra
PO:
N: 88x/menit
a. Amlodipin 1x10mg
RR: 20x/menit
b. Irbesartan 2x150mg
T: 36,5 C 28 DESEMBER 2022
c. Citicoline 2x1
DI BANGSAL USMAN
SpO2: 98%
Kekuatan motoric
4/4/4/4 2/2/2/2
4/4/4/4 2/2/2/2
Tanggal Perjalanan Penyakit Assessment Terapi dan Plan
29/12/2022 S: pasien belum sadar, a. Penurunan a. elevasi kepala 30 derajat
cenderung tidur. Sesekali
bergerak dan menggerakan kesadaran ec b. diet sonde RG 1700kkal
lengan. Keluarga menghendaki cva c. Inf asering 20tpm
untuk berhenti perawatan di
rumah sakit. (pulang atas hemoragik d. Inj nimodipine 3cc/jam
permintaan sendiri) Demam b. Hidrosefalus (hari ke IV)
(+) kejang (-) muntah (-)
c. PSA e. Inj norages 500mg/8jam
O: Kes: somnolen ,
d. Edema f. Inj pantoprazole
GCS E2V2M4
FOLLOW UP
serebri 40mg/24jam
KU: Tampak sakit berat
e. Hemiparese
TD: 110/80 mmHg
sinistra PO:
N: 88x/menit f. Febris a. Amlodipin 1x10mg 29 DESEMBER 2022
RR: 20x/menit DI BANGSAL USMAN
b. Irbesartan 2x150mg
T: 38 C
c. Citicoline 2x1
SpO2: 98%
Konsul dr. Sp.S
Kekuatan motoric
4/4/4/4 2/2/2/2 Besok pulang atas
FOLLOW UP
KU: Tampak sakit berat e. Hemiparese b. Amlodipine 1x10mg
c. Irbesartan 1x150mg
TD: 140/80 mmHg sinistra
d. Paracetamol 3x500mg
e. Sucralfate 4x10cc
N: 88x/menit
30 DESEMBER 2022
RR: 20x/menit DI BANGSAL USMAN
T: 36,5 C
SpO2: 98%
Kekuatan motoric
4/4/4/4 2/2/2/2
4/4/4/4 2/2/2/2
Susunan saraf pusat (SSP) → otak TINJAUAN
PUSTAKA
(ensefalon) dan medula spinalis, yang
merupakan pusat integrasi dan kontrol
seluruh aktifitas tubuh
ANATOMI
SISTEM SARAF
PUSAT
Pengaliran darah ke otak dilakukan oleh dua pembuluh
arteri utama yaitu oleh sepasang arteri karotis interna
dan sepasang arteri vertebralis. Keempat arteri ini
terletak didalam ruang subarkhonoid dan cabang-
cabangnya ber anastomosis pada permukaan inferior
otak untuk membentuk circulus willisi
Stroke adalah manifestasi klinis akut akibat disfungsi neurologis pada otak, medulla
spinalis, dan retina baik sebagian atau menyeluruh yang menetap selama 24 jam atau
menimbulkan kematian akibat gangguan pembuluh darah.
HEMORAGIK /
ISKEMIK/INFARK
PERDARAHAN
Hipertensi Usia
Penurunan kesadaran
Gejala neurologik lainnya seperti jalan sempoyongan (ataksia), rasa
Muntah proyektil berputar (vertigo), kesulitan menelan (disfagia), melihat ganda (diplopia),
penyempitan lapang penglihatan (hemianopsia, kwadran-anopsia).
Nyeri kepala
DIAGNOSIS 31
PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
Gejala klinis:
Defisit neurologis dengan onset • Pemeriksaan CT SCAN Kepala →
mendadak. • Kesadaran: penurunan GOLD STANDARD
kesadaran • Pemeriksaan EKG → Atrial Fibrilasi
FAST (facial droop, arm weakness, • Tanda-tanda vital: • MRI
slurred speech and time of onset) TD meningkat • USG Karotis
• Penurunan kesadaran • Angiografi
• Kejang • Pemeriksaan neurologi:
• Nyeri kepala 1. Pemeriksaan kekuatan motoric
• Muntah 2. Pemeriksaan sensorik
3. Tanda rangsal meningeal Scoring:
Riwayat penyakit dahulu: 1. Siriraj score
diabetes, hipertensi, gangguan 2. Gajah mada score
irama jantung, penggunaan obat 3. NIHSS
antikoagulan dll.
Siriraj Score Gajah Mada Score 32
Interpretasi:
< -1 : stroke iskemik
0 :meragukan dan memerlukan pemeriksaan
penunjang
>1 : stroke hemoragik.
NATIONAL INSTITUTE HEALTH STROKE SCALE (NIHSS)
33
1. Level of consciousness
Parameter NIHSS:
2. Ask month and age
3. 'Blink eyes' & 'squeeze hands’
4. Horizontal extraocular movements
5. Visual fields
6. Facial palsy
7. Left arm motor drift
8. Right arm motor drift
9. Left leg motor drift
10.Right leg motor drift
Keterangan :
Skor < 5 : defisit neurologis ringan 11.Limb Ataxia
Skor 6-14 : defisit neurologis sedang 12. Sensation
Skor 15-24: defisit neurologis berat 13.Language/aphasia
Skor ≥ 25 : defisit neurologis sangat
berat 14.Dysarthria
15.Extinction/inattention
CT SCAN KEPALA 34
Rumus broderick
PENATALAKSANAAN 35
ISKEMIK HEMORAGIK
Kontraindikasi trombolisis
TERAPI TROMBOLISIS
Penggunaan r-TPA (recombinant-Tissue 1. Perdarahan intrakranial
Plasminogen Activator) yang diberikan 2. Diagnosis AVM atau aneurisma
pada penderita stroke akut dengan syarat-
8. TD sistol >185 atau diastole >110
3. Operasi bedah saraf, cedera kepala
syarat tertentu baik intravena maupun 9. Perdarahan akut atau trauma
berat, riw stroke dalam 3 bulan
intra arterial dalam waktu kurang dari 3 akut (fraktur)
4. Kejang pada saat onset stroke
jam setelah onset stroke. 10. Koma atau penurunan kesadaran
5. Riwayat stroke atau trauma kepala
berat
yang serius dalam 3 bulan terakhir
Dosis Alteplase IV: 11. Riw minum obat antikoagulan
6. Perdarahan saluran cerna atau sal
dengan INR >1.5
0,6-0,9 mg/KgBB kemih dalam 21 hari
12. Mendapatkan heparin atau
Contoh: 7. Operasi besar atau trauma berat,
NOAC yang memiliki peningkatan
BB 50kg, total dosis 49mg
arterial puncture atau LP dalam 14 hari
APTT
8. Gejala perdarahan subarachnoid
- 10% dosis bolus (4,9mg) 13. GDS <50mg/dL atau >400mg/dL
9. Klinis perbaikan singkat / gejala minor
- 90% titrasi selama 1 jam (45,1mg)
(NIHSS <5)
TATALAKSANA STROKE HEMORAGIK 38
TEA (Tranexamid Acid) dengan dosis (1 gram i.v. atau 1,5 gram
Elevasi kepala 30 derajat oral 4 sampai 6 kali sehari). Efek obat ini berperan dalam
mencegah proses fibrinolisis pada thrombosed aneurysm
Disfungsi pupil
1. Manitol 0.25 - 0.50 gr/kgBB, selama >20 menit, diulangi setiap 4 - 6 jam dengan
target ≤ 310 mOsrn/L. (AHA/ASA, Class III, Level of evidence C) Osmolalitas
sebaiknya diperiksa 2 kali dalam sehari selama pemberian osmoterapi.
Kejang
2. Kalau perlu, berikan furosemide dengan dosis inisial 1 mg/kgBB i.v
PENCEGAHAN
Faktor yang dapat diubah untuk munculnya stroke berulang
antara lain adalah gaya hidup pasien berupa kebiasaan
merokok, kebiasaan minum alkohol, diit yang tepat, aktivitas
atau olahraga yang sesuai(Herlina, 2021).
Penderita yang melakukan latihan fisik selama 3,5-7 jam perminggu dan
lebih dari 7 jam perminggu memiliki resiko yang lebih rendah daripada
yang tidak melakukan latihan fisik. Latihan sedang yaitu melakukan 5 sesi
latihan setiap minggu dan beristirahat rata-rata 40 menit setiap sesi latihan
(Lisha, Hou. et al., 2021)
Prognosis stroke adalah dubia, tergantung luas dan letak lesi. Untuk stroke
hemoragik sebagian besar dubia ad malam. Penanganan yg lambat berakibat
angka kecacatan dan kematian tinggi.
ANAMNESIS
• Pemeriksaan fisik, meliputi penilaian respirasi, • Penurunan tingkat kesadaran atau GCS yaitu
sirkulasi, oksimetri, dan suhu tubuh. somnolen dengan GCS E3V2M3
Pemeriksaan kepala dan leher (misalnya • Tekanan darah 190/100 mmHg
cedera kepala akibat jatuh saat kejang, bruit • Pemeriksaan neurologi yaitu kekuatan
karotis, dan tanda-tanda distensi vena jugular motorik didapatkan penurunan kekuatan
pada gagal jantung kongestif). Pemeriksaan motorik terutama pada ekstremitas sebelah
torak (jantung dan paru), abdomen, kulit dan kiri. Pemeriksaan neurologi lainnya sulit
ekstremitas. dinilai.
• Pemeriksaan neurologis dan skala stroke, • Siriraj Score didapatkan hasil positif 1,5
Pemeriksaan neurologis terutama
pemeriksaan saraf kranialis, rangsang selaput
otak, sistem motorik, sikap dan cara jalan
refleks, koordinasi, sensorik dan fungsi
kognitif.
PEMBAHASAN 44
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan penunjang pada stroke Pada pasien ini, CT scan kepala didapatkan hasil
hemoragik maupun iskemik, gold standard yaitu :
pemeriksaan yaitu menggunakan ❑ Edema serebri
Computerized tomography (CT) scan kepala.
❑ Ventrikulomegaly
• Pemeriksaan penunjang lainnya juga dapat
❑ ICH lobus temporoparietalis bilateral terutama
dilakukan pemeriksaan EKG, Laboratorium,
dextra yang meluas ke system ventrikel dan
rontgen thorax.
cysterna.
• EKG dilakukan untuk mengevaluasi fungsi
jantung sehingga dapat diketahui apakah ada
gangguan pada jantung yang dapat
merupakan sumber emboli.
PENATALAKSAAN 45
• Tatalaksana awal yang dilakukan bertujuan untuk • Pasien ini diberikan oksigenasi
mengoptimalkan metabolisme otak saat keadaan menggunakan nasal kanul 3 lpm untuk
patologis, dengan melakukan stabilisasi jalan dan menghindari hipoksia.
saluran napas pada pasien untuk menghindari
• Dilakukan pemasangan NGT untuk
hipoksia.
mencegah aspirasi → pasien penkes.
• Pasien dengan keadaan tidak sadarkan diri, perlu
dilakukan pemasangan pipa nasogastrik untuk • Dilakukan elevasi kepala 30 derajat
mencegah adanya aspirasi pada saat pemberian • Diberikan injeksi mannitol sebanyak 125
makanan. cc/6jam.
• Peningkatan TIK → meninggikan kepala tempat • Diberikan injeksi citicoline 1g/6 jam
tidur hingga 30 derajat dan pemberian agen sebagai agen neuroprotector.
osmotik seperti manitol, salin hipertonik.
• Pasien disarankan rujuk ke spesialis bedah
Manitol 0.25 - 0.50 gr/kgBB, selama >20 menit,
diulangi setiap 4 - 6 jam dengan target ≤ 310
saraf→ menolak.
mOsrn/L • Dilanjutkan dengan pemberian injeksi
• Obat antihipertensi yang digunakan adalah Nimodipin selama 5 hari.
labetalol, nitropaste, nitroprusid, nikardipin, • Pada pasien ini diberikan obat
atau diltiazem intravena. antihipertensi berupa Amlodipin 1x10mg
• Calcium Channel Blocker (nimodipin) telah diakui dan Irbesartan 2x150mg
sebagai penatalaksanaan PSA karena dapat
memperbaiki keluaran fungsional pasien apabila
vasospasme serebral telah terjadi
• Evakuasi bedah darurat diindikasikan pada
perdarahan serebral dengan hidrosefalus atau
kompresi batang otak.
DAFTAR PUSTAKA
46
• Ackerson T, Adeoye OM, Brown M, Demaerschalk BM, Hoh B, Lesliemazwi TM, et al. AHA / ASA Guideline 2018 Guidelines for the Early
Management of Patients With Acute Ischemic Stroke. 2018
• Bernard SM. Anatomi umum. Jakarta : Bagian anatomi FK-UKI ; 2011.
• Casaubon LK, Boulanger J-M, Blacquiere D, Boucher S, Brown K, Goddard T, et al. Canadian Stroke Best Practice Recommendations: Hyperacute
Stroke Care Guidelines, Update 2015. Int J Stroke. 2015;
• Hasan TF, Rabinstein AA, Middlebrooks EH, Haranli N, Silliman SL, Meschia JF, et.al. Diagnosis and management of acute ischemic stroke. Mayo
Clinic Proceedings. 2018;93(4):523-538.
• Lindsay MP, Norrving B, Sacco RL, Brainin M, Hacke W, Martins S, et al. World Stroke Organization (WSO) : Global stroke fact sheet 2019.
2019;14(8):806-817.
• Lisha, Hou. et al., (2021). Asssociation BetweenPhysical Exercise And Stroke Recurrence Among First-Ever Ischemic Stroke Survivors.
Scientific Report (Nature Publiser Group), London Vol 11, Iss 1, (2021). DOI : 10.1038/s41598-021-92736-5
• Morotti Andrea & Goldstein Joshua N. Diagnosis and Management of Acute Intracerebral Hemorrhage. 2016; 34(4): 883-889.
• PERDOSSI. Acuan Praktik Klinis Neurologi. PERDOSSI 2016:19-25.
• Rianawati Sri Budhi & Badhrul Munir. Buku Ajar Neurologi. Jakarta: Sagung Seto; tahun 2017
• Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Tersedia di: 1665
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d 41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
• Wulandari dan Herlina, (2021). Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Stroke Berulang : Literatur Review. Borneo Student Research
e-ISSN : 2721-5725, vol 2, no 3, 2021
47