Anda di halaman 1dari 7

Hukum

Eko Prasetyo
Tata Negara
Darurat
DUA MACAM
HUKUM TATA NEGARA DARURAT

STATSNOODRECHT SUBJECTIP STATSNOODRECHT OBJETIP


HTND NEGATIVE; HAK NEGARA DALAM HTND OBYEKTIF: HUKUM YANG BERLAKU SEMASA
KEADAAN DARURAT UTK BERTINDAK , NEGARA BERADA DALAM KEADAAN DARURAT,
BERLAWANAN DENGAN UU DAN DAPAT MERUPAKAN UU YG TERTULIS
BERTENTANGAN DENGAN UUD hak subyektif diaktifkan menjadi HTND obyektif
hak yang melekat pada negara untuk mengambil PASAL 22 UUD 1945: KEADAAN DARURAT HARUS
Tindakan darurat DALAM BENTUK PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UU, MEKANISMENYA HRS ADA
TUJUAN: MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA PERSETUJUAN DARI DPR
YANG TERANCAM KARENA KEADAAN BAHAYA
Perpu no 23 tahun 1959
PASAL 12 UUD 1945: PRESIDEN MENYATAKAN UU no 24 tahun 2007 tg Penanggulangan Bencana
KEADAAN BAHAYA
UU no 6 tahun 2018 tg Kekarantinaan Kesehatan
Sallus Publica Supreme Lex: kepentingan umum
harus diutamakan Perpu no 1 tahun 2020 tg Kebijakan Keuangan Negara
UU No. 7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik
Sosial
AZAS-AZAS
HUKUM TATA NEGARA DARURAT

Sallus Publica Supreme Lex: kepentingan STATSNOODRECHT SUBJECTIP


umum harus diutamakan
HTND NEGATIVE; HAK NEGARA DALAM
HTND OBYEKTIF: HUKUM YANG BERLAKU KEADAAN DARURAT UTK BERTINDAK ,
SEMASA NEGARA BERADA DALAM BERLAWANAN DENGAN UU DAN DAPAT
KEADAAN DARURAT, MERUPAKAN UU YG BERTENTANGAN DENGAN UUD
TERTULIS
TUJUAN: MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA
PASAL 22 UUD 1945: KEADAAN DARURAT YANG TERANCAM KARENA KEADAAN
HARUS DALAM BENTUK PERATURAN BAHAYA
PEMERINTAH PENGGANTI UU,
MEKANISMENYA HRS ADA PERSETUJUAN PASAL 12 UUD 1945: PRESIDEN
DARI DPR MENYATAKAN KEADAAN BAHAYA
HAK ASASI DALAM
HUKUM TATA NEGARA DARURAT

instrumen yang di anggap utama yang mengatur pemberlakuan keadaan darurat ini ada tiga,
1) Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia atau European Convertion Human Rights (ECHR) 1950;
2) Konvensi Inter-Amerika tentang Hak Asasi Manusia atau Inter-American Convention Human Right (IACHR) 1969;
3) Konvenan Internasional Hak-Hak Sipil atau International Convenant on Civil adn Political Rights (ICCPR) Perserikatan Bangsa-Bangsa
1966.

Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 1959, “Presiden/Panglima tertinngi angkatan perang menyatakan seluruh atau sebagian dari
wilayah Negara Republik Indonesia dalam keadaan bahaya dengan tingkatan darurat sipil atau keadaaan darurat militer atau keadaan
darurat perang apabila:100
a) Keamanan atau ketertiban hukum diseluruh wilayah atau disebagian wilayah Negara Republik Indonesia terancam oleh
pemberontakan, kerusuhan-kerusuhan atau akibat bencana alam sehingga dikhawatirkan tidak dapat diatasi oleh alat-alat perlengkapan
secara biasa;
b) Timbul perang atau bahaya perang atau dikhawatirkan perkosaan wilayah Negara Republik Indonesia dengan cara apapun juga; dan
c) Hidup negara berada dalam keadaan bahaya atau dari keadaan-keadaan khusus ternyata ada atau dikhawatirkan ada gejala-gejala
yang dapat membahayakan hidup negara.
HAK ASASI DALAM
HUKUM TATA NEGARA DARURAT

Presiden memegang kekuasaan sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan, terdapat beberapa prinsip pokok dalam sistem pemerintahan presidensil
yang bersifat universal yaitu109:
1) Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang kekuasaan eksekutif dan legislatif;
2) Presiden merupakan eksekutif tunggal, kekuasaan eksekutif Presiden tidak terbagi dan hanya Presiden dan Wakil Presiden;
3) Kepala pemerintahan adalah sekaligus kepala negara;
4) Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu atau sebagai bawahan yang bertanggung jawab kepadanya;
5) Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif dan demikian pula sebaliknya;
6) Presiden tidak dapat membubarkan ataupun memaksa parlemen;
7) Jika dalam sistem parlementer berlaku prinsip supremasi parlemen, maka dalam sistem presidensil berlaku prinsip supremasi konstitusi. Karena itu, pemerintahan
eksekutif bertanggung jawab kepada konstitusi;
8) Eksekutif bertanggung jawab langsung kepada rakyat yang berdaulat; dan
9) Kekuasaan tersebar secara tidak terpusat seperti dalam sistem parlementer yang terpusat pada parlemen.

Kekuasaan Presiden berdasarkan UUD RI Tahun 1945 meliputi kekuasaan administratif, legislatif, yudikatif, militer, dan kekuasaan diplomatik.

Negara dalam keadaan darurat bisa mengurangi sebagian dari hak asasi manusia. Namun negara tidak boleh mengurangi sedikit pun hak dasar manusia (non derogable
rights). Berikut ini hak dasar manusia: a). hak untuk hidup; b). hak untuk tidak disiksa; c). hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani; d). hak beragama; e). hak untuk tidak
diperbudak; f). hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum; g). hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut. 1
FUNGSI HUKUM
HUKUM TATA NEGARA DARURAT POSITIF
SUBYEK HUKUM
HUKUM TATA NEGARA DARURAT POSITIF

Pasal 12 Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan


bahaya ditetapkan dengan undang-undang.

Presiden adalah pihak yang diberikan kekuasaan dan kewenangan dalam menentukan
keadaan bahaya.

Tidak ada subyek lain yang ditentukan oleh konstitusi sebagai subyek hukum HTND

Anda mungkin juga menyukai