0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan13 halaman
Korupsi merupakan masalah serius yang merugikan negara dan masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan perlu memperkenalkan nilai-nilai antikorupsi seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, adil, berani, peduli, kerja keras, sederhana, dan mandiri agar generasi muda tidak terlibat korupsi. Semangat keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa juga penting untuk mencegah korupsi dan memajuk
Korupsi merupakan masalah serius yang merugikan negara dan masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan perlu memperkenalkan nilai-nilai antikorupsi seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, adil, berani, peduli, kerja keras, sederhana, dan mandiri agar generasi muda tidak terlibat korupsi. Semangat keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa juga penting untuk mencegah korupsi dan memajuk
Korupsi merupakan masalah serius yang merugikan negara dan masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan perlu memperkenalkan nilai-nilai antikorupsi seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, adil, berani, peduli, kerja keras, sederhana, dan mandiri agar generasi muda tidak terlibat korupsi. Semangat keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa juga penting untuk mencegah korupsi dan memajuk
MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN Upaya Preventif Mengatasi Korupsi Melalui Pendidikan Kewarganegaraan
Korupsi merupakan kejahatan yang begitu kejam,
karena telah merampas hak masyarakat, terutama dalam upaya mewujudkan kesejahteraan umum. Termaktub jelas dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa korupsi merupakan tindak pidana khusus yang sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat pembangunan nasional. KORUPSI Dikategorikan sebagai kejahatan khusus, bukan tanpa sebab, karena korupsi hanya bisa dilakukan oleh oknum individu yang berkuasa, berpengaruh dan cerdas tapi tidak berakhlak. Sehingga kriterianya sangat berbeda dengan tindak pidana umum. Korupsi termasuk pada kejahatan kerah putih (white collar crime), serta sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime). Sehingga bangsa ini perlu merumuskan strategi terstruktur, sistematis, efektif dan menyeluruh sebagai upaya preventif dalam memberantas tindak pidana korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi menjelaskan terdapat 9 (Sembilan) nilai antikorupsi yang menjadi landasan moralitas dalam menjauhi perilaku koruptif. Nilai tersebut perlu disosialisasikan bahkan diinternalisasikan kepada masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Ada pun ke-9 (Sembilan) nilai tersebut adalah: 1) inti, meliputi jujur, disiplin, dan tanggung jawab, 2) sikap, meliputi adil, berani, dan peduli, serta 3) etos kerja, meliputi kerja keras, sederhana, dan mandiri. Korupsi terjadi akibat rendahnya kompetensi kewarganegaraan seseorang, serta terdapatnya peluang untuk melakukan kejahatan korupsi.
Perilaku koruptif apabila sudah dianggap sebagai
fenomena yang biasa, tentu mengindikasikan bangsa ini telah hilang moralitasnya. Syamsuddin dalam karyanya yang berjudul “Tindak Pidana Khusus” (2011) menjelaskan pada umumnya kejahatan korupsi dilakukan karena: 1) lemahnya kapasitas keagamaan, etika dan moral pelaku, 2) sanksi tidak tegas dan keras terhadap pelaku korupsi, 3) sistem pemerintahan yang tidak transparan, 4) kebutuhan ekonomi, 5) menejemen pengawasan pemerintah yang tidak efektif dan efisien, 6) pergeseran moralitas akibat dampak negatif dari globalisasi Idealnya segala faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan korupsi dapat dibentengi melalui nilai-nilai antikorupsi. Semangat keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan bentuk nilai antikorupsi, selain menjadi benteng pertahanan kokoh individu agar tidak melakukan kejahatan korupsi, prinsip tersebut juga menjadi landasan moralitas bagi individu untuk membantu negara dalam mewujudkan kesejahteraan sosial di Indonesia secara menyeluruh. SELESAI