x Tahun 20XX | xx – xx
Pendahuluan
Sejalan dengan perkembangan jaman dimana teknologi di indonesia dapat mempengaruhi
proses belajar siswa yang biasanya siswa jaman dulu banyak bermain dengan teman teman untuk
berinteraksi individu antar individu, individu antar kelompok, kelompok antar kelompok, maka daripa
itu kita perlu meningkatkan atau mengasih kegiatan atau mewajibkan siswa untuk ikut ekskul l
pramuka, ekskul pramuka dapat menumbuhkan semangat disiplin dan dapat bertangggung jawab
dalam ekstrakulikuler pramuka di pramuka juka tidak hanya belajar baris berbaris tapi juga belajar
untuk bertahan hidup di hutan.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman saat menulis sebuah artikel yang berjudul “Eksrakulikuler
pramukan untuk membentuk karakter disiplin siswa di SMPN 3 Metro” maka penulis perlu
memberikan beberapa penegsan terhadap istilah istilah yang terdadpat dari judul tersebut yaitu sebagai
berikut :
3. SMPN 3 Metro
SMPN 3 Metro adalah suatu lembaga pendidikan /yang mempunyai ekstrakulikuler Pramuka
yang bertempat JL. Alamsyah Ratu Perwiranegara No. 1, metro, Kec. Metro Pusat, Kota Metro,
Lampung 34124 Berdasarkan penegasan istilah – istilah tersebut, maka yang dimaksud secara
keseluruhan dengan judul “Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Pembentukan Karakter Siswa di
SMPN 6 Metro” adalah suatu penulisan tentang kegiatan ekstrakurikuler yang mana di dalam
kegiatan-kegiatan tersebut dapat membentuk karakter seorang siswa, yang dilaksanakan mingguan dan
tahunan bagi siswa kelas VII pada tahun ajaran 2022/2023 di SMPN 6 Metro.
Latar belakang
Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan pemerintahan sampai
kalangan rakyat jelata merupakan dampak dari merosotnya moral bangsa saat ini. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah internalisasi nilai-nilai dalam pendidikan yang melalui
beberapa mata pelajaran di suatu pendidikan masih kurang. Pendidikan karakter adalah salah satu
solusi untuk mengembalikan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter di sekolah merupakan salah satu
program yang dicanangkan pemerintah indonesia melalui kementrian pendidikan sejak tahun 2010.
Program ini dimaksudkan untuk menanamkan kembali nilai-nilai karakter bangsa 4
1 Depdikbud, kamus besar bahasa indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal. 30
2 Sudirjo, penulisan kurikulum, (Yogyakarta: IKIP YK, 1987), hal. 86
3 Sakronah, Buku Saku Penegak, (Bandung : Nuasa Aulia, 2013), hal. 10
2| Social Pedagogy: Journal of Social Science Education
nama penulis pertama, dkk | judul artikel
Sebut saja dalam salah satu karakter kedisiplinan yang di mana kondisi seseorang dalam
perbuatannya selalu dapat menguasai diri sehingga tetap mengontrol dirinya dari berbagai keinginan
yang terlalu meluap-luap dan berlebih-lebihan. Berarti dalam sifat pengendalian diri tersebut
terkandung keteraturan hidup dan kepatuhan akan segala peraturan. Dengan kata lain, perbuatan siswa
seslalu berada dalam koridor disiplin dan tata tertib sekolah. Bila demikian, akan tumbuh rasa
kedisiplinan siswa untuk selalu mengikuti tiap-tiap peraturan yang berlaku di sekolah, mematuhi
semua peraturan yang berlaku di sekolah merupakan suatu kewajiban bagi setiap siswa. 5
Kegiatan pramuka itu sendiri memiliki kode penghormatan dan pengabdian yakni suatu norma
atau nilai-nilai luhur dalam kehidupan. Para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran
tingkah laku anggota Gerakan Pramuka. Jika peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pramuka
dan mereka bisa merealisassikan di dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kode kehormatan
kepramukaan, maka peserta didiknya pun akan memiliki karakter yang baik dalam diri mereka
masing-masing.
Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan di atas penulis mengambil beberapa dari 2 nilai
karakter yang merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh setiap anak dalam menjalankan
tugasnya sebagai siswa, dan penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh ektrakurikuler
pramuka terhadap karakter siswa siswa SMPN 6 METRO, karena dalam konseling sangant berkaitan
dengan penumbuhan karakter yang merubah sikap berilaku seorang siswa menjadi pribadi yang baik
dan benar.
Rumusan masalah
Berdasarkan penegasan judul dan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut,
rumusan masalah penulisannya adalah :
Bagaimanakah kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP 6 Metro.
Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang pelaksanaan
pembentukan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembentukan karakter
siswa di SMPN 6
Kerangka Teori
1. Karakter
a. Pengertian Karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan,
akhlak, atau budi pekerti. Karakter diartikam sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti dan
moral. Karakter juga dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu .
dilakukan atau kebiasaan.17 Secara etimologis, karakter berasal dari bahasa latin karakter, yang berarti
watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak. Dalam kamus psikologi, arti
karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang. Ada
istilah yang pengertiannya hampir sama dengan karakter, yaitu personality karakter yang artinya bakat,
kemampuan, sifat, dan sebagainya, yang secara konsisten diperagakan oleh seseorang, termasuk pola-
pola perilaku, sifat-sifat fisik, dan ciri-ciri kepribadian. Sedangkan secara terminologi (istilah),
karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang tergantung pada factor kehidupannya
sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang atau
kelompok orang.18
Wynne, mengemukakan dalam buku Mulyasa, bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai
kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Oleh karena itu, seseorang yang berperilaku
tidak jujur, curang, kejam dan rakus dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter jelek, sedangkan
yang berperilaku baik, jujur dan suka menolong dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter baik
atau mulia. Sejalan dengan pendapat tersebut, Dirjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik
Indonesia mengemukakan bahwa karakter dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang
4 Tim penulisan program DPP Bakat Minat dan Ketrampilan Fakultas tarbiyah dan
keguruan UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, Pendidikan Karakter. ( Yogyakarta: Aura
Pustaka, (2012), hal. XVii
5 Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1995), hal. 136.
melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, maka karakter sangat dekat
dengan kepribadian individu.19
Adapun beberapa ahli mengemukakan mengenai pengertian karakter dapat kita lihat sebagai
berikut:
1) Hornby and Parnwell, dalam buku Heri Gunawan, mendefinisikan karakter adalah kualitas
mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi.20
2) Tadrikotun musfiroh, dalam buku Heri Gunawan, karakter mengacu kepada serangkaian
sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter
berasal dari bahasa yunani yang berarti to-mark (menandai) dan memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.21
Beberapa pengertian tersebut di atas, dapat dimaknai bahwa karakter adalah keadaan asli yang
ada dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain. Dapat
ditegaskan bahwa karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang berwujud dalam pikiran, sikap,
perasan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat.
Nilai-nilai Karakter
Menurut Mulyana, dalam buku Agus Zaenal Fitri, nilai mencakup segala hal yang dianggap
bermakna bagi kehidupan seorang yangpertimbangannya didasarkan pada kualitas benar-salah, baik
buruk, atau indah-jelek, dan orientasi bersifat antroposentris atau theosentris. Untuk itu, nilai
menjangkau semua aktifitas manusia, baik hubungan antar manusia, manusia dengan alam, maupun
manusia dengan Tuhan.25
Dalam buku yang ditulis oleh tim penulisan program DPP bidang bakat minat dan
ketrampilan, yang berjudul “Pendidikan Karakter” menurut badan penulisan yang dan pengembangan
kurikulum, Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010, dalam rangka lebih memperkuat
pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila,
budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
1) Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.26
Indikator Sekolah:
a) Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang
b) Transparasi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala
c) Menyediakan kantin kejujuran
d) Menyediakan kotak saran dan pengaduan
e) Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saaat ulangan atau ujian.
Indikator kelas:
a) Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.
b) Tempat temuan barang temuan atau hilang.
c) Transparasi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala
d) Larangan menyontek.
2) Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.27
Indikator sekolah:
a) Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa
membedakan suku, agama, ras golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas
b) Memberikan perlakuan yang sama terhadap stekholder tanpa membedakan suku, agama,
ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi
Indikator kelas:
a) Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku,
agama ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
b) Memberikan pelayanan terhadapa anak berkebutuhan khusus.
3) Disiplin
Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada ketentuan dan peraturan.28
Indikator sekolah:
a) Memiliki catatan kehadiran
b) Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin
c) Memiliki tata tertib sekolah
d) Membiasakan warga sekolah untuk disiplin menegakan aturan dengan memberikan sanksi
secara adil bagi pelanggar tertib sekolah
Indikator kelas:
a)Membiasakan hadir tepat waktu
b)Membiasakan mematuhi aturan
4) Kerja keras
Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.29 Indikator sekolah:
a) Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
b) Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras.
c) Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.
Indikator kelas:
a) Menciptakan kompetisi yang sehat
b) Menciptakan kondisi etos kerja pantang menyerah dan daya tahan belajar
c) Menciptakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja
d) Memiliki pajangan atau slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar
5) Mandiri
Sikap prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
tugas.30
Indikator sekolah
a) Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik
Indikator kelas:
a) Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja mandiri
6) Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan agama lain, serta hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.31
Indikator sekolah:
a) Merayakan hari-hari besar keagamaan.
b) Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah.
c) Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
melaksanakan ibadah.
Indikator kelas:
a)
Berdoa sebelum dan sesudah perjalanan
b)
Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
melaksanakan ibadah.
7) Kreatif
Berfikir untuk melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.32
Indikator sekolah:
a) Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan berindak
kreatif.
Indikator kelas:
a) Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan
bertindak kreatif.
b) Memberikan tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik
yang autentik maupun yang modifikasi.
8) Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yag menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.33
Indikator sekolah:
a) Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
b) Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan.
c) Pemilihan ketua osis secara terbuka.
Indikator kelas:
a) Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan
mufakat.
b) Pemilihan pengurus kelas secara terbuka
c) Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat.
d) Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan
interaktif.
9) Rasa ingin tau
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.34
Indikator sekolah:
a) Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak maupun
media elektronik) atau berekspresi bagi warga sekolah.
b) Memberi fasilitas kepada warga sekolah untuk bereksplorasi dalam
pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Indikator kelas:
a) Menciptakan suasana kelas yang mengandung rasa ingin tahu.
b) Memelihara lingkungan kelas
c) Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.
d) Membiasakan hemat energi
e) Memasangkan stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air
pada setiap ruangan apabila selsai digunakan.
10) Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan kelompok.
Indikator sekolah:
a) Melakukan upacara rutin sekolah.
b) Melakukan upacara sehari-hari besar nasional.
c) Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.
d) Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah
e) Mengikuti lomba pada hari besar nasional.
Indikator kelas:
a) Bekerja sama dengan teman kelas yang berbeda suku, etnis, status
sosial ekonomi
b) Mendiskusikan hari-hari besar nasional.
11) Cinta tanah air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan
kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.35
Indikator sekolah:
a) Menggunakan produk dalam negeri.
b) Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
c) Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang
Indikator kelas:
a) Daftar buku atau tulian yang dibaca peserta didik.
b) Frekuensi kunjungan perpustakaan.
c) Saling tukar bacaan.
d) Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.
16) Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.40
Indikator sekolah:
a) Membiasakan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan
sekolah.
b) Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.
c) Menyediakan kamar mandi dan air bersih. 15) Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca sebagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.39
Indikator sekolah:
a) Program wajib baca.
b) Frekuensi kunjungan perpustakaan.
c) Menyediakan fasiliatas dan suasaa menyenangkan untuk membaca.
Indikator kelas:
a) Daftar buku atau tulian yang dibaca peserta didik.
b) Frekuensi kunjungan perpustakaan.
c) Saling tukar bacaan.
d) Membiasakan hemat energi.
e) Membuat biopori di area sekolah.
f) Membangun pembuangan air limbah dengan baik.
g) Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan
anorganik.
h) Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.
i) Penanganan limbah hasil prakter.
j) Menyediaka peralatan kebersihan.
k) Membuat tandon penyimpanan air.
l) Memprogramkan cinta bersih lingkungan.
Indikator sekolah:
a) Eksplorasi lingkungan secara terprogram.
b) Tersedia media komunikasi atau informasi ( media cetak atau media
elektronik).
17) Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.41
Indikator kelas:
a) Memfasilitasi kegiatan yang bersifat sosial.
b) Melakukan aksi sosial.
c) Menyediakan fasilitan untuk menyumbang
Indikator kelas
a) Berempati kepada sesama teman kelas.
b) Melakukan aksi sosial.
c) Membangun kerukunan warga kelas.
18) Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.42
Indikator sekolah:
sasarannya menjadikan mereka manusia yang mandiri, peduli, bertanggung jawab, dan
berpegang teguh pada nilai dan norma
masyarakat.49
b. Tujuan Gerakan Pramuka
Pada anggaran dasar dan anggaran tangga gerakan pramuka
disampaikan bahwa gerakan pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan
Pembina Indonesia dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan Bangsa dan Masyarakat Indonesia, agar mereka menjadi:
1) Manusia yang berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat
mental, dan tinggi moral.
2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia dan
patuh kepada Negara Republik Indonesia; serta menjadi anggota
masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya
secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap
sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun
internasional.54
c. Bentuk-Bentuk Kegiatan Pramuka
1) Baris-Berbaris
Baris-berbaris adalah salah satu bentuk latihan fisik, yang
diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang
diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Maksud dantujuan digunakannya
baris berbaris sebagai alat pendidikan karakter adalah
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa persatuan, disiplin
dan tanggun jawab.55
Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap tegas tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh untuk tugas pokok, sehingga secara
jasmani dapat menjalankannya dengan sempurna. Kemudian yang
dimaksud adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat
diperlukan dalam menjalankan tugas.56 Lalu yang dimaksud dengan
disiplin yaitu mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan pribadi
yang pada hakikatnya tidak lain dari keikhlasan penyisihan hati sendiri.
Dan yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk
bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi
menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakantindakan yang akan
dapat merugikan.
2) Upacara
Upacara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan yang ditata
dalam suatu ketentuan peraturan yang dilaksanakan atau diadakan
sehubungan dengan peristiwa penting, seperti upacara adat, upacara
pelantikan, upacara pembinaan tanda penghargaan, upacara peringatan,
dan upacara lainnya. 58
Upacara dalam gerakan pramuka diselenggarakan sebagai bentuk
pendidikan, di dalam upacara terdapat beberapa peraturan yang harus
ditaati dan dijalankan oleh seluruh peserta upacara. Saat upacara juga
terdapat bimbingan langsung dari pembina pramuka, bimbingan di sini
diartikan sebagai pengarahan tata urutan upacara dan pemberian sambutan
dari pembina upacara, pengarahan tata urutan upacara membiasakan
bersikap disiplin, teratur, tertib. Sedangkan sambutan dari pembina
upacara akan lebih bermakna untuk pramuka karena mendapatkan
sentuhan kata-kata pengarahan dari pembina upacara yang menggugah
semangat dan jiwa peserta upacara.
3) Permainan
Metode yang saya pakai pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif rumusan
masalah yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan
diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam
Hasil dan pembahasan
Bagian ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan dalam satu kesatuan, sehingga
penulis tidak perlu untuk membuat sub bab secara terpisah antara hasil dengan pembahasan. Hasil
penelitian yang disajikan dalam bagian ini adalah hasil “bersih”. Proses analisis data seperti
perhitungan statistik dan proses pengujian hipotesis tidak perlu disajikan. Hanya hasil analisis dan
hasil pengujian hipotesis saja yang perlu dilaporkan. Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan tabel,
gambar dan grafik untuk memperjelas penyajian hasil penelitian secara verbal. Tabel dan grafik harus
diberi komentar atau dibahas.
Pembahasan dalam artikel bertujuan untuk: (1) menjawab rumusan masalah dan pertanyaan-
pertanyaan penelitian; (2) menunjukkan bagaimana temuan-temuan tersebut diperoleh; (3)
menginterpretasikan/ menafsirkan temuan-temuan yang diperoleh; (4) mengaitkan hasil temuan
penelitian dengan struktur pengetahuan yang telah mapan; dan (5) memunculkan teori-teori baru atau
modifikasi teori yang telah ada.
Penulisan tabel, gambar maupun grafik jika tidak memungkinkan menggunakan satu sisi
kolom, maka dapat menggabungkan kedua kolom yang ada.
Tabel 1. Nama tabel
Kepala tabel
Kepala
Sub kepala Sub kepala
tabel
tabel tabel
konten Konten a
konten
konten Konten konten
a
contoh catatan kaki tabel
Simpulan
Simpulan ditulis dalam satu paragraf, yang merupakan ringkasan dari hasil dan pembahasan
serta menjawab dari tujuan dari penelitian/publikasi. Menekankan pada kebaruan dari penemuan atau
pengembangan. Pada bagian ini dapat memuat saran yang disusun untuk kegiatan praktis ataupun
penelitian lanjutan berdasarkan hasil kebaruan yang ditemukan.
Referensi
Berisi referensi sesuai sitasi yang ada di dalam naskah publikasi. Referensi sumber primer
(jurnal, laporan penelitian termasuk thesis dan disertasi) minimal 70% dari keseluruhan referensi yang
digunakan dan terbitan 10 tahun terakhir. Jenis huruf TNR, ukuran 11pt, dengan line spacing 1sp,
spacing after 3pt (style “Referensi”).
Ketentuan penulisan referensi secara alphabetic disesuaikan dengan format yang sudah
ditentukan. Penulisan sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen referensi seperti Mendeley.
Format penulisan yang digunakan mengacu pada format APA 6th Edition (American Psychological
Association).
Sebagai panduan dalam melakukan sitasi dan menuliskan daftar referensi dapat mempelajari link
berikut:
● http://flash1r.apa.org/apastyle/basics/index.htm?_ga=2.4551091.1894208228.1517201464-
931692302.1508143966
● https://www.mendeley.com/guides/apa-citation-guide
● https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/560/10/
● http://www.tandf.co.uk/journals/authors/style/reference/tf_apa.pdf
cara menggunakan Mendeley
● https://www.itc.nl/library/papers/Mendeley.pdf
1. Artikel yang diterbitkan di Social Pedagogy: Journal of Social Science Education adalah:
Artikel sesuai dengan focus and scope Social Pedagogy: Journal of Social Science Education,
belum pernah terbit dan tidak sedang proses di tempat lain.
2. Artikel tidak mengandung unsur plagiarisme lebih dari 30%
3. Artikel ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik, gunakan alat bantu seperti
grammarly (untuk bahasa inggris) dan typoonlie (untuk bahasa indonesia) agar mengurangi
risiko kesalahan penulisan.
4. Artikel minimal terdiri dari 9 halaman dan tidak lebih dari 15 halaman.
5. Sangat disarankan menggunakan aplikasi seperti Mendeley, Zotero atau EndNote untuk
keperluan reference management and formatting dengan style APA
6. Pastikan nama-nama yang tercantum dalam artikel benar-benar memiliki peran dalam
penulisan artikel
7. Pastikan nama penulis dalam artikel dengan yang tertera dalam OJS sama (jika memiliki akun
google scholar dan ORCID disarankan untuk mengisikannya pada bagian meta data penulis di
OJS)
8. Untuk memudahkan dalam menyiapkan artikel, gunakan template yang telah disediakan.
9. Lakukan copy paste text only, kemudian pilih style yang telah disediakan pada bagian ribbon
style
10. Simpan artikel Anda dalam format “.doc”
11. Tuliskan judul artikel anda tidak lebih dari 18 kata dan tidak menunjukkan dampak
yang sempit
12. Penulisan afiliasi menggunakan format:
a. Prodi, Universitas, Kota, Negara (bagi mahasiswa dan dosen)
b. Sekolah, Kota, Negara (bagi guru)
13. Dimohon mencantumkan email seluruh penulis.
14. Abstrak tidak lebih dari 150 – 200 kata, tidak mengandung unsur sitasi.
15. Sistematika sesuai dengan template yang telah digunakan Social Pedagogy: Journal
of Social Science Education.
16. Sitasi, penulis tidak dibenarkan melakukan sitasi dengan cara menyalin dari publikasi
lain yang belum dibaca sumber aslinya. Misal Axxxx dalam Bxxxx
17. Referensi yang digunakan minimal 10, dengan minimal 70% dari sumber primer,
sangat dianjurkan untuk menggunakan 10 tahun terakhir.
Catatan:
● Pastikan email yang digunakan untuk korespondensi aktif dan senantiasa diakses secara berkala
(lebih baik jika terhubung pada smartphone)
● Cantumkan no Hp yang bisa dihubungi pada saat mendaftar akun, hal ini akan digunakan untuk
keperluan korespondensi yang mendesak ataupun melakukan konfirmasi terhadap status artikel
yang sudah terlampau lama