Kelompok 5 Kepribadian Dan Nilai Individu Dalam Organisasi
Kelompok 5 Kepribadian Dan Nilai Individu Dalam Organisasi
PERILAKU ORGANISASI
Kepribadian dan Nilai Individu dalam Organisasi
Dosen Pembimbing :
1. Marzolina, SE., MM.
2. Sri Wahyuni Wildah, S.IP., M.B.A
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Latifa Nur Amalia (1902113129)
2. Putri Yolanda (1902112532)
3. Putri Malasari S (1902112585)
4. Raka Faruqal Iqbal (1902113342)
5. Zidni ilmiati (1902113981)
6. Syahli Apri (1902155767)
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2020
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kepribadian........................................................................................................2
A. Defenisi Kepribadian......................................................................................2
B. Faktor faktor penentu kepribadian..................................................................2
C. Indikator Tipe Myers-Briggs..........................................................................2
D. Model Kepribadian lima Besar.......................................................................3
E. Pengaruh Faktor Lima Besar Kepribadian……………………….....................6
F. Dark Triad……………………………………………………..………………7
G. Pendekatan-Penghindaran……………………………………………………..8
2.2 Nilai…………………………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya kepribadian dari diri seseorang merupakan suatu cerminan dari kesuksesan
seseorang yang mempunyai kepribadian yang unggul adalah seseorang yang siap untuk hidup
dalam kesuksesan. sebab dalam kepribadian orang tersebut terdapat nilai-nilai positif yang selalu
memberikan energi positif terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan
kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang rendah adalah seseorang yang selalu
dilingkupi dengan kegagalan. sebab pada diri seseorang tersebut mengalir energy-energi negatif
yang terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.
Alasan pentingnya mengetahui nilai-nilai seorang individu karena nilai sering mendasari
dan menjelaskan sikap, perilaku, dan persepsi. Pengetahuan tentang sistem nilai seorang individu
dapat memberikan pandangan tentang apa yang membuat orang itu bergerak. Dapat dipastikan
bahwa nilai-nilai kepribadian seseorang mengalami pasang surut seiring dengan besarnya
tantangan dan cobaan yang dihadapi. Ada seseorang yang semakin ditempa oleh tantangan dan
cobaan menjadi semakin kuat dan memiliki kepribadian yang dahsyat, namun ada pula seseorang
yang semakin besar tantangan dan cobaannya menjadi semakin terpuruk dan putus asa.
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat utama dalam model kepribadian lima besar
5. Untuk mengetahui kaitan kepribadian dan nilai seorang individu di tempat kerja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepribadian
A. Definisi kepribadian
Definisi kepribadian yang sering digunakan dibuat oleh Gordon Allport. Ia mengatakan
bahwa kepribadian adalah “organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis individu
yangmenentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya”.
Untuktujuan kita, hendaknya menganggap bahwa kepribadian (personality) merupakan
keseluurhancara dimana seseorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Kepribadian paling sering didiskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur dan ditunjukkan
oleh seseorang.
- Keterbukaan pada pengalaman. Dimensi ini mencakup minat dan ketertarikan atas
inovasi. Orang yang sangat terbuka, kreatif, ingin tahu dansecara artistik sensitif. Sebaliknya
mereka yang berada diujung lainnya dari kategori ini konvensional dan merasa nyaman dalan
keadaan dikenal.
Sifat-Sifat Lima
Besar Mengapa Itu Relevan ? Apa Yang Dipengaruhinya ?
1. Stabilitas Emosinal
Dari ke lima faktor besar dalam kepribadian,faktor yang paling mempengaruhi kepuasan
hidup,kepuasan kerja,dan tingkat stress adalah stabilitas emosional. Seseorang yang memilki
tingkat stabilitas emosional yang tinggi memilki emosi-emosi negatif yang lebih rendah dan
lebih optimis,karena mampu mengontrol stress lebih baik.
2. Ekstrover
4. Keramahan
Faktor keramahan juga memilki pengaruh yang besar terhadap perilaku pekerja di tempat
kerja.Seorang pekerja yang ramah tentu saja akan mempunyai banyak teman,dan disukai oleh
pekerja lainnya. Mereka cenderung taat terhadap peraturan,rentan terhadap kecelakaan kerja,dan
lebih puas dalam pekerjaannya.Kemudian,seorang pekerja yang ramah juga mempunyai kinerja
yang lebih baik dibanding pekerja lainnya dalam pekerjaan yang berorientasi interpersonal
seperti layanan pelanggan.
5. Kehati-hatian
Seseorang yang memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi memiliki kenerja dan mampu
memimpin dengan lebih baik,hal itu disebabkan mereka yang memiki kehati-hatian yang tinggi
cenderung memilki usaha yang lebih dan persisten,kemudian mereka memiliki kedisplinan dan
motivasi yang lebih,serta lebih teratur dan terencana.
F. DARK TRIAD
Faktor lima besar dalam kepribadian merupakan faktor-faktor yang diinginkan dalam
dunia sosial,terdapat tiga faktor yang disebut Dark Triad,yaitu faktor-faktor yang tidak disukai
dalam dunia sosial,faktor-faktor tersebut adalah machiavellianisme, narsisme,dan psikopat.
1. Machiavellanisme
2. Narsisme
Narsisme ada suatu kepribadian seseorang dimana orang tersebut memilki rasa berlebihan
akan pentingnya diri, ingin dikagumi secara lebih,dan cenderung angkuh. Seseorang yang narsis
memiliki motivasi kerja,keterlibatan kerja,dan kepuasan hidup yang lebih tinggi dibanding orang
lainnya.Selain itu mereka yang berkepribadian narsis mampu beradaptasi dan mengambil
keputusan lebih baik ketika dihadapkan pada keputusan yang kompleks.Namun dalam konteks
etis,seorang pemimpin yang memiliki kepribadian narsis dinilai tidak etis dan tidak efektif
karena mereka cenderung berpikir mereka memimpin dengan lebih baik dibanding pemimpin-
pemimpin lainnya,yang justru mampu menurunkan kinerja mereka sendiri.
3. Psikopat
G. PENDEKATAN-PENGHINDARAN
Orang yang memilki evaluasi diri positif, memilki kinerja lebih baik dibanding yang
orang yang memilki evaluasi negatif,hal itu disebabkan mereka mampu menetapkan tujuan yang
tepat, mampu berkomitmen atas tujuannya,dan mampu bertahan dalam proses pencapaian
tujuannya. Selain itu mereka yang memiliki evaluasi diri positif mampu melayani pelanggan
dengan lebih baik.
2.Pengawasan Diri
3.Kepribadian Proakif
Semakin meningkat, kita mempelajari bahwa efek sifat-sifat tertentu pada prilaku organisasi
tergantung pada situasi. Dua kerangka kerja teoretis membantu menjelaskan bagaimana ini
bekerja, yaitu:
· Kejelasan
· Konsistensi
· Batasan
· Konsekuensi
Namun tidak berarti bahwa aturan selalu dinginkan oleh organisasi untuk menciptakan situasi
yang kuat bagi para pekerjanya, antara lain:
a. Pekerja dengan aturan-aturan yang luar biasa banyak dan proses yang dikendalikan sangat
ketat bisa jadi membosankan dan menyebabkan penurunan motivasi.
b. Setiap orang itu berbeda, pekerjan yang menurut orang itu baik mungkin terlihat buruk bagi
yang lainya.
c. Situasi yang kuat mungkin menekan kreativitas, inisiatif, dan keleluasan yang disebabkan oleh
beberapa budaya.
Teori aktivitas sifat (trait activation theory [TAT]) memprediksi bahwa beberapa situasi, pristiwa,
atau intervensi mengaktivasikan sebuah sifat lebih dariyang lain.
2.2 Nilai
Nilai cenderung relatif stabil dan bertahan. Banyak dari nilai yang kita pegang dibentuk
saat kita masih kecil oleh orang tua, guru, teman dan yang lainnya. Sebagai anak, kita diberi tahu
mana perilaku atau tujuan yang selalu diinginkan atau selalu tidak diinginkan, dengan sedikit
area abu-abu. Misalnya, anda tidak pernah diajarkan untuk hanya menjadi sedikit jujur atau
sedikit bertanggungjawab. Nilai dapat berubah jika kita meragukannya, tetapi umumnya nilai itu
tertanam semakin kuat.
Nilai memberikan fondasi bagi pemahaman kita mengenai sikap dan motivasi orang-
orang serta pengaruh persepsi kita. Kita memasuki sebuah organisasi dengan ide-ide yang
ditanamkan sebelumnya mengenai apa yang sebaiknya dan tidak sebaiknya terjadi. Andaikan
anda memasuki sebuah organisasi dengan pandangan yang mengalokasikan gaji berdasarkan
kinerja adalah benar, sedangkan mengalokasikan berdasarkan senioritas adalah salah. Bagaimana
anda akan bereaksi jika anda mendapati bahwa organisasi yang baru saja anda masuki lebih
menghargai senioritas dan bukan kinerja? Anda mungkin akan kecewa ini akan berujung pada
ketidakpuasan kerja dan keputusan untuk tidak mengarahkan usaha karena, “itu mungkin tidak
akan membawa anda kemana-mana,” .
Nilai terminal(terminal value), merujuk pada hasil akhir yang diinginkan. Ini merupakan
sasaran yang ingin di capai sesorang dalam hidupnya. Nilai instrumental(instrumental value),
merujuk pada mode perilaku yang lebih disukai, atau alat untuk mencapai nilai terminal. Contoh
nilai terminal adalah kesejahteraan, kesuksesan ekonomi, kebebasan, kesehatan dan kebaikan,
kedamaian dunia serta arti hidup. Contoh nilai instrumental adalah otonomi dan harapan diri,
disiplin pribadi, kebaikan, serta orientasi sasaran.
Kehidupan Generasi X telah dibentuk oleh globalisasi, dua orang tua yang berkarier,
MTV, AIDS, dan komputer. Mereka menghargai fleksibilitas, pilihan-pilihan hidup, dan
pencapaian kepuasan kerja. Keluarga dan hubungan sangat penting. Mereka skeptis, terutaman
tentang otoritas. Mereka juga menikmati pekerjaan berorientasi tim. Dalam pencarian
keseimbangan hidup, mereka kurang bersedia mengorbankan pribadi demi pemberi kerjanya
dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka sangat menjunjung tinggi persahabatan sejati,
kebahagiaan, dan kesenangan.
Generasi terbaru diangkatan kerja saat ini adalah generasi Milenium yang tumbuh selama
masa-masa sejahtera. Mereka memiliki ekspetasi yang tinggi dan mencari arti pekerjaan mereka.
Mereka memiliki sasaran hidup yang terorientasi pada kekayaan (81%) dan popularitas (51%)
dibandingkan generasi X (62% dan 29%, berturut-turut), tetapi mereka juga melihat diri mereka
bertanggungjawab secara sosial.
KESESUAIAN INDIVIDU-PEKERJAAN
Seorang realistis yang melakukan pekerjaan sosial berada dalam situasi yang sangat tidak
sesuai. Poin-poin utama dari model ini adalah :
3. Individu yang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian mereka harus merasa
lebih nyaman dan berkemungkinan lebih sedikit untuk mengundurkan diri bila dibandingkan
individu yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadian mereka.
KESESUAIAN INDIVIDU-ORGANISASI
1. Power Distance
2. Individualism vs Collectivism
3. Masculinity vs Femininity
Menggambarkan taraf sebuah budaya menghargai aspek pencapaian, kuasa, kendali, dan
wanita-pria dipandang memiliki peran terpiah.
4. Uncertainty Avoidance
5. Long-term vs Short-term
Orang-orang jenis long-term cenderung melihat masa depan dan menghargai ketekunan
dan kegigihan. Orang-orang jenis short-term lebih menerima perubahan dan kurang kurang
mengacuhkan komitmen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepribadian berarti bagi perilaku organisasi. Teori dan riset yang berkembang
mengungkapkan bagaimana kepribadian berarti lebih dalam beberapa situasi dibandingkan yang
lainnya. Kepribadian membentuk perilaku setiap individu. Jadi, apabila ingin memahami dengan
baik perilaku seseorang dalam suatu organisasi, sangatlah berguna jika kita mengetahui sesuatu
tentang kepribadiannya.
Nilai (value) menunjukan alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir
tertentu lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan
akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang
individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan. Nilai penting terhadap penelitian
prilaku organisasi karena menjadi dasar pemahaman sikap dan motivasi individu, dan karena hal
tersebut berpengaruh terhadap persepsi kita. Individu memasuki suatu organisasi dengan
pendapat yang telah terbentuk sebelumnya tentang apa yang seharusnya dan apa yang tidak
seharusnya terjadi. Secara umum, nilai mempengaruhi sikap dan perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P. Ddan Timothy A. Judge. 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba
Empat