SOAL 2
a. Bagian-bagian usus halus:
1) Duodenum
2) Jejunum
3) Ileum
b. Usus halus adalah bagian dari sistem pencernaan yang memiliki panjang sekitar 6 meter
dan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Fisiologi proses
pencernaan pada usus halus melibatkan beberapa proses penting, termasuk pencernaan
makanan, penyerapan nutrisi, dan pengeluaran sisa-sisa makanan. Berikut adalah
penjelasan lebih detail mengenai fisiologi proses pencernaan pada usus halus:
1) Pencernaan makanan: Makanan yang berasal dari lambung masuk ke usus halus
melalui sfingter pilorus. Di usus halus, makanan dicerna oleh enzim-enzim
pencernaan, seperti amilase, lipase, dan protease, yang diproduksi oleh pankreas dan
mukosa usus halus. Enzim-enzim tersebut membantu memecah karbohidrat, lemak,
dan protein menjadi molekul-molekul yang lebih kecil, seperti glukosa, asam lemak,
dan asam amino.
2) Penyerapan nutrisi: Setelah makanan dicerna, nutrisi yang berasal dari makanan
diserap melalui dinding usus halus dan masuk ke dalam aliran darah. Usus halus
memiliki banyak vili dan mikrovili, yang meningkatkan permukaan penyerapan
nutrisi dari usus halus. Nutrisi yang diserap meliputi glukosa, asam lemak, asam
amino, vitamin, dan mineral.
3) Pengeluaran sisa-sisa makanan: Setelah nutrisi diserap, sisa-sisa makanan dan air
yang tidak diabsorpsi melalui usus halus masuk ke dalam usus besar melalui katup
ileocecal. Di usus besar, air dan nutrisi yang tersisa diabsorpsi dan dikeluarkan
sebagai feses.
4) Regulasi usus halus: Usus halus memiliki otot-otot halus yang mengalami kontraksi
dan relaksasi untuk membantu memindahkan makanan melalui usus halus. Proses ini
diatur oleh sistem saraf enterik dan sistem saraf otonom, yang bekerja bersama-sama
untuk mengatur kecepatan dan koordinasi gerakan usus halus.
SOAL 3
a. Proses difusi O2 (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida) di alveolus sangat penting untuk
memastikan pertukaran gas yang efektif dan memastikan bahwa tubuh memiliki pasokan
oksigen yang cukup dan membuang karbon dioksida yang berlebihan. Fisiologi proses
difusi O2 dan CO2 di alveolus dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pengambilan oksigen: Oksigen dari udara yang masuk ke paru-paru melalui trakea
diangkut oleh bronkus dan bronkiolus hingga mencapai alveolus. Di dalam alveolus,
oksigen difusi melalui membran tipis yang memisahkan alveolus dari pembuluh
darah kapiler di sekitarnya.
2) Pertukaran gas: Setelah oksigen mencapai alveolus, ia berdifusi melalui membran
tipis yang memisahkan alveolus dari pembuluh darah kapiler di sekitarnya dan
masuk ke dalam darah. Sementara itu, karbon dioksida yang telah dihasilkan oleh
sel-sel tubuh dan disirkulasikan dalam darah melalui pembuluh kapiler difusi ke
dalam alveolus untuk dihirup keluar.
3) Transportasi gas: Setelah oksigen berdifusi ke dalam darah, ia diangkut oleh
hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah. Hemoglobin membawa oksigen
ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Sementara itu, karbon dioksida yang
dihasilkan oleh sel-sel tubuh juga diangkut oleh hemoglobin dan terlarut dalam
plasma darah untuk diangkut kembali ke paru-paru.
4) Regulasi respirasi: Proses difusi O2 dan CO2 di alveolus diatur oleh sistem saraf dan
sistem hormonal dalam tubuh. Ketika kadar oksigen di dalam darah rendah atau
kadar karbon dioksida tinggi, sistem saraf dan sistem hormonal mengatur proses
pernapasan agar lebih cepat dan dalam, sehingga memungkinkan lebih banyak
oksigen diambil dan lebih banyak karbon dioksida dihilangkan dari tubuh.
SOAL 4
b. Bagian-bagian urinaria:
1) Ginja
2) Ureter
3) Kandung kemih
4) Uretra
5) Vena cavar inferior
6) Arteria aorta
c. Nefron adalah unit fungsional ginjal yang bertanggung jawab untuk menyaring dan
memproses darah untuk menghasilkan urin. Setiap ginjal manusia memiliki sekitar satu
juta nefron, yang terdiri dari dua bagian utama: glomerulus dan tubulus. Glomerulus
adalah kelompok pembuluh darah kecil yang bertanggung jawab untuk menyaring darah
dari arteriola aferen. Saat darah mengalir melalui glomerulus, zat-zat yang diperlukan
oleh tubuh, seperti air, glukosa, dan elektrolit, disaring ke dalam kapsul Bowman, yang
merupakan bagian awal dari tubulus. Zat-zat ini kemudian melewati tubulus proksimal,
lingkaran Henle, dan tubulus distal sebelum akhirnya keluar dari tubulus sebagai urin
dan dikumpulkan di pelvis ginjal.
Selain itu, nefron juga terlibat dalam mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit
dalam tubuh. Proses ini terjadi di tubulus ginjal, di mana zat-zat yang disaring dari darah
diubah kembali dan diserap kembali ke dalam tubuh, seperti glukosa, natrium, dan
kalium. Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh sangat penting untuk menjaga
tekanan darah, keseimbangan pH, dan fungsi sel dan organ yang optimal. Fungsi nefron
juga dipengaruhi oleh hormon seperti antidiuretik hormon (ADH) dan aldosteron, yang
mengatur jumlah air dan elektrolit yang diserap kembali oleh tubulus ginjal dan akhirnya
dikeluarkan dari tubuh sebagai urin. Selain itu, nefron juga terlibat dalam produksi
hormon eritropoietin, yang merangsang pembentukan sel darah merah dalam sumsum
tulang.
Dalam keseluruhan, nefron berfungsi sebagai unit dasar ginjal yang memproses darah
dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, serta
memproduksi hormon-hormon penting yang dibutuhkan oleh tubuh.