Anda di halaman 1dari 3

Ontologi, Epistemologi, dan Aksio

logi
Posted on 2 September 2017
Penulis: Komang Budi Mudita

sumber gambar (click)

Dalam mendalami sebuah ilmu kita perlu lebih banyak mengeksplorasi ilmu terseb
ut sekaligus mengaitkannya dengan fenomena-fenomena nyata yang terjadi, sehing
ga lebih mudah untuk memahami esensi ilmu itu sendiri. Selain karena ilmu yang
sudah berkembang pesat, hal ini juga karena ilmu di dunia modern memiliki titi
k fokus yang berbeda satu dengan lainnya. Meskipun titik fokus atau bahasan ti
ap ilmu berbeda, dalam mendalami ilmu-ilmu tersebut sesungguhnya dapat dilakuk
an dengan pendekatan yang sama. Drs. H. Mundiri dalam bukunya yang berjudul Lo
gika, ia mengatakan bahwa tujuan utama dari ilmu adalah sama, “Ilmu-ilmu berb
eda-beda bidang yang diselidikinya, tetapi semuanya bersamaan dalah hal: menca
ri hukum, patokan-patokan, dan rumusan-rumusan yang meliputi masing-masing bid
angnya yang mengendalikan seluruh masalah detail dan partikularnya.”[1] Denga
n kata lain untuk mencapai tujuan yang sama, setiap ilmu dapat lebih mudah di
jelajahi dan didalami dengan pendekatan yang sama.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam belajar filsafat ilmu. Beberapa p
endekatan tersebut yaitu Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Ketiga pendeka
tan ini saling terkait satu sama lain, dan juga menjelaskan keseluruhan suatu
ilmu itu bisa di dapatkan. Ontologi atau dalam istilah asingnya lebih dikenal
dengan ontology   adalah pendekatan yang membahas konsep-konsep yang menyangkut
konsep-konsep substansi, proses, waktu, ruang, kausalitas, hubungan budi dan m
ateri, serta status dari entitas-entitas teoritis.[2] Secara singkat dapat men
ggamparkan bahwa ontologi lebih mengedepankan suatu pembahasan tentang  keadaa
n ilmu itu sendiri, dan kenyataan dari ilmu itu yang sesungguhnya. Pendekatan
yang kedua yaitu epistemologi. Epistemologi secara etimologi berasal dari baha
sa Yunani yaitu “episteme” yang artinya pengetahuan, dan “logos” yang arti
nya teori.[3] Sehingga epistemologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan,
yang maksudnya adalah bagaimana proses pengetahuan itu didapatkan meliputi met
ode, kritik, logika pemikiran, dan teori-teori secara keseluruhan. Dan yang ke
tiga yaitu aksiologi, aksiologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani y
aitu “axios” yang artinya nilai, dan “logos” yang artinya akal atau teori.
[4] Sehingga aksiologi dapat diartikan sebagai teori nilai atau kata lainnya y
aitu kegunaan ilmu bagi manusia itu sendiri.
Ketiga pendekatan ini tentunya memiliki perbedaan satu sama lain karena jika s
ama sudah barang tentu ketiga pendekatan ini akan dijadikan satu buah pendekat
an yang sama. Perbedaan mendasar dari ketiga pendekatan tersebut yaitu dapat d
ilihat dari bahasan masing-masing pendekatan tersebut, sekaligus titik fokus b
ahasannya. Ontologi lebih mengutamakan peng”ada”an ilmu itu, struktur dan en
titas ilmu yang pada intinya menjelaskan bagaimana keadaan atau kenyataan dari
sesuatu hal. Sedangkan Epistemologi membahas pengetahuan sebagai obyek materia
l, dan hakikat pengetahuan sebagai obyek formalnya.[5] Imu pengetahuan ini san
gat erat kaitannya dengan pikiran manusia. Bahn dalam Rizal Muntazir, M. (201
3) menjelaskan ada delapan hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikir
an manusia, 8 hal tersebut meliputi mengamati (observes), menyelidiki (inquire
s), percaya (belief), hasrat (desires), maksud (intens), mengatur (organizes),
menyesuaikan (adapts), menikmati (enjoys). [6] Pokok bahasan ini singkatnya me
njelaskan proses ilmu pengetahuan di dapatkan. Dan pendekatan yang ketiga yait
u aksiologi memiliki pokok bahasan teori nilai, teori nilai ini sangat erat ka
itannya dengan etika, dan etika merupakan salah satu cabang aksiologi yang ban
yak membahas teori nilai. Teori nilai ini penting karena ada masalah-masalah y
ang dapat dipecakan dengan teori aksiologi. Menurut Runes dalam Rizal Muntazir,
M. (2013) menyebutkan ada empat masalah utama aksiologi yaitu pertanyaan tent
ang asal suatu nilai, jenis nilai, kriteria nilai, dan keempat status metafisi
k nilai. Dari ketiga pendekatan tersebut semuanya mempunyai pokok bahasan yang
berbeda, dan pokok bahasan yang berbeda.
Meskipun ketiga pendekatan tersebut memiliki pokok bahasan yang berbeda, seper
ti yang telah disebutkan di awal, ketiga pendekatan ini saling berhubungan sat
u sama lain dan tentunya memiliki tujuan dan metode yang sama. Ontologi member
itahukan konsep-konsep struktur dan entitas suatu ilmu, untuk mendukung bagaim
ana  ontologi dapat berdiri, epistemologi memberikan jalan suatu ilmu dapat di
temukan dan dapat dinyatakan “ada”, ontologi menjelaskan proses dan membahas
nya dengan hakikat imu pengetahuan. Dan dengan aksiologi (teori nilai) pengeta
huan itu dapat bernilai dan applicable bagi manusia, sehingga manusia dapat me
nggunakan ilmu tersebut untuk menjawab suatu pertanyaan tentang “kepercayaa
n” maupun pertanyaan lainnya, yang tentunya berguna bagi kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA
Mundiri, DRS. H. (2014). Logika. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Liang Gie, The. (2004). Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : LIBERTY YOGYAKAR
TA.
Rizal Muntazir M. Hum, DRS. dan Minsal Munir. (2013). Filsafat Ilmu. Pustaka P
elajar: Yogyakarta.
[1] Mundiri, DRS. H. (2014). Logika. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. h. 8
[2] Liang Gie, The. (2004). Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : LIBERTY YOGY
AKARTA. h. 79
[3] Rizal Muntazir, M. Hum, DRS. dan Minsal Munir. (2013). Filsafat Ilmu. Pust
aka Pelajar: Yogyakarta. h. 16
[4] Ibid. h. 26
[5] Ibid. h. 17
[6] Ibid. h. 17
This entry was posted in Filsafat Ilmu dan Logika, Semester I and tagged aksiologi, braw
ijaya, budi, dan, dasar, epistemologi, filsafat, hubungan, ilmu, internasional, komang, kuliah,
 logika, mata, mudita, ontologi, pengantar, satu, semester, Universitas by Komang Budi Mudita.
Bookmark the permalink.
 Email. budimudita@student.ub.ac.id
 LinkedInd. Komang Budi Mudita
 Pappub. Komang Budi Mudita
 Facebook. Komang Budi Mudita
 Line. budimudita
 Instagram. Komang Budi Mudita

Proudly powered by WordPress

Anda mungkin juga menyukai