Oleh
Nama : Amelda
Kelas : XI IPS 1
Nomor Urut : 03
2023
KATA PENGANTAR
هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم
ِ ِبسْ ِم
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT , yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Dampak
Pergaulan Bebas Terhadap Mentalitas dan Kesehatan pada Usia tahun”. Karya
tulis ilmiah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua. Dengan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya maka
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormatkepada
Drs. H. Abd Kadir selaku guru yang telah memberi dorongan dan pengarahan
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah, kedua
orang tua yang tercinta yang selalu mendoakan, memotivasi serta menantikan
keberhasilansaya.
Segenap Bapak dan Ibu guru yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis
ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan penulis, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca atau yang
membutuhkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Batasan Masalah....................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.4 Tujuan Penulis........................................................................................................5
1.5 Manfaat Penulis......................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
2.1 Dampak Pergaulan Bebas......................................................................................6
2.2 Hipotesis..................................................................................................................8
2.3 Istilah.......................................................................................................................8
BAB III............................................................................................................................10
METODE PENELITIAN.................................................................................................10
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................................10
3.2 Metodologi Penelitian..........................................................................................10
3.4 Prosedur penelitian..............................................................................................10
BAB IV............................................................................................................................11
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................................11
4.1 Hasil Penelitian.....................................................................................................11
4.2 Pembahasan..........................................................................................................12
BAB V.............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................14
5.2 Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas
norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di
lingkungan maupun dari media massa. Remaja pada umur 12- 15 tahun adalah
individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang
benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan
teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi
muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Pemahaman remaja yang belum begitu
mengerti terhadap penyimpangan dalam pergaulan bebas yang berbahaya
terutama sex bebas. Membuat para remaja tidak berfikir secara logika tentang apa
yang tidak seharusnya mereka lakukan. Selain itu, banyak hal yang negatif dapat
terjadi jika remaja melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan sebelum
remaja tersebut menikah.
1. Menambah pengetahuan kepada para remaja dan para orang tua terhadap
dampak kesehatan pergaulan bebas.
2. Menambah pengetahuan kepada para remaja dan orang tua tentang
dampak pergaulan bebas terhadap mentalitas remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dampak Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas (sex bebas) mempunyai dampak terhadap mentalitas remaja
dan kesehatan. Dampak pergaulan bebas (sex bebas) dalam mentalitas remaja
adalah, sex bebas dapat meruntuhkan moral dan akhlaq, kenapa bisa begitu?
karena menonjolnya perilaku hewani pada seseorang menyebarkan sifat egoisme
dan sifat masa bodoh tanpa batas. Selain mempengaruhi mentalitas, pergaulan
bebas (sex bebas) mempunyai dampak terhadap kesehatan remaja tersebut. Seperti
tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune
Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah
satu penyebabnya akibat pergaulan bebas. Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia
termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah
pernah melakukan hubungan seksual. Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah
Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau
23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual. Mereka terdiri atas putra 27%
dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia
menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada
usia remaja.
Belum lama ini ada berita seputar tentang keinginan sekelompok masyarakat
agar aborsi dilegalkan, dengan dalih menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia.
Ini terjadi karena tiap tahunnya peningkatan kasus aborsi di Indonesia kian
meningkat, terbukti dengan pemberitaan di media massa atau TV setiap tayangan
pasti ada terungkap kasus aborsi. Jika hal ini di legalkan sebgaimana yang terjadi
di negara-negara Barat akan berakibat rusaknya tatanan agama, budaya dan adat
bangsa. Berarti telah hilang nilai-nilai moral serta norma yang telah lama
mendarah daging dalam masyarakat. Jika hal ini dilegal kan akan mendorong
terhadap pergaulan bebas yang lebih jauh dalam masyarakat. Orang tidak perlu
menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung jawab
kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Legalisasi aborsi bukan sekedar masalah-
masalah kesehatan reproduksi lokal Indonesia, tapi sudah termasuk salah satu
pemaksaan gaya hidup kapitalis sekuler yang dipropagandakan PBB melalui
ICDP (International Conference on Development and Population) tahun 1994 di
Kairo Mesir.
Perilaku seks bebas adalah salah satu yang tidak dapat dipisahkan dari
pergaulan bebas. Remaja yang belum banyak ilmu tentang seks akan
melakukannya tanpa proteksi dan kehati-hatian. Inilah yang menimbulkan
beberapa penyakit pada tubuh kita. Berikut adalah dampak pergaulan bebas pada
kesehatan.
Penyakit reiter ini merupakan penyakit yang penularannya terjadi lewat hubungan
kelamin, ini sering ditemukan di wilayah Inggris dan Amerika Utara. Namun,
pada wilayah Eropa, Afrika, dan Asia, penyakit reiter ini lebih sering ditemukan
pada penderita disentri amuba, disentri basilus, dan diare non spesifik.
Penyakit sifilis ini disebabkan oleh Treponema pallidum, penyakit ini berbahaya
bagi kedua pasangan. Bagi ibu hamil juga dapat berbahaya karena akan
menyebabkan kecacatan lahir pada bayi dan bisa juga lahir dalam kondisi
meninggal.
Ini adalah penyakit menular yang dialami pria dan wanita setelah berhubungan
seks. Penyakit ini menimbulkan luka melepuh di area kelamin, bahkan penderita
penyakit herpes genitalis ini bisa saja tidak menimbulkan gejala.
Bagi yang bergejala biasanya ditandai dengan luka yang melepuh, gatal, dan sakit.
Gejala ini biasanya bisa saja kambuh dalam satu tahun. Namun dengan seiring
waktu karena kekebalan tubuh intensitas kambuhnya akan berkurang.
Seperti pada penyakit kelamin lainnya. Penyakit ini dapat menular pada bayi dari
kandungan ibu hamil saat proses persalinan. Biasanya bayi yang tertular akan ada
keluhan pada mata.
Kondiloma akuminata ini dapat disebut juga dengan kutil kelamin. Penyakit ini
disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV). Penyakit ini biasanya
ditularkan karena berhubungan seks tanpa pengaman.
Dikutip dari alodokter, bahwa pria yang mengalami penyakit ini sebagian besar
berumur antara 17-30 tahun. Selain pria, wanita juga dapat mengalami penyakit
kutil kelamin ini. Jika dibiarkan saja, kondiloma akuminata ini dapat terus
membesar dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Penularan virus ini biasanya terjadi karena penggunaan mainan seks yang kurang
bersih. Selain itu dapat juga disebabkan karena gonta-ganti pasangan tanpa
kondom, dan juga pernah memiliki penyakit menular pada kelamin.
Bila ada gejala pun penyakit ini biasanya akan muncul keluhan dalam 5-28 hari
setelah terinfeksi. Wanita yang terkena trikomoniasis ini ditandai dengan gejala
keputihan, keputihan warna kuning kehijauan, gatal, serta sakit saat berhubungan
seksual.Sedangkan pada pria yang terkena penyakit ini ditandai dengan bengkak
kemerahan di ujung penis, keluar cairan putih, dan sakit saat ejakulasi.
Klamidia tidak sulit untuk diobati jika penanganannya tepat. Namun, jika tidak
dapat penanganan yang cepat dan baik, penyakit ini berisiko pada kehamilan. Di
mana wanita yang memiliki penyakit klamidia akan sulit untuk hamil.
Gejala yang dialami wanita yang terkena penyakit ini seperti, sakit saat
berhubungan seks, ada rasa terbakar saat buang air kecil, pembengkakan di sekitar
vagina atau anus, dan iritasi di rektum. Sedangkan pada pria akan mengalami
gejala, rasa terbakar saat buang air kecil, penis mengeluarkan nanah, iritasi pada
rektum, dan testis bengkak.
Ulkus molle ini juga dapat disebut dengan chancroid. Infeksi bakteri ini dapat
terjadi pada pria dan wanita. Penyakit ini ditimbulkan oleh bakteri Haemophilus
ducreyi. Bakteri ini menyerang bagian luar kelamin yang menimbulkan luka dan
bintik kecil.
Pada pria gejala ulkus molle ini ditandai dengan benjolan merah pada penis, lalu
berubah menjadi luka dalam 1-2 hari setelah terinfeksi. Sedangkan pada wanita
umumnya memunculkan empat benjolan merah pada bagian labia yaitu, labia
anus, dan labia paha. Setelah menjadi luka, benjolan ini akan menimbulkan
sensasi terbakar.
Infeksi ini dapat menular melalui kontak langsung dengan orang yang memiliki
penyakit LGV ini. Gejala yang ditimbulkan akan muncul luka seperti borok yang
sangat dalam di sekitar dubur dan anus.
Granuloma inguinale ini adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri Klebsiella granulomatis. Penyakit ini dapat menginfeksi orang yang aktif
berhubungan seksual tanpa pengaman antara umur 20-40 tahun.
Granuloma inguinale ini dapat terinfeksi oleh bakteri ketika berhubungan seks
melalui vagina dan anus. Penyakit ini lebih sering terkena pada pria yang
berhubungan sesama jenis dibanding dengan heteroseksual.
Gejala yang timbul ketika terkena granuloma inguinale ini adalah timbul benjolan
merah kecil pada area kelamin. Perlahan-lahan benjolan ini akan membesar dan
pecah sehingga membentuk luka. Jika dibiarkan saja tanpa pengobatan, luka ini
akan menjadi jaringan parut yang permanen.
Jika tidak ditangani dengan serius maka virus ini akan berkembang menjadi AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome). Ini adalah penyakit yang fatal, penyakit
ini adalah tahap akhir dari HIV. Setelah berkembang menjadi AIDS tubuh sudah
tidak mampu lagi untuk melawan infeksi virus ini.
Saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan penderita HIV dan AIDS. Namun
ada obat yang hanya untuk memperlambat perkembangan dari penyakit itu. Ini
untuk meningkatkan harapan hidup dari penderita penyakit ini.
Pergaulan bebas ini jika terus dilakukan akan menimbulkan perubahan sudut
pandang terhadap fenomena hidup yang dijalani sekarang ini. Pergaulan bebas
memunculkan akibat untuk kondisi psikologis dan risiko kejiwaan yang sulit
untuk diobati. Berikut adalah dampak pergaulan bebas pada psikologis.
Dampak psikologis yang satu ini membuat orang yang menjalani pergaulan bebas
berpikir bahwa semua perilaku yang ia jalani adalah benar dan tidak merasa salah.
Perilaku buruk lainnya pun akan bertambah karena semakin terjerumusnya ke
dalam pergaulan bebas.
Seseorang akan mencoba berbagai perilaku yang buruk dari pergaulan bebas
seperti, minum alkohol, narkoba, mencuri, bahkan melakukan tindakan berbahaya
lainnya. Dalam hal ini harus ada orang lain untuk mengingatkannya dan menuntun
ke jalan yang benar.
Pada dampak ini pergaulan bebas akan dianggap sebagai hal yang biasa saja. Seks
bebas, kumpul kebo, akan menjadi hal yang lumrah bagi orang-orang yang telah
terjerumus pada pergaulan bebas.
Namun, jika menyesal setelah tahu akibatnya akan banyak dampak psikologis lain
yang ditimbulkan seperti, sulit mempercayai orang lain, merasa berdosa, benci diri
sendiri, dan perasaan tidak berharga. Ini akan memberi dampak trauma bagi orang
yang terjerumus pada pergaulan bebas.
Pergaulan bebas ini menimbulkan halusinasi bagi orang yang sudah terjerumus.
Terutama orang yang mengonsumsi narkoba dan seks bebas. Mereka akan sering
berhalusinasi memikirkan penderitaan dalam dirinya. Mereka memikirkan
perasaan bersalah yang berlebihan dan tidak wajar yang akan mengganggu
kehidupannya.
Orang-orang dalam pergaulan bebas ini akan lebih mementingkan hal yang
membuat ia senang dan melupakan kewajibannya. Ini membuat prestasi akademik
menurun, bahkan dapat menyebabkan tinggal kelas atau tidak lulus sekolah.
Ini juga disebabkan kurangnya pengawasan dari orang tua, anak menjadi lebih
suka di luar rumah untuk melakukan hal yang percuma dibanding belajar. Perilaku
ini akan sulit diperbaiki jika lingkungannya juga buruk.
Anak-anak sekolah yang masuk ke dalam pergaulan bebas pasti tidak asing lagi
dengan yang namanya tawuran. Tawuran ini adalah bentuk kekerasan antar geng
yang terjadi. Remaja yang memiliki teman-teman dan lingkungan yang tidak sehat
bisa saja menimbulkan ide untuk tawuran dengan sekolah lain.
Ini akan menjadi dampak buruk bagi diri sendiri dan tentunya sekolah. Dampak
pada diri sendiri menyangkut dengan keselamatan jiwa, kalau tidak selamat bisa
saja meninggal di tempat. Dampak untuk sekolah adalah tercorengnya nama
sekolah tersebut. Jika sampai ada murid yang melakukan kekerasan hingga
membunuh siswa sekolah lain maka sekolah tersebut akan malu dan bisa saja
turun akreditasinya.
Remaja yang lebih mengutamakan egonya untuk terus bersenang-senang dan
melakukan hal yang tidak penting ini juga akan menyebabkan dia putus sekolah.
Putus sekolah ini bisa saja terjadi karena kehendak pribadi dan sekolah.
Jika putus sekolah karena kehendak pribadi maka memang anak tersebut telah
terpengaruh dengan teman-temannya sehingga menjadikannya ia malas belajar
dan sekolah. Sedangkan kehendak sekolah maka anak tersebut melakukan hal-hal
yang sudah melewati batas peraturan sekolah, sehingga ia dikeluarkan.
Hamil di luar nikah banyak terjadi pada remaja yang terjerumus ke dalam
pergaulan bebas. Gaya berpacaran remaja yang kini kian tidak terkontrol
menyebabkan risiko kehamilan di usia muda bertambah. Mereka akan
bersembunyi di tempat tertentu untuk melakukan hubungan seks di usia remaja
itu.
Kejadian seperti ini juga meresahkan anggota keluarga karena takut putra atau
putrinya masuk ke dalam pergaulan bebas dan mengalami hamil di luar nikah.
Jika tidak diberi pendidikan seks dan norma-norma yang berlaku maka bisa saja
masuk ke dalam pergaulan bebas.
Hamil di luar nikah ini juga menyebabkan siswa putus sekolah. Sekolah tentunya
tidak akan menerima siswa yang sedang hamil, apalagi di luar pernikahan. Hal
tersebut juga dapat mencoreng nama baik sekolah.
Hamil pada usia remaja ini juga mengganggu risiko kesehatan, yang mana pada
usia remaja tubuh belum siap untuk memiliki bayi dan melakukan persalinan
nantinya.
Untuk kamu yang ingin mengoleksi beberapa buku bacaan kamu bisa
mengunjungi Gramedia. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas telah
menyediakan buku-buku berkualitas untuk kamu. Yuk, beli bukunya sekarang
juga!
Ciri-ciri Fisik dan Psikologis
Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada umumnya lambat dan
mantap; pertumbuhan yang sangat cepat pada masa kanak-kanak telah selesai dan
perubahan-perubahan menginjak usia remaja mulai tampak. Pada usia ini kita
cenderung mengalami perubahan hormonal,berupa perubahan suara, mulai
tumbuhnya bulu-bulu di bagian tubuh tertentu, dan penonjolan-penonjolan pada
bagian tubuh tertentu bagi perempuan.
Pada tingkat usia ini system peredarn darah, pencernaan dan pernapasan sudah
berfungsi secara lengkap meskipun pertumbuhan masih terus berlanjut. Parui-paru
kita sudah hampir berkembang secara lengkap dan tingkat respirasi orang dewasa.
Tekanan darah meningkat menjadi sedikit lebih rendah dari pada tekanan orang
dewasa. Otak dan urat syaraf tulang belakang ( spinal cord ) menjadi orang
dewasa pada usia 10 tahun, tetapi perkembangan sel-sel yg berkaitan dengan
perkembangan mental belum sempurna dan terus berlanjut selama beberapa tahun
kemudian. Pada usia 10 thun, mata kita telah mencapai ukuran dewasa dan
fungsinya sudah berkembang secara maksimal.
Masa remaja adalah saat ketika kita tidak lagi menjadi kanak-kanak, tetapi
belum memasuki usia dewasa. Meskipun begitu, ada juga di antara kita, remaja,
yg kekanak-kanakan atau remaja yg sudah mampu berpikir layaknya orang
dewasa. Saat masih kanak-kanak hamper sepenuhnya kita bergantung pada orang
lain, terutama orangtua atau wali kita. Masa kanak-kanak adalah masa
“ketergantungan aktif” ketika kita sepenuhnya mengharapkan kasih-sayang dan
perhatian orang lain. Tetapi pada masa kanak-kanak kita juga sadar tantang
ketergantungan kita dan berjuang untuk membebaskan diri meskipun kita tidak
sepenuhnya menyadari: bebas dari apa atau kebebasan untuk apa ? Secara tidak
langsung kita menjadi sadar bahwa, meminjam ungkapan Norton, selam ini kita
telah “salah-diidentifikasi,” bahwa kita selama ini bukan “budak”, bahwa kita
adalah pribadi-pribadi yang sama dengan “orang lain” dalam kehidupan kita-
bukan sekedar “derivasi-derivasi”. Kita menjadi tergugah untuk menemukan diri
kita. Ketergugahan dan keingintahuan itulah yg merupakan titik yg akan
menjembatani antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Tetapi bahkan masa
kanak-kanak kita yg diaktualisasikan secara lengkap pun belum dpat
mempersiapkan diri kita secara baik untuk menghadapi masa remaja. Tahap
krhidupan baru Ini memiliki nilai-nilai yg sama sekali unik, demikian juga dengan
kewajiban-kewajiban dan kebajikan-kebajikannya. Masa remaja menuntut sebuah
kehidupan baru yg lebih agresif dimana apa yg telah kita pelajari pada masa
kanak-kanak hanya memeliki sedikit peran dan pengaruh.
Masa remaja juga biasanya dikaitkan dengan masa “puber” atau pubertas.
Istilah “puber” kependekan dari “pubertas”, berasal dri bahasa Latin. Pubertas
berarti kelaki-lakian dan menunjukan kedewasaan yg dilandasi oleh sifat-sifat
kelaki-lakian dan ditandai oleh kematangan fisik. Istilah “puber” sendiri berasal
dari akar kata ”pubes”, yg berarti rambut-rambut kemaluan, yg menandakan
kematangan fisik. Dengan demikian, masa pubertas meliputi masa peralihan dari
masa anak sampai tercapainya kematangan fisik, yakni dari umur 12 tahun sampai
15 tahun. Pada masa ini terutama terlihat perubahan-perubahan jasmaniah
berkaitan dengan proses kematangn jenis kelamin. Terlihat pula adanya
perkembangan psikososial berhubungan dengan ber fungsinya kita dalam
lingkungan social, yakni dengan melepaskan diri dari ketergantungan penuh
kepada orangtua, pembentukan rencana hidup dan system nilai-nilai yg baru.
Dalam literature Barat, remaja juga disebu sebagai adolescent dan masa remaja
disebut sebagai adolescentia atau adolesensia. Beberapa tokoh psikologi
menekankan pembahasan tentang adolesensia atau masa remaja pada perubahan-
perubahan penting yg terjadi di dalamnya. Jean Piaget, misalnya, lebih menitik
beratkan pada perubahan-perubahan yg dianggap penting dengan memandang
“adolesensia” sebagai suatu fase kehidupan, dengan terjadinya perubahan-
perubahan penting pada fungsi inteligensia, yr tercakup dalam aspek kognitif
seseorang. Tokoh lain, Ana Freud, menggambarkan masa adolesensia sebagai
suatu proses perkembangan yg meliputi perubahan-perubahan berhubungan
dengan perkembangan psikoseksual, perubahan dalam hubungan kita dengan
orangtua dan cita-cita. F. Neidhart juga melihat masa adolesensia sebagai masa
peralihan ditintau dari kedudukan ketergantungannya dalam keluarga menuju ke
kehidupan dengan kedudukan “mandiri”.
Pelbagai jenis kebutuhan kita sebagai remaja selama ini telah di kompilasikan
dari kebutuhan-kebutuhan psikologis mendasar. Salah satu penjelasan paling awal
mengenai kebutuhan-kebutuhan remaja adalah bahwa pada mas remaja pada
umumnya kita merindukan pengalaman baru, rasa aman, resons, dan pengakuan.
Di usia ini kita seringkali merasa bahwa rumah tempat kita tinggal telah memberi
kita monotomi [bukan otonomi], rasa tidak aman dan penolakan. Penyimpangan
yg kita lakukan kadang-kadang dapat digambarkan sebagai upaya yg salah arah
untuk menenukan kepuasan atau pemenuhan atas keinginan-keinginan kita yg
paling fundamental. Salah satu kebutuhan psikologis kita yg paling penting dan
juga kebutuhan seluruh manusi adalah peneromaan oleh kelompoksosial di
sekitarnya. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan kasih saying dalam
lingkungan dekat dalam rumah, penghormatan di antara teman-teman kita sebaya
dan apresiasi dari orangtua atau guru-guru yg mengajar kita. Kebutuhan ini
mengambil bentuk-bentuk yg berbeda pada tahap-tahap usia yg berbeda dan
dalam hubunganya dengan orang-orang berbeda. Tetapi kebutuhan ini tampaknya
muncul dari watak esensial manusia sebagai makhluk social sebagai anggota
kelompok sosisal tertentu. Pengalaman akan penerimaan ini pada masa balita dan
kanak-kanak mengarahkan pada rasa aman yg kemudian membentuk salah satu
bahan penting untuk kesehatan mental semangat juang dari warga sipil atau
tentara yg karena diperkuat oleh perasaan ini, mampu menghadapi pelbagai
kesulitan dan kekecewaan tanpa kecemasan yg berlebihan. Hilanhnya perasaan ini
pada umumnya akn diikuti oleh rsa tertekan yg kemudian dapat memeunculkan
penyimpangan dan disharmoni mental. Anak-anak yg ditolak atau tidak
diinginkan pada masa balitanya lebih besar kemungkinanya untuk menjadi nak-
anak yg sulit diatur dan akan menyulitkan para gurunya pda usia sekolah.
Akibat persepsi dan pemaknaan yg keliru tentang cinta, tidak jarang kita terlibat
dalam pergaulan yg terlalu bebas dan permisif. Apapun boleh dilakukan, asal
dilakukan atas dasar suka sama suka. Tidak ada lagi pertimbangan tentang sebab
dan akibat. Tidak ada lagi pertimbangan berdasarkan hati nurani dan akal sehat.
Dengan dalih cinta, apa pun akan dilakukan. Biasanya kita baru merasa sadar
ketika efek atau akibat dari pergaulan bebas tersebut membawa dampak yg
negative semisal kehamilan di luar nikah, perasaan minder akibat kita merasa
tidak seperti remaja-remaja lain yg masih “bersih”.
Jika sinyalemen ini bener, maka selayaknya kita merasa prihatin dan mencari
penangan atas masalah tersebut secara lebih serius dan komprehensif. Kehamilan
remaja di luar nikah tidak hanya membawa dampak negatif bagi si calon ibu,
tetapi juag bagi anak yg di kandungnya. Selain itu, keluarga dari remaja yg hamil
di luar nikah itu pun akan mengalami tekanan batin tertentu mumgkin akan
diterima oleh si remaja maupun keluarganya. Rasa malu pada tetangga dan teman-
teman merupakan penderitaan batin tersendiri yg harus ditanggung si remaja dan
keluarganya. Meskipun ada sebagian orang yg tidak malu dengan kehamilannya di
luar nikah.Dalam islam, jelas sekali Al-Qur’an melarang perzinahan karena
dampak buruk yg diakibatkannya. Ayat-ayat yg melarang zina antara lain
adalah,Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah Suatu
perbuatan yang keji dan jalan yang sangat buru (Al-Isra’:32).Dan terhadap wanita-
wanita yg mengerjakan perbuatan keji (zina), Hendaklah ada empat orang saksi di
antara kamu (yang menyaksi-Kannya). Kemudian apabila mereka telah
memberikan persaksian, Maka kurunglah wanita-wanita itu dalam rumah sampai
menemui Ajalnya, atau sampai Allah memberikan jalan yg lain kepada mereka
(An-Nisa’:15).Meskipun persoalan tafsir dan pemahaman atas ayat tersebut masih
dapat diperdebatkan, tetapi yg jelas zina zina memberikan dampak buruk dan
perbuatan yg tidak layak dilakukan. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif
yg dapat ditimbulkan dari kehamilan di usia remaja, utamanya yg menyakut
perkenbangan bayi yg akan dilahirkan sebagai manusia.
2.2 Hipotesis
2.3 Istilah
1. Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome
2. (HIV/AIDS)
3. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
4. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
5. Kanker hati (Liver Cancer).
6. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy).
7. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
8. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
9. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
10. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations)
11. Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak sengaja.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Man 2 Kota Makassar pada hari senin 19 februari
202.
1. Metode wawancara
2. Metode kajian pustaka
3. Subjek penelitian. Orang yang menjadi subjek penelitian adalah seorang
perawat yang bernama suster sulis
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah melakukan wawancara kepada dokter sulis, penulis memperoleh hasil
sebagai berikut: NARASUMBER: Suster Sulis Menurut Suster Sulis banyak
sekali dampaknya terutama mentalitas dan kesehatan. Dan sebagai berikut
dampaknya;
Semua itu dampak dari pergaulan bebas (sex bebas) yang dilakukan oleh para
remaja sebelum pada waktu yang seharusnya dimana remaja tersebut dapat
melakukannya dengan cara yang benar. Dan dampak pergaulan bebas (sex bebas)
pada kesehatan adalah HIV/AIDS (yang paling dominan dan paling berbahaya),
tentu sudah pasti dalam penyakit ini menjadi dampak yang sangat mematikan
karena jika sudah terinfeksi oleh virus ini, semua keturunan (orang yang
terinfeksi) akan mengidap virus yang sama begitu juga dengan orang yang
menerima darah dari orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS juga akan terinfeksi
HIV/AIDS. Selain dari penyakit HIV/AIDS terdapat penyakit lain seperti penyakit
kelamin yang termasuk penyakit yang tidak bisa dianggap remeh, karena penyakit
ini menyerang alat kelamin.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pergaulan Bebas (sex bebas) mempunyai banyak dampak yang negative
daripada positifnya bagi para remaja. Selain itu telah banyak korban yang di
sebabkan oleh pergaulan bebas (sex bebas) seperti terinfeksinya orang oleh
penyakit HIV/AIDS yang merupakan penyakit yang sangat mengerikan dan
sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan orang yang sudah
terinfeksi penyakit ini. Dan walaupu terkena penyakit lain yang mungkin ada
obatnya lebih baik para remaja untuk mencegah sebelum terlambat.
5.2 Saran
Sebaiknya para remaja menjauh dari pergaulan bebas (sex bebas) dan harus
lebih mengerti bahwa pergaulan bebas (sex bebas) bukanlah budaya timur dan
tidak ada dampak positif untuk kaum remaja. Dan para orang tua disarankan
untuk lebih memperhatikan anaknya sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://contoh-karya-tulis.blogspot.com/2013/03/kumpulan-contoh-
karya-ilmiah remaja- lengkap.html
http://konsling.blogspot.com/2012/07/dampak-negatif-seks-bebas-untuk
remaja.html
http://www.kaskus.co.id/thread/51a39f346112432d3100000f/dampak-
seks-bebas-pada-remaja http://ninahamzah.wordpress.com/akibat-
terjadinya-pergaulan-bebas/
http://www.slideshare.net/082163646064/dampak-prilaku-seks-bebas-
bagi-kesehatan-remaja- kelompok-periadi
RIWAYAT HIDUP