PEPLAU
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
Disusun oleh :
Irma Khoerunisa
Santi Pusmayanti A
Sinta Oktapianti
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis senantiasa panjatkan kehadirat Allah SWT. karena telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
menurut Peplau" tepat waktu. Tidak lupa sholawat serta salam tercurahkan bagi Baginda
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
dosen mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
memerlukan penyempurnaan terutama pada bagian isi. Oleh karena itu apabila ada saran atau
kritik yang bersifat membangun akan di terima. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGATAR...........................................................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar
manusia mulai dari bilogis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan kebutuhan tersebut
professional yaitu bentuk pelayanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika
salah satunya adalah Hildegard E. Peplau. Model konsep dan teori keperawatan oleh
Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain
yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral
yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit sumber kesulitan dan
setiap praktik keperawatan, diperlukan berbagai teori yang digunakan untuk menjalankan
tugas keperawatan. Pada makalah ini, akan dibahas model dan konsep teori keperawatan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang
model konsep dan teori keperawatan menurut peplau, selain itu dengan adanya makalah
ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum dari makalah ini untuk mengetahui riwayat dan teori yang dikemukakan
2. Tujuan khusus dari makalah ini untuk mengetahui tentang aplikasi teori yang
D. Manfaat
1. Agar memahami riwayat dan teori yang di kemukakan oleh Hildegard E. Peplau
2
BAB II
PEMBAHASAN
karena bertujuan memahami suatu perilaku untuk membantu orang lain mengidentifikasi
kesulitan yang dimilikinya dan untuk mengaplikasikan prinsip – prinsip human relation
dalam menyelesaikan masalah yang dibangun dari semua tingkat pengalaman (Tomey &
Alligood, 1998).
Menurut Peplau, keperawatan adalah terapeutik karena hal ini mengandung suatu seni
interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama. Dalam keperawatan
tujuan bersama ini akan mendorong kearah proses terapeutik dimana perawat dan pasien
saling menghormati satu dengan yang lain sebagai individu, kedua-duanya mereka belajar
dan berkembang sebagai hasil dari interaksi. Belajar menempatkan diri saat individu
mendapat stimulus dalam lingkungan dan berkembang penuh sebagai reaksi kepada
Untuk mencapai tujuan ini atau tujuan-tujuan yang lain di capai melalui penggunaan
serangkaian langkah-langkah dan pola yang pasti. Saat hubungan perawat dan pasien
berkembang pada pola terapeutik ini, ada cara yang fleksibel dimana fungsi perawat dalam
berpraktek – dengan membuat penilaian – dengan keahlian yang didapatkan melalui ilmu
(George, 1995).
3
Ketika perawat dan pasien mengidentifikasi satu masalah pertama kalinya, mereka
mulai menyusun tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Masing – masing
pendekatan yang gunakan sebagai tindakan nantinya, tergantung dari perbedaan latar-
belakang dan keunikan individu. Setiap individu dapat pandang sebagai satu struktur yang
Perawat dan pasien mempelajari persepsi yang unik tersebut dari perbedaan
persepsi dan perbedaan persepsi inilah sangat penting dalam proses interpersonal. Sebagai
stress-krisis dan pengembangan teori, yang akan memberikan arahan pada pemahaman
yang lebi tentang peran perawat professional pada proses terapeutik. Sebagai perawat dan
pasien yang berhubungan terus harus mengerti peran masing-masing dan faktor – faktor
yang mempengaruhi masalah. Dari pemahaman tersebut, perawat dan pasien berkolaborasi
serta sharing sesuai tujuan yang ingin dicapai hingga masalah dapat teratasi (George,
1995).
Selama perawat dan klien bekerja sama, mereka akan memiliki banyak pengetahuan
sebagai “ maturing force and an educative instrument”. Dia percaya bahwa keperawatan
adalah hasil pengalaman belajar mengenai diri sendiri sebaik individu lainnya yang terlibat
dalam hubungan interpersonal. Konsep ini didukung oleh Genevieve Burton penulis lain
tentang keperawatan (1950) mengatakan bahwa “ tingkah laku orang lain harus
dimengerti agar dapat mengerti diri sendiri secara jelas”. Seseorang yang sadar dengan
4
perasaannya sendiri, persepsinya sendiri serta tindakannya sendiri, akan lebih sadar
professional antara perawat dan pasien. Selama perawat bekerja sama dengan pasien untuk
menyelesaikan masalah disetiap kehidupan, maka praktek perawat tersebut akan menjadi
interpersonal (George,1995).
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan
1. Pasien
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal
ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja,
pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase
proses interpersonal.
5
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi
dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model
peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung
4. Proses interpersonal
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan pasien ini menggambarkan
metode transpormasi energi atau ansietas pasien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase.
yaitu: (1) orientasi, (2) identifikasi, (3) eksploitasi, (4) resolusi (pemecahan masalah).
Setiap tahap saling melengkapi dan berhubungan sebagai satu proses untuk
penyelesaian masalah.
a. Orientasi
Pada fase awal, orientasi perawat dan klien bertindak sebagai dua individu yang
belum mengenal. Selama fase orientasi, klien merupakan seseorang yang memerlukan
bantuan professional dan perawat berperan membantu klien mengenali dan memahami
Namun kebutuhan ini tidak dapat dengan mudah diidentifikasi atau dipahami oleh
individu-individu yang terlibat. Ini sangat penting bahwa perawat bekerja sama dengan
pasien dan keluarga dalam menganalisis situasi sehingga mereka bersama-sama dapat
Dengan saling menjelaskan dan mendefinisikan masalah dalam fase orientasi, pasien
dapat mengarahkan energi yang terakumulasi dari kecemasan kebutuhan yang tidak
6
terpenuhi untuk lebih konstruktif berhadapan dengan masalah yang diajukan.
Saat pasien dan keluarga berbicara dengan perawat keputusan bersama perlu dibuat
Perawat sebagai narasumber, dapat bekerja dengan pasien dan keluarga. Sebagai
alternatif perawat membuat kesepakatan bersama dari semua pihak yang terlibat lihat
keluarga sebagai sumber lain seperti psikolog, psikiater, atau pekerja sosial. Pada
tahap orientasi perawat, pasien, dan keluarga merencanakan apa jenis layanan yang
dibutuhkan.
Fase orientasi secara langsung dipengaruhi oleh sikap pasien dan perawat tentang
memberi atau menerima bantuan. Oleh karena itu, dalam tahap awal perawat perlu
menyadari reaksi diri kepada pasien. Perawatan adalah proses interpersonal, baik
pasien dan perawat memiliki bagian yang sama penting dalam interaksi terapeutik.
Hal ini dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan terkait dengan kebutuhan
yang dirasakan dan rasa takut yang tidak diketahui. Penurunan ketegangan dan
kecemasan mencegah masalah lain yang timbul sebagai akibat dari depresi. Situasi
mengenali dan mulai bekerja melalui apa yang dirasakan terkait dengan penyebab
penyakitnya.
adanya serta menumbuhkan rasa saling percaya sehingga keduannya siap untuk
7
Walaupun banyak klien memiliki pengalaman sebelumnya di sistem
kesehatan jiwa, penting bagi perawat untuk sekali lagi menjelaskan tanggung
jawab perawat dan klien. Tangung jawab ini pada awalnya harus disepakati dalam
kontrak informal atau verbal. Apabila kontrak tertulis diperlukan klien dimasa
lalu atau jika klien lupa kontrak verbal yang telah disepakati, kontrak tertulis
dalam terapi dan dapat memiliki akses informasi klinis jika ada. Idealnya,
individu yang dekat dengan klien dan bertangung jawab untuk perawatan klien
yang dilibatkan. Akan tetapi, klien memutuskan siapa yang akan dilibatkan, agar
Informasi tentang siapa yang memiliki akses ke data pengkajian klien dan
evaluasi kemajuan klien harus disampaikan kepada klien dengan jelas. Klien
harus diberitahu bahwa tim kesehatan jiwa saling berbagi informasi yang tepat
untuk memberi perawatan yang konsisten dan anggota keluarga dapat diberitahu
b. Identifikasi
Pada fase ini klien memberikan respon atau mengidentifikasi persoalan yang
dihadapi bersama orang yang dianggap memahami masalahnya. Respon setiap klien
8
berbeda satu sama lain. Disini perawat melakukan eksploitasi perasaan dan membantu
ulang masalahnya dan menguatkan kekuatan positif pada pribadi klien serta memberi
Selama fase identifikasi, klien diharapkan mulai memiliki perasaan terlibat dan
mulai memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah dengan mengurangi rasa tidak
berdaya dan putus asa. Upaya ini akan membuat sikap positif kepada diri klien guna
Bagian pengalaman dari klien dan perawat akan memiliki titik tengah apa harapan
mereka selama proses interpersonal. Seperti disebutkan dalam fase orientasi, sikap awal
dari pasien dan perawat sangat penting dalam membangun hubungan kerja untuk
mengidentifikasi masalah dan memutuskan bantuan yang tepat. Persepsi dan harapan
klien dan perawat dalam fase identifikasi lebih kompleks dari pada fase sebelumnya.
c. Eksploitasi
Pada fase ini, perawat memberi layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan klien.
Disini, masing-masing pihak mulai merasa menjadi bagian integral dari proses
interpersonal. Selama fase eksploitasi klien mengambil secara penuh nilai yang
ditawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan (Asmadi, 2005). Fase ini merupakan
inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien
dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
Prinsip tidakan pada fase ini adalah eksploitasi atau menggali, memahami keadaan
klien, dan mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien untuk menggali
dan mengungkapkan perasaan, emosi, pikiran serta sikapnya tanpa paksaan dan
9
pada potensi, dan penyesuaian menuju kemandirian dan kemerdekaan. Pasien-pasien ini
Mereka berjuang untuk mencapai pola atau arah hidup mereka kepada kesehatan.
Hal ini dicapai dengan menjadi produktif, dengan percaya dan tergantung pada
tantangan. Klien mungkin dalam peran dependen sementara kebutuhan simultan untuk
psikologis ini. Klien akan terombang-ambing dan akan muncul perasaan bingung dan
kemandirian, perawat harus terlibat dengan perilaku tertentu untuk menangani masalah
inkonsistensi komposit.
Pada fase ini, perawat juga dituntut menguasai keterampilan berkomunikasi secara
terapeutik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fase eksploitasi merupakan fase
pemberian bantuan kepada klien sebagai langkah pemecahan masalah. Jika fase ini
berhasil, proses interpersonal akan berlanjut ke fase akhir, yaitu fase resolusi.
1) Mempertahankan hubungan
2) Mengumpulkan lebih banyak data
3) Mengekspoitasi persepsi realitas
4) Mengembangkan mekanisme koping positif
5) Meningkatkan persepsi diri positif
6) Mendorong verbalisasi perasaaan
7) Memfasilitasi perubahan perilaku
8) Mengatasi resistens
9) Mengevaluasi kemajuan dan mendefinisikan kembali tujuan jika tepat
10) Memberi kesempatan klien untuk mempraktikkan perilaku baru
11) Meningkatkan kemandirian (Sheila L Videbeck, 2008).
10
d. Resolusi
Pada fase resolusi, tujuan bersama antara perawat dan klien sudah sampai pada
tahap akhir dan keduanya siap mengakhiri hubungan terapeutik yang selama ini terjalin.
Fase resolusi terkadang menjadi fase yang sulit bagi kedua belah pihak sebab disini
dapat terjadi peningkatan kecemasan dan ketegangan jika ada hal-hal yang belum
terselesaikan pada masing-masing fase. Indikator keberhasilan untuk fase ini adalah
jika klien sudah mampu mandiri dan lepas dari bantuan perawat. Selanjutnya, baik
perawat maupun klien akan menjadi individu yang matang dan lebih berpengalaman
(Asmadi, 2005).
b. Teori Peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan
kebutuhannya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif.
Hildegard E. Peplau yang menghasilkan hubungan Antara perawat dank lien. Peplau
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
http://febyanadwicahyanti.blogspot.com/2014/03/teori-keperawatan-hildegard-e-
peplau_8.html?m=1#:~:text=Teori%20Peplau%20merupakan%20teori%20yang.kebutuhan
%20yang%20baru%20mungkin%20muncul
https://aindriblog.wordpress.com/2012/11/25/teori-dan-konsep-keperawatan-menurut-
hildegard-e-peplau/amp/#aoh=160116053413822&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2013/05/konsep-model-hildegard-peplau.html?m=1
13