Anda di halaman 1dari 15

LAMPIRAN KE XVI:

NEGERI UNTUK
maklum. WEWENANG PENGADILAN
MELAKSANAKAN SIDANG PRAPERADILAN
Demikian kiranya Saudara
Jakarta, 8 Desember 1983.
MAHKAMAH AGUNG R.J.
Ket u a.
1983.
Nomor : SE-MA/15 Tahun
ttd. Lampiran
Perihal Wewenang Pengadilan Negeri
: untuk
MUDJONO. melaksanakan sidang
praperadilan terhadap seo
militer.
rang yang berstatus
Tembusan:
1. Yth. Sdr. ien teri Kehakiman R.I. Kepada Yth,
2. Yth. Sdr. Menteri/Jaksa Agung R.I.
NEGERI
Sdr. KETUA PENGADILAN
3. Yth. Sdr. KAPOLRI. di
Agung R.I.
4. Yth. Sdr. Wakil Ketua Mahkamah
Mahkamah Agung R.I.
SELURUH INDONESIA.
5. Yth. Sdr. Para Ketua Muda seluruh Indonesia.
di
6. Yth. Sdr. Ketua Pengadilan Tinggi Sehubungan
adanya masalah hukum
dipe
7. Ar sIp:
mengenai apakah seorang militer dapat
riksa di muka sidang praperadilan yang di
laksanakan oleh pengadilan negeri/bukan pe
melaku
ngadilan militer atas dasar ja telah
tidak
kan penangkapan dan penahanan secara
sah, bersama ini Mahkamah Agung mengang
8ap perlu untuk memberikan petunjuk
pe tunjuk kepada Saudara sebagai berikut:
I. Bahwa yang menjadi dasar/patokan untuk
menentukan pengadilan mana yang berwe
nang melaksarnakan sidang praperadilan
ini, pengadilan negeri atau pengadilan
militer - adalah status si pelaku tindak
pidana dan bukan status pejabat yang me
laksanakan penangkapan penahanan;
Jadi apabila status si pelaku kejahatan
adalah sipil. maka pengadilan yang berwe
nang melaksanakan sidang praperadilan
adalah Pengadilan Negeri, mesk1pun yang
didakwa melakukan penangkapan penahan
143

142
an seCara tidak sah itu LAMPIRAN KE XVII :
militer. statusnya adalah ISTILAH SEGERA MASUK
2. Jakarta, 8 Desernber 1983
Berhubung dengan itu maka seorang militer
yang didakwa telah melakukan
an/penahanan secara penangkap Nomor : SE-MA/16 Tahun 1983.
riksa di muka sidangtidak
sah dapat dipe
Larmpiran
dilaksanakan praperadilan yang
oleh pengadilan Periha! : Istilah "'segera masuk"
si pelaku tindak pidana Negeri apabila jangan dipergunakan
adalah seorang sipi!. lagi dalam putusan.
kan
Demikian untuk dimaklumi dan dilaksana
sebagaimana mes tinya. Kepada Yth.
1. Sdr. KETUA PENGADILAN NEGERI
2. Sdr. KETUA PENGADILAN TINGGI
MAHKAMAH AGUNG R.I. di
Ket u a, SELURUH INDONESIA.

Berhubung dalam beberapa putusa!


ttd.
Pengadi!lan Negeri maupun Pengadilan Tingg
MUDJONO. masih dipergunakan istilah "segera masuk
apabila Hakim dalam putusannya bermaksue
memerintahkan agar terdakwa ditahan maki
Tembusan: dengan ini Mahkamah Agung mengangga
1. Yth. Sdr. Menteri
Kehakiman R.I. perlu untuk mengingatkan pada Saudara
2. Yth. Sdr. Menteri Hankam R.I.
3. Yth. Sdr. Menteri/Jaksa Agung R.l. bahwa setelah berlakunya Undang-undans
4. Yth. Sdr. Menteri/Pangab R.I.
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana, istilah tersebut sudah tidak dipergu
5. Yth. Sdr. WVakil Ketua Mahkamah Agung R.I. nakan lagi dan hendaknya Saudara perhati
6. Yth. Sdr. Para Ketua Muda Mahkamah Agung R.I. kan bahwa apabila (dalam putusan) Saudara
7. Yth. Sdr. Ketua Pengadilan Tinggiseluruh Indonesia. bermaksud memerintahkan agar terdakwa
8. Ar sip. ditahan, maka rumusan yang benar menurut
pasal 197 ayat (1) huruf k KUHP adalah:
"Memerintahkan agar terdakwa ditahan"
Demikian kiranya Saudara maklum.
MAHKAMAH AGUNG R.!
1

Kei Ua,
ttd.

MUDJONO.

144
Jakar ta, & [pesrtiher 19R

ha,a erbara rdaria

I'asal 19/ ayat I) huu!KLHA


Henyebutkafh: "urat putusari pensdatisa
meniat ketentuan kepada Siapa
perkara dibebarnkan dengar nenyebutke
jumlahiiya yaiE pasti".
Mengngat berapa juilat biaya perkat
yang pastu tersebut hendaknya Saudara teta
berpegang kepada Surat Ketua Ma hkama
Agung R.. tanggal 19 Oktober 198
No.KMA/l 55/X/1981 yang ditujukan kepad
Saudara Ketua Pengadilan Tinggi se Indone
sia, dengan penegasan lebih lanjut bahw
ketentuan jumnlah maksimumn dan minimur
biaya perkara yang tersebut dalam Sura
Ketua Mahkamah Agung R.I. itu tidak bole
dilampaui ataupun dikurangi.
Agar biaya perkara tersebut benar
benar dapat dibayar oleh terpidana diekse
kusi oleh Jaksa, hendaknya dalam menentu
kan besarnya jumlah biaya perkara itu Sau
dara benar-benar memperhatikan kemampu
an terdakwa, dengan pengertian bahwa apa
bila terdakwa tidak mampu ataupun tc3
mau membavar, Jaksa pada prinsipnya dapa
Inenyita sebagian barang-barang milik terp:
LAMPRAN KE XIX :
T 198: dana un tuk dijual lelang yang kemudian TINDAK PIDANA RINGAN
hasil ACARA PEMERIKSAAN
nya akan dipergunakan untuk melunasi
perkara tersebut. biaya
Jakarta, 8 Desember 19

MAHKAMAH AGUNG R.I. 1983.


Nomor : SE-MA/18 Tahun
Ketu a,
Lampiran
ttd. Perihal : Perkara yang diperiksa
menurut acara peme
MUDIONO. riksaan tindak pidana
ringan dalarn hal
ancaman dendanya le
Tembusan:
1. Yth. Sdr. Men teri Kehakiman R.I. bih dari Rp 7.500,
JHA 2. Yth. Sdr. Men teri/J aksa Agung R.I.
inaa 3. Yth. Sdr. Wakil Ketua Mahkamah Agung R.I. Kepada Yth.
Diay 4. Yth. Sdr. Para Ketua Muda Mahkamah Agung R.I. KETUA PENGADILAN NEGERI
1. Sdr.
tka 5. Ar si p. PENGADILAN TINGGI
2. Sdr. KETUA
d
kar SELURUH INDONESIA.
eia
KUHAP dit
ma Dalam pasal 205 ayat (1)
menurut ac
98 tukan bahwa yang diperiksa
ad pemeriksaan tindak pidana ringan ialah
ne kara yang diancam dengan pidana pen
bulan
atau kurungan paling lama tiga 7.500
ur
atau denda sebanyak-banyakny a Rp
Pertanyaan yang timbul ialah bagaim
apabila ada perkara yang diancam der
pidana kurungan paling lama tiga bulan
denda sebanyak-banyaknya Rp l0.000,per
kah perkara demikian juga termasuk
yang diperiksa meUrut acara pener ik
tindak pidana ringan.
Mengenai hal ini Mahkamah Agung
pendapat bahwa dalarm ha! seperti co
tersebut diatas maka perkara tersebut
masuk perkara yang harus diperiksa mer
acara pemeriksaan tindak pidana ingan.

148
Tembusan:
1. Yth. LAMPIRAN KE XXI:
Sdr.
2. Yth. Sdr. \lenteri Kehakiman R.I. MEMORI KASASI TAMBAHAN
Jakarta, 8Desember 198
\Menteri/3aksa Agung R.I.
3. Yth. Sdr. Wahil
4. Yth. Sdr. Para Ketua lMahkamah Agung R.l. Nomor : SE-MA/20 Tahun 1983.
5. Yth. Sdr. KetuaKetua Muda Mlahkamah Agung R.l.
6. Ar SIp. Pengadilan Tinggi
Seluruh Indonesia. Lampiran :
Perihal : Mernori kasasi tarnbahan
yang diajukan diluar
tenggang waktu 14 hari.

Kepada Yth.
Sdr. KETUA PENGADILAN NEGERI
di
SELURUH INDONESIA.

Menurut pasal 248 ayat (1) KUHAP, ma


ka pemohon kasasi wajib mengajukan memoi
kasasi dalam waktu 14 hari setelah mengaju
kan permohonan kasasi.
Ketentuan ini bersifat memaksa dalar
arti, apabila dalam tenggang waktu sebagai
mana dimaksud dalam ayat (1) tersebut dia
tas pemohon terlambat menyerahkan memor
kasasi maka hak untuk mengajukan kasa:
menjadi gugur (pasal 248 ayat (4) KUHAP).
Apabila ketentuan pasal 248 ayat (1
KUHAP sudah dipenuhi oleh pemohon kasas
ia kemudian mengajukan memohon kasas
tambahan di luar tenggang waktu !4 hari ter
sebut, tambahan itu hanya akan berlaku seba
gai bahan ad informandum bagi Mahkarma
Agung dan tidak akan dipertimbangka
sebagai alasan kasas1 yang dapat nembatal
kan putusan (pasal 249 ayat (1) KUHAP).
MAHKAMAH AGUNG R

1d.

1UONO.

132
LAMPIRAN KE XX:
Demikian kiranva Saudara maklum. PEENERIMA AN RISALA.H KASASI
MAHKAMAH AGUNG R.I.

Ketu a,

ttd Jakarta, 8 Desember 1983.


MUDJONO.
Nomor : SE-MA/19 Tahun 1983.
Lampiran
Tembusan: Perihal : Agar akta penerimaan
risalah kasasi selalu
I. Yth. Sdr. Menteri Kehakiman R.I. diberikan tembusan
2. Yth. Sdr. Menteri/Jaksa Agung R.I. nya kepada pemohon
3. Yth. Sdr. KAPOLRI
4. Yth. Sdr. Wakil Ketua Mahkamah Agung R.I. kasasi yang bersang
kutan.
5. Yth. Sdr. Para Ketua Mahkamah Agung R.I.
6. Ar s ip.
Kepada Yth,
Sdr. KETUA PENGADILAN NEGERI
di
SELURUH INDONESIA.

Bersama ini diminta perhatian Saudara


dalam hal pemohon kasasi telah mengajukan
memori kasasi, agar Penitera yang bersang
kutan membuatkan akta penerimaan risalah
kasasi sesuai pasal 248 ayat (1) KUHAP, de
ngan sehelai tembusan diberikan kepada pe
mohon kasasi.
Demikian agar ketentuan ini selalu di
laksanakan oleh Panitera yang menjadi ba
wahan Saudara.

MAHKAMAH AGUNG R..


Ket! a,

11d.

MUDIONO.

150
LAMPIRAN XXIl :
Tembusan: BATAS WAKTUJ PENGIRIMAN SALINAN PUTUSAN
1. Yth. Sdr. Menteri Kehakiman R.l. PADA JAKSA
Jakarta, 8 Desember 1
2. Yth. Sdr. Nienteri/Jaksa Agung R.I.
3. Yth. Sdr. l akil Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor SE-MA/21 Tahun 1983.
4. Yth. Sdr. Para Ketua Muda Mahkamah Agung R.I. Larnpiran :
5. Yth. Sdr. Ke tua Pengadilan Tinggi di seluruh Indone
-

Perihal Batas waktu pengiriman


Sia. salinan putusan pada
6. Ar s i p. Jaksa.

Kepada Yth.
Sdr. KETUA PENGADILAN NEGERI
di
SELURUH INDONESIA.

Menurut ketentuan pasal 270 KUHAP.


laksanaan putusan pengadilan yang telah me
perolch kekuatan hukum tetap dilakukan o
Jaksa, yang untuk itu "Panitera mengirimi
salinan surat putusan kepadanya'".
Mengenai "dalam jangka waktu berapa
na'" Panitera harus sudah mengirimkan salir
surat putusan itu kepada Jaksa, hal itu n
mang tiak diatur dalam KUHAP. Akan tet.
Mahkamah Agung menganggap wajar apab
jangka waktu pengiriman itu diberi batas, y
ni agar eksekusi putusan oleh Jaksa dapat
gera dilaksanakan.
Hendaknya dalam hal menyangkut perk
ra-perkara tolakan (acara peneriksaan bias
Hakim sudah dapat membiasakan diri unt
nembuat putusan yang sudah selesai dike
rap1 dan langsung ditanda-tangani begitu p
tusan diucapkan, sehingga pengirimarn sal1n
putusan oleh Panitera kepada Jaksa dapat pu
segera dilakukarn. Untuk perkara-perkara t
lakan ini kiranya batas waktu paling lambat
(satu) minggu bagi pengiriman salinar putus.
oleh Panitera kepada Jaksa, dapat diergg
memadai.

154
LAMPIRAN KE XXII :
Sedangkan
dengan acara dalam hal menyangkut PENGERTIAN PEMBAYARAN DENDA
singkat, batas perkara-perkara
lah l4 (empat belas) hari. waktu itu paling lanbat ada
Jakarta, 8Desember 198:
Hal tersebut diatas juga Nornor : SE-MA/22 Tahun 1983.
perhara yang dimintakan bandingmengingat adany a perhara Larnpiran
ke Pengadilan Tingg Perihal : Pengertian pernbayaran den
sehingga dengan diadakannya batas-batas waktu tersebut da "harus seketika dilunasi'"
memudahkan pula bagi Jaksa untuk menyusun memori dalam putusan acara peme
banding riksaan cepat.
Demikianlah kiranya hal-hal tersebut diatas menda
pathan perhatian Saudara dan apa yang menjadi inti
Surat edaran ini dapat Saudara teruskan Kepada Yth.
1. Sdr. KETUA PENGADILAN NEGERI
Panitera bawahan Saudara untuk dilaksanakankepada para
na nestinya. sebagaima 2. Yth. Sdr. KETUA PENGADILAN TINGGI
di
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. SELURUH INDONESIA.
MAHKAMAH AGUNG R.I. Pasal 273 ayat (1) KUHAP menentukan
Ketu a, "Jika putusan pengadilan menjatuhkan pidan.
denda, kepada terpidana diberikan jangki
ttd. waktu satu bulan untuk membayar dend.
tersebut kecuali dalam putusan acara peme
MUDJONO. riksaan cepat yang harus seketika dilunasi".
Perkataan "harus seketika dilunasi" da
Tembusan: lam pasal tersebut harus diartikan:
1. Yth. Sdr. \lenteri Kehakiman R.I. a. apabila terdakwa atau kuasanya hadi
2. Yth. Sdr. Men teri/Jaksa Agung R.I. pada waktu putusan diucapkan, maki
3. Yth. Sdr. lakil Ketua Mahkamah Agung R.I. pelunasannya harus dilakukan pada saa
4. Yth. Sdr. Para Ketua Muda Mahkamah Agung R.I. putusan diucapkan:
5. Yth. Sdr. Ke tua Pengadilan Tinggi di seluruh Indone b. apabila terdakwa atau kuasanya tidat
S
sia. hadir pada waktu putusan diucapkan
6. Ansi p. maka pelunasannya harus dilakukan pad
t saat putusan oleh Jaksa diberitahukar
kepada terpidana.
MAHKAMAH AGUNG R.I.
Ket u a,

ttd.

MUDIONO.

156
MPIRAN KE XXV:
harus dilakukan dengan Hakim Majelis AR PLUTUSAN PENGADILAN
boleh dengain Hakim (tidak
Tunggal).
9
MAHKAMAH AGUNG R.I. Jakarta, 8 Desember 1983.
Ket u a,
ttd. Jornor : SE-MA/24 Tahun 1983.
MUDJONO. ampiran :
erihal : Amar putusan pengadil
an tidak peru memuat
kata-kata "untuk dijual
Tembusan:
lelang".
1. Yth. Sdr. Menteri Kenakiman R.I.
2. Yth. Sdr. Menteri/ Jaksa Agung R.I.
3. Yth. Sdr. Wakil Ketua Mahkamah Agung R.I. Kepada Yth.
4. Yth. Sar. Para Ketua Muda Mahkamah Agung R.I. 1. Sdr. KETUA PENGADILAN NEGERI
5. Yth. Sdr. Ketua Pengadilan Tinggi di seluruh 2. Sdr. KETUA PENGADILAN TINGGI
Sia. Indone di
6. Ar s ip. SELURUH INDONESIA.

us
Pasal 273 ayat (3) KUHAP berbunyi:
al "Jika putusan pengadilan juga menetapkan
bahwa barang bukti dirampas untuk Negara,
te selain pengecualian sebagaimana tersebut
pada pasal 46, Jaksa menguasakan benda ter
er sebut kepada karntor lelang Negara dan dalam
waktu tiga bulan untuk dijual lelang, yang
ef hasilnya dimasukkan ke kas negara untuk dan
ng atas nama Jaksa".
p
Meskipun demikian dalam amar putusan
apabila seorang Hakim menetapkan bahwa
ec
barang bukti dirampas untuk Negara, hern dak
nya hal itu tidak perlu ditambah dengan
sel
kata-kata "untuk dijual lelang".
al. Mengingat ada barang bukti yang menurut si
5a
fatnya tidak tapat dijua! lelang seperti senja
ma
ta api, narkotika mata uang asing, dan seb3
gainya.

I60
LAMPIRAN KE XXIV:
PENETAPAN DECLARATOIR

Tembusan:
1. Yth. Sdr. Men teri Kenakiman R.I.
2. Yth. Sdr. Menteri/laks Agung R.I. Jakarta, 8 Desember 19.
3. Yth. Sdr. Wakil Ke:ua \iahkamah Agung R..
*. Yth. Sdr. Para Ketua Muda \Mahkamah Agung R.I. Nornor : SE-MA/23 Tahun 1983.
5. Ar s D.
Larnpiran Pe
Perihal : Pene tapan diclaratoir
ngadilarn Negeri berdasar
kan pasal Undang
Undang No. 22 Tahun
1952.

Kepada Yth:
Sr. KETUA PENGADlLAN NEGERI
S11UP1HINDONESIA.

Irrhubug dalarn prak tek pernah terjk


arat bukti yang dirarnipas tidak dapat d
lang putia ietienuthi ketentuan dalam Da
273 ayat O) KUHAP dikarenaknn putus
P'eogadilati tilak ada lagi baik atlinya sal
annya maupif eikainya, haka dengarn
Mahkarnah Agung mernjelaskarn bahwa ketr
tuan dalam paal 4 Undang-Undag Norr
22 Ta!hun 192(Undaig Undang urntuk mer
hadap1 kemuigkia hilangnya urat ke;
Iusannya dan surat-surat peineriksaa pens
dilan) berlaku nutatis nutandis bagi kep
Iuan pelelangan barang bukti yang drarng
tersebut.
Dengan catatan bahwa pene tapan dec
ratoir yang dimaksud dalarm pasal terse!
dikeluarkan setelah Pengadilan Negeri n
ngadakan pemeriksaan secara telti didal
sidang terhadap terdakWa maupun saksi-s&
yang pernah diperiksa nersidangan
LAMPIRAN KE XXVI:
Demikian kiranva akan mendapatkan per
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
hatian sepenuhnya dari Saudara.
NOMOR 2 TAHUN 1986
MAHKAMAH AGUNG R.I. TENTANG
PERADILAN UMUM
ttd.
ESA
MUDJONO. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

sebaga
Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia,Pancasil:
Tembusan: negara hukum yang berdasarkan
I. Yth. Sdr. Men teri Kehakimnan R.I. dan Undang-Undang Dasar 1945, bertujuar
2. Yth. Sdr. Menteri/Jaksa Agung R.I. mewujudkan tata kehidupan bangsa yang
3. Y th. Sdr. Wakil Ketua Mahkamah Agung R.I. sejahtera, aman, tenteram dan tertib :
4. Yth. Sdr. Para Ketua Muda Mahkamah Agung R.I. b. bahwva dalam mewujudkan tata kehidupa!
tersebut dan menjamin persamaat
5. Ar sip.
kedudukan warga negara dalam hukum di
perlukan upaya untuk menegakkan keter
tiban, keadilan, kebenaran dan kepastiat
hukum yang mampu memberikan pengayo
man kepada masyarakat ;
C. bahwa dalam rangka upaya di atas, penga
turan susunan dan kekuasaan Pengadilan d
lingkungan Peradilan Umum yang selam:
ini masih didasarkan pada Undang-Undan
Nomor 13 Tahun 1965 ternyata tidak sesu
ai lagi dengan jiwa dan semangat Undang
Undang Nornor 14 Tahun 1970:
d. bahwa selain itu, dengan Undang-Undan;
Nomor 6 Tahun 1969, Undang-Undan
Nomor 13 Tahun 1965 telah dinyatakan ti
dak berlaku, te tapi saat tidak berlakuny
ditetapkan pada saat undang-undang yang
menggantikannya mulai berlaku;
e. bahwa untuk melaksanakan Undang-Undan
Nomor 14 Tahun 1970, dipandang perl
menetapkan undang-undang yang mengatu
susunan dan kekuasaan Peradilan Umum:

16

I62
Pasal 3
Mengingat: 1. 24Pasal 5
ayat (1), (1) Kekuasaan Kehakiman dilingkungan Peradilan Um
dan Pasal 25 Pasal 20 ayat (1), Pasal dilaksanakan oleh:

2.
1945. Undang-Undang
Dasar a. Pengadilan Negeri.
b. Pengadilan Tinggi.
Undang-Undang
tang Nomor 14 Tahun 1970 ten (2) Kekuasaan Kehakiman dilingkungan Peradilan Um
an Ketentuan-Ke tentuan Pokok Kekuasa berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadi
1970Kehakiman
Nomor 74, (Lembaran Negara Tahun Negara Tertinggi.
Negara Nomor 295); Tambahan Lembararan Bagian Keempat
3.
Undang-Undang
tang Mahkamah Nomor
Agung. 14 Tahun 1985 ten
Pembinaan

(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 73, Pasal 5


Lembaran Negara Nomor 3316); Tambahan (1) Pembinaan tehnis peradilan bagi Pengadilan dilakul
oleh Mahkamah Agung.
(2) Pembinaan organisasi, administrasi dan keuangan
DE WAN Dengan persetujuan ngadilan dilakukan oleh Menteri Kehakiman.
PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan a
MEMUTUSKAN (2) tidak boleh mengurangi kebebasan Hakim dal
Menetapkan: UNDANG
AN UMUM UNDANG TENTANG PERADIL
memeriksa dan memutus perkara.

BAB II
BABI SUSUNAN PENGADILAN
KETENTUAN UMUM Bagian Pertama
Bagian Pertama Umum
Pengertian Pasal 6
Pasal 1 Pengadilan terdiri dari:
Yang dimaksud dalam
1. undang-undang
Pengadilan adalah Pengadilan ini dengan:
Negeri
a. Pengadilan Negeri, yang merupakan Pengadilan Tingl
Pertama.
Tinggi dilingkungan Peradilan Umum. dan Pengadilan b. Pengadilan Tinggi, yang merupakan Pengadilan Tingl
2. Hakim adalah Hakim pada Banding.
kim pada Pengadilan Tinggi. Pengadilan negeri dan Ha
Pasal 7
Bagian Kedua Pengadilan Negeri dibentuk dengan Keputusan Presiden.
Kedudukan Pasal 8
Pasal 2 Dilingkungan Peradilan Umum dapat diadakan pengkl
Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan susan yang diatur dengan undang-undang.
kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnnya.
164
Pasal 9 (2) Pembinaan dan pengawasan sebagainana dimaksudkan
Pengadilan Tinggi dibentuk dengan undang-undang. ayat (1) tidak boleh mengurangi kebebasan hakim da
lam memeriksa dan nermutus perkara.
Pasal 10 Pasal 14

Susunan Pengadilan Negeri terdiri dar1 Pinpinan.) geri


Hakim
Untukseorang
dapat diangkat menjadi hakin Pengadilan Ne
calon harus memenuhi syarat-syarat
Anggota, Paniiera, Sekretaris dan Jurusita.
(2) Susunan sebagai berikut:
Pengadilan Tinggi terdiri dari Pimpinan, Ha a. warga negara Indonesia;
kim Anggota, Panitera dan Sekre taris.
b. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
Pasal l|
C. setia kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945.
(1) Pimpinan Pengadilan Negeri terdiri dari d. bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai
tua dan seorang Wakil Ketua. seorang Ke
Komunis Indonesia, termasuk organisasi massanya
(2) Pimpinan Pengadilan Tinggi terdiri dari seorang Ke atau bukan seseorang yang terlibat langsung atau
tua dan seorang Wakil Ketua. pun tak langsung dalam "Gerakan Kontra Revolusi
(3) Hakim Anggota Pengadilan Tinggi adalah Hakim G.30.S./PKI" atau organisasi ter!larang lainnya;
Tinggi. e. Pegawai Negeri;
f. Sarjana Hukum;
g. berumur serendah-rendahnya 25 (dua puluh lima)
tahun;
Bagian Kedua h. berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan tidak ter-.
Ketua, Wakil Ketua, Hakim, Panitera dan Jurusita cela.
Pengadilan
(2) Untuk dapat diangkat menjadi Ketua atau Wakil
Ketua Pengadilan Negeri diperlukan pengalaman seku
Paragraf I rang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sebagai Hakim
Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan Negeri.
Pasal I5
Pasal 12
(1) Hakim Pengadilan adalah pejabat yang 1) Untuk dapat diangkat menjadi Hakin Pengadilan
melakukan Tinggi seorang calon harus memenuhi syarat-syarat
tugas Kekuasaan Kehakiman. sebagai berikut:
(2) Syarat dan tata cara pengangka tan,
pemberhentian a. syarat-syarat sebagaimana dimaksudkan Pasal !4
serta pelaksanaan tugas Hakim ditetapkan dalam
undang-undang ini. ayat (1) huruf a, b, C, d, e, f, dar h;
b. berumur serendah-rendahnya 40 (empat puluh)
tahun.
Pasal 13 C. berpengalaman sekurang-kurangnya 5(lima) tahun
(1) Pembinaan dan pengawasan umurn terhadap Hakim sebagai Ketua atau Wakil Ketua Pengadilan
sebagai pengawai Negeri dilakukan oleh Men teri Ke Negeri, atau 15 (lima belas) tahun sebagai Hakim
hakiman. Pengadilan Negeri.
166 167
ahwa
krpala dats kat1 turtb|,ert alankaf erta tiegatialat
()nulk dapat dangkat menjadi Ieua Peogadlilan 'ae a.ila ,ehga ha.at dat icieoloy af , Iitciatg
Tgg diperluk an peogalam seku ang kir angoya 0
(epuul) tahun ebaga Malkim Peogadla Ctatit at [etatutat m yang belak bop) icyata
IngE atau
sekuany kuranguya (lna) tahun bag1 Hal iy Peoga
Htlan Tinggr yang pen.ah menj.abat Keha Pengadilan ",aya ieooipat/bejalsj baliwa Saya sriat.tiasa rati
Negci. tHeujalankan jabatafi aya in dengan j t , sersaffia
(9) Unuk dapal dangkat menjadi Walkil Keua Peogadil dan deiyat lidak tietiiteda bedakati Gtaf dar prGfn
an Tmg8L diperlukan pengalaman sckurag kurangiya belakt) dalafh oelaksaakan ewajibaf, eya seak
8 (delapan) tahun sebagai Hakitn Pengadtan Iinggi laknya dats stad1l-ad.lteya sepertI layatya bagi seo
atau sekurang-kur angnya 3 (tiga) tathun bagi Hakim tang Krtua, Wakil Ketua, Hakirrn Peoadilar, yang
Pengadilan Tinggi yang pernah menjabat Ketúa berbudi baik dati uor Galarn menegakka hukurr dan
Pengadilan Negeri. keadlath".

Pasal I6 (2) Wakil Ketua dat Hakit Pengad1lan figeuNegeri.


C.ari..i
Sunpah atau janjinya oleh Ketua Pengadilan
() Hakim Pengadilan diangkat dal diberhentikan oleh 3) Wakil Ketua dan hakim Pengadilan Tinggi serta Ketua
Presiden selaku Kepala Negara atas usul Menteri KeP'engadilan Negeri diatnbil sumpah atau janjinya clet
hakiman berdasarkan persetujuan Ketua Mahkarnah
Agung. Ketua Pengadilari Tinggi.
Ketua Pengadilan Tinggi diambil surnpath atau janjinya
(2) Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan diangkat dan () oleh
diberhentikan oleh Menteri Kehakinan berdasarkan Ketua Mahkamah Agung.
persetujuan Ketua Mahkamah Agung. Pasal 18
(1) Kecuali ditentukan lain oleh atau berdasarkan
Pasal l7 undang-undang, Hakim tidak boleh merangkap menja
di:
() Sebelum memangku jabatannya Ketua, Wakil Ketua a. pelaksana putusan Pengadilan;
dan Hakim Pengadilan waj ib mengucapkan sumpah b. wali, pengampu dan pejabat yang berkaitan dengan
atau janjinya nnenurut agama atau kepercayaannya;
bunyi sumpah atau janji adalah sebagai berikut "Saya suatu perkara yang ciperiksa olehnya;
C. pengusaha.
bersumpah/berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa
saya, untuk memperoleh jabatan saya ini, langsung 2) Hekim
hukum.
tidak boleh nerangkap menjsdi peraseat
atau tidak langsung, dengan menggunakan nama atau}
cara apa pun juga, tidak nemberikan atau menjanji (3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap olcth Hakim selain
kan barang sesuatu kepada siapa pun juga". jabatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dan aya:
(2) diatur lebih Janjut dengan Peraturan Pemerintah.
"Saya bersumpal/berjanji bahwa saya, untuk mnelaku
kan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatan ini, Tasa! 19
tiada sekali-kali akan menerima langsung tau tidak ) Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan dherhen
langsung dari siapapun juga suatu janji atau pemberi
an". 169

168
Pasal 22
tikan dengan hormat dari jaba tannya karerna:
a. permintaan sendiri;
1) Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan sebelum
diberhentikan tidak dengan hor mat sebagaimana
b. sakit jasmani atau rohani terus menerus;
dimaksudkan Pasal 20 ayat (1) dapat diberhentikan
C. telah berumur 60 (enam puluh) tahun bagi Ketua, sementara dari jabatannya oleh Presiden selaku Kepa
Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan Negeri dan 63 la Negara atas usul Menteri Kehakiman berdasarkan
(enam puluh tiga) tahun bagi Ketua, Wakil Ketua persetujuan Ke tua Mahkamah Agung.
dan Hakim Pengadilan Tinggi; (2) Terhadap pengusulan pemberhentian sementara di
d. ternya ta tidak cakap dalam menjalankan tugasnya. maksudkan ayat (1) berlaku juga ketent uan sebagai
(2) Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan yang me nana dimaksudkan Pasal 20 ayat (2).
ninggal dunia dengan sendirinya diberhentikan dengan
hormat dari jabatannya oleh Presiden selaku Kepala Pasal 23
Negara. (0) Apabila seorang Hakim ada perintah penangkapan
yang diikuti dengan penahanan, dengan sendirinya Ha
Pasal 20 kim tersebut diberhentikan sementara dari

(1) Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan diberhen jabatannya.


tikan tidak dengan hormat dari jabatannya dengan (2) Ápabila seorang Hakim dituntut di muka Pengadilan
alasan: dalam perkara pidana seperti tercantum dalam pasal
a. dipidana karena bersalah melakukan
tindak pidana 21 ayat (4) Undang-undang Nomor & Tahun 1981, tan
kejahatan; pa ditahan, maka ia dapat diberhentikan sementara
b. melakukan perbuatan tercela;
dari jabatannya.
dalam menja
C. terus menerus melalaikan kewajiban Pasal 24
lankan tugas pekerja annya;
d. melanggar sumpah atau janji jabatan; Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian
e. melanggar larangan yang dimaksudkan
Pasal 13. dengan hormat, pemberhentian tidak dengan hormat, Van dan
Dejabat
Pengusulan pemberhen tian tidak dengan hormat de- emoernentian sementara serta hak-hak
2) keiehan pemberhentian, diatur dengan Peraturan Peme
ngan alasan tersebut ayat (1) huruf b s/d e dilakukan rintah.
yang bersangkutan diberi kesenpatan secu
setelah
Kehor
kupnya untuk membela diri dihadapan Majelis Pasal 25
matan Hakim.
Kehor (1) Kedudukan protokol Hakim Pengadilan diatur dengan
(3) Pembentukan, susunan dan tata kerja Majelis Keputusan Presider.
matan Hakim serta tata cara pembelaan diri ditetap
Ketua Mahkamah Agung bersarna-sama Men- (2) Tunjangan dan ketentuan-ketentuan lainnya bagi
kan oleh Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan d.atur
teri Kehakiman.
dengan Keputusan Presiden.
Pasal 26
Pasal 21
Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan dapat ditang
Seorang Hakim yang diberhentikan dari jabatannya, tidak 1kap atau ditahan hanya atas perintah Jaks2
dengan sendirinya diberhentikan sebagai Pegawai Negeri. Agung sete

170

Anda mungkin juga menyukai