Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI – SOSIAL

VIRTUE OF WISDOM (KEBIJAKSANAAN)

KELOMPOK 5

Millatina, S.Pd 22113251019


Suci Risalatuz Zuhro, S.Pd 22113254008
Rinto Gunawan, S.Pd 22113251005

S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
sehungga penulis dapat menyelesaikan makalah Pengembangan BK Pribadi-Sosial yang
berjudul “ Virtue of wisdom ” ini dengan upaya sebaik-baiknya dan tepat waktu.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna nantinya penulis mampu
melakukan perbaikan terhadap makalah ini. Kami berharap dengan adanya makalah
mengenai “ Virtue of wisdom” ini dapat memberikan manfaat kepada siapa pun yang
membaca.

Yogyakarta, 12 Oktober 2022

Penulis.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………2
C. Tujuan ……………………………………………………………………………...2

BAB II
A. Pengertian Virtue of Wisdom………………………………………………………3
B. Bentuk-bentuk Virtue of Wisdom………………………………………………….4

BAB III
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………6
B. Saran………………………………………………………………………………..6

DAFTAR PUSTAKA 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan akan adanya bimbingan dan konseling dalam kehidupan individu
dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai perkembangan yang sehat dalam
lingkungannya. Bimbingan dan konseling umumnya bertujuan membantu seseorang, baik
individu maupun kelompok untuk menginternalisasi, memelihara dan memaknai nilai
dalam kehidupan sebagai acuan atau landasan bagi pengembangan diri seseorang.
Batasan atau definisi tentang bimbingan dan konseling merupakan suatu hal yang
sulit untuk digeneralisasi, karena para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda-beda
tergantung dari segi mana ia melihatnya.
Beberapa permasalahan dalam kehidupan harus diselesaikan dengan proses
yang lumayan panjang dari dirinya sendiri, baik itu melalui cara renungan, usaha
fisik, usaha psikis dan juga memerlukan bantuan orang lain secara langsung, bukan
secara virtual. Salah satu bantuan tersebut dapat melalui bimbingan dan konseling
pribadi sosial. Sebagaimana dalam buku Mochamad Nursalim (2015: 17) bahwa
bimbingan konseling pribadi sosial merupakan layanan yang ditujukan membantu
seseorang agar individu tersebut mampu menemukan dan menunjukkan progres dirinya
sendiri sebagai pribadi yang memiliki iman dan ketakwaan terhadap Tuhan, berusaha
mandiri dan memantapkan diri, sehat secara jasmani maupun rohani, bisa mengenal
dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya secara bertanggung jawab.
Sedangkan bimbingan pribadi sosial menurut Yusuf, (2004: 64) adalah
merupakan proses pemaknaan diri dalam kebermaknaan sosial atau proses
pengembangan pribadi yang bercirikan keshalihan individual dan kesalihan sosial.
Bimbingan pribadi sosial bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat
memahami dan menerima realitas dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat
sehingga peserta didik tersebut mampu menyelesaikan persoalan yang terjadi baik
itu persoalan yang berkenaan dengan dirinya sendiri, maupun persoalan yang
berkenaan dengan sosial kemasyarakatan. Hal ini sangat penting diperhatikan oleh
pendidik dan peserta didik, bahwa pendidikan yang sesungguhnya adalah pendidikan
yang mampu mengakomodir kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan
kecerdasan sosial.
Pendidikan berfungsi untuk membentuk generasi yang mampu hidup
harmoni ditengah tengah masyarakat mampu menerima serta menghargai perbedaan
yang ada. Realitas sosial menunjukkan bahwa setiap orang tidak dapat hidup secara
individual, ini lah yang kemudian menyebabkan pentingnya seorang siswa sejak
berada di bangku sekolahan memahami realitas ini, agar ketika mereka keluar dari
lembaga pendidikan tertentu dan kembali ke masyarakat akan mampu beradaptasi
dan bergaul dengan baik. Oleh karena itu secara pribadi, seorang siswa harus
memiliki sikap dan mental serta pegetahuan yang mantap, pada saat yang sama juga
mereka harus dibekali kesiapan untuk hidup di ruang-ruang sosaial.
Konteks bimbingan dan konseling pribadi-sosial menekankan
terselenggaranya kolaborasi antar sesama guru BK dengan memberikan ruang juga
kepada stakeholder sekolah maupun orang tua di rumah untuk menyelenggarakan
layanan BK. Perkembangan siswa terjadi karena diikuti oleh perubahan perilaku pada
dirinya, seperti perilaku kognitif, psikomotorik, keagamaan, perilaku sosial dan perilaku
moralitas
Kebajikan kebijaksanaan dalam klasifikasi via berkaitan dengan perolehan
pengetahuan dan menggunakan pengetahuan itu secara efektif untuk memecahkan
sebuah masalah. Kebijaksanaan berhubungan dengan kecerdasan, seperti seseorang
bisa menjadi pintar secara alami, tetapi itu tidak berarti mereka berusaha untuk belajar
secara mendalam tentang dunia, menantang keyakinan mereka untuk memastikan
bahwa mereka benar, dan berpikiran terbuka terhadap kemungkinan bahwa mereka
salah. Orang yang ditandai dengan kebijaksanaan sangat ingin belajar tentang dunia,
bahkan dengan risiko harus menerima kesalahan. Keinginan ini sampai batas tertentu
mencerminkan keinginan dasar untuk belajar. Orang yang memiliki kebijaksanaan
tinggi belajar tentang berbagai topik yang memengaruhi kemampuannya untuk
bertindak di dunia. Kebijaksanaan juga muncul dalam keinginan untuk memahami
dunia dengan tujuan beroperasi lebih efektif di dunia itu.
Dalam aspek kebijaksanaan, yang sangat penting adalah apa yang disebut
"kebijaksanaan praktis". Berikut ini adalah konsep kuno, yang berasal atau datang dari
yunani klasik. Ini adalah kemampuan untuk mengetahui tujuan yang ingin seseorang
capai dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk alasan ini,
kebijaksanaan penting untuk mengetahui bagaimana menggunakan kekuatan lain
secara efektif untuk mencapai tujuan. Pentingnya untuk mengetahui bagaimana
menggunakan kekuatan untuk mencapai kebaikan di dunia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dari bentuk-bentuk kebijaksanaan (virtue of wisdom)?
2. Apa saja bentuk-bentuk kebijaksanaan (virtue of wisdom)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bentuk-bentuk kebijaksanaan (virtue of wisdom)?
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kebijaksanaan (virtue of wisdom)?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijaksanaa (Virtue Of Wisdom)


Definisi umum yang komprehensif tentang kebijaksanaan. Psikologi kontemporer
memiliki definisi kebijaksanaan yang berkisar dari konstelasi atribut kepribadian hingga
pengetahuan rasional untuk berlatih atau bertindak, untuk keahlian penting dan praktis dalam
masalah kehidupan mendasar, untuk mengetahui bagaimana menjalani kehidupan yang baik,
dan tidak satu pun dari lebih dua puluh definisi kebijaksanaan yang ditemukan namun diakui
secara universal. Sternberg mengelompokkan berbagai definisi kebijaksanaan menjadi empat
jenis: (a) keunggulan psikologis pribadi, (b) sifat situasi, (c) interaksi antara orang dan situasi,
dan (d) sifat tindakan. Menurut Grosman, kebijaksanaan adalah karakteristik properti individu
dalam situasi daripada keunggulan pribadi, dengan kata lain seseorang bijaksana tergantung
pada situasinya, dan tidak ada faktor kebijaksanaan umum.
Albert Einstein menunjukkan kebijaksanaan besar dalam kariernya, tetapi tidak dalam
kehidupan pribadinya. Dalam hal ini, bahwa situasi adalah moderator eksternal yang penting
dari perilaku bijaksana. Kebijaksanaan dapat melibatkan interaksi antara orang dan situasi,
dan bahwa bagaimana latar belakang sosial dan budaya yang berbeda mempengaruhi
kebijaksanaan harus lebih diakui sepenuhnya. Studi tentang kebijaksanaan harus berfokus
pada “apa itu kebijaksanaan” dan “bagaimana kebijaksanaan itu terwujud. Kebijaksanaan juga
dianggap sebagai properti tindakan, kebijaksanaan tidak boleh fokus pada individu tetapi pada
tindakan individu atau kelompok.

B. Bentuk-bentuk Kebijaksanaan (Virtue of Wisdom)


Dalam virtue of wisdom terdapat bentuk-bentuk kekuatan yang dianggap
sebagai jalan menuju kebajikan kebijaksanaan, dimana kekuatan tersebut meliputi
sebuah kreativitas, rasa ingin tahu atau keingintahuan, penghakiman atau berpikir
kritis, cinta belajar, dan juga perspektif. Berikut bentuk-bentuk kekuatan dalam virtue
of wisdom:
1. Kreativitas
Kreativitas adalah memikirkan cara-cara baru untuk melakukan sesuatu. Ini
melibatkan menghasilkan ide-ide atau perilaku yang asli. Namun, orisinalitas saja
tidak cukup: apa pun yang dibuat, apakah itu ide atau produk, juga harus berguna
atau dapat disesuaikan. Jika Anda menunjukkan kreativitas yang kuat, maka Anda
dapat menghasilkan ide dan strategi unik yang membangun pengetahuan Anda dan
pengetahuan orang lain. Anda mungkin menemukan bahwa orang-orang tertarik
pada Anda ketika mereka mencari umpan balik tentang proyek kreatif mereka
sendiri, atau mencari bantuan untuk memecahkan masalah yang membuat mereka
bingung. Saat Anda berada dalam kondisi terbaik dengan kreativitas, Anda
membuat koneksi dan menyatukan ide dengan cara unik yang menginspirasi orang
lain dan menghasilkan ide baru dan menarik.

2. Rasa ingin tahu atau keingintahuan


Keingintahuan atau rasa ingin tahu berarti mengeksplorasi dan menemukan,
tertarik pada pengalaman yang sedang berlangsung untuk kepentingannya sendiri.
Keingintahuan sering digambarkan sebagai pencarian kebaruan dan terbuka untuk
pengalaman, dan itu terkait dengan keinginan alami untuk membangun
pengetahuan. Memenuhi perjalanan menuju jawaban, terlibat dalam pengalaman
baru, atau mempelajari fakta baru. Untuk pergi ke restoran baru, mengunjungi kota
baru, bertemu orang baru di kelas Anda, atau melakukan pencarian online untuk
sebuah pertanyaan dapat memenuhi pencarian Anda untuk pengalaman baru dan
informasi baru.

3. Penghakiman atau berpikir kritis


Penghakiman atau berpikir kritis melibatkan membuat pilihan rasional dan
logis, dan secara analitis mengevaluasi ide, pendapat, dan fakta. Menggunakan
istilah yang berasal dari luar bidang karakter: berpikir kritis, menimbang bukti
secara adil, memikirkan semuanya, dan memeriksa bukti dari semua sisi daripada
melompat ke kesimpulan. Penghakiman juga melibatkan berpikiran terbuka dan
mampu mengubah pikiran seseorang berdasarkan bukti, tetap terbuka terhadap
argumen dan perspektif lain. Harus jelas pada titik ini bahwa penilaian adalah inti
"kekuatan kepala"—itu adalah kekuatan karakter yang sangat berorientasi pada
pemikiran. Dalam psikologi kognitif telah mulai mengungkapkan beberapa
kebenaran penting tentang bagaimana orang membuat keputusan. Pada
kenyataannya, orang jarang memiliki waktu atau kecenderungan untuk menemukan
setiap informasi yang berpotensi relevan atau mempertimbangkan setiap
kemungkinan pandangan saat membuat keputusan. Sebaliknya, mereka dengan
cepat mengidentifikasi bagian-bagian penting dari informasi dan menimbangnya.
Proses mengidentifikasi detail penting ini, dan memikirkannya dengan jelas dan
adil, itulah ciri khas orang dengan penilaian yang baik.
Penghakiman dapat membantu seseorang dalam membuat keputusan dan
menjadi seseorang yang mengevaluasi sisi yang berbeda dari suatu masalah secara
adil, tanpa bias atau terbatas, tanpa melompat ke kesimpulan. Ketika Anda dalam
kondisi terbaik menggunakan penilaian/pemikiran kritis, Anda menimbang
masalah, mencoba bersikap objektif dalam menyeimbangkan pilihan, dan fleksibel
karena pikiran Anda dapat diubah berdasarkan bukti baru yang kuat

4. Cinta belajar
Cinta belajar berarti semangat untuk belajar, keinginan untuk belajar hanya demi
belajar. Faktanya, rasa ingin tahu dan cinta belajar adalah salah satu kekuatan yang
paling erat kaitannya dalam Klasifikasi VIA. Meski begitu, mereka masih bisa
dibedakan. Sementara rasa ingin tahu adalah kekuatan motivasi yang menuntun
Anda untuk mencari informasi baru, cinta belajar mengacu pada keinginan untuk
mempertahankan dan memperdalam informasi itu. Orang yang ingin tahu
dimotivasi oleh pengejaran pengetahuan; orang yang suka belajar dimotivasi oleh
perluasan dana ilmunya. Dimana rasa ingin tahu sering dikaitkan dengan banyak
energi dan dorongan untuk mengumpulkan informasi, pecinta belajar sering lebih
kontemplatif.

5. Perspektif
Perspektif berarti kemampuan untuk melihat gambaran yang lebih besar dalam
hidup. Perspektif adalah tentang kemampuan untuk melihat hutan dan juga
pepohonan, untuk menghindari terbungkus dalam detail kecil ketika ada masalah
yang lebih besar untuk dipertimbangkan. Saat mendengarkan orang lain, perspektif
membantu Anda untuk secara bersamaan memikirkan pelajaran hidup, perilaku
yang tepat, dan apa yang terbaik untuk situasi yang sedang dibahas. Kemampuan
untuk melihat sistem secara keseluruhan, atau berpikir secara luas, membantu
seseorang untuk memberikan nasihat yang baik. Ketika seseorang berada dalam
kondisi terbaik dengan perspektif, dapat dengan cepat memahami inti masalah,
menjelaskan gambaran yang lebih besar, dan menawarkan saran dan dukungan
untuk orang lain yang praktis dan bermakna.
Mereka yang memiliki perspektif cenderung memiliki pengetahuan diri yang
kuat dan memahami keterbatasan mereka sendiri. Perspektif dan penilaian bisa
saling melengkapi. Di mana penilaian adalah tentang memastikan Anda memiliki
detail yang dapat menghasilkan keputusan yang baik, perspektif berkaitan dengan
pemikiran tentang masalah dalam istilah yang lebih besar. Penghakiman cenderung
menjadi kekuatan mikro (berfokus pada detail), sedangkan perspektif mengarah ke
makro (berfokus pada gambaran besar).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling umumnya bertujuan membantu seseorang, baik individu
maupun kelompok untuk menginternalisasi, memelihara dan memaknai nilai dalam
kehidupan sebagai acuan atau landasan bagi pengembangan diri seseorang. Batasan
atau definisi tentang bimbingan dan konseling merupakan suatu hal yang sulit untuk
digeneralisasi, karena para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda-beda tergantung
dari segi mana ia melihatnya.
Psikologi kontemporer memiliki definisi kebijaksanaan yang berkisar dari
konstelasi atribut kepribadian hingga pengetahuan rasional untuk berlatih atau
bertindak, untuk keahlian penting dan praktis dalam masalah kehidupan mendasar,
untuk mengetahui bagaimana menjalani kehidupan yang baik, dan tidak satu pun dari
lebih dua puluh definisi kebijaksanaan yang ditemukan namun diakui secara
universal. Menurut Grosman, kebijaksanaan adalah karakteristik properti individu
dalam situasi daripada keunggulan pribadi, dengan kata lain seseorang bijaksana
tergantung pada situasinya, dan tidak ada faktor kebijaksanaan umum.
Kebijaksanaan dapat melibatkan interaksi antara orang dan situasi, dan bahwa
bagaimana latar belakang sosial dan budaya yang berbeda mempengaruhi
kebijaksanaan harus lebih diakui sepenuhnya. Studi tentang kebijaksanaan harus
berfokus pada “apa itu kebijaksanaan” dan “bagaimana kebijaksanaan itu terwujud.
Kebijaksanaan juga dianggap sebagai properti tindakan, kebijaksanaan tidak boleh
fokus pada individu tetapi pada tindakan individu atau kelompok.
Dalam virtue of wisdom terdapat bentuk-bentuk kekuatan yang dianggap
sebagai jalan menuju kebajikan kebijaksanaan, dimana kekuatan tersebut meliputi
sebuah kreativitas, rasa ingin tahu atau keingintahuan, penghakiman atau berpikir
kritis, cinta belajar, dan juga perspektif.
B. SARAN
Makalah selanjutnya mampu menemukan sumber bacaan dan referensi yang
lebih banyak, luas, dan beragam. Dan jika menggunakan sumber asing, diharapkan
mampu mengalih bahasa serta memaknainya dengan baik dan efektif agar materi yang
diurai dan kembangkan lebih mudah dipahami oleh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Niemiec & McGrath.(2019). The Power Of Character Strengths. VIA Institute On Character:
Amerika Serikat.
Bhakti, Caraka Putra. (2015). Bimbingan dan Konseling Komprehensif: Dari Paradigm Menuju Aksi.
Jurnal Fokus Konseling. Vol. 1 No. 2.
Chen, HB, & Wang, TA (2020). Sebuah eksplorasi pada struktur kebijaksanaan dalam budaya
Cina.Eksplorasi Psikologis, 40(1), 42– 49.

Anda mungkin juga menyukai