Anda di halaman 1dari 17

Etika Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Etika Profesi Hukum

Dosen pengampu : Hefni Efendi, M.H

Disusun Oleh :

Kelompok IX

Normadyanty (2021508078)

Sustika Lestari (2021508076)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA

2021/2022
Prakata

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberi kami kesempatan serta kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
Saw yang kita nanti-nantikan syafaatnya di dunia dan akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah Swt atas limpahan nikmat sehat-Nya
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah Etika Profesi
Hukum dengan judul “Etika Profesi PNS”.

Kami sebagai penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, agar nantinya makalah ini
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu mengerjakan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini mampu memberikan
manfaat kepada setiap pembacanya. Terimakasih.

Samarinda, 20 November 2021

Kelompok IX
DAFTAR ISI

BAB I ………………………………………………………………………………………….

PENDAHULUAN …………………………………………………………………………….

A. Latar Belakang …………………………………………………………………………


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………...

BAB II …………………………………………………………………………………………

PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………

A. Pengertian Kode Etik PNS ……………………………………………………………..


B. Landasan Etika Dan Moral PNS ……………………………………………………….
C. Fungsi Kode Etik ……………………………………………………………………….
D. Kode Etik PNS …………………………………………………………………………
E. Disiplin PNS (peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010) …………………………..

BAB III ………………………………………………………………………………………..

PENUTUP …………………………………………………………………………………….

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika merupakan aturan, norma, kaidah, atau tata cara yang biasa digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku sehari-hari. Tak hanya dalam
kegiatan bermasyarakat, etika juga digunakan dalam dunia kerja yang disebut dengan etika
profesi.Pengertian etika profesi adalah sebuah sikap hidup yang bertujuan untuk memberikan
pelayanan kepada seseorang yang sifatnya profesional. Etika ini berhubungan dengan
masyarakat atau konsumen secara langsung. Etika profesi berperan sebagai tata cara atau
norma yang secara tegas menyatakan baik buruknya sikap seorang profesional untuk
bertindak sesuai aturan yang sudah diterapkan. Etika profesi ini memiliki tujuan, manfaat,
dan contohnya dalam pekerjaan. Etika profesi dilakukan untuk mengembangkan sikap,
norma, atau kebiasaan yang ditunjukkan sesuai dengan profesi mereka kepada rekan kerja
atau konsumen. 

Etika profesi bertujuan untuk meningkatkan keterampilan intelek dalam berpikir dan juga
membuat para profesional dapat bertindak dengan cara yang diinginkan secara moral untuk
menuju komitmen moral dan perilaku bertanggung jawab. Apa itu etika profesi? Etika profesi
adalah suatu panduan profesionalisme yang ada di dalam dunia kerja. Bagaimana cara kita
untuk berbicara dan bertindak apakah salah satu pemahaman mengenai etika sebagai
profesional. Selain itu, cara dalam mengambil keputusan juga dapat dilakukan secara
profesional. Etika profesi tidak hanya berlaku untuk satu profesi saja. Akan tetapi, berlaku
secara menyeluruh pada semua profesi pada umumnya.

Di dalam sebuah profesi tertentu, bisa ditambahkan sebuah aturan mengenai etika khusus.
Aturan tersebut sesuai dengan profesi pada pekerjaan itu. Sebagai orang yang profesional di
dunia kerja, seseorang harus selalu mengingat etika profesi. Serta mengingat etika yang
pantas, supaya bisa menjalin hubungan yang baik dengan semua bagian di dalam organisasi.
Etika profesi adalah sebuah sikap hidup. Sikap mengenai sebuah kesediaan untuk memberi
pelayanan profesional pada masyarakat. Caranya adalah dengan berbagai keahlian, serta
terlibat secara penuh dalam rangka pelaksanaan tjhas. Etika adalah sebuah prinsip. Prinsip
tersebut mengatur perilaku seseorang atau sebuah kelompok di dalam lingkungan bisnis.
Dengan adanya sebuah etika profesi, maka dapat memberikan suatu gambaran mengenai
bagaimana seseorang harus bertindak. Khususnya bertindak terhadap orang lain dan
institusinya di alam lingkungan itu. Pada akhirnya, etika akan digunakan oleh semua orang
pada kelompok yang sama. Meskipun nilai antar seseorang di dalam kelompok tersebut
berlainan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kode etik PNS ?


2. Apa saja landasan etika dan moral PNS ?
3. Bagaimana fungsi kode etik ?
4. Bagaimana kode etik PNS ?
5. Bagaimana disiplin PNS (peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010) ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik PNS

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah norma-norma sebagai pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang diharapkan dan
dipertanggungjawabkan dalam melaksanakan tugas pengabdiannya kepada bangsa,
negara, masyarakat dan tugas-tugas kedinasan organisasinya serta pergaulan hidup sehari-
hari sesama PNS dan individu-individu di dalam masyarakat.

Kode Etik PNS menjadi sangat penting bagi seluruh PNS untuk menjadi pedoman
dalam bertindak, berbuat dan bekerja demi pengabdiannya kepada nusa dan bangsa.
Selain itu, dengan Kode Etik PNS, para PNS juga akan selalu menjunjung tinggi bangsa
dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongannnya.

B. Landasan Etika dan Moral PNS

Adapun yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi PNS dalam menjalankan tugasnya
adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. Undang-
Undang tersebut ditambah dengan berbagai Peraturan Pemerintah dan Keputusan/
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara merupakan sumber hukum tertulis untuk
merumuskan ruang lingkup etika dan moral PNS.1 Bagian konsiderans dari Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 menyatakan bahwa dalam rangka mencapai tujuan nasional
yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata dan keseimbangan materil
dan spiritual, diperlukan adanya Pegawai Negeri sebagai Warga Negara, unsur Aparatur
Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada
UUD 1945, Negara, dan Pemerintahan serta bersatu padu, bermental baik, berwibawa,
berdayaguna, bersih, bermutu tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya untuk
menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan (Lembaran Negara RI Tahun
1974 Nomor 55).
1
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai Negeria
Sipil Dan Anggota Angkatan Perang;
Lalu bandingkan dengan bagian konsiderans Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
yang menyatakan bahwa “…untuk mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi, diperlukan Pegawai
Negeri yang merupakan unsur Aparatur Negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat
yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 99). Rujukan peraturan perundangan
berikutnya yakni melalui Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS (Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4450), yang memuat tentang prinsip-prinsip yang menjadi pegangan PNS dalam
menjalankan tugas pelayanan masyarakat.2 Pada penjelasan Peraturan Pemerintah tersebut
dinyatakan bahwa PNS yang kuat, kompak, dan bersatu padu, memiliki kepekaan,
tanggap dan memiliki kesetiakawanan tinggi, berdisiplin, serta sadar akan
tanggungjawabnya sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat, dapat diwujudkan
melalui Pembinaan Korps PNS, termasuk Kode Etiknya.

Pada Pasal 6 dari Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 menyebutkan bahwa
nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi PNS, yaitu ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945, semangat
nasionalisme, mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan, ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan, peng-hormatan
terhadap hak asasi manusia, tidak diskriminatif, profesionalisme, netralitas dan bermoral
tinggi serta semangat dan jiwa korps. Selanjutnya di dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal
12 pada Peraturan Pemerintah tersebut dijabarkan Kode Etik PNS yang diuraikan menjadi
etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan pemerintahan, dalam berorganisasi, dan
dalam bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama PNS. Untuk dapat
menjalankan prinsip-prinsip tersebut dibentuk pula Kode Etik Instansi dan Kode Etik
Profesi sebagaimana yang disebutkan di dalam Pasal 13 dan Pasal 14. Pelanggaran
terhadap Kode Etik akan dikenakan sanksi moral dan dapat pula dikenakan tindakan
administratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas rekomendasi Majelis
Kode Etik yang diatur di dalam Pasal 15 sampai dengan Pasal 20.3

2
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps Dan Kode
Etik Pegawai Negeri Sipil;
3
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri
Sipil
C. Fungsi Kode Etik

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan oleh
menurut para ahli:

a. Gibson dan Michel (1945:449) menurutnya lebih kepada mementingkan kode etik
sebagai pedoman pelaksanaan tugas professional dan pedoman bagi masyarakat sebagai
seorang profesional.

b. Biggs dan Blocher (1986:10) mengemukakan bahwa tiga fungsi kode etik yaitu : (1)
Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah, (2) Mencegah terjadinya
pertentangan internal dalam suatu profesi, (3) Melindungi para praktisi dari kesalahan
praktik suatu profesi.

c. Oteng Sutisna (1986: 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya
difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang mensukseskan
misi dalam mendidik peserta didik.

D. Kode Etik PNS

Adapun Kode Etik Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut:

1. Hubungan PNS dengan Tuhan Yang Maha Esa

a. Setiap PNS bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memilih agama sesuai
keyakinannya masing-masing.

b. Setiap PNS harus bersikap hormat menghormati antar sesama warga negara pemeluk
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan melaksanakan antar umat
beragama dalam semangat persatuan.
c. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menghayati dan mentaati serta mengamalkan sikap
kepatutan, kelayakan dan tata nilai yang berlaku dan berkembang di dalam masyarakat
sesuai nilai-nilai agama yang ada sebagai bagian dari jati diri dan integritas Pegawai
Negeri Sipil.

2. Hubungan PNS dengan Negara

a. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib serta taat kepada Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945, dengan selalu mencoba memahami nilai-nilai moral yang terkandung di
dalamnya, melaksanakan dan mengamalkannya.
b. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menghayati, mentaati, melaksanakan dan
mengamalkan sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil yang pernah diucapkan, dalam wujud
sikap, perilakunya dan perbuatan sehari-hari dalam melaksanakan tugas maupun dalam
pergaulannya sehari-hari.
c. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menjunjung tinggi martabat dan kehormatan bangsa
dan negara dengan menjaga, memelihara, mempertahankan unsur-unsur dan simbol-
simbol negara sesuai kemampuan dan bidang tugasnya.
d. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mengutamakan Negara, Bangsa, Pemerintah dan
Masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan yang diwujudkan dengan tekad dan
kerja keras tanpa pemikiran dengan tujuan hasilnya akan menguntungkan dirinya.
e. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi kepada
negara yang diwujudkan dengan sikap, perilaku dan perbuatan yang mencerminkan
jawaban akan kebutuhan kegiatan negara.
f. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memegang rahasia negara.
g. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang
berdampak pada kehormatan bangsa.

3. Hubungan PNS dengan Pemerintah

a. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib setia dan taat pada Pemerintah Republik Indonesia
dengan wujud melaksanakan tugas dan kewajiban Pemerintah sesuai dengan bidang
tugasnya.
b. Setiap Pegawai Negeri Sipil membela, menjunjung tinggi kehormatan Negara dan
Pemerintah Republik Indonesia dengan wujud melaksanakan bela Negara dan
Pemerintahan dalam bentuk pemikiran dan lainnya sesuai kebutuhan yang ada.
c. Setiap Pegawai Negeri Sipil senantiasa meningkatkan dan mengembangkan
profesionalitas dirinya baik melalui pendidikan formal maupun informal yang diwujudkan
dengan ketekunannya memperluas dan mendalami lingkup bidang tugasnya, sehingga
terlihat kecakapan dan keterampilannya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.

4. Hubungan PNS dengan Organisasi

a. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memelihara keutuhan, kekompakan, persatuan Korps
Pegawai Negeri Sipil dalam semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memegang teguh norma kedinasan, patuh dan taat
kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan Pegawai Negeri Sipil 
yang diwujudkan dengan menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dan sesuai
dengan hierarki yang ada.
c. Setiap pegawai Negeri Sipil wajib memelihara dan menjaga keutuhan aset organisasi
yang ada sebagaimana miliknya sendiri.
d. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mengutamakan kepentingan organisasi dalam
melaksanakan tugas serta senantiasa siap sedia berbakti kepada dalam tugas dan fungsi
organisasi yang diwujudkan dengan ketekunannya dalam melaksanakan tugas sebagai
pencerminan dan kepentingan organisasi.
e. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memberi suri tauladan yang baik  sesuai norma
kepemimpinan terhadap bawahan, menggugah semangat ditengah-tengah bawahan serta
mempengaruhi dan memberi dorongan dari belakang terhadap bawahan dalam lingkungan
organisasi4 profesinya.
f. Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai sikap berani mengawasi, memberi koreksi
kepada bawahan dan sebaliknya secara santun dan transparan terhadap sikap, perilaku,
perbuatan yang dianggap tercela dalam satu ikatan organisasi.
g. Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai sikap loyal yang timbal balik dari atasan
terhadap bawahan dan dari bawahan terhadap atasan dan kesamping dengan cara
bertenggang rasa terhadap kebutuhan kebersamaan dalam mewujudkan tujuan kedinasan.
h. Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempuyai kesadaran dan kemampuan untuk
membatasi penggunaan dan segala kekayaan kedinasan sesuai perencanaan, pelaksanaan
dan tujuan kedinasan.
i. Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai kemauan, kerelaan, dan keberanian untuk
4
Surat Edaran Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14/SE/1975, tentang Petunjuk Pengambilan
Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.
mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya dengan kesiapan memberikan penjelasan
dan pertanggung jawaban secara transparan atas perbuatan yang dilakukan.
j. Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk
pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukannya kepada generasi berikutnya
dengan tanpa harus mempertahankannya dengan segala cara.

5. Hubungan PNS dengan Masyarakat.

a. Pegawai Negeri Sipil sebagai anggota masyarakat wajib mengutamakan kepentingan


masyarakat diatas kepentingan diri sendiri, seseorang atau golongan yang diwujudkan
dengan memberikan pelayanan secara cepat, murah dan benar.
b. Pegawai Negeri Sipil harus menjaga integritas, martabat dan wibawa sebagai aparatur
negara dengan berperilaku yang baik di tengah masyarakat dengan memperhatikan budaya,
tradisi, kebiasaan, adat istiadat yang di junjung tinggi oleh masyarakat setempat.5

6. Hubungan PNS dengan Diri Sendiri

a. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menjaga kesehatannya dengan sempurna untuk
menunjang pekerjaan sehari-hari baik sebagai Pegawai Negeri Sipil maupun kehidupan
pribadi dan rumah tangganya.
b. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib membina kehidupan dirinya dan keluarganya dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat menunjang kelancaran pelaksanaan tugas sebagai Pegawai
Negeri Sipil.

E. DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun


2010)

Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak
menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan

5
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jakarta/baca-artikel/14004/Kode-Etik-Pegawai-Negeri-
Sipil-Pedoman-Bekerja-dan-Bermasyarakat-Pegawai-Negeri-Sipil.html
di dalam  maupun di luar jam kerja sebagaimana yang diatur dalam PP Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin PNS.6

Tingkat dan jenis hukuman disiplin terdiri dari :

 hukuman disiplin ringan, yakni :


o teguran lisan;
o teguran tertulis;
o pernyataan tidak puas secara tertulis.
 hukuman disiplin sedang, yakni :
o penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
o penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)  tahun;
o penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
 hukuman disiplin berat, yakni :
o penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
o pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
o pembebasan dari jabatan;
o pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan
o pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

Tata cara pemanggilan, pemeriksaan, penjatuhan dan penyampaian hukuman disiplin :

  Pemanggilan

o Secara tertulis oleh atasan langsung paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum
tanggal pemeriksaan;
o Apabila tidak hadir, pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
sejak tanggal seharusnya yang bersangkutan diperiksa pada panggilan
pertama;
o Apabila setelah panggilan kedua, PNS yang bersangkutan tidak hadir juga
maka dijatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang
ada tanpa pemeriksaan.

6
https://www.ruangpns.com/pengertian-kode-etik-pns/
  Pemeriksaan

o Atasan langsung wajib memeriksa sebelum penjatuhan hukuman disiplin oleh


pejabat yang berwenang menghukum;
o Secara tertutup dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP);
o Untuk pelanggaran disiplin yang ancamannya hukuman disiplin sedang/berat
dapat dibentuk Tim Pemeriksa yang terdiri dari atasan langsung, unsur
pengawasan, unsur kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk;
o Apabila diperlukan, Tim Pemeriksa dapat meminta keterangan orang lain;
o BAP harus ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNS yang
diperiksa;
o Apabila PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani BAP,  maka BAP
tetap dijadikan dasar penjatuhan hukuman disiplin;
o Untuk kelancaran pemeriksaan, PNS yang melanggar disiplin dan
kemungkinan akan dijatuhi hukuman disiplin berat, dapat dibebaskan
sementara dari tugas jabatannya oleh atasan langsung sejak yang bersangkutan
diperiksa dan berlaku sampai dengan ditetapkannya keputusan hukuman
disiplin.
o Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dengan keputusan pejabat yang
berwenang menghukum dan dalam keputusan hukuman disiplin dimaksud
harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang
bersangkutan;
o Keputusan hukuman disiplin disampaikan secara tertutup paling lambat 14
(empat belas) hari kerja sejak keputusan ditetapkan. Dalam hal PNS yang
dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada saat penyampaian keputusan, maka
keputusan hukuman disiplin dikirim kepada yang bersangkutan.

PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata melakukan beberapa pelanggaran


disiplin, kepadanya hanya dapat dijatuhi satu jenis hukuman disiplin terberat setelah
mempertimbangkan pelanggaran yang dilakukan.
Kepada PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin yang kemudian melakukan pelanggaran
disiplin yang sifatnya sama, kepadanya dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari
hukuman disiplin terakhir yang pernah dijatuhkan kepadanya.

Upaya Administratif

PNS yang tidak puas terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya dapat
menempuh prosedur upaya administratif  berupa keberatan atau banding administratif.

 Keberatan diajukan secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang


menghukum dengan memuat alasan keberatan dengan tembusan pejabat yang
berwenang menghukum dan diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak
ybs menerima keputusan hukuman disiplin.
 Banding  administratif  dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap hukuman
disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS, yang diajukan kepada Badan
Pertimbangan Kepegawaian.
 PNS yang dijatuhkan hukuman disiplin ringan, tidak dapat mengajukan upaya
administratif dan hukuman disiplin berlaku sejak tanggal keputusan ditetapkan.
 Terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden tidak dapat diajukan upaya
administratif dan hukuman disiplin berlaku sejak tanggal keputusan ditetapkan.
 Pejabat yang berwenang menghukum harus memberikan tanggapan atas keberatan
yang diajukan oleh PNS yang bersangkutan dan disampaikan secara tertulis kepada
atasan pejabat yang berwenang menghukum, dalam jangka waktu 6 (enam) hari kerja
sejak tanggal ia menerima surat keberatan.
 Atasan pejabat yang berwenang menghukum wajib mengambil keputusan atas
keberatan yang diajukan oleh PNS yang bersangkutan dalam jangka waktu 21 (dua
puluh satu) hari kerja terhitung mulai tanggal ia menerima surat keberatan itu.
 Apabila dalam waktu lebih 21 (dua puluh satu) hari kerja Atasan Pejabat yang
berwenang menghukum tidak mengambil keputusan atas keberatan maka keputusan
pejabat yang berwenang menghukum batal demi hukum.
 Atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat, memperingan,
memperberat, atau membatalkan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang
berwenang menghukum. Keputusan Atasan Pejabat yang berwenang tersebut bersifat
final dan mengikat.
 PNS yang mengajukan keberatan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum
atau banding administratif  kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian, tidak
diberikan kenaikan pangkat dan/atau kenaikan gaji berkala sampai dengan
ditetapkannya keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
 PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian baik dengan hormat
maupun tidak hormat dan mengajukan banding administratif, maka gajinya tetap
dibayarkan sepanjang yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas. Penentuan dapat
atau tidaknya PNS melaksanakan tugas tersebut menjadi kewenangan Pejabat
Pembina Kepegawaian dengan mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan
kerja.
 PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena diduga melakukan pelanggaran
disiplin atau sedang mengajukan upaya administratif  tidak dapat disetujui pindah
instansi.
 PNS yang meninggal dunia sebelum ada keputusan atas upaya administratif,
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dan diberikan hak-hak kepegawaiannya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berlakunya Hukuman Disiplin dan Pendokumentasian Hukuman Disiplin

 Apabila tidak diajukan keberatan atau banding administratif, maka hukuman disiplin
mulai berlaku pada hari ke 15 (lima belas) setelah keputusan hukuman disiplin
diterima.
 Apabila diajukan keberatan atau banding administratif,  maka mulai berlaku pada
tanggal ditetapkannya keputusan atas keberatan atau banding administratif.
 Apabila PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada waktu penyampaian
keputusan hukuman disiplin maka hukuman disiplin berlaku pada hari ke 15 (lima
belas) sejak tanggal yang ditentukan untuk penyampaian keputusan hukuman disiplin.
 Keputusan hukuman disiplin wajib didokumentasikan oleh pejabat pengelola
kepegawaian di instansi yang bersangkutan sebagai salah satu bahan penilaian dalam
pembinaan PNS yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah norma-norma sebagai
pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang
diharapkan dan dipertanggungjawabkan dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya kepada bangsa, negara, masyarakat dan tugas-tugas kedinasan
organisasinya serta pergaulan hidup sehari-hari sesama PNS dan individu-
individu di dalam masyarakat.
Pada Pasal 6 dari Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004
menyebutkan bahwa nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi PNS, yaitu
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kesetiaan dan ketaatan kepada
Pancasila dan UUD 1945. Selanjutnya di dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal
12 pada Peraturan Pemerintah tersebut dijabarkan Kode Etik PNS yang
diuraikan menjadi etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan
pemerintahan, dalam berorganisasi, dan dalam bermasyarakat, serta terhadap
diri sendiri dan sesama PNS. Untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip tersebut
dibentuk pula Kode Etik Instansi dan Kode Etik Profesi sebagaimana yang
disebutkan di dalam Pasal 13 dan Pasal 14. Pelanggaran terhadap Kode Etik
akan dikenakan sanksi moral dan dapat pula dikenakan tindakan administratif
sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas rekomendasi Majelis Kode
Etik yang diatur di dalam Pasal 15 sampai dengan Pasal 20.
Adapun Kode Etik Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut:

1. Hubungan PNS dengan Tuhan Yang Maha Esa


2. Hubungan PNS dengan Negara
3. Hubungan PNS dengan Pemerintah
4. Hubungan PNS dengan Organisasi
5. Hubungan PNS dengan Masyarakat
6. Hubungan PNS dengan Diri Sendiri
DAFTAR PUSTAKA
UU
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai Negeria

Sipil Dan Anggota Angkatan Perang;

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri

Sipil;

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps Dan
Kode

Etik Pegawai Negeri Sipil;

Surat Edaran Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14/SE/1975, tentang


Petunjuk Pengambilan Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.

Internet

https://jdih.perpusnas.go.id/detail/99

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jakarta/baca-artikel/14004/Kode-Etik-
Pegawai-Negeri-Sipil-Pedoman-Bekerja-dan-Bermasyarakat-Pegawai-Negeri-Sipil.html

https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/metro/id/profil/nilai-dan-budaya-organisasi/kode-
etik-pns.html

https://asnri.com/kode-etik-pegawai-negeri-sipil/

Anda mungkin juga menyukai