Anda di halaman 1dari 14

SAP TANDA BAHAYA BIFAS

RINI NOVIANTI (H522148)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAS PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEAHTAN RAJAWALI BANDUNG
TAHUN 2023
( SAP )

Pokok Bahasan : Tanda bahaya nifas


Hari/ tanggal : Kamis, 20 Januari 2023
Waktu : 1 x 30 menit
Sasaran : Keluarga dan Ibu nifas
Tempat : Ruang Nifas
Penyuluh : Rini Novianti

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan keluarga dan ibu
nifas dapat mengetahui dan memahami tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas
termasuk infeksi dan perdarahan.
2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah dilakukan penyuluhan tanda bahaya pada ibu nifas, diharapkan ibu dan keluarga
dapat:
a. Menjelaskan pengertian nifas ?
b. Menjelaskan pengertian tanda bahaya nifas ?
c. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tanda bahaya nifas ?

B. Kolom Kegiatan
No Tahapan Waktu Kegitan Pembelajaran Kegiatan Audien Metode

1 Pendahuluan 5 menit a. Mengucapkan salam 1. Ny. dan keluarga Ceramah


b. Memperkenalkan diri menjawab salam
c. Menjelaskan tujuan 2. Ny. dan keluarga
pembelajaran memperhatikan
d. Menyampaikan 3. Ny. dan keluarga
kontrak waktu memperhatikan
4. Ny. dan keluarga
menyetujui
2 Isi 20 1. Memberikan 1. Ny. dan keluarga Ceramah
menit apresepsi menjawab Dan
2. Menjelaskan tentang: 2. Ny. dan keluarga demonstra
a. Pengertian nifas memperhatikan si
b. Pengertian tanda 3. Ny. dan keluarga
bahaya nifas mendengarkan
c. Menyebutkan dan
menjelaskan
macam-macam
tanda bahaya nifas
?
3 Penutup 5 menit 1. Memberikan 1. Ny. dan keluarga Ceramah
kesempatan bertanya berkesempatan dan tanya
2. Evaluasi mengajukan bertanya jawab.
pertanyaan 2. Ny. dan keluarga
3. Menyimpulkan hasil memperhatikan
pembelajaran 3. Ny. dan keluarga
4. Kontrak waktu untuk memperhatikan
pertemuan berikutnya 4. Ny. dan keluarga
5. Mengucapkan salam Menyepakati kontrak
waktu selanjutnya
5. Ny. dan keluarga
menjawab salam

C. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

D. Media
a. Lembar Balik
b. Leafleat
E. Materi (Out Line Materi)
F. Evaluasi
Standar : Media pembembelajaran menggunakan lembar balik dan leafleat sudah siap 15
menit sebelum acara dimulai

Proses : Ny. Dan keluarga mendengarkan dan memperhatikan penyuluh:


a. Mengetahui tanda bahaya nifas dengan 80% benar.
b. Mengetahui macam-macam tanda bahaya nifas dengan 80% benar.
Hasil : Ny. dan keluarga mampu :

a. Menjelaskan pengertian nifas dengan 80% benar.


b. Menjelaskan pengertian tanda bahaya nifas dengan 80% benar
c. Menjelaskan macam-macam tanda bahaya nifas dengan 80% benar.
G. DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra CendikiaPress.
Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Pamilih, Ns. 2006. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta :EGC.
Prawirohardjo, S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saleha Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
MATERI
TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS

A. Definisi Masa Nifas


Masa nifas adalah pulih kembali, mulai dari partus selesai sampai alat-alat kandungan
kembali sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu masa nifas (puerperium) dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu.
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa post partum oleh karena itu sangatlah
penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya yang
menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis, ibu juga perlu mengetahui
kemana ia mencari bantuan tersebut.
Beritahulah ibu jika mengetahui adanya masalah-masalah berikut, maka ia perlu segera
menemui bidan :
1. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari
perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut dua kali dalam
setengah jam)
2. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
3. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung
4. Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan.
5. Pembengkakkan diwajah atau di tangan.
6. Demam, muntah, rasa sakit pada waktu buang air kecil atau jika merasa tidak enak
badan.
7. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.
8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
9. Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakkan dikaki.
10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri sendiri.
B. Infeksi Masa Nifas
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya
pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan
tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5°C
yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan
karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga
menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada
semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya
suhu badan melebihi 38°C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.
Gambaran Klinis Infeksi Umum dapat dalam bentuk :
1. Infeksi Lokal
a. Pembengkakan luka episiotomi.
b. Perubahan warna lokal.
c. Pengeluaran lochia bercampur nanah.
d. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.
e. Temperatur badan dapat meningkat.
2. Infeksi General
a. Tampak Sakit dan Lemah
b. Temperatur meningkat diatas 39°C.
3. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
4. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
5. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
6. Terjadi gangguan involusi uterus.
7. Lochia : berbau, bernanah serta kotor.

C. Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas

1. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi Persalinan Terlantar


2. Tindakan Operasi Persalinan
3. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.
4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.
5. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan post
partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan
penyakit infeksi.

D. Keadaan abnormal pada Rahim

Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :


1. Sub involusi uteri
Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan
rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadinya infeksi pada
endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma
uteri.
2. Pendarahan masa nifas sekunder
Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah terjadinya
infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya.
3. Flegmansia alba dolens
Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena
femoralis. Gejala kliniknya adalah :
a. Terjadi pembengkakan pada tungkai.
b. Berwarna putih.
c. Terasa sangat nyeri.
d. Tampak bendungan pembuluh darah.
e. Temperatur badan dapat meningkat

E. Keadaan Abnormal pada Payudara

Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :


1. Bendungan ASI
Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras, dan
terasa panas sampai suhu badan meningkat.
2. Mastitis dan Abses Mamae
Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan terjadi
perubahan warna kulit mamae.
F. Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah sebagai berikut:

1. Perdarahan pasca persalinan (post partum)


Pengertian :
Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang melebihi 500 –
600 ml setelah bayi lahir (Eny, 2009). Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian
yaitu :
a. Perdarahan post partum primer (Early post partum hemorrhage) yang terjadi
dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio
placenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
b. Perdarahan post partum sekunder (Late post partum hemorrhage) yang terjadi
setelah 24 jam. Penyebab utamanya adalah sub involusi, infeksi nifas dan sisa
plasenta. Menurut Manuaba (2005), perdarahan post partum merupakan penyebab
penting kematian maternal.
Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah:
a. Paritas lebih dari 5
b. Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
c. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan kala uri sebelum
waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan dengan tindakan paksa
(Notoatmodjo, 2008).
Penanganan :
Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan perbaikan keadaan
umum dengan pemasangan infuse, transfuse darah, pemberian antibiotic, dan pemberian
uterotonika. Pada kegawatdaruratan dilakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba, 2008).

2. Lochea yang berbau busuk


Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Sedangkan lochea yang berbau busuk adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas yang berupa cairan seperti nanah yang berbau busuk
(Prawirohardjo, 2007).
Faktor penyebab:
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest merupakan
bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai
darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea
normal, dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam
terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi
uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
Penanganan :
Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis, pemberian
antibiotik adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau metergin), dan tindakan
definitif dengan kuretase dan dilakukan pemeriksaan patologi-anatomik (Notoatmodjo,
2008).

3. Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus)

Pengertian :
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim
dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60 gram 6 minggu kemudian. Bila
pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub involusi (Eny, 2009).
Faktor penyebab:
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest merupakan
bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai
darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea
normal, dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam
terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi
uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
Penanganan :
Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap hari ditambah
ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan antibiotika sebagai
pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2005).
4. Nyeri pada perut dan pelvis

Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas


seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium.
Faktor penyebab:
Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga
ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya
pada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis mengeluarkan nanahnya ke rongga
paritonium dan menyebabkan peritonitis (Prawirihardjo, 2007). Gejala klinik peritonoitis
dibagi 2 yaitu :

1) Peritonitis terbatas pada daerah pelvis


Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti padaperitonitis umum. Penderita
demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvio
peritonitisbisa terdapat pertumbuhan abses (Prawirohardjo, 2007).

2) Peritonitis umum
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan merupakan
penyakit berat.Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung
dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang mula-mula kemerahan
menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin, terdapat apa yang dinamakan facies
hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi (Prawirohardjo, 2007).

Penanganan :
Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik, pasang infuse intravena,
berikan kombinasi antibiotic sampai ibu tidak demam selama 48 jam ( ampisilin 2 g
melalui intravena setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui
intravena setiap 24 jam, ditambah metronidazol 500 mg melalui intravena setiap 8
jam) (Pamilih, 2006).
5. Pusing dan lemas yang berlebihan
Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada masa
nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena darah tinggi (sistol >140 mmHg dan diastole
>110 mmHg).

Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan


lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu
kelihatan pucat, tekanan darah rendah (sistol <100 mmHg diastole <60 mmHg).
Penanganan gejala tersebut adalah :

 Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.


 Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein, mineral dan vitamin
yang cukup.
 Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
 Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari
pasca bersalin.
 Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitaminnya
pada bayinya.
 Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

6. Suhu tubuh ibu > 380C


Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara
37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi,
dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.
Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua
peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Mochtar, 2002). Penanganan umum bila
terjadi demam :
a. Istirahat baring.
b. Rehidrasi peroral atau infuse.
c. Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.
d. Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok harus waspada
untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk dengan cepat
(Prawirohardjo, 2002).

7. Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit


Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim kelenjar payudara
(mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu pertama pascasalin, tetapi
biasanya tidak sampai melewati minggu ke 3 atau ke 4 (Prawirohardjo, 2008).
Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil, nyeri dan takikardia.
Pada pemeriksaan payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan dengan
batas tegas, dan disertai rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama mastitis
adalah :
a. Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu bernanah (abses)
dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan terlambat, tidak cepat, atau kurang
efektif.
b. Susukan bayi sesering mungkin.
c. Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.
d. Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.
e. Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk mengeluarkan
nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa agar nanah dapat keluar terus.

8. Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)


Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya.
Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami
ibu saat hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini
merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu juga karena
perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kehamilan (Eny, 2009). Gejala-
gejala baby blues antara lain :
a. Menangis.
b. Mengalami perubahan perasaan.
c. Cemas.
d. Kesepian.
e. Khawatir mengenai sang bayi.
f. Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap kemampuan menjadi seorang
ibu.

Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa pengobatan, pengobatan
psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik untuk pengobatan lebih lanjut (tiga
bulan) (Manuaba, 2008).

9. Depresi masa nifas (depresi postpartum)


Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini disebabkan oleh
kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak
mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah (Eny, 2009).
Gejala-gejala depresi masa nifas adalah :
a. Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur.
b. Nafsu makan hilang.
c. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.
d. Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
e. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.
f. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.
h. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar.

Anda mungkin juga menyukai