Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN SEMESTER 1

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
=======================================================
UJIAN AKHIR SEMESTER 2022
MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN
Soal Take Home Exam:

Pelajari materi tentang teori kepemimpinan, leadership team building, critical thinking,
conflict management dan assertive communication. Berdasarkan materi kuliah yang telah di
sampaikan, lakukan kompilasi dengan berbagai sumber pustaka yang mendukung untuk
membuat suatu analisa kepemimpinan keperawatan di rumah sakit dengan pendekatan
pengambilan keputusan mengedepankan proses critical thinking untuk membangun team
building dan dilaksanakan dengan komukasi assertive.
1. Lakukan analisa kemampuan tersebut pada kepala ruangan di rumah sakit (jika bekerja di
RS)/Kepala Puskesmas (jika bekerja di puskesmas) / pada ketua sekolah tinggi atau
direktur akper (jika di perguruan tinggi) yang saudara pilih. Jika belum bekerja boleh
memilih diantara ketiga di atas. Topik tidak tidak boleh sama.
2. Identifikasi perilaku kepemimpinan positif saat ini yang memiliki potensi meningkatkan
kinerja bagi organisasi yang saudara analisa.
3. Identifikasi perilaku kepemimpinan negative saat ini yang memiliki potensi menurunkan
kinerja bagi organisasi yang saudara analisa.
4. Buat perencanaan yang realistik dan inovativ untuk meningkatkan kemampuan
kepemimpinan ditempat yang saudara analisa melalui pendekatan teori-teori diatas.

Ketentuan :
1. Tempat tidak boleh sama satu sama lain (jika ada 2 atau lebih ada yg sama maka harus
mengulang). Jika terpaksa ditempat yang sama maka harus mengambil bagian yang
berbeda.
2. Gunakan minimal 10 referensi dengan batas tahun minimal 2008
3. Di ketik dalam 1 spasi, font 12, minimal 6 lembar.
4. Di kumpulkan melalaui email: hadi.bintang001@gmail.com paling lambat tgl. 26 Januari
2022, pukul 24.00

Selamat mengerjakan
Lembar Jawaban
Nama :
NPM :

1. Lakukan analisa kemampuan tersebut pada kepala ruangan di rumah sakit (jika bekerja di
RS)/Menurut hasil wawancara dan observasi pada kepala ruangan RSUD CAM maka
penulis menganalisis gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala ruangan RSUD
CAM dibedakan berdasarkan indikator sebagai berikut :
a. Leadership Team Building
Menurut hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan RSUD
CAM maka dapat disimpulkan leadership team building yang dilakukan oleh kepala
ruangan RSUD CAM sebagian besar melibatkan perawat dengan bertanya mengenai
ide-ide mereka untuk perencanaan perkembangan ruang RSUD CAM ke depan dengan
harapan perawat tidak hanya sebagai pekerja tapi juga memiliki rasa memiliki rasa dan
dapat merealisasikan kemampuan atau ide-ide terpendam. Kepala ruang RSUD CAM
dan berhasil membangun serta meningkatkan suasana kerja yang baik selama pandemic.
Idealnya rumah sakit memerlukan kepala ruang yang mampu mendorong bawahannya
untuk mencapai tujuan organisasi dengan memperhatikan unsur-unsur falsafah,
keterampilan, sifat dan sikap perawat. Kepemimpinan kepala ruang yang dapat
memperbaiki sumber daya manusia yaitu kepemimpinan efektif yang memperhatikan
kesesuaian antara gaya kepemimpinan atasan dengan tingkat bawahannya.
Cara kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala ruangan RSUD CAM lebih cenderung
sesuai dengan gaya kepemimpinan transformasional. Robbins dan Judge (2008)
menyatakan, pemimpin transformasional adalah pemimpin yang menginspirasi para
pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan
organisasi dan mereka mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para
pengikutnya
Penerapan kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang mampu
memunculkan rasa bangga dan kepercayaan bawahan, menginspirasi dan memotivasi
bawahan, merangsang kreativitas dan inovasi bawahan, memperlakukan setiap bawahan
secara individual serta selalu melatih dan memberi pengarahan kepada bawahan melalui
karakteristik idealized influence,inspirational motivation, intelectual stimulation,
individual consideration (Mikhyatul,2016) Pemimpin mencoba menimbulkan kesadaran
para pengikut dengan mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-nilai moral yang lebih
tinggi. Burns dan Bass telah menjelaskan kepemimpinan transformasional dalam
organisasi dan membedakan kepemimpinan transformasional, karismatik dan
transaksional. Kepemimpinan transformasional menghasikan bawahan merasa adanya
kepercayaan dan rasa hormat terhadap pemimpin tersebut, serta termotivasi untuk
melakukan sesuatu melebihi dari yang diharapkan. Efek-efek transformasional dicapai
dengan menggunakan karisma, kepemimpinan inspirasional, perhatian yang
diindividualisasi serta stimulasi intelektual. Pemimpin transformasional
memformulasikan sebuah visi, mengembangkan sebuah komitmen terhadapnya,
melaksanakan strategi-strategi untuk mencapai visi tersebut, dan menanamkan nilai-
nilai baru
b. Critical Thinking
Analisis critikal thinking dalam keperawatan kepala ruangan RSUD CAM. Jumlah
tenaga keperawatan di Ruang RSUD CAM sebanyak 54 orang. Dengan kualifikasi
pendidikan untuk jenjang D.III sebanyak 40 orang, S.1 Keperawatan+Ners sebanyak 13
orang, dan S.2 Keperawatan 1 orang, bersertifikat pelatihan RSUD CAM sebanyak 20
oranng, dimana belum ada 50% dari total perawat , ini di karenakan penambahan
jumlah bed ruangan sehingga ada penambahan perawat baru.
Analisis Critikal Thinking Menurut (Sharfina, 2014) Kepala ruangan disebuah ruangan
keperawatan, perlu melakukan kegiatan koordinasi, kegiatan unit yang menjadi
tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan evaluasi, kegiatan penampilan kerja staff
dalam upaya mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan dapat
dipilih disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta
pengalaman staf di unit yang bersangkutan. Berfikir kritis merupakan seseuatu hal yang
harus dimiliki oleh perawat professional terutama manajer keperawatan dalam hal ini di
Rumah Sakit yaitu Kepala Ruangan. Kepala ruangan memegang peranan penting dalam
hal pembentukan karakter dan berfikir kritis bagi para anggota keperawatan.
Kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan praktik klinik di ruang perawatan dan
mengurangi kesalahan klinis yang dilakukan oleh perawat (Mulyaningsih,2011).
Berfikir kritis tidak hanya memerlukan kemampuan kognitif, tetapi kebiasaan kita untuk
bertanya, mempunyaki relasi yang baik dan memiliki sikap jujur dan selalu mau berfikir
jernih terhadap suatu masalah (Facione, 1990 dalam Potter, 2009).
Kemampuan berfikir kritis kepala Ruang RSUD CAM yaitu memilki tenaga
keperawatan yang hanya rata – rata memilki latar belakang pendidikan DIII
Keperawatan dilihat dari data hanya 40 orang S1 Keperawatan Profesi Ners hanya 10
orang.memepunyai perawat terlatih ruangan apa sebanyak 20 org. Berdasarkan data
tersebut kemampuan seorang kepala ruangan untuk tanggap terhadap kebutuhan tenaga
yang ada yang masih kurang dan belum memiliki kemampuan keahlian di bidangnya
yaitu pelatihan ruangan apa secara professional. Kepala ruang ruangan apa sulianti
saroso, tanggap dengan kemampuan SDM ruang ruangan apa di bentuknya PJ shift
yaitu perawat perawat yg sudah pelatihan ruangan apa dan memberikan motivasi
kepada perawat perawat ruangan apa Membuat tim pelatihan ruangan apa internal
untuk perawat perawat baru.
c. Conflict Management
Kepala ruangan apa sebagai manajer lini pertama yang secara langsung mengelola
seluruh sumber daya di unit perawatan intensif yang dipimpinnya harus dapat
mengelola konflik untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi petugas kesehatan
dan juga bagi pasien dan keluarga pasien. Kepala ruangan harus mampu mengenali
adanya konflik dan mampu memfasilitasi penyelesaian konflik yang bersifat
membangun/konstruktif secepat mungkin (Mrayyan, 2009).
Kepala ruangan juga sering dihadapkan pada situasi konflik yang berhubungan dengan
adanya tekanan antara kepentingan rumah sakit dan nilainilai keperawatan professional.
Hasil wawancara dengan seorang kepala ruangan ruangan apa mengatakan bahwa di
ruangan perawatan intensif yang dia pimpin sering terjadi konflik. Konflik yang timbul
di ruangan yang ia pimpin adalah konflik antara perawat dengan dokter. Konflik antara
perawat dengan dokter lebih tinggi ditemukan di ruangan apa daripada di bangsal
(Mrayyan, 2009) dan juga konflik antara perawat , petugas kesehatan dengan pasien dan
keluarga pasien. Konflik tim ruangan apa dengan pasien yaitu keluarga Pasien
ruangan apa terutama merasa harapannya mengenai perawatan akhir kehidupan sering
tidak dipenuhi oleh tim ruangan apa sementara menurut tim ruangan apa hal tersebut
mustahil karena pada umumnya pasien-pasien ruangan apa mempunyai gangguan
kesadaran serta gangguan multiorgan. Marquis & Huston (2010) mendefinisikan konflik
sebagai suatu perselisihan internal atau eksternal akibat adanya perbedaan gagasan,nilai
atau perasaan antara dua orang atau lebih. Gillies (1994) mendefenisikan konflik
sebagai suatu perselisihan antara sikap bermusuhan atau kelompok penentang atau ide-
ide.
Strategi Pemecahan Konflik : Strategi penyelesaian konflik yang di lakukan kepala
ruang ruangan apa yaitu Memecahkan Masalah atau Kolaborasi a) Pemecahan sama-
sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. b)
Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung
dan saling memperhatikan satu sama lainnya .
Berkolaborasi adalah cara penyelesaian masalah yang asertif dan kooperatif yang
menghasilkan penyelesaian menang-menang. Dalam kolaborasi semua pihak
mengesampingkan tujuan awalnya dan bekerja sama untuk menentukan tujuan umum
prioritas atau supraordinat. Untuk mencapai hal itu, semua pihak menerima tanggung
jawab supraordinat untuk mencapai tujuan supra ordinat walaupun sangat sulit bagi
semua pihak untuk mengesampingkan tujuan awalnya.Menurut Marquis & Huston
( 2010 )
d. Assertive Communication.
Gaya komunikasi kepala ruangan adalah faktor kunci pada setiap pemimpin, harus
dimiliki untuk meningkatkan budaya kerja perawat, yang berarti bahwa ia harus
memiliki satu set keterampilan yang membantu untuk menjadi komunikator yang baik.
Gaya komunikasi asertif dapat diterjemahkan ke dalam kemampuan yang menyoroti
hak dan legitimasi orang di sekitar kepala ruangan (Ashman & Lawler, 2008). Dari hasil
wawancara dan pengamatan dengan kepala ruang icu, katim dan PJ shift perawat
pelaksana di RSUD CAM ruang ruangan apa gaya komunikasi kepala ruang ruangan
apa dengan menggunakan komunikasi asertif terlihat dari gaya komunikasinya, dari
Bahasa tubuh, Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain,  Mendengarkan
pendapat orang lain dan memahami dengan perawat ruangan apa, mampu menyatakan
pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain, Mencari solusi bersama dan
keputusan, Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik, Menyatakan
perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati
2. Identifikasi perilaku kepemimpinan positif saat ini yang memiliki potensi meningkatkan
kinerja bagi organisasi yang saudara analisa
Perilaku kepemimpinan positif yang dilakukan oleh kepala ruangan ruangan apa, kepala
ruangan tersebut setiap hari sebelum bekerja melakukan briefing kepada Ketua tim dan
para anggota yang bertugas di hari itu untuk mengingatkan kembali tindakan atau
intervensi yang akan diberikan kepada pasien dan mengevaluasi setiap proses yang telah
dilakukan diakhir pergantian shift. Kepala ruangan tersebut tiap pagi berkeliling - keliling
ruangan memantau pasien dan perawat melihat secara langsung bagiamana tindakan yang
diberikan kepada pasien. Kepala ruangan apa di Rumah Sakit tersebut selalu memberikan
motivasi perawat akan pentingnya tanggungjawab dalam penanganan pasien.
a. Kecerdasan
Menurut analisa saya selaku kepala ruangan nilai kecerdasan dalam diri seorang
pemimpin merupakan salah satu nilai yang cukup penting untuk dimiliki seorang
pemimpin. Setiap pemimpin harus cerdas dalam mengelolah dan melaksanakan setiap
keputusan dan pekerjaannya, tetapi bagi oktina kecerdasan itu bukan berarti seorang
pemimpin harus mengerti dan bisa melakukan segala sesuatu tetapi seorang pemimpin
yang cerdas adalah pemimpin yang bisa mengelolah setiap perawatnya bahkan menjadi
seorang maestro. Tidak berarti pemimpin tersebut dapat melakukan segala sesuatu
seperti mengelolah keuangan, pemasaran, desain, dan lain sebagainya tetapi pemimpin
yang cerdas yang di maksud oleh kepala ruangan ruangan apa adalah pemimpin yang
mampu menggerakkan dan mengelola setiap perawatnya agar dapat melakukan tugas
dan pekerjaan dengan baik sehingga tujuan bersama rumah sakit dapat tercapai. Oktina
merupakan Kepala Ruangan atau pemimpin yang cukup cerdas berdasarkan hasil
wawancara dan observasi yang dilakukan penulis, hampir seluruh perawatnya
menyatakan bahwa beliau merupakan seorang pemimpin yang cukup cerdas di dalam
pekerjaannya.
b. Keyakinan Diri
Kepala ruangan juga merupakan seorang yang memiliki salah satu nilai kepemimpinan
yang diterapkan dalam sehari-harinya sebagai seorang pemimpin adalah nilai
keyakinan diri. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis
pada RSUD CAM beserta perawat dan Kepala Ruangan sendiri, penulis menemukan
bahwa Oktina selaku kepala ruangan ruangan apa merupakan seorang yang cukup
percaya diri dan menerapkannya di dalam pekerjaannya bahkan nilai keyakinan diri
yang beliau terapkan dapat membangkitkan keyakinan diri dari perawatnya. Dimulai
dari keyakinan diri seorang pemimpin nilai tersebut dapat tersalurkan kepada
perawatnya agar harus memiliki keyakinan diri dalam melakukan sebuah “plan” yang
bahkan terlihat mustahil secara kasat mata, tetapi dengan keyakinan diri yang kuat dan
tekat maka rencana yang awalnya mustahil tersebut akan dapat terlaksana dengan baik
c. Ketekunan
Menurut analisa saya selaku kepala ruangan apa, ketekunan adalah ketika kita tidak
mudah putus asa dan tetap melangkah sekalipun banyak rintangan. Nilai ketekunan
dalam diri beliau cukup terlihat dari cara beliau menyelesaiakan setiap masalah.
Narasumber lainpun mengatakan bahwa ditengah kesibukannya pun Oktina selalu tekun
dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya sekalipun beliau harus lembur atau bekerja
ekstra untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dan juga Oktina merupakan sosok yang
tekun dilihat dari ketika ia mengambil keputusan maka apapun yang terjadi beliau akan
tetap berusaha untuk membuat keputusan tersebut bisa terjadi bahkan menjadi berhasil.
Menurut informasi dari wawancara dan observasi yang dilakukan penulis tersebut maka
dapat disimpulkan kepala ruangan juga memiliki nilai ketekunan yang dibutuhkan oleh
seorang pemimpin yang baik yang juga merupakan salah satu faktor dari nilai
kepemimpinan untuk membantu mencapai tujuan rumah saki
d. Integritas
Integritas merupakan salah satu nilai kepemimpinan yang cukup penting didalam
keberhasilan seorang pemimpin dalam mengatur ruangan dan perawatnya karena
melalui integritas yang tinggi perawat dapat mempercayai apa yang akan diputuskan
dan dikatakan oleh pemimpinnya itu. Menurut hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan penulis terhadap beberapa perawat dan Kepala Ruangan itu sendiri, penulis
menemukan bahwa nama kepala ruangan merupakan orang yang berintegritas. Bagi
beliau sebelum menjadi orang yang dapat dipercaya oleh perawatnya, beliau harus
terlebih dahulu menjadi seorang yang berintegritas atau dapat dipercaya oleh orang lain
pula. Narasumber lain yang adalah perawatnya mengatakan bahwa sering kali bahkan
hampir setiap kali apa yang beliau katakan beliau selalu melakukannya terlebih dahulu
sekalipun beliau tidak cukup expert didalam suatu bidang tetapi beliau berusaha untuk
mengerti bidang tersebut secara umum kemudian mengarahkan perawatnya yang expert
dibidang tersebut untuk melakukan dengan baik.
e. Kemampuan bersosialisasi
Untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang baik dan memudahkan dalam mencapai
tujuan organisasi, pemimpin tersebut harus memiliki nilai kepemimpinan yaitu
kemampuan bersosialisasi yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan peneliti kepada kepala ruangan, peneliti menemukan bahwa bagi nama kepala
ruangan menganggap bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki kemampuan
bersosialisasi yang baik dengan memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik tersebut
maka pemimpin dapat menyampaikan maksud dan tujuan dengan baik kepada perawat
serta dapat membangun relasi dengan orang-orang diluar ruangan yang merupakan
salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan tujuan rumah sakit tersebut. Beberapa
perawat yang juga merupakan narasumber mengatakan bahwa Oktina merupakan sosok
pemimpin yang memiliki kemampuan bersosialisasi yang cukup baik dibuktikan dengan
caranya bersosialisasi dengan kesehatan lain bahkan juga kepada beberapa pihak lain
yang mendukung .
3. Identifikasi perilaku kepemimpinan negative saat ini yang memiliki potensi menurunkan
kinerja bagi organisasi yang saudara analisa.
Perilaku kepemimpinan negative kepala ruangan apa yaitu belum sistematis nya suatu
perencanan, walaupun sudah ada program. Terlihat belum berjalannya supervise secara
sistematis terhadap perawat – perawat pelaksana. Sehingga belum meratanya ketrampilan
dalam penggunaan alat alat, jiwa critical masing masing perawat pelaksana juga belum
semuanya ada, di karenakan perawat perawat ruangan apa yang baru pindahan dari ruang
rawat biasa. Dengan kondisi ini yang kadang menimbulkan konflik antar perawat.
4. Buat perencanaan yang realistic dan inovativ untuk meningkatkan kemampuan
kepemimpinan ditempat yang saudara analisa melalui pendekatan teori-teori diatas.
Perencanaan merupakan langkah awal dalam manajemen keperawatan dimana dengan
perencanaan yang baik dan tepat sasaran dapat tercapai tujuan yang diharapkan
Perencanaan yang realistic dan inovatif yang dilakukan Kepala Ruangan berdasarkan
pendekatan Total Recall, Habits, Inguiry, New Idea and Creativity dan konowing How
You Think atau yang lebih dikenal dengan THINK tersebut adalah :
a. Menyusun rencana untuk mengikutkan/ menugaskan staff perawat secara
berkala untuk dilakukan supervise
b. Menempatkan tenaga – tenaga ahli sesuai dengan kompetensi keahlian yang dimiliki
sehingga perawat semakin professional dalam menangani masalah – masalah pasien.
Seperti misalnya perawat A ahli dalam melakukan perawatan luka secara moderen,
perawat B ahli dalam pemasangan dan interpretasi EKG, dan perawat lain dalam
tindakan ruangan apa seperti pendampingan dokter untuk intubasi dan pemasangan
CVC, dalam setiap shiftnya, hingga perawat betul – betul menguasai dan terampil
di setiap tindakan yang diberikan dan pasien akan merasa terlindungi dan
merasa puas terhadap tindakan tersebut.
c. Kepala ruangan harus tanggap dan mengevaluasi kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki tiap staff dengan mengevaluasi keterampilan yang dimiliki, maka
akan menentukan kelemahan dan kelebihan yang dimilkinya sehingga memudahkan
untuk mengidentifikasi apa yang seharusnya diperlukan oleh staff.
d. Ide ide kreatif yang sangat diperlukan sebagai kepala ruangan dalam meningkatkan
kemampuan kompetensi anggota yang dimiliki misalnya.
e. Memberikan peluang kepada seluruh staf terutama yang masih memiliki
latarbelakang pendidikan DIII dan yang masih berlatar belakang pendidikan
S1 untukmelanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tingi. Serta untuk mengikuti
pelatihan- pelatihan ilmu intensive care internal dan eksterna.l Pendidikan yang
berkelanjutanadalah suatu jalan untuk membantu keterampilan keperawatan
untuk tetap diperbaharuhi (Potter 2009)
Saran yang dapat diberikan nama kepala ruangan selaku Kepala Ruangan sehubungan
dengan hasil Analisa:
a. Dari segi penerimaan kritik dan saran
b. Sebagai kepala ruangan ada baiknya bagi seorang pemimpin yang baik Kepala Ruangan
mengevaluasi hasil kepemimpinannya dengan cara memberikan kesempatan kepada
karyawannya untuk memberikan kritik dan saran terhadap caranya memimpin sehingga
adanya keterbukaan terhadap pemimpin dan karyawan.
c. Dari segi gaya kepemimpinan transformasional.
Kepala Ruangan hendaknya tidak hanya memberikan motivasi dan mengarahkan
karyawan untuk melakukan lebih tetapi juga melakukan monitoring atau pengawasan
yang lebih rutin agar mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
d. Dari segi nilai kepemimpinan yang diterapkan dan dimiliki oleh Kepala Ruangan
Kepala Ruangan ada baiknya untuk Oktina selaku Kepala Ruangan apa untuk belajar
menguasai emosinya lebih baik lagi sehingga nilai kecerdasan emosional yang
seharusnya dimiliki dalam diri seorang pemimpin yang baik dapat terealisasi dan
membantu mencapai tujuan perusahaan dan mempermudah Kepala Ruangan dalam
membangun hubungan dengan orang lain serta karyawannya.
DAFTAR PUSTAKA

Hartiti, T. Studi deskriptif kepemimpinan transformasional Kepala Ruang dan persepsinya


terhadap softskill perawat pelaksana, di RS Semarang. Proseding hasil penelitian pada
seminar internasional, Bandung. 2010.
Hartiti, T. Peningkatan Softskill Perawat melalui Kepemimpinan Transformasional kepala
ruang pada RS Swasta di Semarang. 2013
Marayyan, M.T., (2009). Job stressors and social support behaviors: Comparing intensive care
unit to wards in Jordan. Contemporary Nurse 31; 163-175.
Marquis, B.L., & Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan; teori dan
aplikasi. Edisi 4, EGC, Jakarta.
Nursalam. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik KeperawatanProfesional,
edisi ke 4. Jakarta : Salemba Medika. 2014
Mulyaningsih. (2011). ‘Hubungan Berpikir Kritis dengan Perilaku Caring Perawat di RSUD
Dr. Moewardi Surakarta’. Tesis Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Tidak Diterbitkan.
Sharfina, D. (2014). Kepemimpinan Kepala Ruangan. Igarss 2014, (X), 1–5.
https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Potter dan Perry , 2009, Fundamental Keperawatan , Fundamental Of Nuraing, Buku 1
Edisi .Jakarta Salemba Medika.
Marquis, B.L & Huston, C.J. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan: teori dan
aplikasi. 4thed. Jakarta: EGC. 2010
Robins, Stepent P. dan Timoty A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta:Salemba Empat.
Milkhatun. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Kepemimpinan Transformasional
Kepala Ruang di RSI Sultan Agung Semarang. Tesis. Program Studi Magister
Keperawatan Universitas Diponegoro, Semarang

Anda mungkin juga menyukai