Anda di halaman 1dari 11

KEPEMIMPINAN

GAYA KEPEMIMPINAN
FEBRIOMICO GRIANDO RASAN, S.Pd, M.Si
Gaya kepemimpinan dalam organisasi merupakan
cerminan perilaku organisasi, yaitu suatu tindakan dan
sikap yang ditunjukkan oleh anggota dalam organisasi.
Kaitannya dengan organisasi sebagai suatu sistem
terbuka memiliki 4 (empat) unsur pokok, yaitu:
GAYA
1) merupakan suatu sistem;
KEPEMIMPINAN 2) suatu pola aktivitas;
3) sekelompok orang; dan
4) ada tujuan yang ditetapkan.
Selanjutnya, Schermerhon dan Osborn (1982)
menggambarkan keberhasilan kepemimpinan melalui
proses kepemimpinan sistem terbuka berkaitan dengan
tingkat kepedulian seorang pemimpin terhadap kedua
orientasi, yaitu:
1) apa yang telah dicapai oleh organisasi (organizational
achievement) mencakup: proses, pendanaan,
GAYA kemampuan adaptasi dengan program inovatif, dan
KEPEMIMPINAN sebagainya; dan
2) pembinaan terhadap organisasi (organizational
maintenance) mencakup faktor kepuasan bawahan
dan motivasi kerja. Artinya, keberhasilan
kepemimpinan merupakan cerminan dari realisasi
visi, misi, nilai-nilai, dan dukungan dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Berkaitan dengan perilaku pemimpin dapat dikemukakan
bahwa ada 3 (tiga) faktor yang relevan mempengaruhi
perilaku manusia, yaitu:

1) faktor fisiologis, meliputi kemampuan fisik dan


kemampuan mental;
GAYA
2) faktor psikologis meliputi persepsi, sikap kepribadian,
KEPEMIMPINAN motivasi belajar; dan

3) faktor lingkungan meliputi lingkungan alam sekitar,


keluarga, budaya, kelas sosial, kelompok, dan
lingkungan kerja.
Gaya kepemimpinan yang paling melekat dalam suatu
organisasi. Dengan perkataan lain, tindakan orang di
tempat kerja, yang berfokus pada 2 (dua) perilaku, yaitu:

1) perilaku individu yang mencakup sikap, kepribadian,


kemampuan intelektual , persepsi , pembelajar,
GAYA motivasi; dan

KEPEMIMPINAN 2) perilaku kelompok yang mencakup norma, peran,


pembentukan tim dan konflik. Walaupun kepuasan
kerja bukan perilaku, melainkan suatu sikap, maka
penerapan gaya kepemimpinan dapat meningkatkan
kinerja anggota, sekaligus sebagai cerminan
pencapaian tujuan atau sasaran organisasi.
Yukl (2006) juga mengemukakan dari hasil penelitian
para ahli bahwa ciri pemimpin berhubungan dengan
perilaku dan efektivi tas kepemimpinan dengan
pendekatan sifat bahwa keberhasilan seorang pemimpin
tidak hanya dipengaruhi oleh sifat pribadi, melainkan
GAYA juga dipengaruhi oleh kemampuan pribadi untuk
memimpin suatu organisasi. Pendekatan perilaku
KEPEMIMPINAN (behavioral approach) menekankan pentingnya perilaku
yang dapat diamati atau yang dilakukan oleh para
pemimpin dari sifat-sifat pribadi atau sumber
kewibawaan yang dimilikinya dalam situasi
kepemimpinan.
▪ Oleh karena itu, pendekatan perilaku mengacu pada sifat-
sifat pribadi dan kekuasaan, sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Universitas Ohio terhadap 2 (dua) dimensi
perilaku pemimpin, yaitu struktur inisiasi (ini tiating
structure) dan konsideransi (considerantion) disebut teori
dua faktor (two factor theory).

▪ Struktur inisiasi menunjukkan perilaku pemimpin yang


menggambarkan hubungan kerja dengan bawahan, baik
GAYA secara individu maupun kelompok, serta adanya usaha
KEPEMIMPINAN keras untuk menciptakan organisasi yang sehat, saluran
komunikasi, dan metode, serta prosedur yang telah di
tetapkan dengan baik, sedangkan konsiderasi
menunjukkan perilaku bersahabat, saling adanya
kepercayaan, saling hormat menghormati, dan hubungan
yang hangat di dalam kerja sama antara pemimpin dengan
anggota kelompok.
▪ Semua gaya kepemimipinan tersebut mempunyai
kelebihan dan kekurangan, bergantung pada situasi.
Yukl (2006) menjelaskan bahwa pendekatan kekuatan-
pengaruh (powerinfluence approach) merupakan
GAYA proses yang terjadi antara pemimpin dengan
KEPEMIMPINAN pengikutnya. Kekuatan pengaruh memiliki pandangan
yang berfokus pada pemimpin dengan asumsi implisit
bahwa sebab-akibat adalah satu arah (pemimpin
bertindak dan pengikut memberikan reaksi).
▪ Kaitannya dengan kepemimpinan partisipatif adalah
pembagian kekuasaan dan pemberdayaan para
pengikutnya; sehingga berkorelasi antara persepsi
bawahan terhadap pemimpin yang partisipatif dengan
GAYA kriteria efektivitas kepemimpinan, seperti kepuasan,
usaha, dan kinerja bawahan. Pendekatan ini dapat
KEPEMIMPINAN digunakan untuk membandingkan keefektifan antara
pemimpin otoriter atau direktif dan suportif atau
partisipatif, termasuk kepemimpinan dengan
pendekatan konsultasi dan delegasi.
▪ Pendekatan terpadu (integrative approach) merupakan
penggunaan beberapa jenis faktor kepemimpinan
secara terpadu. Pendekatan terpadu merupakan
konsep diri pemimpin yang kharismatik dan berusaha
menjelaskan mengapa pengikut beberapa pemimpin
GAYA bersedia memberikan dukungan yang luar biasa dan
memberikan pengorbanan pribadi untuk mencapai
KEPEMIMPINAN tujuan atau visi organisasi. Yukl (2006) juga
mengemukakan bahwa pendekatan situasional
(situational approach) menekankan pentingnya faktor
kontekstual yang mempengaruhi proses
kepemimpinan.
▪ Faktor situasional yang penting adalah karakteristik
pengikut, sifat pekerjaan yang dilakukan oleh unit
pemimpin, jenis organisasi, dan sifat lingkungan
eksternal. Pendekatan ini berawal dari pendekatan
GAYA kontinjensi yang menekankan kepada ciri-ciri pribadi
KEPEMIMPINAN pemimpin dan situasi dengan kriteria efektifitas
kepemimpinan terhadap kepuasan, usaha, dan kinerja
yang didasarkan pada kombinasi dari kemungkinannya
secara situasional.

Anda mungkin juga menyukai