Oleh :
PROPOSAL
Denpasar, 2022
Pembimbing I Pembimbing II
Puji syukur peneliti ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa karena berkat
Asung Kerta Wara Nugraha peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul
memperoleh gelar sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan, Program Sarjana
melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak untuk itu melalui kesempatan ini
dengan segala hormat dan kerendahan hati peneliti menyampaikan penghargaan dan terima
1. Drs. Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM selaku ketua STIKes Wira Medika Bali
2. Kepala UPT kesmas Gianyar II atas ijin dan kesempatan yang diberikan untuk mengikuti
3. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Program Sarjana STIKes Wira Medika Bali yang telah banyak memberikan
4. Ns Sang Ayu Ketut Candrawati S.Kep., M.Kep pembimbing I yang telah banyak
penelitian ini.
5. Ns. Dewa Putu Arwidiana, S.kep., M.A.P selaku pembimbing II yang telah banyak
penelitian ini.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal penelitian ini yang tidak
Akhirnya peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk dapat
Denpasar, ………………………..
Peneliti
dimana individu menjadi sejahtera dengan menerima diri, memiliki tujuan hidup,
mengemban relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri,
secara psikologis bukan hal yang mudah untuk dicapa, individu tidak hanya sehat
secara fisik tapi harus sehat secara psikologis (Marmer, 2011). Menurut (Ryff 1986)
manusia dapat dikatakan memiliki kesejahteraan psikologis yang baik yaitu bukan
tercapainya kebahagiaan, tetapi hal yang lebih penting untuk diperhatikan adalah
dapat bertahan lama (kronis). Khusya pada lansia secara psikis juga mengalami
kemunduran karena faktor degeneratif secara psikis dan biologis. Secara psikologis
sering muncul rasa kesepian dan fungsi mengingat yang terhambat. Para lansia yang
telah ditinggal meninggal oleh pasangannya sering kali merasa kesepian. Ditambah
lagi dengan semakin sedikitnya teman-teman di masa muda, baik itu karena kematian,
pindah rumah, ataupun karena mereka tidak bisa banyak beraktivitas (kompas.com).
Kondisi-kondisi tersebut membuat para lansia semakin mudah merasa kesepian dan
menjadi lemah secara psikis. Kondisi menjadi lebih buruk pada lansia yang terbatas
secara ekonomi. Terutama lansia yang telah berkurang penghasilannya, baik karena
pensiun atau sudah tidak mampu bekerja lagi karena kondisi fisik dan psikis yang
tidak mendukung. Kondisi di atas merupakan masalah-masalah yang sering kali harus
dihadapi dan ditangani oleh lansia. Oleh karena itu, proses penuaan penduduk
mempunyai tantangan luas terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan kultural, baik
Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Nikita Cestin Nalle &
Being Pada Lansia Yang Berstatus Janda” menyebutkan bahwa Lansia dapat
pada pola hidup, kecenderungan untuk berpikir bahwa ia tidak dibutuhkan lagi,
merasa sedih dan kesepian karena kehilangan pasangan hidup dan teman sebaya.
kesejahteraan status psikologis lansia atau timbulnya perubahan mental pada lansia
yaitu merupakan suatu konsisi yang sangat sering terjadi di kehidupan lansia salah
satunya penurunan status sosial ekonomi yang mengakibatkan lansia tidak bisa
bekerja seperti dahulu,kini hanya bisa menikmati hari-hari tua, kesepian dan
kurangnya hubungan sosial juga menjadi salah satu faktor timbulnya masalah atau
perubahan mental pada lansia. Faktor-faktor tersebut juga kerap menimbulkan isolasi
Berdasarkan jurnal penelitian Agus Sanjaya & Iwan Rusdi (2017) yang
bahwa lansia lebih memilih tinggal di panti jompo dibandingkan tinggal sendirian di
rumahnya. Kesepian pada lansia memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini
bermakna bahwa semakin besar interaksi sosial maka semakin besar perasaan tidak
kesepian.
Usia lanjut merupakan suatu tahap peralihan dalam arti bahwa baik pria
maupun wanita harus menyesuaikan diri, semakin berkurangnya tenaga mental dan
fisik mereka juga harus belajar menerima peran yang pasif dan bergantung pada orang
lain sebagai pengganti dari peranan kepemimpinan masa lalu seperti di keluarga
maupun di tempat kerja (BPS, 2019). Penuaan adalah proses seumur hidup, tidak
hanya dari titik tertentu, tetapi dari awal kehidupan. Penuaan merupakan proses
alamiah, artinya seseorang telah melewati tiga tahap kehidupan, yaitu anak-anak,
dewasa, dan lanjut usia. Ketiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun
fisik, yang bermanifestasi sebagai kulit beruban, uban, kehilangan gigi, gangguan
(Kholifah, 2016).
Harapan hidup dan kualitas hidup sangat penting bagi lansia. Perkembangan
Indonesia sebesar 22.630.882 jiwa dengan jumlah perempuan lebih banyak daripada
laki berjumlah 10.722.224 jiwa (Hakim, 2020). Sedangkan jumlah penduduk di Bali
dikutip melalui laman (denpasarkota.go.id), menyatakan jumlah penduduk lanjut usia
di provinsi Bali sejumlah 4,36 juta, di mana Usia Harapan Hidup di Bali mencapai
71,68 tahun.
ilmu dan bahan kajian dibidang keperawatan yang berkaitan dengan psikologis
lansia.
Hasil penelitian ini nanti diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
pada lansia.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi lansia dalam memperluas
pengetahuan dan mencari tahu informasi yang benar tentang kesehatan psikologis
Penelitian ini bisa menjadi bahan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut
lansia.
Berdasarkan studi literature yang dilakukan peneliti, adapun penelitian terdahulu yang
Masyarakat” Dwi Astutik, Retno Indarwati and Eka Misbahatul M.Has (2019)
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga, Surabaya., dengan metode
< 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 dan r = -0,864
Gereja St. Albertus Agung Harapan Indah Bekasi” Yulius Mario Kurniawan
berumur 60 tahun ke atas yang aktif dalam komunitas lansia Adi Yuswo. Hasil
being subjek ada beberapa aspek dari dimensi-dimensi tersebut yang tidak
terpenuhi yaitu dimensi tujuan hidup tidak terpenuhi aspek target hidup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak berdaya
(Ratnawati, 2017). Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan
usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi (lebih dari 70 tahun
c. Lansia risiko tinggi yaitu yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan
d. Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
e. Lansia tidak potensial yaitu lansia tudak berdaya mencari nafkah sehingga
1. Usia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, lansia adalah
2. Jenis kelamin
Artinya, ini menunjukkan bahwa harapan hidup yang paling tinggi adalah
3. Kondisi kesehatan
merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan
penduduk yang semakin baik. Angka kesehatan penduduk lansia tahun 2014
sebesar 25,05%, artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat 25 orang di
(PTM) antar lain hipertensi, artritis, strok, diabetes mellitus (Ratnawati, 2017).
2.1.4 Perubahan yang terjadi pada Lansia
dan psikologis.
1. Perubahan Fisik
dan fungsi fisik. lansia menjadi lebih pendek akibat adanya pengurangan lebar
bahu dan pelebaran lingkar dada dan perut, dan diameter pelvis. Kulit menjadi
tipis dan keriput, masa tubuh berkurang dan masa lemak bertambah.
sehingga menarik nafas lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun,
dan penampilan kulit, dimana epidermis dan dermis menjadi lebih tipis,
jumlah serat elastis berkurang dan keriput serta kulit kepala dan rambut
rambut memutih (uban), kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh
saraf. Saraf pancaindra mengecil sehingga fungsi menurun serta lambat dalam
kaku (atrofi otot), kram, tremor, tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
i. Perubahan pada vesika urinaria terjadi pada wanita yang dapat menyebabkan
j. Perubahan pada pendengaran yaitu terjadi membran timpani atrofi yang dapat
mengalami kekakuan.
k. Perubahan pada penglihatan terjadi pada respon mata yang menurun terhadap
kedamaian dan kepuasan hidup.ketakutan menjadi tua dan tidak mampu produktif
lagi memunculkan gambaran yang negatif tentang proses menua. Banyak kultur
dan budaya yang ikut menumbuhkan angapan negatif tersebut, dimana lansia
3. Pada lansia dapat terjadi karena mulai melambatnya proses berfikir, mudah lupa,
bingung dan pikun. Pada lansia kehilangan jangak pendek dan baru merrupakan
Menurut Suardiman (2011), Kuntjoro (2007), dan Kartinah (2008) usia lanjut
rentan terhadap berbagai masalah kehidupan. Masalah umum yang dihadapi oleh
lansia diantaranya:
1. Masalah Ekonomi
pensiun atau berhentinya pekerjaan utama. Disisi lain, usia lanjut dihadapkan
Lansia yang tidak memiliki pensiun, akan membawa kelompok lansia pada
kondisi tergantung atau menjadi tanggungan anggota keluarga (Suardiman,
2011).
2. Masalah Sosial
Memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik
dengan orang lain sehingga perilakunya kembali seperti anak kecil (Kuntjoro,
2007).
3. Masalah Kesehatan
Usia lanjut ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap
4. Masalah Psikososial
panik, depresif, dan apatis. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya
kering dan keriput. Kulit dibagian bawah mata berkantung dan lingkaran
hitam dibawah mata menjadi lebih jelas dan permanen. Selain itu warna
Rambut rontok, warna berubah menjadi putih, kering dan tidak mengkilap.
b. Perubahan otot: otot orang yang berusia madya menjadi lembek dan
bagian tungkai dan lengan yang membuat mereka menjadi agak sulit
berjalan.
d. Perubahan pada gigi: gigi menjadi kering, patah, dan tanggal sehingga
g. Perubahan pada sistem pernapasan: napas menjadi lebih pendek dan sering
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan
Gangguan metabolisme.
steroid.
lansia.
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan
ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan
penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegitan, harga diri dan status. Lansia
yang memiliki agenda kerja yang tidak terselesaikan dan menganggap pensiun
sebagai sesuatu yang tidak mungkin. Pensiun merupakan suatu proses bukan
penyesuaian yang paling baik terhadap pensiun, adalah mereka yang sehat,
memiliki keuangan yang memadai, aktif, lebih terdidik, memiliki jaringan
sosial yang luas yang meliputi kawan-kawan dan keluarga, serta biasanya puas
Peran merupakan kumpulan dari perilaku yang secara relatif homogen dibatasi
secara normative dan diharapkan dari seseorang yang menempati posisi sosial
yang membatasi apa saja yang harus dilakukan oleh individu di dalam situasi
tertentu agar memenuhi pengharapan diri atau orang lain terhadap mereka
mengajak lansia melakukan aktivitas, selama lansia masih sanggup, agar tidak
merasa diasingkan.
yang hangat dengan orang lain, mandiri terhadap tekanan sosial, mengontrol
lingkungan eksternal, memiliki arti dalam hidu, dan merealisasikan potensi dirinya
(Farida, 2018).
Teori psychological well being dikembangkan oleh Ryff pada tahun 1989,
dorongan untuk menggali potensi diri individu secara keseluruhan. Dorongan tersebut
Menurut Rfyy (1995) menyatakan konsep ini terdapat enam dimensi yang
Penerimaan diri adalah cara bagaimana individu menerima diri sendiri secara apa
menerima dirinya sendiri, maka akan semakin tinggi sikap positif individu
c. Otonomi (Autonomy)
Setiap individu pasti memiliki tujuan, kehendak dan merasa hidupnya terarah pada
tujuan tertentu. Individu yang memiliki tujuan tujuan dan arah hidup akan merasa
memiliki arti tersendiri dari pengalaman hidup masa kini dan masa lalu.
memperluas diri.
being)
a. Dukungan Sosial
individu yang diterima oleh individu yang bersangkutan dari orang-orang yang
bimbingan dan arahan dari orang lain (generativity) memiliki peran yang penting
kesejahteraan psikologis juga lebih baik. Ryan dan Deci (2001), menegaskan
status sosial ekonomi berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan hidup,
c. Jaringan sosial Berkaitan dengan aktivitas sosial yang diikuti oleh individu seperti
yang dilakukan, dan dengan siapa kontak sosial dilakukan membuat seorang
semakin baik kontak sosial yang terkait dengan individu, semakin tinggi tingkat
d. Religiusitas Hal ini berkaitan dengan transendensi segala persoalan hidup kepada
Tuhan Individu yang memiliki tingkat religiusitas tinggi lebih mampu memaknai
peranan tentang semakin tinggi seseorang memaknai hidupnya seara positif maka
kesejahteraan psikologis.
2.2.4 Fase dan Tingkat Gangguan Psikologis
a. Fase Prodomal
Berlangsung antara 6 bulan hingga 1 tahun dimana gangguan bisa berupa self
care, gangguan akademik, gangguan dalam pekerjaan, gangguan fungsi sosial dan
b. Fase Aktif
Berlangsung sekitar 1 bulan dimana gangguan bisa berupa gejala psikotik seperti
c. Fase Residual
Umumnya seseorang akan mengalami dua gejala yakni gangguan afek dan juga
penderitanya (National Collaborating Centre for Mental Health, 2011). Oleh karena
itu, dikembangkanlah sebuah alat uji sederhana untuk mendeteksinya, yaitu SRQ
(Self Reporting Questionnaire) (Barreto do Carmo et al., 2017). Alat uji ini
tersebut dimulai pada 1975 dengan tim yang terdiri dari psikiater, pekerja kesehatan
masyarakat, dan profesional lainnya yang berasal dari beberapa negara. SRQ
kemudian diuji validitasnya dalam berbagai penelitian antara tahun 1978 sampai
sekarang. Pada awalnya SRQ terdiri dari banyak pertanyaan, tetapi saat ini dikurangi
terakhir dan jawaban Tidak untuk kondisi sebaliknya. Untuk jawaban Ya diberi skor
wawancara. Meskipun demikian, kedua cara ini tidak disarankan dicampur dalam
satu penelitian (Beusenberg & Orley, 1994). Pada uji mandiri, para peneliti lebih
Oleh karena itu, agar lebih mudah dan lebih banyak digunakan, maka kami
Seorang yang akan melakukan ter SRQ ini diminta untuk menjawab semua
jumlah skor yang didapat. Jika skor di bawah atau sama dengan 7, dianggap normal,
tetapi jika skor 8 sampai 20, dianggap ada gangguan kesehatan mental umum
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi
\
Lansia yang berada di Lingkungan Pacung,Bitera di wilayah kerja UPT Kesma Gianyar
II,yang berumur 60 tahun keatas berjumlah 85 orang
Tehnik Sampling
Teknik probability sampling dengan tehnik total sampling
Sample
Lansia yang berumur 60 tahun keatas yang ada di Linkungan Pacung,Bitera,
berjumlah 85 orang
Pengumpulan Data
Kuisioner SRQ-20
Analisa Data
Deskriptif Kuantitatif
Gambar 3. 1
Kerangka Kerja Gambaran Kesejahteraan Status Psikologis (Psychological Well Being) Pada
Lansia Di Lingkungan Pacung Bitera,Gianyar.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Kesmas Gianyar II. Penelitian ini ditunjukkan kepada lansia yang berada di Lingkungan
Pacung, Bitera.
laboratorium dan lain-lain) yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang
ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari serta ditarik kesimpulannya (Adiputra, 2021).
Populasi dalam penelitian ini yaitu lansia yang berada di Lingkungan Pacung
Bitera wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar II, lansia yang akan menjadi responden
Sampel merupakan sebagian atau wakil yang berasal dari jumlah populasi. Ketika
populasi besar dan peneliti tidak mungkin untuk mempelajari semua yang ada di
populasi, misalnya karena keterbatasan biaya, waktu serta tenaga, maka peneliti bisa
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2016).
Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu total sampling, pada tehnik ini yang
akan menjadi responden yaitu lansia yang berada di Lingkungan Pacung yang
berjumah 85 orang.
satu ukuran atau bisa diukur. Variabel bebas merupakan variabel yang
diukur. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu variabel bebas
sesuai dengan karakteristik yang diamati, sehingga peneliti bisa mengamati atau
mengukur objek serta fenomena secara cermat. Definisi operasional penelitian ini
sebagai berikut:
Jenis data dapat dilihat dari sumber datanya ada dua yaitu pengumpulan data
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer merupakan
sumber data yang secara langsung menyediakan data kepada pengumpu data
sedangkan sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data yang biasanya memberikan data melalui
orang atau dokumen (Adiputra, 2021). Jenis data yang digunakan pada penelitian
ini yaitu data primer yang didapat langsung menggunakan kuesioner serta data
sekunder yang didapat dari Kelian Adat yaitu jumlah lansia yang berada di
Lingkungan Pacung,Bitera.
kesehatan.
responden.
10. Melapor kembali kepada Kepala Ketua UPT Kesmas Gianyar II untuk
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2018). Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuisioner tentang kesehatan mental yang berjumlah 20 item
pertanyaan dengan skala dikontomis. Pertannyaan SRQ ini dikembangkan oleh World
Health Organization (WHO), yang sudah baku dan tidak di uji validitas dan reabilitas
kembali.
Data yang telah dikumpul berdasarkan variabel yang ada kemudian data diolah.
1. Editing
perbaikan isian dari formulir atau kuisioner. Data yang diediting pada penelitian
ini yaitu memeriksa kembali hasil kuisioner tingkat pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media (modul dan audiovisual)
dari hasil wawancara dengan responden yang telah terkumpul. Editing dalam
bahwa setiap pertanyaan yang terdapat dalam satu kuisioner telah terisi semua
tanpa ada jawaban yang kosong, mengecek masing – masing pertanyaan cukup
jelas atau terbaca, mengecek jawaban relevan dengan pertanyaan dan mengecek
2. Coding
data dilakukan atas pertimbangan peneliti sendiri. Coding yang dilakukan dalam
jawaban menurut item pada kuesioner. Semua data diberikan kode untuk
1) Pemberian kode pada jenis kelamin yaitu kode (1) untuk laki – laki, (2) untuk
perempuan.
2) Pemberian kode untuk umur dari 16 – 45 tahun, kode (1) umur 16 – 20 tahun,
3) Pemberian kode untuk status pekerjaan kode (0) Tidak Bekerja, kode (1)
PNS/TNI/Polri, kode (2) Pegawai Swasta, kode (3) Wiraswasta, kode (4)
Pensiunan, kode (5) Petani, kode (6) Mengurus rumah tangga, kode (7)
3. Entry
Menurut Nursalam (2016), Entry data yaitu kegiatan memasukkan data yang
telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database computer dalam bentuk
Ms. Exel, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga
dengan membuat tabel kontingensi. Entry pada penelitian ini memasukkan data
yang telah diberikan kode dan dipindahkan ke computer dengan program SPSS
untuk dianalisis.
4. Cleaning
Menurut Nursalam (2016), tahapan ini data sudah di entry dicocokkan dan
diperiksa kembali dengan data yang didapatkan pada lembar kuesioner. Bila ada
5. Tabulasi
data tingkat pengetahuan pre – test dan data tingkat pengetahuan post – test sudah
diberi nilai masukkan ke dalam tabel. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pada waktu melakukan pengolahan data. Tabulasi dalam penelitian ini dilakukan
memasukkan data ke dalam tabel yang telah ditentukan nilai atau kategori secara
tepat dan tepat. Selanjutnya data yang diperoleh diolah dan dilakukan analisis
statistik.
Analisa data adalah proses penting untuk mencapai tujuan utama penelitian
pengolahan data yang mendeskripsikan serta merangkum data ilmiah dalam bentuk
tabel atau grafik. Data yang disampaikan berupa frekuensi, proporsi serta rasio,
ukuran tendensi sentral (rata-rata yang dihitung, median, modus) dan ukuran
variasi (simpangan baku, variansi, rentang serta kuartil). Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan secara uni variat (deskriptif statistic) yang meliputi tingkat
stres dan mekanisme koping pada mahasiswa dalam melaksanakan kuliah metode
daring.
yang akan menjadi keputusannya dalam penelitian. Apakah orang tersebut akan
mengikuti atau tidak mengikuti penelitiannya (Adiputra, 2021). Dalam penelitian ini
tujuan serta manfaat penelitian ini dan memberikan kesempatan kepada responden
untuk bertanya agar memahami segala aspek yang dilakukan dalam penelitian ini.
manusia, tanpa mencelakai atau melukainya. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban
untuk menolong orang lain, yang dilakukan dengan mengusahakan memberikan efek
yang optimal dengan mengurangi kerugian (Adiputra, 2021). Oleh karena itu,
melakukan penelitian harus dapat mencegah rasa sakit, cidera, stres maupun
kematian pada subjek penelitian. Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini akan
yang berguna, maka hendaknya jangan membebani orang lain. Prinsip ini bertujuan
supaya responden tidak hanya diperlakukan sebagai fasilitas dan sarana, tetapi harus
2021). Peneliti tidak melakukan perbuatan yang dapat memperburuk responden dan
memilih cara yang paling kecil resikonya bagi responden. Resiko fisik, psikologis
memperlakukan seseorang secara benar dan layak untuk mendapatkan haknya dan
tidak membebani dengan perihal yang bukan tanggung jawab serta kewajibannya.
dan efek yang didapatkan oleh responden dalam keterlibatannya di penelitian ini
umur serta jenis kelamin, status ekonomi, budaya dan lain sebagainya.
Lingkungan dalam tempat penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi
DAFTAR PUSTAKA
dalam-gangguan-jiwa
BPS. (2019). Katalog: 4104001. Statistik Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia 2019,
https://doi.org/10.46807/aspirasi.v11i1.1589
https://doi.org/10.22435/kespro.v9i1.892.69-78
https://doi.org/10.15575/psy.v4i2.1756
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
Keperawatan-Gerontik-Komprehensif.pdf
Bulan
No Kegiatan Desember 2021 Januari 2022 Februari 2022 Maret 2022 April 2022 Mei 2022
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
b Menyusun Proposal
c Konsultasi proposal
d Ujian proposal
e Perbaikan proposal
2 Tahap Pelaksanaan
c Pengolahan data
d Analisa data
3 Tahap Akhir
a Penyusunan Skripsi
A. Persiapan
B. Pelaksanaan
C. Tahap Akhir
Dengan Hormat,
Atas perhatian dan kesediaan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.
Denpasar,…..Maret 2021
Peneliti
NIM: 18.321.2852
Lampiran 4
NIM :18.321.2852
Saya telah mendapatkan penjelasan dengan baik mengenai persetujuan dan manfaat
Being) Pada Lansia Di Lingkungan Pacung,Bitera”. Saya mengerti bahwa saya akan
diminta kesediaannya untuk menjadi responden. Saya mengerti resiko yang akan terjadi dalam
penelitian ini tidak ada dan saya berhak menolak untuk berperan serta dalam penelitian ini atau
mengundurkan diri dalam penelitian setiap saat tanpa adanya sanksi atau kehilangan hak-hak saya.
Saya telah diberikan kesempatan bertanya mengenai penelitian ini atau mengenai peran
saya dalam penelitian ini dan telah dijawab serta dijelaskan secara baik. Saya secara sukarela dan
sadar bersedia berperan serta dalam penelitian ini dengan menandatangani surat persetujuan
menjadi responden.
Responden
Peneliti
( )
Ni Putu Ari Adnyani
NIM: 18.321.2852
Lampiran 5
KUISIONER SRQ
Lampiran 6
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI ENUMERATOR
Kepada Yth.
Saudara/i………………………………………….
Di
Tempat
Dengan hormat,
NIM : 18.321.2852
Adalah mahasiswa STIKes Wira Medika Bali jurusan Keperawatan Program Sarjana, akan
mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Kesejahteraan Psikologis (Psychological
Well Being) Pada Lansia Di Lingkungan Pacung,Bitera”. dengan maksud tersebut, saya
meminta kesediaan saudara/i untuk berpartisipasi dalam proses penelitian ini. Tidak ada
paksaan dalam hal ini, namun jika saudara/i bersedia, mohon menandatangani pernyataan
persetujuan menjadi pendamping
Atas perhatian dan kesediaan saudara/i saya ucapkan terima kasih.
Denpasar,…..Maret 2022
Peneliti
Nama : …………………………………………..
Umur : …………………………………………..
Alamat : …………………………………………..
Setelah mendapat penjelasan, dengan ini bersedia dan berperan serta dalam penelitian
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat
( )