Kelas : TO8A NRP : 0919040021 Manajemen Pemeliharaan Tugas Pertemuan 2
1. Jelaskan maksud dan tujuan controlling dari skema manajemen
2. Buatkan contoh proses controlling dari suatu proses produksi. JAWAB 1. Controlling dalam skema manajemen merujuk pada proses pemantauan dan pengendalian kinerja organisasi untuk memastikan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tercapai sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Tujuan dari controlling adalah untuk memastikan bahwa organisasi berjalan sesuai dengan tujuan, strategi, dan rencana yang telah ditetapkan, serta memastikan bahwa setiap masalah atau permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi dan diatasi secepat mungkin. Tujuan dari controlling dalam skema manajemen adalah sebagai berikut: • Memastikan bahwa sumber daya organisasi digunakan secara efektif dan efisien. • Mengevaluasi kinerja organisasi dan memastikan bahwa target kinerja tercapai. • Memastikan bahwa setiap masalah atau permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi dan diatasi secepat mungkin. • Menjaga agar organisasi tetap fokus pada tujuan dan strategi jangka panjang yang telah ditetapkan. • Meningkatkan kemampuan manajemen untuk membuat keputusan yang lebih baik dan tepat waktu. • Memastikan bahwa organisasi beroperasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan memenuhi persyaratan hukum dan regulasi yang berlaku. Dengan demikian, controlling dalam skema manajemen adalah proses yang sangat penting untuk memastikan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan visi jangka panjangnya. 2. Berikut adalah contoh proses controlling dari suatu proses produksi: • Menetapkan Standar Kinerja: Sebelum memulai proses produksi, standar kinerja yang telah ditetapkan harus dikenal oleh semua anggota tim produksi. Standar kinerja ini dapat mencakup berbagai hal, seperti jumlah produksi, kualitas produk, efisiensi penggunaan bahan baku, dan waktu produksi. • Monitoring Proses Produksi: Selama produksi berlangsung, manajer produksi harus secara terus-menerus memantau kinerja produksi, seperti jumlah produk yang diproduksi, jumlah bahan baku yang digunakan, waktu produksi, dan kualitas produk. • Mengevaluasi Kinerja: Setelah produksi selesai, manajer produksi harus mengevaluasi kinerja produksi berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Jika ada perbedaan antara kinerja aktual dan standar kinerja, maka tindakan perbaikan perlu diambil untuk mengatasi masalah tersebut. • Mengambil Tindakan Perbaikan: Jika ada perbedaan antara kinerja aktual dan standar kinerja, manajer produksi harus mengambil tindakan perbaikan untuk mengatasi masalah tersebut. Tindakan perbaikan ini dapat mencakup perbaikan pada proses produksi, penggantian peralatan, pelatihan karyawan, atau pengembangan sistem kontrol kualitas. • Melakukan Follow-Up: Setelah tindakan perbaikan diambil, manajer produksi harus melakukan follow-up untuk memastikan bahwa masalah telah teratasi dan kinerja produksi telah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Jika masih ada masalah, maka manajer produksi harus kembali ke langkah pertama dan menetapkan standar kinerja baru atau mengambil tindakan perbaikan lainnya. Dengan melakukan proses controlling secara terus-menerus, produksi dapat dijalankan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kinerja produksi dan meningkatkan keuntungan perusahaan.