220.571 jiwa pada Bulan Januari 2021, dengan jumlah timbulan sampah mencapai
0,35 kg/orang/hari (Kajian Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dinas Lingkungan Hidup
Kota Batu, 2019) maka tiap hari sampah yang dihasilkan mencapai 77 ton per hari.
Jumlah ini merupakan jumlah timbulan sampah rumah tangga (SRT), sedangkan timbulan
sampah kota terdiri dari sampah rumah tangga (SRT) dan sampah sejenis sampah rumah
tangga (SSRT). Sebagai Kota pariwisata, para wisatawan yang mencapai 8 Juta orang
pertahun pada tahun 2019, para wisatawan menyumbang sampah mencapai 30 ton per
hari sehingga total timbulan sampah mencapai 110 ton per hari.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Kota Batu dengan luas lahan 6,4 Ha
terletak di Desa Tlekung Kecamatan Junrejo Kota Batu, beroperasi mulai Juli 2009
dengan estimasi usia mencapai 6 tahun operasional. Dengan jumlah sampah masuk ke
TPA mencapai 105 ton per hari (Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu, Januari 2021),
kapasitas TPA sudah semakin penuh dan sudah melampaui usia operasionalnya sehingga
saat ini berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Batu untuk mengatasi
Tingginya jumlah sampah masuk ke TPA dan keterbatasan lahan TPA menjadi
permasalahan pelik yang harus diselesaikan dan saat ini Pemerintah Kota Batu sedang
mengajukan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) kepada Perhutani untuk
penambahan sel pengolah sampah. Dengan kondisi TPA yang semakin penuh, mendorong
Pemerintah Kota Batu gencar dalam pelaksanaan program pengurangan dan penanganan
sampah di sumber sampah sehingga harapannya dapat mengurangi jumlah sampah yang
mengurangi sampah organik yang banyak dihasilkan dari pertanian, penjual buah, dan
Batu. "Dan salah satunya melalui proses pembuatan eco enzyme, Pemkot Batu sudah
memberikan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat untuk membuat eco enzyme
sejak 2022. Saat ini sudah dirasakan begitu banyak manfaat dari pengolahan sampah
menjadi eco enzyme. Eco enzyme tercatat bermanfaat sebagai pembersih rumah, pupuk
alami dan pestisida. Selain itu, juga bermanfaat untuk mencegah pemanasan global.
Kemudian juga mampu membantu menyembuhkan hewan ternak yang mengalami sakit.
Pemanfaatan ampas masih sebatas digunakan untuk Pupuk. Berdasarkan fakta tersebut,
maka dibuatlah inovasi “Mas Eco Harum dan Rapi” sebagai singkatan dari AMPAS
Dampak dari inovasi ini, adalah termanfaatkannya ampas eco enzyme menjadi
bahan yang berguna yaitu sebagai pengharum ruangan. Pengharum ruangan dari bahan
ini dapat mengurangi gas emisi yang mengakibatkan pemanasan global. Bungkus yang
dipakai untuk pengharum ruangan ini menggunakan masker bekas. Sehingga juga
mendinginkan dan melemaskan otot yang kaku, sehingga peredaran darah menjadi lancar.
Terapi yang dilakukan secara rutin dapat menyembuhkan pegal dan insomnia sehingga
B. Tujuan Inovasi
Data Berat sampah terbesar adalah sampah jenis organik dengan berat 14.453 kg,
sampah lain-lain memiliki berat 2.513 kg, sampah jenis kertas memiliki berat 737 kg dan
sampah jenis plastik memiliki berat 736,16 kg. Berdasarkan perhitungan mass balance untuk
mengetahui potensi reduksi sampah pada TPS di Kecamatan Batu, didapatkan peningkatan
reduksi yang signifikan, peningkatan reduksi dilakukan khususnya pada kegiatan
pengomposan sampah organik karena sampah tersebut memiliki presentase komposisi
terbanyak pada setiap TPS. Peningkatan reduksi pada setiap TPS antara lain, TPS Sisir
Stadion sebesar 15,83%, TPS Kaliputih Sisir sebesar 23,07%, TPS Temas sebesar 21,07%,
TPS Sumberejo sebesar 28,07%, TPS Sidomulyo 1 sebesar 37,31%, TPS Sidomulyo 2
sebesar 40,93%, TPS Pesanggrahan sebesar 42,28%, TPS Mawar Sebesar 0,47%, dan TPS
Flamboyan Sebesar 1,14%. Jumlah keseluruhan reduksi sampah dengan adanya peningkatan
reduksi disetiap TPS, jumlah sampah tereduksi pada Kecamatan Batu sebesar 4.463,04
kg/hari atau sebesar 24,23% perhari. Sehingga jumlah residu sampah yang diangkut ke TPA
menjadi 13.959,47 kg/hari. Reduksi sampah organik dilakukan di rumah kompos pada setiap
TPS tipe II dan III d. (Data diambil dari POTENSI REDUKSI SAMPAH PADA TPS DI
KECAMATAN BATU, Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2,
April 2021)
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa timbulan sampah terbanyak di Kota
Batu adalah jenis sampah organic, dan potensi reduksi sampah terbanyak adalah sampah
organic melalui aktivitas pembuatan kompos, termasuk pembuatan Eco Enzym. Kota Batu,
telah memanen secara serentak pada peringatan Hari Lingkungan Hidup di Tahun 2022
membentuk relawan ecoenzyme yang kini berjumlah 240 relawan. Pembuatan eco
enzyme tersebut tentu memberikan sisa ampas yang belum terkelola dengan baik.
Jika ampas eco enzyme dibiarkan tanpa dikelola, akan menjadi masalah baru bagi
timbulan sampah.
Covid 19, telah menjadi wabah endemic. Peristiwa luar bias aini menyisakan
pula sampah masker, dan produksi masker besar besaran. Masker medis bekas yang
sekali pakai juga menjadi masalah timbulan sampah medis yang sulit terurai. Radar
Malang 13 Oktober 2021, melansir bahwa Selama pandemi Covid-19, di TPA Tlekung
terjadi perubahan komposisi sampah yang tertimbun. Selain sampah rumah tangga,
masker, juga komposisi baru. Untuk mengelola sampah lebih baik lagi, Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Kota Batu bakal belanja alat pembakaran sampah atau incenerator.
Incerator memerlukan biaya yang besar, sehingga dapat dilakukan reuse untuk
mengurangi timbulan sampah masker. Masker yang telah di cuci, bisa dimanfaatkan
sebagai wadah pengharum ruangan, yang mampu menyebarkan bau. Jadi dapat dirinci
1. Mengurangi timbulan sampah organik yang dihasilkan dari ampas eco enzyme
menyembuhkan insomnia
Inovasi ini adalah kaegori 4 non teknologi, yang berupaya memberi solusi terhadap
Deskripsi Inovasi Mas Eco Harum ( Masker Bekas Untuk Ampas Eco Enzim Sebagai
Pengharum Ruang)
Gunting atasnya
Pada proses fermentasi pembuatan eco enzyme terjadi reaksi kimia yang berlangsung
yaitu: CO2 + N2O + O2 → O3 + NO3 + CO3 Kandungan enzim yaitu lipase, tripsin,
amilase, yang mampu mencegah atau membunuh kuman, virus, dan bakteri. Hasil dari
fermentasi eco enzyme ini dapat digunakan dalam berbagai bidang. Fungsi dari eco
enzyme ini antara lain menguraikan, menyusun, mengubah dan mengkatalis. Eco
enzyme dapat digunakan dalam untuk keperluan rumah tangga seperti pembersih
lantai karena bersifat asam. Digunakan sebagai pemurnian udara atau menghilangkan
bau dan udara beracum terlarut. Sebagai pengawet makanan karena mengandung
asam propionat yang efektif dalam mencegah pertumbuhan mikroba. Eco enzyme
juga mengandung asam asetat yang dapat menghancurkan organisme, sehingga dapat
Dari hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa melalui Reaksi fermentasi
yang terjadi, maka eco enzyme dapat memurnikan udara dan menghilangkan bau dan
udara beracun terlarut, sehingga dapat digunakan sebagai pengharum ruangan yang
Ampas Eco
Diperas Dibalut Isolasi
Enzym
Dibungkus kain
Dipakai untuk
atau alat pijat
terapi
elektronik
Cara Kerja Mas Eco Rapi ( Ampas Eco Enzym sebagai Bantal Terapi)
Salah satu bakteri yang tumbuh dalam pembuatan eco enzyme adalah
bakteri asam laktat yang mengubah oksigen menjadi senyawa hidrogen peroksida
(H2O2). Senyawa tersebut akan bersifat toksik atau beracun pada bakteri patogen
atau bakteri berbahaya yang tumbuh di larutan eco enzyme. Namun dalam dosis
antara lain yakni etanol dan asam organik seperti asam astetat. Sedangkan enzim
yang ada di dalamnya antara lain amilase, lipase, dan protease. Kandungan etanol
Keberlanjutan
sampah organic yang banyak, dan sampah eco enzyme yang melimpah, serta masker
yang terbuang percuma. Siapa saja dapat membuat, karena bahan yang tersedia, dan
Daftar Pustaka
Miftahul Asa, Kartika Eka Sari, Christia Meidiana Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Planning for Urban Region and Environment Volume
ANALISIS PRODUK ECO ENZYME DARI KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L.) DAN
JERUK BERASTAGI (Citrus X sinensis L.) Volume 7 Nomor 1 , Januari-Juni 2022 Dawam