Diusulkan Oleh
URAY SYUKRIMA
NIM 20221072040
PROPOSAL SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH FORTIFIKASI PROBIOTIK TERHADAP KADAR
GLUKOSA PADA BERAS YANG DI RENDAM DENGAN VARIASI WAKTU
0,5,15,30,45 DAN 60 MENIT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
Diusulkan Oleh
URAY SYUKRIMA
NIM 221072040
Ketua Prodi.............................,
WAHDANIAH
NIDN
HALAMAN PERNYATAAN
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................3
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................................................5
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................7
KATA PENGANTAR..............................................................................................................8
DAFTAR ISI..........................................................................................................................9
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................10
DAFTAR TABEL.................................................................................................................11
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................12
BAB I.................................................................................................................................13
PENDAHULUAN................................................................................................................13
BAB II................................................................................................................................14
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................14
BAB III...............................................................................................................................15
KERANGKA KONSEPTUAL.................................................................................................15
BAB IV..............................................................................................................................16
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................................16
BAB V...............................................................................................................................17
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................17
BAB VI..............................................................................................................................18
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................18
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Beras merupakan makanan pokok yang berpengaruh terhadap tubuh dan
kesehatan.Beras merupakan bahan pangan penting dan menjadi bahan makanan
pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Konsumsi beras di Indonesia pada
tahun 2016 mencapai 98,01 kg. (Pusdatin Kementan 2016)(Kamsiati, 2018)
Beras adalah sumber karbohidrat utama yang dikonsumsi 90% masyarakat
Indonesia. Beras selama ini di kenal dengan bahan pangan yang mempunya
indeks glikemik tinggi. Indeks glikemik adalah respon glukosa darah terhadap
makanan yangdi uji di bandingkan dengan respon glukosa darah terhadap glukosa
murni.(Suryani et al., 2021).Sebagian besar masyarakat Indonesia mengkonsumsi
beras putih dengan berbagai macam varietas.Mayoritas masyarakat indonesia
mengkonsumsi beras sebagai bahan pangan pokok karena beras memiliki kadar
karbohidrat yang tinggi sehingga berfungsi sebagai sumber energi. Kandungan
gizi dalam beras meliputi energi, protein lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral.Setiap 100 g beras giling mengandung energi 360 kkal dan menghasilkan
6 g protein. Hal ini dapat dibandingkan dengan bahan makanan lain seperti jagung
yang mengandung 307 KKal dan 7,9 g, ketela pohon yang mengandung 146 KKal
dan 1,2 gr protein (Riyanto, dkk., 2013). Berdasarkan TKPI (Tabel Konsumsi
Pangan Indonesia) tahun 2017, kandungan kalori beras putih yaitu 357 kkal dan
karbohidrat 77,1 g.(Ishmah, 2019)
Beras merupakan sumber karbohidrat dimana karbohidrat utama beras
berupa glukosa. Berdasarkan penelitian Diyah (2016) yang melakukan penelitian ,
“Evaluasi kandungan glukosa dan indeks glikemik beberapa sumber karbohidrat”
menunjukkan bahwa kandungan glukosa makanan pada beras putih/100 gram
yaitu 25,40.(Jainata et al., 2022)
Makanan yang mengandung karbohidrat dapat mempengaruhi kadar gula
dalam darah.Ini karena karbohidrat yang terkandung didalamnya akan diuraikan
menjadi glukosa. Pasien diabetes baik tipe 1 maupun tipe 2 sma sama memiliki
masalah dalam mpemecahan glukosa menjadi energi. Baik karena tubuh yang
tidak bisa memproduksi hormon insulin ataupun tubuh tak lagi peka dengan
keberadaan insulin (retensi insulin),sehingga proses pembakaran glukosa menjadi
energi menjadi tidak optimal. Itu sebabnya pasien dianjurkan mengurangi
konsumsi beras / nasi putih karena kandungan karbohidrat yang cukup
tinggi.tubuh tetap memerlukan karbohidrat untuk mmperoleh energi,jadi
seseorang yang mengidap diabetes tetap mengkonsumsi karbohidrat tetapi dibatasi
asupannya atau di ganti dengan makanan yang memiliki karbohidrat yang lebih
kompleks.(Kemala, n.d.)
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein
sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat
disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel
tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa
gejala yang harus di waspadai sebagai syarat . Gejala tipikal yang sering dirasakan
penderita diabetes antara lain polifagi (banyak makan) , polidipsi (sering
haus),dan poliuri (sering buang air kecil) Selain itu sering pula muncul keluhan
penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada
tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus),
dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria,
polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue),
iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).
Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM
Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa
tahun kemudian ketika terjadinya diabetes, sakit sudah berkembang dan
komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena
infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya
menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada
pembuluh darah dan syaraf.(RI, 2022)
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang jika diberikan dengan jumlah
yang adekuat dapat memberikan manfaat kesehatan bagi organisme lain /host
/inangnya. Penelitian tentang mikrobiota usus menunjukkan bahwa profil
komunitas bakteri merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap
perkembangan DM Tipe2, selain faktor genetik dan lingkungan.(Jainata et al.,
2022)
Berdasarkan jurnal penelitian yang dibuat oleh Dio Jainata, Bobby Indra
Utama dan Desmawati yang berjudul “Pengaruh probiotik dalam Menurunkan
Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan metode studi
literatur yang hasilnya dari 12 artikel jurnal yang meneliti pengaruh probiotik
terhadap HbA1c 7 artikel hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
penurunan kadar HbA1c setelah intervensi probiotik. Dari 12 artikel jurnal
penelitian yang meneliti kadar Gula Darah Puasa (GDP) tardapat 7 artikel
penelitian yang hasilnya terjadi penurunan Gula Darah Puasa (GDP) setelah
intervensi probiotik. (Jainata et al., 2022)
Pada penelitian lain tentang probiotik Oleh : Tedy Febriyanto, Sunita RS,
dan Cheilvi Fortuna Rizky, Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu yang judul penelitiannya adalah Analisis Kadar Glukosa Darah Pada
Mahasiswa Obesitas Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Probiotik di Poltekkes
Kemenkes Bengkulu di dapat hasil nilai rata rata kadar glukosa darah mahasiswa
obesitas sebelum mengkonsumsi probiotik adalah 94,25 mg /dl sedangkan kadar
glukosa darah setelah mengkonsumsi probiotik adalah 91,20 mg/dl dengan itu di
dapt kesimpulan dengan uji T independen menunjukkan adnya perbedaan kadar
glukosa darah pada mahasiswa obesitas sebelum dan sesudah mengkonsumsi
probiotik.(Febriyanto et al., 2019). Dari dua penelitian tersebut dapat diartikan
probiotik berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah.
Saat ini semakin banyak yang mengklaim efek keuntungan dari probiotik,
antara lain adalah meningkatkan kesehatan usus, meningkatkan respon imun,
menurunkan serum kolesterol, dan mencegah kanker. Keuntungan ini bersifat
spesifik terhadap strain bakteri dan dipengaruhi oleh beberapa mekanisme.Ada
bukti substansial untuk menggunakan probiotik dalam pengobatan diare akut,diare
yang berhubungan dengan antibiotik dan peningkatan metabolisme glukosa.(I Gde
Haryo Ganesha made Satria Wibawa, 2016)
Oleh itu fortifikasi probiotik pada beras diharap kan dapat memberikan
manfaat pada masyarakat, apalagi seperti yang kita ketahui banyaknya manfaat
probiotik bagi kesehatan terutama pada kesehatan pencernaan dan beras
merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang ingin diangkat adalah
Apakah terdapat pengaruh fortifikasi probiotik terhadap penurunan kadar glukosa
pada beras dengan metode perendaman pada variasi waktu 0,5,15, 30, 45, dan 60
menit
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk:
Jika terbukti probiotik menurunkan kadar glukosa pada beras, maka akan
sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin mengkonsumsi beras rendah
glukosa terutama pada penderita penyakit Diabetes Melitus
Memberikan informasi pada institusi terkait tentang pengaruh probiotik
terhadap kadar glukosa pada beras yang merupakan makanan pokok sebagian
besar rakyat Indonesia
KEASLIAN PENELITIAN
BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teoritis
A. BERAS
Definisi Beras
Beras Putih.
Beras putih merupakan gabah (butir padi) yang bagian kulitnya dibuang
dengan melalui prose penggilingn dan penyosohan. Beras putih memiliki tekstur
transparan karena memiliki seikit kulit ari. Proses penggilingan dan penyosohan
ini menjadikan beras lebih menarik dan tahan lama, namun dapat mengurangi zat
gizi didalam beras.Proses penggilingan pada beras akan mengurangi 80 persen
vitamin B1,70 persen vitamin B3,90 % vitamin B6,50 persen fosfor60 persen
besi,100 persen serat dan asam lemak esensial(Pikukuh, 2009)
Menurut jenis patinya, beras putih dibedakan menjadi jenis Japonica atau
Javanica dan Indica. Beras Japonica yang terkenal pulen serta lengket karena
beras jenis ini memiliki kadar amilopektin yang tinggi. Beras Japonica misalnya
beras Jepang yang bentuknya pendek dan bulat yang mempiliki kandungan
tingginya kadar amilopektin yang akan membuat beras Jepang menjadi lengket
dan pulen sehingga mudah dikonsumsi dengan sumpit. Sedangkan beras Indica
yang banyak di tanam di Indonesia dan India, yang memiliki kadar amilosa tinggi
sehingga memiliki sefat tidak menempel satu sama lain
B. FORTIFIKASI
Fortifikasi atau lengkapnya fortifikasi pangan atau pengayaan adalah
proses penambahan mikronutrien (vitamin dan unsur renik esensial)
pada makanan. Hal ini boleh jadi merupakan murni pilihan komersial untuk
menyediakan nutrisi ekstra dalam makanan, sementara di saat yang sama terdapat
kebijakan kesehatan masyarakat yang bertujuan mengurangi jumlah orang dengan
gizi buruk dalam populasi.(Kementerian Sekretaris Negara RI, n.d.)
Jenis fortifikasi
Empat metode utama fortifikasi pangan (dinamakan begitu untuk
mengindikasikan prosedur yang digunakan untuk memfortifikasi pangan):
1. Biofortifikasi (yaitu membiakkan tanaman untuk meningkatkan
nilai nutrisinya, yang dapat mencakup pemuliaan selektif
konvensional, dan modifikasi genetik modern)
2. Biologi sintetis (yaitu penambahan bakteri probiotik ke makanan)
3. Fortifikasi komersial dan industri (yaitu tepung, beras, minyak )
misalnya fortifikasi vitamin A pada minyak goreng
4. Fortifikasi rumah (yaitu garam beryodium) misalnya penambahan
garam beryodium pada masakan (Kakanadu & Evylyn, 2016)
Contoh makanan dan minuman yang difortifikasi memiliki efek positif :
Garam beryodium
Gangguan kekurangan iodium (Iodine Deficiency Disorder, IDD) adalah
penyebab terbesar retardasi mental yang dapat dicegah. Defisiensi parah dapat
menyebabkan kretinisme, lahir mati dan keguguran. Tetapi defisiensi ringan
sekalipun dapat mempengaruhi kemampuan belajar populasi secara signifikan.
Saat ini lebih dari 1 miliar di dunia menderita kekurangan iodium, dan 38 juta
bayi yang lahir setiap tahun tidak terlindungi dari kerusakan otak akibat IDD.
“Kul Gautam, Deputy Executive Director, UNICEF, October 2007 “(Kakanadu &
Evylyn, 2016)
Asam folat (juga dikenal sebagai folat) berfungsi dalam mengurangi
kadar homosistein darah, membentuk sel darah merah, pertumbuhan dan
pembagian sel yang tepat, dan mencegah cacat tuba neural ( neural tube defects,
NTDs).
Di banyak negara industri, penambahan asam folat ke tepung telah
mencegah secara signifikan jumlah NTD pada bayi. Dua jenis NTD yang
umum, spina bifida dan anencephaly, mempengaruhi sekitar 2.500-3.000 bayi
yang lahir di AS setiap tahunnya. Uji coba penelitian telah menunjukkan
kemampuan untuk mengurangi kejadian NTD sebesar 72%, dengan melengkapi
asupan ibu hamil dengan asam folat.
Penyakit yang terkait dengan defisiensi asam folat meliputi: anemia
megaloblastik atau makrositik, penyakit kardiovaskular, Beberapa jenis kanker,
dan NTD pada janin.
Niasin
Niasin (bahasa Inggris: niacin, nicotinic acid vitamine) adalah salah
satu senyawa organik yang ditemukan pada tahun 1937, yang berfungsi untuk
mencegah penyakit pelagra. Senyawa organik yang lain disebut nikotinamida,
keduanya mengandung alkaloid nikotina dan kemudian disebut sebagai vitamin
B3
Niacin telah ditambahkan pada roti di Amerika Serikat sejak tahun 1938
(ketika fortifikasi sukarela dimulai), sebuah program yang secara substansial
mengurangi kejadian pelagra. Pada awal 1755, pelagra diakui oleh dokter sebagai
penyakit kekurangan niasin. Meski tidak secara resmi menerima
namanya pelagra hingga tahun 1771. Pelagra terdeteksi di antara keluarga miskin
yang menggunakan jagung sebagai makanan pokok mereka. Meskipun jagung itu
sendiri mengandung niasin, tetapi ini bukan bentuk ketersediaan hayati kecuali
jika mengalami Nikstamalisasi (pengolahan dengan alkali, tradisi dalam budaya
suku Amerika Asli) dan oleh karena itu tidak berkontribusi terhadap asupan niasin
secara keseluruhan.(ILMAGI INDONESIA, 2020)
Pelagra adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangan niasin.
Penyakit pelagra memiliki karakteristik 3D yaitu dermatitis, demensia,
serta diare. Penderita penyakit pelagra apabila kulitnya terpapar sinar matahari
maka akan meradang. Peradangan tersebut memiliki bentuk pola simetris,
selanjutnya radang tersebut akan menjadi pecah-pecah dan luka. Peradangan
karena kekurangan niasin ini juga dapat terjadi di bagian mukosa mulut serta
saluran cerna. Apabila menyerang bagian sistem saraf makan dapat menyebabkan
penderitanya menjadi resah, sulit tidur, pusing, hilang ingatan bahkan
sampai depresi berat.Penyakit pelagra juga dapat menyebabkan kematian bagi
penderitanya.
Vitamin D
Pada akhir 1800-an, setelah ditemukannya kondisi
penyembuhan skurvi dan beri-beri, para periset bertujuan untuk mengetahui
apakah penyakitnya, yang kemudian dikenal sebagai rakitis, juga bisa
disembuhkan dengan makanan. Hasilnya menunjukkan bahwa paparan sinar
matahari dan minyak hati ikan cod adalah obatnya. Baru pada tahun
1930an vitamin D adalah yang sebenarnya terkait dengan
penyembuhan rakitis Penemuan ini menggiring fortifikasi makanan umum seperti
susu, margarin, dan sereal untuk sarapan
Fluorida
Meskipun fluorida tidak dianggap sebagai mineral esensial, tetapi dianggap
berguna dalam mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan gigi. Pada
pertengahan 1900-an ditemukan bahwa kota-kota dengan tingkat fluorida tinggi
dalam persediaan air mereka menyebabkan gigi penduduk memiliki bintik-bintik
coklat dan resistensi aneh terhadap karies gigi. Hal ini menggiring fortifikasi
persediaan air dengan fluorida dalam jumlah yang aman untuk mempertahankan
sifat resisten terhadap karies gigi namun menghindari penodaan gigi
akibat fluorosis (suatu kondisi yang disebabkan oleh asupan fluorida berlebihan).
Batas asupan atas yang dapat ditoleransi (UL) untuk fluorida berkisar antara
0,7 mg/hari untuk bayi berusia 0-6 bulan dan 10 mg/hari untuk orang dewasa di
atas usia 19 tahun.
Kondisi yang umumnya terkait dengan defisiensi fluorida adalah karies gigi dan
osteoporosis..(Kakanadu & Evylyn, 2016)
C. PROBIOTIK
D. GLUKOSA
Definisi Glukosa
Didalam tubuh manusia glukosa yang telah di serap oleh usus halus kemudian
semua kan terdistribusi kedalam semua sel tubuh, Glukosa tidak hanya tersimpan
dalam bentuk glikogen didalam otot dan hati juga dapat tersimpan dalam plasma
darah dalam bentuk glukosa darah. Didalam tubuh selain akan berperansebagai
bahan bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga akan berperan sebagai sumber
energi utama dalam otak.Melalui proses oksidasi yang terjadi didalam sel
tubuh.Dalam kosumsi keseharian glukosa akan menyediakan hampir 50 -75% dari
total kebutuhan energi tubuh.(6 2.1.2 Metabolisme Glukosa, 2003).
Metabolisme Glukosa
1. Glikolisis
Glikolisis terjadi dalam sel,proses glikolisis dimulai dengan molekul
glukosa dandiakhiri dengan terbentuknya asam laktat.Pada tahap glikolisisterjadi
dua langkah reaksi yaitu langkah yang memerlukan energi dan langkah yang
melepaskan energi.Saat langkah yang memerlukan energi, 2 molekul ATP di
perlukan untuk mentransfer gugus fosfat ke glukosa sehingga glukosa memiliki
simpanan energi yang lebih tinggi. Energi ini diperlukan untuk energi selanjutnya
yaitu energi pelepasan.(6 2.1.2 Metabolisme Glukosa, 2003)
2. Glikogenesis
Didalam tubuh glukosa merupakan karbohidrat yang lebih banyak
jumlahnya dibanding monoskarida lainnya maka kelebihan glukosa akan
disimpan menjadi glikogen di dlam hati dan jaringan otot. Proses sintesis glukosa
menjadi glikogen ini disebut glikogenesis
3. Glukogenesis
Glukogenesis merupakan kebalikan dari glikogenesis yaitu reaksi
pemecahan molekul glikogen menjadi molekul glukosa Glikogen yang terdapat
dalam hati dan otot dapat dipecah menjadi molekul glukosa -1- fosfat melalui
proses fosforolisis, yaitu reaksi dengan asam folat. Enzim fosforolisis ialah
enzim yang menjadi katalis pada reaksi glikogenolisis tersebut(6 2.1.2
Metabolisme Glukosa, 2003)
4. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan istilah yang di gunakan untuk mencakup
semua mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab untuk mengubah
senyawa non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utama bagi
glukoneogenesis adalah asam amino glikogenik, laktat, gliserol, dan propionat.
Hati dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat, karena kedua organ
tersebut mengandung komplemen lengkap enzim-enzim yang diperlukan.(6 2.1.2
Metabolisme Glukosa, 2003) Glukoneogenesis ini diperlukan untuk menjaga
keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtom
hipoglikemi yaitu rendahnya kadar gula darah yang disebabkan kekurangan
glukosa atau eksresi glukosa berlebih.
Proses metabolisme glukosa menjadi energi akan berlangsung secara
aerob yaitu dengan menggunakan bantuan oksigen O2. Dalam kondisi
aerobik,piruvat hasil proses glikolisis akan teroksidasi menjadi produk akhir
berupa H2O dan CO2 ,tahapan pada proses tersebut dinamakan respirasi selular
(cellular respiration).
Respirasi selular di bagi menjadi 3 tahapan yaitu
1. Produksi Acetyl Co- A
2. Proses oksidasi Acetyl Co- A dalam siklus asam sitrat (citric acid
cycle)
3. Rantai Tanspor Elektron (Electron Transfer Change /Oxidative
Phosphorilation)(Irawan, 2007)
Manfaat Glukosa
Beberapa manfaat glukosa pada tubuh yaitu
1. Sebagai Sumber Tenaga
Glukosa merupakan bagian dari karbohidrat yang merupakan
sumber energi bagi tubuh selain lemak dan protein,glukosa di gunakan
untuk bahan bakar proses fermentasi, pernafasan aerob dan anaerob,
sehingga mengkonsumsi makanan manis akan menambah tenaga lebih
untuk tubuh sera terdapat sejumlah 3,755 kkal digunakan tubuh untuk
pernafasan aerob
2. Sebagai pendukung proses proses metabolisme
Membantu proses metabolisme pada tubuh agar sempurna,aliran
glukosa dalam tubuh akan di metabolisme menjadi sumber tenaga utama
dan sebagian yang tidak digunakan sebagai tenaga akan diolah menjadi
glikogen dan disimpan di otot dan hati
E. SPEKTROFOTOMETRI
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang, tiap media akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna
yang terbentuk(Cairns, 2009)
a. Sumber Cahaya
Sianar ultra violet mempunyai panjang gelombang 200 -400 nm dan sinar
tampak mempunyai panjang gelombang 400 -700 nm.Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan
energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis sehingga
spektrofotometer UV vis lebih banyak di pakai untuk analisis kuantitatif
dibanding kualitatif. Spektrum UV- Vis sangat berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif.Konsentrasi dari analit didalam larutan dapat ditentukan
dengan menggunakan hukum Lambert Beer.(Gandjar & Rohman, 2018)
b. Monokromator
Monokromator adalah alat untuk menguraikan cahaya polikromatis
menjadi beberapa komponen panjang gelombang monokromatis
c. Detektor
Detektor pada spektrofotometer berfungsi untuk menangkap cahaya yang
diteruskan dari sampel dan mengubahnya jadi arus listrik.Syarat detektor
Uv –Vis adalah memiliki sensitivitas tinggi sehingga daya radiasi yang
kecil dapat terdeteksi, memiliki waktu respon yang singkat dan juga stabil.
(PT. Energi Mitra Analitika, 2020)
d. Mikroprosesor
Mikroprosesor dan output software dari kalibrator dapat disimpan dan
konsentrasi sampel yang tidak diketahui secara otomatis dapat dihitung
e. Piranti Pembaca
Fungsinya adalah membaca sinyal listrtik dari detector dimana data
digambarkan dalam bentuk yang bisa diinterprestasikan atau disajikan
pada display yang dapat dibaca oleh pemeriksa.
BERAS
FORTIFIKASI
PROBIOTIK
GLUKOSA
METODE
SPEKTROFOTOMETRI
A. Kerangka Konsep
VARIABEL BEBAS
Waktu Perendaman
VARIABEL BEBAS
PROBIOTIK
B. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu konsep yang bersifat abstrak guna
memudahkan pengukuran suatu variabel.Definisi Operasional juga dapat di
artikan sebagai suatu pedoman dlam melakukan kegiatan atau pekerjaan penelitian
Bebas
Lama Waktu yang diperlukan Pengamatan Jam /stop watch menit Rasio
Perendaman untuk merendam / langsung
memfortifikasi beras
dengan probiotik yaitu
0,5,15,30,45,60 menit
Beras Suatu tanaman yang Manual timbangan Gram Rasio
berasal dari padi yang
sudah di giling/di
buang kulitnya untuk
dimasak sebagai bahan
pokok
Probiotik Mikroorganisme yang manual Gelas ukur/beaker ml Rasio
hidup untuk membantu glass
mencegah serta
mengobati kesehatan
terutama pencernaan
Variabel Terikat
Kadar Merupakan banyaknya Spektrofotometer Rasio
Glukosa jumlah glukosa pada UV -Vis
beras setelah di rendam
probiotik
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang di
ajukan yang kebenarannya akan di buktikan dengan penelitian.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimental
design.Desain penelitian Quasi Eksperimental sering dignakan untuk
penelitian lapangan, pada penelitian eksperimen semu tidak mempunyai
batasan ketat terhadap randominasi dan pada saat yang sama dapt
mengontrol ancaman ancaman validitas.Desain ini mempunyai kelompok
control tidak terdapat berungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel
variabel yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen
B. Populasi Dan Sampel
Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subyek atau unit yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk
diukur /di teliti dan di tarik kesimpulannya (Sugiyono,2019). Populasi
yang digunakanadalah beras yang di peroleh di toko Swalayan .Jl.
Sungai Raya Dalam Kab. Kubu Raya Kalimantan Barat
Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi yang memiliki
karakteristik dan kuantitasyang digunakan untuk penelitian dan bersifat
representatif, yaitu dapat mewakili populasi (Sugiyono, 2019).Sampel
penelitian adalah beras yang di fortifikasi dengan probiotik yang
direndam dengan variasi waktu 0,5,15,30,45,60 menit
Adapun kriteria beras yang di gunakan sebagai berikut:
a. Beras yang diperiksa adalah jenis beras putih
b. Beras yang dijual di swalayan di Jl. Sungai raya dalam
c. Tidak melewati batas kadaluarsa
Penetuan jumlah sampel dpat di tentukan dengan menggunakan rumus
C. Waktu Dan Tempat Penelitian
D.
E. Jenis Data Penelitian
F. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
G. Teknik Pengolahan Dan Penyajian Data
H. Analisis Data
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN