Anda di halaman 1dari 24

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MENCOCOK

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS DAN KONSENTRASI ANAK AUTISME

Di Kelas 4 SDLB C BINA GRAHITA LELES

Oleh :

Tanti Nuraini Widhayanti, S.IP, S.Pd


NUPTK. 1437761662300102

SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)


SLB BINA GRAHITA LELES
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MENCOCOK

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS DAN KONSENTRASI ANAK AUTISME

Di Kelas 4 SDLB C Bina Grahita Leles

Disahkan oleh:

Kepala SLB C Bina Grahita Leles

ROSITA, S.Pd
NUPTK. 8540753653300002
KETERANGAN
Nomor : /28-SLB/C/VII/2022

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SLB-C Bina Grahita Leles menyatakan bahwa:
Nama : Tanti Nuraini Widhayanti, S.IP, S.Pd.
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat tgl. Lahir : Garut, 5 Januari 1983
NUPTK : 1437761662300102
Unit Kerja : SLB-C Bina Grahita Leles
Judul Karya Tulis : Penggunaan Alat Peraga Mencocok Untuk Meningkatkan
Kemampuan Motorik Halus Dan Konsentrasi Anak
Autisme Di Kelas 5 SDLB C Bina Grahita Leles.
Tugas Mengajar : Guru Kelas D 4 - C
Telah melakukan penulisan Karya Tulis Ilmiah, pada :
Tanggal : 26 Juli 2022
Tempat : SLB-C Bina Grahita Leles
Jln. Raya KM.13 Proyek I Tutugan Leles Garut

Demikian Surat Keterangan ini dibuat, agar dipergunakan sebagaimana mestinya dan kepada
yang berkepentingan dapat mengetahuinya.

Garut, 28 Juli 2022


Kepala Sekolah

ROSITA, S.Pd.
NUPTK. 8540753653300002
SURAT KETERANGAN
Nomor : /28-SLB/C/VII/2022

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SLB-C Bina Grahita Leles menyatakan

bahwa Karya Tulis yang berjudul: Penggunaan Alat Peraga Mencocok Untuk Meningkatkan

Kemampuan Motorik Halus Dan Konsentrasi Anak Autisme Di Kelas 4 SDLB-C Bina

Grahita Leles. telah diseminarkan pada tanggal 11 Oktober 2022 dan di dokumentasikan di

perpustakaan SLB-C Bina Grahita Leles.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat, agar dipergunakan sebagaimana mestinya dan

kepada yang berkepentingan dapat mengetahuinya.

Garut, 11 Oktober 2022


Kepala Sekolah

ROSITA, S.Pd.
NUPTK.8540753653300002
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,

taufik, hidayah, dan inayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat

waktu.

Karya tulis yang berjudul "Penggunaan Alat Peraga Mencocok Untuk Meningkatkan

Kemampuan Motorik Halus dan Konsentrasi Anak Autisme di SLB-C Bina Grahita Leles ",

disusun dengan tujuan untuk lebih meningkatkan pelayanan dalam pembelajaran.

Penulis sadar bahwa karya tulis ini tidak luput dari kekurangan, namun kritik dan

saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan sebagai masukan yang berharga.

Akhirnya semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya. Amiin…

Garut, 28 Juli 2022


Penulis

Tanti Nuraini W,S.IP, S.Pd


NUPTK. 1437761662300102
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
SURAT KETERANGAN
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Ruang Lingkup.................................................................... 2
C. Tujuan.................................................................................. 2
D. Definisi................................................................................ 2
BAB II LAPORAN KEGIATAN
A. Penyusunan Program Pembelajaran.................................... 4
1. Karakteristik dan Kebutuhan Anak Autisme................ 4
2. Langkah Pembelajaran Mencocok................................ 5
B. Penyajian Program Pembelajaran Dengan Menggunakan
Alat Peraga Mencocok........................................................ 7
C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar...................................... 9
BAB III LAPORAN HASIL BELAJAR
A. Keadaan Anak……………………………………………..……. 10
B. Hasil Belajar yang Diperoleh…………………………………… 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................... 12
B. Saran.................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 14
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya anak autisme adalah anak yang mengalami gangguan

perkembangan yang kompleks menyangkut gangguan komunikasi, interaksi sosial dan

aktivitas imajinasi (kekakuan pola berpikir), yang gejalanya mulai tampak sebelum anak

berusia 3 tahun.

Dengan adanya gangguan pada anak autisme yang kompleks tersebut, maka anak

autisme mengalami berbagai kesulitan dalam proses belajarnya. Hal tersebut

mengakibatkan banyak orang tua anak autisme menjadi stres dan putus asa.

Salah satu kesulitan atau gangguan yang dialami anak autisme adalah kemampuan

motorik halus dan konsentrasi. Untuk itu perlu adanya pembelajaran yang mampu

meningkatkan kamampuan motorik halus dan konsentrasi.

Penggunaan alat peraga yang dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik

halus dan konsentrasi dalam pengajaran bagi anak autis sangat dibutuhkan. Pembelajaran

dengan memberdayakan alat peraga mencocok ternyata dapat meningkatkan kemampuan

motorik halus dan konsentrasi yang dimiliki anak autisme.

Orang tua sering kebingungan mencari pusat terapi pendidikan bagi anaknya yang

autis.. Ironisnya. pusat terapi yang ada saat ini mematok biaya yang cukup besar. Dengan

kondisi itulah, perlu menerapkan pendidikan yang mampu mengembangkan sisa

kemampuan yang dimiliki anak autis. Dengan penggunaan alat peraga mencocok. dalam

proses pendidikan dapat memberdayakan semua indra yang ada.

Pembelajaran anak autisme dengan alat peraga mencocok dapat dilakukan oleh

guru, orang tua dan siapa saja yang peduli terhadap pendidikan anak autisme. Dengan
rasa cinta, rasa sayang dan memiliki dedikasi vang tinggi, siapa saja (profesional atau non

profesional) dapat membantu pendidikan anak autisme mencapai hasil yang optimal.

Biaya penggunaan alat peraga mencocok relatif murah, karena menggunakan prinsip

pendidikan discovery (temuan), mudah didapat dan sesuai dengan kondisi di sekitar

anak. Karena alat peraga ini mengfungsikan semua saluran indera, sehingga akan

diperoleh pengetahuan yang lebih sempurna. melalui proses yang efektif dan efisien.

B. RUANG LINGKUP
Untuk membatasi permasalahan agar dapat terfokus, maka ruang lingkup karya tulis

ini adalah:

1. Alat peraga mencocok dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dan

konsentrasi anak autisme.

2. Proses pembelajaran dengan alat peraga mencocok memanfaatkan kemampuan semua

saluran indera, sehingga mampu meningkatkan kemampuan motorik halus dan

konsentrasi anak yang lebih efektif dan efisien.

C. TUJUAN
Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan karya tulis pembelajaran bagi anak

autisme ini adalah:

a. Untuk memberikan gambaran tentang penggunaan alat peraga mencocok yang

digunakan dalam pembelajaran anak autisme.

b. Untuk mengetahui apakah alat peraga mencocok tepat digunakan dalam pembelajaran

bagi anak autis.


c. Untuk mengetahui sejauh mana alat peraga mencocok mampu memberdayakan

seluruh panca indera dalam meningkatkan kemampuan motorik halus dan konsentrasi

anak autisme.

D. DEFINISI
Ada beberapa definisi yang perlu disajikan untuk memperjelas dan memberikan arah

konsep yang akan dibahas, yaitu:

a. Anak autisme adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang

kompleks mencakup bidang komunikasi, interaksi sosial, dan aktivitas imajinasi

yang tampak sebelum usia 3 tahun.

b. Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik, sehingga

timbul hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Pemberdayaan panca indera adalah mengupayakan semua indera yang ada untuk

mempelajari pengetahuan.
BAB II

LAPORAN KEGIATAN

A. PENYUSUNAN PROGRAM PEMBELAJARAN

Penyusunan program pernbelajaran disesuaikan dengan karakteristik dan

kebutuhan anak autis:

1. Karakteristik dan kebutuhan anak autisme :

a. Komunikasi

Anak autisme mengalami gangguan dalam perkembangan berkomunikasi terutama

dalam pengertian dan penggunaan bahasa,.baik secara verbal maupun non verbal.

Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang

kepada orang lain. Proses komunikasi dibagi menjadi dua tahap yaitu :

a) Proses komunikasi secara primer yaitu proses penyampaian pikiran atau

perasaan seseorang pada orang lain dengan menggunakan lambang simbol

melalui media isyarat, gambar, warna.

b) Proses komunikasi secara sekunder yaitu proses penyampaian pesan seseorang

kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana (surat, telepon, fax,

dan sebagainya).sebagai media kedua setelah lambang (simbol) sebagai media

pertama.

Komunikasi merupakan dasar suatu proses dialog antara dua orang atau lebih

yang memungkinkan terjadinya pertukaran atau penyampaian perasaan, fikiran atau

informasi. Komunikasi juga merupakan dasar dalam interaksi sosial karena tanpa

komunikasi manusia tidak dapat saling memberi reaksi satu sama lainnya.
Bagi anak autisme untuk berkomunikasi dengan baik tidak mudah, mengingat

anak autisme mengalami gangguan komunikasi, maka terjadinya proses interaksi

dengan lingkungan akan terhambat.

Akibat adanya gangguan komunikasi maka anak autisme mengalami kesulitan

untuk mengungkapkan apa yang ada, dalam fikirannya sehingga seringkali lawan

bicara tidak dapat memahami pembicaraannya.

b. Interaksi Sosial

Anak autisme mengalami gangguan perkembangan dalam berinteraksi sosial,

sehingga terhambat dalam mengadakan hubungan dengan orang lain. Interaksi

sosial anak autisme dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a. Menyendiri : Anak autisme menarik diri, acuh tak acuh, dan akan kesal,

menunjukkan perilaku dan perhatian yang terbatas bila diadakan pendekatan

sosial.

b. Pasif : Menerima saja, tidak giat, dapat memahami sesuatu tetapi tidak dapat

mengungkapkan kembali, menerima pendekatan sosial dan bermain dengan

anak lain dalam permainan yang disesuaikan dengan dirinya.

c. Aktif tapi aneh : Secara spontan mendekati anak lain, namun interaksi ini sering

hanya sepihak.

c. Kekakuan pola berfikir ( Aktivitas Imajinasi)

Anak autisme mengalami gangguan dalam aktivitas imajinasi (kekakuan

dalam pola berfikir) dan minat yang terbatas, seperti menolak perubahan

lingkungan, aktivitas yang rutin dan berpusat pada salah satu obyek.

2. Langkah pembelajaran mencocok.

Berdasarkan karakteristik dan kebutuhan anak autis seperti di atas, maka

perlu adanya kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Inovasi dan kreativitas
diperlukan baik dalam segi alat peraga, materi, metode dan semua hal yang

berhubungan dengan pembelajaran bagi mereka. Salah satu inovasi dan kreativitas

untuk mengembangkan pembelajaran anak autis adalah penggunaan alat peraga

"mencocok".

Adapun langkah pembelajaran bagi anak autisme dengan menggunakan alat

peraga mencocok adalah sebagai berikut :

a. Menentukan tujuan pembelajaran.

Tujuan penggunakan alat peraga mencocok adalah untuk meningkatkan

kemampuan motorik halus dan konsentrasi anak autisme.sebagai persiapan

keterampilan menulis.

b. Menentukan topik yang akan diajarkan.

Nama buah " Apel "

c. Matode Pembelajaran.

Mencocok gambar apel

Proses pembelajaran bernilai aktivitas dan kreativitas dengan memberdayakan

seluruh indera anak. Alat peraga mencocok mudah didapat disekitar kita, dan

dikenal oleh anak.

d. Alat peraga mencocok

1) Bahan :

a. Playwood ukuran 15 X 15 cm

b. Karpet ( Babut ) ukuran 15X 15 cm

c. Paku kecil

d. Lem

2) Cara membuat Alat:


a) Playwood dipotong ukuran 15 X 15 cm dan dihaluskan dengan

amplas, dan potongan karpet (Babut Ukuran 15 X 15 cm).

Playwood Karpet/babut

b) Salah satu permukaan playwood diberi lem, demikian juga salah satu

permukaan potongan karpet diberi lem, kemudian kedua permukaan

yang diberi lem direkatkan.

c) Kayu/bambu dibuat menyerupai pensil, namun anak pensilnya terbuat

dari paku yang kepalanya sudah dipotong.

Bambu / Kayu

Paku

B. Penyajian Program pembelajaran dengan menggunakan alat peraga mencocok.

Alat peraga mencocok dapat memberdayakan semua saluran indera anak dengan

menggunakan prinsip kreativitas dan discovery (temuan). Pembelajaran dimulai dari

menggunakan hal-hal yang kongkrit sampai mencapai tingkat abstrak. Mulai dari benda

kongkrit (buah apel), mencocok gambar apel, menirukan kata apel (kata yang didengar),

kata yang ditulis, kata yang dibaca, sampai kepada frase atau kalimat sehingga anak

autisme mampu meningkatkan kemampuan motorik halus dan konsentrasi dengan baik.

Adapun langkah dalam pembelajaran kepada anak autisme adalah sebagai berikut :

1) Anak duduk di kursi, dilatih kepatuhan, guru menyediakan buah apel, gambar

apel dan alat mencocok.


2) Anak menirukan suara " apel ".

3) Anak dilatih menggerakan pergelangan tangan agar luwes.

4) Jari-jari tangan dilatih untuk dapat memegang pensil atau stik yang mata

pensilnya dari paku dengan benar.

5) Anak meraba permukaan alat peraga mencocok untuk membedakan mana yang

kasar dan mana yang halus, dengan nyanyian : “ Mana yang kasar, mana yang

halus, pilih yang kasar atau yang halus " dilakukan berulang-ulang. Dengan

tujuan untuk memberdayakan visual, kinestetik dan taktil anak. Kedua permukaan

itu secara bergantian disentuhkan ke anak dan anak diminta untuk meraba sendiri.

Kasar

Halus

6.) Anak diminta untuk menebalkan gambar " apel " yang berupa titik-titik.

7) Anak menenebalkan huruf /kata nama buah " apel ".


8) Anak mewarnai gambar apel ( Sesuai warna apel merah atau hijau)

9) Gambar apel yang sudah ditebali dan diwarnai, diletakkan di atas permukaan alat

mencocok.

10) Gambar apel dicocok sesuai dengan garis yang ditebalkan sambil "mencocok"

dinyanyikan irama lagu "Bintang kecil".(kata dalam lagu sesuai dengan kreasi

guru) misalnya:

Gambar-gambar dicocok yang rapi

Gambar-gambar dicocok sendiri

Saya ingin mencocok sendiri

Gambar saya, biar terlihat rapi.

11) Anak menyelesaikan mencocok gambar apel, sampai gambar apel itu dapat

diambil anak sendiri.


12) Anak setelah menyelesaikan tugas diberi reward ( hadiah) dapat berupa pujian,

pelukan, buah yang untuk peraga, permen dan lain-lain.

13) Anak menempelkan gambar apel yang telah dicocok di kertas karton.

C. Menentukan evaluasi ( evaluasi proses atau evaluasi hasil).

1). Evaluasi proses meliputi : Kemampuan anak dalam memegang pencocok,

kekuatan dalam mencocok, kemandirian dalam mencocok (mencocok sendiri

atau dengan bantuan guru), dan kepatuhan dalam mencocok.

2) Evaluasi hasil meliputi : Kerapian dalam mencocok, hasil cocokan yang

dihasilkan.
BAB III

LAPORAN HASIL BELAJAR

Pembelajaran dilakukan kepada seorang anak bernama Fahri Kemal Pasha, yang

mengalami autisme dengan kemampuan motorik halus dan konsentrasi yang kurang baik.

Adapun identitas anak autisme tersebut adalah:

A. Keadaan anak

1. Nama anak : Umar Abdul Hadi

Jenis kelainan : Autisme

Usia : 11 Tahun

Kemampuan awal Motorik halus dan konsentrasi:

- Permulaan menulis dengan tekanan yang sangat kuat

- Coretan bertenaga

- Tulisan menyatu

- Tidak ada respon dan acuh

- Rentang perhatian yang pendek.

- Cepat bosan

- Tidak mampu mengerem gerakan.

- Suka berbicara sendiri

- Permulaan menulis yang tergesa- gesa

- Bentuk tulisan tak beraturan.

B. Hasil belajar yang diperoleh


Adapun hasil yang diperoleh dari pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga mencocok adalah sebagai barikut :


1. Ada peningkatan kelenturan dan keluwesan tangan anak setelah anak berlatih

mencocok.

2. Tekanan alat tulis dalam latihan menulis mengalami penurunan.

3. Anak yang tekanan pensilnya tadinya emosional dan terlalu kuat sehingga

bentuk tulisan yang kurang bagus, terjadi perubahan yang signifikan.

4. Konsentrasi anak yang biasanya kurang fokus, dengan menggunakan alat

peraga mencocok, anak lebih merasa senang dalam melakukan perintah dan

kegiatan, karena prinsip pembelajaran ini bermain sambil berbuat.

5. Dengan alat peraga mencocok semua indera yang dimiliki anak akan

diberdayakan secara optimal, baik audio visual, kinestetik dan taktual anak.

( Hasil belajar/kegiatan anak terlampir )


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan karya tulis ini, maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Alat peraga mencocok adalah. alat yang mampu memberdayakan seluruh panca

indera dalam meningkatkan motorik halus dan konsentrasi anak autisme dengan

hasil yang optimal dan signifikan.

2. Dengan alat mencocok. pembelajaran ini dapat dilakukan oleh semua orang baik

guru , orang tua, atau orang yang peduli terhadap anak autism, dapat dilaksanakan

disuatu lembaga. atau non lembaga oleh orang profesional maupun non

profesional.

B. SARAN-SARAN
Saran-saran penulis ditujukan kepada pihak yang peduli kepada anak autisme adalah

sebagai berikut.

1. Bagi guru

1) Sebelum mengajar anak autis, hendaknya membuat rencana program

pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan anak

dengan memperhatikan kekurangan dan kelebihannya.

2) Dalam menciptakan pembelajaran hendaknya dimodifikasi, agar anak autisme

dapat meningkatkan motorik halus dan konsentrasinya.

3) Guru hendaknya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menerima

anak autisme apa adanya.


2. Bagi orang tua

a. Orang tua hendaknya memberikan bimbingan dan latihan kepada anaknya

dirumah.

b. Orang tua hendaknya berkonsultasi secara rutin kepada guru dan ahli lainnya

agar anaknya cepat mandiri.

3. Bagi siapa saja yang peduli anak autisme

a. Kenalilah anak autisme seutuhnya, karena anak autisme sangat membutuhkan

persahabatan, dan rasa bersahabat ketika terlibat dalam aktivitas bersama,

mereka membutuhkan komunikasi yang dapat dipercaya dan berilah perasaan

aman padanya.

b. Menciptakan lingkungan yang menerima anak autisme apa adanya dan berilah

kesempatan sesuai dengan kemampuan, baik kekurangan dan kelebihannya.


DAFTAR PUSTAKA

Budiman, M., 2001, Harapan Bagi Penyandang Autism. Internet Service by RADNET

Media Service 3-4.

Delphie.B. 1996, Autisme Usia Dini. Bandung : Mitra Grafika.

Depdiknas 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Gudalefsky,A. 1999, Special Education Program Normal Person For Happen to be Slow,

Jakarta: DNIKS.

Saragi,D. 1996, Berkenalan dengan Anak Autisme dan Penanganannya. Jakarta: Makalah

Autis.

Surakhmad,W. 1976, Psikologi Umum dan Sosial. Jakarta: Depdikbud.

Trevarthen C.l, 1999, Children with Autisme. Jessica Kingsly Publisher.

Willey,J. and Sons 1999, Teaching Children with Autism to Mind Read. New York,
LAMPIRAN:

URUTAN PEMBERIAN MATERI


Pertemuan 1
C a t a t a n : Anak Disuruh menebalkan gambar apel
Pertemuan 2:

C a t a t a n : Anak menebalkan kata apel

Pertemuan 3
C a t a t a n : 1.Anak mewarnai gambar Apel
2.Anak mencocok gambar Apel

Diwarnai

Diwarnai

Anda mungkin juga menyukai