Anda di halaman 1dari 15

Social Pedagogy: Journal of Social Science Education Vol. x No.

x Tahun 20XX | xx – xx

Social Pedagogy: Journal of Social Science Education


https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/social-pedagogy
xxxx-xxxx (print)
xxxx-xxxx (online)

EKSTRAKULIKULER PRAMUKA UNTUK MEMBENTUK


KARAKTER SISWA DI SMP
Agung Asmoro
Institut Agama Islam Negeri
b
Affiliasi penulis
1
email penulis pertama*; email penulis kedua; email penulis ketiga
*korespondensi penulis

Informasi artikel ABSTRAK


Sejarah artikel: Permasalahan yang hendak dibahas dalam penulisan ini adalah
Diterima : mengenai pelaksanaan pembentukan karakter melalui kegiatan
Revisi : ekstrakurikuler pramuka. Alasan penulis meneliti kasus ini adalah
Dipublikasikan : banyaknya kasus yang melanda indonesia merupakan dampak dari
Kata kunci: merosotnya moral bangsa saat ini. Akan tetapi melihat realitas saat ini
Kata kunci 1 pendidikan hanya mengedepankan aspek keilmuan da kecerdasan
Kata kunci 2 peserta didik. Permasalahan yang dikaji dalam penulisan ini adalah
Kata kunci 3 materi apa saja dalam kegiatan kepramukaan yang mengandung nilai
Kata kunci 4 karakter. Bagaimana pembina pramuka dalam mengaplikasikan
Kata kunci 5 kegiatan sebagai sarana membangun dan membentuk karakter siswa di
SMP NEGERI 3 METRO. Jenis penulisan yang digunakan pada
penulisan ini adalah penulisan kualitatif deskriptif dan lokasi yang akan
diteliti adalah SMPN 3 Metro. Alat penulisan disini yaitu metode
intervew dan metode dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
memilih dan memusatkan data yang muncul dari hasil penulisan catatan
lapangan, kemudian menyusun pola dari hasil penulisan kemudian
menarik kesimpulan dari data-data yang diperoleh. Verifikasi dilakukan
dalam bentuk penyajian dan penarikan kesimpulan dari data yang telah
terkumpul di lapangan.
Hasil penulisan menunjukan bahwa: pertama, materi dalam kegiatan
baris- berbaris mengandung nilai karakter disiplin, percaya diri,
kepemimpinan dan tanggung jawab. Kedua, upacara mengandung nilai
karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air, disiplin. Ketiga,
pertemuan mengandung nilai karakter mempercepat nilai persaudaraan
dan memelihara persatuan dan kesatuan. Keempat, perkemahan
mengandung nilai karakter cinta tanah air, bersahabat dan peduli
lingkungan. Kelima, perjalanan lintas alam mengandung nilai karakter
kepemimpinan, demokrasi, dan kemandirian serta percaya diri. Keenam.
permainan mengandung karakter peduli sosial, demokratis
ABSTRACT
BudidayaKeywords: Title in English. Abstract explain the core of manuscript informatively
Keyword 1 and obviously including the subject matter proposed approach and
Keyword 2 solution and show key findings and conclusions. Abstract using English
Keyword 3 and bahasa. The number of words in the abstract about 150-200 words,
Keyword 4 written in one paragraph, any unfamiliar terms should be written in
Keyword 5 italic. Font type and size are Times New Roman 10pt. Abstract was
written in single spaced and the margin was narrower than main text.
Keywords need to be listed and reviewed and the main terms underlying
the conduct of the research. Keywords could be single word or phrase.
Keywords including 3-5 words or phrase. These keywords are required
for computerization. Research and abstract title search made easy with
these keywords.
Copyright © 2020 (Nama Penulis). All Right Reserved
Agung Asmoro| Ekstrakulikuler pramuka untuk membentuk karakter siswa di smp

Pendahuluan
Sejalan dengan perkembangan jaman dimana teknologi di indonesia dapat mempengaruhi
proses belajar siswa yang biasanya siswa jaman dulu banyak bermain dengan teman teman untuk
berinteraksi individu antar individu, individu antar kelompok, kelompok antar kelompok, maka daripa
itu kita perlu meningkatkan atau mengasih kegiatan atau mewajibkan siswa untuk ikut ekskul l
pramuka, ekskul pramuka dapat menumbuhkan semangat disiplin dan dapat bertangggung jawab
dalam ekstrakulikuler pramuka di pramuka juka tidak hanya belajar baris berbaris tapi juga belajar
untuk bertahan hidup di hutan.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman saat menulis sebuah artikel yang berjudul “Eksrakulikuler
pramukan untuk membentuk karakter disiplin siswa di SMPN 3 Metro” maka penulis perlu
memberikan beberapa penegsan terhadap istilah istilah yang terdadpat dari judul tersebut yaitu sebagai
berikut :

1. kegiatan ekstakulikuler pramuka


Kegiatan adalah aktifitas atau pekerjaan 1, sedangkan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar
jam belajar biasa yang bertujuan agar siswa lebih mengkhayati apa yang dipelajari dalam kegiatan
intrakurikuler.2Sedangkan pramuka adalah proses pendidikan di luar jam belajar dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis,
yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang
sasaran akhirnya pembina bentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur 3 .
Bedasarkan pengertian tersebut pramuka adalah suatu proses pendidikan diluar jam pelajaran
biasanya dilakukan setelah pembelajaran disekolah selesai dan juga yang menjadawalkan latian
pramuka di sabtu ataupun minggu, adapun kegiatan ekstrakulir minggu itu penyampaian materi mulai
dari sejarah pramuka sampai latian fisik seperti Pasukan baris berbaris, Upacara, Halang Rintang, dan
Pionering atau sering disebut tali menali.

2. Pembentuk karakrer siswa


Pramuka juga mengubah karakter siswa yang sebelmnya belum disiplin menjadi disiplin
dalam memngerjakan sesuatu contohnya mengerjakan tugas yang dberikan oleh guru selama ia belum
mengikuti pramuka tugas yang mereka kerjakan pasti tidak diselesaikan. Dan sekarang ia menjadi
seorang siswa yang disiplin karena didalam ekstrakulikuleh siswa/siswi diajarkan cara disiplin, jujur,
berani mengambl resiko,dan bertanggung jawab.

3. SMPN 3 Metro
SMPN 3 Metro adalah suatu lembaga pendidikan /yang mempunyai ekstrakulikuler Pramuka
yang bertempat JL. Alamsyah Ratu Perwiranegara No. 1, metro, Kec. Metro Pusat, Kota Metro,
Lampung 34124 Berdasarkan penegasan istilah – istilah tersebut, maka yang dimaksud secara
keseluruhan dengan judul “Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Pembentukan Karakter Siswa di
SMPN 6 Metro” adalah suatu penulisan tentang kegiatan ekstrakurikuler yang mana di dalam
kegiatan-kegiatan tersebut dapat membentuk karakter seorang siswa, yang dilaksanakan mingguan dan
tahunan bagi siswa kelas VII pada tahun ajaran 2022/2023 di SMPN 6 Metro.

Latar belakang
Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan pemerintahan sampai
kalangan rakyat jelata merupakan dampak dari merosotnya moral bangsa saat ini. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah internalisasi nilai-nilai dalam pendidikan yang melalui
beberapa mata pelajaran di suatu pendidikan masih kurang. Pendidikan karakter adalah salah satu
solusi untuk mengembalikan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter di sekolah merupakan salah satu
program yang dicanangkan pemerintah indonesia melalui kementrian pendidikan sejak tahun 2010.
Program ini dimaksudkan untuk menanamkan kembali nilai-nilai karakter bangsa 4

1 Depdikbud, kamus besar bahasa indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal. 30
2 Sudirjo, penulisan kurikulum, (Yogyakarta: IKIP YK, 1987), hal. 86
3 Sakronah, Buku Saku Penegak, (Bandung : Nuasa Aulia, 2013), hal. 10
2| Social Pedagogy: Journal of Social Science Education
nama penulis pertama, dkk | judul artikel

Sebut saja dalam salah satu karakter kedisiplinan yang di mana kondisi seseorang dalam
perbuatannya selalu dapat menguasai diri sehingga tetap mengontrol dirinya dari berbagai keinginan
yang terlalu meluap-luap dan berlebih-lebihan. Berarti dalam sifat pengendalian diri tersebut
terkandung keteraturan hidup dan kepatuhan akan segala peraturan. Dengan kata lain, perbuatan siswa
seslalu berada dalam koridor disiplin dan tata tertib sekolah. Bila demikian, akan tumbuh rasa
kedisiplinan siswa untuk selalu mengikuti tiap-tiap peraturan yang berlaku di sekolah, mematuhi
semua peraturan yang berlaku di sekolah merupakan suatu kewajiban bagi setiap siswa. 5
Kegiatan pramuka itu sendiri memiliki kode penghormatan dan pengabdian yakni suatu norma
atau nilai-nilai luhur dalam kehidupan. Para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran
tingkah laku anggota Gerakan Pramuka. Jika peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pramuka
dan mereka bisa merealisassikan di dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kode kehormatan
kepramukaan, maka peserta didiknya pun akan memiliki karakter yang baik dalam diri mereka
masing-masing.
Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan di atas penulis mengambil beberapa dari 2 nilai
karakter yang merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh setiap anak dalam menjalankan
tugasnya sebagai siswa, dan penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh ektrakurikuler
pramuka terhadap karakter siswa siswa SMPN 6 METRO, karena dalam konseling sangant berkaitan
dengan penumbuhan karakter yang merubah sikap berilaku seorang siswa menjadi pribadi yang baik
dan benar.
Rumusan masalah
Berdasarkan penegasan judul dan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut,
rumusan masalah penulisannya adalah :
Bagaimanakah kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP 6 Metro.
Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang pelaksanaan
pembentukan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembentukan karakter
siswa di SMPN 6
Kerangka Teori
1. Karakter
a. Pengertian Karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan,
akhlak, atau budi pekerti. Karakter diartikam sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti dan
moral. Karakter juga dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu .
dilakukan atau kebiasaan.17 Secara etimologis, karakter berasal dari bahasa latin karakter, yang berarti
watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak. Dalam kamus psikologi, arti
karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang. Ada
istilah yang pengertiannya hampir sama dengan karakter, yaitu personality karakter yang artinya bakat,
kemampuan, sifat, dan sebagainya, yang secara konsisten diperagakan oleh seseorang, termasuk pola-
pola perilaku, sifat-sifat fisik, dan ciri-ciri kepribadian. Sedangkan secara terminologi (istilah),
karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang tergantung pada factor kehidupannya
sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang atau
kelompok orang.18
Wynne, mengemukakan dalam buku Mulyasa, bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai
kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Oleh karena itu, seseorang yang berperilaku
tidak jujur, curang, kejam dan rakus dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter jelek, sedangkan
yang berperilaku baik, jujur dan suka menolong dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter baik
atau mulia. Sejalan dengan pendapat tersebut, Dirjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik
Indonesia mengemukakan bahwa karakter dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang

4 Tim penulisan program DPP Bakat Minat dan Ketrampilan Fakultas tarbiyah dan
keguruan UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, Pendidikan Karakter. ( Yogyakarta: Aura
Pustaka, (2012), hal. XVii
5 Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1995), hal. 136.

Social Pedagogy: Journal of Social Science Education |3


Agung Asmoro| Ekstrakulikuler pramuka untuk membentuk karakter siswa di smp

melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, maka karakter sangat dekat
dengan kepribadian individu.19
Adapun beberapa ahli mengemukakan mengenai pengertian karakter dapat kita lihat sebagai
berikut:
1) Hornby and Parnwell, dalam buku Heri Gunawan, mendefinisikan karakter adalah kualitas
mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi.20
2) Tadrikotun musfiroh, dalam buku Heri Gunawan, karakter mengacu kepada serangkaian
sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter
berasal dari bahasa yunani yang berarti to-mark (menandai) dan memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.21
Beberapa pengertian tersebut di atas, dapat dimaknai bahwa karakter adalah keadaan asli yang
ada dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain. Dapat
ditegaskan bahwa karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang berwujud dalam pikiran, sikap,
perasan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat.
Nilai-nilai Karakter
Menurut Mulyana, dalam buku Agus Zaenal Fitri, nilai mencakup segala hal yang dianggap
bermakna bagi kehidupan seorang yangpertimbangannya didasarkan pada kualitas benar-salah, baik
buruk, atau indah-jelek, dan orientasi bersifat antroposentris atau theosentris. Untuk itu, nilai
menjangkau semua aktifitas manusia, baik hubungan antar manusia, manusia dengan alam, maupun
manusia dengan Tuhan.25
Dalam buku yang ditulis oleh tim penulisan program DPP bidang bakat minat dan
ketrampilan, yang berjudul “Pendidikan Karakter” menurut badan penulisan yang dan pengembangan
kurikulum, Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010, dalam rangka lebih memperkuat
pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila,
budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
1) Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.26
Indikator Sekolah:
a) Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang
b) Transparasi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala
c) Menyediakan kantin kejujuran
d) Menyediakan kotak saran dan pengaduan
e) Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saaat ulangan atau ujian.

Indikator kelas:
a) Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.
b) Tempat temuan barang temuan atau hilang.
c) Transparasi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala
d) Larangan menyontek.

2) Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.27
Indikator sekolah:
a) Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa
membedakan suku, agama, ras golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas
b) Memberikan perlakuan yang sama terhadap stekholder tanpa membedakan suku, agama,
ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi
Indikator kelas:
a) Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku,
agama ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
b) Memberikan pelayanan terhadapa anak berkebutuhan khusus.

4| Social Pedagogy: Journal of Social Science Education


nama penulis pertama, dkk | judul artikel

c) Bekerja dalam kelompok berbeda.

3) Disiplin
Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada ketentuan dan peraturan.28
Indikator sekolah:
a) Memiliki catatan kehadiran
b) Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin
c) Memiliki tata tertib sekolah
d) Membiasakan warga sekolah untuk disiplin menegakan aturan dengan memberikan sanksi
secara adil bagi pelanggar tertib sekolah
Indikator kelas:
a)Membiasakan hadir tepat waktu
b)Membiasakan mematuhi aturan

4) Kerja keras
Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.29 Indikator sekolah:
a) Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
b) Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras.
c) Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.
Indikator kelas:
a) Menciptakan kompetisi yang sehat
b) Menciptakan kondisi etos kerja pantang menyerah dan daya tahan belajar
c) Menciptakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja
d) Memiliki pajangan atau slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar

5) Mandiri
Sikap prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
tugas.30
Indikator sekolah
a) Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik
Indikator kelas:
a) Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja mandiri
6) Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan agama lain, serta hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.31
Indikator sekolah:
a) Merayakan hari-hari besar keagamaan.
b) Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah.
c) Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
melaksanakan ibadah.
Indikator kelas:
a)
Berdoa sebelum dan sesudah perjalanan
b)
Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
melaksanakan ibadah.
7) Kreatif
Berfikir untuk melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.32
Indikator sekolah:
a) Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan berindak
kreatif.

Social Pedagogy: Journal of Social Science Education |5


Agung Asmoro| Ekstrakulikuler pramuka untuk membentuk karakter siswa di smp

Indikator kelas:
a) Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan
bertindak kreatif.
b) Memberikan tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik
yang autentik maupun yang modifikasi.
8) Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yag menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.33
Indikator sekolah:
a) Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
b) Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan.
c) Pemilihan ketua osis secara terbuka.
Indikator kelas:
a) Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan
mufakat.
b) Pemilihan pengurus kelas secara terbuka
c) Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat.
d) Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan
interaktif.
9) Rasa ingin tau
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.34
Indikator sekolah:
a) Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak maupun
media elektronik) atau berekspresi bagi warga sekolah.
b) Memberi fasilitas kepada warga sekolah untuk bereksplorasi dalam
pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Indikator kelas:
a) Menciptakan suasana kelas yang mengandung rasa ingin tahu.
b) Memelihara lingkungan kelas
c) Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.
d) Membiasakan hemat energi
e) Memasangkan stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air
pada setiap ruangan apabila selsai digunakan.
10) Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan kelompok.
Indikator sekolah:
a) Melakukan upacara rutin sekolah.
b) Melakukan upacara sehari-hari besar nasional.
c) Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.
d) Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah
e) Mengikuti lomba pada hari besar nasional.
Indikator kelas:
a) Bekerja sama dengan teman kelas yang berbeda suku, etnis, status
sosial ekonomi
b) Mendiskusikan hari-hari besar nasional.
11) Cinta tanah air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan
kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.35
Indikator sekolah:
a) Menggunakan produk dalam negeri.
b) Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
c) Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang

6| Social Pedagogy: Journal of Social Science Education


nama penulis pertama, dkk | judul artikel

kekayaan alam dan budaya indonesia.


Indikator kelas:
a) Mamajangkan foto presiden dan wakil presiden, bendera negara,
lambang negara, peta indonesia, gambar kehidupan masyarakat
indonesia.
b) Menggunakan produk buatan dalam negeri.
12) Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong diriya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain.36
Indikator sekolah:
a) Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah.
b) Memajangkan tanda-tanda penghargaan prestasi.
Indikator kelas:
a) Memajangkan tanda-tanda penghargan prestasi.
b) Menciptakan suasana pebelajaran untuk memotivassi peserta didik
berprestasi.
13) bersahabat/komunikatif
tindakan yang memperhatikan rasa senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.37
Indikator sekolah:
a) suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antar warga
sekolah.
b) Berkomunikasi dengan bahasa yang santun.
c) Saling menghargai dan menjaga kehormatan.
d) Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.
Indikator kelas:
a) Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.
b) Pembelajaran yang dialogis.
c) Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.
d) Dalam berkomunikasi guru tidak menjaga jarak degan peserta didik.
14) Cinta damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.38
Indikator sekolah:
a) menciptakan suasana sekolah yang bekerja nyaman, tentram, dan
harmonis.
b) memberikan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
c) Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan
maupun tertulis.
d) Melakukan tugas tanpa disuruh.
e) Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkungan
terdekat.
f) Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
Indikator kelas:
a) Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
b) Peran secara aktif dalam kegiatan sekolah.
c) Mengajukan usul pemecahan masalah.
15) Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca sebagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.39
Indikator sekolah:
a) Program wajib baca.
b) Frekuensi kunjungan perpustakaan.
c) Menyediakan fasiliatas dan suasaa menyenangkan untuk membaca.

Social Pedagogy: Journal of Social Science Education |7


Agung Asmoro| Ekstrakulikuler pramuka untuk membentuk karakter siswa di smp

Indikator kelas:
a) Daftar buku atau tulian yang dibaca peserta didik.
b) Frekuensi kunjungan perpustakaan.
c) Saling tukar bacaan.
d) Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.
16) Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.40
Indikator sekolah:
a) Membiasakan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan
sekolah.
b) Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.
c) Menyediakan kamar mandi dan air bersih. 15) Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca sebagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.39
Indikator sekolah:
a) Program wajib baca.
b) Frekuensi kunjungan perpustakaan.
c) Menyediakan fasiliatas dan suasaa menyenangkan untuk membaca.
Indikator kelas:
a) Daftar buku atau tulian yang dibaca peserta didik.
b) Frekuensi kunjungan perpustakaan.
c) Saling tukar bacaan.
d) Membiasakan hemat energi.
e) Membuat biopori di area sekolah.
f) Membangun pembuangan air limbah dengan baik.
g) Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan
anorganik.
h) Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.
i) Penanganan limbah hasil prakter.
j) Menyediaka peralatan kebersihan.
k) Membuat tandon penyimpanan air.
l) Memprogramkan cinta bersih lingkungan.
Indikator sekolah:
a) Eksplorasi lingkungan secara terprogram.
b) Tersedia media komunikasi atau informasi ( media cetak atau media
elektronik).
17) Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.41
Indikator kelas:
a) Memfasilitasi kegiatan yang bersifat sosial.
b) Melakukan aksi sosial.
c) Menyediakan fasilitan untuk menyumbang
Indikator kelas
a) Berempati kepada sesama teman kelas.
b) Melakukan aksi sosial.
c) Membangun kerukunan warga kelas.
18) Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.42
Indikator sekolah:

8| Social Pedagogy: Journal of Social Science Education


nama penulis pertama, dkk | judul artikel

a) Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang


Indikator kelas:
a) Menciptakan suasana kelas damai.
b) Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
c) Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.
Direktorat tenaga kependidikan kementerian pendidikan nasional
menjelaskan bahwa pendidikan karakter di atas tidak ada artinya bila
hanya menjadi tanggung jawab guru semata dalam menanamkannya
kepada siswa. Perlu bantuan dari seluruh komponen masyarakat untuk
mewujudkan terciptanya tatanan komunikasi yang diwajibkan oleh sistem
pendidikan berbasis karakter.43Untuk itu pramuka sebagai kegiatan
2. Proses Pembentukan Karakter
a. Unsur dalam pembentukan karakter
Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran
karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk
dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya44. Program ini
kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat
membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika
program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran
universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam.
Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan.
Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
hukum universal, maka perilakunya membawa kerusakan dan
menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu, pikiran harus mendapatkan
perhatian serius.
b. Proses pembentukan karakter
Sebelum penulis melanjutkan pembahasan, penulis akan mengkaji
ilustrasi berikut ini, Di dalam sebuah ruangan, terdapat seorang bayi, dan
dua orang dewasa. Mereka duduk dalam posisi melingkar. Kemudian
masuk satu orang lain yang membawa kotak besar berwarna putih ke
arah mereka. Setelah meletakkan kotak tersebut di tengah-tengah mereka,
orang tersebut langsung membuka tutupnya agar keluar isinya. Apa yang
terjadi...? ternyata setelah dibuka, terlihat ada tiga ular kobra berwarna
hitam dan besar yang keluar dari kotak tersebut. Langsung saja, salah
seorang dari mereka lari ketakutan, sedangkan yang lainnya justru berani
mendekat untuk memegang ular agar tidak membahayakan, dan, tentu saja, si bayi yang ada di
dekatnya tetap tidak memperlihatkan respon apaapa terhadap ular.
3. Pramuka
a. Pengertian Pramuka
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar jam belajar dan di
luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran
akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif
bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik
mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, sebagai
individu dan sebagai anggota masyarakat. Kepramukaan merupakan
sistem pembinaan dan pengembangan sumber daya atau potensi kaum
muda agar menjadi warga Negara yang berkualitas yang mampu
memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian
masyarakat baik nasional maupun internasional. Pendidikan dalam
kepramukaan dimaksudkan dan diartikan secara luas sebagai suatu proses
pembinaan yang berkesinambungan bagi sumber daya manusia pramuka,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, yang

Social Pedagogy: Journal of Social Science Education |9


Agung Asmoro| Ekstrakulikuler pramuka untuk membentuk karakter siswa di smp

sasarannya menjadikan mereka manusia yang mandiri, peduli, bertanggung jawab, dan
berpegang teguh pada nilai dan norma
masyarakat.49
b. Tujuan Gerakan Pramuka
Pada anggaran dasar dan anggaran tangga gerakan pramuka
disampaikan bahwa gerakan pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan
Pembina Indonesia dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan Bangsa dan Masyarakat Indonesia, agar mereka menjadi:
1) Manusia yang berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat
mental, dan tinggi moral.
2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia dan
patuh kepada Negara Republik Indonesia; serta menjadi anggota
masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya
secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap
sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun
internasional.54
c. Bentuk-Bentuk Kegiatan Pramuka
1) Baris-Berbaris
Baris-berbaris adalah salah satu bentuk latihan fisik, yang
diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang
diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Maksud dantujuan digunakannya
baris berbaris sebagai alat pendidikan karakter adalah
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa persatuan, disiplin
dan tanggun jawab.55
Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap tegas tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh untuk tugas pokok, sehingga secara
jasmani dapat menjalankannya dengan sempurna. Kemudian yang
dimaksud adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat
diperlukan dalam menjalankan tugas.56 Lalu yang dimaksud dengan
disiplin yaitu mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan pribadi
yang pada hakikatnya tidak lain dari keikhlasan penyisihan hati sendiri.
Dan yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk
bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi
menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakantindakan yang akan
dapat merugikan.
2) Upacara
Upacara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan yang ditata
dalam suatu ketentuan peraturan yang dilaksanakan atau diadakan
sehubungan dengan peristiwa penting, seperti upacara adat, upacara
pelantikan, upacara pembinaan tanda penghargaan, upacara peringatan,
dan upacara lainnya. 58
Upacara dalam gerakan pramuka diselenggarakan sebagai bentuk
pendidikan, di dalam upacara terdapat beberapa peraturan yang harus
ditaati dan dijalankan oleh seluruh peserta upacara. Saat upacara juga
terdapat bimbingan langsung dari pembina pramuka, bimbingan di sini
diartikan sebagai pengarahan tata urutan upacara dan pemberian sambutan
dari pembina upacara, pengarahan tata urutan upacara membiasakan
bersikap disiplin, teratur, tertib. Sedangkan sambutan dari pembina
upacara akan lebih bermakna untuk pramuka karena mendapatkan
sentuhan kata-kata pengarahan dari pembina upacara yang menggugah
semangat dan jiwa peserta upacara.
3) Permainan

10| Social Pedagogy: Journal of Social Science Education


nama penulis pertama, dkk | judul artikel

Membina pramuka penegak berarti mendalami dunia penegak,


dunia anak yang perlu diterjuni baik secara psikis maupun pendekatan
lainnya. Untuk itu, perlu dikenal dasar kodrati dan didaktis, pertumbuhan dan
perkembangannya dalam rangka memantau anak memperoleh
perkembangan sumber daya manusia yang optimal. Dengan demikian
selayaknya hubungan yang terjadi antara peserta didik dan pembinanya
adalah hubungan kemitraan yang bersifat edukatif.61 Demikian seorang
pembina pramuka penegak harusnyalah mendalami keadaan peserta didik,
memahami kebutuhan peserta didik, dan menyesuaikan diri, menjadi
pembina aktif dan mampu menjadi seorang sahabat, tentunya dalam
bentuk yang edukatif.
4) Pertemuan
Pertemuan siswa atau forum siswa adalah suatu wadah yang
digunakan untuk kegiatan bersama oleh pramuka demi tercapainya tujuan
pendidikan gerakan pramuka. Maksud dari pertemuan adalah memberi
kegitan yang bernilai pendidikan dengan cara yang bervariasi, menarik,
menggembirakan, tidak membosankan sehingga para peserta pramuka
mampu berswadaya, mampu memenuhi hidupnya dan mampu membentuk
keluarga, masyarakat sekitar untuk mencapai kesejahteraan.63
Pertemuan-pertemuan prammuka penegak:
1. Pesta penegak
Pesta penegak merupakan kegiatan pertemuan yang dilakukan oleh
pramuka penegak, didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang
disesuaikan dengan kegiatan penegak, misalnya seperti kegiatan
perlombaan, kegiatan, bakti, kegiatan permainan. Kegiatan-kegiatan
tersebut dikelola oleh anggota dewasa dan anggota penegak menjadi
pesertanya. MAN Yogyakarta 3 beberapa kali mengikuti kegiatan penegak
diantaranya yang rutin di ikuti yaitu pesta penegak tingkat DI. Yogyakarta.
2. Bazar penegak
Bazar penegak pernah dilakukan oleh pramuka MAN Yogyakarta
3, yaitu mereka menjual hasil karya mereka kepada masyarakat. Selain
mereka berpengalaman dalam melakukan jual beli, merekapun juga
mendapat pengalaman membuat hasil karya yang bermnanfaat.
3. Persari, persari bisa berupa :
a) Pendalaman dwi stya dan dwi darma
b) Kegiatan permainan
c) Kegiatan keterampilan.
4. Wisata penegak
Wisata penegak adalah suatu acara berjalan atau dengan kendaraan
melihat pemandangan indah, objek wisata, museum dan sebagainya.
Namun dalam wisata penegak juga terdapat nilai-nilai yang
mengandung pendidikan. Wisata tidak harus dilakukan di lokasi yang
8. Halang rintang.65
Pembina pramuka MAN Yogyakarta 3 telah menyampaikan
beberapa materi yang disebutkan diatas, dikemas semenarik mungkin
yang tak lupa didalamnya dimasukkan nilai-nilai pendidikan, misalnya
pada materi praktek p3k, dilakukan permainan dengan judul “tanggap
bencana”, membuat peta perjalanan dengan depadukan lintas alam sekitar.
H. Metode Penulisan
Untuk mempermudah jalannya penulisan dan memperoleh data, maka
perlu adanya metode penulisan.
1. Jenis penulisan
Jenis penulisan yang digunakan pada penulisan ini adalah penulisan
lapangan dengan model kualitatif deskriptif, yaitu penulisan yang
pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti di lingkungan

Social Pedagogy: Journal of Social Science Education |11


Agung Asmoro| Ekstrakulikuler pramuka untuk membentuk karakter siswa di smp

masyarakat, lembaga-lembaga dan organisasi kemasyarakatan dan lembaga


pendidikan baik formal maupun non formal.66 Adapun lokasi yang akan di
teliti adalah MAN Yogyakarta 3.
2. Subjek dan Objek Penulisan
Subjek penulisan adalah sumber tempat untuk memperoleh informasi.
Adapun subjek penulisan adalah Pembina Pramuka yaitu ada dua pembina
dengan Ibu Faila Sufa didampingi Pak Dewontoro, serta pengurus atau
sebagai panitia kegiatan pramuka di dampingi oleh siswa kelas XI dan kelas
semua siswa kelas X pada tahun ajaran 2014/2015 di MAN Yogyakarta 3.
Objek penulisaan adalah kegiatan ekstrakurikuer pramuka dalam
pembentukan karakter siswa di MAN Yogyakarta 3.
3. Alat Pengumpulan Data
a) Interview
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan pada laporan tentang
diri sendiri, atau setidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan diri
pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara struktural dan tidak struktur,
dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun
menggunakan telepon. Wawancara terstruktur dilakukan apabila penulis
telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh, oleh karena itu dalam melakukan wawancara, penulis telah
memiliki instrument penulisan berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatife, jawaban yang telah disiapkan. Sedangkan wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana penelliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman yang digunakan hanya
berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.67
Dalam hal ini penyusun melakukan dua wawancara yaitu
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Peeneliti melakukan
wawancara terstruktur terhadap siswa yaitu dengan dua orang siswa
dengan nama Zoelfa dan Rahma siswa kelas X dan melakukan
wawancara tidak tersruktur terhadap Pembina pramuka yaitu dengan Ibu
Faila Sufa dan Pak Dewontoro. Di sini penyusun mendapatkan informasi
tentang pelaksanaan kegiatan pramuka di MAN 3 Yogyakarta, yang
telah tertera di bab III dan lampiran kegiatannya.
b) Dokumentasi
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, dan agenda.68Dapat pula berupa gambar foto pada
saat dilakukan penulisan sedang berlangsung.
4. Analisis Data
Menurut bogdan, dalam buku Trianto, Anaisis data kualitatif
adalah proses mencari serta menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lainnya sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada
orang lain.69Analisis data dalam penulisan ini menggunakan Model Miles
and Huberman dalam buku Sugiono. Setelah penulis melakukan
pengumpulan data, maka penulis melakukan anticipatory sebelum
melakukan reduksi data.70 Analisis ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan, yaitu:
a Reduksi Data
Menurut Patilima, dalam buku Trianto, Reduksi data adalah
proses analisis untuk memmilih, memusatkan perhatian,
menyederhanakan, mengabstraksikan, serta mentransformasikan data
yang muncul dari catatan-catatan lapangan.71
b Penyajian Data

12| Social Pedagogy: Journal of Social Science Education


nama penulis pertama, dkk | judul artikel

Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah


penyajian data. Penyajian data di arahkan agar data hasil reduksi
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin
mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori, diagram alur, dan lain
sejenisnya.72
c Verifikasi Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles
and Huberman, dalam buku Sugiyono adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penulisan
awal kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.73
Metode

Metode yang saya pakai pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif rumusan
masalah yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan
diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam
Hasil dan pembahasan
Bagian ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan dalam satu kesatuan, sehingga
penulis tidak perlu untuk membuat sub bab secara terpisah antara hasil dengan pembahasan. Hasil
penelitian yang disajikan dalam bagian ini adalah hasil “bersih”. Proses analisis data seperti
perhitungan statistik dan proses pengujian hipotesis tidak perlu disajikan. Hanya hasil analisis dan
hasil pengujian hipotesis saja yang perlu dilaporkan. Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan tabel,
gambar dan grafik untuk memperjelas penyajian hasil penelitian secara verbal. Tabel dan grafik harus
diberi komentar atau dibahas.
Pembahasan dalam artikel bertujuan untuk: (1) menjawab rumusan masalah dan pertanyaan-
pertanyaan penelitian; (2) menunjukkan bagaimana temuan-temuan tersebut diperoleh; (3)
menginterpretasikan/ menafsirkan temuan-temuan yang diperoleh; (4) mengaitkan hasil temuan
penelitian dengan struktur pengetahuan yang telah mapan; dan (5) memunculkan teori-teori baru atau
modifikasi teori yang telah ada.
Penulisan tabel, gambar maupun grafik jika tidak memungkinkan menggunakan satu sisi
kolom, maka dapat menggabungkan kedua kolom yang ada.
Tabel 1. Nama tabel
Kepala tabel
Kepala
Sub kepala Sub kepala
tabel
tabel tabel
konten Konten a
konten
konten Konten konten
a
contoh catatan kaki tabel

Simpulan
Simpulan ditulis dalam satu paragraf, yang merupakan ringkasan dari hasil dan pembahasan
serta menjawab dari tujuan dari penelitian/publikasi. Menekankan pada kebaruan dari penemuan atau
pengembangan. Pada bagian ini dapat memuat saran yang disusun untuk kegiatan praktis ataupun
penelitian lanjutan berdasarkan hasil kebaruan yang ditemukan.

Ucapan terima kasih (optional)


Ucapan terima kasih digunakan untuk memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang
berperan dalam penelitian/artikel. Ucapan terima kasih juga dapat diberikan kepada pihak yang
memberikan dukungan secara finansial. Apabila penelitian menggunakan dana DIPA atau hibah dari
Kemenristekdikti, tuliskan nomor kontrak penelitiannya.

Social Pedagogy: Journal of Social Science Education |13


Agung Asmoro| Ekstrakulikuler pramuka untuk membentuk karakter siswa di smp

Referensi
Berisi referensi sesuai sitasi yang ada di dalam naskah publikasi. Referensi sumber primer
(jurnal, laporan penelitian termasuk thesis dan disertasi) minimal 70% dari keseluruhan referensi yang
digunakan dan terbitan 10 tahun terakhir. Jenis huruf TNR, ukuran 11pt, dengan line spacing 1sp,
spacing after 3pt (style “Referensi”).
Ketentuan penulisan referensi secara alphabetic disesuaikan dengan format yang sudah
ditentukan. Penulisan sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen referensi seperti Mendeley.
Format penulisan yang digunakan mengacu pada format APA 6th Edition (American Psychological
Association).
Sebagai panduan dalam melakukan sitasi dan menuliskan daftar referensi dapat mempelajari link
berikut:
● http://flash1r.apa.org/apastyle/basics/index.htm?_ga=2.4551091.1894208228.1517201464-
931692302.1508143966
● https://www.mendeley.com/guides/apa-citation-guide
● https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/560/10/
● http://www.tandf.co.uk/journals/authors/style/reference/tf_apa.pdf
cara menggunakan Mendeley
● https://www.itc.nl/library/papers/Mendeley.pdf

Guidelines for Author

14| Social Pedagogy: Journal of Social Science Education


nama penulis pertama, dkk | judul artikel dalam 4 sampai 5 kata......

1. Artikel yang diterbitkan di Social Pedagogy: Journal of Social Science Education adalah:
Artikel sesuai dengan focus and scope Social Pedagogy: Journal of Social Science Education,
belum pernah terbit dan tidak sedang proses di tempat lain.
2. Artikel tidak mengandung unsur plagiarisme lebih dari 30%
3. Artikel ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik, gunakan alat bantu seperti
grammarly (untuk bahasa inggris) dan typoonlie (untuk bahasa indonesia) agar mengurangi
risiko kesalahan penulisan.
4. Artikel minimal terdiri dari 9 halaman dan tidak lebih dari 15 halaman.
5. Sangat disarankan menggunakan aplikasi seperti Mendeley, Zotero atau EndNote untuk
keperluan reference management and formatting dengan style APA
6. Pastikan nama-nama yang tercantum dalam artikel benar-benar memiliki peran dalam
penulisan artikel
7. Pastikan nama penulis dalam artikel dengan yang tertera dalam OJS sama (jika memiliki akun
google scholar dan ORCID disarankan untuk mengisikannya pada bagian meta data penulis di
OJS)
8. Untuk memudahkan dalam menyiapkan artikel, gunakan template yang telah disediakan.
9. Lakukan copy paste text only, kemudian pilih style yang telah disediakan pada bagian ribbon
style
10. Simpan artikel Anda dalam format “.doc”
11. Tuliskan judul artikel anda tidak lebih dari 18 kata dan tidak menunjukkan dampak
yang sempit
12. Penulisan afiliasi menggunakan format:
a. Prodi, Universitas, Kota, Negara (bagi mahasiswa dan dosen)
b. Sekolah, Kota, Negara (bagi guru)
13. Dimohon mencantumkan email seluruh penulis.
14. Abstrak tidak lebih dari 150 – 200 kata, tidak mengandung unsur sitasi.
15. Sistematika sesuai dengan template yang telah digunakan Social Pedagogy: Journal
of Social Science Education.
16. Sitasi, penulis tidak dibenarkan melakukan sitasi dengan cara menyalin dari publikasi
lain yang belum dibaca sumber aslinya. Misal Axxxx dalam Bxxxx
17. Referensi yang digunakan minimal 10, dengan minimal 70% dari sumber primer,
sangat dianjurkan untuk menggunakan 10 tahun terakhir.

Catatan:
● Pastikan email yang digunakan untuk korespondensi aktif dan senantiasa diakses secara berkala
(lebih baik jika terhubung pada smartphone)
● Cantumkan no Hp yang bisa dihubungi pada saat mendaftar akun, hal ini akan digunakan untuk
keperluan korespondensi yang mendesak ataupun melakukan konfirmasi terhadap status artikel
yang sudah terlampau lama

JURNAL BIOEDUKATIKA |15

Anda mungkin juga menyukai