RETINOBLASTOMA
Preseptor :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Case Report Session
berjudul Retinoblastoma. Shalawat beriring salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada Dr. dr. Hendriati, Sp.M(K) selaku preseptor dan semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan tulisan ini.
Penulisan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Tabel iv
Daftar Gambar v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Batasan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
1.5 Metode Penulisan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Anatomi Retina 3
2.2 Retinoblastoma 5
2.2.1 Definisi 5
2.2.2 Epidemiologi 5
2.2.3 Etiologi 6
2.2.4 Klasifikasi 6
2.2.5 Patogenesis 7
2.2.6 Diagnosis dan manifestasi klinis 8
2.2.7 Diagnosis Banding 11
2.2.7 Tatalaksana 12
2.2.9 Komplikasi 13
2.2.10 Prognosis 13
BAB III LAPORAN KASUS 14
BAB IV DISKUSI 17
DAFTAR PUSTAKA 20
iii
Daftar Tabel
Halaman
iv
Daftar Gambar
Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 Epidemiologi
Retinoblastoma adalah tumor intraokular yang paling sering pada bayi dan
anak yang berjumlah sekitar 3% dari seluruh tumor pada anak. Kasus
retinoblastoma bilateral secara khas didiagnosis pada tahun pertama kehidupan
dalam keluarga dan pada kasus sporadik unilateral di diagnosis antara umur 1–3
tahun. Onset diatas 5 tahun jarang terjadi. 1,3,11
Tabel 2.1 Epidemiologi Retinoblastoma
Epidemiologi retinoblastoma
Tumor intraokular terbanyak pada anak
Tumor intraokular terbanyak ketiga setelah melanoma dan metastasis
Insiden 1:14.000 – 1:20.000 kelahiran hidup
90% kasus dijumpai sebelum umur 3 tahun
Terjadi sama pada pria dan wanita
Terjadi sama pada mata kiri dan kanan
Tidak ada predileksi ras
60-70% unilateral (usia rata-rata saat diagnosis, 24 bulan)
30-40% bilateral (usia rata-rata saat diagnosis, 14 bulan)
2.2.3 Etiologi
Retinoblastoma disebabkan oleh mutasi gen RB1, yang terletak pada lengan
panjang kromosom 13 pada locus 14 (13q14) dan kode protein pRB, yang berfungsi
sebagai supresor pembentukan tumor. pRB adalah nukleoprotein yang terikat pada
DNA (Deoxiribo Nucleid Acid) dan mengontrol siklus sel pada transisi dari fase G1
sampai fase S. Jadi mengakibatkan perubahan keganasan dari sel retina primitif
sebelum diferensiasi berakhir.1
Retinoblastoma normal yang terdapat pada semua orang adalah suatu gen
supresor atau anti-onkogen. Individu dengan penyakit yang herediter memiliki satu
alel yang terganggu di setiap sel tubuhnya, apabila alel pasangannya di sel retina
yang sedang tumbuh mengalami mutasi spontan, terbentuklah tumor. Pada bentuk
penyakit yang nonherediter, kedua alel gen retinoblastoma normal di sel retina yang
sedang tumbuh diinaktifkan oleh mutasi spontan.13
2.2.4 Klasifikasi
Retinoblastoma dibagi menjadi 2 grup utama yaitu:
1. Retinoblastoma intraokuler
International Classification of Intraocular Retinoblastoma (ICRB)
membagi retinoblastoma intraokuler dari A sampai E yaitu:
a. Tumor berukuran kecil (≤ 3 mm) yang hanya terdapat di retina dan berjarak
> 3 mm dari foveola dan > 1,5 mm dari disk
b. Tumor lebih besar dari 3 mm atau terdapat di macular atau juxtapapillary.
Bisa disertai dengan cuff cairan subretinal <3 mm dari tumor dan tidak
berhubungan dengan subretinal seeding
c. Tumor dengan subretinal atau vitreous seeding lokal dengan ukuran 3 mm
pada tumor dan lebih dari satu kuadran cairan subretina
d. Tumor dengan subretinal atau vitreous seeding difus > 3mm tumor dan
cairan subretinal ekstensif
Anamnesis
Keluhan utama : Mata kiri terlihat semakin menonjol sejak ± 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
• Mata kiri terlihat semakin menonjol sejak ± 1 bulan sebelum masuk rumah
sakit.
• Pasien sebelumnya pernah berobat ke poliklinik mata RSUP Dr. M. Djamil
± 6 bulan yang lalu dengan keluhan mata kiri tampak memerah seperti terisi
darah. Saat itu pasien dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan CT Scan,
namun pasien belum melakukannya.
• Riwayat tampak memutih pada mata kiri sebelumnya disangkal.
Status OD OS
Oftalmologi
Visus Refleks mengedip (+), 0
Following objek ? ,
Following cahaya ?
Red Refleks (+) (-)
Palpebra Edem (-) Retraksi (+)
Konjungtiva Hiperemis (-)
Kornea Bening
Tampak massa ukuran
COA Cukup dalam 30x30x20 mm
Jaringan nekrotik (+)
Iris Coklat Pus (+)
Pupil Bulat, ref +/- , 3 mm
Lensa Bening
TIO N(P) Tidak dilakukan
Posisi Ortho Protusio
Gerak Bebas Terbatas
Diagnosis
Retinoblastoma ocular sinistra
Terapi
Konsul bagian anak untuk kemoterapi
8. Riordan-Eva, Paul. Anatomi dan Embriologi Mata. In: Riordan-Eva, P., John P.
Whitcher. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Jakarta: Penerbit EGC.
2010; 7-14.
9. Mescher, A.L. Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas. USA: McGraw Hill.
2010; 426.
10. Dahl, A. Retina Anatomy [serial online] 2010 (diunduh 6 Oktober 2020).
Tersedia dari: URL: https://emedicine.medscape.com/article/2019624-
overview.
16. Gumpala MC, Barrios PC, Paysse EA, Plon SE, Hurwitz R. Retinoblastoma:
Reviev of Current Management. The Oncologist. 2007;12:1237-1246.
17. Corrêa ZM, Berry JL. Retinoblastoma [serial online] 2016 (diunduh 6 Oktober
2020). Tersedia dari: URL:http://www.aao.org/pediatric-center-
detail/retinoblastoma-2016.