Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH FORTIFIKASI


PROBIOTIK TERHADAP KADAR GLUKOSA
PADA BERAS YANG DIRENDAM DENGAN
VARIASI WAKTU 5,10,15,30,45,60 MENIT

Diusulkan Oleh

URAY SYUKRIMA
NIM 20221072040

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


PROGRAM SARJANA
TERAPAN DIV TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH FORTIFIKASI PROBIOTIK TERHADAP KADAR
GLUKOSA PADA BERAS YANG DI RENDAM DENGAN VARIASI WAKTU
0,5,15,30,45 DAN 60 MENIT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

Diusulkan Oleh

URAY SYUKRIMA
NIM 221072040

Telah disetujui di Pontianak


Pada tanggal ………………………………

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

HENDRA BUDI SUNGKAWA WAHDANIAH


NIDN 4005017003……………. NIDN ……………….

Ketua Prodi.............................,

WAHDANIAH
NIDN
HALAMAN PERNYATAAN
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................3
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................................................5
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................7
KATA PENGANTAR..............................................................................................................8
DAFTAR ISI..........................................................................................................................9
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................10
DAFTAR TABEL.................................................................................................................11
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................12
BAB I.................................................................................................................................13
PENDAHULUAN................................................................................................................13
BAB II................................................................................................................................14
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................14
BAB III...............................................................................................................................15
KERANGKA KONSEPTUAL.................................................................................................15
BAB IV..............................................................................................................................16
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................................16
BAB V...............................................................................................................................17
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................17
BAB VI..............................................................................................................................18
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................18
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Beras merupakan makanan pokok yang berpengaruh terhadap tubuh dan
kesehatan.Beras merupakan bahan pangan penting dan menjadi bahan makanan
pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Konsumsi beras di Indonesia pada
tahun 2016 mencapai 98,01 kg. (Pusdatin Kementan 2016)(Kamsiati, 2018)
Beras adalah sumber karbohidrat utama yang dikonsumsi 90% masyarakat
Indonesia. Beras selama ini di kenal dengan bahan pangan yang mempunya
indeks glikemik tinggi. Indeks glikemik adalah respon glukosa darah terhadap
makanan yangdi uji di bandingkan dengan respon glukosa darah terhadap glukosa
murni.(Suryani et al., 2021).Sebagian besar masyarakat Indonesia mengkonsumsi
beras putih dengan berbagai macam varietas.Mayoritas masyarakat indonesia
mengkonsumsi beras sebagai bahan pangan pokok karena beras memiliki kadar
karbohidrat yang tinggi sehingga berfungsi sebagai sumber energi. Kandungan
gizi dalam beras meliputi energi, protein lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral.Setiap 100 g beras giling mengandung energi 360 kkal dan menghasilkan
6 g protein. Hal ini dapat dibandingkan dengan bahan makanan lain seperti jagung
yang mengandung 307 KKal dan 7,9 g, ketela pohon yang mengandung 146 KKal
dan 1,2 gr protein (Riyanto, dkk., 2013). Berdasarkan TKPI (Tabel Konsumsi
Pangan Indonesia) tahun 2017, kandungan kalori beras putih yaitu 357 kkal dan
karbohidrat 77,1 g.(Ishmah, 2019)
Beras merupakan sumber karbohidrat dimana karbohidrat utama beras
berupa glukosa. Berdasarkan penelitian Diyah (2016) yang melakukan penelitian ,
“Evaluasi kandungan glukosa dan indeks glikemik beberapa sumber karbohidrat”
menunjukkan bahwa kandungan glukosa makanan pada beras putih/100 gram
yaitu 25,40.(Jainata et al., 2022)
Makanan yang mengandung karbohidrat dapat mempengaruhi kadar gula
dalam darah.Ini karena karbohidrat yang terkandung didalamnya akan diuraikan
menjadi glukosa. Pasien diabetes baik tipe 1 maupun tipe 2 sma sama memiliki
masalah dalam mpemecahan glukosa menjadi energi. Baik karena tubuh yang
tidak bisa memproduksi hormon insulin ataupun tubuh tak lagi peka dengan
keberadaan insulin (retensi insulin),sehingga proses pembakaran glukosa menjadi
energi menjadi tidak optimal. Itu sebabnya pasien dianjurkan mengurangi
konsumsi beras / nasi putih karena kandungan karbohidrat yang cukup
tinggi.tubuh tetap memerlukan karbohidrat untuk mmperoleh energi,jadi
seseorang yang mengidap diabetes tetap mengkonsumsi karbohidrat tetapi dibatasi
asupannya atau di ganti dengan makanan yang memiliki karbohidrat yang lebih
kompleks.(Kemala, n.d.)
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein
sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat
disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel
tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa
gejala yang harus di waspadai sebagai syarat . Gejala tipikal yang sering dirasakan
penderita diabetes antara lain polifagi (banyak makan) , polidipsi (sering
haus),dan poliuri (sering buang air kecil)  Selain itu sering pula muncul keluhan
penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada
tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus),
dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria,
polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue),
iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).
Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM
Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa
tahun kemudian ketika terjadinya diabetes, sakit sudah berkembang dan
komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena
infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya
menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada
pembuluh darah dan syaraf.(RI, 2022)
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang jika diberikan dengan jumlah
yang adekuat dapat memberikan manfaat kesehatan bagi organisme lain /host
/inangnya. Penelitian tentang mikrobiota usus menunjukkan bahwa profil
komunitas bakteri merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap
perkembangan DM Tipe2, selain faktor genetik dan lingkungan.(Jainata et al.,
2022)

Manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh probiotik telah terbukti oleh


berbagai penelitian. Penggunaan lebih dari satu strain bakteri dalam probiotik
menjadi langkah yang menjanjikan dalam mencegah perkembangan DM Tipe 2.
(Jainata et al., 2022)

Berdasarkan jurnal penelitian yang dibuat oleh Dio Jainata, Bobby Indra
Utama dan Desmawati yang berjudul “Pengaruh probiotik dalam Menurunkan
Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan metode studi
literatur yang hasilnya dari 12 artikel jurnal yang meneliti pengaruh probiotik
terhadap HbA1c 7 artikel hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
penurunan kadar HbA1c setelah intervensi probiotik. Dari 12 artikel jurnal
penelitian yang meneliti kadar Gula Darah Puasa (GDP) tardapat 7 artikel
penelitian yang hasilnya terjadi penurunan Gula Darah Puasa (GDP) setelah
intervensi probiotik. (Jainata et al., 2022)

Pada penelitian lain tentang probiotik Oleh : Tedy Febriyanto, Sunita RS,
dan Cheilvi Fortuna Rizky, Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu yang judul penelitiannya adalah Analisis Kadar Glukosa Darah Pada
Mahasiswa Obesitas Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Probiotik di Poltekkes
Kemenkes Bengkulu di dapat hasil nilai rata rata kadar glukosa darah mahasiswa
obesitas sebelum mengkonsumsi probiotik adalah 94,25 mg /dl sedangkan kadar
glukosa darah setelah mengkonsumsi probiotik adalah 91,20 mg/dl dengan itu di
dapt kesimpulan dengan uji T independen menunjukkan adnya perbedaan kadar
glukosa darah pada mahasiswa obesitas sebelum dan sesudah mengkonsumsi
probiotik.(Febriyanto et al., 2019). Dari dua penelitian tersebut dapat diartikan
probiotik berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah.

Saat ini semakin banyak yang mengklaim efek keuntungan dari probiotik,
antara lain adalah meningkatkan kesehatan usus, meningkatkan respon imun,
menurunkan serum kolesterol, dan mencegah kanker. Keuntungan ini bersifat
spesifik terhadap strain bakteri dan dipengaruhi oleh beberapa mekanisme.Ada
bukti substansial untuk menggunakan probiotik dalam pengobatan diare akut,diare
yang berhubungan dengan antibiotik dan peningkatan metabolisme glukosa.(I Gde
Haryo Ganesha made Satria Wibawa, 2016)

Oleh itu fortifikasi probiotik pada beras diharap kan dapat memberikan
manfaat pada masyarakat, apalagi seperti yang kita ketahui banyaknya manfaat
probiotik bagi kesehatan terutama pada kesehatan pencernaan dan beras
merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia

Yang dimaksud fortifikasi menurut WHO adalah upaya yang sengaja di


lakukan untuk menambah mikro nutrien yang penting pada umumnya vitamin
dan mineral kedalam makanan sehingga dpat meningkatkan kualitas nutrisi dari
pasokan makanan dan bermanfaat bagi masyarakat dengan resiko minimal untuk
kesehatan.(ILMAGI INDONESIA, 2020)

Pemerintah telah merencanakan kebijakan fortifikasi pangan tentang Gizi


Pangan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004
tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Pada pasal 35 ayat 1 menyatakan
bahwa “Dalam hal terjadi kekurangan dan/atau penurunan status gizi masyarakat
perlu dilakukan upaya perbaikan gizi melalui pengayaan dan/atau fortifikasi gizi
pangan tertentu yang diedarkan”.(ILMAGI INDONESIA, 2020)

Fortifikasi pangan merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah


untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro masyarakat pada jangka menengah dan
panjang. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi
yang ditambahkan untuk meningkatkan status gizi populasi. Peran pokok dari
fortifikasi pangan adalah pencegahan defisiensi, dengan demikian menghindari
terjadinya gangguan yang membawa kepada penderitaan manusia dan kerugian
sosio ekonomis. Namun demikian, fortitkasi pangan juga digunakan untuk
menghapus dan mengendalikan defisiensi zat gizi dan gangguan yang
diakibatkannya.(ILMAGI INDONESIA, 2020).

Fortifikasi probiotik pada beras di harapkan dapat menurunkan kadar


glukosa pada beras untuk memberi manfaat bagi masyarakat sehingga
menghasilkan produk beras rendah glukosa yang bermanfaat bagi masyarakat
terutama yang menderita Diabetes Melitus .

Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang ingin diangkat adalah
Apakah terdapat pengaruh fortifikasi probiotik terhadap penurunan kadar glukosa
pada beras dengan metode perendaman pada variasi waktu 0,5,15, 30, 45, dan 60
menit

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

Tujuan Umum

Tujuan Umum dari penelitian ini adalh untuk mengetahui pengaruh


fortifikasi probiotik terhadap kadar glukosa pada beras dengan perendaman
dengan variasi waktu 0,5,15,30,45,60 menit.

Tujuan Khusus

Tujuan Khusus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui

1. Kadar Glukosa sebelum di lakukan fortifikasi probiotik


2. Kadar Glukosa Setelah di lakukan fortifikasi Probiotik
3. Pengaruh waktu perendaman Probiotik terhadap kadar glukosa pada
beras
4. Untuk mengetahui waktu optimal fortifikasi probiotik yang
mempengaruhi kadar glukosa pada beras

Ruang Lingkup Penelitian


Untuk Menghindari banyaknya masalah yang timbul dalam penelitian ini,
maka penelitian ini hanya untuk mengetahui pengaruh fortifikasi probiotik pada
beras dengan variasi waktu perendaman 0,5,15,30, dan 60 menit

Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

Manfaat bagi penulis

Memberikan pengetahuan kepada penulis tentang glukosa terutama


glukosa pada beras
Memberikan pengetahuan kepada penulis tentang probiotik serta
manfaatnya bagi kesehatan
Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi peneliti lain yang ingin
meneliti tentang probiotik dan glukosa

Manfaat bagi Masyarakat

Jika terbukti probiotik menurunkan kadar glukosa pada beras, maka akan
sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin mengkonsumsi beras rendah
glukosa terutama pada penderita penyakit Diabetes Melitus
Memberikan informasi pada institusi terkait tentang pengaruh probiotik
terhadap kadar glukosa pada beras yang merupakan makanan pokok sebagian
besar rakyat Indonesia
KEASLIAN PENELITIAN

BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teoritis
A. BERAS
Definisi Beras

Definisi secara umum beras sesuai Peraturan Menteri Perdagangan RI


Nomor 19/M-DAG/PER/3/2014 menjelaskan beras adalah biji-bijian baik
berkulit, tidak berkulit, diolah atau tidak diolah yang berasal dari Oriza Sativa.
Pada definisi ini beras mencakup gabah, beras giling, dan beras pecah kulit.
Sedangkan definisi umum, beras merupakan bagian bulir padi (gabah) yang telah
dipisah dari sekam dan dedak atau bekatul (Kementan, 2015). Definisi ini
menunjukkan beras sebagai produk akhir dari gabah. Gabah tidak didefinisikan
sebagai beras.(Nursalam, 2016)
Beras merupakan bulir gabah yang sudah dikupas kulitnya dan bagian ini
sudah dapat dimasak serta di konsumsi yang melalui proses penggilingan dan
penyosohan. Gabah sendiri terdiri dari sekam (kulit luar), aleuron (kulit ari),
bekatul, endosperm (bagian utama butir beras tempat sebagian besar pati dan
proein terkandung), dan embrio (yang tidak bisa tumbuh lagi setelah diolah)
(Pikukuh, 2009)
Beras adalah hasil olah dari produk pertanian yang disebut padi (Oryza
sativa). Beras merupakan komoditas pangan yang dijadikan makanan pokok bagi
bangsa Asia, khususnya Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Jepang, dan
Myanmar. Biji padi terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang dapat dimakan (rice
caryopsis) dan kulit (hull atau husk)
Padi termasuk jenis tanaman biji- bijian (serealia), berdasarkan
klasifikasinya padi tergolong familia rumput- rumputan (poaceae) dengan nama
genus oryza. Di Indonesia karaktersitik padi mampu tumbuh disepanjang musim.
Negara di dunia yang menjadi sentra produksi padi adalah China dan India dengan
persentase produksi berturut- turut sebesar 35 % dan 20 % dari total produksi padi
dunia(Setiawan, 2019)
Padi (Oryza sativa) merupakan tanaman pangan utama di dunia yang kaya
karbohidrat sehingga menjadi makanan pokok oleh sebagian besar masyarakat di
dunia. Padi termasuk jenis tanaman biji- bijian (serealia), berdasarkan
klasifikasinya padi tergolong familia rumput- rumputan (poaceae) dengan nama
genus oryza. Di Indonesia karaktersitik padi mampu tumbuh disepanjang musim.
Negara di dunia yang menjadi sentra produksi padi adalah China dan India dengan
persentase produksi berturut- turut sebesar 35 % dan 20 % dari total produksi padi
dunia.
Pada tahap pasca panen, gabah konsumsi menghasilkan beras pecah kulit.
Beras pecah kulit merupakan beras yang telah mengalami proses pemisahan isi
dengan kandung lembaga. Beras pecah kulit baru bisa dikonsumsi setelah disosoh
menjadi beras giling. Beras giling merupakan beras yang telah mengalami proses
penghilangan sekam, lapisan aleuron (dedak) dan kotiledon. Beras giling juga
disebut sebagai beras sosoh (Kementan, 2015).(Nursalam, 2016)
Ukuran dan Bentuk Beras
Ukuran beras di pengaruhi panjang butir beras dan lebar butir
beras.Panjang butir beras diukur diantara dua ujung butir beras utuh (Badan
Standarisasi Nasional). Bentuk beras ditentukan oleh nilai rasio panjang (P)
terhadap lebar (L) butir beras. Lebar butir beras diukur antara punggung dan perut
beras utuh menggunakan alat micrometer (Badan Standarisasi Nasional) .
Ilustrasi pengukuran beras dapat di ilistrasikan dengan gambar sebagai
berikut

Gambar 2.1 Ilustrasi panjang dan lebar beras


Berdasarkan panjangnya beras dibagi menjadi 4 tipe yaitu “ sangat
panjang” yaitu beras dengan panjang lebih dari 7 mm. Beras dengan kategori
“panjang” yaitu yang memiliki ukuran panjang beras 6mm sampai dengan 7 mm.
“sedang” dengan panjang antara 5.0 mm sampai 5.9 mm, dan “pendek” dengan
panjang kurang dari 5 mm .(Nursalam, 2016)
Komponen Dan Kualitas Beras
Kualitas beras tergantung dari penilaian terhadap preferensi maupun
produk akhir yang diinginkan oleh konsumen (BPTP, 2006). Teknik pengujian
komponen kualitas beras sesuai ketetapan SNI: 6128-2015 yang disesuaikan
dengan inpres No 3/2007, yakni:
a. Butir patah
Beras patah yaitu butir beras sehat maupun cacat dengan ukuran lebih
besar atau sama dengan 0,2 sampai dengan lebih kecil 0,8 bagian dari butir beras
utuh. Penentuan butir patah dimulai dengan mengambil sampel sebanyak 100
gram beras. Butir patah dipisahkan dengan beras kepala menggunakan rice grader.
b. Butir Menir
Butir menir yaitu butir beras sehat maupun cacat yang mempunyai
ukuran lebih kecil dari 0,2 bagian beras utuh
c. Butir Kuning
Butir kuning yaitu butir beras utuh, beras kepala, beras patah, dan menir
yang berwarna kuning, kuning kecoklatan, atau kuning semu akibat proses fsik
atau aktifitas mikroorganisme
d. Derajat Sosoh
Derajat sosoh adalah tingkat terlepasnya lapisan perikarp testa dan
aleuron serta lembaga dari tiap bulir beras. Derajat sosoh 95% merupakan
tingkat terlepasnya lapisan perikarp, testa, dan aleuron dari butir beras sehingga
sisa yang belum terlepas sebesar 5%. Derajat sosoh dapat ditentukan secara
kualitatif dan kuantitatif. Penentuan derajat sosoh secara kuantitatif dikenal
dengan metode konversi, yakni menggunakan alat pengukur derajat putih. Nilai
derajat sosoh ditentukan dari hasil prosentase derajat putih yang dikonversikan.
(Nursalam, 2016)
Kandungan Beras
Beras sebagai bahan makanan mengandung nilai gizi cukup tinggi yaitu
kandungan karbohidrat sebesar 360 kalori, protein sebesar 6,8 gr, dan kandungan
mineral seperti kalsium dan zat besi masing-masing 6 mg dan 0,8 mg. Bras paling
banyak mengandung pati. Vitamin pada beras yang utama adalah thiamin,
niasin,piridoksin dan ribovlavin.(Setiawan, 2019)
Beras memiliki kandungan gizi yang terdiri dari karbohidrat,protein,
lemak, air, besi, magnesium, phosphor, potassium, seng, vitamin B1, B2, B3, B6,
B9, dan serat. Kandungan gizi pada setiap jenis beras bervariasi. Perbedaan
kandungannya terdapat pada kadar protein, besi, seng, dan serat.

Beras Putih.
Beras putih merupakan gabah (butir padi) yang bagian kulitnya dibuang
dengan melalui prose penggilingn dan penyosohan. Beras putih memiliki tekstur
transparan karena memiliki seikit kulit ari. Proses penggilingan dan penyosohan
ini menjadikan beras lebih menarik dan tahan lama, namun dapat mengurangi zat
gizi didalam beras.Proses penggilingan pada beras akan mengurangi 80 persen
vitamin B1,70 persen vitamin B3,90 % vitamin B6,50 persen fosfor60 persen
besi,100 persen serat dan asam lemak esensial(Pikukuh, 2009)
Menurut jenis patinya, beras putih dibedakan menjadi jenis Japonica atau
Javanica dan Indica. Beras Japonica yang terkenal pulen serta lengket karena
beras jenis ini memiliki kadar amilopektin yang tinggi. Beras Japonica misalnya
beras Jepang yang bentuknya pendek dan bulat yang mempiliki kandungan
tingginya kadar amilopektin yang akan membuat beras Jepang menjadi lengket
dan pulen sehingga mudah dikonsumsi dengan sumpit. Sedangkan beras Indica
yang banyak di tanam di Indonesia dan India, yang memiliki kadar amilosa tinggi
sehingga memiliki sefat tidak menempel satu sama lain

Klasifikasi Tanaman Padi


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili :Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa .

Manfaat Beras Putih


1. Mengatasi konstipasi atau sembelit
2. Mengurangi resiko kanker usus, karena serat yang terkandung dapat
mengikat bahan karsinogenik, mengencerkan konsentrasi karsinogen.
3. Dapat menghambat terjadinya Alzheimer, dan mencegah penyakit
jantung.
4. Mampu sebagai penurun kadar trigliderida serum.
5. Mampu menurunkan resiko kanker adeoma dalam usus (Pikukuh, 2009)

Genetika Dan Pemuliaan


Ribuan persilangan dirancang untuk menghasilakan kultur varian yang
berpotensi tinggi dan tahan terhadap hama .Pada tahun 1984 Indonesia pernah
meraih penghargaan dari PBB(FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi
sehigga dalam waktu 20 tahun dari pengimpor beras terbesar di dunia menjadi
negara Swasembada beras.Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan dan baru kembali
pulih sejak tahun 2007
Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an
memungkinkan perbaikan kualitas beras. Sejumlah tim peneliti di Swiss
mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi toksin bagi hama
pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan penggunaan pestisida. IRRI,
bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, merakit "Padi emas" (Golden Rice)
yang dapat menghasilkan provitamin A pada berasnya, yang diarahkan bagi
pengentasan defisiensi vitamin A di berbagai negara berkembang. Suatu tim
peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang menghasilkan toksin
bagi bakteri kolera.Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat menjadi
alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara berkembang. (wikipedia
2022)

Gambar 2. 1 padi disawah

Gambar 2.2 : gabah (padi yang belum menjadi beras)


Gambar 2.3 Beras (solo post .com)

B. FORTIFIKASI
Fortifikasi atau lengkapnya  fortifikasi pangan atau pengayaan adalah
proses penambahan mikronutrien (vitamin dan unsur renik esensial)
pada makanan. Hal ini boleh jadi merupakan murni pilihan komersial untuk
menyediakan nutrisi ekstra dalam makanan, sementara di saat yang sama terdapat
kebijakan kesehatan masyarakat yang bertujuan mengurangi jumlah orang dengan
gizi buruk dalam populasi.(Kementerian Sekretaris Negara RI, n.d.)

Jenis fortifikasi
Empat metode utama fortifikasi pangan (dinamakan begitu untuk
mengindikasikan prosedur yang digunakan untuk memfortifikasi pangan):
1. Biofortifikasi (yaitu membiakkan tanaman untuk meningkatkan
nilai nutrisinya, yang dapat mencakup pemuliaan selektif
konvensional, dan modifikasi genetik modern)
2. Biologi sintetis (yaitu penambahan bakteri probiotik ke makanan)
3. Fortifikasi komersial dan industri (yaitu tepung, beras, minyak )
misalnya fortifikasi vitamin A pada minyak goreng
4. Fortifikasi rumah (yaitu garam beryodium) misalnya penambahan
garam beryodium pada masakan (Kakanadu & Evylyn, 2016)
Contoh makanan dan minuman yang difortifikasi memiliki efek positif :
Garam beryodium
Gangguan kekurangan iodium (Iodine Deficiency Disorder, IDD) adalah
penyebab terbesar retardasi mental yang dapat dicegah. Defisiensi parah dapat
menyebabkan kretinisme, lahir mati dan keguguran. Tetapi defisiensi ringan
sekalipun dapat mempengaruhi kemampuan belajar populasi secara signifikan.
Saat ini lebih dari 1 miliar di dunia menderita kekurangan iodium, dan 38 juta
bayi yang lahir setiap tahun tidak terlindungi dari kerusakan otak akibat IDD.
“Kul Gautam, Deputy Executive Director, UNICEF, October 2007 “(Kakanadu &
Evylyn, 2016)
Asam folat (juga dikenal sebagai folat) berfungsi dalam mengurangi
kadar homosistein darah, membentuk sel darah merah, pertumbuhan dan
pembagian sel yang tepat, dan mencegah cacat tuba neural ( neural tube defects,
NTDs).
Di banyak negara industri, penambahan asam folat ke tepung telah
mencegah secara signifikan jumlah NTD pada bayi. Dua jenis NTD yang
umum, spina bifida dan anencephaly, mempengaruhi sekitar 2.500-3.000 bayi
yang lahir di AS setiap tahunnya. Uji coba penelitian telah menunjukkan
kemampuan untuk mengurangi kejadian NTD sebesar 72%, dengan melengkapi
asupan ibu hamil dengan asam folat.
Penyakit yang terkait dengan defisiensi asam folat meliputi: anemia
megaloblastik atau makrositik, penyakit kardiovaskular, Beberapa jenis kanker,
dan NTD pada janin.
Niasin
Niasin (bahasa Inggris: niacin, nicotinic acid vitamine) adalah salah
satu senyawa organik yang ditemukan pada tahun 1937, yang berfungsi untuk
mencegah penyakit pelagra. Senyawa organik yang lain disebut nikotinamida,
keduanya mengandung alkaloid nikotina dan kemudian disebut sebagai vitamin
B3
Niacin telah ditambahkan pada roti di Amerika Serikat sejak tahun 1938
(ketika fortifikasi sukarela dimulai), sebuah program yang secara substansial
mengurangi kejadian pelagra. Pada awal 1755, pelagra diakui oleh dokter sebagai
penyakit kekurangan niasin. Meski tidak secara resmi menerima
namanya pelagra hingga tahun 1771. Pelagra terdeteksi di antara keluarga miskin
yang menggunakan jagung sebagai makanan pokok mereka. Meskipun jagung itu
sendiri mengandung niasin, tetapi ini bukan bentuk ketersediaan hayati kecuali
jika mengalami Nikstamalisasi (pengolahan dengan alkali, tradisi dalam budaya
suku Amerika Asli) dan oleh karena itu tidak berkontribusi terhadap asupan niasin
secara keseluruhan.(ILMAGI INDONESIA, 2020)
Pelagra adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangan niasin.
Penyakit pelagra memiliki karakteristik 3D yaitu dermatitis, demensia,
serta diare. Penderita penyakit pelagra apabila kulitnya terpapar sinar matahari
maka akan meradang. Peradangan tersebut memiliki bentuk pola simetris,
selanjutnya radang tersebut akan menjadi pecah-pecah dan luka. Peradangan
karena kekurangan niasin ini juga dapat terjadi di bagian mukosa mulut serta
saluran cerna. Apabila menyerang bagian sistem saraf makan dapat menyebabkan
penderitanya menjadi resah, sulit tidur, pusing, hilang ingatan bahkan
sampai depresi berat.Penyakit pelagra juga dapat menyebabkan kematian bagi
penderitanya.
Vitamin D
Pada akhir 1800-an, setelah ditemukannya kondisi
penyembuhan skurvi dan beri-beri, para periset bertujuan untuk mengetahui
apakah penyakitnya, yang kemudian dikenal sebagai rakitis, juga bisa
disembuhkan dengan makanan. Hasilnya menunjukkan bahwa paparan sinar
matahari dan minyak hati ikan cod adalah obatnya. Baru pada tahun
1930an vitamin D adalah yang sebenarnya terkait dengan
penyembuhan rakitis Penemuan ini menggiring fortifikasi makanan umum seperti
susu, margarin, dan sereal untuk sarapan
Fluorida
Meskipun fluorida tidak dianggap sebagai mineral esensial, tetapi dianggap
berguna dalam mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan gigi. Pada
pertengahan 1900-an ditemukan bahwa kota-kota dengan tingkat fluorida tinggi
dalam persediaan air mereka menyebabkan gigi penduduk memiliki bintik-bintik
coklat dan resistensi aneh terhadap karies gigi. Hal ini menggiring fortifikasi
persediaan air dengan fluorida dalam jumlah yang aman untuk mempertahankan
sifat resisten terhadap karies gigi namun menghindari penodaan gigi
akibat fluorosis (suatu kondisi yang disebabkan oleh asupan fluorida berlebihan).
Batas asupan atas yang dapat ditoleransi (UL) untuk fluorida berkisar antara
0,7 mg/hari untuk bayi berusia 0-6 bulan dan 10 mg/hari untuk orang dewasa di
atas usia 19 tahun.
Kondisi yang umumnya terkait dengan defisiensi fluorida adalah karies gigi dan
osteoporosis..(Kakanadu & Evylyn, 2016)
C. PROBIOTIK

Konsep probiotik dikembangkan dari sebuah teori autointoksikasi yang


dikemukakan oleh seorang ilmuwan Rusia penerima Nobel Biologi tahun 1908
yaitu Elie Metchnikoff. Menurutnya, secara perlahan pembusukan (purefeksi)
oleh bakteri dalam usus besar menghasilkan senyawa-senyawa beracun yang
memasuki peredaran darah, yang disebut sebagai proses”autointoksikasi”. Proses
inilah yang menyebabkan penuaan dan beberapa penyakit-penyakit degeneratif.
Dia meyakini bahwa tingginya usia hidup warga suku-suku pegunungan di
Bulgaria merupakan hasil dari konsumsi produk susu fermentasi. Bakteri yang
ikut terkonsumsi bersama produk tersebut dan kemudian mampu tinggal di usus
berpengaruh positif terhadap mikroflora di kolon dengan cara menurunkan efek
toksik dari mikroorganisme yang merugikan di kolon Menurut Food and
Agriculture Organization/World Health Organization (FAO/WHO) (2001),
mikroba probiotik, seharusnya tidak hanya mampu bertahan melewati saluran
pencernaan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkembang biak dalam usus.
Ini berarti mikroba probiotik harus tahan terhadap cairan lambung dan dapat
tumbuh dalam cairan empedu yang terdapat dalam saluran pencernaan, atau
dikonsumsi dalam jalur makanan yang memungkinkan untuk bertahan hidup
melintasi saluran pencernaan dan terkena paparan empedu. Selain itu probiotik
juga harus mampu menempel pada permukaan enterosit, mampu membentuk
kolonisasi pada saluran pencernaan.(Yuniastuti, 2015)
Pengertian Probiotik
Probiotik merupakan sel-sel mikroba yang diberikan dengan cara tertentu
agar masuk kedalam saluran gastrointestinal yang memiliki pengaruh
menguntungkan bagi hewan inang yang mengkonsumsinya melalui
penyeimbangan flora mikroba intestinalnya dan dengan tujuan memperbaiki
kesehatan,. Lebih lanjut (Ahmadi et al., 2012) menyatakan bahwa prinsip dasar
kerja probiotik adalah pemanfaatan kemampuan mikroorganisme dalam memecah
atau menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein dan lemak yang menyusun
pakan yang diberikan (Wardika et al., 2013)
Probiotik diartikan sebagai suplemen pakan yang berisi mikrobia hidup
(direct feed microbials) baik bakteri , kapang dan khamir yang dapat
menguntungkan bagi inangnya dengan jalan memperbaiki keseimbangan mikrobia
dalam saluran pencernaan.(Sumarsih et al., 2012)
Menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Aziz Sinung Wardika,
Suminto, Agung Sudaryono yang berjudul Pengaruh Bakteri Probiotik pada Pakan
Dengan Dosis Berbeda Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan, Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Penambahan probiotik
Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Pseudomonas putida dengan dosis 106
CFU/mL,107 CFU/mL,108 CFU/mL pada pakan berpengaruh nyata terhadap
Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP), Protein Efficiency Ratio (PER) dan
berpengaruh sangat nyata terhadap Specific Growth Rate (SGR) serta
pertumbuhan panjang mutlak lele dumbo (Clarias Gariepinus), namun tidak
berpengaruh terhadap kelulushidupan lele dumbo. Penambahan probiotik dengan
konsentrasi 108 CFU/mL pada pakan merupakan dosis terbaik untuk pertumbuhan
lele dumbo (Clarias. gariepinus). (Wardika et al., 2013)
Adapun fungsi probiotik dalam tubuh manusia, yaitu:
1. Menjaga keseimbangan makroorganisme normal (baik pencernaan dan
kulit).
2. Menghasilkan asam rantai pendek-asetat, laktat, dan format yang berfungsi
meningkatkan kesehatan usus besar.
3. Menurunkan kandungan nitrogen yang berpotensi berisiko dalam darah.
4. Menghasilkan faktor metabolisme yang berfungsi menghambat aktivitas
vital bakteri patogen yang mengurangi peradangan dan penyakit kulit.
(Pratiwi & Susanti, 2021)
Probiotik banyak dijadikan alternatif untuk menggantikan penggunaan
antibiotik yang berlebihan atau paling tidak menurunkan dosis yang digunakan.
Penggunaan antibiotik yang terus menerus pada pakan akan meninggalkan residu
pada produk ternak dan dapat meningkatkan resistensi bakteri patogen terhadap
antibiotik.
Pemberian probiotik memberikan efek menguntungkan seperti
pengurangan kemampuan mikroorganisme patogen dalam memproduksi toksin,
menstimulasi enzim pencernaan serta dihasilkannya vitamin dan substansi
antimikrobial sehingga meningkatkan status kesehatan inang/ hewan ternak.
(Sumarsih et al., 2012)

Kemampuan probiotik untuk bertahan hidup dalam saluran pencernaan


dan menempel pada sel-sel usus. Kemampuan menempel yang kuat pada sel-sel
usus ini akan menyebabkan mikroba- mikroba probiotika berkembang dengan
baik dan mikrobamikroba patogen tereduksi dari sel-sel usus inang, sehingga
perkembangan organisme-organisme patogen yang menyebabkan penyakit seperti
Eshericia coli, Salmonella thyphimurium dalam saluran pencernaan akan
mengalami hambatan.
Berkompetisi terhadap makanan dan memproduksi zat anti mikrobial
Mikroba. Probiotik menghambat organisme patogenik dengan berkompetisi untuk
mendapatkan sejumlah terbatas substrat bahan makanan untuk difermentasi.
contoh Lactobacillus acidophilus menghasilkan dua komponen bacteriocin yaitu
bacteriocin lactacin B dan acidolin. Bacteriocin lactacin B dan acidolin bekerja
menghambat berkembangnya organisme patogen
Penggunaan probiotik di beberapa negara Asia berkembang pesat, mulai
dari penggunaan probiotik dalam industri pangan hingga industri kosmetik antara
lain.
1. Keberhasilan pangan probiotik berbasis susu fermentasi dan suplemen
makanan di Pasar Korea Selatan telah berkembang pesat, khususnya
yogurt probiotik yang dikonsumsi masyarakat Korea Selatan dalam lima
dekade terakhir.
2. Jepang mengembangkan minuman probiotik yang mengandung bakteri
asam laktat untuk meningkatkan kesehatan usus, efek menurunkan
adipositas perut, dan mengurangi peningkatan kadar asam urat serum.
3. Sejak tahun 2016 produk probiotik pangan fermentasi telah menempati
sepuluh besar tren makanan di China sehingga produk probiotik baru akan
terus dikembangkan dan diperkenalkan di China
4. Peningkatan perhatian pada minuman fungsional yang mengandung
probiotik di Thailand, karena menyebabkan intoleransi laktosa, kandungan
kolesterol, dan alergi terhadap protein susu sehingga penelitian dan
pengembangan minuman probiotik baru berbasis bahan baku non-susu
akan terus dikembangkan.(Pratiwi & Susanti, 2021)
WHO mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang
diberikan dalam jumlah tertentu mampu memberikan manfaat kesehatan.
Probiotik adalah bakteri yang membantu menyeimbangkan bakteri "baik" dan
"jahat" dalam tubuh untuk membantu memperkuat sistem imun. Probiotik
merupakan kultur bakteri hidup apabila dioleskan akan mempengaruhi komposisi
mikroorganisasi kulit. Probiotik dapat dicerna untuk menjaga kesehatan usus.
(Pratiwi & Susanti, 2021)

D. GLUKOSA

Definisi Glukosa

Glukosa (C6H12O6 ),suatu gula monosakarida yang merupakan hasil


akhir dari proses metabolisme dalam tubuh. Glukosa merupakan salah satu
karbohidrat yang digunakan untuk sumber tenaga Gula sederhana seperti glukosa
(yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam) menyimpan
energi yang akan digunakan oleh sel. Dalam bentuk glukosa, maka karbohidrat
diabsorbsi melalui dinding usus dan dikonversi didalam hati. (6 2.1.2
Metabolisme Glukosa, 2003)

Glukosa merupakan karbohidrat terpenting karena keabanyakan


karbohidrat yang terdapat dalam makanan diserap kedalam aliran darah sebagai
glukosa. Glukosa adalah prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di tubuh,
termasuk glikogen untuk penyimpanan; ribosa dan deoksiribosa dalam asam
nukleat; galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan sebagai kombinasi
dengan protein dalam glikoprotein dan proteoglikan(Firgiansyah, 2016)

Didalam tubuh manusia glukosa yang telah di serap oleh usus halus kemudian
semua kan terdistribusi kedalam semua sel tubuh, Glukosa tidak hanya tersimpan
dalam bentuk glikogen didalam otot dan hati juga dapat tersimpan dalam plasma
darah dalam bentuk glukosa darah. Didalam tubuh selain akan berperansebagai
bahan bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga akan berperan sebagai sumber
energi utama dalam otak.Melalui proses oksidasi yang terjadi didalam sel
tubuh.Dalam kosumsi keseharian glukosa akan menyediakan hampir 50 -75% dari
total kebutuhan energi tubuh.(6 2.1.2 Metabolisme Glukosa, 2003).

Glukosa merupakan salah satu bentuk hasil metabolisme karbohidrat


yang berfungsi sebagai sumber energi utama yang dikontrol oleh insulin.
Kelebihan glukosa diubah menjadi glikogen yang akan disimpan di dalam hati
dan otot untuk cadangan jika diperlukan. Peningkatan kadar glukosa darah terjadi
pada penderita Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), Gula Darah Puasa
Terganggu (GDPT) dan Diabetes mellitus (DM).Obesitas dan berat badan
berlebih merupakan faktor predisposisi terhadap resistensi insulin yang dapat
menyebabkan peningkatan kadar gula darah sehingga terjadi Diabetes mellitus
tipe 2.(Kementerian Kesehatan RI., 2020)

Metabolisme Glukosa

Tahap awal metabolisme konversi glukosa menjadi energi di dalam tubuh


akan berlangsung secara anaerobik melalui proses yang dinamakan Glikolisis
(Glycolysis). Proses ini berlangsung dengan mengunakan bantuan sepuluh enzim
yang berfungsi sebagai katalis di dalam sitoplasma (cytoplasm) yang terdapat
pada sel eukaryotik (eukaryotic cells). Inti dari keseluruhan proses Glikolisis
adalah untuk mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa piruvat.(Irawan,
2007)

Metabolisme glukosa secara anaerob dalam tubuh mengalami proses


sebagai berikut

1. Glikolisis
Glikolisis terjadi dalam sel,proses glikolisis dimulai dengan molekul
glukosa dandiakhiri dengan terbentuknya asam laktat.Pada tahap glikolisisterjadi
dua langkah reaksi yaitu langkah yang memerlukan energi dan langkah yang
melepaskan energi.Saat langkah yang memerlukan energi, 2 molekul ATP di
perlukan untuk mentransfer gugus fosfat ke glukosa sehingga glukosa memiliki
simpanan energi yang lebih tinggi. Energi ini diperlukan untuk energi selanjutnya
yaitu energi pelepasan.(6 2.1.2 Metabolisme Glukosa, 2003)
2. Glikogenesis
Didalam tubuh glukosa merupakan karbohidrat yang lebih banyak
jumlahnya dibanding monoskarida lainnya maka kelebihan glukosa akan
disimpan menjadi glikogen di dlam hati dan jaringan otot. Proses sintesis glukosa
menjadi glikogen ini disebut glikogenesis
3. Glukogenesis
Glukogenesis merupakan kebalikan dari glikogenesis yaitu reaksi
pemecahan molekul glikogen menjadi molekul glukosa Glikogen yang terdapat
dalam hati dan otot dapat dipecah menjadi molekul glukosa -1- fosfat melalui
proses fosforolisis, yaitu reaksi dengan asam folat. Enzim fosforolisis ialah
enzim yang menjadi katalis pada reaksi glikogenolisis tersebut(6 2.1.2
Metabolisme Glukosa, 2003)
4. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan istilah yang di gunakan untuk mencakup
semua mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab untuk mengubah
senyawa non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utama bagi
glukoneogenesis adalah asam amino glikogenik, laktat, gliserol, dan propionat.
Hati dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat, karena kedua organ
tersebut mengandung komplemen lengkap enzim-enzim yang diperlukan.(6 2.1.2
Metabolisme Glukosa, 2003) Glukoneogenesis ini diperlukan untuk menjaga
keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtom
hipoglikemi yaitu rendahnya kadar gula darah yang disebabkan kekurangan
glukosa atau eksresi glukosa berlebih.
Proses metabolisme glukosa menjadi energi akan berlangsung secara
aerob yaitu dengan menggunakan bantuan oksigen O2. Dalam kondisi
aerobik,piruvat hasil proses glikolisis akan teroksidasi menjadi produk akhir
berupa H2O dan CO2 ,tahapan pada proses tersebut dinamakan respirasi selular
(cellular respiration).
Respirasi selular di bagi menjadi 3 tahapan yaitu
1. Produksi Acetyl Co- A
2. Proses oksidasi Acetyl Co- A dalam siklus asam sitrat (citric acid
cycle)
3. Rantai Tanspor Elektron (Electron Transfer Change /Oxidative
Phosphorilation)(Irawan, 2007)

Secara keseluruhan proses metabolisme Glukosa akan


menghasilkan produk samping berupa karbon dioksida (CO 2) dan air
(H2O). Karbon dioksida dihasilkan dari siklus Asam Sitrat sedangkan air
(H2O) dihasilkan dari proses rantai transport elektron. Melalui proses
metabolisme, energi kemudian akan dihasilkan dalam bentuk ATP dan
kalor panas. Terbentuknya ATP dan kalor panas inilah yang merupakan
inti dari proses metabolisme energi. Melalui proses Glikolisis, Siklus
Asam Sitrat dan proses Rantai Transpor Elektron, sel-sel yang tedapat di
dalam tubuh akan mampu untuk mengunakan dan menyimpan energi yang
dikandung dalam bahan makanan sebagai energi ATP. Secara umum
proses metabolisme secara aerobik akan mampu untuk menghasilkan
energi yang lebih besar dibandingkan dengan proses secara anaerobik.
Dalam proses metabolisme secara aerobik, ATP akan terbentuk sebanyak
36 buah sedangkan proses anaerobik hanya akan menghasilkan 2 buah
ATP. Ikatan yang terdapat dalam molekul ATP ini akan mampu untuk
menghasilkan energi sebesar 7.3 kilokalor per molnya.(Irawan, 2007)

Manfaat Glukosa
Beberapa manfaat glukosa pada tubuh yaitu
1. Sebagai Sumber Tenaga
Glukosa merupakan bagian dari karbohidrat yang merupakan
sumber energi bagi tubuh selain lemak dan protein,glukosa di gunakan
untuk bahan bakar proses fermentasi, pernafasan aerob dan anaerob,
sehingga mengkonsumsi makanan manis akan menambah tenaga lebih
untuk tubuh sera terdapat sejumlah 3,755 kkal digunakan tubuh untuk
pernafasan aerob
2. Sebagai pendukung proses proses metabolisme
Membantu proses metabolisme pada tubuh agar sempurna,aliran
glukosa dalam tubuh akan di metabolisme menjadi sumber tenaga utama
dan sebagian yang tidak digunakan sebagai tenaga akan diolah menjadi
glikogen dan disimpan di otot dan hati

3. Bahan Bakar otak


Pertumbuhan sel – sel darah merah,neuron dan otak memerlukan
glukosa sebagai tenaga. Jika sewaktu waktu karbohidrat dalam tubuh
berkurang maka glikogen yang ada pada tubuh akan digunakan sebagai
pengganti bahan bakar
4. Pengatur temperatur tubuh
Pada proses fisiologis, seperti halnya pengaturan temperature
tubuh, glukosa juga memiliki kedudukan vital yang tidak dapat
diabaikan.Separuh dari tenaga yang perlukan kemudian dipasok oleh
karbohidrat dan glukosa yang tersimpan atau dikenal dengan sebutan
glikogen.Manfaat utama glukosa ini dinyatakan oleh Oklahoma State
University Cooperative Extension Service.
5. Sebagai uji analisis pada proses pengecekan darah
Untuk mengetahi kadar glukosa darah dalam tubuh dapat di
periksa dengan pengecekan dengan darah aau serum sehingga dapat
diketahui kadar glukosa darah seseorang normal atau tidak. Normalnya
kadar glukosa darah seseorang berksar antara 70 – 110 mg/dl
6. Memperbaiki serta memulihkan otot
Glukosa memiliki peranan dalam pemulihan otot paling utama
sesudah otot bekerja banyak saat olahraga.Umumnya protein merupakan
zat yang berperan penting untuk kinerja otot,glukosa yang berasal dari
karbohidrat juga sangat baik sebab otot memperoleh tenaga dari
glukosa.Sehingga komsumsi karbohidrat dan protein sangat disarankan.
(Fabiana Meijon Fadul, 2019)

Dampak kelebihan glukosa darah


Dampak kelebihan glukosa darah menurut Novi Sulistia Wati yang dikutip
dari Hellosehat.com(2021).Dampak kelebihan diabetes adalah:
1) Polipagia
Tidak hanya bisa membebani hati,kelebihan fruktosa pada tubuh
dapat merusak sistem metabolisme tubuh dengan mematikan sistem
pengendali nafsu makan. Keadaan tersebut merangsang kegagalan tubuh
dalam penciptaan hormon insulin, tingkatkan penciptaan hormon ghrelin
yang berfungsi dalam memunculkan rasa lapar, tetapi merendahkan
pembuatan hormon leptin yang berfungsi dalam memunculkan rasa
kenyang. Hal ini dibuktikan pada riset yang menyatakan bahwa
mengkonsumsi gula berlebih secara langsung / fruktosa bisa meningkatkan
penciptaan ghrelin, serta mengurangi sensitivitas tubuh pada hormon
insulin.Hal ini yang membuat senantiasa lapar walaupun sudah makan
banyak.
2) Lemak pada perut
Semakin banyak gula yang dikonsumsi,sehingga terus menjadi
peningkatan risiko tertimbunnya lemak pada lingkar pinggang serta
perut. Hal ini bisa meingkatkan risiko kegemukan.
3) Karies gigi
Karies gigi terjadi pada saat kuman yang hidup di mulut
mengolah sisa karbohidrat dari santapan yang dikonsumsi ataupun yang
lain.Kuman tersebut membusuk serta memproduksi asam yang bisa
menghancurkan email atau dentin gigi.
4) Kehancuran hati
Gula dalam darah dipecah menjadi glukosa dan fruktosa disaluran
cerna.Fruktosa yang berlebih tidak di gunakan oleh tubuh sehingga tidak
diproses oleh tubuh sehingga tidak diproses oleh tubuh dalam jumlah yang
cukup. Sehingga mengkonsumsi glukosa berlebih mengakibatkan
kelebihan fruktosa yang bisa membeban hati dan sistem perlemakan hati.
5) Penyakit Jantung
Journal of American Heart Association tahun(2013) mengatakan
mengkonsumsi gula berlebih dapat membuat terganggunya kerja organ
jantung dalam memompa darah. Riset yang lain pula membuktikan bahwa
jika mengkonsumsi minuman manis berlebih bisa meningkatkan tekanan
darah serta memicu hati membuang lemak ke aliran darah.Kedua hal ini
yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung
6) Disfungsi Metabolik
Mengkonsumsi gula berlebih dapat menimbulkan sindrom
metabolik klasik, seperti peningkatan berat tubuh, kegemukan abdominal,
penyusutan HDL, kenaikan LDL, gula darah , kenaikan trigliserida, serta
tekanan darah yang besar.
7) Resistensi hormon insulin
Hormon insulin berfungsi dalam memecah makanan menjadi
tenaga.Tetapi,jika kandungan insulin tubuh serta kandungan gula besar,
sehingga membuat sensitivitas penciptaan hormon menurun serta
membuat glukosa menumpuk dalam darah.Keadaan ini disebut dengan
resistensi insulin(Fabiana Meijon Fadul, 2019)

E. SPEKTROFOTOMETRI
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang, tiap media akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna
yang terbentuk(Cairns, 2009)

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur


absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu
pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya
tersebut akan di serap dan sisanya akan dilewatkan.Nilai absorbansi dari cahaya
yang diserap sebanding dengan konsentrasi larutan dalam kuvet (Sastrohamidjojo
et al., 2018)

Spektrofotometri UV Vis adalah salah satu teknik analisis fisika kimia


yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi
elektromagnetik pada daerah panjang gelombang (λ) 190-380 nm ( UV) atau 380
– 780 nm Vis(Gulo, 2016)
Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis berdasarkan interaksi antara
radiasi elektromagnetik dengan atom, ion, atau molekul. Serapan atom
menyebabkan peralihan atau transisi elektronik, yaitu peningkatan energi elektron
dari keadaan dasar (ground state) ke satu atau lebih tingkat energi yang lebih
tinggi atau tereksitasi (excited state). Transisi terjadi jika energi yang dihasilkan
oleh radiasi sama dengan energi yang diperlukan untuk melakukan transisi
(Watson, 2003). (Gulo, 2016)

Bagian- Bagian Spektrofotometer

a. Sumber Cahaya
Sianar ultra violet mempunyai panjang gelombang 200 -400 nm dan sinar
tampak mempunyai panjang gelombang 400 -700 nm.Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan
energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis sehingga
spektrofotometer UV vis lebih banyak di pakai untuk analisis kuantitatif
dibanding kualitatif. Spektrum UV- Vis sangat berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif.Konsentrasi dari analit didalam larutan dapat ditentukan
dengan menggunakan hukum Lambert Beer.(Gandjar & Rohman, 2018)
b. Monokromator
Monokromator adalah alat untuk menguraikan cahaya polikromatis
menjadi beberapa komponen panjang gelombang monokromatis
c. Detektor
Detektor pada spektrofotometer berfungsi untuk menangkap cahaya yang
diteruskan dari sampel dan mengubahnya jadi arus listrik.Syarat detektor
Uv –Vis adalah memiliki sensitivitas tinggi sehingga daya radiasi yang
kecil dapat terdeteksi, memiliki waktu respon yang singkat dan juga stabil.
(PT. Energi Mitra Analitika, 2020)
d. Mikroprosesor
Mikroprosesor dan output software dari kalibrator dapat disimpan dan
konsentrasi sampel yang tidak diketahui secara otomatis dapat dihitung
e. Piranti Pembaca
Fungsinya adalah membaca sinyal listrtik dari detector dimana data
digambarkan dalam bentuk yang bisa diinterprestasikan atau disajikan
pada display yang dapat dibaca oleh pemeriksa.

Pada umumnya prinsip kerja spektrofotometri adalah berdasarkan atas


interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi. Materi dapat berupa atom,
ion atau molekul, sedangkan radiasi elektromagnetik merupakan salah satu jenis
energi yang ditransmisikan dalam ruang kecepatan tinggi
Prinsip kerja spektrofotometer adalah penyerapan cahaya pada panjang
gelombang tertentu oleh bahan yang diperiksa. Tiap zat memiliki absorbansi pada
panjang gelombang tetentu yang khas. Panjang gelombang dengan absorbansi
tertinggi digunakan untuk mengukur kadar zat yang diperiksa. Banyaknya cahaya
yang diabsorbsi oleh zat berbanding lurus dengan kadar zat. Memastikan
ketepatan pengukuran, kadar yang hendak diukur dibandingkan terhadap kadar
yang diketahui (standar). Setelah dimasukan blangko (KEMENKES, 2010)

Jenis-jenis Spektrofotometer Spektrofotometer memiliki 2 tipe yaitu


spektrofotometer sinar tunggal danspektrofotometer sinar ganda.
Spektrofotometer sinar tunggal biasanya dipakai untuk kawasan spectrum
ultraungu dan cahaya yang terlihat. Spektrofotometer sinar ganda dapat
dipergunakan baik dalam kawasan ultraungu dan cahaya yang terlihat maupun
dalam kawasan inframerah.(Gandjar & Rohman, 2018).
1. Singel Beam Single-Bean instrument dapat digunakan untuk kuantitatif
dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang tunggal. Pengukuran
sampel dan larutan blangko atau standar harus dilakukan secara bergantian dengan
sel yang sama.(Suhartati, 2013)
2. Double Beam Spektrofotometer memiliki berkas sinar ganda, sehingga
dalam pengukuran absorbansi tidak perlu bergantian antara sampel dan larutan
blangko, spektrofotometer double bean memakai absorbansi (A) otomatis sebagai
fungsi panjang gelombang.(Suhartati, 2013)
Kerangka Teori

BERAS

FORTIFIKASI

PROBIOTIK

GLUKOSA

METODE
SPEKTROFOTOMETRI

2.4 Kerangka Teori Analisis Pengaruh Fortifikasi Probiotik Terhadap Kadar


Glukosa Pada Beras Yang Direndam Dengan Variasi Waktu 0,5,15,30 ,45 60
Menit Dengan Metode Spektrofotometri
KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep

VARIABEL BEBAS

Waktu Perendaman

VARIABEL BEBAS spektrofotometer


VARIABEL TERIKAT
BERAS
Kadar Glukosa

VARIABEL BEBAS

PROBIOTIK
B. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu konsep yang bersifat abstrak guna
memudahkan pengukuran suatu variabel.Definisi Operasional juga dapat di
artikan sebagai suatu pedoman dlam melakukan kegiatan atau pekerjaan penelitian

Tabel 3.1 Definisi Operasional Analisis Pengaruh fortifikasi probiotik


terhadap kadar glukosa pada beras yang direndam dengan variasi
waktu 0,5,15,30,45 menit dengan metode spektrofotometri
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil Skala
Ukur Ukur

Bebas
Lama Waktu yang diperlukan Pengamatan Jam /stop watch menit Rasio
Perendaman untuk merendam / langsung
memfortifikasi beras
dengan probiotik yaitu
0,5,15,30,45,60 menit
Beras Suatu tanaman yang Manual timbangan Gram Rasio
berasal dari padi yang
sudah di giling/di
buang kulitnya untuk
dimasak sebagai bahan
pokok
Probiotik Mikroorganisme yang manual Gelas ukur/beaker ml Rasio
hidup untuk membantu glass
mencegah serta
mengobati kesehatan
terutama pencernaan
Variabel Terikat
Kadar Merupakan banyaknya Spektrofotometer Rasio
Glukosa jumlah glukosa pada UV -Vis
beras setelah di rendam
probiotik
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang di
ajukan yang kebenarannya akan di buktikan dengan penelitian.

Hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

Ha : Ada pengaruh fortifikasi probiotik terhadap kadar glukosa pada


beras yang direndam dengan variasi waktu 0,5,15,30,45,60 menit menggunakan
metode spektrofotometri .
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimental
design.Desain penelitian Quasi Eksperimental sering dignakan untuk
penelitian lapangan, pada penelitian eksperimen semu tidak mempunyai
batasan ketat terhadap randominasi dan pada saat yang sama dapt
mengontrol ancaman ancaman validitas.Desain ini mempunyai kelompok
control tidak terdapat berungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel
variabel yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen
B. Populasi Dan Sampel
Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subyek atau unit yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk
diukur /di teliti dan di tarik kesimpulannya (Sugiyono,2019). Populasi
yang digunakanadalah beras yang di peroleh di toko Swalayan .Jl.
Sungai Raya Dalam Kab. Kubu Raya Kalimantan Barat
Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi yang memiliki
karakteristik dan kuantitasyang digunakan untuk penelitian dan bersifat
representatif, yaitu dapat mewakili populasi (Sugiyono, 2019).Sampel
penelitian adalah beras yang di fortifikasi dengan probiotik yang
direndam dengan variasi waktu 0,5,15,30,45,60 menit
Adapun kriteria beras yang di gunakan sebagai berikut:
a. Beras yang diperiksa adalah jenis beras putih
b. Beras yang dijual di swalayan di Jl. Sungai raya dalam
c. Tidak melewati batas kadaluarsa
Penetuan jumlah sampel dpat di tentukan dengan menggunakan rumus
C. Waktu Dan Tempat Penelitian
D.
E. Jenis Data Penelitian
F. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
G. Teknik Pengolahan Dan Penyajian Data
H. Analisis Data
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai