Walaupun penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, namun sudah menjadi
kesepakatan pendiri bangsa untuk membangun hukum nasional, untuk menyatukan segenap wilayah dari Sabang sampai Merauke berdasarkan Pancasila. Namun, keberadaan hukum nasional tidak lantas menghapuskan keberadaan sistem hukum Islam, maupun sistem hukum adat. Indonesia menerapkan sistem hukum yang majemuk yang kalau dilihat dari segi usianya yang tertua adalah hukum adat, lalu hukum Islam dan hukum barat. Hukum barat memang tidak bisa dipisahkan dari sistem hukum di Indonesia karena warisan kolonialisme yang berlangsung lama di Indonesia, terutama terkait hukum pidana, hukum perdata dan hukum tata negara. Di Indonesia, pada mulanya hukum Islam banyak diterapkan untuk mengatur perihal perkawinan, kekeluargaan, dan warisan. Walaupun pada perkembangannya, hukum Islam juga digunakan untuk mengatur permasalahan- permasalahan kontemporer seperti perbankan Syariah. Menurut pendapat Hazairin, Republik Indonesia dapat mengatur sesuatu permasalahan sesuai dengan hukum Islam sepanjang pengaturan itu berlaku hanya bagi orang Indonesia yang memeluk agama Islam. Kedudukan hukum Islam juga sama dengan hukum adat dan hukum barat. Selain itu hukum Islam menjadi sumber bagi pembentukan hukum nasional yang akan datang di samping hukum-hukum lain yang ada di Indonesia. 2. A. Sumber hukum Islam berjumlah sebelas, empat sumber hukum yang disepakati jumhur ulama yaitu Al Quran, Sunah, Ijma’, Qiyas, dan tujuh sumber hukum yang diperselisihkan yaitu Istishan, Maslahah Mursalah, Istishab, Urf, Madzhab as-Shahabi, Syar’u man qablana, dan Sadd al-dzariyah. B. Lembaga hukum Islam yang ada di Indonesia adalah Pengadilan Agama fungsi utamanya memberikan fatwa atau kepastian hukum berdasarkan ketentuan Islam