Anda di halaman 1dari 26

Karya Tulis Ilmiah

DAMPAK PERGAULAN BEBAS TERHADAP


MENTALITAS DAN KESEHATAN
PADA REMAJA

Oleh

Nama : Amelda
Kelas : XI IPS 1
Nomor Urut : 03

2023
KATA PENGANTAR
‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم‬
ِ ‫ِبسْ ِم‬
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT , yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Dampak
Pergaulan Bebas Terhadap Mentalitas dan Kesehatan pada Usia tahun”. Karya
tulis ilmiah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua. Dengan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya maka
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormatkepada

Drs. H. Abd Kadir selaku guru yang telah memberi dorongan dan pengarahan
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah, kedua
orang tua yang tercinta yang selalu mendoakan, memotivasi serta menantikan
keberhasilansaya.
Segenap Bapak dan Ibu guru yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis
ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan penulis, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca atau yang
membutuhkannya.

Makassar, 28 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Batasan Masalah....................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.4 Tujuan Penulis........................................................................................................5
1.5 Manfaat Penulis......................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
2.1 Dampak Pergaulan Bebas......................................................................................6
2.2 Hipotesis..................................................................................................................8
2.3 Istilah.......................................................................................................................8
BAB III............................................................................................................................10
METODE PENELITIAN.................................................................................................10
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................................10
3.2 Metodologi Penelitian..........................................................................................10
3.4 Prosedur penelitian..............................................................................................10
BAB IV............................................................................................................................11
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................................11
4.1 Hasil Penelitian.....................................................................................................11
4.2 Pembahasan..........................................................................................................12
BAB V.............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................14
5.2 Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas
norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di
lingkungan maupun dari media massa. Remaja pada umur 12- 15 tahun adalah
individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang
benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan
teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi
muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Pemahaman remaja yang belum begitu
mengerti terhadap penyimpangan dalam pergaulan bebas yang berbahaya
terutama sex bebas. Membuat para remaja tidak berfikir secara logika tentang apa
yang tidak seharusnya mereka lakukan. Selain itu, banyak hal yang negatif dapat
terjadi jika remaja melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan sebelum
remaja tersebut menikah.

Namun, anggapan remaja sekarang yang sudah mengatakan bahwa pergaulan


bebas (sex bebas) itu sudah biasa dan merupakan tren menurut mereka. Pergaulan
bebas jaman sekarang semakin meresahkan dengan didukungnya teknologi yang
canggih dan informasi yang dapat member berbagai hal seperti yang seharusnya di
gunakan untuk fasilitas pendidikan, di salah gunakan oleh para remaja usia 12-15
tahun untuk melihat hal-hal yang seharusnya tidak mereka lihat seperti video atau
gambar yang tidak senonoh. Keingintahuan yang seharusnya dapat digunakan
untuk kebaikan menjadi berbanding terbalik, sehingga menimbulkan dampak
negatif. Dari hal tersebut, dikhawatirkan para remaja menjadi berbuat yang
menyalahi norma-norma agama dan sosial.
1.2 Batasan Masalah
Sesuai dengan uraian di atas, untuk memberikan batasan atau ruang lingkup.
Maka penulis menegaskan bahwa materi karya tulis ilmiah ini hanya pada dampak
pergaulan bebas (sex bebas) terhadap mentalitas dan kesehatan pada usia 12-15
tahun.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat di gunakan untuk menjadi pusat perhatian dan
kejadian adalah:

1. Apa dampak pergaulan bebas (sex bebas) terhadap kesehatan remaja


usia12-15 tahun?
2. Apa dampak pergaulan bebas (sex bebas) terhadap mentalitas remaja usia
12-15 tahun?

1.4 Tujuan Penulis


Berdasarkan masalah yang telah di rumuskan tujuan yang dicapai adalah:

1. Mengetahui dampak pergaulan bebas (sex bebas) terhadap kesehatan


remaja usia 12-15 tahun.
2. Mengetahui dampak pergaulan bebas (sex bebas) terhadap mentalitas dan
kesehatan remaja usia 12-15 tahun.

1.5 Manfaat Penulis


Berdasarkan uraian-uraian serta fakta-fakta dari penelitian pergaulan bebas
dalam pergaulan bebas adalah:

1. Menambah pengetahuan kepada para remaja dan para orang tua terhadap
dampak kesehatan pergaulan bebas.
2. Menambah pengetahuan kepada para remaja dan orang tua tentang
dampak pergaulan bebas terhadap mentalitas remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dampak Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas (sex bebas) mempunyai dampak terhadap mentalitas remaja
dan kesehatan. Dampak pergaulan bebas (sex bebas) dalam mentalitas remaja
adalah, sex bebas dapat meruntuhkan moral dan akhlaq, kenapa bisa begitu?
karena menonjolnya perilaku hewani pada seseorang menyebarkan sifat egoisme
dan sifat masa bodoh tanpa batas. Selain mempengaruhi mentalitas, pergaulan
bebas (sex bebas) mempunyai dampak terhadap kesehatan remaja tersebut. Seperti
tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune
Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah
satu penyebabnya akibat pergaulan bebas. Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia
termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah
pernah melakukan hubungan seksual. Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah
Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau
23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual. Mereka terdiri atas putra 27%
dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia
menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada
usia remaja.

Belum lama ini ada berita seputar tentang keinginan sekelompok masyarakat
agar aborsi dilegalkan, dengan dalih menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia.
Ini terjadi karena tiap tahunnya peningkatan kasus aborsi di Indonesia kian
meningkat, terbukti dengan pemberitaan di media massa atau TV setiap tayangan
pasti ada terungkap kasus aborsi. Jika hal ini di legalkan sebgaimana yang terjadi
di negara-negara Barat akan berakibat rusaknya tatanan agama, budaya dan adat
bangsa. Berarti telah hilang nilai-nilai moral serta norma yang telah lama
mendarah daging dalam masyarakat. Jika hal ini dilegal kan akan mendorong
terhadap pergaulan bebas yang lebih jauh dalam masyarakat. Orang tidak perlu
menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung jawab
kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Legalisasi aborsi bukan sekedar masalah-
masalah kesehatan reproduksi lokal Indonesia, tapi sudah termasuk salah satu
pemaksaan gaya hidup kapitalis sekuler yang dipropagandakan PBB melalui
ICDP (International Conference on Development and Population) tahun 1994 di
Kairo Mesir.

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami;


penderitaan mentalitas seperti kehilangan harga diri (82%), berteriak-teriak
histeris (51%), mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%), ingin bunuh diri
(28%), terjerat obat-obat terlarang (41%), dan tidak bisa menikmati hubungan
seksual (59%). Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang
janin dengan sengaja sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah).
Abortus terbagi dua; Pertama, Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi
secara tidak sengaja. Penyebabnya, kandungan lemah, kurangnya daya tahan
tubuh akibat aktivitas yang berlebihan, pola makan yang salah dan keracunan.
Kedua, Abortus provocatus yaitu aborsi yang disengaja. Disengaja maksudnya
adalah bahwa seorang wanita hamil sengaja menggugurkan kandungan/ janinnya
baik dengan sendiri atau dengan bantuan orang lain karena tidak menginginkan
kehadiran janin tersebut.

Tentunya dalam melakukan aborsi memiliki risiko penderitaan yang


berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita.
Tidakbenar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia tidak
merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat
menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan
karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan
terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan
secara fisik dan gangguan psikologis. Dan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis
oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan
dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi (karena melakukan sex
bebas) dan setelah melakukan aborsi adalah:

1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat.


2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan
cacat pada
6. anak berikutnya.
7. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita),
8. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
9. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
10. Kanker hati (Liver Cancer).
11. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya.
12. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy).
13. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
14. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Perilaku seks bebas adalah salah satu yang tidak dapat dipisahkan dari
pergaulan bebas. Remaja yang belum banyak ilmu tentang seks akan
melakukannya tanpa proteksi dan kehati-hatian. Inilah yang menimbulkan
beberapa penyakit pada tubuh kita. Berikut adalah dampak pergaulan bebas pada
kesehatan.

Penyakit reiter ini merupakan penyakit yang penularannya terjadi lewat hubungan
kelamin, ini sering ditemukan di wilayah Inggris dan Amerika Utara. Namun,
pada wilayah Eropa, Afrika, dan Asia, penyakit reiter ini lebih sering ditemukan
pada penderita disentri amuba, disentri basilus, dan diare non spesifik.
Penyakit sifilis ini disebabkan oleh Treponema pallidum, penyakit ini berbahaya
bagi kedua pasangan. Bagi ibu hamil juga dapat berbahaya karena akan
menyebabkan kecacatan lahir pada bayi dan bisa juga lahir dalam kondisi
meninggal.

Ini adalah penyakit menular yang dialami pria dan wanita setelah berhubungan
seks. Penyakit ini menimbulkan luka melepuh di area kelamin, bahkan penderita
penyakit herpes genitalis ini bisa saja tidak menimbulkan gejala.

Bagi yang bergejala biasanya ditandai dengan luka yang melepuh, gatal, dan sakit.
Gejala ini biasanya bisa saja kambuh dalam satu tahun. Namun dengan seiring
waktu karena kekebalan tubuh intensitas kambuhnya akan berkurang.

Bakteri yang menyebabkan penyakit ini muncul adalah Neisseria gonorrhoeae.


Bakteri ini menular karena hubungan seksual. Seseorang lebih mudah tertular
apabila sering ganti pasangan. Penyakit gonore ini tidak memiliki gejala bagi
wanita yang menderita penyakit ini.

Seperti pada penyakit kelamin lainnya. Penyakit ini dapat menular pada bayi dari
kandungan ibu hamil saat proses persalinan. Biasanya bayi yang tertular akan ada
keluhan pada mata.

Kondiloma akuminata ini dapat disebut juga dengan kutil kelamin. Penyakit ini
disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV). Penyakit ini biasanya
ditularkan karena berhubungan seks tanpa pengaman.

Dikutip dari alodokter, bahwa pria yang mengalami penyakit ini sebagian besar
berumur antara 17-30 tahun. Selain pria, wanita juga dapat mengalami penyakit
kutil kelamin ini. Jika dibiarkan saja, kondiloma akuminata ini dapat terus
membesar dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Penularan virus ini biasanya terjadi karena penggunaan mainan seks yang kurang
bersih. Selain itu dapat juga disebabkan karena gonta-ganti pasangan tanpa
kondom, dan juga pernah memiliki penyakit menular pada kelamin.

Trikomoniasis ini adalah penyakit kelamin menular yang oleh


parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit ini menular karena berhubungan seks
tanpa kondom. Penyakit ini umumnya tidak menimbulkan gejala, namun
seseorang yang menderita trikomoniasis ini dapat menularkan kepada orang lain.

Bila ada gejala pun penyakit ini biasanya akan muncul keluhan dalam 5-28 hari
setelah terinfeksi. Wanita yang terkena trikomoniasis ini ditandai dengan gejala
keputihan, keputihan warna kuning kehijauan, gatal, serta sakit saat berhubungan
seksual.Sedangkan pada pria yang terkena penyakit ini ditandai dengan bengkak
kemerahan di ujung penis, keluar cairan putih, dan sakit saat ejakulasi.

Klamidia adalah penyakit seksual menular yang disebabkan oleh


bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini dapat terjadi pada pria maupun
wanita. Bakteri ini bisa menularkan penyakit ke leher rahim (serviks), saluran
kencing, anus, tenggorokan, dan mata.

Klamidia tidak sulit untuk diobati jika penanganannya tepat. Namun, jika tidak
dapat penanganan yang cepat dan baik, penyakit ini berisiko pada kehamilan. Di
mana wanita yang memiliki penyakit klamidia akan sulit untuk hamil.

Gejala yang dialami wanita yang terkena penyakit ini seperti, sakit saat
berhubungan seks, ada rasa terbakar saat buang air kecil, pembengkakan di sekitar
vagina atau anus, dan iritasi di rektum. Sedangkan pada pria akan mengalami
gejala, rasa terbakar saat buang air kecil, penis mengeluarkan nanah, iritasi pada
rektum, dan testis bengkak.

Ulkus molle ini juga dapat disebut dengan chancroid. Infeksi bakteri ini dapat
terjadi pada pria dan wanita. Penyakit ini ditimbulkan oleh bakteri Haemophilus
ducreyi. Bakteri ini menyerang bagian luar kelamin yang menimbulkan luka dan
bintik kecil.

Pada pria gejala ulkus molle ini ditandai dengan benjolan merah pada penis, lalu
berubah menjadi luka dalam 1-2 hari setelah terinfeksi. Sedangkan pada wanita
umumnya memunculkan empat benjolan merah pada bagian labia yaitu, labia
anus, dan labia paha. Setelah menjadi luka, benjolan ini akan menimbulkan
sensasi terbakar.

Penyakit ini disebabkan karena infeksi bakteri Chlamydia trachomatis varian L1,


L2, dan L3. Ini adalah penyakit seksual menular. Penyakit ini dapat dialami oleh
siapa saja  yang aktif melakukan hubungan seksual sesama jenis. Dikutip dari
alodokter, penyakit ini lebih seringnya terjadi pada pria berumur 15-4 tahun.

Infeksi ini dapat menular melalui kontak langsung dengan orang yang memiliki
penyakit LGV ini. Gejala yang ditimbulkan akan muncul luka seperti borok yang
sangat dalam di sekitar dubur dan anus.

Granuloma inguinale ini adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri Klebsiella granulomatis. Penyakit ini dapat menginfeksi orang yang aktif
berhubungan seksual tanpa pengaman antara umur 20-40 tahun.
Granuloma inguinale ini dapat terinfeksi oleh bakteri ketika berhubungan seks
melalui vagina dan anus. Penyakit ini lebih sering terkena pada pria yang
berhubungan sesama jenis dibanding dengan heteroseksual.

Gejala yang timbul ketika terkena granuloma inguinale ini adalah timbul benjolan
merah kecil pada area kelamin. Perlahan-lahan benjolan ini akan membesar dan
pecah sehingga membentuk luka. Jika dibiarkan saja tanpa pengobatan, luka ini
akan menjadi jaringan parut yang permanen.

Human immunodeficiency virus (HIV) ini adalah virus yang menyerang kekebalan


tubuh. Virus ini juga didapat saat melakukan hubungan seks dengan bergonta-
ganti pasangan. Virus ini menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.

Jika tidak ditangani dengan serius maka virus ini akan berkembang menjadi AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome). Ini adalah penyakit yang fatal, penyakit
ini adalah tahap akhir dari HIV. Setelah berkembang menjadi AIDS tubuh sudah
tidak mampu lagi untuk melawan infeksi virus ini.

Saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan penderita HIV dan AIDS. Namun
ada obat yang hanya untuk memperlambat perkembangan dari penyakit itu. Ini
untuk meningkatkan harapan hidup dari penderita penyakit ini.

Dampak Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas ini jika terus dilakukan akan menimbulkan perubahan sudut
pandang terhadap fenomena hidup yang dijalani sekarang ini. Pergaulan bebas
memunculkan akibat untuk kondisi psikologis dan risiko kejiwaan yang sulit
untuk diobati. Berikut adalah dampak pergaulan bebas pada psikologis.

Dampak psikologis yang satu ini membuat orang yang menjalani pergaulan bebas
berpikir bahwa semua perilaku yang ia jalani adalah benar dan tidak merasa salah.
Perilaku buruk lainnya pun akan bertambah karena semakin terjerumusnya ke
dalam pergaulan bebas.

Seseorang akan mencoba berbagai perilaku yang buruk dari pergaulan bebas
seperti, minum alkohol, narkoba, mencuri, bahkan melakukan tindakan berbahaya
lainnya. Dalam hal ini harus ada orang lain untuk mengingatkannya dan menuntun
ke jalan yang benar.

Pada dampak ini pergaulan bebas akan dianggap sebagai hal yang biasa saja. Seks
bebas, kumpul kebo, akan menjadi hal yang lumrah bagi orang-orang yang telah
terjerumus pada pergaulan bebas.
Namun, jika menyesal setelah tahu akibatnya akan banyak dampak psikologis lain
yang ditimbulkan seperti, sulit mempercayai orang lain, merasa berdosa, benci diri
sendiri, dan perasaan tidak berharga. Ini akan memberi dampak trauma bagi orang
yang terjerumus pada pergaulan bebas.

Pergaulan bebas menyebabkan orang yang mengalaminya mengalami sulit untuk


berkonsentrasi. Mereka akan menjadi pemalas, sering lupa, dan hanya melamun
saja. Pekerjaan akan sering tertunda karena sudah tidak dapat fokus. Otak hanya
berpikir untuk melakukan hal-hal yang dilarang.

Pergaulan bebas ini menimbulkan halusinasi bagi orang yang sudah terjerumus.
Terutama orang yang mengonsumsi narkoba dan seks bebas. Mereka akan sering
berhalusinasi memikirkan penderitaan dalam dirinya. Mereka memikirkan
perasaan bersalah yang berlebihan dan tidak wajar yang akan mengganggu
kehidupannya.

Dampak Pergaulan Bebas Pada Pendidikan

Orang yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas akan sulit menentukan


fokusnya. Bahkan pendidikannya yang selama ini dijalani pun akan terbengkalai
begitu saja ketika sudah terjerumus dalam pergaulan bebas.

Orang-orang dalam pergaulan bebas ini akan lebih mementingkan hal yang
membuat ia senang dan melupakan kewajibannya. Ini membuat prestasi akademik
menurun, bahkan dapat menyebabkan tinggal kelas atau tidak lulus sekolah.

Ini juga disebabkan kurangnya pengawasan dari orang tua, anak menjadi lebih
suka di luar rumah untuk melakukan hal yang percuma dibanding belajar. Perilaku
ini akan sulit diperbaiki jika lingkungannya juga buruk.

Anak-anak sekolah yang masuk ke dalam pergaulan bebas pasti tidak asing lagi
dengan yang namanya tawuran. Tawuran ini adalah bentuk kekerasan antar geng
yang terjadi. Remaja yang memiliki teman-teman dan lingkungan yang tidak sehat
bisa saja menimbulkan ide untuk tawuran dengan sekolah lain.

Ini akan menjadi dampak buruk bagi diri sendiri dan tentunya sekolah. Dampak
pada diri sendiri menyangkut dengan keselamatan jiwa, kalau tidak selamat bisa
saja meninggal di tempat. Dampak untuk sekolah adalah tercorengnya nama
sekolah tersebut. Jika sampai ada murid yang melakukan kekerasan hingga
membunuh siswa sekolah lain maka sekolah tersebut akan malu dan bisa saja
turun akreditasinya.
Remaja yang lebih mengutamakan egonya untuk terus bersenang-senang dan
melakukan hal yang tidak penting ini juga akan menyebabkan dia putus sekolah.
Putus sekolah ini bisa saja terjadi karena kehendak pribadi dan sekolah.

Jika putus sekolah karena kehendak pribadi maka memang anak tersebut telah
terpengaruh dengan teman-temannya sehingga menjadikannya ia malas belajar
dan sekolah. Sedangkan kehendak sekolah maka anak tersebut melakukan hal-hal
yang sudah melewati batas peraturan sekolah, sehingga ia dikeluarkan.

Hamil di luar nikah banyak terjadi pada remaja yang terjerumus ke dalam
pergaulan bebas. Gaya berpacaran remaja yang kini kian tidak terkontrol
menyebabkan risiko kehamilan di usia muda bertambah. Mereka akan
bersembunyi di tempat tertentu untuk melakukan hubungan seks di usia remaja
itu.

Kejadian seperti ini juga meresahkan anggota keluarga karena takut putra atau
putrinya masuk ke dalam pergaulan bebas dan mengalami hamil di luar nikah.
Jika tidak diberi pendidikan seks dan norma-norma yang berlaku maka bisa saja
masuk ke dalam pergaulan bebas.

Hamil di luar nikah ini juga menyebabkan siswa putus sekolah. Sekolah tentunya
tidak akan menerima siswa yang sedang hamil, apalagi di luar pernikahan. Hal
tersebut juga dapat mencoreng nama baik sekolah.

Hamil pada usia remaja ini juga mengganggu risiko kesehatan, yang mana pada
usia remaja tubuh belum siap untuk memiliki bayi dan melakukan persalinan
nantinya.

Grameds, itulah beberapa penjelasan mengenai dampak dari pergaulan bebas.


Pergaulan bebas dapat memiliki dampak terhadap kesehatan, psikologis, dan juga
pendidikan. Kamu harus banyak membaca dan berhati-hati agar tidak terjerumus
dalam pergaulan bebas.

Untuk kamu yang ingin mengoleksi beberapa buku bacaan kamu bisa
mengunjungi Gramedia. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas telah
menyediakan buku-buku berkualitas untuk kamu. Yuk, beli bukunya sekarang
juga!
Ciri-ciri Fisik dan Psikologis

           Bila merujuk pada psikologi perkembangan akan kita temukan pembagian


tahap perkembangan psikologis kita menjadi tiga tahap: sembilan tahun pertama,
sembilan tahun kedua dan sembilan tahun ketiga. Sembilan tahun pertama dalam
kehidupan kita dapat disebut sebagai masa kanak-kanak. Pada masa ini kita
hamper sepenuhnya bergantung pada perhatian dan bimbingan orang lain,
utamanya orangtua kita. Dari persoalan mandi, makan, apa yg kita pakai, pilihan
sekolah, dan teman hamper semuanya di pengaruhi oleh keputusan dan kebijakan
orangtua kita. Masa kanak-kanak ditandai dengan perkembangan dan
pertumbuhan fisik yg sangat cepat: mulai dari belajar telungkup, merangkak,
berjalan, berbicara, dan berpikir. Usia remaja berada pada perkembangan
psikologis kedua dan sembilan tahun kedua setelah kita melewati masa kanak-
kanak. Pada masa ini kita mulai diajari tantang kemandirian dan bagaimana
membuat keputusan untuk diri kita sendiri. Selain itu, karakteristik umum dari
pertumbuhan dan perkembangan fisik kita pada periode usia ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:

           Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada umumnya lambat dan
mantap; pertumbuhan yang sangat cepat pada masa kanak-kanak telah selesai dan
perubahan-perubahan menginjak usia remaja mulai tampak. Pada usia ini kita
cenderung mengalami perubahan hormonal,berupa perubahan suara, mulai
tumbuhnya bulu-bulu di bagian tubuh tertentu, dan penonjolan-penonjolan pada
bagian tubuh tertentu bagi perempuan.        

 Pada tingkat usia ini system peredarn darah, pencernaan dan pernapasan sudah
berfungsi secara lengkap meskipun pertumbuhan masih terus berlanjut. Parui-paru
kita sudah hampir berkembang secara lengkap dan tingkat respirasi orang dewasa.
Tekanan darah meningkat menjadi sedikit lebih rendah dari pada tekanan orang
dewasa. Otak dan urat syaraf tulang belakang ( spinal cord ) menjadi orang
dewasa pada usia 10 tahun, tetapi perkembangan sel-sel yg berkaitan dengan
perkembangan mental belum sempurna dan terus berlanjut selama beberapa tahun
kemudian. Pada usia 10 thun, mata kita telah mencapai ukuran dewasa dan
fungsinya sudah berkembang secara maksimal.

           Masa remaja adalah saat ketika kita tidak lagi menjadi kanak-kanak, tetapi
belum memasuki usia dewasa. Meskipun begitu, ada juga di antara kita, remaja,
yg kekanak-kanakan atau remaja yg sudah mampu berpikir layaknya orang
dewasa. Saat masih kanak-kanak hamper sepenuhnya kita bergantung pada orang
lain, terutama orangtua atau wali kita. Masa kanak-kanak adalah masa
“ketergantungan aktif” ketika kita sepenuhnya mengharapkan kasih-sayang dan
perhatian orang lain. Tetapi pada masa kanak-kanak kita juga sadar tantang
ketergantungan kita dan berjuang untuk membebaskan diri meskipun kita tidak
sepenuhnya menyadari: bebas dari apa atau kebebasan untuk apa ? Secara tidak
langsung kita menjadi sadar bahwa, meminjam ungkapan Norton, selam ini kita
telah “salah-diidentifikasi,” bahwa kita selama ini bukan “budak”, bahwa kita
adalah pribadi-pribadi yang sama dengan “orang lain” dalam kehidupan kita-
bukan sekedar “derivasi-derivasi”. Kita menjadi tergugah untuk menemukan diri 
kita. Ketergugahan dan keingintahuan itulah yg merupakan titik yg akan
menjembatani antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Tetapi bahkan masa
kanak-kanak kita yg diaktualisasikan secara lengkap pun belum dpat
mempersiapkan diri kita secara baik untuk menghadapi masa remaja. Tahap
krhidupan baru Ini memiliki nilai-nilai yg sama sekali unik, demikian juga dengan
kewajiban-kewajiban dan kebajikan-kebajikannya. Masa remaja menuntut sebuah
kehidupan baru yg lebih agresif dimana apa yg telah kita pelajari pada masa
kanak-kanak hanya memeliki sedikit peran dan pengaruh.

           Masa remaja juga biasanya dikaitkan dengan masa “puber” atau pubertas.
Istilah “puber” kependekan dari “pubertas”, berasal dri bahasa Latin. Pubertas
berarti kelaki-lakian dan menunjukan kedewasaan yg dilandasi oleh sifat-sifat
kelaki-lakian dan ditandai oleh kematangan fisik. Istilah “puber” sendiri berasal
dari akar kata ”pubes”, yg berarti rambut-rambut kemaluan, yg menandakan
kematangan fisik. Dengan demikian, masa pubertas meliputi masa peralihan dari
masa anak sampai tercapainya kematangan fisik, yakni dari umur 12 tahun sampai
15 tahun. Pada masa ini terutama terlihat perubahan-perubahan jasmaniah
berkaitan dengan proses kematangn jenis kelamin. Terlihat pula adanya
perkembangan psikososial berhubungan dengan ber fungsinya kita dalam
lingkungan social, yakni dengan melepaskan diri dari ketergantungan penuh
kepada orangtua, pembentukan rencana hidup dan system nilai-nilai yg baru.
Dalam literature Barat, remaja juga disebu sebagai adolescent dan masa remaja
disebut sebagai adolescentia atau adolesensia. Beberapa tokoh psikologi
menekankan pembahasan tentang adolesensia atau masa remaja pada perubahan-
perubahan penting yg terjadi di dalamnya. Jean Piaget, misalnya, lebih menitik
beratkan pada perubahan-perubahan yg dianggap penting dengan memandang
“adolesensia” sebagai suatu fase kehidupan, dengan terjadinya perubahan-
perubahan penting pada fungsi inteligensia, yr tercakup dalam aspek kognitif
seseorang. Tokoh lain, Ana Freud, menggambarkan masa adolesensia sebagai
suatu proses perkembangan yg meliputi perubahan-perubahan berhubungan
dengan perkembangan psikoseksual, perubahan dalam hubungan kita dengan
orangtua dan cita-cita. F. Neidhart juga melihat masa adolesensia sebagai masa
peralihan ditintau dari kedudukan ketergantungannya dalam keluarga menuju ke
kehidupan dengan kedudukan “mandiri”.

     Sedangkan E. H. Erikson mengemukakan timbulnya perasaan baru tentang


identitas dalam diri kita pada masa adolesensia. Terbentuknya gaya hidup tertentu
sehubungan dengan penempatan diri kita, yg tetap dapat dikenal oleh lingkungan
walaupun telah mengalami perubahan baik pada diri kita maupun kehidipan
sehari-hari.
           Dalam pembahasan kemudian, istilah “adolesensia” diartikan sebagai
“masa remaja” dengan pengertian yg luas, meliputi seluruh perubahan yg terjadi
di dalamnya. Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa, yakni antara usia 12 sampai 21 tahun. Mengingat pengertian remaja
tersebut meninjukan pada masa peralihan sampai tercapainya masa dewasa, maka
sulit menentukan batasan umurnya. Tetapi setidaknya dapat dikatakan bahwa
masa remaja dimulai pada saat timbulnya perubahan-perubahan berkaitan dengan
tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada usia 11 tahun atau mungkin 12 tahun
pada anak permpuan sedangkan pada anak laki-lakinumumnya terjadi di atas 12
tahun. 2.3 Mengenali Kebutuhan-kebutuhan [ Psikologis ] Remaja

           Konsepsi “ kebutuhan pada hakikatnya lrbih berkaitan dengan implikasi-


implikasi social dari pada sekedar sebuah penggambaran tentang perilaku manusia
berkaitan dengan insting-insting yg dimilikinya. Insting, berdasarkan definisinya,
merupakan sebuah atribut bagi seseorang individu. Kebutuhan mengisyaratkan
kerjasama ( cooperation ) kelompok untuk dapat memenuhinya. Ia mengarahkan
perhatian dari individu kepada masyarakatnya dengan cara-cara yg, jika
diperlukan, mungkun digunakan oleh suatu kelompok untuk memodifikasi
metodo-metodenya dengan harapan mendapatkan pelbagai perubahan yg
dihasilkan dalam reaksi seorang individu.

Pelbagai jenis kebutuhan kita sebagai remaja selama ini telah di kompilasikan
dari kebutuhan-kebutuhan psikologis mendasar. Salah satu penjelasan paling awal
mengenai kebutuhan-kebutuhan remaja adalah bahwa pada mas remaja pada
umumnya kita merindukan pengalaman baru, rasa aman, resons, dan pengakuan.
Di usia ini kita seringkali merasa bahwa rumah tempat kita tinggal telah memberi
kita monotomi [bukan otonomi], rasa tidak aman dan penolakan. Penyimpangan
yg kita lakukan kadang-kadang dapat digambarkan sebagai upaya yg salah arah
untuk menenukan kepuasan atau pemenuhan atas keinginan-keinginan kita yg
paling fundamental. Salah satu kebutuhan psikologis kita yg paling penting dan
juga kebutuhan seluruh manusi adalah peneromaan oleh kelompoksosial di
sekitarnya. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan kasih saying dalam
lingkungan dekat dalam rumah, penghormatan di antara teman-teman kita sebaya
dan apresiasi dari orangtua atau guru-guru yg mengajar kita. Kebutuhan ini
mengambil bentuk-bentuk yg berbeda pada tahap-tahap usia yg berbeda dan
dalam hubunganya dengan orang-orang berbeda. Tetapi kebutuhan ini tampaknya
muncul dari watak esensial manusia sebagai makhluk social sebagai anggota
kelompok sosisal tertentu. Pengalaman akan penerimaan ini pada masa balita dan
kanak-kanak mengarahkan pada rasa aman yg kemudian membentuk salah satu
bahan penting untuk kesehatan mental semangat juang dari warga sipil atau
tentara yg karena diperkuat oleh perasaan ini, mampu menghadapi pelbagai
kesulitan dan kekecewaan tanpa kecemasan yg berlebihan. Hilanhnya perasaan ini
pada umumnya akn diikuti oleh rsa tertekan yg kemudian dapat memeunculkan
penyimpangan dan disharmoni mental. Anak-anak yg ditolak atau tidak
diinginkan pada masa balitanya lebih besar kemungkinanya untuk menjadi nak-
anak yg sulit diatur dan akan menyulitkan para gurunya pda usia sekolah. 

Bersamaan dengan kebutuhan ini, manusia pada umumnya juga memiliki


kebutuhan untuk “memberi dan menerima” untuk menunjukan rasa kasih saying,
merasakan penghormatan, mengekspresikan penghargaan Pelbagai studi kasus yg
dilakukakn C.M. Fleming, misalnya, menunjukan efek-efek yg merugikan akibat
dihalanginya komplemen atas penerimaan oleh kelompok sosial ini. Hilangnya
rasa ini larangan atas kasih saying dalam bentuk ekstrem mengarah pada penekana
yg berlebihan atas nilai kepuasaan-kepuasaan pengganti semisal hasrat yg besar
akan kekuasaa ataau atas kesenangan.

Kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan untuk mempelajari hal-hal baru


kebutuhan untuk mengalami “petualangan-petualangan segar”.Kebutuhan ini
terkait erat dengan impuls organisme manusia terhadap pertumbuhan dan
perkembangan; tetapi tidak terbatas hanya pada pertumbuhan fisikal semata.
Kebutuhan ini tampaknya dirasakan secara terus-menerus sebagai atribut umat
manusia dari kelahiran hingga kematiannya. Pada masa kanak-kanak, kebutuhan
ini ditunjukan sebagai eksplorasi atas ruangan, rumah, atau jalan. Pada tahap
selanjutnya, kebutuhan ini kemudian meluas hingga mencakup pengalaman-
pengalaman baru di sekolah dan lingkungan; dan, pada masa remaja atau dewasa,
kebutuhan ini secara potensial meluas sampai pada batas-batas pengetahuan
mengenai suku, bangsa atau ras. Penaklukannya dari satu langkah menuju langkah
lainnya ditandai dengan pengalaman akan hasilan pengakuan yg diberikan olah
kelompok, atau individu itu sendiri, pada fakta bahwa sebuah kemenangan baru
telah diraih.

Yang sepadan dengan kebutuhan ini adalah kebutuhan akan pemahaman


pencarian jawaban atas pelbagai pertanyaan berkaitan dengan apa yg sedang
terjadi, dan, (dalam peradabanyg kita kenal dengan baik), dari usia empat atau
lima tahun dan seterusnya, pertanyaan berkaitan dengan mengapa hal-hal itu
terjadi seperti sekarang ini. Pertanyaan-pertanyaan metafisikal seseorang anak
kecil secara langsung sejalan dengan pemikiran keagamaan atau filosofis dari
seorang remaja atau dewasa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tampaknya
diasosiasikan dengan kebutuhan yg selalu hadir dengan mendapatkan wawasan
berkaitan dengan pengalaman yg terus berubah dan kesalingterkaitan yg juga terus
bergeser daru umat manusia sebagai makhluk sosial dalam pelbagai kelompok
sosial dimana anak itu merupakan salah seorang anggotanya. 
Kebutuhan lain yg melengkapi kebutuhan akan petualangan dan pemahaman
ini adalah kebutuhan untuk melaksanakan tanggung jawab dalam jenis tertentu
untuk memberi sumbangan secara progresif melalui tindakan tertentu bagi
kesejahteraan kelompok. Seorang anak kecil yg berbahagia dalam kehidupan
keluarganya pada umumnya dapat dilibatkan untuk melakukan kerjasama aktif
dalam kehidupan keluarga. Seorang anak kecil sebaiknya diizinkan untuk berbagi
“tugas-tugas ringan” dengan ibu atau ayahnya, maupun dengan saudara-
saudaranya. Hal ini dimaksudkan untuk memupuk rasa percaya diri dan tanggung
jawab pada si anak agar si anak merasa aman dan nyaman di rumahnya sendiri.
Kebutuhan-kebutuhan yg kita miliki sebagai remaja mempunyai keterkaitan satu
sama lain yg tidak dapat dipisahkan.

Akibat persepsi dan pemaknaan yg keliru tentang cinta, tidak jarang kita terlibat
dalam pergaulan yg terlalu bebas dan permisif. Apapun boleh dilakukan, asal
dilakukan atas dasar suka sama suka. Tidak ada lagi pertimbangan tentang sebab
dan akibat. Tidak ada lagi pertimbangan berdasarkan hati nurani dan akal sehat.
Dengan dalih cinta, apa pun akan dilakukan. Biasanya kita baru merasa sadar
ketika efek atau akibat dari pergaulan bebas tersebut membawa dampak yg
negative semisal kehamilan di luar nikah, perasaan minder akibat kita merasa
tidak seperti remaja-remaja lain yg masih “bersih”.

Meskipun angka kehamilan remaja yg belum menikah sulit untuk diketahui


dengan pasti akibat belum adanya statistik mengenai kehamilan remaja belum
menikah, akan tetapi, dari pelbagai berita di media massa, baik cetak maupun
elektronik, dan hasil-hasil penelitian mengenai kehamilan di luar nikah, terlepas
dari keabsahan penelitian tersebut, menunjukan kecenderungan bahwa kehamilan
remaja di luar nikah cenderung selalu meningkat dari tahu ke tahun.

Yayah Khisbiyah (1994), misalnya, mengutip pelbagai hasil penelitian yg


menunjukkan intensitas angka kehamilan remaja di luar nikah. Lembaga
konseling remaja, Sahabat Remaja, menemukan dari pelbagai kasus yg mereka
tangani pada tahun 1990 dijumpai ada 80 remaja usia 14-24 tahun yg hamil
sebelum nikah. Penalitian di Manado yg dilaporkan oleh Warouw mengambil 663
sampel secara acak dari 3.106 orang meminta induksi haid ditemukan sebanyak
472 responden yg belum menikah (71,3%) mengalami kehamilan yg tidak
dikehendaki (unwanted pregnancy). Dari jumlah tersebut, 291 responden (28,8%)
berusia 14-19 tahun, 345 responden (52%) berusia 20-24 tahun.

Penelitian lain yg dikutip Khisbiyah adalah penelitian yg dilakukan


Widyantoro pada tahun 1989 di Jakarta dan Bali. Widyantoro menemukan 405
kasus kehamilan tak dikehendaki yg terkumpul di klinik WKBT di dua kota
tersebut selama satu tahun. Dari data yg terkumpul terungkap bahwa 95 persen
kehamialn adalah kehamilan pada remaja berusia 15-25 tahun. Dari segi
pendidikan, 47 persen remaja tersebut duduk di tingkat SLTP dan SLTA.
Selanjutnya Khisbiyah melaporkan bahwa data dari klinik dan praktik dokter di
sekitar kabupaten Magelang diduga ada sekitar 1456 kasus kehamilan remaja
dalam setahun. Tentu saja kasus yg terjadi sebenarnya berbeda dari laporan
penelitian tersebut. Boleh jadi angkanya jauh lebih besar mengingat ada sebagian
kasus yg luput dari penelitian atau tidak terdektesi oleh klinik atau dokter
setempat karena mereka dating ke “tempat lain” untuk melakukan “pengobatan”.

Jika sinyalemen ini bener, maka selayaknya kita merasa prihatin dan mencari
penangan atas masalah tersebut secara lebih serius dan komprehensif. Kehamilan
remaja di luar nikah tidak hanya membawa dampak negatif bagi si calon ibu,
tetapi juag bagi anak yg di kandungnya. Selain itu, keluarga dari remaja yg hamil
di luar nikah itu pun akan mengalami tekanan batin tertentu mumgkin akan
diterima oleh si remaja maupun keluarganya. Rasa malu pada tetangga dan teman-
teman merupakan penderitaan batin tersendiri yg harus ditanggung si remaja dan
keluarganya. Meskipun ada sebagian orang yg tidak malu dengan kehamilannya di
luar nikah.Dalam islam, jelas sekali Al-Qur’an melarang perzinahan karena
dampak buruk yg diakibatkannya. Ayat-ayat yg melarang zina antara lain
adalah,Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah Suatu
perbuatan yang keji dan jalan yang sangat buru (Al-Isra’:32).Dan terhadap wanita-
wanita yg mengerjakan perbuatan keji (zina), Hendaklah ada empat orang saksi di
antara kamu (yang menyaksi-Kannya). Kemudian apabila mereka telah
memberikan persaksian, Maka kurunglah wanita-wanita itu dalam rumah sampai
menemui Ajalnya, atau sampai Allah memberikan jalan yg lain kepada mereka
(An-Nisa’:15).Meskipun persoalan tafsir dan pemahaman atas ayat tersebut masih
dapat diperdebatkan, tetapi yg jelas zina zina memberikan dampak buruk dan
perbuatan yg tidak layak dilakukan. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif
yg dapat ditimbulkan dari kehamilan di usia remaja, utamanya yg menyakut
perkenbangan bayi yg akan dilahirkan sebagai manusia.

2.2 Hipotesis

Menurut pendapat penulis bahwa pergaulan bebas (sex bebas) menimbulkan


banyak bahaya negative daripada bahaya positif terhadap mentalitas dan
kesehatan remaja pada usia 12-15 tahun.

2.3 Istilah
1. Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome
2. (HIV/AIDS)
3. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
4. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
5. Kanker hati (Liver Cancer).
6. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy).
7. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
8. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
9. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
10. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations)
11. Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak sengaja.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Man 2 Kota Makassar pada hari senin 19 februari
202.

3.2 Metodologi Penelitian


Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode wawancara
2. Metode kajian pustaka
3. Subjek penelitian. Orang yang menjadi subjek penelitian adalah seorang
perawat yang bernama suster sulis

3.4 Prosedur penelitian


Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Perencanaan, mencari dan menemukan sumber untuk melakukan


wanwancara.
2. Tahap Persiapan. Dalam tahap ini dilakukan:
a) Menyiapkan daftar pertanyaan yang di gunakan untuk wawancara

b) Membuat table untuk di isi hasil penelitian

3. Tahap Pelaksanaan. Dalam tahap ini:

a) Menanyakan kepada subjek penelitian sesuai daftar pertanyaan yang


telah dibuat sebelum wawancara.

b) Mencatat rangkuman tentang pokok-pokok informasi setiap jawaban


dari subjek pelitian.

c) Menyalin pokok-pokok informasi dan mengambil hal-hal yang penting


saja dari hasil wawancara.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah melakukan wawancara kepada dokter sulis, penulis memperoleh hasil
sebagai berikut: NARASUMBER: Suster Sulis Menurut Suster Sulis banyak
sekali dampaknya terutama mentalitas dan kesehatan. Dan sebagai berikut
dampaknya;

1. Penderitaan kehilangan harga diri,


2. Berteriak-teriak histeris
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi,
4. Ingin bunuh diri,
5. Terjerat obat-obat terlarang dan tidak bisa menikmati hubungan seksual
6. Perasaan dihantui dosa
7. Perasaan takut hamil,
8. Lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah
menika
9. Penghinaan terhadap masyarakat. -Kematian mendadak karena pendarahan
hebat.
10. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
11. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
12. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
13. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan
cacat pada
14. anak berikutnya.
15. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita),
16. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
17. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
18. Kanker hati (Liver Cancer).
19. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada
20. anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
21. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy).
22. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
23. Inveksi rahim
24. Sifilis/Raja Singa
25. Gonore/GO
26. Herpes Genitalis
27. HIV/AIDS
28. Trichomoniasis
29. Jengger Ayam atau Kutil di kelamin (Genital wart)
30. Klamidia
31. Herpes Genital
4.2 Pembahasan
Pada penelitian, dampak terhadap mentalitas dan kesehatan remaja pada usia
12- 15 tahun seperti dampak mentalitas penderitaan kehilangan harga diri,
berteriak-teriak histeris, mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi, ingin bunuh diri
,Terjerat obat-obat terlarang, dan tidak bisa menikmati hubungan seksual. Dan
kesehatan seperti Kematian mendadak karena pendarahan hebat. Kematian
mendadak karena pembiusan yang gagal. Kematian secara lambat akibat infeksi
serius disekitar kandungan. Rahim yang sobek (Uterine Perforation). Kerusakan
leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita), Kanker indung telur (Ovarian Cancer). Kanker leher rahim (Cervical
Cancer). Kanker hati (Liver Cancer).

Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan


cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy).
Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease). Inveksi rahim. HIV/AIDS.
Trichomoniasis jengger Ayam atau Kutil di kelamin (Genital wart), lamidia,herpes
genital Dari hasil penelitian terhadap dampak mentalitas dan kesehatan remaja
pada usia 12-15 tahun ditemukan banyak hal negative yang berpengaruh seperti
pada mentalitas, kehilangan harga diri yang ratingnya paling tinggi menunjukkan
mentalitas yang turun akibat pergaulan bebas (sex bebas) begitu juga dengan
penurunan mentalitas lain seperti berteriak-teriak histeris, mimpi buruk berkali-
kali mengenai bayi, ingin bunuh diri, Terjerat obat-obat terlarang , dan tidak bisa
menikmati hubungan seksual.

Semua itu dampak dari pergaulan bebas (sex bebas) yang dilakukan oleh para
remaja sebelum pada waktu yang seharusnya dimana remaja tersebut dapat
melakukannya dengan cara yang benar. Dan dampak pergaulan bebas (sex bebas)
pada kesehatan adalah HIV/AIDS (yang paling dominan dan paling berbahaya),
tentu sudah pasti dalam penyakit ini menjadi dampak yang sangat mematikan
karena jika sudah terinfeksi oleh virus ini, semua keturunan (orang yang
terinfeksi) akan mengidap virus yang sama begitu juga dengan orang yang
menerima darah dari orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS juga akan terinfeksi
HIV/AIDS. Selain dari penyakit HIV/AIDS terdapat penyakit lain seperti penyakit
kelamin yang termasuk penyakit yang tidak bisa dianggap remeh, karena penyakit
ini menyerang alat kelamin.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pergaulan Bebas (sex bebas) mempunyai banyak dampak yang negative
daripada positifnya bagi para remaja. Selain itu telah banyak korban yang di
sebabkan oleh pergaulan bebas (sex bebas) seperti terinfeksinya orang oleh
penyakit HIV/AIDS yang merupakan penyakit yang sangat mengerikan dan
sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan orang yang sudah
terinfeksi penyakit ini. Dan walaupu terkena penyakit lain yang mungkin ada
obatnya lebih baik para remaja untuk mencegah sebelum terlambat.

5.2 Saran
Sebaiknya para remaja menjauh dari pergaulan bebas (sex bebas) dan harus
lebih mengerti bahwa pergaulan bebas (sex bebas) bukanlah budaya timur dan
tidak ada dampak positif untuk kaum remaja. Dan para orang tua disarankan
untuk lebih memperhatikan anaknya sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://contoh-karya-tulis.blogspot.com/2013/03/kumpulan-contoh-
karya-ilmiah remaja- lengkap.html
http://konsling.blogspot.com/2012/07/dampak-negatif-seks-bebas-untuk
remaja.html
http://www.kaskus.co.id/thread/51a39f346112432d3100000f/dampak-
seks-bebas-pada-remaja http://ninahamzah.wordpress.com/akibat-
terjadinya-pergaulan-bebas/
http://www.slideshare.net/082163646064/dampak-prilaku-seks-bebas-
bagi-kesehatan-remaja- kelompok-periadi
RIWAYAT HIDUP

Amelda lahir di kota Makassar, Provensi Sulawesi Selatan pada


tanggal 16 Maret 2006. Penulis lahir dari pasangan H,Saing dg.lesu
dan Hj.Bunga dan merupakan anak bungsu dari dua bersaudara
yakni Asrian Isradani
Pada tahun 2011 penulis masuk TK Aisyiyah bustanulathfal dan
lulus pada tahun 2012.Kemudian melanjutkan Sekolah Dasar SD
Pada Tahun 2012 dan Lulus pada tahun 2018. Kemudian
melanjutkan sekolah tingkat pertama pada tahun yang sama di
SMP Negeri 40 Makassar dan lulus tiga tahun kemudian pada tahun 2020. Selanjutnya
masuk pada sekolah menengah akhir di SMA Man 2 Kota Makassar dan lulus pada tahun
2024.

Anda mungkin juga menyukai