Oleh:
RE-1B / 4.34.22.1.21
2022/2023
KOMPETENSI DASAR
1. Dapat menggunakan multimeter untuk melakukan pengukuran tegangan arus searah/ direct current
(DC) dengan baik sesuai dengan standar prosedur operasi
2. Dapat merangkai rangkaian seri, paralel, dan seri paralel
3. Dapat mengukur besarnya tegangan dalam rangkaian seri, paralel, dan seri paralel
4. Dapat menghitung besarnta tegangan rangkaian seri, paralel, dan seri parallel
DASAR TEORI
Salah satu fungus multimeter adalah untuk mengukur tegangan, baik tegangan arus searah/ direct
current (DC) maupun tegangan arus bolak balik/ alternating current (AC). Tegangan listrik adalah tegangan
yang bekerja pada elemen atau komponen dari satu terminal ke terminal lainnya yang dapat menggerakkan
listrik.
“Besar kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda
potensial antar ujung-ujung penghantar, asalkan suhu tetap” hukum ohm menggambarkan bagaimana arus,
tegangan, dan tahanan berhubungan. George ohm menentukan secata eksperimental bahwa jika tegangan
yang melewati sebuah tahanan bertambah nilainya, maka arusnya juga bertambah. Hukum ohm dapat ditulis
dengan rumus :
V=I.R
Keterangan :
V : tegangan
I : kuat arus
R : tahanan
Hukum ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahanan seri yaitu tahanan dihubungkan ujung
tahanan yang ada pada rangkaian ke ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada
rangkaian seri dengan tahanan lebih dari satu, diperlukan jumlah nilai tahanan tersebut. Setelah diketahui
arus dan tahanan, dapat diketahui besar tegangan dari hasil kali Antara kuat arus dan tahanan total.
GAMBAR RANGKAIAN
LANGKAH KERJA
1. Siapkanlah semua alat dan komponen yang dibutuhkan
2. Aturlah power supply dengan tegangan 5 volt dan arus 0 ampere
3. Ukurlah power supply dengan multimeter agar tegangan akurat sebesar 5 volt
4. Rangkailah resistor dan kabel di atas project board sesuai dengan gambar rangkaian
5. Sambungkanlah power supply ke project board agar mengalir tegangan
6. Ukurlah nilai tegangan menggunakan multimeter
7. Catatlah hasil pengukuran sesuai tabel yang tersedia
8. Kembalikanlah alat dan komonen percobaan ke tempat penyimpanan
HASIL PERCOBAAN
5
I = 1470 = 0,0034 A
V1 = I . R1
V1 = 0,0034 . 1000 = 3,4 v
V2 = I . R2
V2 = 0,0025. 470 = 1,39 v
3. Seri 470 Ω 330 Ω I=
5 2,945 v 2,070 v
(470+330)
5
I = 800 = 0,0062 A
V1 = I . R1
V1 = 0,0062 . 470 = 2,93 v
V2 = I . R2
V2 = 0,0062. 470 = 2,06 v
Tabel 2.4
V1 = I . R1
V1 = 0,0027 . 1000 = 2,7 v
V2 = I . R2
V2 = 0,0027. 470 = 1,3 v
V3 = I . R3
V3 = 0,0027 . 330 = 0,91 v
V4 = I . R4
V4 = 0,0027. 1470 = 4,08 v
V5 = I . R5
V5 = 0,0027. 800 = 2,22 v
2. Seri 330 Ω 220 Ω 100 Ω I=
5 2,94 v 1,70 v 0,77 v 2,54 v 2,41 v
(330+220+100)
5
I = 650 = 0,0076 A
V1 = I . R1
V1 = 0,0076 . 330 = 2,53 v
V2 = I . R2
V2 = 0,0076. 220 = 1,69 v
V3 = I . R3
V3 = 0,0076 . 100 = 0,76 v
V4 = I . R4
V4 = 0,0076. 550 = 4,23 v
V5 = I . R5
V5 = 0,0076. 320 = 2,46 v
3. Seri 100 Ω 150 Ω 220 Ω 5
I = (100+150+220) 1,05 v 1,59 v 2,35 v 2,66 v 2,35 v
5
I = 470 = 0,0106 A
V1 = I . R1
V1 = 0,0106 . 100 = 1,06 v
V2 = I . R2
V2 = 0,0106 . 150 = 1,59 v
V3 = I . R3
V3 = 0,0106 . 220 = 2,34 v
V4 = I . R4
V4 = 0,0106. 250 = 2,65 v
V5 = I . R5
V5 = 0,0106. 370 = 2,87 v
Tabel 2.5
V1 = I . R1
V1 = 0,012 . 330 = 4,1 v
V2 = I . Rp
V2 = 0,012 . 68,75 = 0,86 v
V3 = V2
V3 = 0,86 v
3. Seri- 100 Ω 150 Ω 200 Ω Rt = 100 +(
1
+
1
) 2,65 v 2,36 v 2,36 v
150 200
paralel
Rt = 100 + 89,8 = 189,8 Ω
5
I = 189,8 = 0,026 A
V1 = I . R1
V1 = 0,026 . 100 = 2,6 v
V2 = I . Rp
V2 = 0,026 . 89,8 = 2,37 v
V3 = V2
V3 = 2,37 v
Tabel 2.7
V1 = I . Rp1
V1 = 0,011 . 391,7 = 3,5 v
V2 = V1
V2 = 3,5 v
V3 = I . Rp2
V3 = 0,011 . 132 = 1,4 v
V4 = V3
V4 = 1,4 v
2. Seri-paralel 330 Ω 220 Ω 100 Ω 470 Ω 1 1 1 1
Rt = (330 + 220 ) +( 100 + 470 ) 3,8 v 3,8 v 1,6 v 1,6 v
V1 = I . Rp1
V1 = 0,023 . 132 = 3,07 v
V2 = V1
V2 = 3,07 v
V3 = I . Rp2
V3 = 0,023 . 82,4 = 1,9 v
V4 = V3
V4 = 1,9 v
3. Seri-paralel 100 Ω 150 Ω 220 Ω 470 Ω 1 1 1 1
Rt = (100 + 150 ) +( 220 + 470 ) 1,5 v 1,5 v 3,4 v 3,4 v
Rt = 60 + 149,8 = 209,8 Ω
5
I = 209,8 = 0,023 A
V1 = I . Rp1
V1 = 0,023 . 60 = 1,42 v
V2 = V1
V2 = 1,42 v
V3 = I . Rp2
V3 = 0,023 . 149,8 = 3,57 v
V4 = V3
V4 = 3,57 v
Tabel 2.8
No Jenis R1 R2 R3 Perhitungan Pengukuran
Rangkaian V1 V2 V3
1. Seri- 1k Ω 470 Ω 330 Ω Rp = R1 + R2 3,41 v 1,5 v 5v
paralel Rp = 1k + 470 = 1470 Ω
𝑉𝑡
I = 𝑅𝑡
5
I= = 0,0034 A
1470
V1 = I . R1
V1 = 0,0034 . 1k = 3,4 v
V2 = I . R2
V2 = 0,0034 . 470 = 1,59 v
V3 = Vt
V3 = 5 v
2. Seri- 330 Ω 220 Ω 100 Ω Rp = 330 + 220 = 550 Ω 3,82 v 1,16 v 5v
paralel 5
I= = 0,009 A
550
V1 = I . R1
V1 = 0,009 . 330 = 3 v
V2 = I . R2
V2 = 0,009 . 220 = 2 v
V3 = Vt
V3 = 5 v
3. Seri- 100 Ω 150 Ω 220 Ω Rp = 100 + 150 = 250 Ω 1,5 v 3,5 v 5v
paralel 5
I= = 0,02 A
250
V1 = I . R1
V1 = 0,02 . 100 = 2 v
V2 = I . R2
V2 = 0,02 . 150 = 3 v
V3 = Vt
V3 = 5 v
Tabel 2.9
ANALISIS
Menghitung tegangan di rangkaian seri dan paralel terdapat perbedaan, dalam rangkaian seri,
besarnya kuat arus selalu sama di sepanjang rangkaian sehingga diperoleh rumus, Itotal = I1 = I2 = I3 = . .
. . = In, sedangkan dalam rangkaian paralel besarnya tegangan selalu sama di sepanjang rangkaian hingga
diperoleh rrumus Vtotal = V1 = V2 = V3 = . . . . = Vn
Nilai tegangan Antara perhitungan dan pengkuran cenderung memiliki perbedaan yang sedikit, hal
ini diakibatkan oleh faktor pengukuran yang terganggu oleh lingkungan sekitar.
KESIMPULAN
Rangkaian listrik terdiri dari dua macam yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel, rangkaian seri
memiliki nilai yang sama pada bagian arusnya, rangkaian paralel memiliki nilai yang sama pada
tegangannyya. Pengukuran tegangan dapat dilakukan dengan multimeter, tegangan dapat dialirkan
meggunakan power supply