Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN KERJA

KESEHATAN IBU DAN ANAK


dan
KELUARGA BERENCANA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS KESEHATAN KOTA
UPTD PUSKESMAS TANAH KALI KEDINDING

21
KATA PENGANTAR

Pusat Kesehatan masyarakat atau (Puskesmas) merupakan Pusat


pengembangan, pembinaan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang sekaligus
merupakan pos terdepan dalam pembangunan Kesehatan Masyarakat. Untuk maksud
tersebut Puskesmas berfungsi melaksanakan tugs tekhnis dan administratif.

Agar Puskesmas dapat melaksanakan tugas dengan baik dan seragam maka
dibuat Buku pedoman KIA-KB Puskesmas Tanah Kalikedinding yang dapat digunakan
oleh semua Petugas di Puskesmas. Karena itu, keberadaan Buku Pedoman ini
hendaknya diletakkan ditempat yang mudah dijangkau agar setiap saat dapat dipelajari
oleh seluruh staf.

Dengan selesainya penyusunan pedoman kerja KIA-KB maka diharapkan dapat


meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas, ketrampilan, pengetahuan serta gairah
kerja dari Petugas Puskesmas, sesuai dengan perkembangan kebijaksanaan terakhir
saat ini.

Surabaya, Januari 2016

Kepala Puskesmas

Drg. Rias Ari Mukti,M.Kes

NIP. 19571025 198403 2 002

21
DAFTAR ISi

Halaman

Kata Pengantar ...........................................................................................................

Daftar Isi ...................................................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan .................................................................................................... 4

1.1 Latar belakang ........................................................................................... 4

1.2 Pengertian .................................................................................................. 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5

BAB II RUANG LINGKUP

A Kesehatan Ibu Dan Anak .........................................................................

Petunjuk Pemeliharaan Ibu Hamil ...........................................................

Penjelasan Teknis Pemberian Pelayanan Antenal .................................

Resiko Kehamilan .....................................................................................

Patologi Kehamilan ...................................................................................

B Keluarga Berencana ......................................................................................

Perencanaan Program KB ........................................................................

Sasaran dan Kesempatan melakukan KB ...............................................

Manfaat Kesehatan Keluarga Berencana ................................................

Pola Perencanaan Keluarga ...............................................................

BAB III TATA LAKSANA PELAYANAN

A Jenis kegiatan Playanan KIA DAN KB.......................................................

B . Manajemen Resiko Playanan KIA dan KB ...............................................

C . Peran Lintas Program dan Lintas Sektor................

BAB IV DOKUMENTASI

A .Pencatatan......................................................................................................

B . Pelaporan......................................................................................................

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan
diantara Ibu, Bayi dan anak adalah memberikan Pemeliharaan dalam waktu hamil yang
cukup baik dimulai sedini mungkin.

Penurunan angka kematian Ibu maternal, bayi dan anak balita serta penurunan
angka kelahiran merupakan sasaran prioritas dalam pembangunan dibidang kesehatan.

Tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan manusia indonesia


seutuhnya, yaitu manusia yang sehat fisik, mental dan sosial, sehingga tercapai
kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945. Keberhasilan
pembangunan, baik pembangunan fisik maupun ekonomi pada hakekatnya bergantung
pada unsur manusianya. Perkembangan penduduk yang tinggi dapat menghambat
pertumbuhan hasil pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Oleh
karenanya, penegendalian pertumbuhan jumlah penduduk melalui Program Keluarga
berencana menjadi penting adanya. Keberhasilan KB akan berpengaruh secara timbal
balik dengan penurunan angka kematian bayi, angka kematian anak balita, dan angka
kematian Ibu maternal. Dengan demikian Program KB akan meningkatkan pula taraf
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ini berrati diperluakan peningkatan program
KB, terutama melalui upaya pelestarian pemakaian alat kontraspsi efektif terpilih dan
diikuti dengan pengayoman medis bagi peserta/ akseptor KB yang memerlukan.

1.2 PENGERTIAN

a. Upaya kesehatan ibu dan anak


adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Dalam penertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan
kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah ketrampilan para
dukun bayi, serta pembinaan kesehatan anak di taman kanak-kanak.

b. Keluarga berencana
Adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu
yang diinginkan. Jarak antar kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya
dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki. Untuk
membina kesehatan keluarga sebaik-baiknya.

21
1.2 TUJUAN

a. Tujuan Umum

1) Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju NKKBS serta menigkatnya derajat kesehatan anak
untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2) Meningkatnya kesejahteraan Ibu dan anak serta keluarga dalam rangka
mewujudkan Kelurga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang menjadi
dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia, guna menyongsong tinggal landas
pembangunan pada repelita6 mendatang.

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam


mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban 10
keluarga, penyelenggaraan Posyandu dan sebagainya.
2) Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan
karang balita serta di sekolah TK.
3) Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
4) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibu meneteki, bayi dan anak balita.
5) Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.
6) Meningkatnya kesadaran Masyarkat-keluarga dalam penggunaan alat
kontrasepsi.
7) menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
8) Meningkatnya kesehatan masyarakat/keluarga dengan cara penjarangan
kelahiran.

21
BAB II

KESEHATAN IBU DAN ANAK

Salah satu unsur yang pentig untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan
di antara ibu, bayi dan anak adalah memberikan pemeliharaan dalam waktu hamil yang
cukup baik dan dimulai sedini mungkin.

Penurunan angka kematian Ibu matermal, bayi dan anak balita serta penurunan
angka kelahiran merupakan sasaran prioritas dalam pembangunan di bidang
kesehatan.

PETUNJUK PEMELIHARAAN IBU HAMIL

Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan kematian dan kesakitan di
antara ibu dan bayi adalah memberi cukup pemeliharaan dalam waktu hamil, dan
dimulai sedini mungkin. Semua ibu harus dianjurkan, agar bila mereka hamil
memeriksakan diri di Puskesmas sedini mungkin, hal ini dilakukan dengan cara
kunjungan rumah oleh petugas Puskesmas dan dukun, serta dengan memberi
pendidikan kesehatan kepada para pemimpin desa dan masyarakat.

a. STANDART PELAYANAN ANTENATAL

1) Kunjungan Pertama

a) Anamnesa

(1) Identitas :
Nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan ibu.
(2) Riwayat :
(a) Kehamilan dan persalinan terdahulu :
 Kehamilan keberapa
 Yang menolong, cara persalinan, berat bayi, keadaan bayi/
hasil persalinan.
 Komplikasi :
 Perdarahan
 Tekanan darah tinggi
 Infeksi/demam
 Persalinan yang lama
 Partus preterm (prematur)

(b) Kehamilan sekarang :


 Hamil yang keberapa
 Keluhan utama
 Haid yang terakhir dan siklus haid
 Muntah-muntah, pusing, nafsu makan

21
 Nyeri perut
 Oedema

(c) Penyakit yang diderita pada kehamilan sekarang :


 Paru-paru, penyakit hati, jantung, malaria, diabetes, ginjal,
psikosis, epilepsi.

(d) Riwayat Kesehatan keluarga :


 Hipertensi, diabetes, jantung, psikosis, cacat bawaan, gemeli.

b) Pemeriksaan

(1) Umum :
 Kesadaran, tinggi badan, berat badan, postur tubuh, kurus/gemuk,
tensi, nadi pernafasan, demam/tidak, pucat/tidak
 Fisik: muka, mata, mulut/gigi, paru-paru, jantung, payudara, hati,
limpa, abdomen, pelvis, tungkai.

(2) Khusus Kebidanan :


 Luar :
Tinggi fundus uteri, bentuk uterus, pemeriksaan Leopold
(menentukan letak, jumlah, usia dan besar janin), perabaan gerak
janin, pemeriksaan Auskultasi (denyut jantung janin).
 Dalam :
Bila ada indikasi.

(3) Pemeriksaan Laboratorium


 Hb, urine, faeces, dan darah tepi atas Indikasi,golongan darah,HIV.

c) Pemberian Imunisasi TT

d) Pemberian Obat :
Roboransia ,Tab Fe, dan obat-obat Khusus (pusing, emesis, hypertensi,
toxicosis).

e) Perawatan Payudara
- Pakaian jangan terlalu kencang
- Putting susu yang masuk supaya diurut dengan minyak agar dapat
keluar.
f) Penyuluhan :
Gizi, kebersihan, olahraga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari, perawatan
payudara dan ASI, tanda-tanda resiko tinggi, pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB
postpartum.

2) Kunjungan Ulang

21
a) Anamnesa
 Keluhan Utama

b) Pemeriksaan :
 Umum :
Kesadaran, berat badan, tensi, nadi, pernafasan, demam/tidak,
pucat/tidak.
 Khusus Kebidanan Luar :
Tinggi fundus uteri, bentuk uterus, pemeriksaan Leopold,
pemeriksaan auskutasi.
 Dalam :
 Primi gravida hamil 36 minggu untuk menentukan imbang
fetopelvik.
 Bila ada indikasi lain.
 Laboratorium :
 Hb, urine bila ada indikasi.

c) Pemberian Imunisasi TT 4 minggu setelah pemberian TT pertama.

d) Pemberian Obat :
Roboransia ,TabFe, dan obat-obta khusus (pusing, emisis, hypertensi,
tokolisis).

e) Penyuluhan mengenai :
Gizi, perawatan payudara, tanda-tanda resiko tinggi, imunisasi berikutnya
(ibu & anak) pentingnya kunjungan ulang, persalinan oleh tenaga terlatih,
KB postpartum.

2.3 PENJELASAN TEKNIS PEMBERIAN PELAYANAN ANTENATAL

1) Anamnesa :
a) Identitas :
Nama : jelas
Umur : Menentukan resiko kehamilan, bila usia ibu kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun
Pendidikan : makin rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin tinggi.
Pekerjaan : pekerjaan ibu yang berat baik fisik dan tekanan mental
membahayakan kehamilannya.

b) Riwayat Kehamilan dan persalinan terdahulu

(1) Kehamilan terdahulu merupakan informa\si yang penting karena


kondisi yang terdahulu dapat terulang lagi (misalnya : pendarahan,
hipertensi, partus preterm, dsb).
Gravida (G) ialah ibu yang hamil untuk beberapa kali
Para (P) ialah ibu yang pernah melahirkan bayi. Ibu dengan paritas 4
keatas mempunyi resiko.
Abortus (A) ialah ibu yang pernah keguguran. Abortus spontan yang
berulang 3 kali/lebih merupakan resiko.

21
Abortus : perdarahan lewat vagina yang terjadi sebelum usia
kehamilan 20 minggu.

(2) Berat bayi : berat bayi normal ialah 2500-4000 gram.


Berat bayi kurang dari 2500 gram memberikan resiko kematian yang
lebih besar.
Berat bayi lebih dari 4000 gram menimbulkan kesulitan dalam
persalinan (macet, trauma) dan harus diselidiki adanya diabetes
(periksa gula darah dan reduksi).

(3) Penolong : bila ditolong oleh dukun tidak terlatihdan menggunakan alat
tak steril, kemungkinan dapat terjadi infeksi tetanus, sehingga untuk
pertolongan pada persalinan berikutnya dapat meminta ke petugas
kesehatan/dukun terlatih.

(4) Cara persalinan :


 Normal ialah spontan letak belakang kepala aterm.
 Sungsang ialah lahir dengan persentasi bokong/kaki.
 Alat forcep atau vakum kemunginan persalinan yang macet dapat
terulang.
 Seksio : kelahiran dengan operasi seksio kemungkinan terjadi
ruptura uteri kira-kira 1% sehingga dianjurkan untuk melanjutkan
persalinan di rumah sakit.

(5) Keadaan bayi :


 Sehat ialah tidak ada kelainan perkembangan fisik dan mental.
 Sakit/ cacat.
Tuliskan jenis penyakit, cacat/kelainan yang terdahulu harus
dihindari, diketahui secara dini dan diobati.
 Mati : tuliskan sebab kematian : asfiksia, tetanus, gangguan
pernafasan respiratory distres syndrom (RDS), taruma lahir dan
sebagainya.

(6) Kompilkasi
 Perdarahan ante partum ialah perdarahan lewat vagina yang terjadi
sesudah kehamilan 20 minggu.
 Perdarahan post partum ialah perdarahan pasca persalinan lebih
dari 500ml.
 Hipertensi ialah tensi lebih dari 140/90. Hipertensi yang ditemukan
pada Trimester 1 menunjukan kemungkinan penyakit hipertensi
kronik.
Hipertensi yang timbul setelah Trimester 1 merupakan hipertensi
yang timbul dalam kehamilan.
 Infeksi
Perlu dituliskan demam pada persalinan atau nifas, untuk diberikan
penyuluhan sehingga tidak terulan kembali.
 Partus lama/macet ialah persalinan yang lebih dari 18 jam muli dari
kala 1 atau kala 11 lebih dari 2 jam. Partus lama ada hubungannya
dengan resiko kematian bayi.

21
 Partus preterm (prematur) ialah partus pada usia kehamilan kurang
dari 37 minggu; kematian bayi amat tinggi sehingga kita perlu
mencegahnya.

c) Kehamilan sekarang
Keluhan utama ialah, pernyataan pasien mengenai gangguan atau
penyakit yang diderita atau yang menyebabkan ia datang: hal ini penting
dicatat dan dirinci untuk memperkirakan diagnosis yang akan dibuat.

(1) Haid
Tanyakan tanggal (hari pertama haid, bulan dan tahun) dan haid
yang diperoleh/ terakhir. Hal ini perlu untuk menentukan usia
kehamilan saat ini dan taksiran partus. Siklus haid perlu ditanyakan
untuk menentukan usia kehamilan, perkiraan partus. Contoh bila
siklus haid 2 bulan 1x maka taksiran partus mungkin lebih lama.

(2) Taksiran Partus


Tanggal taksiran partus ialah haid terakhir = hari + 7, bulan – 3 + 1
(tahun berikutnya).

(3) Persalinan Terakhir :


Tulislah bulan dan tahun saat persalinan terakhir, hal ini penting
untuk menentukan jarak persalinan terakhir dalam pemeriksaan
persalinan yang akan datang. Bila jaraknya kurang dari 2 tahun maka
meningkatkan resiko ibu dan bayi.

(4) Masalah-masalah penting yang perlu dipertanyakan ialah :


 Nafsu makan kurang. Bila nafsu makan kurang menyebabkan gizi
ibu akan memburuk.
 Muntah. Mungkin gejala kehamilan muda, hyperemesis,
hypertensi.
 Pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu. Gerak janin yang aktif
setelah 20 minggu kehamilan merupakan pertanda janin yang
sehat.
Gerak janin jarang mungkin ada gejala gangguan sirkulasi antara
janin dan ibu (kurang dari 4 gerakan dalam 20 menit)
 Nyeri perut. Nyeri perut perlu diperiksa lebih lanjut, kemungkinan
disebabkan oleh kehamilan oktepik, kista ovarium, apendiksitis
dan lain-lain.
 Oedema. Bila hanya oedema tibia merupakan gejala biasa, tetapi
oedema disertai hypertensi dan proteinuria merupakan pre-
eklampsia.

(5) Penyakit-penyakit yang diderita pada kehamilan sekarang.


 Penyakit-penyakit tersebut dapat mempengaruhi kehamilan atau
bertambah beratnya penyakit. Paru-paru : batuk darah (TBC),
sesak napas (asma, sakit jantung)
 Penyakit hati : Hepatitis, cihosis dan sebagainya.

21
 Malaria. Perlu diperiksa darah tepi.
 Penyakit ginjal : batu saluran kemih, cysititis, pielonefritis.
 Diabetes ialah gula darah nuchter (puasa) lebih dari 110 mg/dl dan
post prandia 2 jam (2jam setelah makan) lebih dari 165 mg/dl.
 Psikosis : gangguan jiwa.
 Epilepsi : ayan.

(6) Riwayat kesehatan keluarga, terutama penyakit yang diderita


keluarga.

(7) Kebiasaan-kebiasaan yang berpengaruh buruk terhadap kehamilan :


 Merokok.
 Minum minuman keras.
 Minum obat-obat penenang, analgetik
 Narkotik, morfin, ganja.

2) Pemeriksaan
a) Umum :

(1) Pucat :
Observasi dari konjungtiva, telapak tangan dan lidah dapat menduga
adanya anemia.

(2) Kesadaran
Composmentis (kesadaran baik) gangguan kesadaran (apatis,
somnolen, sopor, koma).
(3) Tinggi badan. Diukur dalam cm, tanapa sepatu. Tinggi yang kurang
dari 145 cm ada kemungkinan dapat mempengaruhi proses
persalinan CPD (Chepalus Pelvic Disproportion).

(4) Berat badan. Ukur berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai
pakaian yang seringan-ringannya. Berat yang kurang dari 45kg pada
trimester III atau dibawah kurve pada KMS ibu hamill menyatakan ibu
kurus, besar kemungkinan ibu akan melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah. Bila BB ibu jauh diatas kurve pada KMS ibu
hamil, kita mencurigai adanya kemungkinan melahirkan bayi besar
dan menimbulkan kemacetan dalam persalinan.

(5) Bentuk tubuh. Perhatikan cara berdiri dan berjalan. Bila tampak
kelainan tulang belakang dan panggul maupun tugkai kita harus
mencurigai kemungkinan kelainan tulang panggul yang dapat
menyebabkan kesulitan persalinan.

(6) Tensi. Nrmal 110/80 – 140/90. Bila lebih dari 130/90 hati-hati adanya
pre-aklampsia.

(7) Nadi. Normal (60-100/menit). Bila abnormal mungkin ada kelainan


jantung dan paru-paru.

21
(8) Pernafasan. Normal (20-24/menit). Bila abnormal mungkin ada
kelainan paru-paru dan jantung.

(9) Demam. Bila tersa demam dengan perabaan, harap susu diukur
dengan termometer (normal 36-37 derajat celcius) bila suhu lebih
tinggi dari 37 derajat celcius mungkin ada infeksi.

(10)Kuning. Harus kita curigai adanya penyakit hati.

b) Fisik umum

(1) Muka. Inspeksi adanya oedema pada palpebra. Hal ini mungkin
gejala oedema umum. Periksa konjungtiva untuk memperkirakan
adanya anaemia.

(2) Mulut/gigi. Periksa adnya karies, gangrene pulpa, tonsilitis atau


faringitis. Hal tersebut merupakan sumber infeksi.

(3) Paru-paru. Lakukan inpeksi pada waktu bernafas bila bentuk dada
simetris berarti normal. Bila bentuk dada abnormal kemungian adanya
kelainan paru-paru. Bila ada keluhan batuk lebih dari 2 minggu tidak
sembuh dengan pengobatan teratur patut dicurigai adanya kelainan
paru-paru.

(4) Jantung. Inpeksi bila tampak sesak, kemungkinan ada kelainan


jantung yang dapat meningkatkan terjainya resiko yang lebih tinggi
baik bagi ibu maupun bayinya.
(5) Payudara. Inpeksi adany kemerahan (infeksi), benjolan, putting susu
abnormal (tertarik kedalam), palpasi danya benjolan (tumor
mammae).

(6) Hati. Pada perabaan adanya hati yang membesar, mungkin ada
kelainan hati dan merupakan resiko baik bagi ibu maupun bayinya.

(7) Limpa. Bila ada pembesaran limpa disertai demam dan anemia
berarti ada gejala malaria.

(8) Abdomen. Pada kehamilan terjadi pembesaran perut yang normal


karena pembesaran uterus. Bila pembesaran perut itu berlebihan
kemungkinan asetesis, tumor, ileus dan lain-lain, maka perlu
dilakukan palpasi terhadap tumor atau kelainan tersebut.

(9) Tangan dan tungkai. Inspeksi dan palpasi pada tibia dan jari untuk
melihat adanya oedema, bila terjadi oedema pada tempat-tempat
tersebut kemungkinannya adanya pre-eklampsia.

c) Pemeriksaan khusus kebidanan

1) Bagian luar

21
 Tinggi fundus uteri. Hap diukur dengan sentimeter dari fundus ke
simfisis, sesuai dengan umur kehamilan. Bila dibwah kurva normal
mungkin terdapat gangguan pertumbuhan janin; bila jauh diatas
normal munngkin terdapat gemili, hidramnion atau mola.

 Bentuk uterus. Kelainan bentuk uterus terjadi karena tumor


(mioma), kelainan uterus arkuatus, janin lintang, gemili, dsb.

 Pemeriksaan leopold

 Perabaan gerak janin. Setelah 20 minggu kehamilan, gerakaan


janin akatif merupakan pertanda janin sehat.

 Pemeriksaan auskultasi. Gunakan stetoskop laennec. Denyut


jantung janin normal 110-150/menit. Bila ada kelainan denyut
kemungkinan adanya kelainan janin atau placenta.

2) Bagian Dalam

 Inspekulo akan mengetahui adanya : 1) Keputihan (vaginitis,


cervicitis), tumor/ca cervix. 2) bercak putih seperti kepalan susu
(kental) dan gatal dapat dicurigai adanya infeksi jamur kandida
(kandidiasis). Bila ditemukan 3) cairan encer kehijauan dan bercak
merah, dapat dicurigai trichomonas. Bila ditemukan 4) cairaan
kental seperti ingus, kuning dan berbau amis, dapat dicurigai
infeksi hemofilus vaginalis.
 Pelvimetri. Dilakukan oleh bidan/dokter pada usia kehamilan 34-36
minggu pada : 1) primigravida atau 2) multigravida dengan janin
besar dengan usia kehamilan 40 minggu.

d) Pemeriksaan laboratorium

(1) Hb : diperiksa secara sahli/talquist normal 70% atau lebih (atau lebih
dari 11 g %)

(2) Urine : diperiksa bila ada indikasi : oedema, hipertensi, infeksi saluran
kemih (nefritis, cystitis).

(3) Protein abnormal lebih dari positif 2. Infeksi; bila terdapat lekosit lebih
dari 10 lpb; eritrosit lebih dari 3/lpb.

(4) Faeces : diperiksa pada ibu anaemia untuk mengetahui adanya telur
cacing.

(5) Darah tepi : dilakukan untuk pemeriksaan malaria, saat-saat demam.

3) Pemberian Imunisasi TT
Imunisasi TT diberikan 2x; pada kunjungan pertama dan kemudian interval 4
minggu, tanpa pandang usia kehamilan. Bila pernah menerima TT 2x, pada

21
kehamilan terdahulu, maka hanya diberi TT 1x. imunisasi TT bertujun
melindungi bayi dan ibu terhadap penyakit tetanus.

4) Pemberian Obat
a) Fe : tablet besi diberikan pda setiap ibu hamil sampai bayinya la.

b) Obat khusus :

(1) Antiemesis : vitamin B6 atau Dyphenhydranim diberikan bila terdapat


emesis lebih dari 2x/hari.

(2) Anti pusing : carilah penyebab pusing. Bila pusing saja dapat
diberikan Paracetamol. Bila Influenza dapat diberi obat flu.

(3) Antihypertensi : bila terdapat :


Tensi sistole 130-160 ) dianjurkan istirahat
Tensi diastole 85-100 ) berbaring
Bila setelah seminggu tensi tetap tinggi diberikan methyldopa 3 x 125-
500 mg/oral per hari atau nifedipine 3 x 10 mg oral/hari . Bila tensi
tetap tinggi atau lebih dari 160/100 pasien perlu dirujuk ke RS.

(4) Tokolisis ialahobat untuk menghentikan his pada persalinan kurang


bulan, diberikn bila ada indikasi yaitu his tibul lebih dari 3 x kuat/jam
pada usia kehamilan kurang dari 35 minggu dan pembukaan kurang
dari 3cm. obat yang B simpatomimetik (anti-asthma) dapat digunakan
misalnya tablet terbutalin 3x 5 mg, tablet isoxuprin 3 x 20 mg atau
obat ashma lainnya misalnya aminophylin 3 x 300 m per oral. Dengan
pemberian obat-obatan tersebut his menghilang sehingga dapat
dicegah terjadinya partus preterm/prematur sebesar 50%.

5) Penyuluhan
Penyuluhan yang diberikan meliputi :

a) Gizi
Makanan ibu hamil perlu ditambah baik kalori, protein maupun mineral
untuk perkembangan bayi terutama pada trimester 2 dan 3. Jumlah kalori
yang dibutuhkan oleh ibu hamil dengn berat badan 56kg dan aktifitas
sedang ialah 2000 kalori/hari. Jumlah makanan ibu hamil sehari-hari
berpedoman pada menu seimbang yaitu :
(1) Sumber zat tenaga : nasi, kentang, roti, ubi dll.
(2) Sumber zat pembagun : daging, ikan, telur, tempe, tahu.
(3) Sumber zat pengatur :
 Sayuran : daun ubi jalar, bayem dll
 Buah-buahan : pisang, pepaya dsb.
Dari segi praktis, ibu hamil dianjurkan untuk makan satu piring lebih
banyak dari biasanya

b) Kebersihan.

21
Diperlukan kebersihan umum misalnya mandi, sikat gigi secara teratur
minimal 2x sehari. Bila perlu gigi diperiksa untuk mengetahui adanya
suber infeksi seperti karies dentis, hal ini perlu seger diobati.

c) Olah raga.
Seorang ibu hamil dapat melakukan olahraga ringan misalnya : jalan pagi
10 menit, senam ringan 15 menit, berenang 15 menit.

d) Perawatan payudara.
Sejak kehamilan 6 bulan payudara diperhatikan untuk dirawat dalam
mempersiapkan laktasi. Putting yang masuk ke dalam, perlu ditrik keluar
dengan ringan secara teratur tiap hari. Buah dada dari tepi ke tengah
setelah dibubuhi minyak.

e) Pasien harus diberikan pengertian akan keuntungan laktasi


1) Memberi kekebalan pada bayi terhadap penyakit tertentu.
2) Mencegah infeksi
3) Praktis
4) Susu ibu cocok untuk bayi
5) Ekonomis
6) Memberi dukungan emosional dan sosial
7) Mencegah kehamilan dalam 3-4 bulan pertama setelah melahirkan
8) Mengurangi resiko kanker buah dada
Ibu harus segera meneteki bayi setelah lahir dan seterusnya sampai 2
tahun.

f) Keluarga berencana
Seorang ibu harus dberitahukan mengenai penjarangan kehamilan yaitu
harus ebih dari 2 tahun dan hanya mempunyai 2 anak saja. Karen interval
yang terlalu dekat dan jumlah anak yang banyak dapat mempengaruhi
kematian ibu dan bayi. Cara KB yang dianjurkan pada postpartum yaitu
IUD, suntikan, tubektomi, kondom atau pil progestogen (exluton).

g) Pekerjaan dan perilaku sehari-hari


Ibu hamil boleh bekerja ringan misalnya memasak, menyapu dan
sebagainya. Bagi pekerja kantor dapat bekerja sampai 2 minggu sebelum
TPA (tafsiran persalinan akhir). Bagi yang bekerja berat dianjurkan untuk
bekerja ringan saja karena pekerjaan berat dapat menimbulkan partus
preterm (prematur) atau keguguran. Hubungan seks sebaiknya dikurangi
dan sebaiknya menggunakn kondom untuk kebersihan dan menghindari
infeksi. Istirahat cukup dan keluarga dilibatkan.

2.4 RESIKO KEHAMILAN

Faktor resiko ialah setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya


kesakitan dan kematian ibu (matermal) dan bayi. Faktor resiko dibagi 3, yaitu
resiko rendah, sedang dan tinggi.

1) Faktor resiko rendah = keadaan normal


21
2) Faktor resiko sedang
Faktor resiko sedang ialah faktor yang tidak langsung menimbulkan
kematian yaitu :
a) Tinggi badan kurang dari 145cm )
b) Pendidikan ibu rendah )
c) Tingkat sosial ekonomi rendah )
d) Hb kurang dari 8 g % ) perlu pengawasan dan
e) Tensi sistole 130-160 ) perawatan dokter/bidan
Diastole 85-160 ) di Puskesmas
f) Jarak usia anak kurang dari 2 tahun )
g) Anak lebih dari 5 )
h) Primi gravida kurang dari 20 tahun )
i) Primi tua lebih dari 35 tahun )

3) Faktor resiko tinggi


Faktor resiko tinggi merupakan penyebab yang erat kaitannya dengan
kematian ibu atau bayi yaitu :
a) Pendarahan antepartum )
b) Hypertensi lebih dari 160/95 )
c) Pre-eklampsia berat )
d) Eklampsia )
e) Letak lintang pada usia kehamilan lebih )
Dari 38 minggu )
f) Letak sungsang pada primi gravida )
g) Berat janin lebih dari 4 kg ) harus dirujuk ke RS
h) Penyakit jantung )
i) Ketuban pecah dini )
j) Infeksi berat/sepsis )
k) Partus preterm )
l) Gemeli )
m) Riwayat obstetri buruk : HPP, )
Haemorrhagic, Post partum, sectio )
caesarum, dsb. )

2.5 PATOLOGI KEHAMILAN

1) Abortus
Perdarahan dari uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu (janin
beratnya kurang dari 500gr). Abortus imminens ditangani dengan istirahat
berbaring. Abortus incompletus dilakukan kuretase, bila tidak dilakukan
kuretase dapat dilakukan digital, infus NaCI 0,9% dan dirujuk ke RS.
Macam Abortus :
a. Imminens : Keguguran yang mengancam
b. Incipiens : Keguguran yang tidak dapat dielakkan lagi
c. Completus : Keguguran yang lengkap
d. Incompletus : Keguguran yang tidak lengkap
e. Habitualis : Keguguran yang berulang-ulang

21
2) Hemohargic ante-partum (HAP)
Adalah perdarahan dari uterus pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Bila
perdarahan sedikit dan terjadi pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu
dianjurkan istirahat dengan berbaring. Bila perdarahan tidak berhenti, perlu
dirujuk untuk kemungkinan praevia.

3) Pre-eklampsia
Pre-eklampsia ialah kondisi dengan hypertensi, protein uria dan edema.
Pre-eklampsia ringan ; bila tensi130-160/85-100, protein uria 1+dan edema
ditangani dengan istirahat dan berbaring dan kontrol 1 minggu kemudian ..
Pre-eklampsia berat ; tensi 160/100, prtein uria lebih dari 2+, edoma umum,
beri infus mg S04 20% 4 gram bolus IV pelan selama 15 mt kemudian
Mgso4 40% 6 gr dalam 500ml Ringer glukosa , 28 tetes/menit atau MgSo4 10
gr IM Boka Boki. Kemudian rujuk ke rumah sakit.
Obat antihypertensi pada pre-eklampsia berat :
a. Nifedipine (adalat, cardalat) 3-4 x 10 mg or
b. Methyldopa 3 x 125-500 mg/hari

4) Eklampsia
Ialah kondisi kehamilan dengan hipertensi, oedema, protein uri disertai
kejang umum. Pasien diberi anti kejang (dengan pilihan sbb) :
a. MgS04 2 g lv dilanjutkan dengan infus MgS04 6 gr/500ml glukosa 10%
dengan tetesan 28 tetes/menit.
b. Beri 02 lembab 2-4/menit
c. Rujuk ke rumah sakit

5) Letak lintang
Kehamilan lebih dari 36 minggu –, maka segera rujuk ke RS

6) Letak sungsang
Primi gravida
Kehamilan lebih dari 36 minggu- segera rujuk ke RS.

7) Primi gravida
Kehamilan lebih dri 38 minggu kepala belum (tidak) masuk pintu atas panggul
harus konsultasi untuk mencari sebab kelainan.

8) Penyakit jantung dan Penyakit paru-paru


Penyakit jantung dan penyakit paru-paru yang berat perlu dirujuk

9) Ketuban pecah dini


Ialah kondisi ibu hamil dengan ketuban pecah (dalam masa kehamilan).
Dilarang periksa dalam pada kehamilan dengan ketuban pecah. Pasien
dianjurkan istirahat sambil brbaring sampai air ketuban tidak mengalir lagi.
Bila pasien in partu dan kehamilan lebih dari 36 minggu, dapat dilakukan
periksa dalam untuk kemungkinan partus dalam jangka 12 jam.
Bila timbul gejala infeksi misanya demam, air ketuban berbau pasien harus
dirujuk.

10)Sepsis
21
Ialah kondisi ibu hamil dengan suhu lebih dari 39C, pasien diberi infus NaCL
dan ampicillin 4 x 500 mg per oral dan dirujuk ke RS.

11)Preterm
Ialah persalinan terjadi pada usia kurang dari 37 minggu. Pada saat inpartu
dengan usia kehamilan 35 minggu dan pembukaan 3cm, pasien diberi obat
tokolisis dan bila his menghilang pasien tetap dirawat di puskesmas. Setelah
di observasi dan his makin lama makin kuat dalam waktu 3 jam, setelah
pengobatan atau pembukaan lebih dari 3 cm maka sebaiknya dirujuk.

12)Gameli
Ialah kondisi ibu hamil dengan janin kembar pada kehamilan 34-38 minggu
pasien dianjurkan lebih banyak istirahat dengan berbaring.
Pada saat in partu pasien dirujuk ke RS.

13)Riwayat obstetrik buruk


Riwayat obstetrik buruk misalnya hemorhagic post partum (HPP), seksio
caesaria, lahir mati. Pasien dirujuk pada saat kehamilan aterm.

B .KELUARGA BERENCANA

Perencanaan Program Keluarga Berencana


a. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan Petugas Dinas Kesehatan
Kabupaten yang bersangkutan membuat suatu rencana program secara
menyeluruh
b. Petugas Puskesmas hendaknya membicarakan rencana tersebut dengan
pemuka masyarakat dan pemuka-pemuka agama setempat dan membuat jadwal
pelaksanaan rencana tersebut.
c. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan Petugas Dinas Kesehatan
Kabupaten membuat suatu rencana kerja yang terperinci untuk Kegiatan KB,
dengan memperhitungkan hal-hal :
 Fasilitas pelayanan yang ada, baik di Puskesmas maupun disekitarnya
 Sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan
 Penjelasan tentang kegiatan dan cara KB yang akan diberikan
 Macam dan cara Pelayanan yang akan diberikan

Sasaran Dan Kesempatan Melakukan KB


a. Pasangan yang seharusnya diberi Pelayanan KB
 Mereka yang ingin mencegah kehamilan karena alasan pribadi
 Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran
 Keluarga yang menderita penyakit mendadak, yang memiliki anak gizi
buruk, yang tidak memiliki pekerjaan tetap, dsb.
b. Penentuan orang-orang yang memerlukan penerangan dan pelayanan KB
c. Kesempatan untuk memberikan penerangan dan Pelayanan KB
d. Tempat-tempat yang terbaik digunakan untuk memajukan program KB

21
Manfaat Kesehatan Keluarga Berencana
a. Untuk Ibu
 Perbaikan kesehatan badaniah dengan jalan mencegah kehaamilan yang
berulang kali
 Peningkatan kesehatan mental dan emosi
b. Untuk anak yang dilahirkan
 Tumbuh secara wajar dalam kandungan
 Sesudah lahir mendapat pemeliharaan serta asuhan yang cukup dari
ibunya
c. Untuk anak-anak lainnya
 Perkembangan fisiknya yang lebih baik
 Perkembangan mental dan emosi yang leih baik
 Pemberian kesempatan pendidikan yang lebih baik
d. Untuk ayah
 Memperbaiki kesehatan fisiknya karena tuntutan yang begitu berat
 Memperbaiki kesehatan mental dan emosi
e. Untuk seluruh keluarga
1. Meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosi setiap anggota
keluarganya

Kegiatan Pelayanan Keluarga Berencana


Secara garis besar Kegiatan pelayanan meliputi :
1. Komunikasi Informasi dan Edukasi
2. Kesempatan didalam fasilitas pelayanan KB
3. Kesempatan diluar fasilitas pelayanan KB
2. Pelayanan Kontrasepsi
1) Konseling pra dan pasca pelayanan
2) Metode pelayanan kontrasepsi
 Metode sederhana
 Metode efektif
 Metode mantap dengan operasi
3) Fasilitas pelayanan KB
3. Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta KB
4. Pelayanan rujukan KB
5. Pencatatan dan Pelaporan

Pola Perencanaan Keluarga


Untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak
kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua perlu dibuat suatu
perencanaan keluarga menuju Keluarga bahagia dan sejahtera.
Ada 3 masa perencanaan yaitu :
a. Masa menunda kehamilan bagi pasangan usia subur dengan istri usia
dibawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilannya.
b. Masa mengatur kesuburan periode usia istri antara 20-30 tahun. Merupakan
periode usia yang paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang.
c. Masa mengakhiri kesuburan periode usia istri diatas 20 tahun sebaiknya
mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak

21
BAB III

TATA LAKSANA PELAYANANAN

JENIS KEGIATAN PELAYANAN KIA

1. Pemeliharaan kesehatan ibu yang sedang hamil, melahirkan dan menyusui serta
bayi, anak balita dan anak prasekolah.
2. Pemberian nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan protein-kalori dan lain-lain kekurangan, serta bila ada, pemberian
makanan tambahan, vitamin dan mineral (tablet zat besi dan ibu hamil).
3. Pemberian nasihat tentang perkembangan anak dan cara stimulisasinya
(SDIDTK)
4. Imunisasi Tetanus Toxold 2 kali pada ibu hamil dan BCG, Penta valen 3x, Polio
4x, Campak 1x pada bayi.
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan Program
KIA.
6. Pelayanan pemeriksaan IVA dan Cryo terapi.
7. Pelayanan bagi ibu nifas ,Pelayanan MTBM , Pelayan MTBS bagi bayi dan anak
balita untuk macam-macam penyakit ringan.
8. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan,
memberi penerangan dan pendidikan tentang kesehatan, dan untuk
mengadakan pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi Puskesmas dan
meminta agar mereka datang ke Puskesmas lagi.
9. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi.
10. Pelayanan dokter Spesialis Anak .
11. Pelayanan dokter Spesialis Kandungan dan Obstetri dan pemeriksaan USG .

Jenis Kegiatan Pelayanan Keluarga Berencana


Secara garis besar Kegiatan pelayanan meliputi :
3. Komunikasi Informasi dan Edukasi
3. Komunikasi didalam fasilitas pelayanan KB
4. Komunikasi diluar fasilitas pelayanan KB
4. Pelayanan Kontrasepsi
5) Konseling pra dan pasca pelayanan
6) Metode pelayanan kontrasepsi
 Metode sederhana : kondom
 Metode efektif : pil ,suntik , implant , AKDR
7) Fasilitas pelayanan KB
5. Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta KB
6. Pelayanan rujukan KB
7. Pencatatan dan Pelaporan

21
MANAJMN RSIKO PLAYANAN KIA DAN KB

21
BAB IV

DOKUMENTASI

A .PENCATATAN
Pencatatan dilakukan dalam setiap kegiatan pelayanan KIA DAN KB
yang dilaksanakan dengan menggunakan form atau bukti pelaksanaan
masing masing pelayanan KIA dan KB mis buku kohort ,buku buku bantu
Buku pencatatan dapat dipakai sebagai bukti pelaksanan dan sebagai dasar
untuk pembuatan laporan dan evaluasi kegiatan

B. PELAPORAN
Pelaporan setiap kegiatan pelayanan KIA dan KB dilakukan dengan
blanko laporan yang sudah ditetapkan dari Dinas Kshatan yang kemudian
dianalisis dan di evaluasi .Jika ditemukan masalah atau kendala harus
dibuatkan rencana tindak lanjut . Penanggung jawab pelayanan KIA dan KB
akan memonitoring hasil kegiatan pelayanan kepada pelaksana setiap 2
minggu sekali .Penanggung jawab pelayanan akan dimonitoring oleh Kepala
Puskesmas setiap sebulan sekali sehingga setiap bulan akan terlaporkan
setiap kegiatan yang telah dilakukan sampai ke Kepala Pusksmas .

21
BAB V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Upaya kesehatan Ibu & Anak serta kegiatan Keluarga Berencana ialah
upaya di bidang kesehatan yg menyangkut pelayanan & pemeliharaan Keluarga,
pasangan suami istri, ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi & anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA-KB masyarakat dalam
upaya menangani situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan &
persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yanag dibentuk
dari, oleh & untuk masyrakat, dalam pencacatan pemantauan & informasi KIA-KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,
pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan
kesehatan dilingkungan Masyarakat.
Tujuan Program Kesehatan Ibu & anak (KIA) serta Keluarga Berencana
(KB) ialah tercapainya kemampuan hidup sehat lewat peningkatan tingkat kesehatan
yg optimal, bagi ibu & keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya tingkat kesehatan anak untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yg merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman kerja Puskesmas


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

21

Anda mungkin juga menyukai