Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM PEMULIHAN CITRA

PERUSAHAAN

OLEH:

HERMANSYAH

105611119718

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN DAN MANFAAT

BAB 11

PEMBAHASAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat-Nya hingga saat ini kita masih diberi umur dan kesehatan, terlebih penulis dapat
menyelesaikan makalah akhir ini dengan tepat lancar dan tepat waktu.

Makalah yang berjudul “Peran Public Relations dalam Menangani Krisis Kepercayaan


dan Menurunnya Citra Perusahaan” ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Menulis dan Berpikir Ilmiah, selain itu tulisan ini berguna untuk memberikan informasi
tentang Public Relations dan media pembelajaran bagi masyarakat dan khusunya bagi
penulis

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk memperbaiki kekurangan itu. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis

PENULIS

HERMANSYAH
BAB 1

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Strategi merupakan bagian dari hidup manusia. Ketika seseorang memiliki
pengetahuan maka kehidupannya tidak hanya mengandalkan dari intuisi saja
namun ia pun mengandalkan logikanya dalam berpikir. Strategi itu sendiri
lahir dari logika manusia yang menginginkan segala sesuatunya berjalan
sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan. Strategi diperlukan dalam
kehidupan manusia karena melalui strategi diharapkan suatu kegiatan akan
berjalan dengan seharusnya. Sebagai manusia yang bermoral tentunya strategi
yang diterapkan dalam kehidupan sehari- hari adalah strategi yang positif,
baik dan tidak merugikan orang lain demi terciptanya kenyamanan bersama
serta kondisi yang lebih baik lagi atau kondusif.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja,
melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Seperti yang
di definisikan oleh J L Thompson dalam Oliver (2007: 2) strategi sebagai cara
untuk mencapai sebuah hasil akhir ; hasil akhir menyangkut tujuan dan
sasaran organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas.
Sementara itu, strategi fungsional mendorong secara langsung strategi
kompetitif. Bennet dalam Oliver (2007:2) menggambarkan strategi sebagai
“arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya”.
Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi,
pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut,
serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan
merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas- aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu
bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Thomas L.Wheelen – J.
David Hunger, manajemen strategi adalah serangkaian dari pada keputusan
majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan
dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan / perencanaan
strategi, pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi . Manajemen strategis dapat
merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan
direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut.
Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan
terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini menuntut pihak manajemen
suatu perusahaan untuk menggunakan strategi bisnis yang tepat bagi produk
atau jasa layanan yang dijualnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat
bertahan atau memenangkan persaingan bisnis. Pihak perusahaan harus
mengamati kondisi persaingan bisnis yang selalu berkembang atau berubah
setiap saatnya. Inti dari pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah
pokok, yaitu segmentasi, targeting dan, positioning (Kotler dan Keller, 2009:
5). Dari pemaparan diatas dapat dilihat pentingnya suatu manajemen strategis
dalam sebuah perusahaan dalam persaingan bisnis. Perusahaan harus terus-
menerus berjuang untuk mencapai kecermerlangan dengan keunggulan
bersaing di pasar sebagai hasil dari perencanaan strategis dan operasional.
Dengan kata lain, perusahaan harus dapat menciptakan strategi untuk
mencapaikan produk dan jasa mereka sedemikian rupa, sehingga, dapat
menciptakan nilai yang lebih besar untuk pelanggan. Bagi sebuah
perusahaan, image atau citra sangatlah penting. Banyak hal yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mempertahankan citra positif yang dimilikinya.
Bahkan ketika mereka melakukan hal yang membuat citra mereka rusak,
banyak hal yang mereka lakukan untuk dapat memperbaiki citra positif yang
sebelumnya mereka miliki.Oliver (2007: 50) mengatakan citra adalah suatu
gambaran tentang mental; ide yang dihasilkan oleh imaginasi atau kepribadian
yang ditunjukan kepada publik olehseseorang, organisasi dan sebagainnya.
Perusahaan yang mempunyai citra baik dimata konsumen , produk dan
jasanya relatif lebih bisa diterima konsumen dari pada perusahaan yang tidak
mempunyai citra. Perusahaan yang memiliki citra positif dimata konsumen
juga cenderung bertahan pada masa krisis. Kalaupun menderita kerugian
jumlah nominalnya jauh lebih kecil dibanding perusahaan yang citranya
kurang baik. Penyebabnya karena dimasa krisis masyarakat akan lebih selektif
dalam mengkonsumsi dan memilih yang secara resiko memang aman. Karena
itu mereka umumnya memilih berhubungan dengan perusahaan atau membeli
produk-produk yang dipercaya memiliki pelayanan dan kualitas yang baik.
Dampak positif internal dari citra yang baik lainnya adalah terhadap
karyawannya sendiri. Karyawan yang bekerja pada perusahaan dengan citra
positif memiliki rasa bangga sehingga dapat memicu motivasi mereka untuk
bekerja lebih produktif. Dengan demikian pertumbuhan dan profitabilitas
perusahaan meningkat. Selain itu perusahaan yang memiliki citra baik juga
menjadi incaran para investor yang otomatis akan semakin yakin terhadap
daya saing dan kinerja perusahaan ini. Dengan demikian perusahaan yang
memiliki citra positif akan lebih mudah dalam melakukan segala hal untuk
berkembang
Citra dan kepercayaan yang baik di mata masyarakat merupakan salah satu
yang terpenting bagi eksistensi sebuah perusahaan. Apalagi di era informasi
sekarang ini, peran public relations dalam membangun citra positif semakin
diperlukan. Apabila kepercayaan dan citra perusahaan rusak di mata
masyarakat, maka perusahaan tersebut harus bersiap-siap untuk menghadapi
krisis kepercayaan. Suatu perusahaan yang mengalami permasalahan krisis
kepercayaan akan dapat menyebabkan bertumbuhnya pandangan negatif dari
stakeholder yang berkepanjangan, serta tingkat kepercayaan dan citra
perusahaan di mata masyarakat menjadi turun secara tajam. Untuk menjaga
kredibilitas dengan para stakeholder, perusahaan harus bereaksi dan merespon
dengan cepat, informasi dikelola secara efektif dan diberikan pada saat yang
sama kepada semua pihak yang terkena dampak.
Untuk memulihkan citra negatif yang telah terbentuk dibutuhkan strategi
yang jitu dari seorang Public Relations. “ Seorang Public Relations tidak
hanya harus mempunyai technical skill dan managerial skill dalam keadaan
normal, tapi Public Relations juga harus memiliki kemampuan dalam
mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan (crisis
of trust) dan penurunan citra (lost of image) yang terjadi “ (Ruslan, 2006:
247). Selanjutnya merupakan tantangan berat adalah pemulihan citra positif
(recovery of image) masyarakat terhadap kepercayaan perusahaan. Public
Relations sangatlah berperan dalam pemulihan citra perusahaa
Public Relations merupakan bagian integral dalam suatu organisasi. Tugas
Public Relations adalah bertanggung jawab untuk menciptakan citra positif
dan ikut menciptakan kondisi agar perusahaannya kondusif, sehat iklim
kerjanya, kuat hubungan sosialnya dan tinggi kinerja sumber daya
manusianya. Peran Public Relations dalam organisasi sangat penting,
kaitannya untuk mendukung performa organisasi baik di internal maupun
eksternalnya Agar tujuan-tujuan perusahaan tercapai, maka dibutuhkan
strategi yang tepat dari divisi yang menangani fungsi Public Relations dalam
suatu organisasi perusahaan. Strategi tersebut digunakan untuk menggarap
persepsi para stakeholders, baik internal maupun eksternal agar mendukung
perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuannya. Dengan strategi yang tepat
pula, perusahaan akan dapat melakukan efisiensi dana dan tenaga serta dapat
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dengan tepat

2. Perumusan Masalah

a.Apa peran dari seorang PR dalam menangani krisis kepercayaan dan citra
negatif perusahaan?

b. Apa tujuan PR secara universal?

c. Bagaimana metode PR untuk memulihkan krisis kepercayaan dan citra


negatif perusahaan?

3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari makalah ini adalah :

a. Mengetahui kemampuan praktisi PR dalam melaksanakan fungsi dan


perannya.

b. Mengetahui kemampuan praktisi PR secara professional dalam menangani


krisis kepercayaan dan citra negate

Manfaat dari makalah ini adalah:

a. Dapat mengetahui peran praktisi PR


Dapat mengetahui strategi-strategi yang harus dilakukan ketika perusahaan
b. menghadapi krisis kepercayaan dan citra negatif.
BAB 11

2. PEMBAHASAN

1. Pengertian Public Relations (PR)

“ Public Relatios (PR) adalah sebagai jembatan antara perusahaan atau


organisasi dengan publiknya, terutama tercapainya mutual
understanding (saling pengertian) antara perusahaan dengan publiknya “
(Ardianto,2004: 3). Pengertian lain dari PR adalah fungsi manajemen yang
membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antar
organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan
organisasi tersebut. Jadi, PR itu merupakan kedudukan dalam suatu
perusahaan atau organisasi sebagai penghubung antar perusahaan atau
organisasi dengan publiknya (Cutlip, 2000: 6)

2. Pentingnya Public Relations

Sebuah survei yang diadakan oleh American Advertising Federation (AFF)


tentang 1.800 eksekutif bisnis. Para eksekutif diberi pertanyaan departemen
mana yang paling penting bagi keberhasilan perusahaan mereka. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa PR menduduki tingkat tiga teratas setelah
pengembangan produk dan perencanaan strategis, kemudian disusul oleh
periklanan, penelitian dan pengembangan (Litbang), dan hukum. Hal ini
dapat dilihat dari tabel :

Nama Departemen Presentase

Pengembangan produk 29 persen

Perencanaan strategis 27 persen

Public relations 16 persen

Periklanan 10 persen

Penelitian dan pengembangan (Litbang) 4 persen

Strategi keuangan 4 persen


Hukum 3 persen

Tabel 1

Sumber : buku Hubungan Media Konsep dan Aplikasi, 2008

Tabel diatas mengutkan bahwa PR menjadi kegiatan yang sangat penting


saat ini. Dalam konsep marketing kuno dikenalkan dengan 4P (product,
price, place, dan promotion), tetapi dewasa ini 4P sudah banyak
ditinggalkan orang, tetapi saat ini diperkenalkan dengan 6P. Dua yang lain
adalah power dan public relatios (Nurudin, 2008:5).

3. Public Relations dan Penanganan Krisis Kepercayaan Serta


Turunnya Citra Perusahaan

Citra merupakan hal yang terpenting dari suatu perusahaan. Citra ini
dengan sengaja diciptakan agar memberikan nilai positif. Nilai positif
sangat diperlukan bagi sebuah perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan
dari publik agar eksistesnsi dari perusahaan dapat terus berlanjut. Saat
terjadi krisis kepercayaan dan menurunnya citra perusahaan, peran PR
sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Untuk lebih jelas mengetahui peran PR
dalam menangani krisis kepercayaan dan menurunnya citra perusahaan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

4. PersyaratanMenjadi PublicRelations (PR)
Terdapat persyaratan mendasar yang harus dimiliki seseorang yang
ingin menjalankan fungsi PR, diantaranya yaitu :
a. Ability to communicate (kemampuan berkomunikasi)
Kemampuan berkomunikasi bagi seorang PR dalam bentuk
lisan dan tulisan,yakni seorang PR harus mampu berbicara di
depan umum, seperti dapat melakukan presentasi, mampu
mewawancarai dalam upaya pengumpulan fakta dan data, dan
dapat diwawancarai oleh pers atau wartawan sebagai sumber
berita. Dalam komunikasi tulisan harus mampu
membuat Press Release, menulis laporan, membuat naskah
pidato untuk manajemen, menulis konsep iklan layanan
masyarakat, menulis brosur atau selebaran, dan bentuk
komunikasi tulisan lainnya.
b. Ability to organize (kemampuan manajerial atau
kepemimpinan)
Kemampuan manajerial atau kepemimpinan seorang PR dapat
diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi masalah dalam
dan luar perusahaan, termasuk kemampuan untuk menyusun
rencana kegiatan dan melaksanakannya.
c. Ability to get on with people (kemampuan bergaul atau
membina relasi)
Kemampuan bergaul atau membina relasi artinya harus
mampu berhubungan dengan dan bekerjasama dengan
berbagai macam orang, dan mampu menjaga komunikasi yang
baik dengan orang-orang yang berbeda atau sama
tingkatannya.
d. Personality Integrity (memiliki kepribadian yang utuh atau
jujur)
Kepribadian yang utuh atau jujur, artinya seorang PR harus
memiliki kredibilitas yang tinggi, yakni dapat diandalkan dan
dipercaya oleh orang lain, dan dapat diterima sebagai orang
yang memiliki kepribadian utuh atau jujur.
e. Imagination (banyak ide dan kreatif)
Memiliki imajinasi (banyak ide dan kreatif) dalam pengertian
seorang PR harus memiliki wawasan yang luas, mengetahui
benang merah persoalan serumit apapun.

2. Tujuan Universal Public Relatios

Public Relations memiliki tujuan yang universal diantaranya, yaitu

a. Menciptakan public understanding (pengertian publik). Pengertian


belum berarti persetujuan/penerimaan, dan persetujuan belum
berarti penerimaan. Di sini public memahami
organisasi/perusahaan tersebut dalam masalah produk/jasa,
aktivitas-aktivitas, reputasi, perilaku manajemen, dsb.
b. Menciptakan public Confidence (adanya kepercayaan publik
terhadap perusahaan).
c. Menciptakan public Support (adanya unsur dukungan dari publik
terhadap perusahaan) baik itu dalam bentuk material maupun
spiritual.
d. Menciptakan public Coorperation (adanya kerjasama dari publik
terhadap perusahaan).

3. Fungsi dan Kegiatan Utama Public Relations


Fungsi dari PR adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang
berkaitan dengan perusahaannya.
b. Menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani
pendapat umum yang timbul.
c. Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum

Kegiatan utama dari PR adalah sebagai berikut :

a. Menjalankan program terencana dan berkesinambungan sebagai


bagian dari manajemen organisasi
b. Berurusan dengan hubungan antara organisasi dengan publiknya
c.  Memantau pengetahuan, pendapat, sikap dan prilaku didalam dan
diluar organisasi.
d. Menganalisis pengaruh kebijakan, prosedur dan tindakan pada publik.
e. Menyesuaikan kebijakan, aturan dan tindakan yang dipandang
menimbulkan konflik dengan kepentingan publik dan keberadaan
perusahaan
f.  Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dalam
pembuatan kebijakan, aturan dan tindakan yang dipandang
menimbulkan konflik dengan kepentingan publik dan keberadaan
perusahaan.
g.  Membangun dan memelihara hubungan komunikasi dua arah antara
organisasi dengan publiknya
h. Menghasilkan perubahan yang khusus dalam pengetahuan, pendapat,
sikap dan perilaku didalam dan diluar organisasi.
i. Menciptakan hubungan baru dan atau memelihara hubungan antara
organisasi dan publiknya.

4. Metode Public Relations dalam Menangani Krisis Kepercayaan


dan Menurunnya Citra Perusahaan

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang berhasil mencapai cita-


cita dan tujuannya secara maksimal. Begitu pula dengan kerja praktisi
PR yang bertugas menangani krisis kepercayaan dan mengembalikan
citra positif perusahaan dimana praktisi PR ini bernaung. Untuk
kelancaran jalannya proses pencapaian tujuan tersebut dilakukan cara-
cara penyelenggaraan kerja yang seefisien mungkin dengan mengingat
faktor tujuan, biaya, fasilitas, waktu, dan tenaga. Dengan kata lain
bahwa PR memerlukan metode kerja yang menjadi syarat mutlak
untuk mencapai tujuan.
Metode pekerjaan PR ditekankan pada penelitian terhadap publik.
Dari penelitian disusun rencana kerja, kemudian dilaksanakan, lalu
dilakukan evaluasi. Secara sistemastis proses pekerjaan PR dalam
menangani krisis dan menurunnya citra perusahaan dapat
digambarkan sesuai tahapan tadi, yaitu

a. Penelitian (Research)
Penelitian mempunyai peranan sangat penting sebagai kegiatan
pendukung dalam melaksanakan fungsi PR, baik untuk
memperoleh data, fakta lapangan mengenai citra perusahaan,
persepsi, pandangan, dan opini public secara akurat serta
tanggapan khalayak sebagai target sebagai sasaran mengenai
kebikajsanaan, pelayanan, program kerja, aktivitas perusahaan.
Menurut Ann H. Barkelew, Senior Vise President of Fleishman-
Hillard’s Office, Amerika menjelaskan bahwa sangat pentingnya
peranan penelitian untuk mencapai kesuksesan atau efektivitas
dalam pelaksanaan praktik PR (Cutlip, 2000 : 351).
Secara ilmiah kita mengenal beberapa jenis penelitian : survey,
case study, activity analysis, content/document analysis, serta
penelitian follow up. Semua jenis penelitian tersebut dapat
digunakan praktisi PR untuk mencapai tujuannya.

b. Perencanaan (Planning)
Setelah mendapatkan hasil laporan yang berupa data dan fakta dari
penelitian, PR kemudian menyusun rencana kerja. Dalam hal ini
rencana kerja disusun tidak berdasarkan pada keinginan yang
dipaksakan dan irrasional. Perencanaan yang baik bersifat
rasional, flexible, dan berkelanjutan.

Tujuan dari perencanaan PR


a. Mengubah citra
b. Membentuk citra baru.
c. Memperkenalkan perusahaan.
d. Meningkatkan community relatios.
e. Menentukan partisipasi pemimpin dalam kehidupan masyarakat
(public life).
f. Memberitahukan kegiatan penelitian.
Keberhasilan perencanaan tergantung pada keterampilan dan
efisiensi praktisi PR. Salah satu faktor yang bisa dijadikan tolak
ukur keberhasilan dari perncanaan tersebut adalah pembentukkan
opini, sikap, dan citra.

a) Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan dilakukan setelah rencana yang matang
mendapatkan persetujuan dari semua pihak terkait.
Pelaksanaan kerja merupakan kegiatan operasional dalam
melakukan apa yang telah direncanakan. Pengembalian
kepercayaan dan citra perusahaan dilakukan dengan
menggabungkan tenaga kerja, alat-alat, informasi, waktu,
tempat, dan uang. Pelaksanaan ini dikatakan sukses apabila
tujuan telah tercapai. Dalam hal ini berbagai cara dan
teknik digunakan diantaranya yaitu pendekatan terhadap
pegawai (internal public) dan pendekatan kepada umum
(eksternal public). Untuk mengebalikan kepercayaan publik
dan citra perusahaan diutamakan pendekatan kepada umum
karena menyangkut pandangan masyarakat secara luas.
Ada beberapa instrument yang dilakukan praktisi PR dalam
melaksanakan membentuk citra lembaga dalam perusahaan
diantaranya :
 Publisitas, merupakan komunikasi kepada publik
melalui media massa atau langsung face to face, dan
tidak memerlukan suatu bayaran, baik dari pihak
komunikator (PR) maupun dari pihak media massa
yang bersangkutan. Dalam membangun citra
lembaga instrument ini sering digunakan, terutama
jika lembaga tersebut sedang dalam permasalah
finasial (deficit).
 Periklanan (Advertising), periklanan merupakan
suatu kegiatan yang terkait dengan dua bidang
kehidupan manusia sehari-hari, yakni ekonomi dan
komunikasi. Dengan iklan citra suatu perusahaan
bisa menjadi lebih baik. Iklan hanya menyebutkan
sisi positif perusahaan. Iklan yang terus menerus
yang ditayangkan dapat mempengaruhi pola
perilaku,pandangan, serta kepercayaan masyarakat.
 Demonstrasi adalah sesuatu yang bisa mempercepat
pengaruh terhadap khalayak sasaran serta
meningkatkan citra yaitu demonstrasi. Dalam hal ini
penglihatan, pendengaran, dan pemikiran publik
bisa terkonsolidasi seketika sehingga menimbulkan
penilaian yang bisa mendorong ke arah tindakan
publik yang positif. Terutama pandangan atau
image akan lebih baik terlihat oleh khalayak
 Propaganda, agar publik menerima apa yang
disodorkan serta mau menanamkan citra yang
positif dan timbul kepercayaan, perusahaan dan
petugas PR hendaknya melakukan propaganda.
Propaganda merupakan kegiatan persuasif untuk
mempengaruhi seseorang, suatu kelompok, atau
orang banyak dengan dasar-dasar psikologis agar
menerima suatu ide yang pada waktu tertetu belum
tentu di terima.
 Pameran , salah satu cara yang menarik untuk
menanamkan citra positif pada perusahaan adalah
dengan melakukan pameran. Tujuan utama dari
pameran adalah mengundang publik untuk
mengenal, melihat, dan mengerti akan hal-hal
mengenai perusahaan, terutama sekali hasil dari
produksinya.
 Sales Promotion. Di samping untuk meningkatkan
citra perusahaan, promosi dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan penjualan dengan memberikan
rangsangan atau bujukan yang membangkitkan
pembelian barang dan jasa.
 House Organ ( Penerbitan Majalah
Perusahaan/lembaga ). Agar pencitraan yang sudah
dicapai tetap bertahan maka diberikanlah informasi
kepada pihak khlayak atau pihak eksternal melalui
majalah khusus yang diterbitkan oleh perusahaan,
dan biasa disebut house organ.
 Open House, memperkenalkan citra perusahaan
dapat juga dilaksanakan dengan cara mengundang
dan menerima tamu untuk keperluan pencitraan
tersebut. Tujuan utamanya adalah agar dikenal dan
populernya perusahaan dikalangan masyarakat.
b) Penilaian (Evaluation)
Penilaian ini tahap dimana pemeriksaan terhadap program
dan rencana yang dapat dilakukan. Tahap ini berguna untuk
mengetahui permasalahan yang harus diperhatikan lebih
lanjut.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Peran Public Relations sangat besar dalam penanganan krisis


kepercayaan dan penurunan citra perusahaan. PR ini mempunyai tujuan
universal yaitu menciptakan public understanding, public confidence, public
support, public coorperation. Selain itu PR mempunyai fungsi mengetahui
secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitan dengan
perusahaannya, menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani
pendapat umum yang timbul, menggunakan komunikasi untuk
mempengaruhi pendapat umum.

Dalam peranannya, PR ini mempunyai metode untuk menangani


krisis kepercayaan dan menurunnya citra. Metode ini terdiri dari beberapa
tahap yaitu penelitian (research), perencanaan (planning), pelaksanaan
(action), dan penilaian (evaluation).

Saran

Citra perusahaan terletak pada praktisi PR. Sebaiknya praktisi PR


bekerjasama dengan praktisi lain secara koordinasi, integratif, antisipatif, dan
solutif untuk menjaga citra perusahaan. Selain itu praktisi PR harus tetap
bertahan menjaga citra perusahaan dalam keadaan apapun.
DAFTAR ISI

Elvinaro Ardianto dalam buku Public Relations hal.3 tahun 2004.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2008. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta:
Erlangga

Loc. Cit

Nurudin dalam buku Hubungan Media Konsep dan Aplikasi hal. 5 tahun

Oliver, Sandra 2007. Strategi Public Relations. Jakarta: Esensi Erlangga Group

Rosady Ruslan dalam buku Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi


hal. 247 tahun 2006.

Scott M Cutlip dalam buku Effective PR hal. 6 tahun 2000

Anda mungkin juga menyukai