Anda di halaman 1dari 12

Referat

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA GANGGUAN FUNGSI


TIROID
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik
Senior pada Bagian/ SMF Patologi Klinik Unsyiah/ RSUD dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh

Disusun oleh :
Hidayatul Maghfirah
2207501010126

Pembimbing :
dr. Buchari, Sp.PK

BAGIAN/SMF ILMU PATOLOGI KLINIK


FAKULTASKEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Tinjauan Pustaka dengan judul “Pemeriksaan Laboratorium pada Gangguan Fungsi


Tiroid” diajukan sebagai salah satu tugas dalam menjalani kepaniteraan klinik senior pada
Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yaitu dr. Buchari, Sp.PK yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas
ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan referat atau tugas ilmiah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penyajian maupun dari segi materi. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran serta kritik yang bersifat
membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan tulisan ini.

Banda Aceh, 20 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
BAB 2...................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................................5
2.1 Definisi..................................................................................................................................5
2.2 Kontrol Fungsi Tiroid............................................................................................................5
2.3 Pemeriksaan Hormon Tiroid..................................................................................................6
2.3.1 Pengambilan sampel.......................................................................................................6
2.3.2 Pemeriksaan T3..............................................................................................................6
2.3.3 Pemeriksaan T4..............................................................................................................7
2.3.4 Pemeriksaan TSH...........................................................................................................7
2.4 Kelainan Tiroid......................................................................................................................8
2.4.1 Hipotiroid.......................................................................................................................8
2.4.2 Hipertiroid......................................................................................................................9
2.4.3 Pembesaran kelenjar tiroid.............................................................................................9
Kesimpulan.........................................................................................................................................11
Daftar Pustaka....................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit tiroid atau gangguan tiroid adalah kondisi abnormal seseorang akibat penyakit
tiroid, yang bermanifestasi sebagai perubahan bentuk atau fungsi. Gangguan tiroid adalah penyakit
endokrin paling umum kedua di dunia setelah diabetes. Sekitar 300 juta orang di seluruh dunia
menderita penyakit tiroid, tetapi lebih dari setengahnya tidak menyadarinya. Dengan sekitar 42 juta
penduduk, India adalah negara dengan jumlah penyakit tiroid tertinggi. Penyakit tiroid juga
merupakan masalah kesehatan utama di Nepal, mempengaruhi hampir 30% dari populasi. Gejala
terkait dengan aktivitas hormon tiroid dan pembengkakan akibat proses nepoplastik yang
disebabkan oleh aksi kompresi struktur di sekitarnya. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon
yaitu tiroksin (T4) dan triiothyronine (T3). Hormon-hormon ini memainkan peran penting dalam
proses metabolisme, homeostatis, dan termogenik manusia. Penyakit tiroid mencakup kondisi yang
berhubungan dengan hipersekresi hormon tiroid dan defisiensi hormon tiroid, dan lesi massa tiroid.1

Penyakit tiroid adalah salah satu gangguan yang paling umum di bidang medis, tetapi dalam
banyak kasus gejalanya tidak khas atau ringan, sehingga memerlukan pemeriksaan laboratorium
untuk mendiagnosis kondisi tersebut. Pada 1950-an, hanya satu bahan uji tiroid yang tersedia:
yodium. Yodium terikat protein dan diperkirakan oleh kadar serum tiroksin (T4) total. Meskipun
jenis tes ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah untuk mendiagnosis penyakit tiroid.
Tes fungsi tiroid saat ini dilakukan dengan menggunakan sampel serum baik secara manual maupun
otomatis. Tes ini umumnya menggunakan antibodi spesifik.2

Kelainan tiroid memberikan pengaruh ke hampir seluruh tubuh karena hormon tiroid
mempengaruhi banyak organ. Untuk mempelajari dan mendiagnosis kelainan tiroid perlu
memahami sumbu Hipotalamus-Hipofisis-Tiroid, hormon- hormon yang bekerja pada sumbu
tersebut, serta pengaruhnya pada organ-organ lain, serta sebaliknya, pengaruh luar terhadap sumbu
tersebut. 3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Kelenjar tiroid terletak di daerah leher depan, di depan trakea, tepat di bawah laring,
berwarna merah coklat dengan 2 lobus yang dihubungkan oleh isthmus, bentuknya menyerupai
kupu-kupu. 4 Fungsi utama tiroid adalah membuat hormon tiroid
(tiroksin dan triidotironin) yang berperan meningkatkan
aktivitas metabolisme pada hampir semua jaringan tubuh.
Kelenjar tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari, yang
mengeluarkan hormon pemacu tiroid (TSH).

Ada 2 jenis hormon utama yang disekresi oleh kelenjar tiroid, yaitu Tiroksin (Thyroxine =
T4 = tetraiodothyronin) dan Triiodothyronine (T3 =triiodothyronine). Keduanya tersusun oleh 2
residu tirosil (tyrosyl) yang terikat melalui ikatan eter dan digantikan oleh 4 atau 3 residu yodium
(iodine). Kuantitatif terbanyak adalah T4 sebagai hormon utama dan sedikit T3, tetapi T3
merupakan hormon yang aktif secara biologis dengan potensi metabolik 3 kali T4 dan T4 dianggap
sebagai precursor atau prohormon, yang bila diperlukan akan dipecah di jaringan untuk membentuk
T3.4

Fungsi utama T3 adalah mengatur metabolisme karbohidrat dan protein di dalam semua sel, karena
itu perubahan T3 dapat mempengaruhi semua organ tubuh, terutama kardiovaskuler, saraf, imun
dan reproduksi. Tiroid mengatur pertumbuhan, metabolisme, respirasi seluler, penggunaan energi
total, serta berperan penting pada perkembangan dan diferensiasi jaringan.4
2.2 Kontrol Fungsi Tiroid
Pertumbuhan dan fungsi dari kelenjar tiroid paling sedikit dikendalikan empat mekanisme,
yaitu : (1) sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid klasik, di mana hormon pelepas-tirotropin
hipotalamus (TRH) merangsang sintesis dan pelepasan dari hormon perangsang-tiroid hipofisis
anterior (TSH), yang pada gilirannya merangsang sekresi hormon dan pertumbuhan oleh kelenjar
tiroid; (2) deiodininase hipofisis dan perifer, yang memodifikasi efek dari T4 dan T3; (3)
autoregulasi dari sintesis hormon oleh kelenjar tiroid sendiri dalam hubungannya dengan suplai
iodinnya;dan (4) stimulasi atau inhibisi dari fungsi tiroid oleh autoantibodi reseptor TSH.5

2.3 Pemeriksaan Hormon Tiroid


Pemeriksaan hormon tiroid meliputi pemeriksaan T3, T4, TSH dan fT4. Pemeriksaan
terhadap hormon tiroid mulai berkembang setelah diperkenalkan teknik radioimmunoassay (RIA)
pada awal tahun 1970-an, diikuti dengan immunoradiometric assay (IRMA), enzyme-linked
immunoassay (ELISA) dan enzyme immunoassay (EIA), serta yang terbaru
electrochemiluminescent assay (ECLIA). Cara ECLIA menjadi metode yang paling peka
dibandingkan yang terdahulu. Cara ini dikembangkan sejak akhir tahun 1980-an dan pada Kursus
Laboratory Endocrinology di Singapore tahun 1989 sudah dinyatakan sebagai metode yang
menjanjikan untuk analisis hormon. Kepekaan bergeser dari kadar μg/dL menjadi ng/dL bahkan
pg/gL. Cara ini sudah diterapkan pada otomasi (automated analyzer). Dengan demikian, selain
makin peka, juga ketelitian dan ketepatan analisis hormon makin baik.4

2.3.1 Pengambilan sampel


Tidak perlu persiapan khusus, tidak perlu mengubah pola makan dan aktifitas fisik, hanya
saja pasien diminta untuk menghentikan obat-obatan tertentu sampai tes selesai dikerjakan, Ada
juga obat-obatan yang tetap diminta untuk diminum karena ingin diketahui pengaruhnya. Bisaanya
diukur kadar hormon dari serum yang dipisahkan dari spesimen darah vena, namun bisa pula
digunakan plasma EDTA atau heparin.4

o
Bila tidak segera diperiksa, serum sebaiknya disimpan pada suhu 2-8 C untuk 3-5 hari, bila
dibekukan akan stabil sampai ± 30 hari. Sebaiknya serum tidak hemolisis atau lipemik
(Suryaatmadja 2010).4

2.3.2 Pemeriksaan T3
Hormon Thyroxine (T4) dan 3,5,3’ Triiodothyronine (T3) berada dalam sirkulasi darah,
sebagian besar terikat pada protein plasma Thyroxine Binding Globuline (TBG). Konsentrasi T3
jauh lebih kecil daripada T4, namun memiliki potensi metabolik yang lebih besar. Pengukuran T3
merupakan faktor penting untuk mendiagnosis penyakit tiroid. Pengukurannya dapat menentukan
adanya varian pada kelainan hipertiroid pada pasien tirotoksik dengan peningkatan kadar T3 namun
T4 nya normal. Peningkatan T3 tanpa adanya peningkatan T4 kebanyakan merupakan gejala awal
dari tirotoksikosis rekuren pada pasien yang telah mendapat terapi.4

Pemeriksaan T3 juga dapat digunakan untuk monitoring pasien hipertiroid yang sedang
mendapatkan terapi maupun pasien yang telah berhenti menggunakan obat anti tiroid, dan sangat
bermanfaat untuk membedakan pasien eutiroid dan hipertiroid. Pada wanita, kadar T3 akan
meningkat selama kehamilan, terapi estrogen, dan pemakaian kontrasepsi hormonal. Jika
peningkatan T3 diikuti oleh peningkatan TBG dan T4, maka perubahan ini tidak menggambarkan
adanya kelainan tiroid.4

2.3.3 Pemeriksaan T4
L-Thyroxine (T4) merupakan hormon yang disintesis dan disimpan dalam kelenjar tiroid.
Proses pemecahan proteolisis Thyroglobulin akan melepaskan T4 ke dalam aliran darah. Lebih dari
99% T4 terikat pada 3 protein plasma secara reversibel, yaitu : Thyroxine binding globulin (TBG)
70%, thyroxine binding pre albumin (TBPA) 20% dan albumin 10%. Sekitar 0,03% T4 yang berada
dalam keadaan tidak terikat.

Penyakit yang mempengaruhi fungsi tiroid dapat menimbulkan gejala yang sangat
bervariasi. Pengukuran T4 total dengan immunoassay merupakan metode skrining yang paling
memungkinkan dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya gangguan tiroid pada pasien.
Peningkatan kadar T4 ditemukan pada hipertiroidisme karena Grave’s disease dan Plummer’s
disease pada akut dan subakut tiroiditis. Kadar T4 yang rendah berhubungan dengan hipotiroidisme
kongenital, myxedema, tiroiditis kronis (Hashimoto’s disease) dan beberapa kelainan genetik.4

2.3.4 Pemeriksaan TSH


Pemeriksaan kadar TSH plasma atau serum merupakan metode yang sensitif untuk
mendiagnosis hipotiroidisme primer atau sekunder. TSH disekresi oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis (pituitary) dan mempengaruhi produksi dan pelepasan thyroxine dan triiodothyronine dari
kelenjar tiroid.

Konsentrasi TSH dalam darah sangat rendah, namun sangat penting untuk mengatur fungsi
tiroid yang normal. Pelepasan TSH diatur oleh TSH-releasing hormon (TRH) yang diproduksi oleh
hipotalamus. Kadar TSH dan TRH berbanding terbalik dengan kadar hormon tiroid. Jika kadar
hormon tiroid dalam darah meningkat, maka hipotalamus akan mensekresi sedikit saja TRH
sehingga TSH yang disekresi oleh hipofisis juga sedikit. Hal sebaliknya akan terjadi jika ada
penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Proses ini dikenal sebagai mekanisme umpan balik
(negative feed back mechanism) yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kadar hormon
dalam darah yang optimal.4

2.4 Kelainan Tiroid


Pada orang dewasa dikenal ada 4 jenis kelainan/gangguan tiroid. Pertama dan kedua
gangguan fungsi atau keseimbangan homeostasis berupa kekurangan hormon tiroid (hipotiroid) dan
kelebihan hormon tiroid (hipertiroid). Ketiga, kelainan berupa pembesaran kelenjar tiroid dan
keempat kelainan hormon tiroid tanpa disertai gangguan klinis (eutiroid). Perlu pula diperhatikan
adanya pengaruh obat-obatan terhadap fungsi tiroid.4

2.4.1 Hipotiroid
Hipotiroid dapat dibedakan antara yang klinis jelas (overt) dan klinis tidak jelas (subklinis).
Hipotiroid subklinis didefinisikan sebagai keadaan dengan kadar TSH meningkat ringan dan kadar
fT3 dan T4 normal disertai dengan sedikit/tanpa gejala klinis. Hipotiroid klinis/overt atau tiroid
yang kurang aktif merupakan kelainan klinis yang paling umum, didefinisikan sebagai kadar TSH
tinggi dan fT4 rendah dalam serum. Penyebab utamanya adalah kadar yodium yang tidak cukup
atau asupan yodium yang rendah.4

Hipotiroidisme memberikan suatu gejala hipometabolisme dari hormon tiroid. Manifestasi


klinik pada kelainan hipotiroidisme seperti intoleransi dingin, berat badan meningkat, sembelit,
kulit kering, bradikardia, suara serak, dan memperlambat proses mental. Populasi khusus yang
mempunyai risiko tinggi terhadap hipotiroid adalah wanita postpartum, individu dengan riwayat
penyakit tiroid autoimun, kondisi endokrin ( diabetes tipe I, kegagalan adrenal, dan gangguan
ovarium), penyakit non-endokrin ( penyakit coeliac, vitiligo, anemia perniciosa, sindroma Sjorgen,
multiple sklerosis), hipertensi pulmonal, sindrom down dan turner).6

Penegakan hipotiroidisme didasarkan pada : diagnosa klinik sub-klinik, primer-sentral,


etiologi. Dikatakan hipotiroid subklinik apabila didapatkan TSH naik akan tetapi kadar hormon
tiroid dalam batas normal. Tes laboratorium diperlukan untuk mengkonfirmasi kelainan hipotiroid
yaitu : kadar T3 dan T4, kadar TSH, BMR, dan kolesterol serum.6

Hipotiroidisme lebih prevalen pada wanita dibandingkan pada laki-laki. Di Amerika Serikat,
insidensi keadaan ini meningkat secara signifikan pada individu usia 40 hingga 50 tahun.
Penyebab hipotiroidisme pada dewasa meliputi :7
1. Produksi hormon tiroid yang tidak adekuat, biasanya sesudah tiroidektomi
atau terapi radiasi atau akibat inflamasi, tiroiditis autoimun yang kronis (penyakit
Hashimoto) atau keadaan seperti amiloidosis serta sarkoidosis (jarang).

2.  Kegagalan hipofisis memproduksi TSH, kegagalan hipotalamus memproduksi TRH


(thyrotropin-releasing hormone), kelainan bawaan sintesis hormon tiroid, defisiensi
yodium (biasanya dari makanan), atau pemakaian obat-obat antitiroid, seperti
propiltiourasil.

2.4.2 Hipertiroid
Hipertiroid juga dapat dibedakan antara klinis jelas (overt) dan klinis tidak jelas (subklinis).
Hipertiroid klinik atau tirotoksikosis ditandai dengan peningkatan kadar T3 dan T4 dan penurunan
kadar TSH serum. Penyebab tersering adalah penyakit Graves yang disebabkan oleh produksi
antibodi terhadap reseptor TSH yang merangsang pembentukan hormon tiroid berlebih.4

Penyebab hipertitoidisme
Tiroroksikosis dapat tejadi karena faktor genetik dan imunologi, yang meliputi:

1. Peningkatan insidensi kehamilan kembar monozigol, yang menunjukan adanya faktor


herediter, kemungkinan gen autosom resesif. Koeksistensi yang terjadi kadang-kadang
bersama kelainan endokrin lain, seperti diabetes mellitus tipe 1, tiroiditis, dan
hiperparatiroidisme.

2. Defek pada fungsi limfosit-T supresor, yang memungkinkan produksi autoantibodi


(imunoglobin yang menstimulasi tiroid dan imunoglobin yang menghambat pengikatan
(thyroid-stimulating hormone, TSH).

3. Tirotoksikosis klinis yang dipicu oleh asupan yodium berlebihan dari makanan atau
mungkin pula stress (pasien dengan penyalit laten).

4.  Obat-obatan, seperti litium dan amiodaron.

5.  Tumor atau nodul yang toksik.

2.4.3 Pembesaran kelenjar tiroid


Pembesaran kelenjar tiroid (goiter) dapat merata (difuse) atau nodular, tunggal atau banyak
(multinodular). Goiter bisaanya disebakan oleh rangsangan berkepanjangan oleh TSH atau zat
serupa TSH (TSH-like agent) baik pada hipotiroid maupun hipertiroid dan dapat pula pada keadaan
eutiroid. Penyebab tersering adalah defisiensi yodium.4
Kesimpulan
Pemeriksaan hormon tiroid meliputi pemeriksaan T3, T4, TSH dan fT4. Pemeriksaan
terhadap hormon tiroid mulai berkembang setelah diperkenalkan teknik radioimmunoassay (RIA)
pada awal tahun 1970-an, diikuti dengan immunoradiometric assay (IRMA), enzyme-linked
immunoassay (ELISA), enzyme-linked immunofluorescence assay (ELFA) dan enzyme
immunoassay (EIA), serta yang terbaru electrochemiluminescent assay (ECLIA). Cara ECLIA
menjadi metode yang paling peka dibandingkan yang terdahulu.
Daftar Pustaka
1. Crosby H, Pontoh V, Merung MA, Skripsi K, Kedokteran F, Sam U, et al. Pola kelainan
tiroid di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2015. Vol.
4, Jurnal e-Clinic (eCl). 2016.

2. Klinik MP. INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL


LABORATORY. 2015;21(3).

3. Zufry H. Peran Laboratorium Untuk Meningkatkan Ketepatan Diagnosis. Pendidikan


Berkesinambungan Patologi Klinik. Medan: Pustaka Bangsa Press; 2015.

4. Wirawati, Putri IA. Pemeriksan Tiroid. Denpasar; 2017.

5. Anwar R. Fungsi dan kelainan kelenjar tiroid. Fak Kedokt Unpad. 2015;1–65.

6. Trihadi N. Kelenjar Tiroid. Fak Kedokt Univ Hasanuddin.

7. Swananda D. Tiroid.

Anda mungkin juga menyukai