PERUSAHAAN
OLEH:
HERMANSYAH
105611119718
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
BAB 11
PEMBAHASAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat-Nya hingga saat ini kita masih diberi umur dan kesehatan, terlebih penulis dapat
menyelesaikan makalah akhir ini dengan tepat lancar dan tepat waktu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk memperbaiki kekurangan itu. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis
PENULIS
HERMANSYAH
BAB 1
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Strategi merupakan bagian dari hidup manusia. Ketika seseorang memiliki
pengetahuan maka kehidupannya tidak hanya mengandalkan dari intuisi saja
namun ia pun mengandalkan logikanya dalam berpikir. Strategi itu sendiri
lahir dari logika manusia yang menginginkan segala sesuatunya berjalan
sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan. Strategi diperlukan dalam
kehidupan manusia karena melalui strategi diharapkan suatu kegiatan akan
berjalan dengan seharusnya. Sebagai manusia yang bermoral tentunya strategi
yang diterapkan dalam kehidupan sehari- hari adalah strategi yang positif,
baik dan tidak merugikan orang lain demi terciptanya kenyamanan bersama
serta kondisi yang lebih baik lagi atau kondusif.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja,
melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Seperti yang
di definisikan oleh J L Thompson dalam Oliver (2007: 2) strategi sebagai cara
untuk mencapai sebuah hasil akhir ; hasil akhir menyangkut tujuan dan
sasaran organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas.
Sementara itu, strategi fungsional mendorong secara langsung strategi
kompetitif. Bennet dalam Oliver (2007:2) menggambarkan strategi sebagai
“arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya”.
Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi,
pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut,
serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan
merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas- aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu
bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Thomas L.Wheelen – J.
David Hunger, manajemen strategi adalah serangkaian dari pada keputusan
majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan
dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan / perencanaan
strategi, pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi . Manajemen strategis dapat
merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan
direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut.
Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan
terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini menuntut pihak manajemen
suatu perusahaan untuk menggunakan strategi bisnis yang tepat bagi produk
atau jasa layanan yang dijualnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat
bertahan atau memenangkan persaingan bisnis. Pihak perusahaan harus
mengamati kondisi persaingan bisnis yang selalu berkembang atau berubah
setiap saatnya. Inti dari pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah
pokok, yaitu segmentasi, targeting dan, positioning (Kotler dan Keller, 2009:
5). Dari pemaparan diatas dapat dilihat pentingnya suatu manajemen strategis
dalam sebuah perusahaan dalam persaingan bisnis. Perusahaan harus terus-
menerus berjuang untuk mencapai kecermerlangan dengan keunggulan
bersaing di pasar sebagai hasil dari perencanaan strategis dan operasional.
Dengan kata lain, perusahaan harus dapat menciptakan strategi untuk
mencapaikan produk dan jasa mereka sedemikian rupa, sehingga, dapat
menciptakan nilai yang lebih besar untuk pelanggan. Bagi sebuah
perusahaan, image atau citra sangatlah penting. Banyak hal yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mempertahankan citra positif yang dimilikinya.
Bahkan ketika mereka melakukan hal yang membuat citra mereka rusak,
banyak hal yang mereka lakukan untuk dapat memperbaiki citra positif yang
sebelumnya mereka miliki.Oliver (2007: 50) mengatakan citra adalah suatu
gambaran tentang mental; ide yang dihasilkan oleh imaginasi atau kepribadian
yang ditunjukan kepada publik olehseseorang, organisasi dan sebagainnya.
Perusahaan yang mempunyai citra baik dimata konsumen , produk dan
jasanya relatif lebih bisa diterima konsumen dari pada perusahaan yang tidak
mempunyai citra. Perusahaan yang memiliki citra positif dimata konsumen
juga cenderung bertahan pada masa krisis. Kalaupun menderita kerugian
jumlah nominalnya jauh lebih kecil dibanding perusahaan yang citranya
kurang baik. Penyebabnya karena dimasa krisis masyarakat akan lebih selektif
dalam mengkonsumsi dan memilih yang secara resiko memang aman. Karena
itu mereka umumnya memilih berhubungan dengan perusahaan atau membeli
produk-produk yang dipercaya memiliki pelayanan dan kualitas yang baik.
Dampak positif internal dari citra yang baik lainnya adalah terhadap
karyawannya sendiri. Karyawan yang bekerja pada perusahaan dengan citra
positif memiliki rasa bangga sehingga dapat memicu motivasi mereka untuk
bekerja lebih produktif. Dengan demikian pertumbuhan dan profitabilitas
perusahaan meningkat. Selain itu perusahaan yang memiliki citra baik juga
menjadi incaran para investor yang otomatis akan semakin yakin terhadap
daya saing dan kinerja perusahaan ini. Dengan demikian perusahaan yang
memiliki citra positif akan lebih mudah dalam melakukan segala hal untuk
berkembang
Citra dan kepercayaan yang baik di mata masyarakat merupakan salah satu
yang terpenting bagi eksistensi sebuah perusahaan. Apalagi di era informasi
sekarang ini, peran public relations dalam membangun citra positif semakin
diperlukan. Apabila kepercayaan dan citra perusahaan rusak di mata
masyarakat, maka perusahaan tersebut harus bersiap-siap untuk menghadapi
krisis kepercayaan. Suatu perusahaan yang mengalami permasalahan krisis
kepercayaan akan dapat menyebabkan bertumbuhnya pandangan negatif dari
stakeholder yang berkepanjangan, serta tingkat kepercayaan dan citra
perusahaan di mata masyarakat menjadi turun secara tajam. Untuk menjaga
kredibilitas dengan para stakeholder, perusahaan harus bereaksi dan merespon
dengan cepat, informasi dikelola secara efektif dan diberikan pada saat yang
sama kepada semua pihak yang terkena dampak.
Untuk memulihkan citra negatif yang telah terbentuk dibutuhkan strategi
yang jitu dari seorang Public Relations. “ Seorang Public Relations tidak
hanya harus mempunyai technical skill dan managerial skill dalam keadaan
normal, tapi Public Relations juga harus memiliki kemampuan dalam
mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan (crisis
of trust) dan penurunan citra (lost of image) yang terjadi “ (Ruslan, 2006:
247). Selanjutnya merupakan tantangan berat adalah pemulihan citra positif
(recovery of image) masyarakat terhadap kepercayaan perusahaan. Public
Relations sangatlah berperan dalam pemulihan citra perusahaa
Public Relations merupakan bagian integral dalam suatu organisasi. Tugas
Public Relations adalah bertanggung jawab untuk menciptakan citra positif
dan ikut menciptakan kondisi agar perusahaannya kondusif, sehat iklim
kerjanya, kuat hubungan sosialnya dan tinggi kinerja sumber daya
manusianya. Peran Public Relations dalam organisasi sangat penting,
kaitannya untuk mendukung performa organisasi baik di internal maupun
eksternalnya Agar tujuan-tujuan perusahaan tercapai, maka dibutuhkan
strategi yang tepat dari divisi yang menangani fungsi Public Relations dalam
suatu organisasi perusahaan. Strategi tersebut digunakan untuk menggarap
persepsi para stakeholders, baik internal maupun eksternal agar mendukung
perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuannya. Dengan strategi yang tepat
pula, perusahaan akan dapat melakukan efisiensi dana dan tenaga serta dapat
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dengan tepat
2. Perumusan Masalah
a.Apa peran dari seorang PR dalam menangani krisis kepercayaan dan citra
negatif perusahaan?
2. PEMBAHASAN
1. Pengertian Public Relations (PR)
2. Pentingnya Public Relations
Periklanan 10 persen
Tabel 1
Citra merupakan hal yang terpenting dari suatu perusahaan. Citra ini
dengan sengaja diciptakan agar memberikan nilai positif. Nilai positif
sangat diperlukan bagi sebuah perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan
dari publik agar eksistesnsi dari perusahaan dapat terus berlanjut. Saat
terjadi krisis kepercayaan dan menurunnya citra perusahaan, peran PR
sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Untuk lebih jelas mengetahui peran PR
dalam menangani krisis kepercayaan dan menurunnya citra perusahaan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
4. PersyaratanMenjadi PublicRelations (PR)
Terdapat persyaratan mendasar yang harus dimiliki seseorang yang
ingin menjalankan fungsi PR, diantaranya yaitu :
a. Ability to communicate (kemampuan berkomunikasi)
Kemampuan berkomunikasi bagi seorang PR dalam bentuk
lisan dan tulisan,yakni seorang PR harus mampu berbicara di
depan umum, seperti dapat melakukan presentasi, mampu
mewawancarai dalam upaya pengumpulan fakta dan data, dan
dapat diwawancarai oleh pers atau wartawan sebagai sumber
berita. Dalam komunikasi tulisan harus mampu
membuat Press Release, menulis laporan, membuat naskah
pidato untuk manajemen, menulis konsep iklan layanan
masyarakat, menulis brosur atau selebaran, dan bentuk
komunikasi tulisan lainnya.
b. Ability to organize (kemampuan manajerial atau
kepemimpinan)
Kemampuan manajerial atau kepemimpinan seorang PR dapat
diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi masalah dalam
dan luar perusahaan, termasuk kemampuan untuk menyusun
rencana kegiatan dan melaksanakannya.
c. Ability to get on with people (kemampuan bergaul atau
membina relasi)
Kemampuan bergaul atau membina relasi artinya harus
mampu berhubungan dengan dan bekerjasama dengan
berbagai macam orang, dan mampu menjaga komunikasi yang
baik dengan orang-orang yang berbeda atau sama
tingkatannya.
d. Personality Integrity (memiliki kepribadian yang utuh atau
jujur)
Kepribadian yang utuh atau jujur, artinya seorang PR harus
memiliki kredibilitas yang tinggi, yakni dapat diandalkan dan
dipercaya oleh orang lain, dan dapat diterima sebagai orang
yang memiliki kepribadian utuh atau jujur.
e. Imagination (banyak ide dan kreatif)
Memiliki imajinasi (banyak ide dan kreatif) dalam pengertian
seorang PR harus memiliki wawasan yang luas, mengetahui
benang merah persoalan serumit apapun.
a. Penelitian (Research)
Penelitian mempunyai peranan sangat penting sebagai kegiatan
pendukung dalam melaksanakan fungsi PR, baik untuk
memperoleh data, fakta lapangan mengenai citra perusahaan,
persepsi, pandangan, dan opini public secara akurat serta
tanggapan khalayak sebagai target sebagai sasaran mengenai
kebikajsanaan, pelayanan, program kerja, aktivitas perusahaan.
Menurut Ann H. Barkelew, Senior Vise President of Fleishman-
Hillard’s Office, Amerika menjelaskan bahwa sangat pentingnya
peranan penelitian untuk mencapai kesuksesan atau efektivitas
dalam pelaksanaan praktik PR (Cutlip, 2000 : 351).
Secara ilmiah kita mengenal beberapa jenis penelitian : survey,
case study, activity analysis, content/document analysis, serta
penelitian follow up. Semua jenis penelitian tersebut dapat
digunakan praktisi PR untuk mencapai tujuannya.
b. Perencanaan (Planning)
Setelah mendapatkan hasil laporan yang berupa data dan fakta dari
penelitian, PR kemudian menyusun rencana kerja. Dalam hal ini
rencana kerja disusun tidak berdasarkan pada keinginan yang
dipaksakan dan irrasional. Perencanaan yang baik bersifat
rasional, flexible, dan berkelanjutan.
a) Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan dilakukan setelah rencana yang matang
mendapatkan persetujuan dari semua pihak terkait.
Pelaksanaan kerja merupakan kegiatan operasional dalam
melakukan apa yang telah direncanakan. Pengembalian
kepercayaan dan citra perusahaan dilakukan dengan
menggabungkan tenaga kerja, alat-alat, informasi, waktu,
tempat, dan uang. Pelaksanaan ini dikatakan sukses apabila
tujuan telah tercapai. Dalam hal ini berbagai cara dan
teknik digunakan diantaranya yaitu pendekatan terhadap
pegawai (internal public) dan pendekatan kepada umum
(eksternal public). Untuk mengebalikan kepercayaan publik
dan citra perusahaan diutamakan pendekatan kepada umum
karena menyangkut pandangan masyarakat secara luas.
Ada beberapa instrument yang dilakukan praktisi PR dalam
melaksanakan membentuk citra lembaga dalam perusahaan
diantaranya :
Publisitas, merupakan komunikasi kepada publik
melalui media massa atau langsung face to face, dan
tidak memerlukan suatu bayaran, baik dari pihak
komunikator (PR) maupun dari pihak media massa
yang bersangkutan. Dalam membangun citra
lembaga instrument ini sering digunakan, terutama
jika lembaga tersebut sedang dalam permasalah
finasial (deficit).
Periklanan (Advertising), periklanan merupakan
suatu kegiatan yang terkait dengan dua bidang
kehidupan manusia sehari-hari, yakni ekonomi dan
komunikasi. Dengan iklan citra suatu perusahaan
bisa menjadi lebih baik. Iklan hanya menyebutkan
sisi positif perusahaan. Iklan yang terus menerus
yang ditayangkan dapat mempengaruhi pola
perilaku,pandangan, serta kepercayaan masyarakat.
Demonstrasi adalah sesuatu yang bisa mempercepat
pengaruh terhadap khalayak sasaran serta
meningkatkan citra yaitu demonstrasi. Dalam hal ini
penglihatan, pendengaran, dan pemikiran publik
bisa terkonsolidasi seketika sehingga menimbulkan
penilaian yang bisa mendorong ke arah tindakan
publik yang positif. Terutama pandangan atau
image akan lebih baik terlihat oleh khalayak
Propaganda, agar publik menerima apa yang
disodorkan serta mau menanamkan citra yang
positif dan timbul kepercayaan, perusahaan dan
petugas PR hendaknya melakukan propaganda.
Propaganda merupakan kegiatan persuasif untuk
mempengaruhi seseorang, suatu kelompok, atau
orang banyak dengan dasar-dasar psikologis agar
menerima suatu ide yang pada waktu tertetu belum
tentu di terima.
Pameran , salah satu cara yang menarik untuk
menanamkan citra positif pada perusahaan adalah
dengan melakukan pameran. Tujuan utama dari
pameran adalah mengundang publik untuk
mengenal, melihat, dan mengerti akan hal-hal
mengenai perusahaan, terutama sekali hasil dari
produksinya.
Sales Promotion. Di samping untuk meningkatkan
citra perusahaan, promosi dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan penjualan dengan memberikan
rangsangan atau bujukan yang membangkitkan
pembelian barang dan jasa.
House Organ ( Penerbitan Majalah
Perusahaan/lembaga ). Agar pencitraan yang sudah
dicapai tetap bertahan maka diberikanlah informasi
kepada pihak khlayak atau pihak eksternal melalui
majalah khusus yang diterbitkan oleh perusahaan,
dan biasa disebut house organ.
Open House, memperkenalkan citra perusahaan
dapat juga dilaksanakan dengan cara mengundang
dan menerima tamu untuk keperluan pencitraan
tersebut. Tujuan utamanya adalah agar dikenal dan
populernya perusahaan dikalangan masyarakat.
b) Penilaian (Evaluation)
Penilaian ini tahap dimana pemeriksaan terhadap program
dan rencana yang dapat dilakukan. Tahap ini berguna untuk
mengetahui permasalahan yang harus diperhatikan lebih
lanjut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2008. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Loc. Cit
Nurudin dalam buku Hubungan Media Konsep dan Aplikasi hal. 5 tahun
Oliver, Sandra 2007. Strategi Public Relations. Jakarta: Esensi Erlangga Group