Pandangan saya dalam melakukan penentuan sasaran jangka panjang suatu
organisasi (David, Fre R, 2013. Strategic management, Concepts and Cases, 14th ed, Pearson, USA)
Sebuah perusahaan membutuhkan strategi untuk dapat berjuang di tengah
lingkungan bisnis yang tidak menentu. Solusinya bisa berupa membentuk strategi reaktif atau proaktif. Strategi yang bersifat reaktif lebih sering digunakan dibandingkan strategi proaktif. Namun, strategi tersebut membutuhkan sumber daya maupun tenaga yang lumayan untuk jangka waktu yang cukup pendek. Perusahaan tetap membutuhkan perencanaan yang tidak hanya bisa beradaptasi, tetapi juga bisa mempengaruhi situasi yang ada. Dengan demikian, perusahaan perlu menentukan rencana jangka panjang dengan membentuk perencanaan strategi. Perencanaan strategi atau strategic planning merupakan rencana bisnis spesifik yang dibuat, diimplementasikan, dan dievaluasi sepanjang menjalankan tujuan perusahaan yang bersifat jangka panjang. Proses penyusunannya memerlukan pemikiran mendalam pada manajemen tingkat atas dari berbagai kemungkinan yang ada untuk memberikan hasil positif bagi perusahaan. Proses tersebut dapat dibagi menjadi tiga langkah, yaitu: 1. Penyusunan Strategi, dimulai dari mengadakan audit internal dan eksternal untuk menilai situasi saat ini yang kemudian dikembangkan menjadi perusahaan SWOT. Nantinya akan ditentukan tujuan mana yang menjadi fokus jangka panjang. 2. Penerapan strategi, berupa penyusunan aksi yang akan dilakukan beserta sumber daya yang akan dimanfaatkan untuk mengeksekusi strategi yang telah dibuat. Penerapan yang efektif biasanya memiliki struktur atau kerangka yang kuat, sumber daya yang relevan dan dapat dimaksimalkan, serta pengarahan usaha pemasaran yang sesuai dengan tujuan awal. 3. Pengevaluasian Strategi, di mana rencana yang telah berjalan dinilai perkembangannya secara berkala. Kegiatan ini memuat tiga aktivitas penting, yaitu menilai faktor internal dan eksternal yang memengaruhi proses berjalannya strategi, menghitung kinerja banyak pihak, dan mengambil langkah baru untuk meningkatkan efektivitas. Proses ini tentu tidak akan berjalan sendiri karena butuh kerjasama antar divisi untuk mewujudkan rencana yang telah dibuat. Proses ketiga yang wajib di atas juga membutuhkan kerja sama oleh para pemegang tanggung jawab di level manajemen level atas, level menengah, serta level operasional. Tanpa adanya komunikasi dan interaksi antara para manajer dan karyawan, rencana yang ada tidak akan berjalan dengan fungsional dan efektif.