Anda di halaman 1dari 497

TIM PENYUSUN PISC 2019

Ketua : Adisti Rahma Putri


Wakil Ketua : Fathiyya Azizah Rahmah
Sekretaris : Putri Maharahi Pramuji
Bendahara :
- Dhecella Winy Cintya Ningrum
- Dhiva Andarika Fitri
Editor :
- Dhea Mustafa
- Alfiah Amaliyah
- Asni Fathul Jannah
- Ilma Yanti
- Inka Aprissa
- Mentari
- Nariswari Cahya Ardani
- Nuha Haifa Arifin
- Rizky Anita Fajarani
- Salwa Dwi Agustin S.
Screening :
- Umi Khumaeroh
- Nahtia Rini Asrianti
- Nur Hidayah
- Raja Rola Winanda
Layouter :
- Galih Kukuh Prayogo
- Rizqa Auliya

PERINGATAN !!!
DILARANG KERAS MEMFPTPKOPI ATAU MEMPERBANYAK
SEBAGIA ATAU SELURUH ISI BUKU.
BILA ADA YANG MELANGGAR AKAN DIKENAKAN SANKSI
BERUPA DENDA 2X LIPAT DARI HARGA BUKU.
Daftar Isi

Bab I Annisa Krisridwany, M.Env.Sc., Apt


1) Toksikologi Pendahuluan dan Asas Umum.......................................2
2) Tolok Ukur Toksisitas.......................................................................17
3) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Toksisitas.............................39

Bab II Prof. Agung Endro Nugroho, Apt


1) Pengantar Pendahuluan Farmakologi Dasar..................................58
2) Prinsip Kerja Obat.............................................................................75
3) Reseptor Sebagai Target Aksi Obat............................................95

Bab III Dr. Arief Rahman Hakim, Apt


1) Definisi, Manfaat, dan Orde Farmakokinetika.........................115
2) Farmakokinetika Obat Model Satu Kompartemen Terbuka
Pemberian Obat Secara Intravaskular.......................................127
3) Farmakokinetika Obat Model Satu Kompartemen Terbuka
Pemberian Ekstravaskuler (Oral).................................................139
4) Analisis Farmakokinetika Obat Model Dua Kompartemen
Terbuka Pemberian Intravaskular (Intravena Bolus)..............149
5) Analisis Farmakokinetika Obat Model Dua Kompartemen
Terbuka Pemberian Ekstravaskular.............................................163

Bab IV Sri Tasminatun, MSc., Apt


1) Pengenalan Hewan Uji dan Cara Pemberian Obat pada
Hewan Uji...........................................................................................170
2) Obat Pada Sistem Pernapasan......................................................184
3) Kemoterapi , Antibiotika, Antifungi dan Antivirus..................197
4) Antiinflamasi, Antihistamin Imunosupresan, & Antigout.......213
5) Bioavailabilitas dan Bioekivalensi.................................................236
Bab V Nurul Maziyyah, M.Sc., Apt
1) Drugs In Autonomic System.........................................................256
2) Obat-Obat Pada Sistem Saraf Otonom Part II......................283

Bab VI Dr. Zulkhah Noor, Apt


1) Sistem Saraf Pusat dan Otonom..................................................319

Bab VII Mega Octavia, M.Sc., Apt


1) Terapi Antidot.................................................................................345

Bab VIII dr. Dirwan Suryo Soularto, Sp.F., M.Sc.


1) Kesehatan Menurut Islam dan Petunjuk Kesehatan dalam
Al-Qur’an dan As Sunnah...............................................................368
Bab I
Annisa Krisridwany, M.Env.Sc., Apt

Orang yang tak pernah membuat kesalahan,


maka tak akan pernah
mencoba sesuatu yang baru

Albert Einstein
Dosen : Annisa Krisridwany, M.Env.Sc., Apt
Editor : Ilma Yanti
Tanggal : Rabu, 08 April 2020

Toksikologi Pendahuluan dan Asas Umum

A. PENDAHULUAN
• Arti Toksikologi
• Tujuan Toksikologi
• Ilmu yang mendasari toksikologi
• Xenobiotik, Toksin, Obat : jenis dan efek zat beracun
• Contoh Kasus Keracunan
• Ruang Lingkup Toksikologi

Pendahuluan
Toksikologi: Ilmu yang mempelajari tentang aksi/ pengaruh
obat atau zat beracun terhadap tubuh.
(Paracelsus, 1493-1541)

“All substances are poisons; there is none that is not poison.


The right dose differentiates a poison and a remedy”

Ada keterkaitan antara takaran dan


respon tubuh terhadap zat yg masuk ke
dalam tubuh
Toksikologi
Tujuan Belajar Toksikologi

Tujuan Belajar Toksikologi


• Memahami jenis zat beracun
• Dapat mengevaluasi keberbahayaan zat kimia
• Menentukan batas keamanan zat kimia
• Mendukung perkembangan produksi obat, pestisida, zat
tambahan makanan.
Xenobiotik : semua zat asing bagi tubuh
- Obat, Bahan tambahan makanan, racun, vaksin, dll

OBAT dapat memberikan:


• Efek Terapi
• Efek Samping
• Efek Toksik : Gentamicin-Ginjal, INH (Isoniazid) dan
Paracetamol- Hati
• Adverse Effect : efek obat yang tidak diharapkan seperti
muntah, alergi,

JENIS ZAT BERACUN


1. Padat
• Obat nyamuk, kapur barus, kristal sianida, senyawa arsen
2. Liquid
• pestisida
3. Gas
• CO, sulfur, sarin

Klasifikasi Zat Beracun Berdasarkan Efek Fisiologis


Efek Zat Beracun Berdasarkan Organ Target
• neurotoksik (meracuni syaraf) : racun botulinum
• hepatotoksik (meracuni liver/hati) : sulfonamida, insektisida,
anestetik
• nefrotoksik (meracuni ginjal) : aminoglikosida
• hematotoksik (meracuni darah) : chloramphenicol, sulfonamida,
insektisida
• sistemik (meracuni seluruh fungsi tubuh) racun sianid

Contoh kasus keracunan


• Metanol
• Thalidomide 1956 di Jerman
• Metil Mercury di teluk Minamata
Jepang: pabrik Chisso 1956
ditemukan 200-600 ton Hg,
Selenium, Mangaan, thalium
• Arsen-Munir, Sianida-Mirna
• Tempe Bongkrek di Banyumas
• Pestisida
• Ikan buntal: tetrodotoxin
en.tempo.co

Kasus Keracunan di Dunia


Nasib Obat Dalam Tubuh…

https://www.youtube.com/watch?v=IOf-z0D1mHk

Ruang lingkup Toksikologi


1. Toksikologi Klinik
2. Toksikologi Lingkungan
3. Toksikologi Ekonomi
4. Toksikologi kehakima
Toksikologi Klinik
Mempelajari efek toksik dari agen yang bertujuan untuk
mengobati, memperbaiki, memodifikasi, atau mencegah suatu
keadaan penyakit atau efek obat pada satu waktu tertentu.
Untuk mengatasi toksisitas, mengupayakan
tindakan, menghilangkan gejala dan mengeluarkan
racun secepatnya dr tubuh misal dgn memberi
antidotumfreepik.

Toksikologi Lingkungan
• Mempelajari dampak zat kimia yang
berpotensi merugikan sebagai
polutan lingkungan.
• Tidak disengaja.
• menguraikan pemejanan (exposure)
zat kimia (pencemar lingkungan,
makanan dan air) yg tdk disengaja
pada jaringan biologi.
• (lebih khusus manusia).
• polutan, residu pestisida, limbah industri.

Toksikologi Ekonomi
• membahas segi manfaat dan nilai ekonomis dari xenobiotika.
• Sengaja.
• Menguraikan pengaruh berbahaya zat kimia yg sengaja
diberikan pada jaringan biologi dengan maksud untuk
mendapatkan pengaruh/efek bermanfaat yg khas
• obat, zat tambahan makanan, pestisida.
Toksikologi Kehakiman
• Menangani aspek medis dan aspek hukum atas
pengaruh berbahaya zat kimia baik yang
dipajankan scr sengaja atau tdk sengaja.
• diagnosa, terapi, medikolegal.
B. Asas Umum Toksikologi
Meliputi :
1. Kondisi efek toksik
2. Mekanisme efek toksik
3. Wujud efek toksik
4. Sifat efek toksik

a. Kondisi efek toksik


• Keadaan atau faktor yang mempengaruhi efektivitas
absorbsi, distribusi dan eliminasi zat beracun dalam tubuh
• Akan menentukan keberadaan zat kimia utuh atau
metabolitnya dalam sel sasaran/ tempat kerjanya.
• Kondisi menentukan besarnya toksisitas : Zat Kimia,
Subyek, Patologi
b. Mekanisme Aksi Efek Toksik
• Toksik intrasel toksisitas yang diawali dengan interaksi
secara langsung antara zat kimia atau metabolismeya
dengan reseptor.
• Toksik ekstrasel toksisitas secara tidak langsung dengan
memengaruhi lingkungan sel sasaran tetapi dapat
berpengaruh pada sel sasaran.

Mekanisme Efek Toksik Intrasel


• Sifatnya langsung/primer
• Zat kimia atau metabolitnya masuk pd sel sasaran dan sebabkan
gangguan sel/organelanya melalui pendesakan, ikatan kovalen,
subtitusi, atau peroksidasi dsb)
• Sebelumnya tubuh beradaptasi atau melakukan perbaikan
• Bila respon pertahanan tidak mampu eliminir gangguan, akan ada
efek toksik
• Wujud terjadinya perubahan adalah kekacauan biokimiawi,
fungsional dan struktural
Contoh zat toksik intrasel
• Tetrasiklin/ kloramfenikol mengikat ribosom sel
• Antimikroba golongan sulfa dapat menghambat sistesis asam
folat
• Radikal bebas sebabkan peroksidasi lipid/protein
• Insektisida yang mengikat enzim asetilkolinesterase sebabkan
bertumpuknya Ach dalam sinap sehingga mengakibatkan efek
kolinergik yang berlebihan
• Racun kobra ular dapat berikatan dengan postsinaptik
neuromuskuler sehingga tidak peka dengan asetilkolin

https://www.youtube.com/watch?v=fBXSJGxfnbU
• Sianida berikatan dgn atom besi dari heme (bag. dari
Hemoglobin), sehingga mengganggu pernapasan sel/produksi
energi
• Toksin botulisme berikatan dengan ujung akson presinaptik
kolinergik perifer shg menghambat pelepasan Ach, terjadi
hambatan kolinergi

Mekanisme Toksik Ekstrasel


• Kelangsungan hidup sel bergantung pada faktor lingkungan
ekstrasel untuk memenuhi kebutuhan metabolik basal dan
pengaturan aktifitas sel.
• Gangguan akan menyebabkan perubahan struktur atau fungsi
sel
Mekanisme toksik ekstrasel melibatkan:
1. Oksigen kecukupan pasok oksigen tergantung :
• fungsi alat pernapasan
• difusi oksigen dari alveoli ke dalam darah
• jumlah eritrosit yg berfungsi
• sistem kardiovaskuler
• CONTOH: nitrit dpt merubah hemoglobin menjadi
methemoglobin → kekurangan oksigen di sirkulasi darah →
hipoksia → anoksia → produksi energi sel terganggu →
terjadi degenerasi sel/ kematian sel
Mekanisme toksik ekstrasel
2. Suplai unsur hara
• Agar reaksi metabolik berlangsung normal dan produksi
energi sel tercukupi.
• Kecukupan unsur hara/zat makanan tergantung pada proses
seperti ingesti, digesti, absorpsi dan transpornya ke
lingkungan sel.
• Zat beracun yang mengganggu proses tersebut akan
mempengaruhi produksi energi dan pertumbuhan sel
• Contoh: Gangguan tekanan osmosis, menyebabkan sel
mengalami krenasi atau pengkerutan
Mekanisme toksik ekstrasel
3. Sistem pengaturan aktifitas sel meliputi sistem saraf, sistem
hormon dan sistem imun.
• Gangguan sistem ini dapat menyebabkan kematian sel
• Contoh:
- Atropin pengaruhi saraf otonom → menghambat sekresi
kelenjar ludah → mulut jd kering – Senyawa nonsteroid
methalibure dapat menekan sekresi gonadotropin →
menghambat spermatogenesis dan atropi kelenjar kelamin.
- Molekul antigenik dari bakteri, virus, protein dan zat kimia
asing memacu reaksi alergi → menyebabkan syok
anafilaktik
C. Wujud Efek Toksik
• Merupakan perubahan biokimia, fungsional atau struktural
yang terjadi dalam tubuh
• Wujud efek toksik dapat berupa gabungan dari 3
perubahan di atas
• Perubahan struktural

perubahan biokimia atau fungsi dari sel

perubahan fungsional

1. Perubahan Biokimia
• Wujud efek toksik berupa perubahan atau kekacauan
biokimia dari sel akibat adanya antaraksi zat beracun dan
tempat aksi yang sifatnya terbalikan (reversible) • Misal
terjadi penghambatan respirasi sel, perubahan
keseimbangan cairan & elektrolit, dan gangguan hormonal.
• Contoh : sianida menghambat transport elektron, sehingga
menghambat respirasi sel dan gangguan pasok energi.

2. Perubahan Fungsional
• Wujud efek toksik yang dapat mempengaruhi fungsi
homeostasis yang sifatnya terbalikkan (reversible)
• Misal terjadinya anoksia, gangguan pernafasan, gangguan
SSP, hipo/hipertensi, hiperglikemia, perubahan
kontraksi/relaksasi otot, hipo/hipertermi
• Contoh : Insektisida organofosfat malation menyebabkan
kejangnya otot-otot pernafasan sebagai akibat
penumpukan asetilkolin yang berlebihan karena hambatan
terhadap enzim asetilkolinesterase.
3. Perubahan Struktural
• Wujud efek toksik yang berkaitan dgn perubahan
morfologi sel sehingga terwujud sebagai kekacauan
struktural. (dapatt reversible/ irreversible)
• Terdapat 3 respon histopatologi krn adanya luka sel yaitu
degenerasi, proliferasi, inflamasi
• Contoh
o Tetrasiklin dapat menyebabkan terjadinya
perlemakan hati
o Aflatoksin dapat sebabkan nekrosis hati

D. Sifat Efek Toksik


- Reversible (terbalikkan)
- Irreversible (tidak terbalikkan)

Ciri-ciri efek toksik terbalikkan


• Bila zat toksik dalam tempat kerjanya atau reseptornya
habis, maka reseptor akan kembali ke kedudukan semula
• Efek toksik akan cepat kembali normal
• Ketoksikan sangat bergantung pada dosis, kecepatan
absorbsi, distribusi dan eliminasi zat racun
Ciri-ciri efek toksik tak terbalikkan
• Kerusakan bersifat permanen
• Paparan berikutnya akan menyebabkan kerusakan yang
sifatnya sama, memungkinkan terjadinya akumulasi efek
toksik
• Paparan dgn dosis yg sangat kecil dalam jangka panjang akan
menimbulkan efek toksik yg sama efektifnya dengan paparan
dosis besar jangka pendek.
• Ini berarti zat racun sangat sulit dieliminasi.
Dosen : Annisa Krisridwany, M.Env.Sc., Apt
Editor : Asni Fathul Jannah
Tanggal : Kamis, 16 April 2020

Tolok Ukur Toksisitas

Outline
• Pendahuluan
• Tolok Ukur Toksisitas : Kualitatif dan Kuantitatif
• Hubungan Kekerabatan Dosis-Pasien
• Manfaat Mengetahui Tolok Ukur

A. PENDAHULUAN

Toksisitas (ketoksikan) adalah kapasitas sesuatu zat beracun untuk


menimbulkan efek toksik tertentu pada makhluk hidup.
Beberapa istilah penting yang digunakan dalam toksisitas,
yaitu:
Efek : Perubahan biologis akibat pemejanan dengan zat

beracun.

Respon : Proporsi populasi yang memperlihatkan efek tertentu.

Bahaya : Kemungkinan sesuatu zat kimia akan menyebabkan

sesuatu efek yang membahayakan kesehatan dalam

kondisi dimana zat itu diproduksi atau digunakan

makhluk hidup.

Resiko : Frekuensi perkiraan terhadap efek yang tak

diinginkan yang mungkin timbul akibat pemejanan

makhluk hidup dengan zat kimia.

Keamanan : Resiko yang dapat diterima berkenaan dengan

penggunaan zat kimia dengan dosis dan cara seperti

termaksud dalam penggunaannya.

B. TOLOK UKUR TOKSISITAS

Tolok ukur toksisitas terbagi 2, yaitu:

a. Kualitatif

b. Kuantitatif

Kedua tolok ukur ini diperoleh dari hasil uji ketoksikan zat
beracun pada sekelompok hewan tertentu dan diterapkan guna
memperkirakan resiko timbulnya kejadian sesuatu efek toksik
pada diri manusia.
Gambar 1. Tolok Ukur Kualitatif

Gambar 2. Tolok Ukur Kuantitatif


1. Tolok Ukur Kualitatif
Dasar Pemikiran dari Tolok Ukur Kualitatif yaitu sebagai
berikut.

Jadi, hal-hal yang mencakup tolok ukur kualitatif, yaitu:


• Mekanisme Aksi
• Jenis Wujud Efek Toksik
• Sifat Efek Toksik
• Gejala Klinis yang Tampak

Selama efek toksik berlangsung, seluruh tolok ukur


ditegaskan dalam uji ketoksikan dengan tujuan untuk melihat
hubungan sebab akibat ketoksikan racun.

Contoh tolok ukur kualitatif.


Gambar 3. Menggambarkan hati dengan Sirosis yang
merupakan penyakit hati serius yang umumnya disebabkan oleh
penyalahgunaan alcohol.
Bagaimana tolok ukur kualitatif toksisitas pada hati tersebut?
Mekanisme?
Jenis?
Sifat?
Gejala?
Manfaat mengetahui tolok ukur kualitatif adalah dapat
menjelaskan mekanisme aksi, wujud, sifat efek toksik dan
gejala klinis yang tampak.

Keparahan dari akibat yang ditimbulkan dapat dijelaskan


melalui tolok ukur kualitatif disamping tolok ukur kuantitatif.

2. Tolok Ukur Kuantitatif


Berdasarkan pada pemikiran Paracelsus (1493-1541) yaitu
“The dose makes the poison” or in Latin, "Sola dosis facit
venenum“, yang artinya dosis membuat racun adalah pepatah
yang dimaksudkan untuk menunjukkan prinsip dasar toksikologi

The principle relies on the finding that all chemicals — even


water and oxygen— can be toxic if too much is eaten, drunk, or
absorbed, yang berarti “Prinsipnya bergantung pada penemuan
bahwa semua bahan kimia — bahkan air dan oksigen — bisa beracun
jika terlalu banyak dimakan, diminum, atau diserap.”

1) Ada takaran atau dosis yang tidak menimbulkan efek toksik


yang dapat teramati.
2) Takaran yang lebih tinggi dapat menyebabkan efek toksik
yang maksimum.

Pernyataan Paracelscus( 1493- 1541) yaitu Kekerabatan


antara kondisi pemejanan (variabel bebas) dan wujud
efek/respon toksik ( variabel tergantung)

Tolok ukur kuantitatif utama yaitu meliputi Kekerabatan


antara Dosis dan Respon dan Waktu dan Respon.
a. Kekerabatan antara Dosis dan respon

Penyajiannya datanya biasanya dalam bentuk


1. Diagram distribusi respons
2. Kurva frekuensi respons/%respons

3. Kekerabatan dosis-intensitas efek toksik (dosis-respon)


→ LD50, TD50, dan KETT
4. Kekerabatan lama pemejanan-intensitas efek toksik
(waktu-respon) → Waktu latent (waktu yang dibutuhkan
sampai efek toksik muncul)
C. HUBUNGAN/KEKERABATAN DOSIS RESPON
• ASUMSI :
o Efek toksik merupakan fungsi kadar racun di tempat
aksinya.
o Kadar racun di tempat aksinya berhubungan dengan takaran
pemejanannya.
o Respon toksik menunjukkan hubungan sebab akibat dengan
racun yang dipejankan.
1. Kurva Dosis vs Respon
Takaran pemejanan dimana 50% individu dalam seatu
kelompok populasi menunjukkan efek toksik baku (takaran
media) digunakan sebagai tolok ukur potensi ketoksikan
racun.
TD50 (toxic dose) → Bila efek toksik berupa perubahan
biokimia, fungsional dan struktural .
LD50 (lethal dose) → Bila efek toksik berupa kematian.

METODE PERHITUNGAN HARGA LETHAL DOSE 50


(LD50)
Lethal Dose 50 (LD50) adalah dosis tunggal suatu
senyawa obat yang secara statistik diharapkan akan
membunuh 50 % hewan percobaan dari keseluruhan hewan
coba yang digunakan dalam penelitian. Semakin kecil nilai
LD50 semakin toksik senyawa tersebut.
Terdapat beberapa metode yang paling sering
digunakan untuk menghitung harga LD50 yaitu
a. Metode Grafik Lithfield & Wilcoxon (1949).
b. Metode Kertas Grafik Probit Logaritma Miller dan
Tainter (1944).
c. Metode Rata – Rata Bergerak Thompson-Weil (1952)
yang didasarkan pada kekerabatan antara peringkat
dosis dan % hewan yang menunjukkan respon.
d. Farmakope Indonesia edisi III
2. Metode Grafi

CARA PROBIT
Syarat:
1. Mempunyai tabel probit
2. Menentukan nilai probit dari % kematian tiap kelompok
uji
3. Menentukan log dosis tiap tiap kelompok
4. Menentukan persamaan garis lurus hubungan antara nilai
probit dengan log dosis.
5. Masukkan nilai 5 (probit dari 50% kematian hewan coba)
pada persamaan garis lurus pada nilai Y. Nilai LD50 atau
LC50 dihitung dari nilai antilog X pada saat Y=5.

CARA FARMAKOPE INDONESIA III


1. Menggunakan seri dosis atau konsentrasi yang
berkelipatan tetap
2. Jumlah hewan percobaan tiap kelompok harus sama.
3. Dosis harus diatur sedemikian rupa supaya memberikan
efek dari 0-100% dan hitungan dibatasi direntang
tersebut.
Rumus Perhitungan LD50 adalah

m = a – b ( ∑pi – 0,5)

m = log LD50

Keterangan:
a = logaritma dosis terendah yang masih menyebabkan
jumlah kematian 100% tiap kelompok
b = beda log dosis yang berurutan
pi = jumlah yang mati menerima dosis I dibagi jumlah hewan
seluruhnya yang menerima dosis i

Contoh 1. Perhitungan LD50 menurut Farmakope Indonesia III


• Siapkan fenol dengan berbagai konsentrasi di dalam beaker
glass. Siapkan anak ikan 10 ekor, masukkan kedalam masing-
masing beaker glass, dan mulai hitung waktunya
• Lakukan pengamatan selama 1,5-2 jam
• Hitung berapa jumlah ikan yang mati dan jumlah ikan yang hidup
• Tabelkan dan hitung LD50 nya

Hitung nilai LD50 sesuai Farmakope Indonesia III.


Jawab:
Perhitungan LD50 berdasarkan Farmakope Indonesia III
1) Log dosis terendah yang menyebabkan kematian 100% tiap
kelompok (a) = 0.0025%, Log 0.0025 = -2.602
2) Beda log dosis yang berurutan (b) = log 0.04 – log 0.02 = 0.301
3) Jumlah hewan yang mati yang menerima dosis sebanyak I
dibagi jumlah hewan seluruhnya yang menerima dosis i
(Pi) = Pi = (1 + 0)
m = a – b ( Pi – 0.5)
Log LD50 = -2.602 – 0.301 (1 - 0.5)
= -2.602 – 0.301 (0.5)
= -2.602 – 0.150
= -2.752
Antilog – 2.752
LD50 = 0.001770%

Contoh 2. Perhitungan LD50 menurut Farmakope Indonesia III

Hitung nilai LD50 sesuai Farmakope Indonesia III


Jawab:
m = a – b ( Pi – 0.5)
log LD50 = log 500 – (log 500 – log 250) (2.5 – 0.5)
= 2.699 – (0.301) (2)
log LD50 = 2.699 –0.602
log LD50 = 2.09
LD50 = Antilog 2.097
= 125.026 mg/kgBB

Contoh 3. Perhitungan LD50 menurut Farmakope Indonesia III

Hitung nilai LD50 sesuai Farmakope Indonesia III.


Jawab:
m = a – b ( Pi – 0.5)
log LD50 = log 250 – (log 500 – log 250) (2 – 0.5)
= 2.398 – (0.301) (1.5)
log LD50 = 2.398 –0.452
log LD50 = 1.946
LD50 = Antilog 1.946
= 88.308 mg/kgBB
CARA WEIL

Log m = log D + d(f+1)

Keterangan:
m : nilai LD50
D : dosis terkecil yang digunakan
d : log dari kelipatan dosis
f : suatu nilai dalam tabel weil, karena angka kematian
tertentu (r)

Contoh 1. Perhitungan LD50 dengan Cara Weil


Kel Dosis mg/kg Log Dosis Kematian % Kematian
1 10 1 0 0
2 20 1,301 1 20
3 40 1,601 3 60
4 80 1,903 5 100

Hitung LD50 dari data diatas jika setiap kelompok terdiri dari 5
mencit.

Jawab:
Lihat table weil N = 4, jumlah hewan 5/kelompok
Log m = log D + d(f+1)
Log m = log 10 + 2 (0,7+1)
= 1 + log 2 (1,7)
= 1 + 0,301 x 1,7
= 1,5117
M = antilog 1,5117
= 32,486 mg/kg

Jadi, LD50 = 32,486 mg/kg.


Pada Kurva Hubungan Dosis-Respon, bentuk bagian awal
kurva lebih relevan dikaji daripada bentuk kurva keseluruhan. Hal
ini berkaitan dengan ambang pemejanan racun, yakni takaran
pemejanan dimana individu tidak menunjukan respon atau efek
toksik yang terukur atau teramati. Batas aman ketoksikan racun
yang lazim disebut kadar efek toksin tak teramati (KETT) atau
“no observed effect level”.

KETT merupakan takaran pemejanan tertinggi yang


tidak menyebabkan efek toksik atau kematian pada diri subjek
uji, yakni titik potong kurva awal dengan absis (sumbu x).

Tabel. Kriteria Ketoksikan Xenobiotika (Loomis, 1978)


No. Kriteria LD50 (mg/kg)

1. Luar biasa toksik Kurang dari 1 (<1)

2. Sangat toksik 1–50

3. Cukup toksik 50 – 500

4. Sedikit toksik 500 – 5000

5. Praktis tidak toksik 5000 – 15000

6. Relatif kurang berbahaya >15000


• LD50/TD50 tidak menggambarkan batas keamanan racun.
• Batas keamanan racun digambarkan oleh KETT, artinya:
Mialnya meskipun harga LD50 racun A lebih besar daripada
LD50 racun B atau potensi ketoksikan akut racun A lebih
rendah daripada racun B, tidak berarti racun A pasti lebih
aman daripada racun B.
• Batas aman suatu racun harus dilihat dari harga KETT
nya.

KETT/NOEL
KETT (kadar efek toksin tak teramati) atau NOEL (no
observable effect level) menggambarkan takaran pemejanan
tertinggi yang tidak menyebabkan timbulnya efek toksik atau
kematian pada diri subjek uji. KETT/NOEL diperoleh dari uji
ketoksikan sub kronis.
KETT/NOEL adalah dosis atau tingkat paparan tertinggi
dari suatu bahan atau bahan yang tidak menghasilkan efek
racun yang nyata (tidak dapat diamati) pada hewan yang diuji.
D. HUBUNGAN KEKERABATAN WAKTU-RESPON
MHDD (Masukan Harian yang Dapat
Diterima) atau ADI (Acceptable Daily
Intake) merupakan takaran harian
maksimum (mg/kgBB) racun pangan (zat
tambahan makanan, senyawa pencemar,
residu, dsb.) yang dapat diterima
manusia pada pemejanan jangka pendek.
MHMD (Masukan Harian Maksimum
yang Diperbolehkan) merupakan kadar
maksimum bahan pangan yang
diperbolehkan.

Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut

Kekerabatan Waktu-Respon berguna untuk evaluasi dan


penilaian ketoksinan racun pada pemejanan sub kronis (10% masa
hidup subjek uji) dan kronis (85% masa hidup subjek uji).
1. Waktu Letal (WL)
Waktu Letal (WL) adalah waktu yang dilewati sebelum
efek toksik menjadi nyata.

2. Sifat Antaraksi Racun Pada Pemejanan Kronis


a. Terbalikkan
• Umumnya memiliki t1/2 pendek
• Jarang terjadi kejenuhan translokasi racun
• Mencapai kadar konstan dalam darah (steady-state)/
kadar tunak/ Kkt
• Kinetika hubungan dosis-respon: orde 1 -> WL tidak
berbanding lurus dengan dosis
• Pada umumnya WL = 4 x t1/2
b. Sekuestrasi Fisik
• Waktu paruh lebih panjang sehingga Kkt dan WL lebih
Panjang.
• Contoh: t1/2 DDT 1,8 tahun, jika pemejanan 1,8 tahun
sekali, maka WL= 4 x 1,8 = 7,2 tahun sehingga DDT akan
berada dibawah KTM dalam waktu yang lama sehingga
gejala toksik lambat terlihat
c. Tak Terbalikkan
• Waktu laten sebanding dengan dosis pemejanannya
(mengikuti orde 0)
• Dengan dosis rendah efek toksis terlihat nyata
• Akibat pemejanan kronis akan terjadi penumpukan efek
toksik
• Contoh teratogenik
3. Masukan Harian yang Dapat Diterima (MHDD)
Masukan harian yang dapat diterima (MHDD) atau
Acceptable daily intake (ADI) adalah sebuah tolok ukur yang
dapat ditetapkan apabila KETT suatu racun telah ditetapkan.

Nilai MHDD dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


𝑚𝑔
KETT ( ⁄𝑘𝑔𝐵𝐵ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖)
MHDD (mg/kg BB manusia) =
faktor aman (biasanya 100)

Faktor aman merupakan tetapan yang menggantikan


berbagai faktor yang tidak diketahui dalam
mengekstrapolasikan data hasil hewan uji ke manusia.

Berbagai faktor tersebut adalah : kondisi fisiologis dan


patologis hewan uji ke manusia, faktor perbedaan jumlah
subjek yang terlibat dalam ekstrapolasi (dari jumlah hewan uji
yang sedikit ke manusia dengan jumlah yang besar dan
beragam).

Faktor aman bisanya 100, tetapi tidak semua racun/obat


memiliki faktor aman 100, bisa lebih kecil atau lebih besar.

Contoh KETT Senyawa


Faktor MHDD
Senyawa KETT (tikus)
Aman (manusia)

Heksa Klorobenzena
(1969) 1,25 mg/kgBB/hari 2000 0,6 meg

Dieldrin (1970) 0,025 mg/kgBB/hari 200 0,1 meg

DDT 0,05 mg/kgBB/hari 10 5,0 meg

Dari harga MHDD dapat dihitung MHMD (Masukan Harian


Maksimum yang Diperbolehkan) yang dihitung dengan cara
mengalikan MHDD dengan purata berat badan manusia (kg).
Berikut adalah rumus untuk memperoleh nilai MHMD.
MHMD (mg/hari) = MHDD (mg/kgBB manusia/hari) x BB (kg)

Contoh perhitungan MHMD


• KETT endosulfan (anjing) : 0,75 mg/kg/hari
• Faktor aman 100
• Rerata berat badan manusia 60 kg

Jawab
𝑚𝑔
KETT ( ⁄𝑘𝑔𝐵𝐵 ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖)
MHDD =
faktor aman

𝑚𝑔
0,75 (( ⁄𝑘𝑔𝐵𝐵 ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖)
MHDD =
100
MHDD = 0,0075 (mg/kg/hari)
MHDD = MHDD (mg/kg/hari) * BB (kg)
MHDD = 0,0075 (mg/kg/hari) * 60 (kg)
MHDD = 0,45 (mg/hari)

LD50 beberapa bahan kimia yang diberikan melalui cara


yang berbeda pada mencit.
Cara LD50 (mg/kg BB) pada Mencit dari
Pemberian Prokain DFP Fenobarbiital
IV 45 0,34 80
IP 230 1,00 130
IM 630 0,85 124
SC 800 1,00 130
Oral 500 0,90 280
Keterangan : DFP = diisoprophyflourophosphat
E. MANFAAT MENGETAHUI TOLOK UKUR TOKSISITAS
Manfaat mengetahui tolok ukur toksisitas, yaitu :
1) Mengetahui gejala toksik
2) Mengetahui penanganan gejala toksik
3) Mengetahui waktu yang terbaik untuk mengatasi gejala
keracunan
4) Mengetahui kadar LD50 atau TD50
5) Dapat digunakan untuk uji toksisitas suatu zat
6) Dapat menjadi pertimbangan terapi penanganan ketoksikan
7) Mendapatkan informasi klasifikasi zat beracun
8) Mengetahui awal mula terjadinya efek toksik
9) Memperkirakan waktu efek berakhir

Cara Untuk Mencegah atau Menekan Efek Toksik dapat


dilakukan sebagai berikut.
1. Memperkecil absorbsi atau laju absorpsi sehingga konsentrasi
plasma tetap dibawah kadar toksik.
- penggunaan absorben
- pembilasan lambung
- mempercepat pengosongan lambung-usus

2. Meningkatkan eliminasi zat toksik dan atau pembentukan suatu


kompleks yang tidak aktif.
- perubahan pH urin
- diuresis paksa

3. Memperkecil kepekaan obyek biologik terhadap efek.


- pemakaian antidot
RINGKASAN
Dosen : Annisa Krisridwany, M.Env.Sc., Apt
Editor : Rizky Anita Fajarani
Tanggal : Kamis, 23 April 2020

Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Toksisitas

LO :

• Mahasiswa memahami faktor-faktor penentu toksisitas


• Mahasiswa dapat menjelaskan faktor zat beracun dalam
menyebabkan toksisitas
• Mahasiswa dapat menjelaskan faktor dari subyek penerima
paparan zat beracun

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS

1. Faktor Intrinsik Zat Beracun

- Faktor Kimia/fisika
- Kondisi Pemejanan
2. Faktor Intrinsik Makhluk Hidup
- Keadaan Patologi
- Keadaan Fisiologi
FAKTOR INTRINSIK ZAT BERACUN

➢ Contoh aksi yg spesifik:

Paration dan metilparation -> ketoksikan (LD50) lebih besar


paration, berkaitan dengan penghambatan enzim
asetilkolinesterase yang lebih besar sehingga asetilkolin
menumpuk. Apabila asetilkolin menumpuk, maka akan
menyebabkan kelumpuhan.
➢ Contoh aksi yang tak spesifik:

Asam dan basa kuat mampu merusak sel, mungkin dengan cara
presipitasi protein yang berakibat denaturasi protein.
Cpntohnya yaitu larutan pekat dari pelarut organik, eter,
kloroform, dan CCl4.

FAKTOR INTRINSIK ZAT BERACUN


Sifat Fisika : Wujud Zat, Warna, Kelarutan, Daya larut dalam air
atau lemak
Sifat Kimia : Struktur dan jenis senyawa, Konsentrasi, Berat
molekul, Reaksi kimia

SIFAT FISIKA
Timah hitam berbentuk fume (asap) lebih toksik dari bentuk
debunya . Larutan yang mempunyai tekanan uap yang tinggi (misal
Benzena) lebih toksik dari larutan yang tekanan uapnya rendah
(misal Toluen). Asam benzoat lebih mudah diabsorbsi dari lambung
daripada usus (kaitannya dengan pH dan pKa).
SIFAT KIMIA
Contoh kontaminasi bakteri Pseudomonas. cocovenans pada
tempe bongkrek yang menghasilkan racun berupa asam bongkrek
dan toxoflavin -> muntah, pusing, dan kehilangan kesadaran.
Asam Bongkrek

Catatan PISC :
Zat beracun mempunyai faktor intrinsiknya yaitu terkait dengan
sifat fisika kimia.
Pada bagan sebelah kiri terdapat kimia fisika yaitu terkait
dengan tingkat ionisasinya dan keterlarutannya. Hal ini beerkaitan
dengan translokasi obat, kalau dia bisa translokasi dengan baik bisa
efektivitas translokasinya maka menyebabkan toksisitas zat
beracun.
Untuk struktur kimianya, reaksi atau terjadinya interaksi akan
terjadi 2 hal, yaitu aksi kimia dan biotransformasi. Kalau
biotransformasi maka berhubungan dengan metabolisme yaitu
sifat metabolik. Sedangkan yang aksi kimia ada yang spesifik dan
tidak spesifik. Aksi tidak spesifik berarti tidak secara langsung
bisa dari faktor-faktor denaturasi protein yang menyebabkan
kerusakan sel. Kalau yang spesifik/selektif berarti dia seletif
terhadap reseptor. Contohnya yaitu di enzim asetilkolinesterase.
Sehingga jika terjadi itu semua maka akan menyebabkan toksisitas
dari zat beracun.
Contoh sifat fisika yaitu gas yang sangat mudah larut air
seperti amonia dan sulfurdioksida, dia akan bereaksi di
kerongkongan, hidung, tenggorokan dan juga di bronkus. Untuk gas
yang tidak mudah larut air ( nitrogendioksida ), ozon dan fosgen
akan bereaksi ke sel sasaran yaitu alveolus -> sistem pernapasan.

Pada etanol terdapat tambahan gugus metil yang akan


menyebabkan ketoksikannya berkurang. Jadi metanol lebih toksik
daripada etanol.
Apa pengaruh ionisasi dan keterlarutan di dalam lipid atas
translokasi dan ketoksikan zat beracun ?
Jawab : Apabila ada zat beracun makan dia akan mengalami ionisasi.
Jadi zat beracun atau suatu molekul akan mengalami ionisasi akan
menjadi zat yang titerionkan atau tidak terionkan. Membran sel
kita tersusun atas lipid, nah lemak-lemak itu bisa ditembus oleh zat
yang tidak terionkan. Jadi zat beracun itu yang tidak terionkan
baru dia bisa menembus lipid sehingga translokasinya mudah. Cara
mempergerakannya dengan cara pKa atau tetapan absorbsi + log
obat yang tak terionkan dibanding terionkan.
Kelarutan obat
• Membran tersusun atas lipid
• Obat yang dapat larut dalam lipid (lipid soluble) akan
berdifusi melalui membran lebih mudah dibandingkan obat
yang larut dalam air (water soluble)
• Kelarutan obat dalam lipid dinyatakan sebagai Koefisien
Partisi (P) -> angka yang menunjukkan perbandingan
kelarutan obat dalam lipid dan air
KELARUTAN OBAT DAN IONISASI
• Derajad Ionisasi adalah banyaknya obat yang terionkan
(menjadi bermuatan) ketika dilarutkan dalam air
• Obat yang bersifat asam lemah akan lebih terionisasi pada
suasana basa, sedangkan obat yang bersifat basa lemah akan
terionisasi pada suasana asam
• Molekul akan menjadi kurang bermuatan (tidak terionisasi )
jika berada pada suasana pH yang sama, dan akan lebih
bermuatan jika berada di pH yang berbeda
• Semakin kurang bermuatan, suatu molekul akan lebih mudah
menembus membran
• Kebanyakan obat bersifat asam lemah atau basa lemah
Apa hubungannya antara biotransformasi dan toksisitas zat
beracun ?

Catatan PISC :
Kalau ada induktor enzim ( rokok, fenitoin, fenobarbital ) maka
semakin banyak metabolitnya. Apabila metabolitnya toksik dan ada
induktor enzim berarti dia dapat meningkatkan toksisitas. Untuk
zat beracun yang metabolitnya tidak toksik akan menyebabkan
toksisitasnya menurun. Begitu juga dengan inhibitor (penghambat).
Paracetamol akan dimetabolisme di sitokrom di hepar atau biasanya
sitokrom CYP2E1, kemudian dia akan mengalami
glukoronidase/penambahan glukotion biar mudah di ekskresi.
Bahaya dari paracetamol sendiri yaitu NAPBQI (N-acetyl-p-
benzoquinone-imine) yang menyebabkan toksik. Kekurangan
glukoronidase akan menyebabkan NAPQInya menjadi tinggi,
padahal NAPQI ini yang menyebabkan hepatotoksik/nekrosis.
Contohnya pada dosis tinggi paracetamol yang mengakibatkan
rusaknya sel hepar. Untuk yang dosis normal, di tubuh bisa
memetabolisme dan bisa mengekskresi karena adanya enzim
glukoronidase.
FAKTOR INTERAKSI BAHAN KIMIA
Pemejanan lebih dari 1 bahan kimia dapat menimbulkan efek yang
bermacam-macam, contohnya :
• Efek aditif = Efek kombinasi, 2 macam organofosfat
(suatu pestisida) bisa menyebabkan gangguan pada
cholinesterase.
• Efek sinergistik = Efek gabungan dari dua senyawa jauh
lebih besar dari jumlah masing- masing efek zat kimia.
Contohnya CCl4 dan etanol merusak hati jauh lebih parah.
Apalagi mereka bersatu, maka efek yang ditimbulkan juga
semakin kuat/parah. Bisa dikatakan saling menguatkan.
• Potensiasi = Suatu zat yang tidak toksik ditambah dengan
zat toksik, akan meningkatkan efek toksik dari zat toksik
. Contohnya Isopropanol (tidak toksik) terpapar bersama
dengan CCl4 akan menyebabkan efek potensiasi atau bisa
menguatkan efek toksik dari salah satu zat toksik
tersebut.
• Antagonism = Suatu zat kimia ditambahkan memperkecil
zat lainnya mengobati akibat obat morfin.
FAKTOR KONDISI PEMEJAAN
• Jenis
• Jalur
• Frekuensi
• Saat
• Dosis/takaran

1. Jenis Pemejanan
Akut = Pemaparan bahan kimia selama kurang dari 24 jam.
Contoh kecelakaan kerja
Sub Akut = Pemaparan berulang suatu zat kimia selama 1 bulan
atau kurang
Sub Kronik = Pemaparan berulang suatu zat kimia selama 3 bulan
atau kurang
Kronik = Pemaparan berulang suatu zat kimia selama lebih dari
3 bulan. Terjadi akumulasi zat kimia dalam sistem biologi
2. Jalur Pemejanan
Yaitu zat beracun masuk ke dalam tubuh. Misalnya ada
intravasikuler (intravena langsung ke peredaran darah) dan
ekstravasikuler (contohnya membasmi hama dengan pestisida)

3. Frekuensi Pemejanan

Frekuensi (contohnya berulang tapi dosis kecil maka akumulasi


kecepatan absorbsinya lebih cepat daripada eliminasi. Itu bisa
menlampaui KTM/ Kadar toksik minimal -> timbul efek toksik)
Contohnya : Benzen → Single Exposure dosis tinggi : Depresi
pada sistem syaraf pusat, Repeated Exposure : Aplastic
anemia dan leukimia.
4. Saat Pemejanan

Contohnya yaitu obat talidomide yang menghasilkan efek toksik


pada organogenesis yang disebut tetragonik. Jadi saat
pemejanan ini mempengaruhi efek toksik, selain itu tergantung
zat beracunnya dia sifatnya dimana dan saat terpejannya waktu
apa gitu.
5. Dosis/Takaran
FAKTOR INTRINSIK MAKHLUK HIDUP
A. Keadaan Fisiologi : Berat badan, jenis kelamin, usia, kecepatan
pengosongan lambung, Kehamilan, status gizi, genetik, Kapasitas
Fungsional Cadangan , Penyimpanan racun di dalam makhluk
hidup, toleransi dan resistensi.
B. Keadaan Patologi : Penyakit ginjal, saluran cerna, penyakit hati,
kardiovaskuler.

Which One Is Better? Fat or Thin ?


Keadaan Fisiologi
• Berat badan : sangat berpengaruh. Berat badan besar
memiliki banyak cadangan lemak sehingga dosis toksik minimal
tidak memberikan efek
• Usia: anak-anak lebih rentan terhadap racun karena sistem
organ belum sempurna/ belum banyak paparan
• Geriatri : kapasitas kardiovaskulernya mengalami penurunan
karena penuaan, metabolisme dan clearance lebih lambat
• Jenis kelamin : perbedaan hormon. Wanita relatif lebih tahan
terhadap zat kimia, karena banyak memiliki hormon estrogen.
Kecepatan Metabolisme Nikotin dan acetosal pada pria lebih
besar daripada wanita
• Fisiologisnya berbeda : wanita haid tiap bulan, zat-zat dalam
tubuh dikeluarkan saat menyusui, dan diturunkan ke janin saat
hamil. Laki-laki lebih rentan terkena nefrotoksik, wanita lebih
rentan hepatotoksik
• Status gizi : kurangnya protein dan vitamin mempengaruhi
aktivitas metabolisme enzym. Hipoalbuminemia ->
berkurangnya tempat pengikatan zat racun di dalam darah
perubahan distribusi zat beracun -> peningkatan ketoksikan
zat beracun
• Kehamilan : organogenesis
• genetik : Defisiensi enzym Glucose-6-phosphate
dehydrogenase (G6PD) meningkatnya kejadian anemia
hemolitik. Defisiensi enzym kolinesterase perpanjangan apnea
pada pemberian suksinilkolin Defisiensi serum total alpha 1-
antitrypsin (SAT) menyebabkan kerusakan alveoli : contoh
cadmium
Ringkasan :
• Berat badan besar = Kadar racun Kecil
BB ringan = kadar besar
Terkait dengan volume distribusi
• Umur = ADME
Bayi belum sempurnanya enzim pemetabolisme
• Kecepatan pengosongan lambung: keefektifan absorbsi zat
beracun dari sal cerna
• Status gizi : mempengaruhi fungsi metabolisme-----
aktivitas enzim (protein)…..kurang gizi, rendah protein

KAPASITAS FUNGSIONAL CADANGAN

Sepanjang organ tersebut masih mempertahanka n kapasitas


(kelebihan) cadangan untuk melakukan keseluruhan fungsinya, maka
organ melangsungkan fungsinya pada tingkat maksimal.
TOLERANSI DAN RESISTENSI
Toleransi murni melalui mekanisme adaptasi. Toleransi terjadi pada
pemberian berikutnya setelah exposure/pemejanan yang pertama
Resistensi : Karena Genetika. Resistensi terjadi sejak pemberian
pertama kali
KEADAAN PATOLOGI
• Penyakit ginjal : menimbulkan efek toksik yang lebih kuat.
Ginjal berperan penting untuk menyaring darah dalam rangka
membuang produk sisa dan kelebihan cairan dari tubuh melalui
air seni.
• Penyakit hati -> menimbulkan efek toksik yang lebih kuat. Hati

membuat obat-obatan yang kita konsumsi berubah dari zat

aktif menjadi zat yang tidak aktif lalu membersihkannya juga

dari dalam tubuh sehingga dapat dibuang melalui urine atau

feses. Biasanya terjadi penurunan fungsi hati ketika

kerusakan sel-sel hati mencapai 75%.


Bab II
Prof. Agung Endro Nugroho, Apt

Selama bisa diimpikan maka bisa diraih,


Selama mampu dibayangkan bisa
diwujudkan. Namun hidup itu kenyataan
bukan hanya mimpi dan bayangan

Johanes Chandra Ekajaya


Dosen : Prof. Agung Endro Nugroho, Apt
Editor : Alfiah Amaliyah
Tanggal : Sabtu, 11 April 2020

Pengantar Pendahuluan Farmakologi Dasar

A. TUJUAN
Tujuan dari kuliah ini adalah memberi bekal kemampuan
kepada mahasiswa tentang ilmu mengenai obat (farmakologi)

B. MANFAAT
Menjadi dasar pengetahuan bagi penatalaksanaan terapi
menggunakan obat (farmakoterapi), pengembangan obat baru,
dan pelayanan kefarmasian pada umumnya

C. REFERENSI BACAAN
D. PENDAHULUAN
Farmakologi merupakan ilmu tentang obat. Obat adalah setiap
zat kimia (alami maupun sintetik) selain makanan yang
mempunyai pengaruh terhadap atau dapat menimbulkan efek
pada organisme hidup, baik efek psikologis, fisiologis, maupun
biokimiawi. Dengan farmakologi dapat diketahui dosis obat,
waktu pemberian obat, serta cara pemberiannya. Ada tiga
tujuan pengobatan yaitu:
• Penetapan diagnosa (biasanya berlaku untuk obat-obat
tertentu), pencegahan /preventif (misalnya vaksin), dan
penyembuhan atau kuratif yaitu untuk menyembuhkan
penyakit yang diderita, maupun simtomatik yaitu mengurangi
gejala yang muncul karena adanya penyakit yang diderita
• Pemulihan kembali /rehabilitatif (biasanya untuk
penyembuhan dari ketergantungan terhadap obat-obatan
terlarang) dan peningkatan kesehatan/promotif
(suplemen,vitamin, dan sebagainya) Kontrasepsi (untuk
mengontol keturunan)

E. SUMBER-SUMBER OBAT
1. Tumbuhan , merupakan sumber obat paling besar. Banyak
zat obat diperoleh dari tumbuhan, contoh paling
sederhananya curcumin yang diperoleh dari temulawak dan
kunyit, serta gingerol dari jahe. Selain itu, contoh lain
misalnya Kuinin, obat malaria yang awalnya berasal dari
tumbuhan kina dan seiring perkembangan teknologi muncul
analog-analognya seperti klorokuin, primakuin, dsb. Akhir-
akhir ini kuinin disebut-sebut sebagai obat untuk covid-19,
tetapi tidak sepenuhnya bersifat kuratif. Selain itu adapula
digitalis yang merupakan senyawa obat dari tumbuhan
foxglove atau Digitalis purpurea , yang juga dikenal dengan
sebutan digoksin. Digoksin merupakan obat jantung yang
meningkatkan konstraksi otot-otot jantung.
2. Hewan, misalnya Insulin yang digunakan untuk penderita
Diabetes Melitus yang pada awal penemuannya disintesis
dari sapi dan babi karena asam amino dari insulin kedua
hewan tersebut mirip strukturnya denga asam amino insulin
manusia. Namun beberapa dekade belakangan telah
ditemukan berbagai rekayasa genetika untuk memproduksi
insulin sintetik.
3. Mineral, misalnya Kaolin dan carbon yang digunakan pada
penderita diare. Kaolin dan karbon menyerap toxic yang
dapat memicu diare. Senyawa obat ini tidak diabsorbsi oleh
tubuh, sebaliknya mengabsorbsi senyawa-senyawa toxic
dalam sistem pencernaan untuk kemudian turut dieksresikan
melalui feses.
4. Mikroorganisme, misalnya Penisilin dan eritromisin, senyawa
obat yang dihasilkan dari mikroorganisme biasanya adalah
antibiotik.
5. Sintesis kimiawi, misalnya Aspirin, parasetamol. Setelah
tumbuhan, sintesis kimiawi adalah sumber obat terbanyak.
6. Bioteknologi, misalnya Interferon, hormon, growth factors.
Senyawa obat ini disentesis dengan bantuan bioteknologi
modern.
Pada gambar diatas, terdapat contoh lain dari tumbuhan penghasil
obat yaitu Mistletoe atau Viscum album yang digunakan sebagai
obat tradisional untuk kanker dan gangguan pernafasan di Jerman.
(FYI dan sebenarnya ga penting: mistletoe yang sering digantung
depan pintu rumah bule-bule pas Natal gaes, soalnya cuma
tumbuhan ini yang tetap hijau dan bersemi di musim dingin (Kek
perasaan bucin yang bersemi ga kenal waktu) makanya di barat sana
mistletoe ini adalah simbol cinta dan persahabatan ☺ . Selain itu
ada st. John’s Wort atau Hypericum perforatum yang digunakan
sebagai anti depresan, dan tumbuhan True Love Knot a.k.a ikatan
cinta sejati (kek cinta kita eaa), atau Paris quadrifolia yang tumbuh
di dataran Eurasia (Dari Eropa Utara sampai Mongolia) dan
sepertinya tidak ada di Indonesia, merupakan sejenis obat dengan
mekanisme kerja seperti morfin, pada dosis tinggi menyebabkan
candu seperti senyum doi yang ingin trus dilihat walau dari jauh.
F. DEFINISI FARMAKOLOGI
Farmakologi merupakan ilmu tentang obat. Berasal dari
bahasa Yunani “Pharmacon” yang berarti obat dan “Logos” yang
berarti ilmu. Farmakologi merupakan Ilmu yang mempelajari
interaksi obat dengan organisme hidup. Dalam pengertian lain
merupakan studi terintegrasi tentang sifat-sifat zat kimia dan
organisme hidup serta segala aspek interaksinya. Pada awalnya
farmakologi merupakan bagian dari fisiologi kedokteran,
kemudian menjadi cabang ilmu kedokteran mandiri pada tahun
1907. Farmakologi mendukung pelayanan kefarmasian dalam
berbagai aspek sehingga farmakologi dikembangkan untuk
farmasis.

Dalam pengertian farmakologi ada tiga kata kunci, yaitu :


obat, organisme hidup dan interaksi. Obat sebagaimana
dijelaskan sebelumnya merupakan zat kimia. Organisme hidup
disini termasuk diantaranya bakteri, menjalin interaksi dengan
senyawa kimia dalam obat dan saling mempengaruhi satu-sama
lain. Interaksi ini melibatkan proses farmakodinamik dan
farmakokinetik.

Farmakodinamik membahas tentang pengaruh obat


terhadap organisme hidup. Penting dalam bidang farmasi klinik
dan komunitas, contohnya dalam menentukan frekuensi
pemberian obat dalam sehari yang dipengaruhi oleh waktu
tinggalnya obat di dalam tubuh. Semakin lama obat tersebut
tinggal, semakin sedikit frekuensi pemberiannya. Dalam
perjalanan farmakodinamik secara umum, obat memberi dua
pengaruh bagi tubuh yaitu mekanisme aksi didalam tubuh dan
memberikan efek terhadap kondisi tubuh.
Farmakokinetik adalah kebalikan dari farmakodinamik yang
membahas tentang pengaruh tubuh terhadap obat yang masyk
kedalamnya. Farmakokinetik erat dengan istilah ADME yaitu
Adsorbsi, Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi.

Dalam farmakokintika, Eliminasi dan Distribusi termasuk ke


dalam disposisi, sementara Metabolisme dan Eksresi termasuk
ke dalam eliminasi. Absorpsi adalah proses penyerapan obat
dimana obat akan dibawah menuju ke sirukulasi sistemik atau
pembuluh darah. Absorpsi hanya terjadi pada pemberian obat
secara oral, pada pemberian obat secara parenteral seperti
Intravena tidak terjadi absorpsi karena obat langsung masuk
ke sirkulasi darah.
Distribusi adalah penyebaran, dimana terjadi perpindahan
obat dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh. Distribusi
mencakup penyebaran di sepanjang sirkulasi sistemik serta
penyebaran obat menuju dan keluar sel atau jaringan.

Metabolisme adalah perubahan obat menjadi senyawa lain


atau metabolit. Terdapat dua fase metabolisme yakni
metabolisme fase 1 dan fase 2 yang dibedakan berdasarkan ada
tidaknya enzim dalam fase tersebut. Eksresi yaitu pengeluaran,
dimana terjadi proses perpindahan senyawa obat maupun
metabolitnya dari sirkulasi sistemik ke organ sekresi (umumnya
ginjal).

Perpindahan obat ada dua macam yaitu dari sirkulasi


sistemik ke dalam sel atau jaringan, dan perpindahan obat dari
dalam sel atau jaringan menuju sirkulasi sistemik

Secara umum, perpindahan obat ada dua macam yaitu dari


sirkulasi sistemik ke dalam sel atau jaringan, dan perpindahan
obat dari dalam sel atau jaringan menuju sirkulasi sistemik.
Farmakokinetika mencakup bioavailabilitas yang akan
mempengaruhi sebaran efektif dari absorpsi, distribusi,
metabolisme, dan eksresi. Bioavilabilitas sering disebut
ketersediaan hayati yaitu parameter yang mencerminkan
jumlah dan kecepatan obat yang dapat diabsorpsi menuju
sirkulasi sistemik. Bioavailabilitas tergantung dari daerah
pemberian obat, pada pemberian obat yang langsung ke sirkulasi
sistemik baik Intravena maupun Intraarteri, bioavailabilitasnya
bernilai 100%. Semakin tinggi bioavailabilitasnya maka semakan
besar pula interaksi obat dengan reseptor, sehingga efeknya
juga semakin besar. Efek yang dimaksud disini ada dua baik yang
diinginkan maupun yang tidak diinginkan misalnya efek samping.

Sedangkan farmakodinamika erat kaitannya dengan aksi dan


efek obat. Aksi obat mempengaruhi reseptor yang mencakup
hubungan dosis dan respon serta antagonisme. Efek obat
mencakup efek samping, indeks terapi, dan perubahan perilaku.

G. RUANG LINGKUP FARMAKOLOGI


1. Mekanisme aksi obat meliputi
- interaksi obat (agonis) dengan reseptor,
- proses transduksi sinyal dalam sel,
- target aksi obat (pada kanal ion membran sel, enzim,
pembawa, reseptor).
2. Nasib obat dalam tubuh.
- proses biotransformasi obat secara molekuler yang
melibatkan protein enzym cyt P-450,
- kinetika distribusi obat ke dalam sel target
3. Mekanisme penyakit, dan terapinya.

4. Penemuan dan pengembangan obat yang melibatkan


QSAR.
H. PARADIGMA DALAM FARMAKOLOGI
Dalam paradigma farmakologi, ada yang molekuler dan ada
yag klinik. Pada aras molekuler : mempelajari efek (aksi dan
nasib) senyawa kimia dalam mekanisme subseluler. Pada aras
klinik : mempelajari terapi penyakit dengan obat tersebut.
Paradigma ini akan sangat membantu dalam mengetahui
penggolongan obat.

Dengan paradigma ini, muncul suatu keahlian yang disebut


pharmacologist. Pharmacologist adalah ahli farmakologi tentang
golongan obat secara spesifik, serta mencakup aspek molekuler
hingga klinik-nya (Beckman, B.S., 2003, Explore Pharmacology,
prepared by the American Society for Pharmacology and
Experimental Therapeutics). Selain melibatkan paradigma
molekuler dan klinik, pendekatan genomik dan proteomic juga
dibutuhkan dalam pelayanan terapetik.

✓ OBAT
Obat adalah setiap zat kimia (alami maupun sintetik)
selain makanan yang mempunyai pengaruh terhadap atau dapat
menimbulkan efek pada organisme hidup, baik efek psikologis,
fisiologis, maupun biokimiawi. Ukuran obat bermacam-macam
dari yang kecil hingga yang besar.

A B
C
Senyawa A merupakan litium (60 Da), termasuk ke dalam
obat berukuran kecil untuk mengurangi depresi. Senyawa B
merupakan Plasminogen activator (70 kDa) termasuk ke dalam
obat berukuran medium yaitu obat yang digunakan sebagai
terapi trombolitik pada infark otak dan miocardial. Kemudian
senyawa-senyawa pada gambar C merupakan obat sintetik
dengan ukuran besar dalam kisaran dari 200 sampai 2000 Kda.

✓ MEKANISME KERJA OBAT


Mekanisme aksi obat terbagi 3 yaitu:
1. Diperantarai reseptor,
2. Diperantarai makromolekul non-reseptor,
3. Tidak diperantarai oleh ikatan obat dengan target aksi
spesifik.

Pengetahuan terkait dengan interaksi obat dengan reseptor


dimulai oleh Paul Ehrlich (abad 19) yang mempelajari molekul
reseptor dari obat atau racun dimana penelitiannya dilakukan
terhadap bermacam-macam mikroba dan racun mikrobial.
✓ SEJARAH ILMU FARMAKOLOGI

Sejarah Ilmu farmakologi dibagi kedalam dua periode yaitu


periode kuno dan modern.
1. Periode Kuno (Sebelum tahun 1700)
Periode ini ditandai dengan observasi empirik (berdasar
pengalaman) terhadap penggunaan obat yang dapat dilihat di
Materia Medika. Materia medika adalah kumpulan catatan
terkait pengobatan kuno. Di DIY sendiri ada yang namanya
Serat Jampi, semacam materia medika tentang pengobatan
Jawa kuno. Catatan tertua materia medika dijumpai pada
pengobatan Cina dan Mesir. Pada periode ini Claudius Galen
(129–200 A.D.) menjadi orang pertama yg mengenalkan
bahwa teori dan pengalaman empirik berkontribusi seimbang
dalam penggunaan obat. Muncul pula seorang dokter
bernama Theophrastus von Hohenheim (1493–1541 A.D.),
atau lebih dikenal dengan nama Paracelsus yang dikenal
dengan perkataannya yang fenomenal: “All things are poison,
nothing is without poison; the dose alone causes a thing not
to be poison.” , Segala sesuatu adalah racun, dan tidak ada
apapun di dunia ini yang tidak mengandung racun, dosisnya-
lah yang membuat sesuatu itu tidak beracun. (Makanya
jangan kebanyakan kenangan, nanti keracunan awokwowkk).
Selain itu, terdapat pula seorang ilmuan Johann Jakob
Wepfer (1620–1695) merupakan orang yang pertama kali
memverifikasi aksi farmakologi dan toksikologi suatu zat
melalui pengujian pada hewan. (Setelah dipikir-pikir kasian
juga hewannya, kenapa ga mantan aja).

2. Periode Modern
Pada abad 18-19, mulai dilakukan penelitian
eksperimental tentang nasib obat, tempat dan cara kerja
obat, pada tingkat organ dan jaringan. Rudolf Buchheim
(1820–1879), menjadi orang yang mendirikan Institut
Farmakologi pertama di the University of Dorpat (Tartu,
Estonia) in 1847, dan menjadi latar belakang farmakologi
dijadikan disiplin sains yang berdiri sendiri. Oswald
Schmiedeberg (1838–1921), bersama seorang internist,
Bernhard Naunyn (1839–1925), menerbitkan jurnal
farmakologi pertama. Sementara itu, John J. Abel (1857–
1938) The “Father of American Pharmacology”, menjadi
orang Amerika pertama yang melatih di Schmiedeberg
Laboratory dan menjadi pendiri Journal of Pharmacology
and Experimental Therapeutics (published from 1909 until
the present, dipublikasikan sejak 1909-sekarang).
Penemuan obat erat kaitannya dengan farmakologi. Pada
gambar di atas, dijelaskan tentang penemuan morfin.
Sekalipun penggunaan morfin sudah sangat jarang bahkan
dilarang di beberapa negara, penemuan morfin memberikan
pengaruh yang sangat kuat bagai perkembangan
farmakologi. Morfin disintesis dari tanaman opium atau
Papaver somniverum, sejenis tanaman yang menghasilkan
berbagai macam turunan obat. Pada proses pembuatannya
buah dari tumbuhan tersebut akan dilukai dan menghasilkan
getah berwarna putih dan dikeringkan, kemudian menjadi
berwarna cokelat membentuk opium mentah, dari opium
mentah, jika dilakukan ekstraksi dapat diperoleh morfin.
Pada awal penemuannya morfin digunakan sebagai analgesik.
Morfin digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada pasien
kanker dan pada Perang Dunia II para tentara dibekali
morfin untuk mengurangi rasa-sakit jika terluka di medan
perang.

Pada perkembangan selanjutnya, ditemukan senyawa-


senyawa turunan morfine seperti codein, dekstrometorfan,
dan narcotine (noscapine) yang merupakan obat batuk, serta
papaverin dan loperamide yang merupakan obat saluran
pencernaan.

Perkembangan ilmu farmakologi secara skematis dapat


dilihat pada gambar tersebut. Farmakologi diawali dari
observasi empiris yang tercantum dalam materia medika yaitu
kumpulan dokumen berisi obat-obatan dan efeknya berdasarkan
observasi dari pengalaman. Selanjutnya dimunculkan uji
farmakologi eksperimental dimana telah dikembangkan
pengujian bahan obat di laboratorium yang selanjutnya
mendorong penemuan obat-obatan baru. Kemudian berkembang
farmakologi biokimiawi yang mencakup kondisi obat di tingkat
subseluer dan molekuler yang membahas kondisi obat di tingkat
molekuler. Selanjutnya berkembang farmakologi klinik yang
berfokus kepada efek terapetik dari obat-obatan atau
farmakoterapi, dan muncul farmakoepidemiologi yang terkait
dengan penyebaran penyakit yang mempengaruhi obat yang
sering digunakan di suatu wilayah dan farmakologi sosial yang
berkaitan dengan penggunaan obat di suatu masyarakat.
Perkembangan farmakologi dimulai dari kurang lebih 3000
tahun SM yang diawali dengan pengobatan herbal. Pada
perkembangannya disekitar abad ke 18-19 muncullah ilmu-ilmu
yang mendasari farmakologi yaitu Kimia, Ilmu Biomedik dan
Farmasi. Bidang ini terus berkembang dan kemudian terbagi ke
berbagai macam cabang. Adapun cabang ilmu farmakologi yaitu:
• Farmakodinamika
• Farmakokinetika
• Farmakologi molekuler, membahas tentang aspek
farmakologis pada bidang molekuler
• Farmakoterapi, membahas tentang tata laksana, sasaran,
tujuan terapi pada pasien yang digunakan dalam
menentukan obat
• Farmakologi klinik, membahas tentang efek obat terhadap
pasien yang menderta penyakit tertentu/penggunaan obat
berdasarkan penyakit
• Toksikologi membahas tentang efek toksik
• Farmakoepidemiologi membahas tentang penyebaran
penyakit dan pengaruhnya terhadap jenis obat yang
digunakan disautu wilayah
• Farmakogenetik berdasarkan keturunan, ras, dan suku
• Farmakogenomik, berdasarkan susunan genom dalam
tubuh
• Farmakoekonomi, berdasarkan keuntungan dan kerugian
dalam segi farmakologi.

Keterangan lebih lanjut:


• Farmakologi molekuler : ilmu farmakologi yang
mempelajari interaksi obat dengan organisme hidup
(komponen sel) pada aras molekuler
• Farmakoterapi : ilmu yang mempelajari penggunaan obat
untuk pencegahan dan pengobatan suatu penyakit serta
penggunaan obat untuk mengubah fungsi normal tubuh
untuk tujuan tertentu
• Farmakologi klinik : ilmu yang mempelajari interaksi obat
dengan organisme hidup yaitu manusia
• Toksikologi : ilmu mempelajari prinsip umum mengenai
mekanisme kerja senyawa toksik, maupun mengenai cara-
cara pencegahan, penanganan dan pengobatan keracunan
akibat senyawa tersebut.
✓ PERAN FARMAKOLOGI DI BIDANG KEFARMASIAN

Menurut PP 51 2009, layanan kefarmasian adalah


pembuatan, termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengolahan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
Peran farmakologi dalam bidang kefarmasian adalah
bagian dari kontrol kualitas, serta pengembangan obat
tahap praklinik maupun klinik, yang sejalan dengan
perkembangan pelayanan kefarmasian.
Perkembangan kefarmasian dibagi menjadi 3 periode:
Pada periode 1 dan 2, pelayanan kefarmasian cenderung
produk oriented, dan periode 3 lebih ditekankan pada patient
oriented yang seiring perjalanannya mulai mengarah ke farmasi
klinik dan komunitas yang bersifat produk dan patient oriented,
dimana berdarkan PP Menkes 2016 farmasi klinik harus memuat
manajemen obat dan penjelasan kepada pasien.
Dosen : Prof. Agung Endro Nugroho, Apt
Editor : Salwa Dwi Agustin S.
Tanggal : Sabtu, 18 April 2020

Prinsip Kerja Obat

Obat ketika masuk ke dalam tubuh sebelum muncul efek pasti ada
kerja/aksi terlebih dahulu. Misalnya PCT obat analgetik dan
antipiretik. PCT melalui aksi di tubuh baru menghasilkan efek.

Kerja/ aksi obat merupakan penentu utama dari efek obat.

Pengertian
Kerja obat adalah perubahan kondisi yang mengakibatkan
timbulnya efek (respon).

Efek obat adalah perubahan fungsi, struktur atau proses sebagai


akibat kerja obat.

Contoh :
CTM
Antihistamin : merujuk ke kerja obat
Antialergi : merujuk ke efek obat

PCT
Antipiretik : merujuk ke efek obat
Mekanisme : menghambat enzim siklooksigenase
EFEK

Efek Utama Efek Samping

Efek yang tidak


dikehendaki
Efek yang dikehendaki
* Merugikan
* Tidak merugikan

Contoh
CTM :
• Efek utama : anti alergi
• Efek samping : sedatif, bisa dilihat dari sudut pandang
merugikan atau tidak.
PCT :
o Efek utama : antipiretik
Efek samping : kerusakan hati
Aspirin
Efek utama : analgesik, menjadi obat pilihan pertama (dulu)
Efek samping :
• Merugikan : pada jangka panjang menyebabkan iritasi
lambung, karena aspirin bisa menghambat pembentukan
prostaglandin pada lambung atau pada sel parietal
lambung (prostaglandin berfungsi untuk mengontrol
pelepasan asam) sehingga kontrol terhadap sekresi asam
menurun yang berpotensi menyebabkan iritasi lambung.
Untuk yang sudah kronis bisa menyebabkan inflamasi
lambung
• Tidak merugikan : menghambat agregasi platelet, yaitu
bagian dari proses koagulasi di dalam tubuh.
Dosis analgesik menghasilkan iritasi lambung sehingga
dilakukan penarikan penggunaan aspirin. Aspirin tidak
digunakan sebagai analgesik lagi.

Pada dosis rendah aspirin efek utamanya untuk menghambat


agregasi platelet atau anti platelet, yang digunakan pada
kasus pencegahan stroke atau penatalaksanaan terapi pasca
stroke.

Faktor Penentu Efek Obat


Derajat aktivitas pada sistem yang sudah ada sebelumnya
• Contoh : jika respon maksimal sudah tercapai, misal oleh
substansi endogen, maka penambahan obat tidak lagi
memberikan efek.

Catatan : Kalau obat digunakan efeknya maksimum,


atau sebenarnya tubuh sudah memiliki substansi
endogen, jika diberikan obat yang efeknya sama dengan
substansi endogen tersebut maka penambahan obat
tidak lagi memberikan efek, melainkan efek samping.

Misalnya pada orang normal digunakan obat


antihipertensi, itu tidak bisa/tidak boleh, pasti nanti
tidak akan memberikan efek positif.

Penyakit yang diderita


• Contoh : Glikosida jantung akan meningkatkan kekuatan
kontraksi otot jantung pada penderita gagal jantung, tapi
tidak atau kurang berefek pada orang sehat.
(Tidak bisa jika digunakan pada orang dengan penyakit lain)
• Obat antikolinesterase akan meningkatkan kekuatan otot
pada penderita miastenia gravis, tapi tidak pada orang
sehat
Penggunaan Obat Lain
• Interaksi obat dengan obat, atau dengan makanan
Catatan : Mengonsumsi obat dengan obat disatu sisi
ditambah obat lain, berpotensi menghasilkan
interaksi. Kita harus bisa mengidentifikasi, Ketika
suatu obat dikombinasi dengan obat lain akan
mempengaruhi efek dari obat tersbeut atautidak.
Begitu juga pada makanan, apakah obat yang kita
konsumsi berinteraksi dengan makanan.

Makanya Ketika pasien mengonsumsi obat, kita


sarankan tidak boleh bersamaan dengan makanan,
bisa sebelumnya atau sesudahnya.

Level Aksi Obat


Tingkatan utama aksi obat dari yang sederhana menuju yang
komplek :

Molekuler Subseluler
CTM : berinteraksi dengan reseptor histamin1, maka
mengakibatkan reaksi biokimiawi di dalam sel akan berubah.
Sebagai contoh : aktivasi protein G tidak berjalan, IP3 tidak
terbentuk, ion kalsium berkurang, sehingga reaksi alergi
berkurang.
Sel
CTM : berinteraksi dengan reseptor H1
Organ atau jaringan
Mempengaruhi reaksi alergi yang terjadi, yang tadiya merah-
merah, bengkak akan hilang
Organisme utuh, Sedatif
Interaksi antar organisme.
Ketika seseorang alergi di kelas, mengonsumsi CTM kemudian
ngantuk, maka akan mempengaruhi interaksi sosialnya dengan
orang lain.

Mekanisme aksi obat


Cara bagaimana obat bekerja sehingga menimbulkan efek.

Mekanisme aksi obat:


Non-Spesifik adalah aksi yang tidak diperantarai interaksi
obat dengan target obat spesifik (reseptor) di dalam tubuh
Berdasarkan sifat kimia-fisika sederhana.
Spesifik adalah aksi yang diperantarai interaksi obat
dengan target obat spesifik (reseptor) di dalam
tubuhTarget obat spesifik : reseptor, enzim, molekul
pembawa, kanal ion.

1. Mekanisme aksi non-spesifik


Sifat fisika
➢ massa fisis
➢ osmosis
➢ adsorpsi
➢ rasa
➢ radioaktivitas / radioopasitas
➢ pengendapan protein
➢ barier fisik
➢ surfaktan
Sifat kimia
➢ aktivitas asam-basa
➢ pembentukan khelat
➢ aktivitas oksidasi-reduksi

Contoh aksi obat berdasarkan sifat fisika


Massa fisis
➢ Laktulosa dan biji psyllium akan mengadsorpsi
(menyerap) air jika diberikan secara peroral →
mengembangkan volumenya → memacu peristaltik dan
purgasi. Sehingga laktulosa dan biji psyllium bisa
digunakan pada kondisi konstipasi.
Osmosis
➢ Manitol → diuresis osmosis
Manitol Ketika berada di dalam ginjal maka akan
meningkatkan osmolaritas, sehingga menarik air menuju
ke ginjal sehingga menghasilkan efek diuresis.
➢ Magnesium sulfat → menyerap cairan sekitarnya →
purgative osmosis (konstipasi).
Adsorpsi
➢ Kaolin dan karbon aktif → pengobatan diare, antidotum
pada keracunan.
Rasa
➢ Gentian (senyawa pahit) → memacu aliran asam klorida
ke lambung → menambah nafsu makan.
Attapulgite koloid aktif = Mg Al silikat alamiah
dimurnikan dan diaktifkan dengan pemanasan →
meningkatkan adsorpsinya.

Pectin → karbohidrat buah citrus atau apel.


Attapulgite maupun pectin → mengadsorpsi toksin, gas,
bakteri, dan virus yang terdapat dalam lumen usus.

Keduanya merupakan komponen obat entrostop


Merangsang diare.

Radioaktivitas / radio-opasitas
131
➢ Senyawa I pada pengobatan hipertiroidisme

Catatan : Pada orang yang mengalami hipertiroid


(bengkak) kelebihan hormone tiroid, untuk
menghancurkan pembengkakan yang ada maka diberikan
iodium berlabel,

Iodin masuk ke dalam tubuh, di dalam kelenjar tiroid


diaktifkan radioisotopnya, kemudian bisa
menghancurkan inflamasi.

Pengendapan protein
➢ Fenol → denaturasi protein mikroorganisme →
desinfektan
Catatan :Sebagai antiseptik juga bisa, karena
senyawa yang digunakan dapat menghancurkan
protein, melarutkan senyawa yang dapat larut di dalam
lemak, oleh karena itu disinfektan bisa membunuh
mikroorganisme.

Disinfektan dan antiseptik hanya digunakan pada


permukaan tubuh saja, untuk membunuh
mikroorganisme di dalam tubuh yang digunakan adalah
antibiotik.
Barier fisik (melindungi/proteksi)
➢ Sukralfat (kompleks Al2OH3 dg sukrosa sulfat) →
melapisi membran mukosa lambung → melindungi
lambung dari serangan pepsin-asam

Catatan
Sukralfat digunakan pada penderita tukak peptik,
dimana lambung mengalami iritasi dan inflamasi,
beresiko lebih parah jika terkena asam lambung. Maka
untuk melindungi lambung, pada penderita tukak
peptik, obat yang digunakan sukralfat.

Melapisi membran mukosa lambung, yang


+ -
bertanggungjawab menghasilkan H dan Cl sehingga
membentuk HCl. Kemudian juga menghasilkan senyawa
lain, misalnya pepsinogen yang digunakan pada proses
digesti makanan di lambung.

Surfaktan
➢ Sabun → pembersih kulit, antiseptik dan disinfektan.
Sabun bisa melarutkan air/lemak, atau menggabungkan
dua komponen tersebut.

Contoh aksi obat berdasarkan sifat kimia


Aktivitas asam dan basa
➢ Antasida (MgOH2, AlOH3) → aktivitas basa →
menetralisasi kelebihan asam lambung → pengobatan
ulser lambung.
Catatan : Mengapa antasida komponennya digabung?
Karena ion Mg berpotensi menghasilkan efek samping
diare, sedangkan Al berpotensi menghasilkan efek
konstipasi. Biasanya antasida juga digabung dengan
senyawa lain, misalnya simetikon. Simetikon adalah obat
yang berfungsi mengurangi produksi gas di dalam lambung.

Antasida, aktivitasnya sebagai basa menetralkan


kelebihan asam, sehingga bisa digunakan pada penyakit
maag/ulser lambung, tetapi tidak bisa digunakan pada
ulser kronis.

Pembentukan khelat
➢ EDTA (etilen diamin tetra asetat) dan dimerkaprol →
membentuk komplek kelat dengan logam-logam seperti
timbal atau tembaga → logam tersebut dapat
dikeluarkan dari tubuh → toksisitas berkurang.

Catatan : Karena jika timbal dan tembaga terpapar di


dalam tubuh kita, bisa mengakibatkan toksisitas, sehingga
untuk mencegah supaya tidak masuk ke dalam tubuh secara
luas maka diberi EDTA
Aktivitas oksidasi – reduksi
➢ kalium permanganat (konsentrasi rendah) → aktivitas
oksidasi morfin, strychnin, akotinin dan pikrotoksin →
toksisitas berkurang
➢ Vitamin C → reduktor

2. Mekanisme aksi spesifik


Aksi yang diperantarai interaksi obat dengan target obat
spesifik
Target aksi spesifik :
a. Enzim
b. Kanal ion
c. Molekul pembawa
d. Reseptor

A. Enzim
Protein endogen yang berfungsi mengkatalisis reaksi
biokimiawi/kimiawi dalam tubuh.
Obat bekerja pada enzim dibagi menjadi 2 berdasarkan
mekanisme aksinya :
➢ Inhibitor kompetitif
penghambat kompetitif kerja enzim, obat mengikat
enzim sehingga mengakibatkan kerja enzim tidak aktif
Ketika diikat, enzim tidak bereaksi untuk sementara.
Menghambat secara kompetitif kerja enzim sebagai
substrat analog
Neostigmin, organofosfat menghambat enzim
kolinesterase

Catatan : organofosfat bersifat racun padahal


mekanismenya sama. Menghambat kolinesterase secara
kuat, sedangkan neostigmine lemah sehingga bisa
digunakan sebagai obat
Aspirin dan NSAID menghambat enzim
siklooksigenase

Catatan : jika enzim siklooksigenase


dihambat maka pembentukan mediator
inflamasi akan berkurang.

➢ Substrat palsu
Fluorourasil (obat ganti kanker) mengganti
urasil sebagai substrat bagi thymidylate synthase pada
biosintesis purin → terbentuk nukleotida palsu
“fradulent” nucleotide fluoro deoxyuridine
monophosphate (FDUMP) atau tidak terbentuk 2’-
deoxy-uridilat monophosphat (DUMP) → tidak
membentuk timidilat (DTMP) menghambat sintesis DNA
→ pembelahan sel terhenti

Catatan : Pada proses normal, proses kanker, yang


digunakan urasil. Jika menggunakan fluorourasil maka
dapat berinteraksi enzim thymidylate synthase pada
biosintesa purin, tapi yang terbentuk bukan produk
normal, tetapi nukleotida palsu.

Fluorourasil dapat digunakan sebagai obat yang


menghambat pertumbuhan sel kanker.
B. Kanal ion (pintu ion)
➢ Makromolekul protein yang membentuk pori-pori pada
membran sel untuk membantu transpor ion menembus
membran.
➢ Suatu saluran yang menjadi tempat masuk keluarnya ion
melalui membran.
➢ Bersifat selektif terhadap ion tertentu.

Catatan : Ion sifatnya larut dalam air, sedangkan


membran sifatnya hipofilik, menyebabkan ion tidak bisa
menembus membran, sehingga kalau mau masuk keluar sel
butuh pintu, yaitu kanal ion.
Catatan : Na cenderung masuk karena konsentrasi
ion Na di luar sel lebih banyak dibandingkan di
dalam sel, sehingga ion Na bergerak sejalan dengan
gradien kadar, kecuali dengan kondisi khusus.
Kondisi normal, bergerak dari tinggi ke rendah.

Ion potassium K Ketika dibuka, maka konsentrasi


ion potassium di dalam sel akan keluar menuju luar
sel karena jumlah ion potassium di dalam terbatas
sehingga lebih banyak di dalam sel, Ketika kanal ion
potassium dibuka, maka terjadi pergerakan ion
potassium dari dalam sel menuju keluar sel.

Begitu juga Cl , dia cenderung masuk. Ca juga masuk,


karena konsentrasi di luar sel jauh lebih banyak,
kalau Na 10x lipat, kalau Ca konsentrasi kadar di
luar sel 100rbx lipat di dalam sel.

Karena sel kita menjaga supaya konsentrasi ion Ca


di dalam sel kecil, karena kalau tidak nanti sel akan
mengalami perubahan fungsional. Makanya banyak
obat yang memodifikasi ion Ca untuk mencapai efek
tertentu. Misal Ca antagonis untuk anti hipertensi.
Obat yang bekerja pada kanal ion dibagi menjadi 2 :

CATATAN ! ! !
Pengeblok kanal
Fenitoin : anti epilepsi, bekerja pada ion Na, sehingga
memblok kanal Na.
Kanal ion Na, pada sel saraf fungsinya Ketika dibuka ion Na
berpindah dari luar ke dalam, maka jumlah ion positif
meningkat, maka akan meningkatkan potensial listrik, maka
aktivitas sel meningkat.
Pada orang yg mengalami epilepsi, potensial aksi di saraf
meningkat, makanya Ketika terjadi kenaikan potensial listrik
yang tinggi sekali, maka terjadi kejang karena otot diatur
oleh sistem saraf pusat, melalui sistem ekstrapiramidal.
Ketika menghadapi seseorang yang kejang, bisa didiamkan
atau dibawa ke ruangan yang akses udaranya bagus, karena
di ruang sempit lama terjadi kejang, dan menghindari
terjadinya hal lain seperti terbentur.

Apakah orang kejang karena banyak Na ditubuhnya?


Orang kejang banyak faktor, disebabkan beberapa hal, bisa
penyakit SSP, seseorang dengan background system saraf
pusat maka mengalami abnormalitas, bisa juga Riwayat
penyakit/turunan, bisa juga diakibatkan oleh penyakit lain,
misal pada anak kecil demam tinggi kemudian kejang, anak
kecil relative rentan karena pembentukan system di tubuh
belum optimal, setting tubuh pada hipotalamus bagian dari
otak, setingan suhu ada disitu, sedangkan hipotalamus bisa
memacu kejang, anak2 demam, maka hipotalamus terpacu
mengakibatkan kejang.
Pengobatannya diberi air mineral, mencegah menggigit lidah,
terbentur kepala, akses udara baik,

Pembuka kanal
Benzodiazepine : anti cemas, sedative, anti kejang
Membuka kanal Cl, kalau dibuka Cl masuk ke dalam sel
banyak, ion negative banyak masuk ke dalam sel, maka
potensial listrik akan berkurang, kemudian mengakibatkan
aktivitas sel berkurang.
Obat anti cemas :
Cemas itu sistem saraf kita tertekan, teraktivasi, makanya
deg-degan, sistem saraf simpatik terpacu berkeringat,
parasimpatik juga terpacu.
Penurunan potensial listrik pada Sistem Saraf, sering
disalahgunakan, padahal obat ini bisa berpotensi
menghasilkan ketergantungan atau toleransi, sehingga jika
dikonsumsi membutuhkan dosis yang besar. Dan jika
dihentikan tidak bisa, maka mengalami gejala penarikan
Kembali, efeknya berlawanan dengan efek obatnya.
Contohnya : Si penderita insomnia (gejala penarikan
Kembali) padahal efek obatnya : sedatif.

C. Molekul Pembawa
Makromolekul protein terdapat pada membran sel yang
berfungsi membantu senyawa hidrofilik menembus
membran.
Transpor molekul organik kecil dan ion menembus
membran sel – terlalu polar à membutuhkan protein
pembawa.
Protein pembawa mempunyai sisi aktif spesifik.
Contoh : hemikolinium beraksi sebagai penghambat pada
transporter kolin ujung syaraf autonom.
Ujung saraf
kolinergik

Re-ubtake

Reseptor Asetilkolin:
✓ Reseptor asetilkolin
✓ Nikotinik
✓ Reseptor asetilkolin
✓ Muskarinik

Efek :
✓ Meneruskan impuls
✓ Syaraf
✓ efek farmakologi
D. Reseptor
Suatu makromolekul seluler yang secara spesifik dan
langsung berikatan dengan agonis/ligan untuk memicu
signaling kimia antara dan dalam sel → menimbulkan
efek.
Dosen : Prof. Agung Endro Nugroho, Apt
Editor : Alfiyah Amaliyah
Tanggal : Sabtu, 25 April 2020

Reseptor Sebagai Target Aksi Obat

Introducing
Reseptor adalah bagian dari target aksi obat. Ada dua jenis
target aksi obat yaitu target spesifik dan non spesifik. Contoh
target yang spesifik adalah molekul pembawa, transporter, enzym,
dan reseptor. Materi ini membahas hubungan obat dan reseptor
bukan hubungan kita, sekalipun demikian tetap saja mengandung
ekstrak pemikiran bucinisme, tolong baca setelah buka puasa,
takut kalian baper atau emosi.

A. RESEPTOR
Reseptor adalah suatu makromolekul seluler yang secara
spesifik dan langsung berikatan dengan agonis/ligan untuk memicu
signaling kimia antara dan dalam sel sehingga menimbulkan efek.
Ada 4 jenis reseptor:
Reseptor terkait dengan kanal ion atau ionotropic receptor
, yaitu reseptor yang ketika diaktivasi dapat berperan
sebagai kanal ion
Reseptor terhubung dengan protein G atau G Protein-
coupled receptors (GPCRs) , reseptor jenis ini adalah
reseptor yang paling banyak dijumpai dalam tubuh kita yaitu
lebih dari 60%. protein G adalah komponen reseptor yang
ketika diaktivasi dapat mengaktivasi reaksi enzimatis di
dalam sel sehingga sangat penting dalam signaling reaksi
biokimia di dalam sel.
Reseptor terkait dengan tyrosine kinase – tyrosine kinase-
linked receptor, reseptor ini ketika diaktivasi bisa berperan
sebagai enzym yang mengkatalisis langsung biokimiawi di
dalam sel
Reseptor inti - nuclear receptor , berbeda dengan reseptor
yang lain yang terletak di luar sel (pada membran sel), tetapi
reseptor ini berada di dalam sel bahkan beberapa terletak
di dalam inti sel sehingga obat yang mengaktivasi reseptor
inti harus mampu menembus membran sel dan harus larut
dalam lipid karena membran sel itu fosfolipid bilayer.

Ketiga reseptor pertama selain reseptor inti, terletak di membran


sel.

Jika diilustrasikan, maka interaksi reseptor dengan sel


dapat terlihat pada gambar tersebut. Reseptor kebanyakan
terdapat pada membran sel (kotak warna biru). Reseptor akan
aktif saat berinteraksi dengan obat atau ligan (bulatan merah).
Ligan adalah senyawa yang dapat berinteraksi dengan reseptor.
Ligan terbagi dua yaitu agonis dan antagonis. Dikatakan agonis
apabila ligan berinteraksi dengan reseptor dan menghasilkan efek,
sedangkan antagonis adalah ligan yang berinteraksi dengan
reseptor dan tidak menghasilkan efek. Jika agonis dan reseptor
berinteraksi, maka reseptor akan diaktifkan. Setelah reseptor
aktif, akan dihasilkan serangkaian reaksi biokimiawi di dalam sel.
Hal ini dinamakan transduksi sinyal, yang kemudian menghasilkan
efek.

B. FUNGSI RESEPTOR
1. Mengenal dan mengikat suatu ligan dengan spesifisitas tinggi.
2. Meneruskan signal tersebut ke dalam sel melalui :
a. perubahan permeabilitas membran
b. pembentukan second messenger, dan
c. mempengaruhi transkripsi gen

Reseptor hanya berikatan secara spesifik pada ligan-ligan


tertentu. Ligan adalah senyawa yang dapat berinteraksi dengan
reseptor. Terdapat beberapa jenis ligan, yaitu agonis, antagonis,
dan agonis parsial. Ligan agonis adalah senyawa yang jika bereaksi
dengan reseptor akan memberikan efek. Ligan antagonis adalah
senyawa yang apabila berinteraksi dengan reseptor tidak
memberikan efek. Sedangkan ligan agonis parsial adalah senyawa
yang jika berinteraksi dengan reseptor memberikan efek namun
tidak maksimal. Setelah ligan berinteraksi dengan reseptor maka
akan terjadi mekanisme-mekanisme tertentu yang menjadi jalan
bagi reseptor untuk meneruskan sinyalnya ke dalam sel. Saat sinyal
diteruskan ke dalam fungsi sel, akan terjadi beberapa fenomena,
yaitu perubahan permeabilitas membran, pembentukan second
messenger, dan mempengaruhi transkripsi gen.
Perubahan permeabilitas membran merupakan salah-satu
contoh mekanisme yang terjadi sebagai akibat dari interaksi ligan
dan reseptor. Pada saat ligan dan reseptor berinteraksi,
permeabilitas membran akan terpengaruh sehingga mempengaruhi
keluar masuknya ion pada sel. Mekanisme ini terjadi pada reseptor
yang terikat pada kanal ion.

Selain permeabilitas yang mengalami perubahan, mekanisme


lainnya adalah pembentukan second messenger, yaitu senyawa yang
terlibat dalam proses transduksi signal dalam pembentukan reaksi-
reaksi biokimia di dalam sel, agar dapat memberikan efek.

Selain itu, signal yang diteruskan oleh reseptor ke dalam sel


dapat mempengaruhi transkripsi gen yang terjadi di dalam inti sel.
Maka reseptor yang dapat mempengaruhi transkripsi gen hanyalah
reseptor inti atau nucleic receptor.

Mekanisme interaksi ligan dengan reseptor dapat dilihat


pada skema berikut:

[D] menyatakan konsentrasi drug/obat/ ligan dalam biofase,


yaitu lingkungan dimana ligan dapat berinteraksi dengan reseptor.
[R] menyatakan konsentrasi dari reseptor. Ligan dan reseptor akan
membentuk kompleks ligan dan reseptor yang disimbolkan sebagai
[D-R], kemudian menimbulkan respond fisiologi. Setelah itu,
kompleks ligan dan reseptor akan terpisah dan terurai kembali
menjadi ligan dan reseptor. Oleh karena itu sifat dari ikatan antara
ligan dan reseptor adalah reversible atau dapat berlangsung bolak-
balik. Untuk sederhananya, antara ligan dan reseptor ini
hubungannya putus-nyambung, tapi spesifik, hanya pada satu orang
yang sama. Jadi bucin, galau, ambyar dan kasmaran cuma ke satu
objek saja, sekalipun putus-nyambung tapi tak berpindah-pindah.

Kemudian ikatan dari reseptor dan ligan ini melibatkan


beberapa tahap, yaitu afinitas dan aktivitas instrinsik. Afinitas
adalah kemampuan ligan untuk berinteraksi dengan reseptor,
sedangkan aktivitas instrinsik adalah kemampuan kompleks ligan
dan reseptor untuk memberikan efek.

Efek yang dihasilkan oleh ikatan reseptor dan ligan dapat


dijelaskan melalui gambar berikut (maaf gaes, Cuma modal ss-
doang dari video pembelajaran bapaknya)
Perlu diperhatikan, bahwa semua jenis ligan yang
berinteraksi terhadap reseptor memiliki afinitas, namun hanya
agonis, agonis parsial dan inverse agonis yang memberikan efek
atau dikenal dengan aktivitas instrinsik.

Pada gambar tersebut, dijelaskan beberapa contoh obat


sebagai ligan yang dapat berinteraksi dengan reseptor didalam
tubuh serta efek yang dihasilkan. Sekaitan dengan antagonis dan
inverse agonist, perlu dipahami dengan perbedaannya. Dimana
untuk antagonis, apabila ligan ini berinteraksi dengan reseptor
maka tidak akan memberikan efek, sedangkan pada inverse agonist,
apabila berinteraksi dengan reseptor akan menyebabkan efek yang
berlawanan dengan agonist.

Sebagai contoh untuk antagonis adalah CTM yang


merupakan antagonis pada reseptor Histamin-1. Reseptor
histamin-1 saat diaktivasi oleh histamin akan memberikan efek
alergi. Jika CTM berinteraksi dengan reseptor histamin-1, maka
efek alergi tadi akan hilang karena adanya ikatan antara CTM dan
reseptor histamin-1 sehingga histamin tidak bisa berikatan
dengan reseptor histamin-1, akibatnya , reaksi alergi tidak
terjadi. Bingung? Jadi ibaratkan :
CTM = perusak hubungan
reseptor histamin satu = doi kalian
Histamin = kalian
Efek alergi = kasmaran

Sebelum si CTM datang, kalian (Histamin) sama doi


(Reseptor Histamin-1) masih bisa pdkt dan menghasilkan efek
kasmaran (Alergi), nah tapi setelah ada CTM, kalian ditikung,
mereka jadian, kalian gabisa pdkt lagi. Hmm, jadi sedih .
Pada gambar ini, dijelaskan perbedaan antara ligan agonis
dan antagonis. Dimana, agonis akan berikatan dengan reseptor dan
mengaktivasi reseptor tersebut, sehingga akan terbentuk second
messenger yang kemudian menyebabkan proses-proses biokimiawi
sehingga terjadi respon seluler. Pada ligan yang antagonis sendiri,
terjadi ikatan dengan reseptor namun tidak mengaktivasi reseptor
tersebut. Ibaratnya, antara ligan antagonis dan reseptor ini,
seperti dua orang manusia berikatan tapi tidak melibatkan
perasaan, jadi tidak menghasilkan efek apapun. Tapi tetap aja si
antagonis ini menghalangi agonis dan reseptor untuk berikatan,
padahal dia ga ada rasa, mungkin dia ga suka liat orang lain bahagia.

Bedanya antagonist sama inverse agonist, inverse agonist ini


memberikan efek yang berlawanan dengan agonis. Misalnya, GABA
adalah agonis reseptor GABA-A yang efeknya adalah relaksan atau
anti-konvulsan, karena GABA mengakibatkan penurunan aktivitas
listrik di dalam tubuh kita. GABA ini mempunyai inverse agonis
yaitu Beta-carboline, yang mekanisme kerjanya berkebalikan
dengan GABA. Jika GABA berikatan dengan reseptor GABA-A
memberi efek anti-konvulsan, maka Beta-carboline apabila
berikatan dengan reseptor GABA-A justru memicu konvulsan.
Jadi agonis dan inverse agonis ini sifatnya selalu bertolak
belakang, kek aku dan dia .

Ligan yang dapat mengikat reseptor dan mempengaruhi


aktivitas sel dapat ditemui dalam berbagai bentuk senyawa,
diantaranya :
Hormon – dihasilkan oleh kelenjar eksokrin dan disekresikan
melalui peredaran darah menuju sel target yang jauh
(misalnya: insulin dengan reseptor Insulin, testosterone
dengan reseptor testosteron)
Autocrine/paracrine factors – hormon yang beraksi lokal
(misalnya: prostaglandins)
Neurotransmitters – dilepaskan oleh ujung saraf sebagi
respon dari depolarisasi (misalnya: acetylcholine,
norepinephrine, histamin, GABA)
Cytokines – ligan yang diproduksi oleh sel-sel pada sistem
imunitas. Targetnya bisa jauh atau dekat (misalnya:
interferons, interleukins)
Membrane-bound ligands – terdapat pada permukaan sel,
mengikat pada reseptor komplementer sel yang lain
menjembatani interaksi antar sel (Misalnya: integrins)
Drug/chemicals – merupakan senyawa yang dipaparkan dari
luar (misalnya Salbutamol, morphine)
Mekanisme aksi obat/ligan dan reseptor dapat dianalogikan
dengan interaksi anak kunci dan gembok. Dimana anak kunci dapat
diibaratkan sebagai ligan, dan gembok sebagai reseptor. Ligan
sebagai anak kunci memiliki bentuk khusus yang membuatnya dapat
berikatan dengan gembok atau reseptor yang spesifik. Saat anak
kunci dan gembok berikatan, maka akan terjadi beberapa
kemungkinan yaitu:
Pintu yang terkunci menjadi terbuka, kondisi ini diibaratkan
sebagai ligan agonis yang dapat memberikan efek.
Apabila pintu tetap tertutup, maka diibaratkan sebagai
ligan antagonis yang tidak memberikan efek.
Apabila pintu terbuka tapi tidak terbuka sepenuhnya, maka
diibaratkan sebagai agonis parsial dimana efek yang
ditimbulkan tidak maksimal.
Apabila pintu terbuka ke arah yang berlawanan, harusnya
terbuka ke arah dalam malah terbuka ke arah luar, maka
kondisi ini dianalogikan sebagai inverse agonist yang
memberikan efek yang berlawanan.
C. AGONISME
Agonis adalah suatu ligan yang bila berinteraksi dengan
reseptor dapat menghasilkan efek (efek maksimum ). Agonisme
dalam menghasilkan respon fisiologi (seluler) melalui dua cara yaitu
agonisme langsung dan tidak langsung.
1. Agonisme langsung
Agonisme langsung adalah kondisi saat ligan berinteraksi
secara langsung dengan reseptor. Agonisme ini merupakan
respon yang berasal dari interaksi agonis dengan reseptornya
sehingga menyebabkan perubahan konformasi/bentuk
reseptor. Perubahan bentuk reseptor atau konformasi ini
menyebabkan reseptor menjadi aktif dan menginisiasi proses
biokimiawi sel sebagai efeknya.

Interaksi bisa berupa stimulasi atau penghambatan respon


seluler. Proses agonisme langsung merupakan hasil aktivasi
reseptor oleh obat yang mempunyai efikasi (aktivitas intrinsik).
Contoh : aktivasi adrenalin terhadap reseptor adrenergik
sehingga menghasilkan respond fisiologi berupa kontraksi otot
polos vaskuler.
Proses agonis langsung terdiri dari dua tahap :

a. Pemberian sinyal dari agonis kepada reseptor untuk


mengaktivasinya. Dalam hal ini, obat atau agonis
merupakan pembawa pesan pertama (first messenger).
Setelah ligan dan reseptor berikatan, maka reseptor
akan aktif, sehingga dapat meneruskan sinyal kedalam
sel.
b. Penerusan sinyal oleh reseptor teraktivasi ke dalam
komponen seluler untuk menginduksi respon seluler
berupa reaksi-reaksi biokimiawi didalam sel. Proses ini
diperantarai oleh second messenger. Second messenger
adalah senyawa-senyawa yang ikut terlibat dalam proses
tranduksi sinyal untuk merangsang reaksi biokimiawi dari
reseptor ke dalam sel

2. Agonisme tidak-langsung,
Agonisme tidak langsung yaitu kondisi saat ligan
berinteraksi secara tidak langsung dengan reseptor. Pada
mekanisme ini, senyawa obat mempengaruhi senyawa endogen
dalam menjalankan fungsinya. Melibatkan proses modulasi atau
potensiasi efek senyawa endogen, dan umumnya bersifat
Alosterik. Contohnya Benzodiazepin dan barbiturat pada
reseptor GABA-A yang memperkuat aksi GABA pada reseptor
tersebut.
Mekanisme dari agonisme tak langsung dapat dilihat pada
gambar tersebut. Gambar tersebut merupakan reseptor
GABA-A, yang merupakan reseptor yang terikat pada kanal ion
pada membran sel syaraf. Apabila agonis dari reseptor
tersebut yaitu GABA (Gama Amino Butyric Acid), yang
disimbolkan sebagai bulatan jingga pada gambar, berikatan
dengan sisi aktif reseptor (pada bulatan biru besar), maka
reseptor GABA yang terikat pada kanal ion yang terletak di
membran sel akan menyebabkan kanal ion tersebut terbuka,
Apabila kanal ion terbuka, maka akan terjadi pertukaran antara
ion yang berada di dalam dan diluar sel. Apabila interaksi GABA
dan reseptor GABA-A menyebabkan kanal ion terbuka, maka ion
Cl- akan ke dalam sel, karena konsentrasi Cl- yang lebih banyak
diluar sel dibanding di dalam sel (ion bergerak berdasar gradien
kadar, dari tempat dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah). Karena ion Cl- merupakan ion negatif, maka potensial
listrik di dalam sel akan menurun atau terjadi hiperpolarisasi.
Hiperpolarisasi ini menyebabkan inaktivasi sel syaraf, sehingga
memberikan efek mengantuk.

Kemudian ada dua obat yang disebut benzodiazepin dan


barbiturat yang disimbolkan sebagai bulatan biru di sebelah
kanan. Obat ini akan berinteraksi pada sisi alosterik reseptor
(disebelah kanan sisi aktif) sehingga reaksi antara agonis GABA
dan reseptor GABA-A semakin kuat. Sehingga pembukaan kanal
ion klorida akan semakin kuat, akibatnya jumlah ion klorida ke
dalam sel semakin banyak sehingga kondisi sel syaraf juga
semakin terhiperpolarisasi dan inaktif. Makanya jika
mengonsumsi obat benzodiazepin ataupun barbiturat pasien
mengalami efek sedatif dan hipnotik.
Dalam konteks ini, benzodiazepin dan barbiturat adalah
agonis tak langsung karena tidak berinteraksi langsung dengan
reseptor GABA-A tetapi meningkatkan interaksi antara agonis
yaitu GABA dan reseptornya.

Ibaratnya, efek benzodiazepine dan barbiturat pada GABA-


A sifatnya seperti orang yang mencintai dan berkorban dalam
diam, menguatkan efek dari si GABA-A dalam diam, tanpa si
GABA-A ini tahu dengan bekerja di belakang layar, berikatan
pada sisi yang tidak aktif, bahkan si benzodiazepine justru
menguatkan ikatan reseptor GABA-A dan doi-nya yaitu GABA
agar dapat memberikan efek maksimal.

D. ANTAGONISME
Antagonisme adalah peristiwa manakala suatu senyawa
menurunkan aksi suatu agonis atau ligan dalam menghasilkan efek.
Senyawa tersebut dinamakan sebagai antagonis. Untuk
sederhananya, antagonis adalah ligan berinteraksi dengan reseptor
namun tidak menghasilkan efek. Jenis antagonisme berdasarkan
mekanisme terhadap makromolekul reseptor agonis terbagi dua
yaitu yang tidak melibatkan makromekul reseptor agonis dan yang
melibatkan reseptor agonis.
1. Antagonisme tanpa melibatkan makromolekul reseptor
agonis Antagonisme ini terbagi 4 yaitu:
a. Antagonisme kimiawi merupakan antagonisme yang
terjadi pada dua senyawa mengalami reaksi kimia pada
suatu larutan atau media sehingga mengakibatkan efek
obat berkurang. Contoh : tetrasiklin mengikat secara
kelat logam-logam bervalensi 2 dan 3 (Ca, Mg, Al)
sehingga mengakibatkan efek obat berkurang
b. Antagonisme farmakokinetika, antagonisme ini terjadi
jika suatu senyawa secara efektif menurunkan
konsentrasi obat dalam bentuk aktifnya pada sisi aktif
reseptor Contoh : fenobarbital yang induksi enzim
pemetabolisme warfarin sehingga konsentrasi warfarin
berkurang sehingga efek warfarin mengalami
penurunan.
c. Antagonisme fungsional atau fisiologi, yaitu
antagonisme akibat dua agonis bekerja pada dua
macam reseptor yang berbeda dan menghasilkan efek
saling berlawanan pada fungsi fisiologik yang sama.
➢ Antagonisme fungsional terjadi jika dua macam
reseptor yang berbeda tersebut berada dalam
sistem sel yang sama. Contoh : antagonisme antara
senyawa histamin yang reseptornya pada reseptor
histamin dengan fenilefrin yang reseptornya pada
reseptor α 1-adrenergik . Antara fenileferin dan
histamin ini, reseptornya berbeda, dan reseptornya
tetapi masih terdapat pada sistem sel yang sama
yaitu sistem syaraf. Sekalipun berikatan dengan
reseptor yang berbeda, kedua senyawa ini sama-
sama bersifat agonis dan mempengaruhi pembuluh
darah dengan memberikan efek berbeda yaitu
vasodilatasi dan vasokonstriksi. Dimana histamin
berinteraksi dengan reseptor histamin,
menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah,
sedangkan fenilefrin berikatan dengan reseptor α-
1 adrenergik justru memberi efek vasokontriksi
pada pembuluh darah.
➢ Antagonisme fisiologi terjadi jika dua macam
reseptor tersebut berada pada sistem yang
berbeda. Contohnya. antagonisme glikosida jantung
(kenaikan TD) dengan dihidralazin (penurunan TD).
Dimana keduanya bekerja pada sistem yang
berbeda. Glikosida bekerja pada jantung, dan
dihidralazin bekerja pada pembuluh darah.

2. Antagonisme melibatkan makromolekul reseptor agonis


Antagonisme ini terbagi dua yaitu kompetitif dan non-
kompetitif.
a.Antagonis kompetitif.
Kondisi ini terjadi saat agonis dan antagonis
memperebutkan kedudukannya pada reseptor pada sisi
ikatan yang sama dengan agonis, jadi agonis dan antagonis
ini memperebutkan sisi aktif reseptor. Selain itu kondisi ini
juga dapat terjadi karena beberapa hal yaitu :
• sisi agonis dan antagonis pada reseptor berdekatan,
ikatan antagonis pada sisi aktifnya mengganggu secara
fisik interaksi agonis dengan sisi aktifnya, atau
• Sisi agonis dan antagonis berbeda, namun ikatan
antagonis pada sisi aktifnya mempengaruhi reseptor
agonis sehingga memungkinkan agonis dan antagonis
tidak dapat secara bersamaan berinteraksi dengan
reseptor.
Contoh antagonisme kompatitif terjadi pada :
• Klorfeniramin atau CTM (antagonis) dan histamin
(agonis) pada reseptor Histamin-1.
• Propanolol (antagonis) dan adrenalin (agonis), pada
reseptor beta-adrenergik.
• Prazosin (antagonis) dan adrenalin (agonis) pada
reseptor alfa-1 adrenergik
Tipe antagonisme ini ada dua yaitu
➢ antagonis kompetitif terbalikkan (reversibel), yang
terjadi manakala antagonis merebut sisi aktif agonis,
tetapi jika dosis agonis ditingkatkan, antagonisnya bisa
dihilangkan
➢ antagonis kompetitif tak-terbalikkan (irreversibel),
terjadi manakala ikatan antagonis dan reseptor sangat
kuat sehingga agonis sekalipun dosisnya ditingkatkan
tidak dapat menghilangkan antagonis.
b. Antagonis non-kompetitif
Kondisi ini terjadi saat agonis dan antagonis berikatan
pada waktu yang bersamaan, pada daerah selain reseptor.
Dimana antagonis ini, mengikat reseptor pada sisi yang
berbeda, bukan sisi aktif seperti pada antagonis kompetitif.
Sebagian proses antagonisme non-kompetitif bersifat tak-
terbalikkan oleh agonis karena tempat berikatannya
berbeda dimana agonis berikatan pada sisi aktif, dan
antagonis berikatan pada bagian reseptor selain sisi
aktif.Meskipun beberapa ada beberapa mekanisme yang
bersifat terbalikkan. Contoh antagonis non-kompetitif
adalah aksi papaverin terhadap histamin pada reseptor
histamin-1 otot polos trakea.
E. INVERSE AGONIS
Merupakan kondisi dimana ligan memberikan efek yang
berlawanan dengan agonis. Contohnya adalah R015-4513 yang
merupakan inverse agonist dari obat-obatan kelas benzodiazepin..
R015-4513 danbenzodiazepines sama-sama berikatan dan
memberikan efek sisi aktif reseptor GABA-A pada sel saraf.
Tetapi R015-4513 memiliki efek yang berkebalikan yaitu
memberikan kegelisahan, dibandingkan dengan benzodiazepin yang
memberi efek sedatif

Additional information:

Potensiasi dan sinergisme adalah interaksi dua obat yang saling


menguatkan efek satu dengan yang lain (Sebagaimana
kebanyakan hubungan yang sehat, ga kek hubungan aku dan doi
yang toxic, udah gitu masih dipertahankan ). Sinergisme
merupakan kondisi ketika terjadi akumulasi efek dari dua obat,
misalnya penggunaan dua obat anti-hipertensi dengan efek yang
sama tapi mekanisme yang berbeda, menghasilkan efek yang
lebih besar dibandingkan pada penggunaan hanya salah-satu
obat tersebut. Potensiasi adalah kondisi dimana efek suatu
obat ditingkatkan oleh obat kedua yang tidak mempunyai efek.
Gambar dibawah ini entah kenapa di skip sama bapaknya. Namun
jika diterjemahkan gambar tersebut merupakan representasi
schematis yang menggambarkan spektrum dari aktifitas ligan
yang dapat ditimbulkan ketika sebuah reseptor menunjukkan
level yang dapat dipertimbangkan sebagai aktivitas yang tidak
dipengaruhi oleh agonis. Selain agonisme dan agonisme parsial,
skema tersebut juga dilengkapi dengan inverse agonist dan
inverse agonist parsial.
Pada kondisi agonisme dan agonisme parsial, respons fungsional
yang diperoleh dari suatu obat adalah maksimal (+1), sedangkan
pada kondisi antagonist, respon fungsionalnya adalah basic atau
kondisi dasar boleh dikata tidak terjadi respond fungsional (0).
Nah, pada kondisi partial agonis ataupun inverse agonis, dapat
dilihat bahwa respon fungsionalnya bernilai minimum atau
negatif (-1), jadi obat memberikan efek yang berlawanan
dengan agonist.
Bab III
Dr. Arief Rahman Hakim, Apt

Kesalahan orang-orang pandai ialah


menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan
orang-orang bodoh adalah menganggap
orang lain pandai

Pramoedya Ananta Toer


Dosen : Dr. Arief Rahman Hakim, Apt
Editor : Inka Aprissa
Nuha Haifa Arifin
Tanggal : Senin & Selasa, 13-14 April 2020

Definisi, Manfaat, dan Orde


Farmakokinetika

DEFINISI
• Farmakokinetika adalah ilmu yang menelaah nasib obat dalam
tubuh yang meliputi studi tentang absorpsi, distribusi, dan
eliminasi
• Farmakokinetika mempelajari perubahan- perubahan
konsentrasi obat dalam tubuh terhadap waktu. Dimana &
berapa cepatnya obat diabsorpsi, bagaimana terdistribusi
dalam tubuh, bagaimana enzim mengubah struktur molekul
obat, bagaimana caranya dan berapa cepat obat dieliminasi
• Farmakokinetika mempelajari nasib obat dalam tubuh secara
kuantitatif

MANFAAT
Farmakokinetika dapat memberikan informasi tentang :
• Dosis optimal, interval dosis
• Hubungan konsentrasi obat-efek
• Variabilitas antar individu
TAHAPAN PROSES HAYATI OBAT
1. Tahap Farmasetika
penghancuran sediaan, pelarutan zat aktif →obat tersedia
untuk di absopsi
2. Tahap Farmakokinetik
ADME →obat tersedia untuk beraksi sampai di target
3. Tahap Famakodinamika
Interaksi obat-reseptor di jaringan → timbul efek
Tahapan proses hayati obat
Tahap Farmasetika
Obat tersedia utk
dosis Penghancuran sediaan diabsorpsi
Pelarutan zat aktif
Sediaan obat farmasetis

Tahap Farmakokinetika

Absorpsi Distribusi Obat tersedia utk


beraksi
Ekskresi
hayati

Tahap Farmakodinamia

Antaraksi obat- Reseptor


Efek
di jaringan

15

BIDANG ILMU TERKAIT


• Farmakologi
• Toksikologi
• Biofarmasetika
• Farmakoterapi
• Farmasi Klinik
HUBUNGAN KONSENTRASI OBAT DENGAN EFEK
Hubungan konsentrasi obat vs efek

16

• Jarak antara MBC dan MTC adalah area terapi obat artinya
ketika konsentrasi obat berada di dalam jarak tersebut obat
memberikan efek terapeutik.
• MTC adalah garis efek maksimum
• MBC adalah garis efek minimum

DIAGRAM FARMAKOKINETIKA
• Jadwal sampling
➢ Lama sampling →bergantung pd waktu paruh eliminasi
obat, sample yang diambil
➢ Jumlah titik yang diambil
• Penentuan titik sampling tergantung pada kompartemen dan
profil kurva yang di dapat dengan melakukan pengujian
• Syarat Metode Analisa
➢ Selektvitas
➢ Linieritas
➢ Akurasi
➢ Presisi
➢ Spesifik

• Laju/kecepatan suatu reaksi kimia : A → B


Bila A berkurang dengan bertambahnya waktu
-
→ -dA/dt = k.An
- Bila B bertambah dengan bertambahnya waktu
→ +dB/dt = k.Bn
• Farmakokinetika → yang diukur A (bentuk aktif/obat induk)
dalam jarak waktu yang ditetapkan
• Orde reaksi : cara bagaimana konsentrasi obat mempengaruhi
laju suatu reaksi
• Orde kinetika nol
- Bila A berkurang dalam jarak waktu yang tepat dA/dt = -k0
- Ket :
k0 = tetapan laju reaksi orde
nol (masa/waktu atau
konstanta/waktu)
A = -k0t + A0
A0 = jumlah obat A pada t = 0
Grafik hubungan t vs A ?

• Orde kinetika satu


- Bila A berkurang dengan laju yang sebanding‫ ׀‬dengan jumlah
A yang tersisa
dA/dt = -kA (2.22)
k = tetapan laju orde satu (wkt-1)
ln A = -kt + ln A0 (2.23)
A = A0e-kt (2.24)
log A = -kt/2.23 + log A0
Grafik hubungan t vs A?
• Waktu paro
- Waktu yang diperlukan oleh obat untuk berkurang menjadi
separuhnya
- Orde nol : t1/2 = 0,5 A0/ k0
t1/2 tidak tetap tergantung konsentrasi awal, berubah secara
berkala
- Orde satu : t1/2 = 0,693/ k
t1/2 konstan tanpa memperhatikan konsentrasi awal

Model Farmakokinetika
Definisi :
Struktur hipotesis yang dapat digunakan untuk
memberi ciri kelakuan nasib obat dalam badan, apabila
obat tersebut diberikan dengan cara & dalam bentuk
sediaan tertentu
Digunakan untuk :
- Memprediksi kadar obat dalam plasma, jaringan, dan
urin setelah pemberian regimen dosis obat
- Menetapkan regimen dosis optimal untuk setiap
pasien secara individual
- Mengestimasi kemungkinan terjadinya akumulasi obat
atau metabolitnya
- Korelasi konsentrasi obat dengan aktivitas
farmakologi atau toksikologi
- Evaluasi perbedaan dalam kecepatan dan jumlah
obat yang tersedia antar formulasi (bioekivalensi)
- Dapat menjelaskan adanya perubahan fisiologi atau
penyakit terhadap ADME obat
- Dapat menjelaskan interaksi obat
Jenis :
- Empirical models (allometric scalling/ approximate
interspecies scalling) :
✓ Digunakan untuk membandingkan dan memprediksi
farmakokinetika obat antara spesies yang berbeda
(mencit, tikus, anjing, monyet, manusia)
✓ Digunakan dalam toksikinetikan dan untuk
ekstrapolasi dosis terapi obat pada manusia dari
penelitian obat pada hewan (non-klinik)
- Physiologically based models (blood flow or perfusion
models) :
✓ Berdasarkan anatomi dan fisiologi yang real
✓ Aliran darah bertanggungjawab terhadap distribusi
obat ke jaringan/organ, dan pengambilan obat oleh
jaringan/organ tergantung pada ikatan obat pada
jaringan
✓ Volume distribusi obat = volume real tiap
jaringan/organ
✓ Konsentrasi obat dalam berbagai jaringan ditentukan
oleh ukuran jaringan, aliran darah, dan rasio obat
dalam jaringan obat-darah
→ dipengaruhi oleh kondisi patofisiologi
✓ Dapat diaplikasikan pada hewan
→ ekstrapolasi untuk manusia
- Compartementally Based Models :
▪ Sangat sederhana dan sangat bermanfaat digunakan
dalam farmakokinetika
▪ Tubuh → kompleks, tersistem dalam berbagai
jaringan/organ yang berhubungan secara timbal balik
satu sama lain → untuk mempelajari kinetika obat
dalam tubuh perlu ada penyederhanaan menjadi satu
atau lebih kompartemen
▪ Kompartemen bukan real fisiologi atau
anatomi jaringan/ organ tetapi diasumsikan sebagai
kumpulan jaringan/ organ yang memiliki aliran daran
dan afinitas terhadap obat hampir sama
▪ Modelnya open system (terbuka). Karena obat dapat
tereliminasi
▪ Model menggunakan persamaan differensial yang
linear
▪ Dapat diaplikasikan pada hewan dan manusia
Model Mamillary
• Model terdiri atas satu atau lebih kompartemen perifer
yang dihubungkan ke kompartemen sentral
- Kompartemen Sentral : daerah tubuh yang dapat
diperfusi obat dengan cepat melalui aliran darah
- Kopartemen Perifer : daerah tubuh yang dapat
diperfusi obat dengan lambat melalui aliran darah
• Model satu/dua kompartemen terbuka
Model Catenary
• Terdiri dari beberapa kompartemen yang terhubung antara
satu dengan yang lain seperti kompartemen kereta api
• Karena tidak aplikatif untuk kebanyakan organ dalam tubuh
yang biasa langsung terkoneksi dengan plasma, maka lebih
jarang digunakan

Parameter Farmakokinetika
Definisi :
- Besaran/harga yang diturunkan secara matematis dari
hasil pengukuran kadar obat dalam darah
Parameter farmakokinetika primer
- Harganya dipengaruhi secara langsung oleh perubahan
salah satu atau lebih variabel fisiologik
- Cth : ka, ClT , VD
Parameter Farmakokinetika Sekunder
- Harganya tergantung pada harga PF primer
- Perubahan pada harga PK sekunder disebabkan oleh
berubahnya harga PF primer tertentu sebagai cerminan
perubahan nilai suatu variabel fisiologi

Parameter Farmakokinetika Turunan


- Harganya tidak semata-mata tergantung pada PF primer,
tetapi juga pada dosis atau kecepatan pemberian obat
Analisis parameter farmakokinetika suatu obat
→ perlu diketahui :
✓ Orde kinetiknya → proses ADME obat dapat bergantung
pada dosis
✓ Model Kompartemen → Menentukan persamaan matematik
yang digunakan.
Dosen : Dr. Arief Rahman Hakim, Apt
Editor : Mentari
Tanggal : Rabu, 15 April 2020

Farmakokinetika Obat Model Satu Kompartemen


Terbuka Pemberian Obat Secara Intravaskular

Pendahuluan
 Bila obat diberikan dalam bentuk injeksi iv bolus (intravena
cepat), dosis obat yang diberikan masuk ke dalam sirkulasi
darah , dan proses absorpsi obat terjadi seketika itu juga
(tanpa ada proses absorpsi)
 Obat didistribusikan lewat sistem sirkulasi ke seluruh
jaringan tubuh seingga terjadi keseimbangan yang sangat
cepat antara darah dan jaringan terhadap obat (ciri obat
mengikuti model satu kompartemen terbuka)
 Obat masuk ke organ/jaringan tubuh tergantung pada
lipofilisitas obat dan afinitasnya terhadap jaringan tersebut
 Secara umum obat dieliminasi dari tubuh melewati ginjal
dan/atau dimetabolisme dalam hepar

Model Farmakokinetika
• Model 1. Model satu kompartemen terbuka, injeksi
IntraVena
• Model 2. Model satu kompartemen terbuka dengan
penyerapan orde pertama

• Model 3. Model dua kompartemen terbuka, injeksi


IntraVena

• Model 4. Model dua kompartemen terbuka dengan penyerapan


orde pertama

Gambar di atas mengikuti model 1 kompartemen terbuka

Model farmakokinetik untuk obat yang diberikan dengan injeksi


intravena cepat
Keterangan :
DB = obat dalam tubuh (drug in body)
VD = volume distribusi yang jelas (apparent volume of
distribution)
k = konstanta laju eliminasi (elimination rate constant)
iv = intra vena
Profil Kurva Cp vs t
Untuk mengetahui suatu profil kurva merupakan model 1
kompartemen terbuka atau tidak setelah dilakukan injeksi
intravena bolus, yaitu dengan memplotkan data hasil pengukuran
kadar obat terhadap waktu.

Kurva pertama merupakan kurva aritmatika biasa sehingga


kurvanya melengkung, hal ini menunjukan bahwa konsentrasi obat
turun secara eksponensial. Yang terlihat hanya proses eliminasi
obatnya saja, reabsorpsi dan proses distriibusi obat juga tidak
terlihat karena sistem distribusinya sangat cepat pada plasma
dan jaringan. Kinetika eliminasi konsentrasi terhadap waktunya
mengikuti orde 1. Oleh sebab itu, dibuatlah persamaan
eksponensial yang menunjukan kadar obat dalam plasma terhadap
waktu seperti pada kurva sebelah kiri.

Bila konsentrasi (Cp) dapat dibuat dalam bentuk ln atau


logaritma natural, maka dapat dibuat persamaan kedua pada kurva
sebelah kanan yang menunjukan hubungan ln Cp dengan waktu.
Kurva kedua ini memerlihatkan kurva yang linier atau garis lurus.
Ini ditunjukan dengan profil kurva yang diplotkan dengan kertas
grafik semilogaritmik, pada kertas berskala tersebut dapat
dilihat bahwa terbentuk garis yang tidak melengkung.
Persamaan LR :
Y = -BX + A
Y = ln Cp
X=t
B = Slope = -k
A = Intersep = ln CpO
Keterangan
Cp0 = kadar obat pada waktu ke-0
Cp = kadar obat saat ini
t = waktu (jam)
k = konstanta laju eliminasi obat
-B menyataan bahwa nilai gradient selalu negatif sehingga
kurvanya menunjukkan penurunan seperti pada grafik di kanan
Parameter Persamaan Satuan
farmakokinetika
Luas dibawah kurva Metode trapeoid : Kadar obat x
Cp vs t dari waktu (dengan rumus trapesium) waktu
nol sampai tak
terhingga

Volume Distribusi Volume


Semu

Konstanta Per waktu


kecepatan eliminasi
obat
Waktu paro Waktu
eliminasi obat
Klirens Total Volume per waktu

Volume distribusi
Dilakukan dengan mengonversi volume kadar obat terhadap
berat badan dalam darah menjadi bentuk persen%

Kompartemen Air Persen Berat Tubuh


(Water Compartment)
Plasma 4,5
Total Cairan Ektraseluler 27,0
Total Cairan Intraseluler 33,0
Total Cairan Tubuh 60,0
Dari tabel tersebut apabila VD kurang dari sama dengan 4,5%
dapat diasumsikan hanya terdistribusi dalam sirkulasi darah
saja,sedangkan apabila lebih dari 4,5% bahkan mencapai 27%
maka dapat diasumsikan obat sudah terdistribusi ke seluruh
cairan ekstraseluler dan begitu seterusnya hingga 60%, tetapi
tidak menutup kemungkinan bisa mencapai 70% dikarenan VD ini
adalah nilai semu sehingga hasilnya tidak bisa dipastikan 100%
tetapi dapat dijadikan acuan untuk mengira-kira sebaran
distribusi obat.

Klirens (Cl)
➢ Pengukuran eliminasi obat dari badan tanpa
mengidentifikasi mekanisme atau proses
➢ Volume cairan plasma yang dibersihkan dari obat per
satuan waktu
➢ ClTotal = ClRenal/ginjal + ClNonRenal/hepatik/hati
➢ ClNonRenal -> ClHepar bila tidak ada jalur lain
Kasus 1
Seorang wanita (50 th, 52 kg) diberikan dosis tunggal intravena
bolus antibakteri 20 mg/kg. Sampel darah dicuplik pada interval
waktu tertentu dan konsentrasi obatnya ditentukan dan hasilnya
adalah sebagai berikut
Waktu (jam) Kadar (mg/L)
0.25 34.48
0.5 33.05
1 30.37
3 21.63
6 12.98
12 4.66
18 1.68

Pertanyaan :
1. Plotkan data Cp vs t menggunakan kertas grafik semilogaritmik
2. Hitunglah harga AUC0-inf, VD, k, t1/2 dan ClT
3. Obat tersebut tidak efektif lagi pada konsentrasi plasma kurang
dari 10 µg/mL. Berapa lama durasi aktivitas obat tersebut?
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeliminasi obat
sampai 97%
5. Prediksikan sampai dimanakah distribusi obat tersebut
6. Berapa persen dari dosis, jumlah obat yang tersisa pada waktu 10
jam setelah obat diberikan
Jawaban :
Dosis = 20 mg/kg x 52 kg = 1040 mg
Waktu (jam) Kadar (mg/L) Ln CP
0.25 34.48 3.540
0.5 33.05 3.498
1 30.37 3.413
3 21.63 3.074
6 12.98 2.563
12 4.66 1.539
18 1.68 0.519
2. Plotkan data Cp vs t menggunakan kertas grafik semilogaritmik

Kurva ini dapat dibuat di excel dengan tabel Cp dan t


Kinetika eliminasi obatnya mengikuti orde satu
Persamaan eksponsial Cp vs t : Cp = Cp0 e-kt

Kurva diatas dibuat diexcel dengan tabel ln Cp dan t.


Konversi Cp ke ln Cp dapat dilakukan di excel dengan mengetik
=ln(kolom yang dituju). Dapat pula dikonversi dengan kalkulator
dengan menggunakan tombol “ln” (cara pakainya silahkan lihat
google atau coba sendiri)
Farmakokinetika obatnya mengikuti model satu
kompartemen terbuka
Persamaan eksponsial Cp vs t : Cp = Cp0 e-kt
Cp = 36,01 e-0,17t
Persamaan LR : ln Cp = ln Cp0 – kt
ln Cp = 3,5838 – 0,1703t
Y = ln Cp0 – kt ; X = t ; R2 = 1
Y = A - Bx
Y = ln Cp0 – kt
Y = 3,5838 - 0,1703x dengan R2=1
nilai ini dapat diketahui dengan melihat persamaan pada
grafik kedua di excel

B (slope)= -k
k = 0,17/jam
-k = -0,1703

A (intersep)= ln Cp0
ln Cp0 = 3,5838
0
Cp = e3,5838 dihitung pake kalkulator aja gaes biar gak pusing
0
Cp = 36,01 mg/L

3. Hitunglah harga AUC0-inf, VD, k, t1/2 dan ClT AUC0-inf dihitung


dengan metode trapezoid
Waktu (jam) Kadar (mg/L)
0 36,01
0,25 34,48
0,5 33,05
1 30,37
3 21,63
6 12,98
12 4,66
018 1,68
ini dihitung pake excel aja biar gak capek gak perlu hitung
satu-satu .-.

4. Obat tersebut tidak efektif lagi pada konsentrasi plasma


kurang dari 10 µg/mL. Berapa lama durasi aktivitas obat
tersebut
Obat tidak efektif jika Cp < 10 µg/mL, 10 µg/mL = 10 mg/L Cp
= 10 mg/L → Konsentrasi Efektif Minimal (MEC/KEM)
Cp ≥ 10 mg/L → obat dapat memberikan efek yang diharapkan
Durasi efek = takhir – tawal
0
tawal = 0 jam → Cp = 36,01 mg/L
takhir = muncul saat 6-12 jam → Cp = 10 mg/L
-0,17t
pada soal a nilai Cp = 36,01 e sehingga

Interval dosis/ frekuensi pemberian untuk obat sehari 3x


atau tiap 8 jam
5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeliminasi obat
sampai 97% Tereliminasi 97% → tersisa 3%
Cp = 36,01e-0,17t → Cp = konsentrasi obat dalam plasma yang
tersisa pada waktu t
Cp = %tersisa x CpO
Cp = 3% x 36,01
Cp = 1,08 mg/L

6. Prediksikan sampai dimanakah distribusi obat tersebut

7. Berapa persen dari dosis, jumlah obat yang tersisa pada


waktu 10 jam setelah obat diberikan
Substitusi t = 10 jam pada Cp = 36,01e-0,17t
Cp = 36,01e-0,17x10 = 6,58 mg/L (tersisa)
DB = Cp*VD = 6,58*28,88 = 190,03 mg
DB = kadar obat tersisa/ dosis obat x 100%

Jumlah obat yang sudah tereliminasi = 100% - 18,27% =


81,73%
Kasus 2
Suatu obat sintetik diberikan dengan dosis (sebagai zat aktif)
sebesar 1,65 mg/kgBB secara intra-vena bolus pada pasien pria
dewasa (55 Tahun, Berat Badan = 60 kg). Eliminasi obat mengikuti
kinetika orde pertama, model satu kompartemen terbuka.
Persamaan kadar obat aktif di dalam plasma sbb. :
Cp = 10,1 e-0,028t (Cp = mg/L dan t = jam)
1. Hitunglah t1/2, VD, AUC0-inf, dan ClT
2. Berapakah konsentrasi obat setelah 10 jam
3. Berapakah jumlah obat yang tersisa setelah 20 jam
4. Berapa Jumlah Obat aktif di dalam badan yang tersisa pada
60 jam setelah penyuntikan
5. Prediksikan sampai dimanakah distribusi obat tersebut
6. Jika dihitung sejak pemberian, berapa lama obat akan
berefek? Kadar Efektif Minimal (KEM) obat tersebut = 4,0
mg/L
7. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeliminasi
obat sampai 90%

Kasus 3
Seorang sukarelawan diberikan dosis intravena antibiotika, dan
konsentrasi serum obat ditentukan pada 2 jam dan 6 jam setelah
pemberian,didapatkan 2,4 dan 0,3 µg/ml. Berapakah waktu paro
eliminasi obat, diasumsikan kinetika eliminasi mengikuti orde satu

Kasus 4
Obat baru diberikan secara intravena bolus 200 mg kepada pasien
pria berat 80 kg. Setelah 6 jam, konsentrasi obatnya 1,5 mg/100
mL plasma. Diasumsikan VD semu 10% BB,
1. Hitunglah jumlah obat dalam badan setelah 6 jam.
2. Berapakah waktu paro eliminasinya dan klirens total.
3. Pada waktu 24 jam setelah obat diberikan, berapa
persen obat yang sudah tereliminasi?
4. Hitunglah AUC0-inf
Kasus 5
Jika jumlah obat dalam badan turun dari 100% dosis iv bolus
menjadi 25% dari dosis dalam waktu 8 jam, berapakah waktu paro
eliminasi obat (asumsi kinetikanya orde satu dan mengikuti model
satu kompartemen terbuka)

Kasus 6
Suatu obat memiliki waktu paro eliminasi 8 jam dan kinetikanya
mengikuti orde satu. Jika dosis tunggal
600 mg diberikan kepada pasien wanita (62 kg) secara injeksi iv
bolus, berapa persen dosis obat yang
tereliminasi selama 24 jam (VD 400 mL/kg). Berapakah kadar obat
24 jam setelah pemberian dosis

Kasus 7
Dosis tunggal injeksi iv bolus cefamandol nafate 500 mg diberikan
kepada seorang pasien wanita (63 th, 55 kg)
untuk pengobatan infeksi septicemia. Volume distribusi semu 0,1
L/kg dan waktu paro eliminasi 0,75 jam.
Diasumsikan obat dieliminasi oleh kinetika orde satu
dan mengikuti model satu kompartemen, hitunglah
0
a. Cp
b. Jumlah obat dalam badan 4 jam setelah pemberian obat
c. Waktu sampai kadar obat turun menjadi 0,5 µg/ml (MIC
untuk streptococci)
Dosen : Dr. Arief Rahman Hakim, Apt
Editor : Nuha Haifa Arifin
Tanggal : Senin, 20 April 2020

Farmakokinetika Obat Model Satu Kompartemen


Terbuka Pemberian Ekstravaskuler (Oral)

Pendahuluan
• Absorbsi sistemik suatu obat dari saluran cerna (GI) ata
tempat ekstravaskuler lainnya tergantung pada :
- Sifat fisika kimia obat
- Bentuk sediaan (dosage form) yang digunakan
- Anatomi dan fisiologi tempat absorbs
• Kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi lewat saluran
cerna tergantung pada :
- Luas permukaan tempat absorbs (usus/lambung)
- Kecepatan pengosongan lambung
- Mobilitas/motilitas saluran cerna
- Aliran darah di tempat absorpsi
Kasus 1
Seorang sukarelawan sehat pria (40 th, 65 kg) menerima obat A
secara oral 500 mg. Diketahui obat tersebut terabsorpsi secara
sistemik sebesar 80%. Data konsentrasi obat dalam plasma
terhadap waktu dapat dilihat pada tabel berikut.
• Pertanyaan :
- Gambarkan kurva Cp vs t pada kerta grafik semilog
- Hitunglah k dan ka
- Buatlah persamaan eksponensial Cp vs t
- Hitunglah harga parameter-parameter farmakokinetika
obat tersebut
• Pertanyaan (lanjutan) ;
- Kapan absorbsi obatnya selesai
- Berapa lama agar 97% antibiotika terleiminasi dari tubuh
- Berapa jumlah obat yang masih berada di dalam tubuh 20 jam
setelah pemberian obat .
- Jika KEM = 2,0 mg/L berapa lama durasi efek obat tersebut
Jawaban :
– Gambarkan kurva Cp vs t pada kertas grafik semilog

- Profil kurva Cp vs t terlihat ada 2 fase (fase absorpsi dan


eliminasi) → Profil farmakokinetika obatnya mengikuti
model satu kompartemen terbuka, kinetika absorpsi dan
eliminasinya mengikuti orde satu
• Kapan proses absorpsi obatnya selesai

Absorpsi obat itu selesai kalau 100% sudah terabsorpsi


t1/2 absorpsi → waktu yang dibutuhkan untuk
mengabsorpsi obat sebesar 50% dari yang ada (tersis a) t = 1*
t1/2 absorpsi →terabsorpsi 50%, tersisa 50% →
t = 1*0,74 jam = 0,74 jam
t = 2* t1/2 absorpsi → terabsorpsi 75%, tersisa 25% →
t = 2*0,74 jam = 1,48 jam
t = 3* t1/2 absorpsi → terabsorpsi 87,5%, tersisa
12,5% → t = 3*0,74 jam = 2,22 jam
t = 4* t1/2 absorpsi → terabsorpsi 93,75%, tersisa
6,25% → t = 4*0,74 jam = 2,96 jam ( t maks =3,05 jam)
t = 5* t1/2 absorpsi → terabsorpsi 96,875% (97%),
tersisa 3,125% (3%) →
t = 5*0,74 jam = 3.70 jam
3% → 1,5% → 0,7% → 0,35% → 0,175%
t = 10* t1/2 absorpsi → terabsorpsi 99,9%), tersisa 0,1%
→ t = 10*0,74 jam =7,4 jam Proses absorpsi obat dianggap
selesai →97%terabsorpsi
• Berapa lama agar 97% antibiotika tereliminasi dari tubuh =
5*t1/2 eliminasi = 5*10,66 jam = 53,3 jam
• Berapa jumlah obat yang masih berada didalam tubuh 20 jam
setelah pemberian obat. t = 20 jam → tidak ada lagi
proses absorpsi obatnya
Cp = 5,34*e-0,065*20 = 1,46 mg/L
Db = Vd*Cp = 80,32*1,46 = 116,89 mg
• Jika KEM = 2,0 mg/L berapa lama durasi efek obat tersebut

Kasus 2
Suatu antibiotik 100 mg diberikan pada pasien (43 th, 72 kg).
Menurut literatur, farmakokinetika obat tersebut mengikuti model
satu komp terbuka dan persamaan eksponensial Cp (mg/L) vs t(jam)
adl : Cp=45(e-0,17- e-1,5 t). Bila diketahui fraksi obat terabsorpsi
mencapai sirkulasi sistemik sebesar 90%.
• Pertanyaan :
1. Hitunglah tmaks, Cpmaks, dan AUC0∞
2. Hitunglag VD, t1/2absorpsi dan eliminasi CT obat tsb
3. Berapa lama agar 97% antibiotika tereliminasi dari tubuh
4. Berapa jumlah obat yang masih berada di dlm tubuh 12 jam
setelah pemberian
5. Jika MIC (Minimum Inhibitory concentration) = 11mg/L
berapa lama durasi efek antibiotik
6. Berapa % dari dosis, obat sudah tereliminasi 30 jam
setelah pemberian?
7. Prediksikan sampai dimanakah distribusi obat tersebut
Kasus 5
Suatu antibiotika diberikan 500mg secara oral pada seorang
sukarelawan sehat pria (35 th, 65 kg). Data hasil pengukuran kadar
obatnya terhadap waktu adapada tabel berikut. Diketahui fraksi
obat terabsorpsi yang mencapai sirkulasi sistemik 65%.
Dosen : Dr. Arief Rahman Hakim, Apt
Editor : Mentari
Tanggal : Rabu, 22 April 2020

Analisis Farmakokinetika Obat Model Dua


Kompartemen Terbuka Pemberian Intravaskular
(Intravena Bolus)

Model Farmakokinetika
• Model 1. Model satu kompartemen terbuka, injeksi
IntraVena

• Model 2. Model satu kompartemen terbuka dengan


penyerapan orde pertama

• Model 3. Model dua kompartemen terbuka, injeksi


IntraVena
Pada model yang akan dibahas ini tidak terdapat Ka atau
konstanta laju absorpsi karena obat langsung diinjeksian ke darah
tanpa perlu mengalami absorpsi terlebih dahulu. Pada model ini
terdapat K12 atau konstanta laju distribusi dari kompartemen 1
ke kompartemen 2 dan K21 atau konstanta laju distribusi dari
kompartemen 2 ke kompartemen 1.
• Model 4. Model dua kompartemen terbuka dengan
penyerapan orde pertama

Keterangan :
Ka : konstanta laju absorpsi
k12 : konstanta laju distribusi dari kompartemen 1 ke kompartemen 2
K21 : konstanta laju distribusi dari kompartemen 2 ke kompartemen 1
K : konstanta laju eliminasi
1 : kompartemen sentral
2 : kompartemen perifer

Model satu kompartemen terbuka :


• Obat terdistribusi ke seluruh tubuh sangat cepat
• Kesetimbangan tercapai dalam waktu cepat setelah
pemberian obat

Model dua kompartemen terbuka :


• Obat memerlukan waktu tertentu utk terdistribusi ke
seluruh tubuh
• Kesetimbangan tercapai beberapa waktu setelah pemberian
obat
• Kompartemen sentral (1): perfusi darah lebih cepat
• Kompartemen perifer (2): perfusi darah lebih lambat
Pengelompokan Umum Jaringan Menurut Pasokan Darah
Suplai Darah Kelompok Jaringan Persen Berat
Tubuuh
Perfusi Darah Jantung, otak, 9%
Lebih Cepat sistem kerja hati,
ginjal, dan
kelenjar endokrin
Kulit dan otot 50%
Jaringan adiposa 19%
(lemak) dan sumsum
Perfusi Darah Tulang, ligamen, 22%
Lebih Cepat tendon, tulang
rawan, gigi, dan
rambut

Catatan : Penyerapan jaringan juga akan tergantung pada faktor-


faktor seperti kelarutan lemak, tingkat ionisasi, partisi, dan
pengikatan protein obat.

Bukti farmakokinetika obat mengikuti model 2 kompartemen


• Berdasarkan profil kurva Cp vs t pada kertas semilog (kurva
bifase : fase distribusi dan fase eliminasi)
• Berdasarkan persamaan Notari :
a. Model 1 kompartemen
K12 + K21 ≥ 20 x k
b. Model 2 kompartemen
K12 + K21 < 20 x k
Profil Cp vs t pada grafik semilog setelah pemberian IV (injeksi
iv bolus)
• Model 1 kompartemen terbuka

Pada model ini hanya ada 1 fase sehingga kurvanya lurus


Cp = Cp0 e-kt
• Model 2 kompartemen terbuka
Pada model ini terdapat 2 fase sehingga kurvanya dibentuk
dari 2 garis berpotongan yang disatukan sehingga terdapat
lengungan pada titik perpotongan kedua garis
Cp = Be-t + Ae-t dengan  > 
Cp0 = A + B

Menentukan  dan  dengan Metode Residual

Pada model ini terdapat 2 eksponensial sehingga terdapat 2


persamaan regresi linier, yaitu :
LR 1 ; ln Cp = ln B - t untuk menentukan fase  dengan menggunaan
4 titik awal
LR 2 : ln Cr = ln A - t untuk menentukan fase  dengan menggunaan
4 titik akhir

C’ = hasil ekstrapolasi LR 1
Cr = Cp – C’
Persamaan eksponensial Cp vs t :
Cp = Be-t + Ae-t
Fase Parameter Farmakokinetika Satuan
Farmakokineti
ka
Kadar x
waktu
Atau metode trapezoid
Distribusi /waktu
(model 2
waktu
parameter
distribusinya
lebih banyak /waktu
daripada
model 1) /waktu

Volume

Vp = volume distribusi pada


kompartemen sentral
Volume

Vt = volume distribusi pada


kompartemen perifer
Volume
(VD)SS = volume distribusi
steady state
Volume

(VD)exp = volume distribusi


ekstrapolasi
Volume

(VD) = volume distribusi fase



Eliminasi /waktu

/waktu

Waktu

Volume/wak
tu

ClT = Clirens total

Kasus 1
Suatu antibiotika diberikan secara injeksi iv bolus dengan dosis
100 mg kepada seorang subyek uji (70 kg). Data hasil pengukuran
kadar obat tersebut dalam plasma terhadap waktu adalah sebagai
berikut.
t (jam) Cp (µg/mL)
0.25 42.93
0.5 31.80
0.75 24.48
1 19.60
1.5 13.97
2 11.09
3 8.19
4 6.51
6 4.26
8 2.80
12 1.21
18 0.34

Pertanyaan :
1. Plotkan data Cp vs t pada kertas grafik semilog, asumsikan
farmakokinetika obat tersebut mengikuti model
kompartemen berapa
2. Hitunglah harga β menggunakan persamaan regresi ln Cp vs t
pada fase eliminasi
3. Hitunglah harga α menggunakan metode residual
4. Buatkan persamaan eksponensial Cp vs t
5. Buktikan bahwa profil farmakokinetika obat tersebut
mengikuti model dua kompartemen terbuka menggunakan
persamaan Notari
6. Hitunglah harga parameter-parameter farmakokinetika obat
tersebut
7. Kapan proses distribusi awal selesai
8. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeliminasi obat
95%
9. Bila konsentrasi efektif minimal (KEM) obat adalah 2 µg/mL,
berapa lama durasi efek obat tersebut
10. Berapa persen dari dosis, jumlah obat yang tersisa pada waktu
15 jam setelah pemberian obat
Jawaban :
1. Plotkan data Cp vs t pada kertas grafik semilog, asumsikan
farmakokinetika obat tersebut mengikuti model
kompartemen berapa
Mula-mula dibuat kurva di excel dengan tabel pada pertanyaan
(caranya bisa dilihat sendiri yaaa)
➢ Pada Profil kurva Cp vs t terlihat ada 2 fase (bifase) yaitu
fase distribusi (fase ) dan fase eliminasi (fase ). Profil
farmakokinetika obat ini mengikuti model dua
kompartemen terbuka

2. Hitunglah harga β menggunakan persamaan regresi ln Cp vs


t pada fase eliminasi
t (jam) Cp (mg/L) ln Cp
6 4.26 1,4493
8 2.80 1,0296
12 1.21 0,1906
18 0.34 -1,0788

Fase eliminasi :
Cp = Be-t
ln Cp = ln B - t (LR 1 : X = t dan Y = ln Cp)
ln Cp = 2,715 - 0,211t (LR 1)
substitusi X = t dan Y = ln Cp pada LR 1
Y = 2,715 - 0,211X dengan r = -1
Persamaan tersebut didapat dari kurva itu sendiri

Slope = –β = -0,211
β = 0,211/jam

Intersep = ln B = 2,715
B = e2,715
B = 15,10 mg/L

Cp = Be-t
Cp = 15,10e-0,211t
3. Hitunglah harga α menggunakan metode residual
t (jam) Cp ln Cp’ Cp’ Cp(r) ln Cp(r)
(µg/ml)
0,25 42.93 2.6623 14.33 28.6 3.3534
0,5 31.80 2.6095 13.59 18.21 2.9020
0,75 24.48 2.5568 12.89 11.59 2.4501
1 19.60 2.504 12.23 7.37 1.9974

ln Cp = 2,715 - 0,211t (LR 1)


Substitusi nilai t pada LR 1
Untuk t = 0,25 jam Untuk t = 0,75 jam
ln Cp’ = 2,715 - 0,211 x ln Cp’ = 2,715 - 0,211 x
0,25 0,75
ln Cp’ = 2,6623 ln Cp’ = 2,5568
Cp’ = e2,6623 Cp’ = e2,5568
Cp’ = 14,33 Cp’ = 12,89

Untuk t = 0,5 jam Untuk t = 1 jam


ln Cp’ = 2,715 - 0,211 x ln Cp’ = 2,715-0,211*1
0,5 ln Cp’ = 2,504
ln Cp’ = 2,6095 Cp’ = e2,504
Cp’ = e2,6095 Cp’ = 12,23
Cp’ = 13,59

Nilai Cp(r) pada tabel didapat dari Cp(r) = Cp – Cp’


Cp(r) = Ae-t
ln Cp(r) = ln A - t (LR 2 : X = t & Y = ln Cp(r))
ln Cp(r) = 3,8057 – 1,808t
Y = 3,8057 - 1,8079X dengan r = -1

Slope = - = -1,808
 = 1,808/jam

Intersep = ln A = 3,8057 Cp(r) = Ae-t


A = e3,8057 Cp(r) = 44,96e-1,808t
A = 44,96 mg/L
4. Buatkan persamaan eksponensial Cp vs t
Cp = Be-t + Ae-t
Cp = 15,10e-0,211t + 44,96e-1,808t

5. Buktikan bahwa profil farmakokinetika obat tersebut


mengikuti model dua kompartemen terbuka menggunakan
Persamaan Notari
k12 + k21 < 20 x k → model dua kompartemen
Dicari nilai k21, k12, dan k

K21 =

K12 =

K=

substitusi nilai k21, k12, dan k


k12 + k21 < 20 x k
0,784 + 0,613 < 20 x 0.622
1.397 < 12,44
k12 + k21 < 20 x k sehingga profil farmakokinetika obat ini
mengikuti model dua kompartemen terbuka

6. Hitunglah harga parameter-parameter farmakokinetika obat


tersebut

AUC0-inf =

t1/2  =

Vp =
Vt =

(Vd)ss =

(Vd)exp =

(Vd) =

t 1/2  =

ClT =

7. Kapan proses distribusi awal selesai


8. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeliminasi obat
95%
9. Bila konsentrasi efektif minimal (KEM) obat adalah 2 µg/mL,
berapa lama durasi efek obat tersebut
10. Berapa persen dari dosis, jumlah obat yang tersisa pada
waktu 15 jam setelah pemberian obat
Kasus 2
Teofilin telah diteliti profil farmakokinetikanya. Teofilin diberikan
dengan dosis 5,6 mg/kg dan persamaan eksponensial Cp vs t yang
paling tepat untuk menggambarkan farmakokinetika teofilin
adalah :
Cp = 32 e-5,8t + 18 e-0,16t
Cp dalam µg/mL dan t dalam jam
Pertanyaan :
1. Buktikan bahwa profil farmakokinetika obat tersebut
mengikuti model dua kompartemen terbuka menggunakan
persamaan Notari
2. Hitunglah AUC0-inf, t1/2 , Vp, Vt, (VD)ss, (VD)exp,(VD), t1/2, ClT
3. Kapan proses distribusi awal selesai
4. Berapakah kadar teofilin dalam darah pada waktu 1 jam?
5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeliminasi obat
97%
6. Bila konsentrasi efektif minimal (KEM) obat adalah 5 µg/mL,
berapa lama durasi efek obat tersebut
7. Gejala toksik teofilin akan mulai muncul bila konsentrasi
teofilin dalam darah mencapai 25 µg/mL, apakah pasien ini
mengalami gejala toksik? Berapa lama?
8. Berapakah jumlah obat yang tersisa pada waktu 30 jam
setelah pemberian obat
Kasus 3
Suatu obat diberikan kepada seorang pasien pria (umur 50 th, BB
60 kg) dengan dosis 20 mg/kg secara injeksi iv bolus dan waktu-
konsentrasi obat dalam plasma diperoleh sebagai berikut :
t (jam) Cp (mg/L)
1 223.98
2 169.56
4 102.21
6 66.62
8 47.14
10 35.88
12 28.91
18 18.17
24 12.56
36 6.25
48 3.13
60 1.56
Pertanyaan :
1. Plotkan data Cp vs t pada kertas grafik semilog
2. Hitunglah harga β menggunakan persamaan regresi ln Cp vs t pada
fase eliminasi
3. Hitunglah harga α menggunakan metode residual
4. Buatkan persamaan eksponensial Cp vs t
5. Buktikan bahwa profil farmakokinetika obat tersebut mengikuti
model dua kompartemen terbuka
6. Hitunglah parameter-parameter farmakokinetika obat tersebut
7. Kapan proses distribusi awal selesai
8. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeliminasi obat 95%
9. Bila konsentrasi efektif minimal (KEM) obat adalah 10 mg/L,
berapa lama durasi efek obat tersebut
10. Berapa persen dari dosis, jumlah obat yang tersisa pada waktu 70
jam setelah pemberian obat
Dosen : Dr. Arief Rahman Hakim, Apt
Editor : Dhea Mustafa
Tanggal : Sabtu, 02 Mei 2020

Analisis Farmakokinetika Obat Model Dua


Kompartemen Terbuka Pemberian Ekstravaskular
Bukti farmakokinetika obat mengikuti model 2 kompartemen
• Profil kurva Cp vs t pada grafik semilog :
Pemberian EV : kurva trifase (fase absorpsi, distribusi dan fase
eliminasi)
• Berdasarkan persamaan Notari :
k12 + k21 < 20*k
Kasus 1 (Pertanyaan)
1. Plot data Cp vs t pada kertas grafik semilog
2. Hitunglah harga β, , dan ka menggunakan metode residual
3. Buatkan persamaan eksponensial hubungan Cp vs t
4. Buktikan bahwa farmakokinetika obat tersebut mengikuti
model dua kompartemen terbuka (Persamaan Notari)
5. Hitunglah parameter-parameter farmakokinetika obat
tersebut
6. Berapa lama proses absorpsi, distribusi awal (fase ), dan
eliminasi (fase β) itu selesai
7. Berapa lama agar 95% antibiotika tereliminasi dari tubuh
8. Berapa jumlah obat yang masih berada di dalam tubuh 20
jam setelah pemberian
9. Jika MIC antibiotika 10 g/mL berapa lama durasi efek
obatnya
Pertanyaan :
1. Buktikan bahwa farmakokinetika obat tersebut mengikuti
model dua kompartemen terbuka (Persamaan Notari)
2. Hitunglah nilai parameter-parameter farmakokinetika obat
yang menerangkan profil farmakokinetika obat tsb
3. Berapa lama waktu yang diperlukan agar 97% obat
terabsorpsi dari saluran cerna
4. Berapa lama waktu yang diperlukan agar 97% obat
tereliminasi dari tubuh
5. Berapa kadar dan jumlah obat yang tersisa, 48 jam setelah
pemberian obat
6. Jika kadar hambat minimum antibiotika 5,6 µg/mL, berapa
lama durasi efek obat tersebut, kapan seharusnya
pemberian antibiotika berikutnya

Pertanyaan :
1. Gambarkan data Cp vs t pada kertas semilog
2. Buktikan bahwa data tersebut mengikuti farmakokinetika
model 2 kompartemen terbuka
3. Tentukan persamaan eksponensial Cp vs t
4. Hitunglah parameter-parameter farmakokinetika lainnya.
Bab IV
Sri Tasminatun, MSc., Apt

Ketika kamu penasaran,


kamu menemukan banyak hal menarik
untuk dikerjakan

Walt Disney
Dosen : Sri Tasminatun M.Sc., Apt
Editor : Dhea Mustafa
Tanggal : Rabu, 15 April 2020

Pengenalan Hewan Uji dan Cara Pemberian


Obat pada Hewan Uji

Deklarasi Helsinki, yang dihasilkan oleh Sidang Kesehatan Dunia ke


16 di Helsinki, Finlandia, (1964) kebijaksanaan pembangunan
keselamatan manusia di dunia

Rekomendasi kepada penelitian kedokteran tentang segi etik


penelitian yang melibatkan manusia sebagai obyek penelitian.

Perlunya dilakukan percobaan pada hewan sebelum percobaan di


bidang biomedis maupun riset lainnya dilakukan atau diperlakukan
terhadap manusia

Uji pre klinik


Uji klinik

TUJUAN PENGGUNAAN HEWAN COBA


Penggunaan hewan sebagai model untuk manusia secara garis besar
bertujuan untuk:
• Studi mekanisme dan fenomena biologi yang normal atau
abnormal
• Uji keamanan/ toksisitas
• Pengembangan suatu obat
• Studi abnormalitas dan proses dan fenomena patogen (Hau,
2006)
Catatan PISC :

Hewan uji akan dibuat menjadi model yang menyerupai


manusia mengenai penyakitnya, misalnya uji coba obat anti
nyeri maka hewan uji akan dibuat mengalami nyeri dan akan
diukur skor nyerinya serta bagaimana efek obat yang diuji
terhadap hewan uji.

Hewan uji juga bisa mengalami kecacatan, apabila obat yang


diuji pada hewan uji menyebabkan kecatatan pada hewan uji
maka obat tersebut tidak diperbolehkan untuk diberikan
kepada ibu hamil.

Dan pada saat pengujian, sang penguji akan membedah ibu


tikus sebelum melahirkan, apbila sudah dilahirkan tikus yang
cacat akan dimakan oleh ibu tikus karena ibu tikus mempunyai
firasat apabila janinnya tersebut mengalami kecacatan.

3 R (THE “THREE RS” PRINCIPLE)


➢ penggunaan hewan coba selayaknya mendapat perhatian
dalam upaya mencari penggantinya (replacement )
➢ pengurangan jumlah penggunaannya sampai pada batas
jumlah yang masih bisa dianalisis secara statistik
➢ (reduction)
➢ perbaikan penanganan terhadap hewan yang digunakan untuk
mengurangi dampak yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan
membuat stress (refinement) ijin komisi etik (prosedur
khusus)
UJI PRA KLINIK
disebut juga studi/ pengembangan/ penelitian praklinik/ non-klinik,
adalah tahap penelitian yang terjadi sebelum uji klinik atau
pengujian pada manusia.

tujuan utama untuk mengevaluasi keselamatan produk baru.

UJI PRA-KLINIK DIRANCANG DENGAN PERTIMBANGAN :


1. Lamanya pemberian obat itu menurut dugaan pada manusia.
2. Kelompok umur dan kondisi fisik manusia yang dituju.
3. Efek obat menurut dugaan pada manusia.

UJI PRA-KLINIK Catatan PISC :


setelah dilakukan uji
• Uji Farmakologi
toksisitas akut, maka akan
• Uji Farmakokinetika
mendapatkan dosis letal
• Uji Toksisitas
(LD50) dimana bertujuan
UJI TOKSISITAS AKUT untuk mengetahui seberapa
besar dosis mengakibatkan
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS hewan uji mengalami kematian.
UJI TOKSISITAS KRONIS
LD50 adalah dosis yang
UJI TOKSISITAS KHUSUS menyebabkan kematian 50%

• Uji Teratogenik hewan uji.


• Uji Mutagenik

HEWAN UJI/HEWAN PERCOBAAN

Setiap hewan yang digunakan dalam penelitian-penelitian


biologis maupun biomedis
Hewan sebagai model atau sarana percobaan haruslah
memenuhi persyaratan - persyaratan tertentu persyaratan
genetis, lingkungan yang memadai dalam pengelolaannya,
Pemeliharaan dan pembiakan harus dikontrol
Faktor ekonomis mudah tidaknya diperoleh.
Mampu memberikan reaksi biologis yang mirip kejadiannya
pada manusia
Pemilihan jenis hewan uji disesuaikan dengan tujuan
penelitian

6 PRINSIP PEMELIHARAAN DAN PEMBIAKAN


1. Pengawasan lingkungan
2. Pengawasan status kesehatan
3. Pengawasan pegawai
4. Pengawasan makanan dan air minum
5. Pengawasan sistem pengelolaan dan pembiakan
6. Pengawasan kualitas hewan konvensional atau SPF (Specific
Pathogen Free )

JENIS HEWAN PERCOBAAN


➢ Mencit (Mus musculus )
➢ Tikus (Rattus norvegicus )
➢ Marmot (Caviaporcellus )
➢ Kelinci (Oryctolagus cuniculus )
➢ Hamster (Mesocricetus auratus )
➢ Ayam (gallus domesticus), Itik (Anas platyrhynchos
domesticus )
➢ Anjing (Canis familiaris) dan Kucing (Felis catus)
➢ Hewan memamah biak kecil { domba (Ovis aries ) dan
kambing (Capra hircus)}
➢ Hewan memamah biak besar {(Sapi (Bos taurus) dan kerbau
(Bubalus bubalis )
➢ Babi (Sus scrofus )
➢ Primata (Macaca spp)
➢ Amfibi dan ikan
➢ Serangga
CARA MEMBERI KODE BINATANG
larutan asam pikrat 10 % dalam air dan sebuah kuas.
cara yang lebih sederhana yaitu menggunakan spidol marker.

Contoh pengkodean :
tanda di kepala
Tanda di leher
Tanda di punggung
Tanda di ekor
Tanda di kaki depan kanan
Dst
Tanpa tanda

MENCIT (MUS MUSCULUS )


• paling umum digunakan pada penelitian laboratorium sebagai
hewan percobaan, yaitu sekitar 40- 80%.
• memiliki banyak keunggulan : siklus hidup yang relatif
pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, dan mudah dalam
penanganannya
• galur DDY; galur Swis; galur Balb C

PENANGANAN MENCIT
• Dengan tangan kanan angkat ekornya (setengah bagian
dari ekor, bukan ujung ekor) dan letakkan mencit di
permukaan kasar/ tutup kandang/ kawat, biarkan kaki
depannya memegang kawat , tarik sedikit ekornya
• Dengan tangan kiri, cubit kulit diantara 2 telinga dan 3 jari
yang lain memegang kulit punggung
• Ekor dijepit diantara jari manis dan kelingking
PEMBERIAN OBAT PADA MENCIT

Peroral atau injeksi (sub cutan/sc, intra peritoneal/ip,


intra muskuler/im, intra vena/iv)
SAMPEL
Pengambilan sampel hewan hidup atau mati
1. Pengambilan darah
a) Jika volume darah yang diperlukan sedikit
memotong ujung ekor
b) Jika volume darah lebih banyak :
• Melalui Sinus orbitalis, menggunakan mikro
hematokrit atau tabung kapiler yg mengandung
heparin, Bisa memperoleh 0,5 ml tiap 2 atau 3 minggu
• Intra Cardiaca (I.C)
• Pengambilan darah pada Jantung dengan Anastesi
terlebih dahulu, lebih mudah dan sering dilakukan
pada Tikus dibandingkan mencit
• Vena saphena kaki

2. Pengambilan cairan tubuh


• Cairan limfe
• Cairan asites

3. Pengambilan urin
kebanyakan mencit akan kencing segera setelah dipegang atau
menggunakan kandang metabolit. Untuk mencegah urin
menguap, memasukkan penampung urin dalam es atau
menambah toluen, timol atau minyak parafin ke dalam sampel
urin.

ANESTESI
Eter atau khloroform (inhalasi)
• Eter (mudah terbakar), khloroform (hepatotoksik)

Barbiturat
• Pentobarbital 35 mg/kgBB iv atau 50 mg/kgBB ip
• Tiopental 25 mg/kgBB iv atau 50 mg/kgBB ip

Ketamin, 22-44 mg/kgBB im


EUTANASIA
Menggunakan anestesi dosis berlebih atau memutus sumsum
tulang belakang, dislokasi leher, dekapitasi dengan guillotine.

TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS)


Tikus Wistar
• Jenis galur ini dikembangkan institut Wistar tahun 1906
Tikus Sprague Dawley (SD)
• Dikembangkan oleh peternakan Sprague Dawley
(kemudian menjadi Perusahaan Animal Sprague Dawley) di
Madison, Wisconsin

Biobreeding tikus
• Tikus Biobreeding Diabetes Prone (atau Tikus BBDP )
adalah tikus galur inbred yang berkembang secara
spontan autoimun Type 1 Diabetes. Digunakan sebagai
hewan model untuk tipe 1 diabetes

Long-Evans tikus
• Long-Evans tikus adalah tikus strain outbred milik spesies
Rattus norvegicus. Jenis galur ini dikembangkan oleh Drs.
Long dan Evans pada tahun 1 91 5 dengan menyilangkan
beberapa Wistar betina dengan abu-abu liar laki-laki. Long
Evans tikus putih dengan tudung hitam, atau kadangkadang
putih dengan kerudung cokelat. Dimanfaatkan pada
penelitian obesitas

Zucker tikus
• Zucker tikus dibiakkan menjadi model untuk penelitian
genetik pada obesitas dan hipertensi. Lois M. Zucker dan
Theodore F. Zucker, peneliti pelopor dalam studi genetika
obesitas.

Tikus gundul
• Diperkirakan bahwa ada lebih dari dua puluh lima gen
resesif yang menyebabkan hairlessness di laboratorium
tikus.
TIKUS JANTAN DAN BETINA

Dengan melihat jarak antara anus dengan papilla genitalis dan


scrotum

♀ : Jarak antara anus dengan papilla genitalis dekat

♂ : Jarak antara anus dengan papilla genitalis jauh &


terdapat scrotum
PENANGANAN TIKUS
Dengan tangan kanan angkat ekornya (setengah bagian dari
ekor, bukan ujung ekor) dan letakkan mencit di permukaan kasar/
tutup kandang/ kawat, biarkan kaki depannya memegang kawat,
tarik sedikit ekornya.

Tangan kiri perlahan-lahan memegang dari belakang


tubuhnya. jari tengah dan telunjuk menjepit bagian leher, di
belakang telinga (kuat tapi tidak mencekik). Pegang punggung tikus
dengan telapak tangan.

Pemberian obat dan pengambilan sampel, anestesi, eutanasia mirip


dengan mencit

Volume darah bisa lebih banyak

Jumlah darah maksimal yang boleh diambil :


• 10% total volume darah /2-4 minggu, atau
• 1 % total volume darah / 24 jam.
• Volume darah : 7,5% BB

Dosis anestesi :
1. Barbiturat
• Pentobarbital 25 mg/kgBB iv atau 50 mg/kgBB ip
• Tiopental 20 mg/kgBB iv atau 40 mg/kgBB ip
2. Ketamin, 44-60 mg/kgBB im

KELINCI (ORYCTOLAGUS CUNICULUS )


Kelinci New Zealand White
Terutama digunakan untuk penelitian farmakokinetik
Kelinci sangat peka terhadap suhu tinggi. Suhu ideal 1 5 0-200 C.
suhu > 27 0 C produktivitas menurun. Suhu 31 0-32 0 C mengganggu
kesehatan kelinci

Cara memegang kelinci : dengan memegang kulit bagian kuduk


dengan tangan kiri dan tangan kanan menyangga badan. Jangan
sekali kali memegang telinga karena saraf dan pembuluh darah
dapat terganggu. Arah kaki kelinci menjauhi pemegang.
Ada 4 lokasi tempat pengambilan darah :
1. Vena marginalis telinga
2. Vena jugularis, Pembuluh darah ini terletak pada bagian
ventrolateral leher.
3. Vena saphena kaki
4. Intrakardial
Pengambilan urin
• Kandang metabolit
• Pipa khusus/ kateter

Pemberian per-oral dengan menggunakan selang kateter. Selang


kateter dimasukkan ke dalam mulut kelinci , untuk memastikan
selang tersebut masuk ke dalam rongga mulut maka ujung selang
yang satu dimasukkan ke dalam beaker glas yang berisi air. Jika
belum tepat maka akan timbul gelembung-gelembung dalam air.

IV : Obat disuntikkan pada vena marginalis telinga. Bulu telinga


harus dahulu dicukur.
IM : di otot paha atau pantat
CONTOH JUDUL PENELITIAN

Jurnal Kedokteran Hewan, Erwin,dkk MENCIT (Mus musculus)


GALUR BALB-C YANG DIINDUKSIKAN STREPTOZOTOSIN
BERULANG SEBAGAI HEWAN MODEL DIABETES MELITUS

Jerry (2006). Pengaruh Pemberian Minyak Pandanus conoideus


Terhadap Gambaran Histologis Hepar Pada Mencit Swiss Yang
Diinfeksi Plasmodium berghei

UJI EFEK STIMULAN TEH KOMBUCA PADA MENCIT GALUR


DDY DENGAN METODE RENANG Ellyzar I. M. Adil, . Widayanti,
G PSinurat, . Jamsari, Jurnal Bahan alam Indonesia
Dosen : Sri Tasminatun M.Sc., Apt
Editor : Ilma Yanti
Tanggal : Jumat, 17 April 2020

Obat Pada Sistem Pernapasan

LO : mahasiswa dapat menjelaskan obat-obat yang berefek pada


sistem saluran pernapasan

Referensi: Bertram G. Katzung-Basic & Clinical Pharmacology(9th


Edition)

Penyakit pada saluran pernapasan


Infeksi saluran pernapasan atas
1. Flu, rinitis akut, sinusitis, tonsilitis akut, laringitis akut,
gangguan saluran pernapasan bawah akut dan kronik
2. Penyakit paru obstruktif kronik(COPD) Asma, bronkitis
kronik, emfisema, bronkiekstasis
3. Penyakit paru restriktif terjadi pengurangan kapasitas
paru total karena ada akumulasi cairan atau hilangnya
kelenturan paru (edema pulmonar, fibrosis pulmonar,
pneumonitis, tumor paru, kelainan vertebra toraks, dll)

Flu dan Rinitis akut


1) Flu disebabkan oleh rinovirus, menyerang saluran
nasofaring
2) Rinitis akut (peradangan akut membran mukosa hidung),
umumnya bersamaan dengan flu, berbeda dengan rinitis
alergi (karena alergi)
3) Gejala Flu : rinorea, hidung tersumbat, peningkatan sekresi
mukosa
4) Obat:, dekongestan, antitusif, ekspektoran, mukolitik dan
antihistamin

Obat flu dan rhinitis


Bersifat
simptomatik
Kombinasi:
1. Dekongestan (fenilpropanolamin/PPA, efedrin, pseudoefedrin)
2. Antitusif (dekstrometorfan/DMP)
3. Ekspektoran dan mukolitik
4. Anti histamin (Difenhidramin, khlorfeniraminmaleat/ CTM)

Dekongestan
Kelompok obat adrenergik, efek yang ditimbulkan mirip dengan
perangsangan saraf adrenergik. Venokonstriksi dalam mukosa
hidung melalui resep torak sehingga mengurangi volume mukosa,
maka akan mengurangi penyumbatan hidung yang diberikan peroral.
Efedrin
1. Alkaloid yang terdapat pada tumbuhan efedra
2. Bekerja pada reseptor 𝛼, 𝛽1, 𝛽2
3. Menimbulkan efek samping sentral : takikardia,
peningkatan tekanan darah, stimulasi SSP

Pseudoefedrin stereoisomer efedrin, mempunyai efek


samping lebih sedikit

fenilpropanolamin/PPA
1. mirip dengan pseudoefedrin
2. Tersedia dalam sediaan kombinasi
3. Efektif pada pemberian peroral
4. Kurang menimbulkan perangsangan SSP
5. Kontraindikasi: hipertensi

Antitusif
1. Meningkatkan ambang refleks batuk secara sentral
menekan reflek batuk
2. Dekstrometorfan/DMP (D-3-methoxy-Nmethyl-morphinan)
suatu dekstroisomer dari levomethorphan, suatu derivat
morfin semi sintetik.
3. Dosis dewasa adalah 15-30 mg, diminum3-4 kali sehar
4. Efek anti batuknya bisa bertahan 5-6 jam setelah
penggunaan per-oral.
5. Tersedia dalam sediaan kombinasi
6. Jika digunakan sesuai aturan, jarang menimbulkan efek
samping yang berarti
7. Intoksikasi atau overdosis DMP dapat menyebabkan hiper-
eksitabilitas, kelelahan, berkeringat, bicara kacau,
hipertensi, dan mata melotot (nystagmus)

Ekspektoran
Obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran
nafas
Amonium klorida, gliseril guaiakolat Amoniumklorida
1. Digunakan secara kombinasi
2. Dosis besar dapat menimbulkan asidosis metabolik
gliserilguaiakolat/GG/Guaifenesin
3. Eso: mual, muntah

Mukolitik
Mukolitik obat yang memecah mukoprotein dan
mukopolisakarida pada sputum sehingga mukusa yang kental
pada saluran bronkial menjadi lebih encer, kemudian
memfasilitasi ekspektorasi.

Bromheksin
1. Rasanya sangat pahit
2. ESO : Pusing, sakit kepala, berkeringat, kulit kemerahan,
mual, muntah, diare, gangguan pada GI
Ambroksol
1. Metabolit bromheksin
2. ESO : lebih sedikit dibanding bromheksin

Anti histamin
1. Anti alergi -> Memblok reseptor histamin H1 pada kasus
rinitis alergi
2. Antihistamin yang dikombinasi dalam obat flu :
3. Difenhydramin, khlorfeniraminmaleat/ CTM, tripolidin
punya efek mengantuk,
4. ESO : depresi SSP, hilangnya nafsu makan, mulut kering,
penglihatan kabur
5. Antihistamin generasi 2 : cetirizin, loratadin
6. Tidak mempunyai efek samping mengantuk

Sinusitis
Peradangan membran mukosa dari sinus
Obat dekongestan
Untuk sinusitis akut atau berat, kadang-kadang ditambah
antibiotik

Faringitis
Peradangan pada tenggorakan disebabkan oleh virus atau bakteri,
untuk mengurangi gejala, diberi parasetamol
Virus tidak perlu antibiotik, dengan peningkatan daya
tahan tubuh dapat sembuh

Laringitis
Peradangan pada laring, menyebabkan suara serak atau kecil
disebabkan oleh stres, banyak bicara atau infeksi pernafasan.
Dapat diobati dengan istirahat cukup, dan hentikan merokok.
Kasus : analisa obat Batuk pilek
Obat A → per tablet : parasetamol 400 mg,
phenilpropanolamin 12,5 mg, chlorfeniramin maleat 2 mg
Obat B →per tablet : parasetamol 500 mg, phenilpropanolamin
15 mg
Obat C →per tablet : Dekstromethorphan 10 mg, Guaifenesin
50 mg, phenilpropanolamin 12,5 mg, chlorfeniramin maleat
1 mg
Obat D (forte) →per tablet : Dekstromethorphan 15 mg,
GG 75 mg, phenilpropanolamin 15 mg, chlorfeniramin maleat
2 mg
Obat E →per 5 ml : bromhexin 8 mg, difenhydramin 25 mg,
parasetamol 500 Mg

Golongan G /obat Keras


Obat F : per 5 ml mengandung Pseudoephedrin Hcl 30 mg,
tripolidin 1,25 mg
Obat G plus Cough Supressant : per 5 ml mengandung
dextromethorpan 10 mg, Pseudoephedrin Hcl 30 mg, tripolidin
1,25 mg, ethanol 9,9 % v/v
Obat H SR : tiap kapsul mengandung Loratadin 5 mg dan
Pseudoefedrin Sulfat 120 mg.
Obat I : Per 5 mL : Codeine 11.11 mg, phenyltoloxamine 3.67
mg, guaifenesin 55.55 mg, thyme liquid extr 55.55
Penyakit Paru Obstruksi Kronik
Asma Bronkial ditandai dengan bronkospasme/bronkokonstriksi
sukar bernapas
Obat Asma
Simpatomimetik : agonis alfa dan beta2 adrenergik
1. agonis alfa (epinefrin),
2. beta2 adrenergik (albuterol / salbutamol) Derivat metilxantin
3. Teofilin, aminofilin
4. Bronkodilatasi, merangsang ssp dan pernafasan,mendilatasi
pembuluh pulmonar dan koronaria dan menyebabkan diuresis

Epinefrin
Bronkodilator yang efektif, mula kerjanya cepat. Dengan cara
injeksi atau inhalasi
ESO : takikardia (denyut nadi lebih dari 120 kali permenit),
aritmia, angina pektoris

Albuterol /salbutamol
Sediaan oral (tablet, sirup, kapsul), inhalasi aerosol, inhalasi
cair , injeksi.
ESO : gangguan sistem saraf (gelisah, gemetar, pusing, sakit
kepala, kejang, insomnia); nyeri dada; mual, muntah; diare;
anorexia; mulut kering; iritasi tenggorokan; batuk; gatal; dan
ruam pada kulit (skin rush).

Teofilin
Farmakokinetika
- Absorbsi dihambat makanan dan antasida
- Di metabolisme di hati. Perokok perlu dosis lebih tinggi.
Farmakodinamika
- Meningkatkan kadar siklik AMP, menyebabkan
bronkodilatasi.
ESO
1. Mual muntah, nyeri lambung, perdarahan usus, disritmia
jantung, berdebar, hipotensi berat, kejang
2. Pasien dinasehati untuk tdk minum kopi, teh,coklat dan
harus banyak minum air
Aminofilin
4.
Teofilin yang berikatan dengan etilendiamin Lebih larut dalam air

Kortikosteroid
1. Punya efek antiinflamasi
2. Bila asma tidak responsif dengan terapi bronkodilator
Beklometason (inhaler), triamsinolon, deksametason,
prednison (tablet) dan hidrokortison (injeksi)
3. ESO : bentuk inhaler : efek samping lokal seperti iritasi
tenggorokan, serak, mulut kering, batuk, infeksi jamur pd
mulut, laring dan faring.
a. obat oral /injeksi retensi cairan (kelopak mata
sembab, edema pada anggota gerak bawah, moon face,
BB naik) , menipisnya kulit, distribusi lemak abnormal,
meningkatnya gula darah
Pneumonia
Adalah infeksi pada jaringan dan
kantung udara/alveoli di paru-paru
yang disebabkan oleh virus, bakteri,
dan jamur.

Gejala : batuk berdahak, demam,


menggigil, dan kesulitan bernapas

Pneumonia nosokomial
1. adalah pneumonia yang didapat di rumah sakit (Hospital
acquired Pneumonia).
2. Pneumonia nosokomial muncul setelah 48 jam menjalani
perawatan di Rumah Sakit

kelompok orang lebih rentan untuk terkena pneumonia


Anak-anak usia 2 tahun dan di bawah 2 tahun.
1. Orang dewasa di atas usia 65 tahun.
2. Dirawat di rumah sakit dalam waktu yang lama.
3. Dirawat di ruang ICU dan menggunakan ventilator (alat
bantu napas).
4. Memiliki penyakit paru kronik atau penyakit jantung.
5. Merokok.
6. Orang yang memiliki imunitas tubuh rendah (seperti
pengidap HIV ) atau orang yang mengonsumsi obat yang
mensupresi sistem imun, dan sedang berada di rangkaian
pengobatan kemoterapi.
Tata laksana terapi pneumonia nosokomial
1. Suplementasi Oksigen jika perlu
2. Terapi cairan yang kuat
3. Jika didapatkan nyeri pleuritik dapat diberikan analgetik :
diklofenak 3 x 80 mg
4. Terapi antibiotik spektrum luas yang diberikan selama 8 hari
atau sampai diketahui antibiotik spesifik dari hasil kultur
darah.
5. Pada pasien yang imunokompromais, terutama yang
neutropenia, disarankan untuk diberikan profilaksis anti-
jamur.

Terapi
Tergantung penyebabnya
1. Infeksi bakteri →antibiotik : amoksisilin, levofloxasin,
cephalosporin, cefixim, vancomisin
2. Infeksi jamur →anti jamur : Amphotericin
3. Infeksi virus →antivirus

Virus Corona
1. Coronavirus (CoV) merupakan
keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit mulai dari
flu biasa hingga penyakit flu hingga
penyakit yang lebih parah seperti
Middle East Respiratory Syndrome
(MERS-CoV) dan
2. Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS-CoV).
3. Covid 19
Dosen : Sri Tasminatun M.Sc., Apt
Editor : Dhea Mustafa
Tanggal : Rabu, 22 April 2020

Kemoterapi , Antibiotika, Antifungi


dan Antivirus

LO :
• Mahasiswa dapat menjelaskan sitostatika (kemoterapi),
mekanisme kerja dan efek samping sitostatika
• Mahasiswa dapat menjelaskan obat-obat anti infeksi
(antibiotik, antifungi dan antivirus), mekanisme kerja,
pengggunaan dan efek sampingnya

PENYEBAB INFEKSI
1. Bakteri
2. Jamur
3. Parasit : protozoa dan cacing
4. Virus
Catatan PISC :
Untuk pengobatan infeksi termasuk dalam terapi kausatik
(kausa = penyebab) jadi membunuh atau menghilangkan
penyebab infeksinya.

ANTIBIOTIK
Menurut BPOM, antibiotik merupakan suatu zat yang dihasilkan
oleh mikroba untuk menghambat pertumbuhan dan membasmi
mikroba jenis lain. Saat ini → alami, semisintesis atau sintesis
(dibuat dengan reaksi kimia)

Catatan PISC ;
Antibiotik awal mulanya merupakan suatu zat yang
dihasilkan oleh mikroba, ada pada jamur penicilium mutatum
untuk menghambat dan membunuh mikroba lain.
Antibiotik ini bekerja langsung pada bakterinya, bukan pada
tubuh kita.

Mekanisme aksi :
1. Menghambat sintesis dinding sel (penicillin,
cephalosporin,dll)
2. Menghambat sintesis membran sitoplasma (Polimiksin,
Nistatin, Amphoterisin B, dll)
3. Menghambat sintesis protein (tetracycline,
chloramphenicol, macrolide, aminoglikosida)
4. Menghambat metabolisme asam nukleat (rifampicin,
sulfonamide, quinolone)

Penggolongan antibiotik :
1. Sefalosporin : cefotaxime Na
2. Penicillin : amoxisilin, ampisilin
3. Aminoglikosida : amikacin sulfate
4. Kuinolon : ciprofloxacin
5. Tetrasiklin : doxycycline, tetracyclin
6. Kloramphenikol : khloramphenicol, thiamfenicol
7. Makrolid : erythromycin, azithromycin.
8. Antibiotik golongan lain
• Antituberkulosis → rifampisin, pirazinamide,
isoniazid / INH,
• Sulfonamide
• Klindamisin, metronidazol

Poin penting penggunaan antibiotik


1. Hipersensitifitas
2. Pasien dapat mengalami reaksi alergi
3. Resistensi
4. Superinfeksi
5. Infeksi oleh jamur

Uji sensitifitas

Perhatikan diameter zona hambat! Semakin panjang diameternya


menunjukkan antibiotik semakin potensial
Catatan PISC :
Ditengahnya ada dis yang isinya antibiotik, yang sebelah kiri
ada 5 dis artinya ada 5 antibiotik.
Plat ditanamkan bakteri, lalu ditotolkan dis antibiotik, jika
antibiotiknya sensitif, maka akan terjadi hambatan
pertumbuhan bakteri.
Yang tidak ada diameter atau zona hambatnya, maka bakteri
masih tumbuh sumbur, antibiotik tidak mempan atau bakteri
sudah resisten pada antibiotik.
TERAPI INFEKSI VIRUS
1. Profilaksis
a. Aktif (imunisasi)
b. Pasif
➢ endogen antiviral (gamma globulin and interferon)
c. Kuratif dengan obat antivirus

Catatan PISC :
Jadi tubuh kita diberikan antigen, lalu tubuh kita akan
membentuk antibodi sehingga apabila ada bakteri atau virus
menyerang, maka tubuh kita sudah mempunyai tentaranya.
Pemberian imunisasi atau vaksin tidak 100% mencegah
infeksi, namun apabila terinfeksi, reaksinya tidak akan
separah orang yang tidak diberikan imunisasi atau vaksin.
ZIDOVUDINE
• DNA polimerase
• Digunakan pada pasien HIV
• Untuk wanita hamil
• Absorpsi di GI baik
• ESO : granulositopenia, anemia, nyeri
• kepala, mual, insomnia, mialgia
• Dosis : 200 mg tiap 4 jam

RIBAVIRIN
• untuk terapi hepatitis C
• Dosis terapi :
a. < 66 kg: 400 mg diminum langsung dua kali sehari
b. 66-80 kg: 400 mg diminum langsung di pagi hari dan
600 mg di malam hari
c. 81-105 kg: 600 mg diminum langsung dua kali sehari
ACYCLOVIR
• Herpes simplex (topical)
• Varicella (oral)
• Herpes genitalis (oral)
a. Oral 200 mg 5 times a day
b. Ointment 5%

GAMMA GLOBULIN
• Antibodi (kekebalan pasif)
• Blokir penetrasi virus
• Untuk campak, hepatitis, rabies, poliomielitis
• Diterapkan pada masa inkubasi
a. dapat aktif selama 2- 3 minggu
b. diterapkan setiap 3 minggu

INTERFERON
• interferon α : leucocyte, lymphoblast
• interferon β : fibroblast & leucocyte
• interferon gama :lymphocyt T

Pemberian IM atau SK
• ESO : demam, malaise dan rasa lelah
• jangka panjang : rambut rontok & leukopenia

UPAYA MENCEGAH HERPES :


1. Menghindari kontak langsung dengan luka herpes
2. Memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara
tidak langsung dengan cara mencuci benda-benda yang
telah digunakan oleh penderita dengan air panas (lebih
baik direbus)
3. Tidak memakai benda bersama-sama dengan penderita
herpes, terutama ketika lukanya sedang aktif
4. Menghindari faktor pencetus (misalnya sinar matahari).
ANTI JAMUR
Obat Jamur = Anti fungi = Anti Mikotik
yaitu obat yamg digunakan untuk membunuh atau menghilangkan
jamur
Infeksi Jamur dibedakan :
1. Infeksi Sistemik → jarang, berbahaya
2. Infeksi Topikal (dermatofit) → jumlah >>

ANTI JAMUR UNTUK INFEKSI SISTEMIK


1. AMFOTERISIN B
Bersifat fungistatik /fungisidal , tergantung dosis dan
sensitivitas jamur.
Indikasi :
• Terapi awal infeksi jamur yang
• mengancam kehidupan
• Koksidiomikosis,Aspergilosis, kandidiasis dll.
• Drug of choice untuk Blastomikosis.
Farmakokinetika :
• Absorpsi melalui saluran cerna sedikit.
• T ½ 24 - 48 jam.
• Kadar mantap dicapai setelah beberapa bulan.
• Dapat melewati plasenta,CSS & vitreus.
• Ekskresi melalui ginjal lambat sekali.
Efek samping :
• Infus → kulit panas, keringatan, sakit kepala, demam,
flebitis
• Derajat kerusakan ginjal tergantung dosis.
• Efek toksik ginjal dapat ditekan dengan pemberian
bersama flusitosin.

2. FLUSITOSIN
• Spektrum sempit
• Efektif untuk kriptokokosis, kandidiasis, Aspergilosis
• Bila diberikan bersama Amfoterisin B bersifat
supraaditif.
• ESO
• Toksisitas < amfoterisin B
• Dapat menimbulkan anemia, leukopenia dan
trombositopenia
• Tidak bersifat nefrotoksik.
• Keamanan pada ibu hamil belum terbukti.

3. Imidazol & Triazol


• Spektrum luas
• ketokonazol, mikonazol, flukonazol , dll.
• Banyak digunakan sebagai anti jamur sistemik.
• Vorikonazol relatif baru, toksisitas lebih rendah.

ANTI JAMUR UNTUK INFEKSIM DERMATOFIT dan


MUKOKUTAN
1. GRISEOFULVIN
• in vitro efektif terhadap berbagai jenis jamur.
• Farmakokinetik : Absorpsi melalui sal cerna kurang baik ,
shg perlu diberikan bersama makanan berlemak
tinggi,distribusi baik ke jaringan yang terkena infeksi,
inducer P-450, ekskresi melalui ginjal.
• Mekanisme kerja : obat ini masuk ke dalam sel jamur,
berinteraksi dengan mikrotubulus dalam jamur dan
merusak serat mitotik dan menghambat mitosis
• Efek samping : Leukopenia & granulositopenia,
hepatotoksik
• Sediaan tablet 125 mg & 500mg

2. IMIDAZOL & TRIAZOL


Sediaan : Mikonazol krim 2 %, gel 2 %, klotrimazol krim 1 %.

3. NISTATIN
• Mekanisme kerja : berikatan dengan ergosterol pada
membran jamur, permeabilitas meningkat, sel jamur mati.
• Indikasi : kandidiasis kulit, selaput lendir, dan saluran
cerna.
• Efek samping : jarang ditemukan, mual, muntah, diare
ringan
KEMOTERAPI
Karsinogenesis :
Merupakan suatu proses yang memberikan hasil Suatu
transformasi sel normal menjadi sel kanker.

NEOPLASMA / KANKER
Penyakit pertumbuhan sel, dimana terjadi pertumbuhan sel tidak
terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh
GAMBARAN MAKROSKOPIK NEOPLASMA

FAKTOR RISIKO PENYEBAB KANKER


TERAPI KANKER
• Pembedahan
• Penyinaran / Radiasi
• Kemoterapi
• Terapi biologi
• Kombinasi
• Jenis pengobatan yang dipilih tergantung dari jenis,
lokasi, dan stadium kanker, kondisi fisik pasien, pilihan
pasien, dan ketersediaan sarana.
• Pengobatan kanker pada stadium lanjut sangat sukar dan
hasilnya sering tidak memuaskan.
• Semakin dini diketahui, tingkat keberhasilan terapi
semakin besar

KEMOTERAPI
Sitostatika
suatu pengobatan untuk mematikan sel – sel secara fraksional
(fraksi tertentu mati), sehingga 90 % berhasil dan 10 % tidak
berhasil. (Hanifa Wignjosastro, 1997)
Tujuan Pemberian Kemoterapi :
• Meringankan gejala
• Mengontrol pertumbuhan sel- sel kanker

Kuratif atau paliatif


ESO YANG SERING MUNCUL
Supresi sumsum tulang
• Jumlah sel darah putih menurun
• Trombositopenia

Gangguan gastrointestinal
• Anoreksia
• Mual, muntah
• Diare

Lain-lain
• Stomatitis
• Alopesia /rambut rontok
• Infertilitas

1. Penurunan daya tahan tubuh


Hindari sumber-sumber infeksi dengan menjauhkan pasien
dari orang yang sedang flu, sakit tenggorokan, cacar air, sakit
kulit dan lain-lain. Pelihara kebersihan badan. Cuci tangan
sebelum makan dan sebelum atau setelah menyentuh pasien
2. Mual / muntah
Tetap berikan makan dalam porsi kecil tapi sering. Hindari
makanan yang terlalu manis, berminyak / berlemak dan
permen. Bila perlu diberikan obat anti muntah oleh dokter,
sebelum atau sesudah pemberian sitostatika
3. Sembelit
Berikan makanan tinggi serat, misal sayuran dan buahbuahan.
Minum banyak. Jika lebih dari 3 hari tidak BAB, laporkan ke
dokter
4. Diare
Hindari makanan yang pedas / asam. Beri minum banyak dan
makanan yang lunak. Jika diare lebih dari 1 hari laporkan ke
dokter.
5. Stomatitis / sariawan / gomen
Pelihara kebersihan mulut. Gunakan sikat gigi yang lembut.
6. Perubahan kulit : kering, gatal
Jaga kebersihan kulit. Gunakan pelembab yang tidak
mengandung alkohol. Pakai baju yang longgar / katun.
7. Rambut rontok / menipis
Bersifat sementara. Rambut akan tumbuh kembali jika obat
dihentikan

EFEK TIMBULNYA EMETOGENIK SITOSTATIKA


BERAT
• Cisplatin
• Akut
• Tertunda/ delayed
• Dactinomycin,
• Cytarabine (dosis tinggi)

SEDANG
• Cyclophosphamid
• Carboplatin
• Doxorubicin
• Daunorubicin

RINGAN
• Etoposide
• Fluorouracil
• Hydroxyurea
• Metotrexat
• Chlorambucil
• Vinblastine
• Vincristine
• Melphalan (PO, dosis ringan)

ALKALOID VINKA
1. Vinblastin
untuk kanker testis, payudara, ginjal, limfoma, imfosarkoma,
neuroblastoma Dosis anak & dws : iv 0,1 mg/kgBB atau 3,7
mg/m2 atau setiap 2 minggu
2. Vinkristin
untuk kanker payudara, paru-paru, serviks, mieloma multiple,
sarkoma limfoma,
• Dosis dws : iv 1-2 mg/m2 /minggu
• Dosis anak iv 1,5-2 mg/m2 /minggu
PEMBERIAN SITOSTATIKA
1. Persiapan
Semua obat dicampur oleh staf farmasi di bagian farmasi
dengan memakai alat “biosafety laminary airflow” kemudian
dikirim ke bangsal perawatan dalam tempat khusus tertutup.
Diterima oleh perawat dengan catatan nama pasien, jenis
obat, dosis obat dan jam pencampuran.
2. Prosedur pemberian
perawat harus memakai proteksi : gaun lengan panjang, topi,
masker, kaca mata, sarung tangan dan sepatu bila telah
selesai masukkan ke wadah khusus
Obat tdk tumpah saat mencampur, menyiapkan dan saat
memasukkan obat kedalam flabot atau botol infus
3. Pembuangan limbah
sampah langsung dimasukkan ke kantong plastik, ikat dan beri
tanda atau jarum bekas dimasukkan ke dalam tempat khusus
untuk menghindari tusukan
PENYULUHAN KEPADA PASIEN
Senantiasa menjaga kebersihan, tu gigi dan mulut
bila pasien wanita hendak hamil harus konsultasi dengan
dokter
pasien dilindungi dari penderita infeksi
menjaga pola makan
Dosen : Sri Tasminatun M.Sc., Apt
Editor : Asni Fathul Jannah
Tanggal : Kamis, 23 April 2020

Antiinflamasi, Antihistamin
Imunosupresan, dan Antigout

Referensi:
➢ Bertram G Katzung, Basic & Clinical Pharmacology
➢ Goodman & Gillman’S, The Pharmacological Basis of
Therapeutics

A. INFLAMASI/PERADANGAN
Inflamasi/Peradangan merupakan respon protektif
terhadap cedera atau kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh
kerusakan sel.

Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, trauma


mekanis, zat-zat kimia, dan pengaruh fisika
Tanda-tanda utama inflamasi:
1. Eritema (kemerahan)
2. Edema (pembengkakan)
3. Panas
4. Hilangnya fungsi
5. Nyeri
The International Association for the Study of Pain (IASP)
mendefinisikan nyeri merupakan pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau
ancaman kerusakan jaringan

Nyeri merupakan suatu gabungan dari komponen objektif


(aspek fisiologi sensorik nyeri) dan komponen subjektif (aspek
emosional dan psikologis).

Aspek psikologis nyeri, meliputi:


Menyebabkan gangguan sosial, pekerjaan, dan fungsi lain
Gangguan mood, ansietas
Gangguan mental
Klasifikasi nyeri, meliputi:
Timbulnya nyeri : Nyeri akut dan kronis
Sumber nyeri : somatik luar, somatik dalam, viseral
Berdasarkan jenisnya : nyeri nosiseptif, nyeri neurogenik,
nyeri psikogenik
Berdasar penyebabnya : onkogenik dan non onkogenik
Berdasarkan derajat nyeri, yaitu
➢ Nyeri ringan adalah nyeri hilang timbul, terutama saat
beraktivitas sehari hari dan menjelang tidur.
➢ Nyeri sedang nyeri terus menerus, aktivitas terganggu
yang hanya hilang bila penderita tidur.
➢ Nyeri berat adalah nyeri terus menerus sepanjang hari,
penderita tidak dapat tidur dan sering terjaga akibat
nyeri
Tatalaksana Nyeri menurut WHO Three Step Analgesic
Ladder,yaitu:

Tahap pertama dengan menggunakan abat analgetik


nonopiat seperti NSAID atau COX2 spesific inhibitors.
Tahap kedua, dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri.
Maka diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah
opiat secara intermiten.
Tahap ketiga, dengan memberikan obat pada tahap 2
ditambah opiat yang lebih kuat.

Jenis-jenis inflamasi menurut Robbins dan Kumar, 1995, yaitu:


1. Inflamasi Akut
Inflamasi akut adalah inflamasi yang berlangsung relatif
singkat, dari beberapa menit sampai beberapa hari, dan
ditandai dengan eksudasi cairan dan protein plasma serta
akumulasi leukosit neutrofilik.

2. Inflamasi Kronis
Inflamasi kronis adalah rangsang yang menetap,
seringkali selama beberapa minggu atau bulan, menyebabkan
infiltrasi sel-sel mononuklear dan proliferasi fibroblast.

Antiinflamasi digolongkan menjadi 2 berdasarkan


perbedaan titik tangkap kerjanya, yaitu:
1. Antiinflamasi steroid
2. Antiinflamasi NonSteroid (NSAIDs)

Sedangkan antianalgetika digolongkan menjadi 2


berdasarkan perbedaan titik tangkap kerjanya, yaitu:
1. Analgesik Opioid / Narkotika → Sistem Saraf Pusat
2. NSAIDs (Non narkotika) → COX inhibitor
1. Analgesik Opioid
Pada awalnya berasal dari getah tumbuhan Papaver
somniverum. Opium mengandung alkaloida yaitu morphin (10%),
codein (0.5%), thebain dan papaverin

Mekanisme kerja dari analgesic opioid ini adalah mengikat


reseptor di otak (µ, delta, kappa). Analgesik Opioid memberikan
efek pada sistem saraf pusat dan perifer.

Analgesik Opioid dalam klinis, biasanya digunakan untuk

❖ Analgesi
❖ Edema Paru Akut (Suatu kondisi gawat darurat yang
disebabkan oleh penumpukan cairan di paru-paru yang
terjadi secara tiba-tiba dan dapat mengganggu fungsi
paru)
❖ Batuk Kronis (biasanya menggunakan kodein), Diare
Kronis
❖ Aplikasi dalam Anestesi (premedikasi anestesi

Untuk obat-obat jenis opiod atau narkotika, biasanya


diapotek mempunyai tempat penyimpanan khusus.
Berikut ini adalah jenis-jenis analgetika opioid.

a. Morfin
❖ Indikasi : Infark miokard, Neoplasma, Kolik renal atau
kolik empedu, Oklusi akut pembuluh darah perifer,
pulmonal atau koroner, Perikarditis akut, Nyeri akibat
trauma misalnya luka bakar, fraktur dan nyeri pasca
bedah.
❖ Morfin tersedia dalam bentuk tablet, injeksi,
supositoria.
❖ Ekskresi morfin terutama melalui ginjal. Sebagian kecil
morfin bebas ditemukan dalam tinja dan keringat.
❖ Gejala kelebihan dosis dari morfin :
Pupil mata sangat kecil (pinpoint), pernafasan satu-satu
dan coma (tiga gejala klasik). Bila sangat hebat, dapat
terjadi dilatasi (pelebaran pupil). Sering disertai juga
nausea (mual). Kadang-kadang timbul edema paru (paru-
paru basah).
❖ Gejala–gejala lepas obat dari morfin :
Agitasi, nyeri otot dan tulang, insomnia, nyeri kepala. Bila
pemakaian sangat banyak (dosis sangat tinggi) dapat
terjadi konvulsi(kejang) dan koma, keluar airmata
(lakrimasi), keluar air dari hidung (rhinorhea),
berkeringat banyak, pupil dilatasi, tekanan darah
meninggi, nadi bertambah cepat, hiperpirexia (suhu
tubuh sangat meninggi), gelisah dan cemas, tremor,
kadang-kadang psikosis toksik.
Note:
Tulisan digambar dibawah

1. Depresi pernapasan
2. Meiosis
3. Stupor
4. Cedera hati akibat asetaminofen atau hipoksemia
5. Gagal ginjal Myoglobinuric
6. Rhabdomyolysis
7. Bunyi usus tidak ada atau hipoaktif
8. Sindrom kompartemen
9. Hipotermia
10. Kemungkinan adanya satu atau lebih tambalan pentanil
b. Fentanil. Tersedia dalam bentuk injeksi untuk cairan juga
transdermal patch untuk ditempelkan di kulit
c. Codein
d. Petidin.
e. Oksikodon
f. Hidromorfon

2. NSAIDs/AINS
NSAIDs (Nonsteroidal anti-inflammatory drug’s) atau
AINS (Anti Inflamasi NonSteroid) adalah Penghambat COX
(enzim siklooksigenase) yang mempunyai Efek Analgesik dan
antiinflamasi. Bekerja di perifer, tidak bersifat adiktif dan
kurang kuat dibanding narkotika.
Berikut adalah bagan mekanisme aksi dari NSAIDs
a. Obat AINS/NSAIDs
1) Asam Karboksilat
-- Derivat Asam Salisilat: Aspirin

✓ Prototipe obat AINS


✓ Obat : aspirin (asam asetilsalisilat)
✓ Efek analgesik, antipiretik, antiinflamasi
✓ Efek antiinflamasi, urikosurik (dosis tinggi: 2-4
gram)
✓ Efek antiagregasi trombosit (dosis rendah), sehingga
digunakan untuk antitrombosit
✓ Efek keratolitik, astringent (topikal)
✓ REYE Sindrome: berupa hepatopatia dan
encephalopatia.
✓ Absorbsi sempurna di lambung
✓ Lama kerja 4 jam (4-6x/hari)
✓ Ekskresi meningkat dengan alkalinisasi urin
✓ Iritasi saluran cerna (ulkus, perdarahan)
✓ Pseudoalergi (Bronkokonstriksi)
✓ Analgesik & antipiretik (300-600 mg 3x sehari)
✓ Nyeri disertai inflamasi (penyakit inflamasi
sendi/rheumatik), 3 – 6 gram/hari
✓ Inflamasi sendi akut, 5 – 8 gram/hari
-- Derivat Asam Propionat: Ibuprofen dan Ketorolac

a) Ibuprofen

✓ Derivat asam propionat


✓ Efek analgesik sama dg aspirin
✓ Efek antiinflamasi lebih lemah dibandingkan
aspirin
✓ Metabolisme di liver
✓ Waktu paruh 2,5 jam, ikatan protein plasma 99%
✓ Efek samping di lambung lebih jarang
✓ Efek samping : retensi cairan dan alergi
✓ Pada penderita asma bronkial dapat menimbulkan
bronkokonstriksi
b) Ketorolac

✓ Waktu paruh 4-6 jam


✓ Terutama sebagai analgesik
✓ Untuk nyeri ringan dan sedang sesudah operasi
✓ Dosis 0,5 mg/kgBB atau 1 mg/kgBB/6 jam (bolus
injeksi). Ketorolak juga bisa diberikan secara
infusi dengan dosis 0,17 mg/kgBB/jam.
✓ Dosis maksimal ketorolak untuk anak adalah 90
mg dalam 48 jam pemberian.
✓ Kombinasi dengan opioid, bisa menurunkan
kebutuhan apoid sebesar 25-50%.
✓ ESO Keterolac
➢ Sistem Syaraf (23% dari pemberian IV) :
Sakit kepala, pusing, cemas, depresi, sulit
berkonsentrasi, nervous, kejang , tremor
➢ bermimpi, halusinasi, insomnia vertigo,
psikosis.
➢ Gastro Intestin : (12-13% ) Mual, diare,
konstipasi, sakit lambung, perasaan kenyang,
muntah, kembung, luka lambung, tidak ada
nafsu makan, sampai pendarahan lambung &
saluran pembuangan
➢ Kulit : (2-4% dari pemberian IV) Sakit di
daerah tempat Penyuntikan (IM), kemerahan,
hematoma gatal, berkeringat.
➢ Reaksi sensitifitas: Syok anafilaksis Ginjal,
elektrolit & efek genitourinari : Kerusakan
fungsi ginjal pada pemberian jangka panjang
(2-3%)
➢ Efek pada hati : Kenaikan konsentrasi SGOT
& SGPT dalam serum Efek ke Jantung &
saluran darah : (4% dari pemberian IV)
hipertensi, hipotensi, pembengkakan.
➢ Efek pada darah : meningkatkan risiko
pendarahan, trombositopenia,
➢ Efek pada mata & telinga : Gangguan
penglihatan & pendengaran Sindrom Stevens-
Johnson
-- Derivat Asam Fenamat: Asam Mefenamat

✓ Derivat asam fenamat


✓ Efek analgesik kuat
✓ Efek antiinflamasi lebih lemah dibandingkan aspirin.
✓ Diberikan bersama dengan makanan
✓ Lama pemberian tidak lebih dari 7 hari
✓ MENGHAMBAT COX-1 DAN COX-2
✓ KI pada kehamilan
✓ Penggunaan pada anak-anak, data belum lengkap
✓ ESO : iritasi lambung, udema, pusing,tinnitus dan
pruritus

-- Derivat Asam Fenilasetat: Diklofenak

✓ Efek analgesik, antipiretik dan antiinflamasi


✓ Inhibitor sintesis prostaglandin yang potensial
✓ Absorpsi per oral baik
✓ Kadar puncak 1-2 jam
✓ Untuk penyakit inflamasi sendi kronis
✓ Efek samping : gangguan lambung
✓ Natrium diklofenak dan Kalium diklofenak
2) Asam Enolat
-- Derivat Pirazolon: Dipiron
✓ Efek analgesik & antipiretik
✓ Efek antiinflamasi lemah
✓ Efek diskrasia darah (agranulositosis, anemia,
aplastik, trombositopenia)
✓ Efek iritasi lambung
✓ Efek hipersensitifitas
✓ Contoh obatnya adalah dipiron, metampiron/ antalgin.

❖ Dipiron
▪ Efek 30 menit, Kadar puncak 2 jam, Lama kerja
▪ 2-4 jam
▪ Frekuensi pemberian 4-6x/hari
▪ Dosis 500 -1000 mg/x

-- Derivat Oksikam: Piroksikam

✓ Piroksikam
✓ Untuk arthritis yang lama seperti rematoid dan
osteoarthritis.
✓ Waktu paruh panjang, memungkinkan digunakan 1 x
sehari
✓ ESO : tidak enak pada saluran cerna, tukak lambung
3) Penghambat Siklooksigenase - 2 (COX-2 Inhibitor)
➢ Selektif menghambat siklooksigenase 2
➢ Efek terapi, efek samping saluran cerna dan ginjal
minimal
➢ Efek samping lain? (Cardiovaskular)
➢ CELECOXIB

✓ PENGHAMBAT COX-2 SELEKTIF


✓ T1/2 11 jam
✓ Sangat terikat protein dan dimetabolisme dengan
CYP2C9
✓ Dosis 100-200 mg 2 x sehari
➢ MELOXICAM

✓ Selektif terhadap COX-2 (kurang)


✓ T1/2 20 jam
✓ Dosis 7,5-15 mg/ hari
b. Analgesik Lain: Derivat Paraaminofenol
1) Asetaminofen/Parasetamol

✓ Efek sentral dan perifer (lebih dominan perifer) →


diduga melalui penghambatan COX-3
✓ Efek analgesik & antipiretik
✓ Efek antiinflamasi lemah
✓ Efek iritasi lambung minimal
✓ Absorpsi lebih baik saat lambung kosong
✓ Dosis maksimal penggunaan parasetamol 4 gram/hari
✓ Dosis tinggi → Hepatotoksis, NABQI (suatu radikal
bebas)
✓ NABQI akan berikatan secara kovalen dengan
makromolekul protein sel hati, yang mengakibatkan
terjadinya kerusakan sel
✓ Dosis tinggi : 10-12 gram → bisa menyebabkan
kematian
B. Obat Anti Histamin
Histamin adalah senyawa jenis amin yang terlibat dalam
tanggapan imun lokal, pengaturan fungsi fisiologis di lambung dan
sebagai neurotransmitter.
1. Reseptor Histamin H1
Terletak di jaringan otot, endotelium, kulit dan sistem
syaraf pusat. Bisa menyebabkan vasodilasi, bronkokonstriksi,
nyeri, gatal. Reseptor ini bertanggungjawab terhadap gejala
alergi.
2. Reseptor Histamin H2
Ditemukan di sel-sel parietal. Kinerjanya adalah
meningkatkan sekresi asam lambung.

Alergi bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:


1. Makanan
2. Senyawa kimia
3. Hirupan seperti debu, serbuk sari bunga, bulu binatang,
tungau (pada kasur kapuk).
4. Obat-obatan (antibiotik, AINS, anestesi lokal, dll)

Pemicu alergi bisa juga disebabkan beberapa hal, yaitu:


1. Infeksi (panas, batuk, pilek)
2. Aktifitas meningkat (menangis, berlari, tertawa keras)
3. Udara dingin
4. Udara panas
5. Minuman dingin
6. Stres
7. Gangguan hormonal: (kehamilan, menstruasi) Contoh reaksi
alergi, yaitu:
Klasifikasi Reaksi Alergi (Gell dan Coombs)*
Tipe Deskripsi Mekanisme Golongan klinis

I Reaksi Anafilaksis, Paparan antigen • Anafilaksis


langsung hipersensiti menyebabkan • Angioedema
(30-60 f tipe pelepasan zat • Bronkospasme
menit) langsung vasoaktif seperti • Urtikaria
Reaksi histamin, (gatal-gatal)
yang prostaglandin, dan
dipercep leukotrien dari sel
at (1-72 mast atau basofil.
jam) Respons ini
biasanya tetapi
tidak selalu
bergantung lgE

II Sitotoksisit Antigen atau • Anemia


as yang hapten yang hemolitik
bergantung terkait erat • Nefritis
pada dengan sel interstital
antibody berkaitan dengan
antibody, yang
menyebabkan
cedera sel atau
jaringan
III Penyakit Kerusakan • Serum sickness
kompleks disebabkan oleh
imun pembentukan atau
pengendapan
kompleks antigen-
antibody dalam
pembuluh atau
jaringan

IV Hipersensiti Paparan antigen sel • Contact


vitas yang T peka, yang dermatitis
dimediasi kemudian dimediasi
sel atau cidera jaringan
tertunda

V (>72 Idiopatik Tidak pasti • Ruam


jam) makulopapular
• Sindrom
Stevens-
Johnson

*diadaptasi dari Weis, ME, Adkins, NF, Clin Allergy 1988; 18: 515

Manifestasi Dermatologik
1. Erupsi makular /makulopapular
2. Urtikaria (Sinonim: Biduran)
Urtikaria merupakan reaksi kulit yang ditandai dengan :
➢ Rasa gatal disertai dg
➢ Udem berbatas tegas di epidermis (urtika),
➢ Kemerahan,
➢ Timbul cepat (dlm beberapa menit),
➢ Menghilang scr perlahan-lahan dlm beberapa menit sp
24 jam
3. Dermatitis kontak alergi
4. Fotoalergi
5. Erupsi fikstum
Dermatologik

1. Antihistamin H1
✓ Inhibitor kompetitif terhadap histamin
✓ Blockade reseptor H1 / sebagai antagonis
✓ Sebagai inverse agonist yang dapat menurunkan aktivitas
konstitutif reseptor H1 atau menurunkan aktivitas reseptor
H1 yang diinduksi agonis
a. Antihistamin H1 Generasi pertama
➢ Alkylamines → Chlorpheniramine maleate/CTM
➢ Ethanolamines → Diphenhydramine HCl
➢ Piperazines → Hydroxyzine HCl
➢ Phenothiazines → Promethazine HCl
➢ Piperadines → Azatadine
b. Antihistamin H1 Generasi pertama
➢ Terfenadin
➢ Fexofenadin
➢ Loratadin
➢ Cetirizin

c. Efek Toksik & Efek Samping Antihistamin H1


➢ Depresi SSP (terutama pada agen generasi pertama).
➢ Loss Kehilangan nafsu makan, mual dan muntah,
konstipasi atau diare.
➢ Insomnia, tremor, gugup, mudah marah, takikardia,
mulut kering, penglihatan kabur, retensi urin, konstipasi
(generasi pertama).
➢ Stim Stimulasi SSP dengan halusinasi, gangguan motorik
(tremor dan kejang), dan kematian.
➢ disekresi dalam ASI dan dapat melewati plasenta

2. Penghambat Histamin2/H2
✓ Memblok reseptor H2 pada sel parietal lambung →
mengurangi sekresi dan konsentrasi asam lambung.
✓ Di minum bersamaan dengan makan
✓ ESO : sakit kepala, pusing, sembelit, pruritus, ruam kulit,
impotensi.
✓ Contoh obat Antihistamin H2
• Cimetidin
• Rantidin
• Famotidin
• Nizatidin
C. ANTI GOUT
Gout adalah istilah untuk menggambarkan keadaan penyakit
yang berkaitan dengan hiperurisemia yang ditandai dengan episode
arthritis akut yang berulang. Disebabkan oleh timbunan
monosodium urat pada persendian dan kartilago, dan pembentukan
batu asam urat pada ginjal (nefrolitiasis).

Hiperurisemia dapat terjadi karena peningkatan sintesis


prekursor purin asam urat atau penurunan eliminasi/pengeluaran
asam urat oleh ginjal, atau keduanya.

Antigot yang berfungsi menghambat reabsorbsi asam urat


di ginjal adalah Urikosurik (probenesid). Dan antigout yang
menghambat sintesis asam urat adalah Allopurinol.
1. Probenesid
Dosis 500-1000 mg 2 x /hari
KI pada pasien gangguan ginjal
ESO : mual, nyeri ulu hati, kembung, konstipasi, ruam kulit,
pruritis ringan, demam

2. Allopurinol
Dosis awal 100 mg/ hari, lanjutan bisa sampai 300 mg/hari
Menghambat xantin oksidase
ESO : mual muntah, diare
Agen Penurun Urat Allopurinol
Allopurinol dan oxypurinol membloklir konversi hipoxantin menjadi
xantin menjadi asam urat.

Allopurinol dan metabolit oksipurinol adalah analog purin dan baik


substrat maupun inhibitor xanthine oksidase.

D. OBAT IMUNOSUPRESAN

Mensupresi Sistem Imun:


1. Menghambat proses fagositosis dan pengolahan Antigen
menjadi antigen imunogenik oleh makrofag.
2. Menghambat pengenalan Ag oleh sel limfoid imunokompeten.
3. Merusak sel limfoid imunokompeten.
4. Menekan differensiasi dan proliferasi sel limfoid
imunokompeten.
5. Menghentikan produksi antibody.
Indikasi utama Imunosupresan
1. Transplantasi organ
2. Pencegahan hemolisis rhesus pada neonatus
3. Pengobatan penyakit autoimun

Obat Imunosupresan
1. Kortikosteroid : prednison, prednisolone
2. Penghambat kalsineurin
Siklosporin dan tacrolimus
memiliki struktur kimia yang berbeda namun bekerja
dengan mekanisme yang sama, yaitu menghambat
kalsineurin.
mengurangi produksi IL-2 dengan cara meningkatkan
ekspresi TGF-β yang merupakan penghambat kuat
aktivasi limfosit T oleh IL-2.
3. Sitotoksik → menghambat perkembangan sel limfosit B
dan T
Mycophenolat mefetil
Methotrxate
Dosen : Sri Tasminatun M.Sc., Apt
Editor : Salwa Dwi Agustin S.
Tanggal : Rabu, 06 Mei 2020

Bioavailabilitas dan Bioekivalensi

Bioavailabilitas / ketersediaan hayati

Persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang
mencapai / tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/
aktif setelah pemberian produk obat tersebut, diukur dari
kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya
dalam urin

CATATAN
Bioavailabilitas akan menentukan bagaimana obat berefek di
dalam tubuh.
kadar obat di dalam darah nanti berkorelasi dengan efek klinis,
nanti ini yang akan menjadi dasar evaluasi dari efek obat itu

Area di bawah kurva konsentrasi obat-waktu (AUC) berguna


sebagai ukuran dari julah total obat yang utuh tidak berubah yang
mencapai sirkulasi sistemik
AUC ini menggambarkan seberapa besar obat bisa diserap masuk
ke dalam sirkulasi sistemik.
jika semua obat terabsorpsi maka nilai F=1

kurva hubungan obat di dalam plasma


Tmax = waktu yang dibutuhkan obat di dalam tubuh mencapai kadar
maksimal
Cmax = kadar obat maksimal di dalam plasma
AUC = area di bawah kurva

AUC yang paling luas adalah AUC obat C, berarti bioavailabilitas


obat C lebih besar dibandingkan obat A dan obat B

Dengan kadar obat di dalam tubuh yang berbeda, maka ada


hubungan kadar obat dengan efek obat. Semakin tinggi kadar obat
maka efeknya semakin besar.
• Bila pada absorpsi sempurna (F=1,0), availabilitas sistemik dari
dosis oral ialah 100% dimana luas AUC-nya sama dengan luas
AUC pada pemberian IV
contoh : obat diberikan 500mg, ya yang masuknya 500mg lagiii

• Dalam hal ini obat secara sempurna, terserap melalui saluran


cerna, dan tidak mengalami biotransformasi yang berarti pada
saat ‘first pass’ melalui hati

CATATAN
contohnya nih yaa obat yang diberikan secara oral, atau
mulut lah lebih gampangnya. first pass itu ketika obat
diabsorpsi dari lambung dan usus menuju vena porta
hepatik melalui hepar, setelah di hepar sebagian obat akan
mengalami metabolisme itu yang menyebabkan
bioavailabilitas lebih rendah. sedangkan kalo jalur lain,
kayak IV, IM, tidak mengalami first pass walaupun suatu
saat nanti masuk ke hepar dan metabolisme. obat yang
tidak mengalami first pass juga sublingual, jalur rektum,
seperti suppo.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas :


1. Obat :
- sifat fisiko-kimia zat aktif
CATATAN
perbedaan sifat fisika-kimia mempengaruhi
penyerapannya.
- Ukuran partikel besar (tablet) lebih sulit diabsorpsi
daripada partikel kecil (sirup, larutan).
- Struktur kimianya ada yang bisa dalam bentuk
garam, ester, dll bisa mempengaruhi absorpsinya.
- Kemudian pH obat juga mempengaruhi absorpsi
obatnya
- formulasi (zat eksipien),

CATATAN
obat ketika diproduksi isinya bukan hanya zat aktifnya
saja, tetapi ada zat tambahan yang membuat obat lebih
stabil. misalnya tablet itu ada bahan pengisi, pengikat,
penghancur, dsb. Antar produsen bisa membuat obat
dengan formulasi yang berbeda-beda, bahan dari
eksipiennya juga kualitasnya berbeda

- teknik pembuatan, misal sama-sama dikempa cetak tapi


kekuatannya berbeda, itu mempengaruhi bioavailabilitas.
- bentuk sediaan juga mempengaruhi bioavailabilitas.

2. Subjek :
- karakteristik subjek (umur, bobot badan), mempengaruhi
volume distribusi, kapasitas usus mengabsorpsi obat
- fisiologis,
CATATAN
- ketepatan pengosongan lambung
- gerak peristaltik di usus misal pasiennya lagi diare
nah itu obat belum diabsorpsi malah udah
dikeluarkan, maka obat ini cuma numpang lewat aja
- kecepatan aliran darah
- kondisi patologis,

CONTOH
- pada pasien gangguan usus atau malabsorpsi, maka
absorpsinya akan terhambat.
- orang dengan gangguan hepar, maka metabolisme obat
akan terganggu.
- kondisi ginjal, mempengaruhi ekskresi dari obat,
akhirnya obat kan akan menumpuk di dalam tubuh tuh,
nah itu bikin AUC nya lebih besar

- Rute pemberian, IV maka bioavailabilitasnya sudah 100%,


kalo subkutan, IM, peroral itu juga mempengaruhi
bioavailabilitas
3. Interaksi obat/makanan
- obat peroral mempengaruhi bioavailabilitas melalui
interaksi obat dan makanan, adanya makanan di saluran
cerna, akan mempengaruhi penyerapan obat. obat lebih
mudah diabsorpsi di usus karena permukaannya lebih luas
di lambung, tapi pH obat juga mempengaruhi kecepatan
absorpsinya, misalnya obat yang bersifat basa maka ketika
berada di dalam lambung dalam kondisi kosong lambungnya
bersifat asam maka akan terjadi hambatan absorpsi karena
obat basa di dalam lambung asam akan terionkan
- misalnya griseovulvin (obat antijamur) sukar larut dalam
air, dberikan bersama makanan berlemak akan
meningkatkan absorbsinya
- tetrasiklin sama susu, itu ga boleh dikonsumsi bersamaan.
tetrasiklinnya nnati susah diabsorpsi
Bioavailabilitas absolut: bila dibandingkan dengan sediaan
intravena yang bioavailabilitasnya 100%

nah kenapa 100% itu kan karena langsung masuk ke aliran darah.

Jadi bioavailabilitas absolut ini contohnya membandingan sediaan


oral dengan intravena

pemberian intravena
nah kan ini intravena, disuntikkan secara bolus, nah makanya kadar
obat langsung tinggi, makin lama makin turun, sampe suatu saat 0
berapa lama obat akan menjadi 0? berapa kali waktu paruh?
➔ Nah obat menjadi 0 itu 9 kali waktu paruh. kita minum obat
dengan waktu paruh 4 jam, maka 9 kali 4jam jadi 36 jam atau
ya kira-kira 40jam lah yaa. nah itu dua harian baru ilang dari
tubuh

pemberian obat selain IV

Nah ini harus mengalami absorpsi terlebih dahulu, sehingga awalnya


kadar obat 0 dulu, kemudian naik, suatu saat maksimal kemudian
turun
kedua obat dibandingkan

AUC IV lebih besar daripada AUC oral

Bioavailabilitas relatif: bila dibandingkan dengan sediaan bukan


intravena.
Misal membandingkan obat oral dengan obat oral, oral dengan
injeksi selain IV, soalnya IV kan bioavailabilitasnya 100%, tapi kalo
sediaan injeksi lainnya yang bukan IV itu belum tentu 100%
bioavailabilitasnya
perbandingan obat 1 dan obat 2

Produk obat pembanding (referensi product)


• produk obat inovator yang telah diberi izin pemasaran di
Indonesia (efikasi, keamanan dan mutu sudah terbukti)
• produk obat inovator dari primary market (negara dimana
produsennya menganggap bahwa efikasi, keamanan dan
kualitas produknya terdokumentasi paling baik)
• produk yang merupakan market leader yang telah diberi izin
pemasaran di Indonesia dan telah lolos penilaian efikasi,
keamanan dan mutu.
• Produk obat pembanding yang akan digunakan harus disetujui
oleh Badan POM.
CATATAN
setiap obat yang akan beredar, akan dibandingkan
dengan obat pembanding, makanya harus udah
terbukti punya mutu yang baik.

Produk obat “copy”


• Produk obat yang mempunyai ekivalensi farmaseutik atau
merupakan alternatif farmaseutik dengan produk obat
inovator /pembandingnya, dapat dipasarkan dengan nama
generik atau nama dagang
• Untuk menjamin mutu obat “copy” yang
beredar, perlu dilakukan uji ekivalensi untuk
membuktikan kesetaraannya terhadap produk obat
inovatornya.
CATATAN
maksudnya nih produk yang dibuat setelah produk
inovatornya, nah nanti produk copy nih di uji
ekivalensi/penyetaraan nanti dibandingkan dengan produk
pembandingnya/inovator

Ekivalensi farmaseutik
Dua produk obat mempunyai ekivalensi farmaseutik jika keduanya
mengandung zat aktif yang sama dalam jumlah yang sama dan
bentuk sediaan yang sama
Contohnya : Parasetamol tab 500 mg (produksi KF) dan
Parasetamol tab 500 mg (produksi Phapros)

Alternatif farmaseutik
Dua produk obat merupakan alternatif farmaseutik jika keduanya
mengandung zat aktif yang sama tetapi berbeda dalam bentuk
kimia (garam, ester, dsb.) atau bentuk sediaan atau kekuatan
tujuan diubah bentuk nih agar lebih stabil dan bisa juga biar
absorpsi obatnya lebih baik
Ex : kloramfenikol palmitate dan kloramfenikol stearate
ada juga Natrium diklofenak dan kalium diklofenak

Bioekivalensi
Dua produk obat disebut bioekivalen jika keduanya mempunyai
ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik
dan pada pemberian dengan dosis yang sama akan menghasilkan
biovailabilitas yang sebanding sehingga efeknya akan sama, dalam
hal efikasi maupun keamanan.
Maksudnya nih obatnya setara gitu, bisa diliat dari AUC, kadar
obat di dalam darahnya punya profil yang sama dengan obat yang
dibandingkannya. kalo sama maka disebut bioekivalensi

Ekivalensi terapeutik
 Dua produk obat mempunyai ekivalensi terapetik jika keduanya
mempunyai ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif
farmaseutik dan pada pemberian dengan dosis molar yang
sama akan menghasilkan efikasi klinik dan keamanan yang
sebanding.

dosis molar maksudnya mol/L, jadi jumlah molekulnya

ekivalensi/inekivalensi terapeutik seharusnya ditunjukkan


dengan uji klinik.

idealnya ya pada orang sakit, kemudian dicek apakah pasiennya


sembuh, nyerinya berkurang.

➢ Produk obat yang bekerja sistemik, uji klinik


mempunyai kendala berikut :
- pada penyakit ringan tidak terlihat, pada penyakit berat
tidak etis (tidak layak gitu, masa buat uji coba)
- endpoint yang diukur sering kali tidak akurat sehingga
variabilitasnya besar sekali, dengan akibat dibutuhkan
sampel yang besar sekali. (butuh pasien yang sangat banyak,
jadi agak susah dilaksanakannya gituu)
➢ Sebagai alternatif dilakukan uji bioekivalensi yang endpointnya
sangat akurat (yakni kadar obat dalam plasma) sehingga
variabilitasnya rendah, dan dengan demikian sampel yang
dibutuhkan jauh lebih kecil.
nah jadi alternatifnya itu dilakuinnya pada orang sehat, nah
terus diliat deh kadat obat dalam plasmanya
Jika terdapat perbedaan yang bermakna secara klinik
dengan bioavailabilitasnya, maka kedua produk obat
tersebut dinyatakan inekivalen secara terapeutik
(inekivalensi terapeutik). jadi kayak ga setara gitu hasilnya
antara bioavailabilitas dengan uji klinisnya

Nah karena uji ekivalensi ini butuh biaya yang banyak, jadi BPOM
tuh bikin peraturan ga semua obat bisa diuji

In Vivo : pada orang


In Vitro : pake alat khusus
Produk obat yang memerlukan uji ekivalensi in vivo
❑ Uji ekivalensi in vivo dapat berupa studi bioekivalensi
farmakokinetik (dilakukan pada responden sehat, tinggal
diberikan obat, terus diukur kadar obatnya di dalam darah atau
di urin), studi farmakodinamik komparatif, atau uji klinik
komparatif (dilakukan pada pasien sakit, dilakukan pada pasien
yang sesuai tujuan efeknya).

❑ Dokumentasi ekivalensi in vivo diperlukan jika ada resiko bahwa


perbedaan bioavailabilitas dapat menyebabkan inekivalensi
terapi.

4.1.1 Produk obat oral lepas cepat yang bekerja sistemik, jika
memenuhi satu atau lebih kriteria berikut ini

a. obat-obat yang termasuk critical use drugs seperti anti


TB, antiretroviral (antivirus), antimalaria, anti bakteri dsb
dimana obat-obat ini digunakan untuk mengobati penyakit
serius dan dibutuhkan efek terapi yang pasti.

CATATAN
- Obat TB itu kita harus yakin bahwa obat betul-betul
memberikan efek terapi yang bagus atau obatnya
betul-betul diabsorpsi di dalam tubuh dg baik.
soalnya kalo obat TB, kualitasnya tidak baik,
pasiennya udah minum obat berbulan-bulan ternyata
tidak memberi efek terapi, itukan membahayakan
pasien.
- Antibakteri (antibiotik) nah kalo obatnya ga
mempan, ga bermutu, nanti pasiennya infeksinya
tidak bisa dikendalikan ya pasiennya akan wassalam
b. Obat dengan indeks terapi sempit/ indeks keamanan
sempit, seperti digoksin, fenitoin, obat-obat sitostatika.

CATATAN
indeks terapi itu perbandingan antara LD50 dg
efektif dose 50
semakin tinggi indeks terapi, maka obat semakin
aman, artinya tidak menimbulkan kematian. Tapi kalo
suatu obat indeks terapinya kecil, atau indeks terapi
sempit, itu sedikit saja kenaikan dosis nanti bisa
menimbulkan kematian.

LD50 : dosis obat yang memberikan 50% hewan uji


mengalami kematian. jadi hewan ujinya diberi dosis
tertentu, terus di cek pada dosis ke berapa 50%
hewan ujinya mengalami kematian

c. Obat terbukti mempunyai masalah bioavailabilitas


kalo obat ada perbedaan antara bioavailabilitas dg efek
terapi

d. Eksipien obat maupun cara produksi obat dapat


mempengaruhi bioavailabilitasnya.
obat yang Ketika bahan tambahannya mempengaruhi
bioavailabilitas, maka perlu dilakukan uji in vivo

4.1.2 Produk obat non-oral dan non –parenteral yang didesain


untuk bekerja sistemik, misal : sediaan transdermal,
supositoria, permen nikotin, gel testosteron dan
kontraseptif bawah kulit
4.1.3 Produk obat lepas lambat atau termodifikasi yang bekerja
sistemik.
4.1.4 Produk kombinasi tetap untuk bekerja sistemik, yang paling
sedikit salah satu zat aktifnya memerlukan studi in vivo.
jadi sediaan yang ada di pasaran kan tidak hanya obat-obat
yang sediaan tunggal, tapi ada juga sediaan kombinasi

4.1.5 Produk obat bukan larutan bukan untuk penggunaan non


sistemik (oral nasal, okular, dermal, rektal, vaginal, dsb), dan
dimaksudkan untuk bekerja lokal (tidak untuk diabsorpsi
sistemik).

Produk obat yang memerlukan pengujian in vitro → metode


disolusi terbanding.

 mesin dissolution tester → membandingkan profil


disolusi antara produk obat copy terhadap produk innovator.

Di umy juga punya gaes, nanti kalo balik ke kampus bisa liat
alatnya heuheu :’)))
untuk memeriksa disolusi tablet atau kapsul. jadi disitu ada
chamber untuk obat dimasukkan ke tempat itu, abis itu
dilakukan sampling, kemudian diukur kadar obat yang
terdisolusi, kemudian hasil pemeriksaannya dibandingkan
dengan obat inovatornya

Produk obat yang memerlukan pengujian in vitro


1. Obat-obat yang tidak memerlukan uji in vivo
2. Produk obat copy yang hanya berbeda kekuatan yang diproduksi
oleh pabrik yang sama di tempat produksi yang sama :
a. Komposisi kualitatifnya sama.
b. Rasio antara zat aktif dan zat'zat tambahannya sama, atau
untuk kadar zat aktif yang rendah (< 5%), rasio antara zat-
zat tambahannya sama.
c. Uji bioekivalensi telah dilakukan sedikitnya pada salah satu
kekuatan (biasanya kekuatan yang tertinggi, kecuali untuk
alasan keamanan dipilih kekuatan yang lebih rendah).
d. Farmakokinetiknya linear pada kisaran dosis terapi.

CATATAN
contohnya : jadi sama-sama memproduksi Na diklofenak,
nah itukan ada yang 25mg ada yang 50mg, itukan
kekuatannya berbeda walaupun formulasinya sama, nah
itu tidak perlu uji in vivo tapi perlu uji in vitro, karena ini
kan simple.
3. produk obat dengan perubahan kecil (minor) dalam formulasi
atau pembuatannya yang dilakukan setelah diberi izin
pemasaran.

CATATAN
jadi ini nih kayak pengembangan dari produk yang udah ada
gitu, jadi ga perlu uji in vivo, cukup dg uji in vitro aja. jadi
ketika industri akan mendaftarkan obat di BPOM untuk ijin
edarnya, obat harus dilengkapi dg dokumen uji
bioavailabilitas, untuk melindungi masyarakat agar dapat
obat yang berkualitas.

Obat-obat yang tidak memerlukan pengujian bioekuivalensi :


1. Produk obat copy untuk penggunaan intravena.

2. produk obat copy untuk penggunaan parenteral lain


(intramuskular, subkutan).

3. Produk obat copy berupa larutan untuk penggunaan oral (sirup,


eliksir, atau larutan bukan suspensi) ,yang mengandung zat aktif
dalam kadar molar yang sama dengan produk pembanding,

4. Produk obat copy berupa bubuk untuk dilarutkan dan sebagai


larutan , memenuhi produk no 1,2 3 di atas

5. Produk obat copy berupa gas.

6. Produk obat “copy” berupa sediaan obat mata atau telinga


sebagai larutan dalam air dan mengandung zat (-zat) aktif yang
sama dalam kadar molar yang sama dan eksipien yang praktis
sama dalam kadar yang sebanding

7. Produk obat “copy” berupa larutan untuk aerosol atau produk


inhalasi nebulizer atau semprot hidung
DESAIN DAN PELAKSANAAN STUDI BIOEKIVALENSI
Nah untuk bioekivalen yang in vitro itu langsung di lab
menggunakan alat dissolution tester , tinggal didesain obatnya, jadi
obatnya harus berapa, harus ada obat inovatornya, kemudian
dilakukan analisis perbandingan antara profil disolusi obat yang
diuji dengan obat pembandingnya

kalo ujinya secara in vivo, pada orang :


 membandingkan profil kadar obat dalam darah atau urin antara
produk-produk yang dibandingkan pada subyek manusia. Karena
itu desain dan pelaksanaan studi BE

 mengikuti Pedoman Cara Uji klinik yang Baik (CUKB,) termasuk


harus lolos kaji Etik

 Syarat responden dan jumlahnya

nah ini diliat dari umur, jenis kelamin, terus respondennya ini
dilihat kesehatannya jadi ada penyakit apa engga
 Desain : dilakukan pada subyek yang sama (dengan desain
menyilang)

maksudnya kalo kita menguji 2 produk, misal obat A dan obat B,


maka respondennya ini harus pernah menggunakan obat A, dan
suatu saat harus pernah juga mendapatkan obat B, itu untuk
mengurangi bias kondisi fisiologis. jadi kalo misalnnya subjek uji
ini cuma dapet obat A saja, kemudain dibandingkan dengan obat
B yang dikonsumsi oleh subjek lain, bisa jadi ada bias, nah untuk
mengurangi bias maka dibuat desain, semua responden/subjek
uji ini pernah mengalami diberikan obat A dan obat B

• Vareabel terkendali

 Pengambilan data

data ini diambil dari darah atau urin, kemudian dilakukan


preparasi sampel, diperiksa kadar.
 Analisa data
Parameter bioavailabilitas dari sampel darah
(ini parameter single dose)
❑ AUC t = Area di bawah kurva kadar obat (atau metabolit) dalam
plasma (atau serum atau darah) terhadap waktu dari waktu 0
sampai waktu terakhir kadar obat diukur→dihitung trapezoidal.

❑ AUCoo = AUC dari waktu 0 sampai waktu tidak


terhingga = AUCt + Ct /ke menggambarkan jumlah obat yang
bioavailable

❑ Cmax = kadar puncak (maksimal) obat (atau metabolit)


dalam plasma (atau serum atau darah) Yang teramati.

❑ tmax = waktu sejak pemberian obat sampai dicapai Cmax

❑ t1/2 = waktu paruh obat (atau metabolit ) dalam plasma ( serum


atau darah)

 AUCoo dan AUC max merupakan parameter yang paling relevan


untuk penilaian BE.

 AUC paling dapat di percaya untuk menggambarkan besarnya


absorpsi (jumlah obat yang bioavailabel)

Parameter bioavailabilitas dari sampel urin


❑ A€, = jumlah kumulatif obat utuh (atau metabolit) yang
dikeluarkan atau ditemukan dalam urin dari waktu 0 sampai
waktu terakhir kadar diukur

❑ Ae = Ae dari waktu 0 sampai waktu tidak terhingga, diperoleh


dengan cara ekstrapolasi = jumlah obat maksimal yang
diekskresi dalam urin sebanding dengan jumlah obat yang
bioavailabel

❑ dAe/dt = kecepatan ekskresi obat dalam urin


❑ (dAe/dt)max. = kecepatan maksimal ekskresi obat dalam urin -
terjadi pada waktu t*., (plasma) dan besarnya sebanding dengan
C max (plasma),sehingga besarnya bergantung pada jumlah dan
kecepatan
absorpsi.

Ae dan (dAe/d0) max merupakan parameter paling relevan untuk


penilaian BE. Ae, paling dapat dipercaya untuk menggambarkan'
besarnya absorpsi (jumlah obat yang bioavailabel)

CONTOH UJI BABE


 PENENTUAN EKIVALENSI ANTAR TABLET SALBUTAMOL
NAMA GENERIK DENGAN MEREK DAGANG

Nur Illiyyin Akib, Rifa’atul Mahmudah, Wa Ode Sitti Zubaydah


Faculty of Pharmacy, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi
Tridharma Anduonohu Kendari
KESIMPULAN PENELITIAN
1. Konsentrasi salbutamol sulfat terlarut tablet generik
pada 30 menit sebesar 90,376%, merek A sebesar
90,763% dan merek B sebesar 91,507%. Ketiganya
memenuhi persyaratan disolusi yakni lebih dari 80% zat
aktif terlarut setelah 30 menit.

2. Pengujian bioavailabilitas relatif tablet salbutamol sulfat


generik terhadap merek A sebesar 101,580 dan tablet
generik terhadap merek B sebesar 105,275. Berdasarkan
statistik maka tidak ada perbedaan yang bermakna atau
ekivalen secara farmasetik.

3. Tablet salbutamol sulfat generik ekivalen secara in vitro


terhadap tablet merek A dan B dengan nilai faktor
kemiripan sebesar 84,120 dan 74,271.
Bab V
Nurul Maziyyah, M.Sc., Apt

Orang psimistis melihat kesulitan dalam


setiap peluang. Orang optimistis melihat
peluang dalam setiap kesulitan

Winston Churchill
Dosen : Nurul Maziyyah, M.Sc., Apt
Editor : Nariswari Cahya Ardani
Tanggal : Jumat, 17 April 2020

Drugs In Autonomic System

Untuk materi ini sebenarnya kita harus sangat memahami


system saraf otonom sendiri seperti apa. karena materi ini sudah
ada pada pada perkuliahan sebelumnya, pada materi pagi ini kita
akan lebih banyak di isi dengan mereview tentang system saraf
otonom itu sendiri sebelum memasuki penjelasan mengenai obat-
obat atau farmakologi pada system saraf otonom, karena akan
sangat membantu. kalau kalian sudah paham anatomi fisiologi dari
system saraf otonom agar untuk mengetahui nanti bagaimana peran
atau aksi dari obat – obat yang bekerja pada sistem saraf otonom,
untuk pertemuan selanjutnya akan didetailkan lagi tentang obat –
obat yang ada system saraf otonom.

OUTLINE

PENDAHULUAN SYSTEM SARAF OTONOM

SIMPATETIK VS PARASIMPATETK

GANGGUAN SYSTEM SARAF OTONOM


AUTONOMIC PHARMACOLOGY -> utama
1. Farmakologi system saraf otonom

System saraf di tubuh dibagi menjadi 2 sistem besar yaitu


system saraf pusat sentral, yang bagian kanan itu terdiri dari
otak dan sumsum tulang belakang, ini yang warna hijau. kemudian
system saraf tepi yang merupakan kelanjutan system saraf pusat
dan nanti akan memberikan efek atau rangsangan sampai ke
bagian paling tepi dari tubuh manusia ini yang dinamakan system
saraf tepi.

Kemudian system saraf tepi ini sendiri dibagi lagi menjadi


dua yaitu system saraf somatic. System saraf somatik adalah
system saraf yang bisa kita kendalikan atau bekerja dibawah
control manusianya. control otak kita dibagi menjadi sensori input
dan motor output jadi kita melihat sesuatu dan melakukan sesuatu
biasanya yang banyak berperan atau banyak dipengaruhi pada
system saraf somatic yaitu otot-otot skeletlal yaitu
menggerakan tangan kaki sesuai dengan yang kita inginkan. yang
kedua di sistem saraf tepi adalah bagian kiri, ini autonomic.
Yang akan dipelajari pada hari ini untuk system saraf
autonomic yang artinya kontrolnya tidak langsung dibawah
kesadaran kita jadi biasanya adalah self regulated secara
otomon kemudian terjadi pada organ-organ atau kelenjar–
kelenjar di internal kita sekarang misalnya saya sedang presentasi
lalu di dalam tubuh saya tetap ada proses–proses organ tanpa
kendali saya, itu adalah yang diperantarai system saraf otonom ini,
system saraf otonom dibagi lagi ada yang system saraf
simpatetik dan system saraf parasimpatetik. Saraf simpatetik
Biasanya di kenal dia yang banyak menstimulasi, parasimpatetik dia
lebih kalem/menurunkan.

2. SISTEM SARAF OTONOM


Merupakan system saraf yang mengatur proses fisiologis
didalam tubuh, pengaturan berlangsung tanpa adanya control
langsung (tanpa sadar) -> otonom . terdiri dari 2 sistem utama :
system simpatetik dan system parasimpatetik
Ini gambarannya untuk system saraf otonom dibagi menjadi
2, ini bukan berarti otaknya ada 2 yah, hehe tapi memang kita
melihat perbedaan perannya dari system saraf simpatetik yang
bagian kiri dengan system saraf yang parasimpatetik, kita bisa
lihat organ-organ apa saja yang dipengaruhi oleh system saraf ini ,
tinggal kita lihat lebih banyak di simpatetik ya, yang sifatnya telah
banyak menstimulasi ya, nanti kita akan membahas lagi terkait
dengan efeknya. tadi dia bisa mulai di wajah, dari mata sampai yang
paling bawah ini ada stimulasi untuk misalnya ejakulasi pada pria
atau orgasme atau terkait dengan kandung kemih danorgan-organ
lainnya.

Untuk alurnya dalam system saraf otonom ini akan


menerima input dari bagian system saraf pusat, jadi nanti
makanya kita lihat ada otak dan sumsum tulang belakang yang
mengirimkan sinyal, jadi yang mengirimkan sinyal tetap berasal
dari dari system saraf pusat baik itu otak maupun sumsum tulang
belakang. Kemudian baru akan di transmisikan ke organ-organ
efektor, ini adalah beberapa bagian dari system saraf pusat
yang berperan pada system saraf otonom dalam proses dan
itegrasi tubuh atau lingkungan yaitu ada hipotalamus, amigala
kemudian susmsum tulang belakang, biasanya dua ini yang
berperan di otonom.

masing-masing system parasimpetik dan simpatetik dibagi


menjadi 2 lagi yaitu preganglionic dan postganglionic
Ini adalah anatomi dasar dari system saraf otonom, jadi tadi
dari inputnya yaitu system saraf pusat, ini kita misalkan adalah
sumsum tulang belakang, ini potongan melintang dari sumsung
tulang belakang disitu ada badan sel dari preganglionic yaitu yang
awal, post ganglionic disebelah kanan, preganglionic dari system
saraf pusat sampai ke ganglion autonomic, kemudian
postganglionic dari ganglion autonomic sampai ke target aksinya.
Preganglionic -> aoutonomic ganglion -> Postganglionic -> target
aksi/sel-sel efektornya

Perbedaan dari 2 jenis ganglionic,


Jenis sel saraf ini, ini sel saraf ya tapi panjang begitu, nah kalau
yang preganglionic ini badan selnya atau somanya berada di
otak/sumsum tulang belakang jadi ada di system saraf pusat,
kemudian aksonnya yang panjang ini ada myelinnya jadi
terselubung oleh myelin, masih ingatkan kemarin, sudah ada kuliah
tentang anatomi sel saraf hehe, kemudian sinapsisnya/celah sinaps
ada di ganglion autonomic, jadi dia akan mentransmisikan atau
melepaskan neurontransmitternya itu di ganglionic kemudian
akan diterima oleh neouron postganglionic,

Nah kemudian untuk neouron postganglionic badan


sel/somanya ada di ganglion autonomic yang akan menerima
neurontransmitter dari neuron preganglionic kemudian untuk
aksonnya biasa tidak ada myelinnya/ tidak terselubung myelin

kemduain sinapsnya/celah sinapsnya atau transmisi

neourontransmitter itu terjadi pada sel-sel efektor/target

aksi/organ target.
1.1 SISTEM SIMPATETIK
Badan sel saraf preganglionic berada di bagian tengah dari
sumsum tulang belakang, mempengaruhi beberapa organ seperti
otot polos, jantung dan kelenjar.

Jadi badan sel saraf untuk saraf simpatetik yaitu berada


di bagian tengah dari sumsum tulang belakang, organ-organ utama
yg dipengaruhi sistem saraf simpatetik yaitu organ yang memiliki
otot polos kemudian organ jantung, paru paru, organ pencernaan,
ginjal, kandung kemih, penis/skrotum, uterus/ovary pada wanita
kemudian mata. dan beberapa kelenjar salah satunya saliva.

Kemudian parasimpatetik, sistem preganglionic berada di


area batang otak, inputnya berasal dari batang otak dan dibagian
bawah dari otak, juga dari bagian sacral yatu bagian ujung sumsum
tulang belakang. Efeknya yaitu local dan spesifik pada organ
efektor/daerah-daerah tertentu, dibanding dengan simpatetik
yang efeknya lebih general, pada saraf parasimpatetik organnya
sama dengan saraf simpatik cuman bagiannya lebih mebghasilkan
respon local dan spesifik misalnya penbuluh darah di kepala, leher
dan torax, kemudian kelenjar air mata dan juga saliva otot polos ,
kelenjar dan viscera, serta otot pada pupil mata. Selain itu juga
ada organ-organ lain sama halnya seperti simpatetik, nah jika dua
sistem saraf ini bekerja pada organ yang sama biasanya
efeknya adalah saling berkebalikan yaitu simpatetik
(menstimulasi) dan parasimpatetik (menurunkan).
Kemudian ini adalah perbedaan sistem anatomi dari saraf
simpatik dan parasimpatetik
Untuk simpatetik, preganglionic lebih pendek.
neurontransmitter yang dikeluarkan dari preganglionic adalah
adalah asetilkolin kemudian postganglionic aksonnya agak panjang,
badan selnya ada di ganglion, biasanya ganglion terletak dekat
dengan sumsum tulang belakang, kemudian neurotransmitter
yang dilepaskan postganglionic adalah norepinefrin. Ganglion
dekat sistem saraf pusat. Respon yang muncul yaitu fight or
flight/stimulus/ adrenalinnya naik pada tubuh kita.

Sedangkan untuk parasimpatetik preganglionicnya lebih


panjgang, badan selnya di batang otak, neurotransmitter yang
dilepaskan preganglionic sama ya, asetilkolin, kemudian
postganglionic lebih pendek berada pada target organ, badan
sealnya terdapat didalam ganglion, kemudian
neurontransmitternya yang dilepaskan postganglionic adalah
asetilkolin. Respon yang muncul jika distimulasi yaitu “rest and
digest” yaitu istirahat dan pencernaan.

Nah berikut merupakan perbedaan efek dalam sistem


saraf otonom yaitu simpatetik dan parasimpatetik
Pada simpatetik ada denyut jantung, kontrakdilitas. lalu
bronkodilatasi yaitu pelebaran dari bronkus sehingga nafas
menjadi lebih lega. Stimulasi glikogenolisis hepatic, glikogenolisis
merupakan pemecahan glikogen menjadi glukosa untuk membantu
pembentukan energi, dan ada juga pengeluaran glukosa. Kemudian
ada BMR atau body metabolic rate/kecepatan metabolisme tubuh
misalnya pada pencernaan, peningkatan kekuatan otot tetapi tidak
untuk menggunakan otot sesuai kendali kita melainkan reflex dari
sistem saraf otonoom ini sendiri. Ada juga contoh telapak tangan
berkeringat, kemudian menurunkan beberapa proses di dalam
tubuh seperti pencernaan, karena pencernaan yang menstimulasi
lebih ke parasimpatetik, kemudian mengontrol ejakulasi pada pria.
kemudian sistem parasimpatetik lebih ke digestionnya atau
pencernaannya. dia akan menstimulasi saluran pencernaan/
gastrointestinal sehingga proses pencernaan bisa berlangsung
lancar mulai dari sekresi berbagai enzim pencernaan yang
dibutuhkan. kemudian pergerakan di saluran pencernaan, ada juga
menurunkan tekanan darah, menurunkan denyut jantung, dan
mengontrol ereksi pada pria

Sistem saraf simpatetik bersifat katabolic yaitu melepas


energy -> aktivasi respon fight or flight

Sistem saraf para simpatetik bersifat anabolic yaitu


mengumpulkan kembali energy terjadi pada saat istirahat->
mengembalikan kepada kondisi semula

Kemudian kita lanjut kebagian neourotransmitter yang berperan

Neurotransmitter ini sangat diperlukan untuk memahami


mekanisme aksi dari obat-obatannya, Karen obat-obattannya
yang mempengaruhi transmisai dari neurontransitter ini.

Asetilkolin -> saraf yang mentransisikan asetilkolin yaitu saraf


kolinergik -> terdiri dari semua saraf preganglionic baik
simpatetik maupun parasimpatetik, kemudian juga semua saraf
postganglionic di parasimpatetik juga merupakan saraf kolinergic
dan serta beberapa saraf postganglionic sistem simpatetik

Norepinefrin -> saraf adrenegik -> berupa sebagian besar saraf


postganglionic pada saraf simpatetik
Dari gambar tersebut, gambar A adalah secara umum dari
sistem saraf otonom, nah di sinapsisnya atau di pertemuannya
antara preganglionic neuron dan postganglionic neouron, kemudian
postganglionic neuron dan sel-sel efektor ada celah sinaps-nya
yang digunakan untuk mentransisikan atau mengeluarkan
neurotransimtternya, jadi neurotransmitter dilepas dari
preganglionic kemudian ditangkap oelh badan sel postagnlionic,
sama halnya dengan perilaku sinaps dari postganglion menuju sel
efektor dengan adanya suatu reseptor.

Untuk gambar B dan C yaitu perbedaannya simpatetik dan


parasimpatetic.
Pada gambar b → preganglion lebih pendek dari
postganglion, bisa dilihat dari gambar, kemudian preganglion
merupakan saraf kolinergic yang akan dilepaskan/di tangkap ke
postganglion yaitu asetilkolin, kemudian postganglionic umumnya
adalah saraf adrenergic yang akan mengeluarkan norepinpefrin/
noradrenalin kemudian ditangkap oleh adrenoreseptor yang ada di
sel-sel efektor.

Pada gambar c→ preganglionic lebih panjang dari


postganglionic, temen-temen bisa liat dari gambar C itu warna garis
postganglion sama dengan preganglion, garisnya warna biru semua,
nah ini menunjukan jenis sarafnya, jika biru dia kolinergik →
mengeluarkan asetilkolin, sedangkan warna merah dia adrenergic
→ mengeluarkan norepinefrin,

Nah kenapa pada parasimpatetik warna keduanya biru? jadi


keduanya umumnya merupakan saraf kolinergik jadi dia akan
mengeluarkan asetilkolin dicelah sinaps dan kemudian ditangkap
reseptor adrenergic yang kemudian di kenal dengan istilah
kolinoreseptor, bisa berupa muskarinik reseptor/nicotinic
reseptor, nanti bisa dibahas lebih lanjt dibelakang.

Nah berikut merupakan reseptor-reseptornya untuk suatu


neurotransmitter bisa bekerja pada organ-organ targetnya. maka
di postganglionic itu saat dikeluarkan neurotransmitternya dia
harus berikatan deangan suatu reseptor yang berada di sel efektor
tersebut, tiap jenis saraf memiliki reseptor yang berbeda,

Untuk cholinoreseptor(menaangkap reseptor asetilkolin)


ditabel ada contoh-contohnya, dibagi menjadi 2 besar yaitu
reseptor nikotinik atau yang berhuruf N tersebut kemudain
reseptor muskarinik / yang berhuruf M tersebut
Di table tersebut ada lokasi reseptor, misalnya nya di
jantung jenis reseptor yang banyak yaitu reseptor M2, jadi misal
saraf kolinergic yang ke jantung maka asetilkolinnya akan
ditangkap suatu reseptor dijantung namanya muskarinik 2. Sisanya
dibaca sendiri yah.
Nah gambar diatas merupakan gambaran dari transmisi
neurontransmitternya

Jadi ini adalah celah sinapsnya, kalau tadi kolinergik yang


mengeluarkam asetilkolin, nah ini misalnya parasimpatetik ada
postganglion kemudian dia akan pergi ke organ targetnya, nah
disitu ada celah sinaps kemudian kalau kita perbesar celah
sinapsnya maka akan terlihat dibagian bawah , yg mana sih gatau.
Ini adalah postganglionicnya, ujung dari postganglionic, kemudian
yang bawah adalah sel targetnya, kemudian kalau kita lihat ini sel
targetnya sudah ada reseptor-reseptornya kalau dia kolinergic
berarti reseptornya kalau bukan nikotinik ya muskarinik. Nah
di ujung postganglionic akan mengeluarkan asetilkolin(Ach)
kemudian tergantung lokasinya ada dimana kemudian akan
berikatan dengan reseptornya kemudian akan melakukan berbagai
fungsinya yang menghasilkan efek yang tadi sudah dijelaskan.

Biasanya selain berikatan dengan reseptor di sel target,


kemudian juga ada yang di kembalikan lagi ke postganglionic
biasanya diperantarai oleh suatu enzim, di gambar tersebut
namanya enzim asetilcholine esterase, enzim ini membreakdown
asetilkolin menjadi asetilkolin dan asetat dan dikembalikan lagi ke
postganlionic dan digunakan untuk memproduksi asetilkolin kembali

JIKA MASIH BINGUNG SILAHKAN VIDEONYA DITONTON


ULANG-ULANG YA! ☺
Kemudian adrenoreseptor yaitu reseptor-reseptor yang
mengikat norepinefrin/noradrenalin pada saraf-saraf adrenergic,
untuk adrenoreseptor dibagi menjadi alpha dan beta

Nah ini merupakan reseptor dan lokasi reseptor


Jika dilihat secara umum reseptor alpha banyak efek
vasokonstriksi itu artinya kontriksi dari pembuluh darah yang
menyempit/meregang yang merupakan efek dari stimulasi reseptor
alpha, sedangkan untuk reseptor beta ini ada beberapa efek yaitu
initropic dan chronotropic ini terkait dengan otot jantung misalnya
peningkatan denyut jantung diperantai oleh reseptor beta 1 dia
paling banyak di jantung, kemudian kalau beta 2 paling banyak ada
di saluran pernafasan dan saluran pencernaan, walaupun tetap ada
di jantung tapi tidak sebanyak reseptor beta 1, nah efeknya yaitu
relaksasi, vasodilatasi >< vaskokontriksi kebalikan dari reseptor
alpha tadi , kemudian untuk reseptor beta 3 hanya terdapat di
jaringan adipose ini yang terkait dengan lemak misalnya
lipolisis(perombakan lemak di sel-sel adipose)

Nah ini gambaran untuk transmisi norepinepfrin atau pada


saraf adrenergic sama seperti koninergik tadi,
ini akan didetailkan pada pertemuan berikut.

Nah tadi kita sudah mempelajari sistem saraf yang terjadi dari

bagaimana alurnya, efeknya, kemudian ada gangguan

Jadi ada presinapsnya, celah sinapsnya, kemudian ada sel


efektornya, jadi jika kita lihat ini adalah presinapsnya kalau di
saraf otonom tadi dia ada dipostganglionic tadi ya, khususnya yang
di saraf simpatetik itu jenisnya adalah saraf adrenergic jadi dia
mengeluakan norepinefrin, ada stimulus-stimulus tertentu di
presinaps sehingga akan menstimulasi pengeluarakn norepinepfrin
kemudian norephneprin akan diangkat oleh reseptor-reseptornya
ya, entah itu reseptor alpha atau beta tergantung lokasinya ada
dimana lalu kemudian akan menimbulkan berbagai efek tadi, ini
sudah ada gambaran tentang kerja obat-obattan yang sifatnya ada
yang agonis dan antagonis pada berbagai reseptor ini, termasuk ada
obat-obattan yang berpengaruh terhadap pengeluaran
norepineprhin dari presinaps, tidak hanya obat-obattan yang
berpengaruh terhadap reseptornya. ini akan didetailkan pada
pertemuan berikut.

Nah tadi kita sudah mempelajari sistem saraf yang terjadi


dari bagaimana alurnya, efeknya, kemudian ada gangguan.

GANGGUAN PADA REGULASI SSO

Gangguan regulasi SSO dapat berasal dari gangguan di SSO


maupun SS tepi (SST), penyebab paling umu pada gangguan SSO
sebagai berikut :
➢ Neuropati Perifer ada gangguan saraf di sistem saraf tepi
dialami oleh pasien diabetes. salah 1 komplikasinya adalah ada
gangguan pada SST, makanya pasien diabetes sering mengalami
gejala kesemutan, bisa juga karena penuaan, misalnya
rangsangannya lambat, tranmisi neourotransmitternya tidak
lancar, organ-organ sudah mulai degenerasi, kemudian penyakit
Parkinson yaitu gerakan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik
sering tremor, itu gejala Parkinson.
➢ Neuropati Autoimun karena penyakit autoimun, ada
autropi/sel-sel mengecil/ada kegagalan pada SSO, gangguan
sumsum tulang belakang, gangguan obat-obattan dan juga
gangguan neuromuskular yaitu gangguan saraf otot,

Efek dari gangguan SSO-> mulai dari yang paling simple, rinoria
terjadi ketika flu, hingga fatal seperti gagal jantung

AUTONOMIC PHAARMACOLOGY
Merupakan serangkaian agen farmakologi yang di indikasikan
mengembalikan homeostastis tubuh melalui sistem saraf otonom.
Terdpat 4 kategori utama obat dalam farnakologi SSO
➔ Cholinometics/cholinesterase antagonist
➔ Anticholinergics
➔ Adrenoreceptor agonists/symphathomimetics
➔ Adrenoreceptor antagonists

Dilihat dari nama-namanya ada yang menstimulasi dan


menghambat, Mimetics artinya menyerupai , ada yang agonis yaitu
menstimulasi, ada yang antagonis yang nanti menyebabkan efek
yang berkebalikan , lalu dari nama depannya ada choline yang
berarti di kolinergik, jika adreno berarti saraf saraf
adrenergic. Ada 2 prinsip utama dalam peran farmakololgi, yaitu

Yang pertama prinsip agonist/mimic yaitu menstimulasi atau


meningkatkan kerja, agonist: menstimulasi, mimic: menyerupai.

Umumnya ada sistem saraf yang ke organ tertentu,


kemudian melepaskan neurotransmitter lalu neurotransmitter
akan meningkatkan aktivitas organ yang dipengaruhi, kalau
misalnya ada suatu obat yang meningkatkan pelapasan
neurotransmitter dengan cara bekerja pada reseptor
neurotransmitter maka dia akan bisa meningkatkan aktvitas dari
organnya juga.

Mimic -> meningkatkan aktvitas organ yang diperantai SSO/


meningkatkan pelepasan pada neurotransmitter tersebut.
Yang kedua yaitu antagonist/ blocking, jadi kalau ada obat
yang memblok reseptor dari neurotransmitter maka efeknya yaitu
obatnya akan menurunkan aktivitas obat yg menjadi target aksi.
Antagonis bisa menurunkan efek utama atau menimbulkan efek
yang berkebalikan.

Berikut contoh dari obat-obat yang masuk kategori tadi


Dosen : Nurul Maziyyah, M.Sc., Apt
Editor : Nariswari Cahya Ardani
Tanggal : Jumat, 24 April 2020

Obat-Obat Pada Sistem Saraf Otonom


Part II

OUTLINE

Review SS otonom
Parasimpatomimetik
Parasimpatolitik
Simpatomimetik
Simpatolitik
CHOLINORECEPTORS → ASETYLCHOLINE

ADRENORECEPTORS → NOREPINEPHRINE
AUTONOMIC PHARMACOLOGY

Merupakan serangkaian agen farmakologi yang diindikasikan untuk


mengembalikan homeostasis tubuh melalui sistem saraf otonom.
Terdapat 4 kategori obat dalam farmakologi SSO :
➢ Cholinomimetics/ Cholinesterase antagonists/
parashympathomimetics
➢ Anticholinergics/ parashympathomimetics
➢ Adrenoreceptor agonists/ sympathomimetics
➢ Adrenoreceptor antagonist

CHOLINOMIMETIC

Nama lain = Agonis kolinergik atau parasimpatomimetik. Efek


utama adalah stimulasi sistem saraf parasimpatetik dengan
berbagai mekanisme aksi. Dibedakan menjadi 2 macam yaitu agonis
langsung (direct agonists) dan agonis tidak langsung (indirect
agonists)
• Direct agonists → menyerupai (mimic) kerja asetilkolin, jadi
dia langsung berikatan dengan reseptor asetilkolin
• Indirect agonists → menghambat kerja suatu enzim
asetilkolinesterase yang berfungsi membreakdown
asetilkolin, jika kerjanya dihambat, harapannya asetilkolin
menimgkat.
Berikut adalah gambarannya antara direct & indirect

Presinaps Postsinaps

ACh: Asetilkolin yg bundar itu pre sinaps yg panjang itu post


sinaps, presinaps mengeluarkan neurotransmitternya berupa
asetilkolin, lalu reseptornya mengikat neurotransmitter di
postsinaps.

Kemudian kerja dari direct-acting parashympatomimetic


yaitu langsung menyerupai asetilkolin, maka obat ini dicelah sinaps
dia akan langsung berikatan langsung dengan asetilkolin hingga
kemudian emnyebaban berbagai efek, sedangkan untuk inderect
mekanisme nya tidak lngsung berikatan dengan reseprotr
asetilkolin, tapi dia menghambat fungsi kerja ACHE, sehingga
tidak terjadi perombakan asetilkolin menjadi kolin dan asetat,
dampaknya asetilkolin dicelah sinaps menjadi lebih banyak karena
tidak ada/sedikit sekali yang dirombak menjadi kolin dan asetat ,
jika ach bnyk dicelah sinaps maka akan semakin banyak dan semakin
lama bisa bekerja/berikatan dgn reseptor di organ target.
D: obat agonis kolinergik (direct) /parashympatomimetic
AChE: Enzim asetilkolinesterase
DD: obat agonis kolinergik (indirect)

➢ Choline esters contoh obat-obatnya yaitu methaholine,


carbachol, bethacholine
➢ Alkaloids contoh obatnya yaitu pilocarpine
➢ Cholinesterase contoh obat yang revesible yaitu
physostigmine, neostigmine, pyridostigmine, ireversible
contohnya yaitu organophosphates -> lebib sering digunakan
untuk insektisida bukan untuk manusia

DIRECT CHOLINERGIC AGONISTS

langsung berikatan dengan reseptor asetilkolin dengan


enyebabkan efek-efek seperti asetilkolin
bekerja pada reseptor muskarinik/nikotinik (seperti halnya
asetilkolin) untuk menghasilkan efek parasimpatetik
Choline esters: bethanechol tidak bisa dirombak oleh
asetilkolinesterase berbeda dengan asetilkolin yang memiliki
tempat untuk dirombak asetilkolinesterase obat ini tidak cepat
rusak karena dia bisa menghindari proeses hidrolisis yang ada
di enzim Aasetilkolinesterase , carbachol, methacholine ini
adalah turunan asetilkolin
Alkaloid: pilocarpine, kemudian ada pilocarpine ini contoh yang
alkaloid tapi dia punya efek seperti asetilkolin
Kemudian ada perbedaaan carbachol bethanol dan pilocarpine

Terkait dengan kemampuannya untuk berikatan dengan


Ache, carbacol itu bisa berikatan dengan ach tapi lemah, kalau
bethanechol dan pilocarpine tidak bisa dihidrolisis oleh AchE
Kemudian carbachol bisa ke reseptor muskarini maupun nikotinik
menghasilkan efek antara keduanya, lalu bethanechol dan
pilocarpine ini bisa kereseptor muskarinik.

Kemudian kegunaan carbachol dan pilocarpine lebih ke


mata/glaucoma, kalau bethanechol untuk retensi urine/susah
urinasi Kemudian untuk aspek ke SSP yang bisa masuk SSP hanya
pilocarpinenya

Kemudian efek samping untuk obat-obat


parasimpatomimetik -> diare, diaphoresis / keluar keringat
ber;lebih, miosis krn pilocarpine, kemudian mual dan juga tidak bisa
menahan buang air kecil kususnya yang bethanechol kemudian jika
ada efek samping, efek samping dari bethanechol ini adalah
kebalikannya bisa menyebabkan urinenya cepat keluar/urinari
urgensi

INDIRECT CHOLINERGIC AGONISTS ->menghambat enzim


AchE
Bekerja dengan cara inhibisi kerja enzim
asetilkolinesterase di celah sinaps sehingga menghambat hidrolisis
dari asetilkolin → meningkatkan kadar asetilkolin di sinaps →
stimulasi reseptor kolinergik → stimulasi efek parasimpatetik
➢ Reversible: physostigmine, neostigmine, rivastigmine,
donepezil, galantamine. Jika dihentikan kerja enzimya dapat
kembali lagi. Pada revesible, dia agak lemah mengikat
enzimnya
➢ Irreversible: ecothiophate, parathion, malathion, kerja
enzim di ireversible agak sulit agar dapat balik lagi, pada
ireversible ikatannya kovalen jadinya agak susah untuk
dilepas sehingga lebih poten untuk menghambat kerja dari
enzim Ach
➢ Ket:ireversible dan reversible ini terkait bagaimana dia
menghambat enzimnya
Kemudian pada
gambar ada enzim AchE pada
garis yang hitam tersebut
lalu Ach keluar dari
presinaps ke celahsinap bisa
di breakdown/dipecah oleh
asetat dan kolin oleh enzim
AchE, nah obat-obat indirect
cholinergik agonis ini
contohnya yaitu
echothiophate, edrophonium.
Neostigmine. Physostigmine
beberapa obat ini bekerja
dengan menghambat enzim
AchE sehingga tidak terjadi
perombakan menjadi asetat dan kolin, akibatnya ach di celah sinap
menjadi banyak dan bisa menstimulasi efek-efek parasimpatetik.
Nah kemudian verikut untuk membedakan cara kerjanya

Nah dari tabel tersebut pada inhibitor medium


kebanyakan obat-obatnya bersifat reversible sedangkan pada
inhibitor long kebanyakkan obat-obatan yang bersifat irreversible.
Nah kemudian ada tabel dibawah berikut ini terkait dengan
indikasi dari obat-obat indirect parasimpatomimetic
Nah yang perlu di perhatikan pada penggunaan indirect
cholinomimetics adanya toksisitas dari antikolinosterase

ANTICHOLINESTERASE TOXICITY

Umumnya disebabkan oleh golongan organofosfat yang


bersifat irreversible dalam menghambat AChE Penggunaan:
senjata nerve agents seperti sarin untuk perang ini punya efek
yang mematikan seperti kesulitan bernafas karena otot-otot
pernapasannya terganggu oleh organofosfat, kejadian keracunan
atau bunuh diri seperti penggunaan insektisida.

Efek toksik → cholinergic crisis dimana terjadi aktivitas yang


berlebihan baik padaa aktivitas muskarinik dan nikotinik
Kemudian ini adalah contoh gejala gejala yang muncul saat krisis
kolinergik

A. Reaktivasi AChE dengan Pralidoxime (2-PAM)


Mekanismenya sebagai berikut
✓ Berkompetisi dengan organofosfat dalam mengikat enzim
AChE → regenerasi enzim agar bisa aktif Kembali untuk
merobak Ach
✓ Hanya saaja perlu diperhatikan hanya efektif jika alkilasi
enzim belum lama Terjadi, artinya efek dari
organofosfatnya masih sangat awal , ini baru bisa dilakukan
deaktivasi ACHe tapi kalau sudah beberapa lama maka
biasanya sudah tidak bisa dikembalikan lagi karena kita
sudah tau tadi untuk organofosfat termasuk ireversible jadi
kalau sudah tertutup atau sudah dihambat enzimnya maka
akan sulit atau bahkan tidak bisa balik lagi untuk bekerja.
✓ Efektif mengembalikan efek perifer dari muskarinik dan
nikotinik ke kondisi normal (tidak efektif untuk efek pada
SSP)
✓ Tidak dapat mengatasi toksisitas karena reversible
anticholinesterase seperti physostigmine

Gambar di bawah merupakan mekanisme dari PAM ini


B. Terapi Lain

✓ Atropin → digunakan untuk menghambat efek samping


muskarinik seperti sekresi saliva, bronkokonstriksi dan
bradikardi
✓ Diazepam → menurunkan konvulsi
✓ Terapi suportif → menjaga jalan nafas, suplementasi
oksigen, bantuan pernafasan
Jika dilihat untuk obat-obat antikolinosterase ini banyak pada
salurn pernapasan
Kemudian ini adalah rangkuman untuk agonis kolinergik atau
parasimpatomimetic
ANTICHOLINERGIC -> akan punya efek menghambat

Disebut juga agen parasimpatolitik/menurunkan efek dari


parasimpatetic
Merupakan agen yang memblok aksi dari asetilkolin
kebalikan dari parasimpatomimetic pada reseptor sistem
saraf parasimpatetik di sel-sel otot polos, kelenjar dan
sistem saraf pusat
Dapat dibagi menjadi antikolinergik dari bahan alam
(natural), semisintetik dan sintetik
Kemudian adalah pembagiannya dalam tabel berikut
ADRENORECEPTOR AGONISTS
❖ Ini terkair dengan saraf adrenergic
❖ Disebut juga agen simpatomimetik
❖ Merupakan agen yang dapat menyerupai dan/atau
menyebabkan efek stimulasi pada sistem saraf simpatetik
❖ Direct -> langsung
❖ Non selektif bisa agonis pada alpha 1, alpha 2 dsr
❖ Indirect -> menghambat reuptake dari epineprin, kemudian
ada yang mnestimulasi sekresi dari neurotransmitternya
Nah kemudian ada gambar dibawah, dari gambar tersebut
bagaimana kita bisa membedakan yang direct dan indirect
Nah pada indirect, dilihat
dari gambar disini ada reseptor yang
digunakan untuk reuaptik jadi
norepinefrin yang sudah ada di celah
sinaps selain ada yang pergi ke
reseptor di postsinaps juga akan ada
yang kembali lagi untuk di reuptik di
presinaps, jika dia masuk ke indirect
action ada yang menghambat disitu ,
Kemudian ada juga obat yang bisa ke
beberapa aksi .

Kemudian dibawah ini adalah review terkait efek dari stimulasi


beberapa reseptor adrenergic
Berikutnya ditabel bawah ini ada beberapa contoh obat dan
indikasinya
Untuk obat-obat simpatomimetic
ADRENORECEPTOR ANTAGONISTS

Disebut juga agen simpatolitik-> menghambat efeknya ->


menghambat reseptor adrenergic
Merupakan agen yang dapat menghambat dan/atau
menyebabkan efek inhibisi pada sistem saraf simpatetik
BETA ANTAGONIST -> ada yang selektif dan non seleif
kalau selektif dia hanya mengikat 1 reseptor saja
Kmudian pada gambar kiri yaitu perbedaan antara selektif dan
non selektif
REVIEW

Untuk obat-obat SSO dibagi menjadi 4 kategori besar yaitu


Agonis kolinergik / parasimpatomimetic
Antikolinergic/parasimpatolitik
agonis adrenergic/simpatomimetic
antagonis adrenergic/simpatolitic

Jadi tinggal disesuaikan dengan nama , maka akan


memperlihatkan bagaimana efeknya, kalau dia parasimpatomimetic
maka dia akan menyerupai/menstimulasi sistem saraf
parasimpatetik, kalau parasimpagolitik berarti dia akan
menghambat atau memblok kerja adari para simpatetik,
kemudian kalau simpatomimetic dia menyerupai/mensitmulasi
kerja sistem saraf simpatetik, kalau simpatolitik dia akan
memblok/menghambat kerja dari sistem saraf simpatetik

Biasanya yg dibagi direct dan indiriect yaitu yang agonis baik


agonis kolinergic/parasimpatomimetic atau agonis
adrenergic/simpatomimetic,
kalau direct -> obat langsung mengikat reseptornya
indirect -> tidak langsung bekerja pada reseptor , tapi bekerja
dengan menghambat enzim-enzim tertentu yang efeknya akan
mengurnagi sistem saraf simpatetik maupun sistem saraf
parasimpatetik

kemudian untuk kolinergik -> banyak terkait dengan ach ->


kalau agonis meningkatkan kerja ach -> kalau antagonis
menurunkan kerja ach kalau simpatetik/adrenergic banyak
berkaitan dengan reseptor alpha dan beta, kalau yang simpatetik
dia meningkatkan reseptor alpha dan beta, kalaiu simpatolitik dia
menurunkan atau menghambat kerja dari reseptor alpha dan
beta.
Bab VI
Dr. Zulkhah Noor, Apt

Butuh sebuah keberanian


untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa
yang kuat untuk menyelesaikannya

Jessica N.S. Yourko


Dosen : Dr. Zulkhah Noor, Apt
Editor : Salwa Dwi Agustin S.
Tanggal : Kamis, 09 April 2020

Sistem Saraf Pusat dan Otonom

OTAK
• Otak manusia diperkirakan terdiri atas : 100 bilyun sel saraf
(neuron) dan 1 trilyun sel penyokong saraf (neuroglia).
• Berat rata-rata otak : ± 1.400 g (2% BB)
• Pusat pengaturan seluruh aktivitas tubuh, antara lain : pusat
persepsi (mengartikan informasi sensoris), pengatur gerakan
(motoris), penyimpan memori, pengatur sekresi hormonal,
pengatur perilaku, pengatur kardiovasa dan respirasi,
termoregulasi, pusat muntah, haus, lapar, pusat refleks kranial.
• Tingkat otak lebih rendah
Hampir semua kegiatan bawah sadar tubuh diatur di daerah
otak yg lebih rendah : medulla oblongata, Pons, Mesensephalon,
Hipotalamus, Talamus, Cerebellum dan ganglia Basalis.
• Tingkat otak lebih tinggi (Tingkat kortikal)
Merupakan pusat sadar, tapi beberapa daerah kortex cerebri
tidak langsung berhubungan dengan fungsi sensoris/motoris
sistem saraf. Daerah ini disediakan untuk proses berpikir yang
lebih abstrak, tapi mempunyai hubungan saraf langsung dengan
daerah otak lain maupun yg lebih tinggi.
Gross anatomy
• the cerebrum -otak besar- (lapisan kortikal substansia abu-
abu, soma saraf),
• the cerebellum (atau "otak kecil" di bagian belakang otak,
posteriorly),
• the corpus collosum (bundel tebal berupa saluran substansi
putih yang menghubungkan kedua belahan otak, akson saraf),
• the brain stem -batang otak- (tangkai yang menghubungkan
sumsum tulang belakang dengan otak besar dan otak kecil),
• the basal ganglia ( terdiri dari nukleus caudate, putemen,
globus pallidus)
• the thalamus (persimpangan antara batang otak dan otak
besar),
• the hypothalamus (daerah inferior dan anterior thalamus),
• the hippocampus and the amygdala (nuklei di dalam otak, tidak
terlihat dari permukaan
Hemispheres
2 sisi otak: Lobus hampir simetris kiri dan kanan: Lobus frontal,
parietal, temporal, dan lobus oksipital
Lobus Frontal
• Area meluas dari sulkus sentral ke batas anterior otak.
• Berisi korteks motorik dan korteks prefrontal.
• Bagian posterior (bagian terjauh) disebut precentral gyrus, dan
dikhususkan untuk mengendalikan gerakan halus

Lobus Parietal
• Terletak di antara lobus oksipital dan sulkus sentral, salah satu alur
terdalam di permukaan korteks.
• Wilayah ini memproses informasi sensori tubuh termasuk
sentuhan, informasi dari reseptor peregangan otot dan reseptor
sendi.
• Tepat di belakang sulkus sentral disebut girus postcentral atau
daerah somatosensor primer yang berisi homunculus sensorik kulit.

Lobus Temporal
• Terletak lateral di setiap belahan otak, dekat pelipis.
• Ini adalah area kortikal utama untuk informasi yang berasal dari
telinga dan organ vestibular, dan terlibat dengan beberapa aspek
penglihatan yang kompleks (mis., Persepsi pola dan wajah yang
kompleks).

Lobus Occipital
• Terletak di bagian belakang, ujung caudal korteks.
• Area target utama untuk akson dari inti thalamus yang menerima
input dari jalur visual.
• Ini berisi korteks visual primer

Basal Ganglia
• Ganglia basal adalah kelompok neuron diposisi subkortikal. Terdiri
nukleus kaudat us, putamen , dan globus pallidus.
• Nukleus caudate dan putamen bersama-sama membentuk corpus
striatum atau striatum.
• Globus pallidus mengandung lebih banyak serat mielin daripada
striatum yang berdekatan (putamen) dan karenanya, warnanya lebih
ringan.
• Globus pallidus dan putamen bersama-sama membentuk massa
berbentuk lensa yang disebut inti lenticular atau lentiform.
• nukleus kaudatus adalah kelompok soma saraf berbentuk C
memanjang, yang membungkus di sekitar batas atas dan lateral
ventrikel lateral. Putamen terletak lateral globus pallidus.

• Fungsi Ganglia Basal


o Membantu memulai dan mengakhiri gerakan: perhatian memori,
perencanaan, aktivitas sistem limbik pada pengaturan emosi dan
perilaku
o Putamen : antisipasi aktivitas tubuh
o Nucleus caudatus: gerakan mata
o Globus pallidus: tonus otot
o Degenerasi substansia nigra, putamen, dan nukleus caudatus :
Parkinson

Cerebellum
• Memproses informasi sensorik: proprioception, keseimbangan
• Mengkoordinasikan aktivitas otot.
• Berperan dalam koordinasi membentuk keseimbangan dan
kesetimbangan.
a. Seperti wasit dalam proses motor
o Memproses informasi sensorik
o Mengkoordinasikan aktivitas otot
o Melibatkan keseimbangan dan keseimbangan yang terkoordinasi
b. Organisasi fungsional
1. Vestibulocerebellum
2. Spinocerebellum
3. Cerebrocerebellum

Brain stem (Midbrain, Pons, and Medulla oblongata)


a. Pusat untuk banyak refleks involunter
b. Otak tengah adalah stasiun relay
c. Bagian batang otak penting dalam homeostasis
1) Pons
2) Medula
3) Sampaikan input sensorik ke dan dari motorik otak
4) Saraf kranial menginervasi batang otak dan pusat-pusat yang
lebih tinggi

Sistem aktivasi otak: Substansi


retikuler pons dan mesensefalon
• Sinyal perifer - mengaktivasi sistem
retikuler – thalamus - menyebar ke
korteks
• Sel di area aktivasi sistem terikuler
(cholinergic neuron) - menjalar
progresif ke thalamus korteks
• Sel di area inhibitory (serotonergic
neuron); sistem control
Kontrol neurohormon aktivitas otak
• Sistem norepinefrin: locus cerulus: eksitatory untuk
aktivitas, REM
• Sistem dopamin (substansia nigra: eksitatory dan inhibitory
kontrol gerakan/respon
• Sistem serotonin (nuklei raphe): inhibitory kontrol nyeri,
tidur
Medula oblongata
1) Pengaturan respirasi, frekuensi denyut jantung, dan tekanan darah.
2) Medula oblangata: pusat vital mengontrol sirkulasi jantung, paru.
Kalau rusak : mati
• Aferan datang dari reseptor-reseptor visera, efektor: somatik dan
visceral
• Pusat refleks : menelan, batuk, bersin dan muntah adalah refleks
yang diintegrasi di medula oblangata
Diencephalon

• Terdiri dari thalamus dan hipotalamus


• Juga mengandung kelenjar pineal
• Thalamus memiliki beberapa nuklei dan digambarkan sebagai
stasiun pemancar untuk sinyal dalam perjalanan ke korteks
serebral
• Hipotalamus berisi pusat dorongan perilaku dan homeostasis
• Fungsi vegetatif: lapar, haus, tek.darah, penyimpanan air, suhu,
hasrat emosional dll
• Ia mengontrol fungsi endokrin dan otonom – Menerima informasi
dari berbagai sumber
Hipotalamus

System Limbic
• Bagian atas batang otak dan corpus callusum (struktur melingkar
garis dalam serebrum dan alas diencephalon),
Terdiri : gyrus cingulate, gyrus parahippocampal, gyrus dentatus,
amygdala, septal nuklei of serebral gyrus, mammilary body of
hypothalamus, nuclei anterior and medial of hypothalamus, bulbus
olfactory, fornix, striae terminalis, striea medularis, medial
forebrain bundle, mammillothalamic
• Fungsi Sistem Limbik
o Disebut” Emotional Brain”
o Berperan penting dalam pembentukan rentang emosi termasuk
nyeri, kesenangan, kejinakan, kasih sayang, cinta, dan marah
o Rangsangan tertentu pada sistem limbik menghasilkan hal-hal
diatas
o Kucing dirusak amygdala dan sebag hipotalamus : badan
memanjang, ekor naik, mata melebar, mendesis, salivasi.
o Kerusakan amygdala : hilang keberanian dan agresivitas
Bersama serebrum berfungsi memori
• Fungsi Perilaku dari Hipotalamus
Hipotalamus merupakan jaras keluaran utama sistem limbik:
1. Hipotalamus lateral: haus, lapar, marah, ingin berkelahi
2. Nuklei ventromedial: kenyang dan tenang
3. Zona tipis nuklei paraventrikular: takut dan reaksi terhukum
4. Sebagian besar anterior dan posterior hipotalamus: dorongan
seksual

Sistem limbik: kepuasan (ganjaran) dan antipati (terhukum)


• Pusat kepuasan:
o Poten: sepanjang rangkaian berkas bagian medial otak depan:
nuklei lateral dan ventromedial hipotalamus---poten
o Kurang poten: septum, amigdala, are tertentu talamus dan
ganglia basalis
• Pusat hukuman: area kelabu dikelilingi aquaductus sylvii
mesensefalon menyebar ventrikuler hipotalamus dan talamus
Marah
• Rangsangan periventrikular atau lateral hipotalamus pada
binatang: sikap pertahanan diri, keluar cakar, mengangkat ekor,
mendesis, meludah, menggeram, bulu berdiri, mata/pupil melebar
• Dicegah dengan aktifnya pusat kepuasan dan ketenangan/kejinakan

Amigdala
• Jendela utama sistem limbik
• Pada hewan erat dengan olfaktori
• Menerima sinyal dari semua bagian korteks limbik & menjalarkan ke
a. Area kortikal yang sama
b. Hipokampus
c. Septum
d. Talamus
e. Hipotalamus

Efek perubahan: tekakan darah, denyut jantung, motilitas


gantrointestinal,defekasi/miksurisi, pupil, piloereksi,sekresi
berbagai hormon, gerakan involunter berkaitan dengan makan
Hipokampus
• Saluran tambahan sistem limbik
• Berhubungan dengan amigdala, hipotalamus, septum, korpus
mamilaria
• Rangsangan hipokampus: muncul berbagai pola perilaku, efek
psikimotor dan halusinasi
• Kerusakan hipokampus : ketidakmampuan belajar (lokasi memori
primer)—menjalarkan ke area memori sekunder.

Korteks limbik
• Area asosiasi serebral mengatur perilaku
• Ablasi korteks temporalis: liar, dorongan seksual yang besar pada
yang tidak wajar, kehilangan rasa takut
• Ablasi korteks frontal orbital posterior: insomnia, gelisah, tidak
dapat duduk tenang
• Ablasi girus singulate anterior dan subkalosal: marah, ganas
melebihi normal
SSP pengatur Saraf otonom
• Korteks, tidak selalu berperan
• Medula : nukleus solitarius, mengintegrasikan informasi sensorik
dari organ internal dan mengkoordinasikan output
• Hipotalamus : Nukleus paraventrikuler (magnaseluler menghasilkan
ADH dan oksitosin, parvoseluler menghasilkan hormon pengatur
pelepasan hormon hipofisis, pengaturan otonom)
• Extra-hypothalamic
o Kontrol sympathetic terdiri neuron dari mesencephalon
dorsal (locus ceruleus) dan rostral and caudal ventrolateral
medulla (the A5 and A1 regions) dan neuron serotonin pontine
and medullary raphe nuclei.
o kontrol parasympathetic terdiri central nucleus dari
SISTEM SARAF OTONOM
1. Sistem saraf yang bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi
visceral tubuh (jantung, pembuluh darah, kelenjar, trak.digestivus,
dll).
2. Bekerja secara tak disadari (involunter), Aferen otonom membawa
impuls informasi dari organ-organ viscera menuju medula spinalis
dan otak yang umumnya hanya sampai sub kortikal (tidak sampai
korteks pusat kesadaran), sehingga sebagian besar informasi dari
viscera tidak disadari.
3. Impuls sensori tersebut akan menimbulkan respon otonom berupa
refleks otonom.
Contoh refleks otonom:
a. Makanan dalam mulut akan menimbulkan refleks kontraksi kel.
Saliva menyekresi saliva ke rongga mulut.
b. Urin meregangkan dinding vesica urinaria menimbulkan refleks
berkemih.
c. Rendahnya kadar O2 darah merangsang kemoreseptor di bulbus
aortikus dan karotikus, impuls menuju Medula oblongata
menimbulkan refleks peningkatan frekuensi denyut jantung dan
pernafasan.
d. Rendahnya tekanan darah akan merangsang baroreseptor di
bulbus aortikus dan bulbus karotikus, impuls menuju medula
oblongata pusat kardiovaskuler dan meningkatkan frekuensi
denyut jantung.
Berikan Contoh Refleks viscera lainnya!

Saraf Otonom:Pengaturan Tekanan darah dan air

4. Secara anatomi-fisiologis, serabut eferen otonom dibagi menjadi


dua, yaitu serabut saraf simpatis dan serabut saraf parasimpatis
5. Eferen otonom terdiri dari dua serabut saraf yang bersinaps,
sedangkan saraf motorik somatis terdiri hanya satu serabut
saraf.
Saraf motorik somatik vs otonom

PERBEDAAN ANATOMI SARAF SIMPATIS DAN PARA SIMPATIS


Translate !!!!
Aliran keluar kranial
• III – pupil menyempit
• VII – air mata, lender hidung, air liur
• IX – kelenjar liur parotis
• X (vagus n) – organ dalam dari thorax dan perut
• Merangsang kelenjar pencernaan
• Meningkatkan motilitas otot polos saluran pencernaan
• Menurunkan denyut jantung
• Menyebabkan penyempitan bronkus

Aliran sacral (S2-4) ; dari saraf-saraf splanknik(?) panggul


• Memasok setengah dari usus besar
• Memasok semua organ panggul (genitourinari)

!!!MAAP KALO SALAH ARTINYA!!!

SARAF SIMPATIS dan PARASIMPATIS

Kedua susunan saraf ini bekerja antagonis, bila salah satu sistem
menghambat fungsi tertentu yang lain justru menstimulasi.
Penerusan Impuls pada Saraf Otonom
• Pada saraf otonom, impuls disalurkan ke organ tujuan (efektor,
organ ujung) secara tidak langsung.
• saraf otonom dibeberapa tempat terkumpul di sel – sel gaglion
(kump.sel-sel saraf diluar SSP), dimana terdapat sinaps (celah
diantara 2 neuron).

• Neuron/saraf preganglioner : saraf yang meneruskan impuls dari


SSP ke ganglia.
• Neuron postganglioner : saraf antara ganglia dan organ ujung atau
efektor.
• Impuls dari SSP dalam sinaps diteruskan dari satu neuron ke
neuron lain secara kimiawi melalui neurotransmitter/
neurohormon.
Saraf Kolinergik / Parasimpatis :
• Bekerja dengan melepas neurotransmitter asetilkolin (Ach).
• Meliputi :
1. semua neuron preganglioner (baik dari saraf simpatis maupun
saraf parasimpatis).
2. neuron postganglioner parasimpatis/kolinergik.
• Ach adalah neurotransmiter pada ujung saraf motoris yang menuju
ke otot rangka/lurik.

Saraf Adrenergik / Simpatis :


• Bekerja dengam melepas neurotransmitter adrenalin /
noradrenalin (NA) di ujung sarafnya.
• Meliputi : neuron postganglioner dari saraf simpatis.
• Adrenalin / NA juga diproduksi oleh medulla adrenalis / cortex.
Metabolisme Neurotransmitter
• Untuk menghindari akumulasi neurotransmiter dalam tubuh &
terangsangnya saraf secara kontinyu, maka neurotransmiter
tersebut di-inaktivasi.
o Asetilkolin (Ach) diuraikan oleh enzim Asetilkolinesterase
(AChE) menjadi kolin & asetat (tidak berefek sbg
neurotransmitter lagi).
o Noradrenalin dan adrenalin mengalami demetilasi (dalam
darah) oleh enzim metiltransferase (COMT) dan deaminasi
(dalam hati) oleh monoamin-oksidase (MAO)
o MAO juga bertanggung jawab pada penguraian (metabolisme)
neurotransmiter yang lain yg aktif dalam SSP, yaitu
Catecholamin, misal : serotonin dan dopamin.
Pembagian Fungsi Sistem Saraf Pusat

SARAF SIMPATIS
• Secara umum berfungsi untuk menyiapkan respon siaga untuk
menghadapi situasi tang penuh tantangan. Respon spesifik dikenal
dengan “FIGHT OR FLIGHT RESPONS” (reaksi melawan atau
menghindar) merupakan respon tanda bahaya atau respon stress.
Baik melawan ataupun menghindar , keduanya memerlukan kekuatan
ekstra.

EFEK PERANGSANGAN SARAF SIMPATIS


1. Mata: dilatasi pupil dan pemusatan lensa untuk melihat jauh
2. Kelenjar tubuh: peningkatan sekresi kelenjar keringat dan
kel.apokrin di axila menjadi kental dan bau
3. Sistem Gastrointestinal (GI): merangsang saraf enterik usus
menurunkan peristaltik usus dan peningkatan tonus sfingter.
4. Jantung: meningkatkan seluruh aktivitas jantung (frekuensi
denyut jantung, kekuatan kontraksi) sehingga terjadi peningkatan
kardiak output dan peningkatan tekanan darah.\
5. Pembuluh Darah: vasokonstriksi pembuluh darah pada kulit,
ekstremitas, saliva, viscera, genitalia eksterna. Vasodilatasi
a.coronaria dan arteri ke otot rangka.
6. Paru: dilatasi lumen bronchus dan relaksasi otot bronchus
7. Kandung Kemih: menghambat konstriksi dinding VU dan kontraksi
sfingter.
8. Medula Adrenal diinervasi oleh serabut saraf simpatis
preganglioner (kolinergik). Jika terangsang akan meningkatkan
sekresi katekolamin (epinefrin dan norefinefrin)
Fungsi katekolamin sama dengan adrenalin sehingga efek simpatis
menjadi lebih kuat dan merata ke jaringan-jaringan tubuh

SARAF PARASIMPATIS
Fungsi umum adalah untuk pemulihan dan konservasi tenaga agar fungsi
normal tetap terjaga

EFEK RANGSANGAN PARASIMPATIS


1. Mata: konstriksi pupil, pemusatan lensa untuk melihat dekat.
2. Kelenjar Tubuh ( Kel. Nasalis, lakrimalis, Kel GI) meningkatkan
sekresi. Tak ada inervasi ke kel.keringat
3. Sistem GI: peningkatan seluruh aktivitas GI (peningkatan
peristaltik usus, relaksasi sfingter) akan mempercepat proses
pencernaan, absorbsi, pengeluaran/ pengosongan.
4. Jantung; menurunkan frekuensi dan kekuatan kontraksi sehingga
Cardiac output menurun dan menurunkan tekanan darah.
5. Pembuluh Darah : konstriksi a. coronaria,dan tak ada efek nyata
di pembuluh darah perifer.
6. Vesica Urinaria: kontraksi dinding VU dan relaksasi sfingter
Bab VII
Mega Octavia, M.Sc., Apt

Janganlah kehilangan rasa percaya diri, hanya


karena komentar jiwa-jiwa kecil yang iri
dengan kebaikan hidupmu

Mario Teguh
Dosen : Mega Octavia, M.Sc., Apt
Editor : Rizky Anita Fajarani
Tanggal : Kamis, 16 April 2020

Terapi Antidot

PENDAHULUAN

Antidotum berasal dari bahasa yunani artinya perlawanan.

Sedangkan Arti harfiahnya : Suatu senyawa/subtansi yang dapat

melawan aksi racun atau senyawa yang dapat mengurangi/

menghilangkan toksisitas suatu senyawa.

KERACUNAN ???

Masuknya zat racun ke tubuh baik melalui saluran cerna,

nafas, kulit dan mukosa yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan

bahkan sampai kematian.

Gejala keracunan dan pengakhiran aksi racun dapat berlangsung cepat

atau lambat. Keberadaan racun di dalam tubuh ditentukan oleh waktu

dan efektivitasnya.
Tambahan PISC :

Semua zat bisa menjadi racun bila diberikan pada dosis yang tidak
tepat bahkan obat pun bisa menjadi racun jika dikonsumsi melebihi
dosis terapinya. Air yang biasa kita minum juga jika dosisnya over
bisa menyebabkan keracunan. Durasi dari Gejala keracunan dan
berakhirnya aksi dari racun dapat berlangsung cepat atau lambat.
Cepat atau lambatnya aksi racun pada tubuh bergantung pada
beberapa hal : Jumlah zat racun yang masuk, jenis/karakteristik
racun (Ada zat racun dengan tingkat toksisitas yang sangat tinggi),
lama terpapar racun, jalur masuknya, dan berapa banyak racun yang
mampu dibuang oleh tubuh. Semua hal tersebut, sangat menentukan
aksi racun dalam tubuh.

PENANGANAN KERACUNAN
1. CEPAT
Penanganan keracunan harus dilakukan dengan CEPAT.
Kenapa? Agar zat toksik tidak menyebar luas dan bisa mencegah racun
merusak organ tubuh. Diperlukan untuk mengatasi mengurangi
berbagai gejala yang mungkin memperburuk kondisi penderita.
Membatasi penyebaran dan pengakhiran aksi racun.
2. TEPAT
Penanganan keracunan harus dilakukan dengan TEPAT. Kenapa
? Karena jika salah/tidak tepat maka bisa memperparah kondisi pasien
bahkan efek racun bisa lebih kuat dari sebelumnya dan bisa
meningkatkan cost of teraphy. Berkaitan dengan pemilihan strategi
terapi ada 4 yaitu :
1. Pengetahuan dan informasi yang ada atas jenis racun.
2. Saat pemejanan
3. Kemungkinan luas penyebaran racun.
4. Berbagai faktor instrinsik racun maupun faktor instrinsik
penderita
Pada grafik tersebut, bisa dilihat kasus keracunan yang terjadi di
Indonesia pada tahun 2016. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
jumlah kasus keracunan terbanyak disebabkan oleh binatang umumnya
karena gigitan ular. Kedua terbanyak disebabkan oleh minuman
khususnya miras. Terbanyak ketiga disebabkan oleh keracunan
makanan.
Apa hal pertama yang perlu kita lakukan ?
Hal pertama yang dilakukan adalah cek gejala dari pasien
tersebut. Yang dimaksud cek gejala klinik adalah pemeriksaan TTV,
Dekontaminasi awal. Kemudian lakukan perawatan darurat yaitu ABC (
Pelihara Airway, Breathing, Circulation, CNS ). Setelah kondisi pasien
stabil lakukan identifikasi riwayat keracunan. Selanjutnya lakukan
pemeriksaan Lab ( Analisis darah, urin, atau muntahan ). Jika telah
diketahui penyebab racunnya maka tindakan terakhir adalah pemberian
antidotum. Pembersihan racun meliputi dekontaminasi, penghambatan
absorpsi racun, percepatan eliminasi dan pemberian antidot tersebut.

CEK GEJALA KLINIK


1. Evaluasi korban sebelum terapi
Hal pertama yang dilakukan jika ada kasus keracunan, cari
tau informasi terkait dengan jenis racun, berapa banyak racun
yang masuk, kapan terjadinya, pasien bisa menanyakan langsung
jika pasien bisa di ajak berkomunikasi atau menanyakan keluarga
atau orang terdekat si pasien.
2. Dekontaminasi Awal
Lakukan dekontaminasi dengan tujuan untuk mengurangi
kontaminasi dari zat racun. Contohnya dengan : Melepas baju, cuci
kulit yang terkena racun.
3. TTV ( Tanda Tanda Vital )
Jika pasien di bawa di UGD maka nilai TTV nya (tanda
tanda vitalnya). Tanda-tanda vital : Suatu standar nilai yang
digunakan untuk mengukur fungsi dasar tubuh. Contoh TTV :
Tekanan darah, Nadi, Laju Nafas, Suhu. jika ada salah satu dari
TTV yang tidak normal berarti ada gangguan pada fungsi dasar
tubuh si pasien.
4. Tenaga Kesehatan harus menggunakan pelindung
PERAWATAN DARURAT
Terapi Suportif = Untuk menstabilkan kondisi pasien dengan
metode CBA. CBA singkatan dari Circulation / Sirkulasi, Breath =
Pernafasan, Airway = Jalur Nafas
• C adalah Circulation / Sirkulasi darah . Jika ada perdarahan, maka
akan mengganggu sirkulasi, so, segera hentikan perdarahannya agar
tidak menganggu sirkulasi . Sel syaraf di otak membutuhkan
sirkulasi darah yang baik, jika sirkulasi darah terganggu / berhenti
dalam waktu 3-4 menit maka sel syaraf akan rusak, tapi kalo
sirkulasi darah terganggu dalam > 6 menit maka sel syaraf akan
rusak permanen.
• B = Breath = Pernafasan
Periksan pernafasannya apakah ad kesulitan bernafas atau ada
gangguan ? Jika kesulitan bernafas maka segera berikan nafas
bantuan. Pernafasan terganggu membuat oksigen tidak dapat masuk
dalam tubuh.
• A = Airway = Jalur Nafas
Sangat penting pada pasien keracunan untuk melihat apakah pasien
mengalami gangguan pada jalan nafasnya. Jika ada gangguan maka
segera dibersihkan. Contohnya : adanya muntahan, muntahan bisa
menghalangi jalur nafas.
Jadi prinsipnya mulai dengan memperbaiki sirkulasi darah dulu baru
kemudian stabilkan jalur nafas dan sistem pernafasannya.

IDENTIFIKASI RACUN
1. Mengenali bahan yang diduga menjadi penyebab keracunan
2. Penting untuk diagnosis
3. Jenis /sifat berbeda
4. Pertolongan pengobatan berbeda
5. Identifikasi jenis zat racun, jumlah, dan waktu terpaparnya,
riwayat penyakit px.
PEMBERSIHAN RACUN → TERAPI ANTIDOT
Terapi yang secara khas ditujukan untuk membatasi intensitas
efek toksik zat kimia atau untuk menyembuhkan sehingga bermanfaat
dalam mencegah timbulnya bahaya selanjutnya.
Tujuan terapi ada 2 :
1. Menghentikan penyebaran racun
2. Mempercepat eliminasi racun dari dalam tubuh
Strategi terapi ada 3 :
1. Menggeser kemiringan fase absorbsi ke kanan
2. Mempercepat eliminasi racun
3. Meningkatkan ambang toksik

METODE TERAPI ANTIDOT


Ada 2 metode terapi antidotum yang bisa diberikan pada kasus
keracunan.
1. Metode tidak khas
✓ Zat racun tidak diketahui
✓ Mencegah absorbsi: emesis, gastric lavage, adsorben, laxants
✓ Mempercepat eliminasi: forced diuresis, dialysis,
hemoperfusion
Tindakan/terapi yang diberikan pada kasus keracunan jika tidak
diketahui penyebab keracunannya apa makanya dinamakan tidak khas
karena tidak diketahui jenis racunnya.
2. Metode khas
✓ Zat beracun diketahui
✓ Pembentukan senyawa yang kurang toksik
✓ Mencegah racun mencapai reseptor (antagonis)
Kebalikan dari metode tidak khas yaitu tindakan/terapi yang diberikan
jika diketahui penyebab keracunannya apa.
METODE TIDAK KHAS
• Absorbsi
Pemberian emetika (exp.: apomorfin, sirup ipekak)
Pemuntah mekanis (exp.: menaruh jari pada kerongkongan bagian
atas)
Pembilasan lambung
Penetralan kimia (penetralan asam basa)
Penyerapan (exp.: arang aktif)
• Distribusi
Mengubah pH darah (perbaikan keseimbangan asam basa)
Penggantian tempat ikatan racun (infus albumin)
• Eliminasi
Hemodialisis Dialisis peritoneal Pertukaran transfusi
Penyesuaian pH dan diuresis (membasakan air kencing untuk asam
organik lemah dan sebaliknya
• Penaikan Ambang Toksik
Pernapasan buatan mekanik untuk memelihara oksigenasi darah
Pemeliharaan sirkulasi darah
Pemeliharaan keseimbangan elektrolit
Pemeliharaan fungsi ginjal

METODE KHAS

• Absorbsi
Pembentukan kompleks yang kurang toksik, exp.: besi +
natrium bikarbonat = ferokarbonat
• Distribusi
Pembentukan metabolit yang kurang toksik dengan cara
hambatan bersaing metabolisme, exp.:
sianida + methemoglobin = sianmethemoglobin
• Eliminasi
Peningkatan ekskresi atau pembentukan produk kurang toksik
dengan cara kelasi kompleksasi,
exp.: merkuri + dimerkaprol (kelasi)
• Penaikan Ambang Toksik
Penggunaan antagonis farmakologi atau jalur pengganti, exp.:
insektisida organofosfat + antropiana (antagonisme); 5-
fluorourasil + timidina (jalur pengganti)

Tambahan PISC :

Dengan meningkatkan ambang toksik dari racun. Apa yang

dimaksud dengan ambang toksik ? Ambang toksik artinya kadar suatu

zat berada pada sifat toksik. Jika kadar ambang toksik tubuh kita

naikkkan, maka butuh dosis tinggi bagi zat toksik agar bisa meracuni

tubuh.

Terapi Antidot ditunjukkan : untuk menghindari kadar


senyawa toksik berada “ daerah warna merah “ intensitas efek toksik).
Coba perhatikan kurva tersebut yaitu sumbu x
menggambarkan waktu racun didalam tubuh, semakin bergeser ke
kanan kurvanya artinya durasi racun didalam tubuh semakin lama,
sedangkan sumbu Y menggambarkan kadar/jumlah racun dalam tubuh.
Semakin bergeser ke atas artinya semakin tinggi jumlah/kadar racun
didalam tubuh.

Area dari kurva yang berwarna biru artinya zat toksik masih
dalam batas aman didalam tubuh belum menimbulkan dampak
negative/belum berbahaya.

Sedangkan area dari kurva yang berwarna merah artinya zat


toksik sudah bersifat toksik/racun dalam tubuh sehingga tujuan terapi
antidotum adalah mencegah agar suatu zat tidak mencapai zona merah.

STRATEGI TERAPI ANTIDOT


1) Strategi 1

Strategi 1 = Strategi yang bisa dilakukan untuk agar zat tersebut


tidak berada pada zona merah atau jika sudah berada pada zona
merah maka dapat dilakukan.
1. Pergeseran kurva absorbsi ke arah kanan akan memperlambat
absorbsi racun sehingga dapat mempercepat penurunan
intensitas efek racun. Pergeseran kurva absorbsi ke arah kanan
akan memperlambat absorbsi racun dapat dilakukan dengan
metode tidak khas dan metode khas.

METODE TIDAK KHAS – FASE ABSORBSI


Metode tidak khas yang bisa dilakukan jika zat racun belum
diketahui :
a) Emetika
Yaitu suatu zat atau senyawa yang dapat memicu seseorang
untuk muntah. Contoh obatnya Apomorfin, Sirup Ipeka
b) Muntah secara mekanisme
Memuntahkan secara mekanik dengan memasukkan jari ke
kerongkongan, tapi saat ini cara tersebut tidak boleh
dilakukan karena akan mencederai kerongkongan.
c) Penggantian tempat ikatan racun (infus albumin)
Bisa dengan memberikan carbon/arang aktif yang berfungsi
menyerap racun sehingga jumlah racun yang diabsorbsi
sedikit.
d) Netralisasi secara kimia (Penetralan secara asam basa )
e) Penyerapan ( dengan arang aktif )

PENYERAP/ ABSORBEN
- Menghambat penyerapan gastrointestinal (dengan membentuk
ikatan fisika kimia dengan toksin)
- Secara lisan, arang aktif → ANTIVOT UNIVERSAL
- Resin (cholestyramine), susu evaporasi (adsorben lemah), kaolin

ARANG AKTIF (ARANG AKTIF)

- Powder Serbuk hitam halus tidak berbau


- Kapasitas adaptif tergantung pada internal
- luas permukaan dan diameter pori eksternal
- Dapat mengurangi penyerapan obat yang diberikan (aspirin,
asetaminofen, barbiturat, fenitoin, teofilin, antidepresan
siklik) dalam waktu yang bersamaan
- Paling baik diberikan sebagai bubur air

Sedangkan untuk metode khas yang bisa mencegah


absorbsinya dengan pemberian suatu senyawa yang dapat
berikatan kompleks dengan racunnya sehingga menghasilkan suatu
senyawa yang kurang/tidak toksik. Contoh : Pada kasus keracunan
besi dapat diberikan sodium bikarbonat sebagai antidotumnya. Fe
akan bereaksi dengan sodium bikarbonat menghasilkan senyawa
kompleks yang kurang toksik yaitu ferrokarbonat. Sedangkan
untuk keracunan nikotin bisa diberikan pottasium permanganat.
2) Strategi 2
Menggeser kemiringan fase eliminasi ke sebelah kiri. Strategi
kedua yang dapat dilakukan adalah dengan mempercepat eliminasi
dari racun.

METODE TIDAK KHAS


• Hemodialisis (Keracunan yang mengancam jiwa)
Disebabkan oleh etanol, metanol,etilen glikol, isopropanol)
• Dialisis Peritoneal
• Pertukaran Transfusi
• Penyesuaian pH dan Diuresis
Membasakan air kencing untuk asam organik dan mengasamkan
air kencing untuk basa organik
DIURESIS
Syarat : Fungsi Ginjal Baik
Metode Minum: air, Air kelapa/kelapa hijau
Intravena: ringer/ringer dextrose
Perhatian Pemberian tergantung kebutuhan
Monitor produksi urin
Monitor efek samping (edema paru dan
cerebral)
Kontraindikasi Shock
Cardiac or / renal insufficiency, edema
Metode yang dapat diberikan untuk mempercepat eliminasi
racun bisa dengan metode tidak khas. Contohnya dengan tindakan
hemodialysis yaitu suatu mesin yang digunakan untuk mencuci
darah, darah dari dalam tubuh akan dialirkan melewati suatu
mesin kemudian mesin tersebut akan membuat zat-zat racunnya
kemudian setelah bersih darah akan dialirkan masuk kembali ke
tubuh. Atau bisa juga dengan memberikan suatu senyawa yang
bisa meningkatkan diuresis (kemampuan berkemih).
Orang-orang zaman dulu biasanya menggunakan air kelapa
untuk mengurangi kadar racun dalam tubuh, air kelapa berfungsi
sebagai diuresis yang mempercepat eliminasinya. Tetapi tindakan
ini tidak dapat diberikan pada kasus pasien memiliki kerusakan
ginjal.
3) Strategi 3

Strategi ketiga dengan meningkatkan ambang toksik (Racun


membutuhkan dosis yang lebih tinggi agar efek toksiknya bisa
tercapai di tubuh).

Metode tidak khas yang bisa diberikan :


• Memperlancar kebutuhan oksigen tubuh dengan pemberian
oksigenasi atau dengan memberikan nafas mekanis.
• Memelihara sirkulasi darah : jangan sampai kurang volume
darah, jangan sampai tekanan darah menjadi turun. Caranya
bisa dengan pemberian infus Nacl/infus Ringer laktat untuk
mempertahankan volume darah, jika tekanan darah turun bias
berikan suntikan adrenalin seperti epinefrin. Jika sebabnya
perdarahan maka bias berikan tranfusi darah.
Sedangkan metode khas yang bisa diberikan dengan memberikan
antagonis racun.
Contoh : jika keracunan morfin maka bias diberikan antagonisnya
yaitu nalokson. Jika keracunan warfarin bisa berikan vitamin K.

DAFTAR ANTIDOT YANG DIREKOMENDASIKAN


Ethanol (untuk keracunan metanol)
Antikonvulsan (untuk keracunan kafein)
Atropine (untuk keracunan AChE inhibitor)
Antihistamin (untuk keracunan histamin)
Antikonvulsan (untuk keracunan klorin)
Naloxone (untuk keracunan morfin)
Acetylcystein (untuk keracunan asetaminofen)
Arang aktif (adsorben umum)
Antivenin polyvalent (untuk gigitan ular crotalidae)
Antivenin Lactrodectus (untuk laba-laba janda hitam)
Atropine (untuk keracunan ACh E inhibitor)
Botulinal antitoxin (ABE trivalent) -> (untuk keracunan botulinus)
Kit sianida (amylnitrite, Na-nitrite dan Na-thiosulfate) -> (untuk
keracunan sianida)
Deferoxamine mesylate (untuk keracunan Fe) -> untuk agen
hipoglikemik
Larutan air dekstrosa (50%, 20%) -> keracunan (insulin dan
OAD)
Diazepam, midazolam (untuk kejang - terjadi pada keracunan)
Antibodi spesifik digoxin (untuk keracunan digoxin)
Dimercaprol - BAL (untuk keracunan As, Pb, Hg)
Diphenhydramine (untuk makanan yang mengandung histamin
atau lainnya)
Histamin yang mengandung keracunan material)

Etanol 100% atau 10% (untuk keracunan metanol)


Ipecac, sirup (untuk emeticum - untuk menginduksi emesis)
Naloxone (untuk keracunan opioid)
Oksigen hiperbarik (untuk keracunan CO dan sianida)
Injeksi fenobarbiton (antikonvulsan)
Injeksi fenitoin (antikonvulsan)
Artinya :
Seorang pasien wanita berusia enam tahun dirawat di ruang gawat
darurat dengan ibunya setelah empat jam penyakit yang ditandai
dengan mual dan muntah kandungan makanan, sakit perut, kesulitan
bernapas, mengeluarkan air liur, sakit kepala, pandangan kabur, dan
agitasi psikomotor. Pemeriksaan fisik ditemukan sebagai berikut:
berat 22 kg, tekanan darah, 80/60 mmHg laju pernapasan 32 napas
per menit, dan denyut jantung 148 detak per menit. Kulitnya pucat, dan
matanya cekung, kurang aktif, mendung dan mudah tersinggung oleh
rangsangan.

Pasien awalnya dirawat karena dehidrasi parah akibat keracunan


makanan. Namun, dengan pengembangan mengikat dan tidak responsif
terhadap rangsangan, ia dipindahkan ke syok
unit trauma untuk memperburuk gangguan pernapasan, pernapasan
dalam, tidak responsif terhadap rangsangan.
Gas darah arteri menunjukkan asidosis campuran berat, metabolik
dan pernapasan. Karena itu kami berasumsi kemungkinan ketoasidosis
diabetikum, keracunan salisilat, atau keracunan metanol. Evaluasi
fungsi ginjal menunjukkan urea 33 mg / dL dan kreatinin 0,6 mg / dL;
glukosa normal, serum metanol 1,47 mg / dL.
Keluarga memberi kami informasi baru bahwa gadis itu secara teratur
minum bernama Kola Ingles. Mereka menyatakan bahwa pasien telah
menemukan botol parfum merah muda 250 mL dan dia telah menelan
200 mL isinya, mengira itu adalah minuman cola.

Dari kasus tersebut di ketahui bahwa:


• Penyebab keracunan = Metanol, ditunjukkan bahwa pada tabel
tersebut terdapat kadar metanol 1.47 mg/dl. Normalnya di dalam
tubuh kita harusnya tidak ada kadar metanol.
• Rute toksisitasnya = Secara oral/diminum secara oral. Berarti
racun akan mengalami fase obsorbsi dulu dipencernaan, baru
kemudian masuk ke pembuluh darah. Jadi onset aksinya lebih lama
dibandingkan racun langsung masuk ke pembuluh darah.
• Gejala toksisitas yang muncul = mual dan muntah kandungan
makanan, sakit perut, kesulitan bernapas, mengeluarkan air liur,
sakit kepala, pandangan kabur, dan agitasi psikomotor. Gejala
yang muncul dari pencernaan, kemudian mempengaruhi sistem
syaraf karena efeknya pusing dan pandangan kabur.
• Terapi yang digunakan = terapi metode khas bisa diberikan
ETANOL, karena penyebab keracunan diketahui.

MEKANISME ETANOL MENGURANGI EFEK METANOL

Mekanisme hambatan bersaing : etanol dan methanol sama-


sama di uraikan oleh enzim yang sama yaitu enzim alcohol
dehydrogenase. Jika kadar etanol sebagai antidotum diberikan pada
pasien yang keracunan methanol, maka enzim yang menguraikan
methanol menjadi zat yang lebih toksik akan berkurang karena enzim2
tersebut juga bekerja menguraikan etanol. Atau bisa juga sebagai
inhibitor kompetitif dengan lebih efektif mengikat dan menjenuhkan
enzim alkohol dehidrogenase di hati, sehingga menghambat pengikatan
metanol.
Artinya :

Seorang pria berusia 26 tahun yang sebelumnya sehat dibawa ke ruang


gawat darurat dengan dugaan riwayat konsumsi tablet natrium sianida.
Dia dipekerjakan dalam membersihkan perhiasan. dalam industri
elektroplating, yang melibatkan penggunaan tablet natrium sianida
(dengan kemurnian sangat tinggi, 98%). Menurut rekan kerja, dia
secara tidak sengaja menelan sejumlah kecil natrium sianida sekitar
1½-2 jam sebelum arival di rumah sakit. Sejarah ini tampaknya
diragukan dan konsumsi kemungkinan besar disengaja. Segera pasien
muntah tiga kali dan mulai mengembangkan agitasi dan perilaku yang
mudah marah. ABG mengungkapkan asidosis metabolik yang parah.
Dari kasus tersebut diketahui bahwa :
• Penyebab keracunan = Sianida
• Gejala yang muncul = muntah dan gelisah
• Terapinya = bisa pakai natrium dan natrium thiosulfat. Misalkan
tenaga medis kesulitan mencari antidotumnya, jadi bagaimana ?
Apabila hal itu terjadi maka bisa menggunakan Pemberian arang
aktif. Why? karena waktu keracunan belum lebih dari 2 jam bisa
pakai arang aktif untuk mengurangi absorbsi. Jika sianida sudah
diserap sedikit maka bisa kita berikan hemodialisis untuk
mempercepat eliminasinya.
Bab VIII
dr. Dirwan Suryo Soularto, Sp.F., M.Sc.

Meskipun kamu merasa sedih,


jangan pernah putus asa.
Dan meskipun kamu terjatuh, jangan pernah
hancur

Tablo
Dosen : dr. Dirwan Suryo Soularto, SpF., M.Sc.
Editor : Ilma Yanti
Salwa Dwi Agustin S.
Tanggal : Jumat, 24 April 2020

Kesehatan Menurut Islam dan Petunjuk Kesehatan dalam


Al-Qur’an dan As Sunnah

TIU :
o Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat menjelaskan
beberapa konsep sehat dalam Islam dan petunjuk dan isyarat
kesehatan yang tertulis dalam Al Qur’an dan Hadist
TIK :
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat
- Menjelaskan kedudukan kesehatan dalam Islam
- Menyebutkan definisi keadaan sehat menurut WHO dan
Islam.
- Menyebutkan isyarat-isyarat tentang ilmu kesehatan dalam Al
Quran
- Menyebutkan isyarat-isyarat tentang ilmu kesehatan dalam
Hadist
- Menyebutkan contoh pokok-pokok tuntunan kesehatan dalam
Al Qur’an dan Hadist

Kedudukan Kesehatan dalam Islam


Tujuan pokok kehadiran Islam untuk memelihara :
1. Agama (hifdh diin)
2. Kehidupan (hifdh al-nafs)
3. Keturunan (hifdh al-nasl)
4. Akal (hifdh al-‘aql)
5. Harta (hifdh al-maal).
Memelihara Agama (Al muhafazhah alad Dien)

• Untuk memelihara agamanya, Allah mewajibkan manusia untuk


shalat, zakat, puasa, haji.
• Apabila manusia tidak melakukan peribadatan tersebut maka di
mata Allah ia akan mendapatkan dosa karena tidak menjalankan apa
yang diperintahkannya.
• “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam; sesungguhnya
telah jelas yang benar daripada jalan yang salah” (2:256)

Memelihara jiwa (Al muhafazhah ‘alan nafs)


• Memelihara jiwa ialah memelihara hak untuk hidup secara
terhormat agar manusia terhindar dari pembunuhan, penganiayaan
baik fisik maupun psikis, fitnah, caci maki dan perbuatan lainnya.
• Balasan perbuatan jahat adalah kejahatan yang seimbang
dengannya. Barang siapa yang memaafkan dan berlaku damai,
pahalanya ada di tangan Allah. (Q.S 42: 40)

Memelihara akal (Al muhafazhah alal aql)


• Menjaga akal bertujuan agar tidak terkena kerusakan yang dapat
mengakibatkan seseorang menjadi tak berguna lagi di masyarakat
sehingga dapat menjadi sumber keburukan.
• Akal merupakan salah satu unsur yang membedakan manusia dengan
binatang. Namun demikian, Al-Quran juga mengingatkan bahwa
manusia dapat menjadi lebih hina daripada hewan bila tidak memiliki
moral.

Memelihara keturunan (Al muhafazhah alan nasl)


• Memelihara keturunan adalah memelihara kelestarian manusia dan
membina sikap mental generasi penerus agar terjalin rasa
persahabatan dan persatuan diantara sesama umat manusia.
• Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pernikahan yang sah,
sesuai dengan ketentuan syariah, sehingga dapat terbentuk
keluarga yang tentram dan saling menyayangi.
Memelihara harta (Al muhafazhah alal mal)
• Menjaga harta, bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia
diperoleh dan digunakan sesuai dengan syariah. Aturan syariah
mengatur proses perolehan dan pengeluaran harta. Dalam
memperoleh harta harus bebas dari riba, judi, menipu, merampok,
mencuri dan tindakan lainnya yang dapat merugikan orang lain
• “Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu dan
janganlah membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah maha
penyayang kepadamu” (QS 4 : 29)

Kedudukan Kesehatan dalam Islam : → Realita dalam Keseharian.


Tujuan pokok kehadiran Islam
untuk memelihara : • Dharuriyyat
1. Agama (hifdh diin) • Hajjiyyat
2. Kehidupan (hifdh al-nafs) • Tahsiniyyat
3. Keturunan (hifdh al-nasl)
4. Akal (hifdh al-‘aql)
5. Harta (hifdh al-maal)
Tingkat kebutuhan dan skala prioritas

Ad-dharuriyyat (kebutuhan primer)


• Segala sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan
keagamaan dan keduniaan manusia, dalam arti, jika ia tidak ada
maka kehidupan dunia menjadi rusak, hilang kenikmatan dan akan
menghadapi siksaan di akhirat.
• Kebutuhan esensial itu adalah memelihara agama, jiwa, akal,
keturunan, dan harta tersebut dalam batas jangan sampai esensi
kelima pokok itu hilang.
• Tidak terpenuhinya kelima pokok itu akan berakibat terancamnya
eksistensinya.
Hajjiyyat (sekunder)
• Sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia dalam menghindari
kesempitan dan menolak kesulitan.
• Tidak terpeliharanya kelompok hajjiyyat ini akan mengancam
eksistensi kelima pokok di atas, tetapi hanya akan menimbulkan
kesulitan bagi ybs.
• Kelompok ini berkaiatan erat dengan rukhsah (keringanan) dalam
Islam.

Tahsiniyyat (tersier)
• Kebutuhan yang menunjang penigkatan martabat seseorang dalam
masyarakat dan dihadapan Tuhannya, sesuai dengan kepatutan.

Catatan Penting
Definisi Kesehatan

Definisi
Perspektif Islam

Sehat wal ‘afiat


- ‘afiat : perlindungan Allah untuk hamba-Nya dari segala macam
bencana dan musibah-Nya.
- Penegasan adanya makna berfungsinya anggota tubuh manusia
sesuai dengan tujuan penciptaannya.
➢ mata yang sehat : dapat melihat dan membaca tanpa
menggunakan kaca mata.
➢ mata yang ‘afiat : dapat melihat dan membaca objek yang
bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek yang
dilarang.
➢ perut yang sehat : dapat mencerna makanan secara sempurna
sehingga kebutuhan gizi badan dapat optimal.
➢ perut yang ‘afiat : dapat menahan nafsunya sehingga hanya akan
diberi makan dengan makanan halalan thoyiban.
- Hal-hal tersebut itu pada dasarnya merupakan fungsi yang
diharapkan sang pencipta.

Kesehatan sebagai Suatu Amanat

Menjaga tubuh dalam keadaan sehat = Amanat supaya dapat


melaksanakan fungsi (kehambaan & kekhalifahan)

• Keadaan sehat = rahmat dari Allah


• Manusia harus bersyukur atas rahmat-Nya
• Beribadah dan melakukan hal-hal baik

• Cenderung tidak menghargai nilai kesehatan saat sehat


• Saat sakit nilai sehat dipahami dan dihargai

Terdapat dua nikmat Allah yang manusia tidak mengambil


keuntungan dari keduanya, yakni sehat & waktu luang.
(HR Bukhari, Turmudzi)
FAKTOR PENENTU KESEHATAN
Keadaan sehat seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu;
1. Nutrisi
2. gaya hidup
3. perilaku
4. paparan FR lingkungan
5. iman

• Nutrisi
- “Makanan = akar dari banyak penyakit”
- Nabi Muhammad tdk pernah makan sampai kengang
- Orang beriman makan dg 1 perut, orang kafir 7 perut
- Alkohol bahaya utk kesehatan & menghapuskan iman

• Ada hubungan kuat antara: iman, karakter, perilaku, kesehatan


- Iman mengobati penyakit hati: iri (hasad), dengkii (higd),
- Sebagai penyakit psikosomatis, atau melukai, membunuh
- Kecanduan narkoba = lemah iman → penyakit fisik & psikis

• Menu makanan yang berfaedah terhadap kesehatan jasmani,


seperti tumbuh-tumbuhan ( QS Al Baqarah; 6), daging binatang
darat, daging binatang laut, segala sesuatu yang dihasilkan dari
daging, madu, kurma, susu dan semua yang bergizi (QS Al Maidah :
4, QS An Nahl; 5,66)

• Norma dan tata makanan.


Islam melarang berlebih-lebihan dalam hal makan, makan bukan
karena lapar hingga kekenyangan (QS Al Araf; 31), diet ketika
sakit, memerintahkan puasa agar usus dan perut besarnya dapat
beristirahat dan tidak berbuka berlebih-lebihan atau melampaui
batas.

• Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan,


seperti bangkai, darah dan daging babi (QS Al Maidah : 3)
Nilai-nilai Islam dalam penerapan lingkungan
1. Kesehatan perorangan (personal hygiene)
• Kebersihan badan, pakaian, tempat dan bahan makanan
• Anggota badan

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak


mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu (QS Al Ma’idah:6)

• kebersihan mulut dan gigi


➢ Sisa makanan (karbohidrat) → kuman acidogenik → asam →
email → bakteri + plak → demineralisasi permukaan email →
karies
➢ Kebersihan gigi dari sisa makanan (karbohidrat)
➢ Kebersihan mulut (menghilangkan bakteri)
➢ Hadis Nabi :
“Dari Abi Hurairah, Nabi SAW bahwasanya ia pernah bersabda;
Jika aku tidak ingin menyebabkan kesusahan atas umatku,
niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiaptiap berwudlu”
“Cungkillah, bersihkanlah gigimu dari sisa makanan, karena
perbuatan seperti itu merupakana kebersihan dan kebersihan
bersama dengan keimanan dan keimanan bersama orangnya
di surga” (HR Imam Thabrani) “Bersiwak itu mensucikan
mulut dan membuat ridha Allah (HR. Ahmad, Tirmidzi dan
Nasa’i)
2. Kesehatan lingkungan (environmental hygiene)
• Lingkungan fisik (tanah, air dan udara)
• Lingkungan biologi
• Lingkungan sosial (sosial, ekonomi, budaya)

Keseimbangan :
Lingkungan – Agent – Host

Pokok-pokok Tuntunan Kesehatan dalam Al Qur’an dan


Hadist
1. Sanitation and personal hygiene (kesehatan lingkungan dan
kebersihan perorangan)
• “Kebersihan adalah sebagian dari iman” (HR. Ahmad dan
Tramizi)
• “Potonglang kukumu, sesungguhnya setan bersembunyi di bawah
kukumu yang panjang
• kebersihan rambut, badan, tangan, kaki, gigi mulut dan kuku
➢ Membasuh tangan sebelum dan sesudah makan
➢ Membersihkan tangan sebelum tidur
➢ Mencuci tangan sesudah tidur
➢ Mencuci tangan sebelum masuk dan sesudah keluar dari
menengok orang sakit
• kebersihan lingkungan jalan, rumah, tata kota, saluran irigasi,
sumur

2. Epidemiologi (preventif penyakit menular)


• Preventif kesehatan, tidak memasuki suatu daerah yang
terjangkit wabah, tidak lari dari tempat itu. “Apabila kamu
mendengar terjadinya suatu wabah pada suatu daerah, maka
janganlah kamu memasukinya dab apabila disuatu daerah
berjangkit itu, sedangkan kamu berada di dalamnya, maka
janganlah meninggalkannya”.
• mencuci tangan sebelum menjenguk orang sakit dan sesudahnya,
• berobat ke dokter dan mengikuti semua petunjuk preventif dan
terapinya
• Memutuskan siklus vektor penyakit (lalat, catak, kutu, nyamuk)

3. Nutrition (kesehatan makanan)


• Menu makanan yang berfaedah terhadap kesehatan jasmani,
seperti tumbuh-tumbuhan, daging binatang darat, daging
binatang laut, segala sesuatu yang dihasilkan dari daging, madu,
kurma, susu dan semua yang bergizi (QS Al Maidah : 4, QS An
Nahl; 5,66)
• Norma dan tata makanan. Islam melarang berlebih-lebihan
dalam hal makan, makan bukan karena lapar hingga kekenyangan
(QS Al Araf; 31), diet ketika sakit, memerintahkan puasa agar
usus dan perut besarnya dapat bersistirahat dan tidak berbuka
berlebih-lebihan atau melampaui batas.
• Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan,
seperti bangkai, darah dan daging babi (QS Al Maidah : 3)

4. Sex hygiene (kesehatan seks)


• Meliputi hal-hal yang berkaitan dengan seks,
• Embrio dan perkembangannya (QS Al Mu’minun : 13-14; QS Az
Zumar:6; QS Al Qiyamah: 37-40)), pendidikan seks, cara
memilih istri (QS Ar Rum: 21), program pendidikan tentang
hubungan seks yang aman (QS Al Baqarah; 222- 223).
• Kebersihan seks, seperti mandi setelah bersetubuh, istinja’
setelah kencing dan buang air besar, tidak menggauli isteri
ketika haid, diharamkan zina, homo seksual atau onani.
5. Olah raga
• Identitas seorang muslim yang disebut oleh Al Qur’an adalah
“al qawiyyul amin” (kuat dan sejahtera) (QS Al Baqarah: 147; QS
Al A’raf: 69; QS AL Qashash: 26)
• Islam mendorong untuk memiliki ketrampilan dan olah raga
seperti menunggang kuda, renang, memanah, gulat dan
perlombaan dengan segala macam oleh raga yang bermanfaat
6. Mental dan psychic hygiene (Kesehatan mental dan jasmani)
• Ajaran-ajaran untuk mencegah sebab terjadinya stres. Islam
mengajarkan percaya kepada Allah dan bersabar dalam
menghadapi berbagai penyakit yang kritis, tidak putus asa,
bunuh diri, kehilangan kepercanyaan atau dzalim.
• Islam melarang segala sesuatu yang merusak tatanan
masyarakat seperti judi, riba dan yang menimbulkan
keributan. Islam juga melarang semua benda yang dapat
menghilangkan kesadaran dan melemahkan intuisi, seperti
khamar, NAPZA dan lain-lainnya

7. Occupational medicine (Kesehatan kerja)


• Jaminan untuk menjaga upah pekerja, petani atau pembantu
rumah tangga, menjaga buruh dari hal-hal yang membahayakan
dalam bekerja, mengganti kerugian terhadap musibah
(kecelakan) kerja, termasuk proses pengobatan,
penyembuhan, tempat tinggal yang sehat, batas jam kerja,
uang lembur pada setiap penambahan jam kerja
• memberikan upah sebelum kering keringatnya.

8. Geriatric (Kesehatan manula)


• Geriatri merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran
moderen.
• Kedokteran Islam sebenarnya yang pertama kali
mempromosikannya.
• Banyak ayat-ayat Al Qur’an dan sunnah yang memerintahkan
agar memelihara ayah, ibu, nenek dan orang-orang yang telah
lanjut usianya atau yang seumur dengannya (jompo),
menghormat kekurangan mereka, sabar terhadap mereka
terlebih-lebih dalam keadaan sakit.
• Orang pertama yang menulis ini adalah Ibnu Sina dalam
karnyanya “Al Qanun” dalam sub bab “Thibul Musinin was
Syuyukh” (pemeliharaan orang-orang lanjut usia dan orang
jompo).
9. Maternal and child health (Kesehatan ibu dan anak)
• Pemeliharaan kesehatan ibu secara umum, ibu yang sedang
hamil atau yang sedang menyusui khususnya, tidak
membebani dengan tugas-tugas yang berat sebagaimana laki-
laki dan tidak memberi tugas berperang di medan laga.
• Islam menganggap bahwa menyusui anak merupakan bagian
dari perjuangan dan sama halnya dengan jihad kaum pria,
sedangkan mati ketika sedang masa itu sama dengan orang
yang syahid di medan pertempuran.
• Demi kesehatan anak dan untuk menjarangkan kelahiran,
biasanya menyusui dilakukan sepanjang dua tahun penuh.

Larangan Agama Terkait Kesehatan (CONTOH)


• Keharaman memakan daging babi, darah segar, bangkai dan
minum arak
• Keharaman memelihara anjing
• Keharaman zina dan homoseksual
• Keharaman hubungan seksual masa menstruasi
• Keharaman narkotik dan merokok
• Yang diharamkan karena se-susuan

PUSTAKA
• Aly, Abdullah; Shobron, Sudarno, 1997, Studi Islam 3, Serial Al
Islam dan Kemuhammadiyahan, Lembaga Studi Islam, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hal: 147-179
• Hasan Kasule, Omar, 2008, Kuliah Kedokteran Islam, FOKI,
Yogyakarta. Hal: 243-245
• Su’dan, R.H., 1997, Al Qu’an dan Panduan Kesehatan Masyarakat,
PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogykarta. Hal: 10-22.
• Syauqi Al Fanjari, Ahmad, 1996, Nilai-Nilai Kesehatan dalam
Syari’at Islam, Bumi Aksara, Jakarta.
• Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur'an tentang Kesehatan
(Suplemen) dalam
http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Kesehatan1.ht
ml
BACAAN WAJIB 1

KONSEP KESEHATAN DALAM ISLAM

Prinsip Kesehatan Dalam Islam

Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak


mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan
kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-
Nya bagimu, supaya kamu bersyukur” (QS.Al-Maidah: 6).

Islam sebagai agama yang sempurna dan lengkap. Telah


menetapkan prinsip-prinsip dalam penjagaan keseimbangan tubuh
manusia. Diantara cara Islam menjaga kesehatan dengan menjaga
kebersihan dan melaksanakan syariat wudlu dan mandi secara rutin bagi
setiap muslim. Tubuh manusia tersusun dari tujuh bagian. Bagian
pertama adalah unsur-unsur, yang berjumlah empat: tapi yang panas
dan kering; udara yang panas dan basah; air yang dingin dan basah; dan
tanah yang dingin dan kering. Bagian kedua adalah temperamen atau
watak, yang berjumlah sembilan. Pertama, temperamen yang seimbang.
Kedua, temperamen yang tak seimbang, yang boleh jadi tak bercampur,
karena keadaannya yang panas, dingin, basah atau kering.

Atau, temperamen itu tak seimbang namun bercampur, karena


keadaannya yang panas dan kering, atau panas dan basah, atau dingin
dan kering, atau dingin dan basah. Temperamen paling seimbang dalam
dunia binatang adalah temperamen manusia. Temperamen paling
seimbang di kalangan manusia adalah temperamen manusia beriman
kepada Allah. Temperamen paling seimbang di kalangan manusia
beriman adalah temperamen para nabi. Temperamen paling seimbang
di kalangan para nabi adalah temperamen para rasul Allah.

Temperamen paling seimbang di kalangan para rasul Allah


adalah temperamen para rasul yang memiliki keteguhan dalam
mematuhi Allah (ulu al-'azm). Dan temperamen paling seimbang di
kalangan para rasul yang memiliki keteguhan dalam mematuhi Allah
adalah temperamen Junjungan kita, Nabi Muhammad saw.

Karakter Muhammad saw. dipandang paling seimbang dari segi


temperamen sesuai dengan aturan-aturan pcngobatan adalah bahwa
karakter beliau ini tunduk pada temperamen tubuh beliau.

Makin seimbang temperamen tubuh scseorang, makin baik pula


karaktemya. Allah Yang Maha Mengetahui, Maha-besar, dan
Mahakuasa telah bersaksi bahwa Rasulullab saw. adalah pemilik
karakter yang unggul: Dan sungguh engkau adalah pemitik akhlakyang
luhitr (QS 68:4).

A'isyah r.a. mengatakan, "Akhlak Rasulullah saw. adalah


Alquran." Oleh karena itu, temperamen beliau mestilah yang paling
seimbang. Dan jika temperamen beliau paling seimbang, maka karakter
beliau pun pasti paling baik pula. Al-Bukhari mengatakan dalam kitab
Shahih-nya., "Rasulullah saw. adalah manusia yang paling bagus
wajahnya dan paling baik akhlaknya."

Anas berkata, "Aku mengabdi kepada Rasulullah saw. selama


sepuluh tahun. Beliau tidak pernah memarahiku, juga tidak pernah
bertanya mengapa aku mengerjakan apa yang kukerjakan dan mengapa
aku tidak mengerjakan apa yang tidak kukerjakan."

Ibn Umar berkata, "Rasulullah saw. tak pemah bersikap tidak


pantas, pun tak pemah mengatakan apa yang tidak layak.

Beliau pemah mengatakan, 'Yang terbaik di antaramu adalah


yang paling baik akhlaknya.
Al-Bukhari menuturkan bahwa seorang Badui pemah me-narik
mantel beliau dengan keras sehingga menyakiti pundak beliau, dan
berkata, "Wahai Muhammad, berilah aku hadiah dari kekayaan Allah
yang engkau miliki." Nabi saw. berpaling kepadanya dan tertawa, lalu
memerintahkan agar dia diberi hadiah.

Sesungguhnyalah, Rasulullah saw. adalah manusia yang baik dan suci,


terbaik dalam penampilan tubuh dan karakter nya. Semoga Allah
memberkahi beliau dan para pengikutnya dengan berkah yang tak pemah
berakhir.

Yang Maha Pengasih belum pemah menciptakan


makhluk lain seperti Muhammad
Dan setahuku, Dia tidak akan pemah menciptakan
satupun yang sepertinya;
Dia bagaikan matabari di tengah hari,
Dia bagaikan bulan pumama;
Dia adalah permata di antara permata.
Kedudukannya behim pemah diberikan kepada
rasul-rasul yang lain;
Pangkatnya belum pemah diduduki manusia lain.

Temperamen pemuda adalah seimbang. Temperamen anak-anak


cenderung basah, dan temperamen orang dewasa dan orang lanjut usia
cenderung dingin.

Organ tubuh manusia yang paling seimbang adalah kulit pada


ujung jari telunjuk, disusul ujung jari-jari yang lain.

Organ yang paling panas adalah jantung, disusul hati dan daging.
Yang paling dingin adalah tulang dan syaraf, sumsum dan otak. Yang
paling kering adalah tulang. Yang paling basah adalah lemak. Bagian
selanjutnya dari tujuh bagian tubuh adalah darah, yang bersifat basah
dan panas. Fungsinya adalah memberi makan kepada tubuh. Darah yang
normal rasanya manis dan tak berbau.
Selanjutnya adalah lendir, yang bersifat basah dan dingin.
Fungsinya adalah mengubah darah manakala tubuh kekura-ngan
makanan, menjaga organ-organ tubuh agar tetap lembab dan mencegah
dehidrasi yang disebabkan oleh gerakan. Lendir normal adalah lendir
yang hampir berubah menjadi darah. Lendir tak normal rasanya asin,
atau agak hangat, atau asam. la cenderung menjadi masak dan tawar. la
bersifat dingin dan tak bercampur.

Cairan ketiga adalah empedu, yang sifatnya kering dan panas. la


tersimpan di dalam kantung empedu. la menjadikan darah lembut dan
membantunya lewat melalui nadi-nadi yang sangat sempit. Sebagian
darinya dibawa ke usus besar dan menghasilkan warna khas tinja.
Empedu normal warnanya sediklt merah. Empedu tak normal boleh jadi
berwarna seperti kuning telur, atau seperti warna bawang bakung atau
warna tahi tembaga, atau seperti terbakar. Empedu berkarat lebih
kuat daripada empedu berwarna bawang bakung, dan meru-pakan
peringatan akan datangnya kematian. Empedu kadang-kadang dikenal
dengan sebutan Empedu Kuning.

Yang terakhir adalah limpa. Cairan ini bersifat kering dan dingin.
la mengentalkan darah dan memberi makan kepada limpa dan tulang.
Sebagian darinya melewati mulut perut dan menimbulkan nafsu makan
dan menyebabkan keasaman.

Limpa normal membentuk endapan darah. Limpa tak normal


digambarkan sebagai terbakar, yakni tidak mumi. Limpa terkadang
disebut Empedu Hitam. Bagian keempat dari ben-tukan tubuh adalah
organ-organ dasar. Bagian kelima membentuk jiwa. Bagian keenam
adalah berbagai fakultas, dan berjumlah tiga: fakultas natural,
fakultas vital, dan fakultas psikis. Bagian ketujuh atau yang terakhir
adalah fungsi, yang ber-jumlah dua: fungsi daya-tarik dan fungsi daya-
tolak.

Keadaan Tubuh Bagian kedua dalam teori pengobatan


menyangkut teori tentang keadaan tubuh manusia. Ada tiga ke-adaan
tubuh yang mungkin: sehat, sakit, dan keadaan tidak sehat tidak pula
sakit, yaitu keadaan orang yang sedang menuju kesembuhan dan
keadaan usia tua.
Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi berada dalam
keadaan sehat. Menjadi sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik
dari Allah kepada manusia. Adalah tak mungkin untuk bertindak benar
dan memberi perhatian yang layak kepada ketaatan kepada Tuhan jika
tubuh tidak sehat.

Tidak ada sesuatu yang begitu berharga seperti keseha-tan.


Karenanya, hamba Allah hendaklah bersyukur atas kese-hatan yang
dimiltkinya dan tidak bersikap kufur.

Nabi saw. bersabda, "Ada dua anugerah yang karenanya banyak


manusia tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang." Hadis ini
diriwayatkan oleh al-Bukhari.

Nabi saw, bersabda, "Allah mempunyai hamba-hamba yang dilindungi-


Nya dari kematian di medan perang dan penyakit.

Dia menjadikan mereka sehat dan mati dalam keadaan sehat;


sekalipun begitu, Dia memberi mereka kedudukan seperti syahid.

Abu Darda berkata, "Ya Rasulullah, jika saya sembuh dari sakit
saya dan bersyukur karenanya, apakah itu lebih baik daripada saya
sakit dan menanggungnya dengan sabar?" Nabi saw. menjawab,
"Sesungguhnya Rasul mencintai kesehatan sama seperti engkau juga
menyenanginya."

Diriwayatkan bahwa at-Tirmidzt mengatakan, "Rasulullah saw.


bersabda, 'Barangsiapa bangun di pagi hari dengan badan schat dan
jiwa sehat pula, dan rezekinya dijamin, maka dia seperti orang yang
memiliki dunia seluruhnya."

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Abu Hurairah menga-takan


bahwa Nabi saw. telah bersabda, "Pertanyaan pertama yang diajukan
kepada seorang haniba pada Hari Kiamat kelak mengenai kenikmatan
dunia adalah 'Bukankah Aku telah memberimu badan yang sehat?'
Pertanyaan berikutnya adalah, 'Bukankah Aku telah memberimu
kepuasan dengan air yang dingin menyegarkan?'"
At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda, "Wahai
Abbas, mohonlah kepada Allah kesehatan di dunia ini dan di akhirat
nanti." Hadis ini diriwayatkan oleh al-Ba-zzar.Rasulullah saw. juga
bersabda, "Mohonlah kepada Allah ampunan dan kesehatan. Setelah
iman kuat, tak ada sesuatu yang lebih baik bagi seorang manusia
daripada kesehatan."

Hadis ini diriwayatkari oleh an-Nasa i. "Tidak ada doa yang lebih
disukai Allah daripada permohonan akan kesehatan," kata sebuah hadls
yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Suatu kctika seorang Badui
bertanya kepada Nabi saw., "Ya Rasulullah, doa apa yang mesti
kupanjatkan kepada Allah setelah aku selesai salat?" Beliau menjawab,
"Mohonlali kesehatan."

Di antara ucapan-ucapan bijaksana Nabi Dawud a.s. adalah


sebagai berikut, "Kesehatan adalah kerajaan yang tersem-bunyi."
Juga. "Kesedihan sesaat membuat orang lebih tua satu tahun." Juga,
"Kesehatan adalah mahkota di kepala orang-orang yang schat, yang
hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang sakit." Juga, "Kesehatan
adalah harta karun yang tak terlihat."

Salah seorang nenek moyang kita mengatakan, "Betapa banyak


anugerah yang telah ditempatkan Allah di bawah setiap urat nadi."
Semoga Allah benar-benar memberi kita kesehatan dalam agama,
dalam kehidupan dunia dan di akhirat. Mengenai penyakit, ia adalah
keadaan yang berlawanan dengan kesehatan. la muncul dari kebutuhan,
1
atau perbuatan yang salah, atau dari kemalangan.

Sebab-sebab Penyakit Bagian ketiga dalam teori pengobat-an


bcrkaitan dengan sebab-sebab penyakit, atau aetiologi. Ada enam
sebab timbulnya penyakit:

Penyebab pertama adalah udara. Udara sangat penting untuk


menjaga diri kita agar seimbang, sebab selama udara tetap jemih, tidak
ada kelemahan yang bercampur dengan-nya, dan tidak ada pula angin
kotor. la adalah perlindungan yang tak tampak. Setiap musim
menghasilkan penyakit-penyakit yang sesuai dengannya, dan mengusir
yang tidak sesuai. Demikianlah,musim panas menyebabkan timbulnya
empedu dan melahirkan jutaan penyakit, tetapi juga menyembuhkan
penyakit-penyakit pilek. Demikian pula halnya dengan musim-musim
yang lain. Udara dingin memperkuat dan mening-katkan pencemaan.
Udara panas mcmpunyai efek sebaliknya. Perubahan udara
menyebabkan timbulnya sampar. Ini akan kita jclaskan nanti, Insya'
Allah.

Penyebab kedua adalah makanan dan minuman- Makan-an dan


minuman yang panas menimbulkan panas daiam tubuh, dan sebaliknya.

Penyebab ketiga adalah gerakan dan isti-rahatnya tubuh.


Gerakan menimbulkan kehangatan dalam tubuh.

Penyebab keempat adalah gerakan dan istirahatnya emosi,


seperti yang terjadi pada kasus marah, gembira, cemas, sedih, dan
malu. Keadaan-keadaan ini mendorong terjadinya gerakan jiwa, yang
pasti bersifat batiniah, namun juga tampak secara lahiriah. Insya
Allah, saya akan kembali kepada uraian tentang hal ini nanti.

Penyebab kelima adalah keadaan bangun dan tidur. Tidur


membuat jiwa bergolak dalam tubuh, meskipun pada akhirnya tubuh
menjadi dingin sehingga orang membutuhkan selimut. Lawan dari
keadaan ini adalah keadaan bangun.

Penyebab keenam adalah emisi dan retensi, Keseimbangan


antara kedua hal ini akan melindungi kesehatan.

Tanda-tanda pada Manusia Bagian keempat dalam teori


pengobatan berkaitan dengan teori tentang tanda-tanda. Rambut dan
tubuh yang berwama hitam adalah tanda-tanda panas, dan yang
sebaliknya adalah tanda dingin. Demikian pula hal-nya dengan tubuh
yang gemuk atau kurus. Kelebihan daging adalah tanda panas dan basah.
Kelebihan lemak adalah tanda dingin dan basah. Sama halnya, nafsu
yang berlebihan untuk tidur adalah tanda basah, sedangkan yang
sebaliknya adalah tanda kering. Nafsu tidur yang tidak terlalu besar
atau terlalu kecil adalah tanda temperamen seimbang.
Demikian pula, penampilan organ tubuh juga merupakan tanda.
Organ yang luas adalah tanda panas, dan kebalikannya adalah tanda dingin.
Sama halnya, mimpi juga menunjukkan temperamen. Mimpi melihat wama-
wama semisal merah, atau kilasan cahaya, semuanya merupakan tanda panas
dan

kebalikannya adalah tanda dingin. Selanjutnya, bau badan yang


berkelebihan adalah tanda panas, dan ketiadaan bau sama sekali adalah
2
tanda dingin.

Konsep Islam Dalam Menjaga Kesehatan


1. Anjuran Menjaga Kesehatan
Sudah menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga agar
tetap sehat dan tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada
mengobati, untuk itu sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat.
Menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih baik daripada
meminum obat saat sakit. Dalam kaidah ushuliyyat dinyatakan:

Artinya:
Dari Ibn 'Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap
Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku
sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku, Nabi menjawab:
Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku
menghadap lagipada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya
Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam
doaku. Nabi menjawab: "Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw
mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat."
(HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar)

Aktualisasi doa dalam Islam, tidak berhenti semata-mata


dalam untaian kata-kata permintaan tetapi mesti disertai dengan
berbagai upaya yang relevan. Hadits serupa di atas banyak
ditemukan; bahkan dalam doa Nabi, setiap pagi dan sore, di antara
yang selalu diminta adalah kesehatan, seperti diriwayatkan dalam
hadits Nabi:

2
Prophetic Medicine Rahasia Kesehatan Nabi hlm.13-18
Dari 'Abdillah bin 'Umar, ia berkata, Rasulullah saw
senantiasa tidak meninggalkan doa-doa ini, pada pagi dan sore hari,
Ya Allah aku memohon kepada-Mu kesehatan di dunia dan akhirat,
ya Allah, aku memohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan
agamaku, duniaku, keluarga, dan hartaku ...
(HR Ahmad, Abu Dawud, dan Ibn Majah)

Dalam hadits yang lain disebutkan pula:

Abu Bakar al-Shiddiq pernah berdiri di atas mimbar,


kemudian ia menangis, ia berkata, Rasulullah saw pernah berdiri
pado tahunpertama di atas mimbar., kemudian behiau menangis, lain
bersabda: "Mintalah kalian ampunan dan kesehatan, tak ada
anugerah yang diberikan kepada seseorang setelah keyakinan lebih
baik dari kesehatan." (HR al-Turmudzi)

Berbagai upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat


menurut para pakar kesehatan, antara lain, dengan mengonsumsi
gizi yang yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang, serta menjauhkan
diri dari berbagai pengaruh yang dapat menjadikannya terjangkit
penyakit. Hal-hal

2. Nilai Sehat dalam Ajaran Islam


Dengan merujuk konsep sehat yang dewasa ini dipaharm.
berdasarkan rumusan WHO yaitu: Health is a state of complete
physical, mental and sosial-being, not merely the absence q; disease
on infirmity3

Kesehatan adalah rahmat Allah yang sangat besar, karena


itu, agama Islam sangat menekankari agar manusia menjaga
kesehatannya, juga menjaga setiap penyebab yang dapat
menjadikannya menderita sakit. Datangnya penyakit, pada
umumnya, disebabkan oleh 'salah atur' dalam masalah makan,
minum, muamalat, atau yang berhubungan dengan phisik, tidak
menjaga kebersihan, sembrono terhadap berbagai saran medis,
atau terlalu banyak diam. Dalam hal ini, Islam sangat
mengedepankan pola hidup sehat, seperti anjuran tentang menjaga
kesehatan, kebersihan, pola makan, menjaga kehormatan dari
perbuatan keji, menjauhkan din dan mengonsumsi khamr dan
berbagai zat adiktif, dan lain-lain.
Menurut penelitian 'Ali Mu'nis, dokter spesialis interna
Fakultas Kedokteran Universitas 'Ain Syams Cairo, menunjukan
bahwa ilmu kedokteran modern menemukan kecocokan terhadap
yang disyariatkan Nabi dalam praktek pcngobatan yang
berhubungan dengan spesialisasinya.

Sebagaiman disepakati oleh para ulama bahwa di balik


pengsyariatan segala sesuatu termasuk ibadah dalam Islam
terdapat hikrnah dan manfaat phisik (badaniah) dan psikis
(kejiwaan). Pada saat orang-orang Islam menunaikan kewajiban-
kewajiban keagamannya, berbagai penyakit lahir dan batin terjaga.

3. Kesehatan Jasmani
Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar
tetap sehat, hal yang perlu diperhatikan dan dijaga, menurut
sementara ulama, disebutkan, ada sepuluh hal, yaitu: dalam hal
makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual,
keinginan-keinginan nafsu, keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota
badan.

a. Mengatur Pola Makan dan Minum


Dalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah
unsur terpenting untuk menjaga kesehatan. Kalangan ahli
kedokteran Islam menyebutkan, makan yang halalan dan
thayyiban. Al-Quran berpesan agar manusia memperhatikan
yang dimakannya, seperti ditegaskan dalam ayat:

Artinya:
maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya ...
(QS. ‘Abasa : 24 )

3
Kesehatan dan kdokteran 2 hlm.57
Dalam 27 kali pembicaraan tentang perintah makan, al-
Quran selalu menekankan dua sifat, yang halal dan thayyib, di
antaranya dalam (Q., s. al-Baqarat (2) 1168; al-Maidat (s) : 88;
al-Anfal (8) : 9; al-Nahl ( 16) : 1 14), antara lain disebutkan :

Artinya:
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan
baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata
bagimu. ( QS.Al-Baqarah 2 : 168).

Dalam ayat lain dinyatakan:

Artinya:
Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu
sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada
Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. al-Maidah 5 : 88)

Juga dalam ayat lain dinyatakan:

Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah


kamu peroleh itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang. (QS. Al-Anfal 8 : 69)

Juga dalam ayat lain dinyatakan:

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah
diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika
karnu hanya kepada-Nya saja menyembah.
(QS. Al-Nahl 16 : 114 )
Allah menjelaskan bahwa yang dihalalkan adaiah makanan yang
baik-baik (al-Thayyibat), di antaranya dijelaskan dalam ayat :

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), “Apakah yang


dihalalkan bagi mereka?” Katakanlah, ”Yang dihalalkan bagimu
(adalah makanan) yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap)
oleh binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu,
yang kamu latih menurut apa yang telah diajarkan Allah
kepadamu. Maka makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan
sebutlah nama Allah (waktu melepasnya). Dan bertakwalah
kepada Allah, sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”
(QS. Al-Maidah 5 : 4):

Dan yang diharamkan adalah yang 'kotor' (al-Khabaits), seperti


dijelaskan dalam ayat :

Artinya ;
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi
(tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh
mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar,
dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan
mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan
membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya,
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang
yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-
orang beruntung. (QS. Al-A'raf 7 :157)4
Menurut syariat Islam, kehalalan suatu jenis makanan atau
minuman ditentukan oleh 4 hal, yaitu dari segi zat, sifat, cara
perolehan, dan akibat yang ditimbulkan jika
mengkonsumsinya. Sebagian uiama menyatakan: Tiga yang
pertama termasuk kategori halal, dan yang terakhir
dikategorikan thayyib. Halal, berdasarkan ketentuansyar'i.
Menurut Quraish Shihab, makanan thayyib adaiah
makanan yang baik dan bergizi. Makanan yang thayyib ini juga
bisa dilihat dari segi kebersihan, rasa, dan cara menyajikannya.
Menurut ahli gizi, pada umumnya jenis makanan dan minuman
yang halal menurut agama Islam termasuk pula yang bersifat
baik menurut pertimbangan Simian.5

Nabi menyatakan bahwa tubuh yang dibesarkan dari


makanan yang haram, baik dari cara mendapatkan maupun jenis
makanan itu sendiri, maka neraka lebih layak baginya Artinya:

... bahwa tubuh yang dibesarkan dari makanan yang


haram, maka neraka lebih layak baginya... (HR al-Turmudzi)

Ini menunjukkan bahwa sifat halal dan thayyib tidak dapat


dipisahkan dan menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam
mengkonsumsi makanan,

Ayat al-Quran menekankan agar makan dan niinum dengan


kadaryang proporsional, tidak berlebihan (wala titsrifu), seperti
ditegaskan dalam ayat:

Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus


pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi
jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan. (QS. Al-A'raf : 31).

4
ibid hlm.58-60
Nabi SAW bersabda : Makan, minum, berpakaian, dan
bersedekahlah kalian dengan tidak berlebihan dan
membanggakan diri.... (HR al-Bukhari, Ibn Majah, Ahmad)

Anjuran tidak berlebihan, wala tusrifu ini berlaku dalam


semua bidang kehidupan bahkan menyangkut fenomena
psikosomatik. Hal-hal yang dilakukan berlebihan akan
mengundang mudharat. Tidak berlebihan memiliki pengertian
yang dalam dan luas, sehingga 'Ali Ibn Husain ibn Waqid
mengatakan: 'Allah menempatkan semua obat dalam separuh
ayat ini'. Perut, dikatakan Nabi, adalah 'rumah' segala penyakit
dan menjaga pola makanan adalah permulaan pengobatan."
Banyak pakar medis mengakui kebenaran pernyataan Nabi ini.
Mereka sepakat mengatakan bahwa perut (lambung) merupakan
pangkal kesehatan dan sekaligus sebagai sumber penyakit.

Ayat tersebut juga menegaskan agar mengatur pola hidup


sederhana yang merupakan letak rahasia kesehatan dan
kebugaran. Resep sehat menyangkut kualitas dan kuantitas
makanan yang disampaikan Nabi adalah tengah-tengah, tidak
berlebihan, tidak terlalu kenyang sehingga tidak ada rongga
kosong dalam ususnya. Porsinya, sepertiga untuk makanan,
sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas.
Disebutkan dalam hadits Nabi :

Dari Miqdam bin Ma'di Karib, ia berkata: Aku pernah mendengar


Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah perut anak Adam dipenuhi
dengan beban keburukan dalam perut hingga memenuhi perut,
sekiranya mesti, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk
minuman, dan sepertiga untuk nafas (udara).
(HR Ahmad dan al-Turmudzi)

5
ibid hlm. 61
Efek positif pola makan tidak berlebihan akan menjadikan
badan selalu tetap segar dan sehat, sebagaimana tercatat dalam
sejarah Islam, Nabi pernah menolak kiriman tabib sebagai
hadiah, karena tidak diperlukan, Nabi berkata: "Kami tidak
perlu seorang dokter, (rahasianya) karena umat Islam tidak
makan sebelum lapar dan jika makan tidak sampai kenyang".
Pernyataan Nabi ini sejalan dengan pernyataan Nabi yang lain :

Artinya:
"Seorang mukmin makan dengan satu lambung dan orang
kafir makan dengan 7 lambung." (HR Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadits ini, dari sisi teologis, porsi makan juga


menggambarkan kualitas keimanan 'Orang kafir makan dengan
tujuh lambung' menunjukkan rakus dan borosnya orang-orang
kafir sekaligus menggambarkan perhatian mereka tertumpu
pada isi perut.

Dianjurkan pula agar makan tidak terlalu kenyang atau


terlalu dekat jaraknya. Menurut pakar kesehatan, makan terlalu
banyak yang melebihi kebutuhan tubuh akan membahayakan,
bahkan dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit.
Tubuh akan merubah makanan yang berlebihan itu ke dalam
lemak. Badan yang berat akan membebani jantung sehingga
menghalangi peredaran darah, akibatnya terganggunya fungsi
alat-alat tubuh sehingga dapat menimbulkan penyakit ginjal,
darah tinggi, pendarahan di otak, penyakit gula, dan lain-lain.

Di samping tidak berlebihan, Nabi selalu menyiapkan


makanannya dengan seksama. Dalam mengkonsumsi makanan,
Nabi tidak hanya dengan satu jenis makanan sebagaimana biasa
dilakukan masyarakat Arab saat itu, tetapi berganti-ganti menu,
seperti daging, buah-buahan, roti, kurma, dan sebagainya
dengan tetap tidak berlebihan sesuai dengan nafsu makannya,
jika berselera memakannya, jika tidak menginginkan maka tidak
memakannya. Apa yang dewasa ini disarankan para ahli gizi
ternyata sejalan dengan kebiasaan Nabi ini, karena tidak ada
jenis bahan makanan yang mengandung semua zat-zat gizi yang
lengkap, maka diperlukan pemaduan jenis-jenis bahan makanan
agar kekurangan-kekurangan yang ada pada satu jenis makanan
dapat ditutupi oleh jenis-jenis bahan makanan lainnya. Untuk
menjaga kesehatan dan kebersihan makanan, diperintahkan
untuk menutupi makanan dan minuman agar tidak termasuki
sesuatu yang membahayakan.

Dianjurkan bagi ibu untuk menyusui anak-anaknya hingga


berusia 2. tahun, antara lain dinyatakan dalam ayat al-Quran:

Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun


penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan
kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan
cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena
anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena
anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila
keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan
permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang
lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran
dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Artinya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepadapara ibu
dengan cara yang ma'ruf. (QS.Al-Baqarah: 233)
Dalam ayat lain dinyatakan:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)


kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
(QS. Luqman: 14)

Berdasarkan ayat dia atas, agar pihak ibu dan anak sehat
seharusnya menyusui anak hingga usianya 2 tahun. AST adalah
makanan penting dan pokok, bahkan semua manusia pernah
sangat tergantung pada keberadaannya, terutama setelah
kelahiran sampai usia 2 (dua) tahun. Menurut kalangan ahli
medis, pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai 2 tahun merupakan
suatu upaya meningkatkan kualitas jasmani dan intelektual anak,
karena mengandung Protein Taurin dan asam lemak
dichosahexaeonoic vlcidyang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan sel otak bayi. Di samping mengandung gizi yang
tinggi, ASI juga mempunyai kemampuan untuk membantu
pertumbuhan dan menghalangi terjadinya infeksi saluran
pencernaan bayi.

Puasa, di samping bernilai ubudiah, telah banyak penelitian


dilakukan dan membuktikan bahwa dari segi kesehatan puasa
dapat menyehatkan badan, terutama pada pencernaan dan
kegemukan. Berpuasa berarti memberikan istirahat pada organ-
organ pencernaan, meremajakan sel-sel tubuh yang mulai menua,
juga dalam mengendalikan emosi yang sangat berpengaruh
positif terhadap organ tubuh, seperti jantung, sistem saraf,
dan sistem peredaran darah. Juga, merupakan sarana untuk
menuju pada keseimbangan makan dan minum dan
menghindarkan diri dari kegemukan yang rentang dan mudah
terserang berbagai penyakit, seperti naiknya tekanan darah,
penyakit jantung, maag, dan lain-lain, dapat menyehatkan
lambung dan berpengaruh positif terhadap kesehatan rohani. Di
samping itu, semangat takwa yang dicerminkan dalam perasaan
senang dan tenteram akan mengurangi stress. Ditinjau dari
sudut kesehatan, puasa ibarat liburan bagi karyawan yang telah
bekerja setahun, dapat menyegarkan kembali kerja usus.
Tepatlah pernyataan Nabi :
“Berpuasalah, maka kalian akan sehat"
(HR al-Thabarani)

Memakan makanan atau minuman yang halal dan menghindari


yang diharamkan secara syar'i banyak mengandung hikmah,
misalnya, mengapa haram makan bangkai, darah, babi, minuman
keras telah terbukti membahayakan dan dapat merusak tubuh
vital manusia.

Kalangan ahli telah berupaya menyingkap alasan


pengharaman mengkonsumsi daging babi, mereka menyatakan
bahwa teori ilmiah modern membuktikan daging babi dapat
menjangkitkan banyak jenis penyakit. Di antara hikmah
larangan mengonsumsi bangkai yang pada umumnya matinya
penyakit-penyakit yang berada dalam jaringan-jaringan
tubuhnya, jika dikonsumsi akan memungkinkan pindah ke
tubuh manusia. Demikian juga dengan darah, sebab, berbagai
jenis racun bisa merasuk ke dalam tubuh manusia.

Berbagai jenis makanan dan minuman yang dibutuhkan tubuh


juga disinggung dalam al-Quran, seperti pentingnya sayur
mayur, daging, ikan, susu, madu, dan sebagainya. Larangan
mengkonsumsi khamr juga berdampak pada hal yang luas,
mengancam stabilitas negara, juga berdampak terciptanya
kejahatan sosial, di samping pada fisik pengonsumsinya. Ilmu
kedokteran telah membuktikan bahwa alkohol meskipun
sedikit, dapat merusak otak, tempat pusat kesadaran.
Tepatlah pernyataan al-Quran, di dalamnya terdapat dosa
besar dan ada manfaatnya bagi manusia.
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar
dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan
beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar
daripada manfaatnya.” Dan mereka menanyakan kepadamu
(tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah,
“Kelebihan (dari apa yang diperlukan).” Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan,
(QS. Al-Baqarah (2):219)

Secara khusus ajaran Islam memberikan tuntunan teknik


minum, dianjurkan secara tertib dan tenang, seteguk demi
seteguk, pelan-pelan, sebagaimana dicontohkan Nabi mengambil
nafas 3 kali dalam sekali minum, tidak sekaligus dalam satu
nafas. Cara meminum dengan sekaligus diyakini akan
mengganggu pernafasan, dapat membuat tercekik, dan juga
tidak berlebihan karena dapat menyebabkan keracunan air.

Ada riwayat kontradiktif, di satu sisi Nabi melarang minum


sambil berdiri. di sisi lain ditemukan riwayat yang menyatakan
bahwa Nabi pernah minum sambil berdiri. Menurut Ibrahim ibn
'Abd al-Rahman, boleh jadi itu dalam keadaan darurat. Namun
sebagian ulama melihatnya tidak kontradiktif, riwayat yang
menyebutkan Nabi minum dengan berdiri karena adanya
keperluan (hajat) seperti ke sumur zamzam, dengan timba para
sahabat meminumnya di situ, mereka mengambilkan air dengan
timba itu kepada Nabi dan beliau meminumnya dengan berdiri.
Sebagian ulama menyatakan, hadits yang menyatakan kebolehan
minum dengan berdiri di atas telah di-naskh oleh hadits yang
menekankan minum dengan duduk. Sementara ulama memandang
bahwa larangan minum berdiri di sini hukumnya bukan haram,
tetapi sebagai imbauan (Li al-Irsyad) dan meninggalkan yang
utama (tark al-Aula).
Perhatian Islam untuk menjaga kesehatan juga dapat digali
dari hikmah dibalik larangan berzina, biasanya dapat
mengundang berbagai penyakit gawat, baik bagi laki-laki juga
pada wanita. Juga hikmah pelarangan pelampiasan kelainan
seksual yang diharamkan, seperti homoseksual, sodomi (liwath),
menyenggamai mayit, menyenggamai binatang, dan lain-lain.

Larangan mencampuri isteri yang sedang haid, berdasarkan


teori kedokteran akan dapat mengundang resiko penyakit bagi
kedua belah pihak, suami atau isteri. Dalam hal menyangkut
kepuasan seksual, dipesankan Nabi untuk saling memberikan
kepuasan kepada pasangannya. Larangan menyenggamai anus
(analseks) yang banyak mengandung kuman (sodomi) yang akan
dapat mendatangkan penyakit, terutama bagi pihak laki-laki.

b. Keseimbangan Beraktivitas dan Istirahat


Perhatian Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak
bayi, di mana Islam menekankan bagi ibu agar menyusui anaknya,
di samping merupakan fitrah juga mengandung nilai kesehatan.
Banyak ayat dalam al-Quran menganjurkan hal tersebut.
Al-Quran melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak
badan. Para pakar di bidang medis memberikan contoh seperti
merokok. Alasannya, termasuk dalam larangan membinasakan
diri dan mubadzir dan akibatyang ditimbulkan, bau, mengganggu
orang lain dan lingkungan.6

Islam juga memberikan hak badan, sesuai dengan fungsi dan


daya tahannya, sesuai anjuran Nabi:

Bahwa badanmu mempunyai hak


Islam menekankan keteraturan mengatur ritme hidup
dengan cara tidur cukup, istirahat cukup, di samping hak-haknya
kepada Tuhan melalui ibadah. Islam memberi tuntunan agar
mengatur waktu untuk istirahat bagi jasmani. Keteraturan tidur
dan berjaga diatur secara proporsional, masing-masing anggota
tubuh memiliki hak yang mesti dipenuhi. Di sisi lain, Islam
melarang membebani badan melebihi batas kemampuannya,
seperti melakukan begadang sepanjang malam, melaparkan
perut berkepanjangan sekalipun maksudnya untuk beribadah,
seperti tampak pada tekad sekelompok Sahabat Nabi yang ingin
terus menerus shalat malam dengan tidak tidur, sebagian
hendak berpuasa terus menerus sepanjang tahun, dan yang lain
tidak mau 'menggauli' istrinya, sebagaimana disebutkan dalam
hadits:

“Nabi pernah berkata kepadaku: Hai hamba Allah,


bukankah aku memberitakan bahwa kamu puasa di sz'am? hari
dan qiyamul laildimalam hari, maka aku katakan, benarya
Rasulullah, Nabi menjawab: Jangan lalukan itu, berpuasa dan
berbukalah, bangun malam dan tidurlah, sebab, pada badanmu
ada hak dan pada lambungmujuga ada hak"
(HR Bukhari dan Muslim).

Perhatian Islam terhadap hak jasmani manusia juga


terdapat dalam konsep rukhshat bagi seseorang yang tidak
dapat menunaikan kewajiban agama secara 'azimat', seperti
akan menyebabkan sakit, atau menambah parah sakitnya
sehingga memperlambat kesembuhannya, atau akan
mendapatkan kesulitan tertentu, maka bagi yang tidak mampu
berwudhu dan mandi dengan air disyariatkan dengan
bertayammum, bagi yang tidak mampu shalat berdiri,
diperkenankan dengan duduk atau berbaring, kebolehan
berbuka puasa Ramadhan bagi yang sedang sakit atau bepergian,
dan bermacam-macam rukhshat lain yang dapat diganti dengan
bentuk penggantian tertentu atau tidak. Bahkan, pada situasi
tertentu mengamalkan rukhshat hukumnya menjadi wajib,
misalnya, bagi orang yang sedang menderita sakit parah,
bepergian yang sangat memberatkan, lemah karena usia larijut
dan yang sejenisnya maka diharamkan puasa, sebab jika
dipaksakan akan mengalami penderitaan yang berat. Nabi
pernah melihat seseorang yang dipayungi oleh temannya dan

6
ibid hlm.67
disirami tubuhnya dengan air karena sedang kepayahan
berpuasa, Nabi menegaskan lebih baik berbuka bagi yang
menjalani perjalanan jauh.

Ajaran Islam juga memberikan perhatian khusus terhadap


hak-hak anggota tubuh. Misalnya, makan jika lapar, minum jika
haus, beristirahat jika letih, membersihkannya jika kotor,
mengobatinya jika sakit, tidak duduk dalam kegelapan (tentu
kecuali ada alasan yang kuat), membuat suasana majiis yang
lebih luas, jika ada seseorang di tempat panas dan yang lain di
tempat yang teduh maka berdirilah, tidak berjemur di sinar
matahari karena akan merusak kulit dan pakaian, melepas sandal
ketika duduk karena memberikan istirahat bagi telapak kaki.
Suatu ketika Nabi melihat ada orang tua berjalan sambil
dipapah oleh dua anaknya karena menunaikan nazar akan berhaji
sambil berjalan, Nabi menyuruhnya naik kendaraan.

Terhadap kebutuhan jasmani manusia, Islam memberi


tuntunan, agar mengatur waktu untuk istirahat seperti
ditegaskan dalam ayat al-Quran:

Artinya:

Dan karena rahmat-Nya, Diajadikan untukmu malam dan


siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu
mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar
kamu bersyukur kepada-Nya. (QS.Al-Qashash: 73)

Juga dalam surat Yunus 67 dinyatakan :

Artinya:
Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu
beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang
(supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnyapada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang mendengar. (QS. Yunus: 67)
Keteraturan tidur dan berjaga diatur secara proporsional,
masing-masing anggota tubuh memiliki hak yang mesti dipenuhi.
Nabi berkata:

Artinya
"Tidur dan berdirilah, bahwa badanmu ada hak, dan
ucapannya: Aku tidur dan bangun. " (HR Bukhari dan Muslim).

Disebutkan pula dalam hadits lain:

Dari 'Aisyah, bahwa Nabi saw mengutus seseorang


mengundang 'Utsman bin Mazh'un maka dia datang menghadap,
Nabi berkata: Hai Utsman apakah anda membenci sunnahku? la
menjawab: Tidak, Demi Allah ya Rasulallah, justru sunnahmu itu
yang saya buru. KataNabi: Bahwa saya tidur, shalat, puasa,
berbuka, menikahi wanita, bertakwalah kepada Allah hai
'Utsman, bahwa pada keluargamu ada hak, pada tamumu ada hak,
dan pada dirimu ada hak, berpuasa, berbuka, shalat, dan
tidurlah! (HR Abu Dawud dan Ahmad)

Kebiasaan Nabi tidur adalah pada permulaan malam, sesudah


shalat Isya' dan bangun pada tengah malam, bangun kemudian
bersiwak, wudhu dan shalat malam. Posisi tidur beliau adalah
berbaring miring dengan posisi lambung kanan di bawah dan
tidak memenuhi perutnya dengan makanan dan minuman.

Islam juga sangat menekankan untuk bekerja, rajin, selalu


beraktivitas, bekerja pagi-pagi, sebaliknya, melarang besikap
lamban, bermalas-malas dan suka menunda-nunda pekerjaan.
Sebagaimana tergambar dalam doa Nabi meminta perlindungan
kepada Allah dari sifat lemah dan malas.

Secara khusus dianjurkan agar meminta perlindungan Allah


dari berbagai jenis penyakit, seperti belang, gila, lepra, tuli dan
bisu, dan berbegai jenis penyakit yang jahat lainnya. Di sisi lain
memohon diberi kesehatan phisik dan panca indera, bahkan
kesehatan dalam berbagai bidang kehidupan meliputi agama,
kehidupan duniawi, keluarga, dan harta.
Prinsip ini sejalan dengan penegasan ayat al-Quran bahwa
'Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki
kesukaran':

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan


Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
benar dan yang batil ). Karena itu, barangsiapa di antara kamu
ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau
dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib
menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan
tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas
petunjuk -Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
(QS.Al-Baqarah:185).

Secara khusus dalam al-Quran dilarang melakukan sesuatu


yang dapat merusak badan. Para pakar di bidang medis
memberikan contoh seperti merokok. Alasannya, larangan
membinasakan diri dan mubadzir dan akibat bau yang
ditimbulkannya, serta mengganggu orang lain dan lingkungan.
Racun yang dibawanya sangat mengganggu kesehatan.

Nabi menghormati dan melegalisir ijtihad 'Amr bin al-'Ash


tidak mau mandi junub karena dinginnya cuaca yang diyakini
akan memayahkan badan dengan menggantinya dengan
tayammum, berpegang pada ayat al-Quran:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.
(QS. Al-Nisa’ :29).

Nabi menyambutnya dengan senyum mendengar


parkataan_ ‘Amr. Sikap Nabi ini menunjukkan persetujuan
Nabi terhadap ijtihad ‘Amr ibn al-‘Ash. Juga dikisahkan,
seorang laki-laki yang terluka dan memaksakan diri harus
mandi junub. Akibatnya, dia mati karena lukanya bertambah
parah setelah mandi. Mendengar kisah ini, Nabi marah kepada
Sahabat yang telah menyuruhnya mandi. Nabi berkata: Mereka
telah membunuhnya, Allah akan membunuh mereka, kenapa
mereka tidak bertanya kalau tidak tahu? Obat tidak tahu
adalah bertanya. Sebenarnya dia hanya cukup membalut
lukanya dan bertayammum.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Islam tidak mengabaikan


masalah menjaga kesehatan, namun batasan itu hanya
diberikan secara global dan sifatnya umum. Selanjutnya,
dipersilakan jabaran praktis dan pengembangannya kepada
ahlinya. Seperti dapat dilihat dalam hadits Nabi tentang
mengawinkan pohon kurma yang sangat _opular, yang secara
praktis Nabi tidak menguasai dengan baik masalah pemutikan
buah kurma, ternyata saran beliau menjadikan panen kurma
gagal, saat itu Nabi berkata:

Artinya:
Dari 'Aisyat dan dari Anas, bahwa Rasulullah saw
berkata: ”Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian"
(HR Muslim)
c. Olahraga sebagai Upaya Menjaga Kesehatan
Aktivitas terpenting untuk menjaga kesehatan dalam ilmu
kesehatan adalah melalui kegiatan berolahraga. Kata olahraga
atau sport (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Latin
Disportorea atau deportore, dalam bahasa Itali disebut
'deporte' yang berarti penyenangan, pemeliharaan atau
menghibur untuk bergembira. Olahraga atau sport dirumuskan
sebagai kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil
memelihara jasmaniah. Tujuan utama olahraga adalah untuk
mempertinggi kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga otot,
keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-rungsi alat tubuh,
dan daya ekspresif serta daya kreatif. Dengan melakukan
olahraga secara bertahap, teratur, dan cukup akan
meningkatkan dan memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan
dan menyehatkan tubuh. Dengan kesegaran jasmani seseorang
akan mampu beraktivitas dengan baik.

Menurut ahli ilmu olahraga, dewasa ini induk olahraga terdiri


dalam 3 jenis, yaitu lari, lompat, dan lempar yang kemudian
dikenal dengan atletik. Dari atletik ini selanjutnya berkembang
berbagai jenis dan cabang olahraga, antara lain bela diri (gulat,
judo, karate, tinju, pencak silat, dan anggar), olahraga air
(renang, selancar air, loncat indah, dan sebagainya), olahraga
lapangan (sepak bola, sepak takraw, voli, bulu tangkis, dan
sebagainya), olahraga ketangkasan (senam, berkuda, daan
sebagainya), serta rekreasi (lintas alam).

Dalam pandangan ulama fikih, olahraga (Bahasa Arab: al-


Riyadhat) termasuk bidang ijtihadiyat. Secara umum hokum
melakukannya adalah mubah, bahkan bisa bernilai ibadah, jika
diniati ibadah atau agar mampu melakukannya melakukan ibadah
dengan sempurna dan pelaksanaannyatidakbertentangan dengan
norma Islami. Sumber ajaran Islam tidak mengatur secara rinci
masalah yang berhubungan dengan berolahraga, karena
termasuk masalah 'duniawi' atau ijtihadiyat, maka bentuk,
teknik, dan peraturannya diserahkan sepenuhnya kepada
manusia atau ahlinya. Islam hanya memberikan prinsip dan
landasan umum yang harus dipatuhi dalam kegiatan berolahraga.

Nash al-Quran yang dijadikan sebagai pedoman perlunya


berolahraga, dalam konteks perintah jihad agar mempersiapkan
kekuatan untuk menghadapi kemungkinan serangan musuh, yaitu
ayat:

Artinya:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat
untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain
mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. Apa saja yang kamu najkahkanpadajalan Allah
niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak
akan dianiaya (dirugikan). (QS.Al-Anfal : 60)

Nabi menafsirkan kata kekuatan (al-Quwwaf) yang dimaksud


dalam ayat ini adalah memanah. Nabi pernah menyampaikannya
dari atas mimbar disebutkan 3 kali, sebagaimana dinyatakan
dalam satu hadits:

Nabi berkata: "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka


kekuatan apa saja yang kamu sang gupi" Ingatlah kekuatan itu
adalah memanah, Ingatlah kekuatan itu adalah memanah,
Ingatlah kekuatan itu adalah memanah,
(HR Muslim, al- Turmudzi, Abu Dawud, Ibn Majah,
Ahmad, dan al -Darimi)

Nabi sering berlatih dan menunggang kuda. Betapa pentingnya


menunggang kuda, dalam al-Quran dijadikan sumpah:
Artinya :
Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-
engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku
kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu
pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-
tengah kumpulan musuh. (QS.Al-'Adiyat :1-5).

Dari sumber hadits dapat dijumpai berbagai riwayat,


adakalanya Nabi berolahraga, juga menganjurkan berolahraga.
Berbagai jenis olahraga dianjurkan Nabi, seperti renang,
memanah, berkuda, anggar, gulat, dan lain-lain. Kepada orang
tua, dianjurkan agar mendidik anaknya berlatih olahraga.

Nabi juga membolehkan olahraga anggar yang mengandung


pendidikan ketangkasan membela dirinya. Dalam hadits Nabi
diceritakan bahwa orang Habsyi dari Bani Arfidat bermain
anggar di depan Rasulullah saw. Menyaksikan permainan itu,
'Umar bin al-Khaththab marah dan dan berusaha melempari
mereka dengan batu kerikil. Namun Nabi saw mencegah tindakan
'Umar dan membiarkan mereka meneruskan bermain anggar
hinga selsesai.

Nabi juga membolehkan berkompetisi olahraga untuk


menanamkan sifat berani dan mendalam dalam bidang olahraga
tertentu, dan memberikan hadiah kepada pemenangnya. Nabi
sendiri pernah berlomba lari dengan 'Aisyat. Menurut
penuturan 'Aisyat, dalam dua kali lomba, dia dan Nabi sama-
sama pernah memenangkan pertandingan, pada kesempatan
pertama ia yang menang dan pada kesempatan kedua Nabi yang
menang.

Nabi juga pernah berlomba gulat. Ketika di Mekkah, Nabi


saw pernah ditantang bergulat melawan seorang yang sangat
terkenal kehebatannya dalam bergulat yang bernama Rukanah
bin 'Abd al-Yazid. Dalam pertandingan tersebut Nabi dapat
mengalah-kannya dengan menjatuhkannya 3 kali. Karena Nabi
telah berhasil mengalahkannya itu, maka Rukanah kemudian
masuk Islam.

Dari peristiwa tersebut tampak bahwa tujuan pertandingan


bukan untuk merendahkan harga dirinya, bahkan Nabi
menggunakannya sebagai sarana berdakwah. Dalam hadits lain,
Nabi menyatakan bahwa setiap kegiatan yang tidak diarahkan
untuk mengingat Allah adalah kegiatan yang melalaikan, kecuali
empat hal, yaitu: kegiatan olahraga memanah, melatih kuda,
bersenang-senanag dan bermesraan dengan isteri sendiri, dan
belajar berenang.

Tidak banyak jenis olahraga yang disebutkan secara


tersurat dalam hadits Nabi, hanya terbatas pada lari, memanah,
renang, dan berkuda. Nampaknya, inilah yang sejalan dengan
geografis Arab dan perkembangan zaman saat itu. Terhadap
jenis olahraga yang tidak disebutkan dalam hadits, dapat
dimasukkan dalam hadits tentang metode pemutikan kurma,
dikategorikan dalam persoalan ijtihadiyah yang teknis dan
metodenya diserahkan kepada pakar masing-masing bidang.

Perkembangan jenis olahraga dari masa ke masa mengalami


perkembangan, di antaranya dapat dibenarkan dalam hukum
Islam, sebagian yang lain masih diperdebatkan. Kebolehannya
mengacu pada prinsip umum hukum Islam bahwa segala sesuatu,
termasuk jenis olahraga, tidak terlarang sejauh tidak ada dalil
yang mengharamkannya. Tercakup dalam kaidah hukum Islam:

"Pada dasarnya sega/a sesuafu dan perbuatan adalah mubah,


kecuali ada dalil menunjukkan keharamannya.”

Panduan Islam terhadap batasan boleh dan tidaknya jenis


olahraga tertentu terkait pula dengan batasan syar'i yang
berhubungan dengan pakaian atau mempertontonkan aurat,
faktor manfaat dan mudaratnya, keamanan dan keselamatan
pemainnya, serta unsur-unsur lain yang terkait dalam
pelaksanaan berolahraga, seperti tidak boleh mengandung unsur
judi, pembauran antara laki-laki dan perempuan sehingga
menimbulkan fitnah, memperagakan gerak tubuh secara sensual,
dan yang sejenisnya. Hal-hal tersebut jelas bertentangan
dengan ajaran Islam.

Berdasarkan batasan di atas maka olahraga binaraga


misalnya yang lebih mengutamakan penilaian pada keindahan
atau kekerasan otot manusia, pesertanya hanya dibolehkan
menutupi tubuhnya hanya pada bagian vitalnya saja, maka jelas
hal ini bertentangan dengan anjuran Islam agar menutup aurat.
Apalagi bagi wanita, jelas bertentangan dengan ketentuan al-
Quran agar menutup aurat, firman Allah:

Artinya :
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin : “Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu... (QS. Al-Ahzab : 59)

Juga firman Allah :

Artinya:
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya,
dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dadanya, ... (QS. An-Nur : 31)

Dewasa ini, olahraga yang hampir sama dengan binaraga


dalam hal pakaian adalah renang, senam, dan beberapa
olahraga atletik. Pakaian yang dikenakan dalam jenis olahraga
tersebut pada umumnya sangat minim sehingga auratnya
terlihat. Padahal dalam satu sisi renang termasuk jenis
olahraga yang dianjurkan Nabi, namun dalam perintah yang lain
dianjurkan memakai kain penutup badan, Nabi menyatakan :

Artinya :
Dari Abi Hurairat ra. Rasulullah saw bersabda: " Siapa yang
beriman kepada Allah dam hari akhir dari kalangan laki-laki
umatkujangalah masuk kepemandian umum ( kolam renang)
kecuali dengan mengenakan kain penutup (pakaian), dan wanita
yang beriman kepada Allah dan hari akhir dari umatku jangan
masuk kepemandian umum. (HR Ahmad)

Berdasarkan hadits di atas , agar tidak bertentangan


dengan norma Islami maka yang harus diperhatikan dalam
olahraga renang dan yang sejenisnya harus dipisahkan antara
laki-laki dan perempuan, laki-laki tidak diperkenankan menonton
wanita, begitu pula sebaliknya, dan pakaian yang dikenakan oleh
para olahragawan tersebut tidak boleh membuka aurat.

Demikian pula dengan olahraga senam, dilihat dari sisi


hukum Islam, jika yang diutamakan adalah peragaan keindahan
gerak tubuh secara sensual jelas bertentangan dengan
ketentuan hokum Islam, sebab mempertontonkan lekuk -lekuk
dan keindahan gerakan tubuh. Pakaian yang dikenakannya juga
sangat minim dan ketat sehingga dapat mengundang nafsu
birahi kaum laki-laki yang menontonnya. Hal tersebut
bertentangan dengan anjuran dalam al-Quran agar kaum
laki-laki menahan pandangannya dan memelihara
kehormatannya, demikian juga bagi kaum wanita :
Artinya:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,...
(QS, An-Nur : 30-31).

Di samping itu juga bertentangan dengan hadits Nabi:

Artinya:
Rasulullah SAW bersabda: Seorang laki-laki tidak
boleh melihat aurat laki-laki yang lain, seorang wanita tidak
boleh melihat aurat wanita yang lain, dan seorang laki-laki
tidak boleh dalam safu se/imut dengan laki-laki lain, dan
seorang wanita tidak boleh dalam satu se/imuf dengan
wanita lain" (HR. Muslim, al-Turmudzi, dan Ahmad)

Illat dari larangan ini adalah dampak negatif yang


ditimbulkan dari pakaian yang dikenakan para olahragawan
tersebut, yang merupakan upaya sadd al-Dzari'at yakni
menutup jalan agar tidak terjadi hal-hal yang bertentangan
dengan ketentuan Islam.

Demikian juga berbagai olahraga keras seperti tinju dan


yang sejenisnya, yang lebih mengutamakan pada
kedahsyatan pukulan, nilai ditentukan oleh akurasi pukulan
atau tendangan yang mengenai titik sasaran. Dalam tinju
misalnya, titik sararan yang bernilai jika mengenai bagian
kepala. Padahal memukul kepala atau bagian kepala termasuk
perbuatan yang dilarang dalam Islam seperti dinyatakan
dalam hadits Nabi:
Artinya:
“Rasulullah SAW melarang memukul muka"
(HR Ahmad dari Salim dari bapaknya, dan Bukhari dari
Ibn 'Umar)

Jika pukulan sangat akurat dapat mengakibatkan


lawannya tersungkur, bahkan dapat pula berakibat fatal,
dapat mematikan. Padahal Islam melarang melakukan
tindakan yang dapat mencelakakan dirinya dan juga orang
lain, sebagaimana dinyatakan dalam ayat al-Quran :

Artinya:
... dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,...
(QS.Al-Baqarah:195).

Jika kedua pihak berduel hingga menewaskan salah satu


atau dua-duanya, karena masing-masing berusaha untuk
mengalahkan lawannya, diancam dengan hadits Nabi, ketika
mendapat pengaduan ada dua orang yang berkelahi sehingga
salah seorang mati, Nabi berkata:

Rasulullah saw bersabda: Pembunuh dan yang dibunuh


sama-sama di neraka ...
(HR Muslim, al-Nasai, Abu Dawud, dan al-Darimi)

Penundukan lawan secara total yang berakibat kematian


dianggap sebagai pembunuhan. Olahraga jenis ini, memang
diakui ada manfaatnya, namun jika dibandingkan dengan
mudharatnya nampaknya lebih besar, maka mesti dihindari,
sesuai dengan kaidah hukum Islam :

Bahwa menolak bahaya itu lebih didahulukan daripada


mengambil manfaatnya
Di samping itu, olahraga tinju dan yang sejenisnya,
khususnya untuk yang profesional sering dijadikan sebagai
ajang perjudian. Sehingga dapat dinyatakan bahwa olahraga
jenis ini merupakan pintu bagi orang yang melakukan
kemaksiatan. Maka berdasarkan prinsip Sadd al-Dzari'at,
segala sesuatu yang dapat menimbulkan kemaksiatan berarti
termasuk perbuatan maksiat pula.

Mengenai olahraga jenis-jenis lain, pada prinsipnya tidak


bertentangan dengan ajaran Islam sejauh tidak ada dalil
yang mengharamkannya dan dalam pelaksanaannya tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Berbagai
jenis olahraga yang tidak disebutkan dalam nash, pada
prinsipnya tidak terlarang dalam Islam sejauh tidak ada dalil
yang mengharamkannya. Dalam hal ini, yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan untuk menetapkan
hukumnya, di samping faktor pakaian adalah faktor manfaat
dan mudaratnya, serta keamanan dan keselamatan
pemainnya.

Ajaran Islam juga memberikan perhatian terhadap


kesehatan mata, di antaranya ada anjuran memandang
berbagai warna. Nabi menganjurkan, tiga hal akan
menambah daya penglihatan, yaitu melihat air mengalir, yang
hijau-hijau, dan melihat wajah yang elok (maksudnya: suami
atau isterinya). Secara khusus Nabi membiasakan diri
menggunakan celak mata, yang dinilai berfungsi dapat
menjaga kesehatan mata dan berfungsi dapat mempertajam
daya pandang.

Juga memberi perhatian terhadap kesehatan gigi melalui


anjuran bersiwak. Diakui, bahwa kesehatan gigi merupakan
sendi utama menjaga kesehatan secara umum, terutama
kesehatan alat pencernaan, karena gigi yang sehat dan kuat
akan mampu mengunyah makanan dan menggilingnya hingga
lumat sehingga akan memudahkan pencernaan.7
d. Anjuran Menjaga Kebersihan
Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan
yang merupakan salah satu aspek penting dalam ilmu
kedokteran. Dalam terminologi Islam, masalah yang
berhubungan dengan kebersihan disebut dengan al-
Thaharat. Dari sisi pandang kebersihan dan kesehatan, al-
thaharat merupakan salah satu bentuk upaya preventif,
berguna untuk menghindari penyebaran berbagai jenis
kuman dan bakteri. Imam al-Suyuthi, 'Abd al-Hamid al-
Qudhat, dan yang lain menyatakan, dalam Islam menjaga
kesucian dan kebersihan termasuk bagian ibadah sebagai
bentuk qurbat, bagian dari ta'abbudi, merupakan kewajiban,
sebagai kunci ibadah, Nabi bersabda:

Artinya :
Dari 'Alira., dari Nabi saw, beliau berkata: "Kunci
shalat adalah bersuci" (HR Ibnu Majah, al-Turmudzi,
Ahmad, dan al-Darimi)

Berbagai ritual Islam mengharuskan seseorang


melakukan thaharat dari najis, mutanajjis, dan hadats.

Demikian pentingnya kedudukan menjaga kesucian dalam


Islam, dalam buku-buku fikih dan sebagian besar buku
hadits selalu dimulai dengan mengupas masalah thaharat,
sehingga dapat dinyatakan 'fikih pertama yang dipelajari
umat Islam adalah masalah kesucian'.

Thaharat dalam ajaran Islam mencakup bidang yang


sangat luas, lahiriah dan rohaniah. Al-Imam al-Ghazali
membagi Thaharat dari segi fikih sufistik menjadi 4
kelompok, yaitu meliputi:
1. Bersuci lahiri dari berbagai hadats dan kotoran.
2. Bersuci ragawi dari perbuatan salah dan dosa.
3. Bersuci qalbi dari berbagai bentuk akhlak tercela dan
kehinaan.
4. Bersuci nurani dari kelalaian mengingat Allah.

'Abd al-Mun'im Qandil dalam bukunya al-Tadaivi bi al-


Quran seperti halnya kebanyakan ulama membagi thaharat
menjadi dua, yaitu lahiriah dan rohani. Kesucian lahiriah
meliputi kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal, jalan
dan segala sesuatu yang dipergunakan manusia dalam urusan
kehidupan. Sedangkan kesucian rohani meliputi kebersihan
hati, jiwa, akidah, akhlak, dan pikiran.

Berpijak pada prinsip bahwa menjaga adalah lebih baik


daripada mengobati, maka para pakar dalam bidang
kedokteran dan Islam sepakat menyatakan bahwa menjaga
kebersihan agar tidak terserang penyakit adalah upaya
terbaik . Banyak ayat dan hadits menganjurkan agar
memperhatikan kebersihan, baik secara khusus atau yang
terkait langsung dengan syarat sahnya ibadah, juga
menggalakkan kebersihan dan menganjurkan agar menjadi
umat yang membiasakan hidup bersih, sebagaimana
dinyatakan dalam ayat al-Quran :

Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad)


tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.”
Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu
dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah
suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai
orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.
(QS. Al-Baqarah 2 : 222)

4)
Ibid hlm.73-80
Dalam ayat lain ditegaskan Allah memuji seorang laki-
laki di masjid Quba', Allah berfirman :

Janganlah engkau melaksanakan salat dalam masjid itu


selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar
takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau
melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-
orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-
orang yang bersih. ( Q.S At-Taubah : 108 )

e. Thaharah dari Hadats dan Najis


Banyak ayat menyebutkan keutamaan orang yang suci
dan juga anjuran untuk bersuci. Thaharah dianjurkan untuk
menghilangkan hadats dan najis. Hadats terbagi dua, besar
dan kecil. Hadats kecil dihilangkan dengan cara berwudhu
atau tayammum, dan hadats besar dihilangkan dengan mandi
atau tayammum. Berwudhu dianjurkan sebelum shalat,
membaca mushaf al-Quran, atau thawaf, bangun tidur,
sewaktu ada timbul bau akibat mangonsumsi makanan yang
berakibat menyisakan bau, dan lain-lain. Dalam hadits Nabi
ditegaskan, untuk lebih sempurnanya wudhu disunnahkan
pula membasuh anggota tubuh yang dibasuh atau diusap
berulang-ulang hingga dipastikan bersih, sebanyak 3 kali,
berkumur-kumur, membersihkan lubang hidung bagian
dalam, menyela-nyelai jenggot, menyele-nyelai jari -jemari,
menggosok anggota yang dibasuh, membersihkan telinga
dengan air, dan lain-lain. Anggota tubuh yang dianjurkan
dibersihkan tersebut adalah yang biasanya terkena kotoran;
keringat, dan debu: Jika seseorang setiap kali akan
mendirikan shalat berwudhu, maka minimal dalam sehari
semalam ia akan berwudhu lima kali, dengan demikian dijamin
pasti akan selalu bersih. Apalagi jika mengikuti sunnah Nabi
agar selalu memperbaharui dan melanggengkan wudhu, maka
daki-daki, debu, keringat, maupun kotoran-kotoran lain yang
melekat pada kulit akan bersih.

Di samping untuk menghilangkan kotoran dan


mendapatkan kesegaran badan, secara khusus mandi
diwajibkan jika dalam keadaan hadats besar, seperti setelah
berhubungan seksual, keluar sperma bagi kaum laki-laki dan
yang sejenisnya bagi kaum wanita, dan khusus bagi kaum
wanita ditambah setelah haid dan nifas. Berbagai jenis
mandi sunnah juga dianjurkan, antara lain, mandi pada hari
Jum'at, Idul Fitri, Idul Adha, Setelah memandikan atau
mengurus jenazah, sebagai rutinitas harian dalam upaya
menjaga kebersihan, dan lain-lain. Dalam praktek mandi
secara teoritis seluruh bagian tubuh yang dimungkinkan
merupakan sarang atau diduga banyak mengandung kuman
penyakit akan dibersihkan. Mandi disunnahkan menggunakan
sidr. Sidr merupakan kulit kulit buah, pada zaman dulu
digunakan untuk menyuci sebagai sabun, jika dilarutkan
dalam air akan berbusa. Dari segi fungsinya, sama dengan
fungsi sabun untuk menyuci.

Berbagai ritual Islam mengharuskan seseorang


senantiasa membersihkan din dengan menghilangkan najis,
baik badan, tempat, maupun pakaian. Para ulama fikih
membagai najis menjadi 3 kelompok, yaitu ringan
(mukhaffafat}, pertengahan, (muttawassithat), dan berat
(mughalazhaf).

Di antara najis mukhaffafat adalah kencing bayi laki-laki


yang belum makan kecuali hanya dari ASI. Cara menyucinya,
minimal hanya dengan memerciki air. Sedangkan najis
mutawassithat, misalnya khamr, bangkai, darah, nanah,
muntah, tinja, dan urine. Cara menyucinya adalah
menghilangkan seluruh unsur najisnya, meliputi bau, warna,
dan zatnya. Sedangkan najis mughallazhat adalah najisnya
anjing, dan sebagian ulama memasukkan babi dalam najis
berat ini. Adapun cara menghilangkannya, menurut hadits
Nabi dinyatakan :

Dari Abi Hurairat, ia berkata, Rasulullah saw hersabda:


Sucinya bejana milik salah seorang di antara kalian, jika
anjing menjilatnya, hendaknya dibasuh tujuh kali, yang
pertama dengan debu. (HR Muslim dan Ahmad)

Para ulama berbeda pendapat dalam berbagai hal dalam


memehami hadits di atas. Pertama, tentang anjing yang
menjilat bejana. Menurut mayoritas ulama tidak saja
terbatas pada bejana, tetapi meliputi apa saja yang bukan
bejana, dan tidak mesti dalam bentuk jilatan, tetapi juga
melalui sentuhan, seperti jika anjingnya yang basah, atau
yang disentuhnya yang basah, atau dua-duanya basah
termasuk dalam batasan najis dalam hadits di atas.
Sedangkan menurut sebagian kecil ulama sesuai dengan teks
hadits, najisnya bejana hanya jika ia menjilat bejana bukan
pada benda lain. Kedua, Penggunaan debu sebagai medium
menghilangkan najisnya, Menurut sebagian ulama ketentuan
itu tidak dapat digantikan dengan bahan lain. Menurut
mereka, bahwa kuman yang terdapat dalam jilatan anjing itu
hanya bisa dihilangkan dengan debu. Menurut sebagian
ulama kontemporer, di antaranya adalah Mahmud Syaltut,
mantan Rektor Universitas al-Azhar Kairo, boleh saja
diganti dengan sabun. Menurut Syaltut anjuran pennggunaan
debu menunjukkan kepraktisan saja, debu sebagai media
yang paling mudah didapatkan. Ketiga, tujuh basuhan
merupakan batasan minimal, atau menurut sebagian ulama
perlu dilakukan berulang-ulang. Menurut penilaian ulama
bilangan tujuh sebagian bilangan yang banyak dalam
kebiasaan bahasa Arab.

Benda-benda najis tersebut termasuk benda


cemar/limbah yang sangat membahayakan bagi kesehatan
manusia yang dalam ilmu kesehatan dikenal sebagai sumber-
penular (infectiebron) terpenting.
f. Menjaga Sarana Bersuci
Kebersihan adalah pangkal kesehatan, sarana utama
untuk kebersihan adalah air, Kegunaan air untuk bersuci,
antara lain, dinyatakan dalam al-Quran :

(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk


untuk memberi ketenteraman dari -Nya, dan Allah
menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk
menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan
gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan
hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh
pendirian). (QS.Al-Anfal 8 :11)

Islam menganjurkan menggunakan air untuk menyuci


hadats, najis, atau kotoran. Di samping berfungsi sebagai
alat thaharat, disebutkan pula dalam hadits Nabi, bahwa
pada air tertentu mempunyai khasiat, seperti dikatakan
Nabi :

Artinya:
DariJabir, Rasulullah saw. bersabda: "Air zamzam
tergantung (keperluan) orang yang meminumnya".
(HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Air yang digunakan disyaratkan bersih, suci dan


menyucikan (thahir wa Muthahhir], tidak mengandung najis
(mutanajjis), dan bukan air limbah (musta'mal). Dalam
keadaan darurat, dapat dipergunakan benda lain sebagai
pengganti, yaitu debu untuk menghilangkan hadats dengan
persyaratan yang sama, suci dan menyucikan serta batu atau
yang sejenisnya disunnahkan menggunakan 3 buah. Dalam
penggunaannva dianjurkan pula berulang-ulang sehingga
dapat dipastikan benar-benar membersihkan.

10. Senantiasa bersiwak atau gosok gigi


Syariat Islam juga memperhatikan kebersihan mulut
dan gigi melalui perintah siwak. Dalam arti khusus, bersiwak
adalah tindakan membersihkan gigi dengan kayu siwak,
sedangkan dalam arti umumnya adalah tiap-tiap benda yang
dipergunakan untuk membersihkan gigi. Dari pengertian ini,
dewasa ini siwak dapat diartikan dengan sikat gigi atau yang
sejenisnya.

Nabi menganjurkan bersiwak atau menggosok gigi setiap


kali hendak shalat, memasuki masjid, sebelum tidur, atau
ketika bangun tidur, setiap gigi terasa kotor, dan sebagainya.
Hudzaifat meriwayatkan bahwa Rasulullah saw jika bangun
malam maka menggosok giginya dengan siwak.

Betapa pentingnya siwak ini, dalam hadits Nabi


dinyatakan, sekiranya tidak memberatkan umat pasti akan
mewajibkannya.

Dari Abi Hurairat, Rasulullah saw berkata: Sekiranya


tidak memberatkan umatku atau kepada manusia maka pasti
aku perintahkan mereka her siwak setiak kali shalat,
(HR.Bukhari dan Muslim)

Siwak juga berfungsi untuk menciptakan kesehatan


pergaulan, menghindari adanya bau-bau makanan melalui bau
mulut, seperti setelah memakan bawang mentah dan yang
sejenisnya. Siwak merupakan tindakan membersihkan mulut
dan insya Allah diridhai Allah sebagaimana dinyatakan dalam
hadits Nabi:

Artinya:
Dari 'Aisyat ra., dari Nabi saw: Siwak menyucikan mulut
dan diridhai Tuhan. (HR.Bukhari)
Bahkan, demikian keutamaan siwak kendati pun dalam
keadaan sedang berpuasa tetap dilakukan, Nabi melakukannya
saat berpuasa. Secara khusus dinyatakan bahwa bersiwak itu
dapat membuat' seseorang akan lebih percaya din saat
berkomunikasi dengan orang lain, sebagaimana dinyatakan
dalam hadits Nabi:

Siwak itu dapat menambah kefasihan seorang laki-laki.


(HR Abu Na'im).

Nabi adalah orang yang paling banyak melakukan siwak,


sebagaimana dinyatakan dalam haditsnya:

Anas berkata, Rasulullah berkata: Aku adalah orang


yang terbanyak melakukan siwak dibanding dengan kalian.
(HR Bukhari, al-Nasai, Ahmad, dan al-Darimi).

Juga dinyatakan dalam berbagai riwayat bahwa


perbuatan pertama yang dilakukan Nabi setiap kali masuk ke
rumah adalah bersiwak, dinyatakan dalam hadits Nabi:

Dari 'Aisyat ia berkata, bahwa perbuatan pertama yang


diulakukan Nabi sewaktu memasuki rumahnya adalah bersiwak
(HR. Ahmad).

a. Menjaga Kebersihan Lingkungan


Sampah merupakan tempat yang subur bagi berkembang
biaknya kuman dan bibit penyakit. Ajaran Islam sangat
menekankan membersihkan lingkungan rumah, antara lain
dinyatakan:

“Bersihkan lingkungan rumahmu." (HR Turmudzi)

Nabi juga memperhatikan kebersihan jalan dan


mengancam orang yang suka membuat gangguan atau
membuang kotoran di jalan. atau membuang sampan di jalan,
Sebagaimana diketahui sampah merupakan tempat yang
subur bagi berkembang biaknya kuman dan bibit penyakit.
Banyak hadits Nabi menyatakan agar membersihkan jalan
dari berbagai gangguan. antara lain

Rasulullah saw berkata: "Iman itu memiliki cabang


tujuh lebih atau enampuh, yang paling utama adalah la-ilaha
illallah, dan yang paling bawah adalah membuang atau
menyingkirkan sesuatu yang dapatmengganggu orang yang
lewat di jalan, dan malu termasuk zabang iman"
(HR Muslim, Bukhari, Turmudzi, Nasai, Abu Dawud, Ibn
Majah, dan Ahmad)

Di samping itu, Islam juga mementingkan kesehatan


pergaulan akibat bau-bauan makanan melalui bau mulut,
seperti memakan bawang mentah. Islam juga menekankan
penampilan phisik, agar selalu rapi dan bersih. Menyangkut
kebersihan dan kerapihan rambut, Nabi menganjurkan :

Siapa yang mempunyai rambut agar ia memuliakannya"


(HR. Abu Dawud dari Abi Hurairah)

Anjuran menyisir dan memangkasnya sehingga tampak


rapi juga bermanfaat tidak menjadi sarang kuman, kotoran,
atau binatang tertentu. Secara khusus Nabi pernah
menegur seseorang yang rambutnya tampak kusut, kata
Nabi menegur:

Apakah orang ini tidak punya sesuatu yang dapat


melicinkan rambutnya. (HR.Abu Dawud).

Al-Quran menganjurkan untuk membersihkan pakaian

“Dan pakaianmu bersihkanlah” (QS. Al Mudatstsir :4

Dalam hadits Nabi juga banyak ditemukan keterangan


yang menganjurkan untuk membersihkan pakaian, antara
lain, Nabi menegur orang yang berpenampilan kotor,
berpakaian kumal, Nabi menganjurkan untuk membersihkan
pakaiannya, maka disapanya:

Artinya:
"Apakah orang ini tidak punya sesuatu untuk menyuci
pakaiannya" (HR Abu Dawud)

d. Menjaga Kebersihan Badan Melalui Sunnat Fitriyah


Islam juga mengajarkan menjaga kesehatan dan
kebersihan melalui sunnat fitrat, seperti membuang bulu
kemaluan, khitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak,
dan memotong kuku. Dalam hadits Nabi disebutkan ada lima:

(Sunnah) Fitrah ada lima, yaitu khitan, membuang bulu


kemaluan, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku, dan
memotong kumis. (HR Bukhari, Muslim, dan al-Turmudzi)

Dalam hadits yang lain dinyatakan berjumlah 10:

Artinya :
Dari Aisyah ra. la berkata. Rasulullah sau;. berkata:
"Ada sepuluh macam termasuk dalam kesucian, yaitu
menggunting kumis, memelihara jenggot, siwak,
membersihkan hidung, memotong kuku, membersihkan jari-
jari tangan dan kaki, mencabut bulu ketiak, mencukur
rambut sekitar kemaluan, dan beristinja (HR. Muslim).

Lima dari sepuluh hal yang disebutkan nabi dalam hadits


Nabi diatas berada di kepala, yaitu menggunting kumis,
berkumun istinsyaq, siwak, dan dan membersihkan kepala,
dan 5 (lima) lainnya berada di tubuh, yaitu menggunting
kuku, membersihkan bulu ketiak, membersihkan bulu
kemaluan, istinja' (membersihkan dubur dan qubul dengan
air.

Khitan, merupakan bentuk operasi tertua telah ada sejak


Nabi Ibrahim. Di samping bernilai ubudiah juga bernilai
sebagai menjaga kebersihan. Dari perspektif hukum Islam,
ulama berbeda pendapat tentang hukumnya. Ada 3 pendapat
ulama tentang hukum khitan: Pertama, al-Syafi'i
menyatakan wajib bagi laki-laki maupun wanita, demikian
juga al-Hanabilat, dan sebagian Malikiyyat. Kedua, sunnah
menurut Madzhab al-Hanafiyyat, Imam Malik, dan salah
satu riwayat Ahmad. Ketiga, Wajib bagi laki-laki dan
mukarramat (mulia) bagi wanita. Ini pendapat salah satu
riwayat dari Ahmad, sebagian Malikiyyat dan Zhahiriyyat.

Ketiga hukum tersebut, menurut tarjih oleh Muhammad


al-Mukhtar dalam bukunya macam al-Jarahat, dari segi dalil
yang mendukungnya, yang kuat adalah yang pertama. Khitan
bagi laki-laki ternyata juga menjadi pencegah kanker penis
(zakar). Bagi yang beristeri berfungsi sebagai pencegah
pemindahan virus yang dapat pula menumbuhkan kanker ke
dalam rahim wanita.

Membersihkan bulu-bulu di tempat-tempat tertentu


tersebut dari sisi penjagaan kebersihan dapat
menghindarkan dari kutu-kutu yang memungkinkan akan
menularkan mikroba berbagai penyakit. Di samping itu, juga
menjadi sasaran keringat dan pembuangan serta
mengganggu lingkungan akibat bau-bau yang ditimbulkan.
Kuku panjang dan kotor akan menjadi tempat bersarangnya
kuman-kuman dan kotoran, Kumis menjadi sasaran tumpukan
sisa makanan, minuman, kotoran, dan iain-lain. Untuk itu,
hendaknya dipotong atau dibersihkan. Nabi juga melarang
mencukur alis, mentato, memotong gigi, dan masih banyak
lagi hal lain. Keterangan-keterangan tentang hal-hal di atas
terdapat dalam hadits yang shahih.
Dalam kaitan dengan anjuran menghilangkan najis, ajaran
Islam juga menekankan kebersihan setelah buang air kecil
atau air besar yang disebut istinja'. Dalam hadits Nabi
banyak disebutkan bahwa di antara sebab-sebab penyiksaan
dalam kubur, bahkan kebanyakan penyebab disiksanya orang
dalam kubur karena tidak menjaga kebersihan setelah buang
air. Dalam bidang kesehatan lingkungan dianjurkan tidak
kencing di sembarangan tempat, seperti di bawah pohon
yang biasa dipergunakan orang untuk berteduh, tempat
terbuka, di lubang semut, dan Iain-lain karena akan
mengotori lingkungan.

Nabi juga menganjurkan membersihkan sisa makanan di


mulut, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, ketika
baru bangun tidur, karena seseorang tidak tahu gerak
tangannya sewaktu tidur, sebagaimana dinyatakan dalam
hadits Nabi:

karena seseorang tidak tahu gerak tangan sewaktu tidur.


(Muttafaq'Alaih)

Aturan menggunakan tangan kanan untuk yang 'baik dan


kiri untuk yang 'kotor' juga terdapat hikmah yang
berhubungan dengan penjagaan kebersihan, tangan kanan
untuk makan, minum, berjabatan, dan lain-lain, sedangkan
tangan kiri untuk beristinja\ meludah, dahak, dan
sebagainya.8
Hubungan Ibadah dengan Kesehatan
1. Istinja' dan adab berhajat.
Istinja' adalah membersihkan dubur atau kemaluan
dengan air atau batu dari segala sesuatu yang keluar
daripadanya.

Lazimnya, istinja' dilakukan dengan air sebagaimana


dicontohkan pertama kali oleh Nabi Ibrahim as. Istinja' wajib
dilakukan atas semua najis yang keluar dari tubuh. Istinja'
tidak sah, jika kotoran tidak dihilangkan lebih dahulu. Air seni
atau kotoran yang menempel harus dihilangkan lebih dahulu. Hal
ini merupakan masalah penting dalam kesehatan, karena secara
medis membersihkan tempat kencing dan salurannya dapat
mencegah peradangan atau pengendapan zat garam, khususnya
fosfat yang dapat membentuk batu. Membersihkan 'kotoran'
akan mencegah peradangan dan infeksi yang dapat membentuk
nanah dan abses (benjolan bernanah). Pada alat kemaluan dapat
terjadi peradangan karena kuman-kuman yang banyak
terkandung dalam tinja; banyak menimpa wanita karena alat
saluran ari seninya pendek. Jelas bahwa dengan membersihkan
kotoran, air seni, dan membasuh alat kemaluan dengan air
bersih akan mencegah dan menyelamatkannya dari peradangan.

Tahun 1963, Kota Denver di Amerika Serikat dilanda


wabah penyakit tipes yang ganas. Ketika itu di sana berlaku
kebiasaan membersihkan kotorang dengan tisu. Setelah
kejadian itu, mereka menetapkan kebijaksanaan bahwa setiap
orang yang selesai buang hajat diharuskan istinja’ dengan air.
Ini untuk mencegah menjalarnya wabah penyakit tersebut.
Semboyan baru mereka adalah “Kebersihan tubuh dijaga dengan
menggunakan air sebagaimana orang-orang Islam, bukan dengan
tisu yang ada di WC”. Tak lama kemudian wabah itu pun reda.
Dan semakin jelas kesimpulan bahwa istinja’ dengan air dapat
mencegah wabah penyakit cholera dan menyebarnya virus ke
tubuh manusia.

Kaum muslimin dilarang buang hajat di air yang tenang,


sumber air, jalan (saluran) ke tempat air, tempat lalu lintas
orang, dan tempat-tempat yang teduh. Dengan mematuhi tata
tertib di atas, umat Islam dan lingkungannya akan terhindar
dari bilharziasis yang menyerang manusia dalam bentuk radang
hati, kanker, penyempitan urat leher, penyakit kelamin, lemah
jantung, dan wabah cholera atau tipus.

2. Mandi dan kesehatan


Mandi adalah menyiramkan air bersih merata ke seluruh
tubuh. Orang Islam yang diwajibkan mandi adalah dikarenakan
berjunub, keluar mani, hadi, dan nifas.
Dalam kaitan dengan kesucian tubuh seorang Islam ada
tiga keadaan. Yaitu :
a) Orang yang mempunyai wudhu, diperbolehkan
mengerjakan shalat dan menyentuh Al-Qur’an.
b) Orang yang tidak mempunyai wudhu, dan
c) Orang yang junub

Orang muslim setiap waktu harus menjaga dirinya bersih


suci dari najis; sebab ia wajib menunaikan shalat jika tiba
waktunya. Jika junub, maka harus segera mandi agar dapat
mengerjakan shalat. Membersihkan badan, pakaian, dan
tempat menjadi syarat sahnya shalat. Dan itu seharusnya
merupakan pekerjaan yang mengasyikkan dalam kehidupan
seorang Islam.

Dengan mematuhi aturan Islam demikian, maka setiap


muslim akan tetap berada satu tingkat diatas manusia lain yang
tidak mewajibkan mandi jika junub . Tingkah mereka seperti
hewan, sedang orang muslim adalah orang yang senang dengan
kebersihan dan kesucian, Allah berfirman :

“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin


dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai. dan orang-orang kafir bersenang-senang (di
dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan
Jahannam adalah tempat tinggal mereka.”
(QS. Muhammad : 12)

Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-


lamanya. sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa
(mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu
sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang
ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bersih. (QS. At-Taubah : 108).

"Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang taubat dan


orang-orang yang mensucikan diri.11 (QS. AI -Baqarah : 222).

Mandi setelah mengeluarkan sperma dapat membersihkan


badan, alat kemaluan, mencegah terjadinya penyumbatan pada
alat kemaluan, mencegah pengendapan kotoran dan keringat
yang membawa bakteri dan jamur yang dapat me-nyebabkan
timbulnya penyakit pada alat kemaluan.
Bagi wanita yang sudah selesai bersetubuh, mandi dapat
melindungi alat kemaluannya dari penyumbatan, penyakit jamur
pada mulut rahim dan timbulnya infeksi bernanah yang dapat
menjadi penyakit kronis. Mandi setelah haid dan nifas, dapat
menghilangkan kotoran darah dan lenguh-lenguh keringat.
Demikian pula persetubuhan yang dilakukan dalam keadaan suci
mencegah timbulnya penyakit, baik bagi suami maupun istri.
3. Wudhu.
Fardhu wudhu adalah membasuh muka, membasuh kedua
tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala (dengan air --
pent) dan membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Bagi seorang
muslim, wudhu dapat menjamin kebersihan pada anggota badan
yang terbasuh, disamping menghilangkan kotoran dan debu yang
menempel padanya. Wudhu juga dapat mencegah peradangan
pada kelenjar kulit, yang dapat menimbulkan infeksi bernanah.
Wudhu juga dapat mencegah berkem-bangbiaknya kuman-
kuman penyakit pada jari-jari tangan maupun kaki.

Pengaruh penting lainnya dari wudhu pada kesehatan,


adalah mencegah terjadinya kanker kulit. Sebab, dari hasil-
hasi! penelitian, terbukti bahwa kanker kulit banyak disebabkan
oleh terkumpulnya zat-zat kimia pada kulit- Terutama pada
industri; minyak dan petrokimia. Para pekerja yang ada di pabrik
tersebut ternyata banyak yang terserang kanker kulit. Dengan
demikian membersihkan zat-zat kimia dari kulit merupakan
salah satu cara untuk menghindari timbulnya kanker kulit.

Wudhu sejak dini dapat menjamin hilangnya zat-zat kimia


yano terkumpul pada pori-pori kulit sehingga kanker tidak dapat
berkembang. Para pekerja pada galian dan pabrik tambang
terbukti banyak yang menderita kanker paru-paru, hati maupun
alat kemaluan. Tumbuhnya jenis kanker itu salah satu penyebab
nya berupa masuknya zat kimia ke dalam tubuh melalui kulii
Dengan demikian sekali lagi terbukti bahwa wudhu dapat pula
mencegah terjadinya kanker yang disebabkan polusi zat-zat
kimia.

Sengatan sinar matahari yang berlebihan pada beberapa


individu dapat juga menimbulkan kanker kulit. Sehingga tidak
diragukan lagi, bahwa kebiasaan. berwudhu secara teratur,
dapat mencegah akibat negatif sengatan sinar matahari. Data
statistik menunjukkan bahwa di negara Barat seperti Amerika
dan Australia kanker kulit banyak menyerang kaum laki laki
sedangkan di negara-negara Islam jarang ditemukan kasus
serupa meskipun panas matahari bertemperatur tinggi.

4. Shalat.
Shalat diwajibkan bagi setiap muslim yang sudah baligh
yakni, usia dimana tegak tubuh dan perkembangan sempurna
sudah terjadi. Pada setiap rakaat, ia dituntut berdiri, ruku' dan
sujud; penuh konsentrasi.

Gerakan-gerakan shalat yang dilakukan teratur dan terus-


menerus akan membuat persendian lentur, tidak kaku; tulang
menjadi kokoh, tulang punggung tidak bengkok Juga
melancarkan peredaran darah yang dapat mencegah kekakuan
dan penyumbatan pembuluh darah. Ini akan menghindarkan
adanya gangguan peredaran darah ke jantung atau sebaliknya,
yang sering mengakibatkan kematian.

Penyumbatan pembuluh darah nadi dan kapiler yang sampai


memerlukan pembedahan banyak terjadi di negara-negara
Eropa dan Amerika dengan perbandingan lima per seribu orang,
Sedang di negara-negara yang mayoritas pen-duduknya Islam
merupakan kasus yang jarang terjadi.

Gerakan sujud membantu paru-paru membersihkan dahak,


cairan-cairan, atau nanah yang terkumpul pada lobus paru-paru
bawah. Dalam posisi sujud, saluran pernafasan yang ada dalam
lobus ini berada di atas saluran nafas yang ada di lobus paru-
paru atas sehingga mampu mengeluarkan endapan dahak, cairan
atau pun nanah dari saluran pernafasan.

Dengan gerakan sujud sebanyak 34 kali dalam shalat


fardhu sehari semalam, pernafasan seorang muslim menjadi
lancar karena cairan-cairan yang menutupi jalan pernafasan
terbuang sejak dini. Yang perlu diperhatikan adalah perlunya
pemeriksaan rontgen untuk memastikan faktor yang
menyebabkan timbulnya abses pada paru-paru, sekaligus cara
menghilangkan nanah dari abses tersebut. Penyinaran ini
memungkinkan seorang pasien yang menderita abses paru-paru,
pernafasannya dapat longgar karena nanah pada abses itu dapat
didraniage keluar melalui proses tarik-menarik pada saluran
pernafasan.

Muslim yang tekun mengerjakan shalat sejak usia baligh


sampai usia senja, kekuatan tulang-tulangnya terawat dengan
baik sedang persendian tulang terhindar dari kerapuhan. Setiap
gerakan shala; merupakan obat mujarab bagi kekokohan tulang
punggung dan menghindarkannya dari rasa sakit, seperti
pembengkokan atau penyempitan bangunan tulang yang akan
menekan urat syaraf yang ada di dekatnya. Hampir mustahil jika
seorang muslim yang tekun mengerjakan shaiat selama 40 atau
50 tahun menderila pembengkokan tulang muda atau
penyempitan tulang punggung yang dapat mengakibatkan
kelumpuhan atau penyakit-penyakit tulang yang bin yang
mengganggu kesehatan.

5. Puasa.
Puasa selama kurang lebih 16 jam setiap hari memberikan
kesempatan beristirahat kepada sistem pencemaan tubuh dari
proses mencerna makanan, minum dan merokok. Sekaligus
memberikan kesempatan kepada sel-sel dan jaringan tubuh
untuk memperbaharui diri setelah terpakai selama 11 butan
penuh.

Kita tahu ketika ginjal rusak berat, baik karena ber-


kurangnya vaskularisasi atau pengaruh zat-zat beracun, maka
filtrasi ginjal terganggu dengan tersumbatnya saluran-saluran
air seni dalam ginjal. Ini mengakibatkan naiknya kadar proline
dalam darah dan garam kalium yang sangat berbahaya bagi
kelangsungan hidup. Jika sudah demikian, satu-satunya cara
untuk menyelamatkan adalah dengan membatasi pengeluaran
cairan dari tubuh yang merembes melalui kelenjar keringat,
penguapan melalui kulit, atau pun penguapan akibat pembakaran.
Pengeluaran ini harus dijaga agar tidak melebihi satu liter
setiap harinya. Juga makanan berlemak supaya kadar proiine
tidak naik akibat protein yang terkandung dalam makanan
tersebut. Pasien juga dilarang makan makanan yang mengandung
banyak kaiium seperti perasan jeruk, agar kalium darah tidak
naik (hiperkalemia) yang bisa menyebabkan jantung berhenti
berdenyut.

Ginjal perlu diberi waktu istirahat untuk memberi


kesempatan untuk memperbaharui sel-selnya. sekaligus
mengem-balikan fungsi ginjal secara sempurna. Ginjai yang
berfungsi baik, akan mampu menjaga kadar proline dan kalium
dengan baik. Pengobatan yang efektif adalah dengan menjaga
agar pasien tidak menggunakan air melebihi kapasitas dan
kemampuan tubuh memprosesnya, atau mengurangi kadar
protein dan kalium. Puasa merupakan dasar pengobatan dan
penyembuhan untuk menghindarkan diri dari faktor-faktor
yang membahayakan kesehatan. Puasa juga merupakan modal
utama untuk mengobati penyakit akut. Puasa dapat mencegah
naiknya tekanan darah akibat kelebihan zat garam,
menyelamatkan penderita diabetes dari kelebihan karbohidrat,
penyakit ginjal karena kelebihan protein, penyakit radang sendi
dan encok Karena kelebihan protein, penyakit radang sendi dan
encok karena kelebihan asam urat dalam daging dan sebagian
zat-zat nabati, penyakit kencing batu karena kelebihan zat-zat
nabati, penyakit kulit akut karena sengatan matahari dan arak,
serta penyakit paru-paru dan tenggorokan karena merokok.

Kadar air yang terlalu banyak pada tubuh dapat


mengakibatkan penyakit-penyakit yang gawat. Misalnya lemah
jantung dan radang paru-paru. Cara penyembuhannya adalah
dengan mengurangi pemasukan air agar ginjal dapat me-
ngeluarkan kelebihan cairan yang melampaui kemampuan organ
tubuh.

Puasa sangat berguna untuk kesehatan. Antara lain :


a. Memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk
mencegah keluarnya keringat dan uap melalui pori-pori kulit
dan saluran kencing tanpa perlu meng-gantinya. Menurunnya
curah jantung dalam mendis-tribusikan darah ke seluruh
pembuluh darah akan membuat sirkulasi darah menurun. Dan
ini memberi kesempatan otot jantung untuk beristirahat,
setelah bekerja keras satu tahun iamanya. Puasa akan
memberi kesempatan otot jantung untuk memperbaiki vi-
talitas dan kekuatan sel-selnya,

b. Memberi kesempatan pada alat-alat pencernaan untuk


beristirahat, setelah bekerja keras sepanjang tahun.
Lambung dan usus beristirahat beberapa jam dari
kegiatannya. Sekaligus memberi kesempatan menyem-
buhkan infeksi dan luka yang ada sehingga dapat menutup
rapat. Proses penyerapan makanan juga terhenti, sehingga
asam amoniak, glukosa dan garam tidak masuk ke usus.
Dengan demikian sel-sel usus tidak marnpu lagi mernbuat
komposisi giikogen, protein, kolesterol.
Dengan puasa, gerak serta mekanisme lambung dan usus
dapat istirahat, sekaligus merupakan saat yang tepat untuk
memberi kesempatan menyembuhkan infeksi dan luka yang ada
sehingga dapat menutup kembali dengan rapat, Proses
penyerapan dari saluran makanan juga berhenti sehingga asam
amoniak, glukosa, dan garam tidak dapat merasuk ke usus.
Dengan demikian sel-sel usus tidak dapat membuat komposisi
giikogen, protein dan kolesterol.

Penyusunan komposisi zat-zat itu merupakan mekanisme


sel-sel mucosa usus yang terpenting, karena itu puasa
merupakan saat yang tepat untuk membangun, memperbaiki dan
memperbaharui pembentukan zat-zat. Sel mucosa usus adalah
organ tubuh yang dominan dalam memperbaiki dan membentuk
sel-sel baru setelah aus dan terjadi peradangan akut pada
rongga tersebut. Puasa juga memberikan kesempatan kepada
sel-sel usus untuk membersihkan diri dari Semak atau minyak,
sebab penimbunan minyak atau lemak merupakan salah satu
penyakit yang diderita manusia. Kadar lemak dalam pembuluh
darah yang menuju mucosa usus juga berkurang, karona proses
penyerapan lemak terhenti. Juga memberi kesempatan pada
lemak-lemak yang ada di dalam lumen keluar melalui dinding
dinding sel nucosa usus.

Bagi kita, bulan Ramadhan tidak hanya merupakan ibadah,


media mohon ampunan, dan membersihkan jiwa tetapi sekaligus
merupakan upaya mengembalikan kekuatan badan,
meningkatkan kesehatan dan memperbaharui sel-sel tubuh.
Allah berfirman :

“Berpuasa lebih haik bagimu.” (QS.AI-Baqarah: 184}.


Secara media, ditemukan jenis penyakit dimana dokter
melarang puasa kepada pasien, seperti penyakit diabetes akut
yang membutuhkan suniikan insuline sc-cara teratur atau
penyakit lemah jantung yang parah yang mengharuskan pasien
memakai cairan yang cukup selama sehari penuh, demikian pula
penyakit-penyakit khusus lainnya. Hanya saja kenyataan yang
sangat unik dalam masalah puasa, menunjukkan bahwa
kesehatan seorang muslim yang sedang menjalani puasa sangat
jarang terserang. krisis, seperti sesak napas, pendarahan otak,
atau darah rendah. Data-data yang ada di sejumiah rumah sakit
merupakan bukti dan fakta yang tidak dapat dibantah lagi
kebenarannya.

Selama lebih dari lima puluh lahun. Dr. Abdul Wahab Moro
mengasuh rubrik kesehatan pada sebuah rnajalah medis
berbahasa Inggris. Pada pertengahan bulan Ramadhan, rnajalah
itu memuat berita bahwa ia telah melakukan dua kali operasi
bedah pada kasus obstruksi usus. la pun mengajukan kesimpulan
bahwa puasa sebagai penyebab penyumbatan tersebut. Para ahli
bedah inggris menanggapi berita itu dengan serius dan
bergairah. Namun sebelum itu tidak ada keberanian untuk
menyanggah bahwa saat bulan puasa tidak terjadi pertambahan
pengendapan saluran pencernaan. Sebab, pada penyakit yang
berkaitan dengan gangguan saluran pencernaan, telah demikian
jelas cara mengatasinya, yakni melarang pasien dari
memasukkan sesuatu melalui mulutnya, sehingga saluaran
pencernaan itu dapat bekerja pada pola yang teratur alamiah
seperti kentut dan pengeluaran keringat. Dalam hal ini, para
dokter bedah menyuruh pasien untuk berpuasa sampai masa
krisis terlewati.

Termasuk persoalan mendasar yang


dipelajari kedokteran pada tahun-tahun terakhir, ialah bahwa
gangguan berat pada alat pencernaan makanan tidak dapat
diobati melainkan dengan cara memberi waktu istirahat
padanya untuk memulihkan kekuatannya. Dan hal ini dapat
d'capai dengan puasa dan mengurangi larutan air atau caimn lain
dari lumen usus melalui sel-selnya.

Allah berfirman :

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa


bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah Pakaian
bagimu, dan kamupun adalah Pakaian bagi mereka. Allah
mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu,
Karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af
kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa
yang Telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah
hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu
fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang)
malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang
kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka
janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
(QS.AI-Baqarah: 187).

Ayat ini memperbolehkan hubungan seks (antara suami


istri) pada malam bulan Ramadhan, seperti pada waktu-waktu
lain. Akan tetapi Allah melarang hubungan seks pada saat
mengerjakan puasa. Karena itu, perwujudan kehidupan seks
pada bulan Ramadhan memiliki corak yang agak berbeda dari
waktu lain sepanjang tahun.
Kita tahu, proses seksual menghasilkan perubahan psi-
kologis yang sangat berpengaruh bagi organ-organ tubuh.
Sebab, ia merupakan akibat dari perubahan hormon amat
banyak, seperti adrenaline, kortisol, dan prostagiandine, karena
itu tekanan darah naik, denyut jantung bertambah cepat, otot
jantung bertambah kuat dalam menaikkan keseimbangan aliran
darah pada pembuluh darah. Padahal, tekanan darah yang cukup
memadai, merupakan faktor utama daiam menggairahkan kerja
kelamin.

Karena itulah, pada bulan Ramadhan, hubungan seksual


dilarang kecuali pada malam hari, gairah keinginan seks dibatasi
frekuensinya. Bagi kaum muslimin, bulan Ramadhan merupakan
masa istirahat, sehingga terjaga kesehatannya dan sel-selnya
dapat memperbaharui diri.
Larangan- larangan Agama
1. Keharaman makan daging babi.
Allah mengharamkan secara tegas daging babi baqi
orang-orang mukmin. Allah berfirman :

"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu


bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika
disembelih) disebut (nama) selain Allah, Tetapi barang siapa
dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ta tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak
ada c/osa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.'' (QS.Al-Baqarah: 173).

Keharaman makan daging babi dimaksudkan supaya


manusia terhindar dari penyakit-penyakit tertentu yang bisa
timbul karena makan daging hewan yang najis itu.

Dalam kajian parasitologi dijelaskan bahwa ada golongan


cacing yang disebut "taenia". Cacing itu terbagi dua; yaitu
cacing taenia saginata yang juga disebut cacing pita sapi, dan
cacing faenia solium yang juga disebut cacing pita babi, Kedua
cacing ini rnemiliki banyak kesamaan, baik bentuk, cara hidup
maupun gangguan yang ditimbulkan pada manusia, karena sama-
sama hidup pada saturan makanan yang ada pada diri manusia.
Akan fetapi cacing pita babi dapat mendatangkan gangguan
yang sangat berbahaya, yakni cysticer-cosis. Gangguan ini tidak
akan menimpa orang-orang yang tidak pernah makan daging
babi. Sedangkan cacing pita sapi tidak mendatangkan gangguan
yang serius.

Keganasan cysticercosis yang ditimbulkan cacing pita babi


teisebut dapat rnerusak jaringan pembuiuh jantung, mata, otak
atau otot-otot. Karena itu, gangguan yang timbul dapat berupa;
payah jantung, rabun, lumpuh atau ayan. Gangguan lain yang
sangat mungkin timbul akibat makan daging babi adalah
trichineliosis yang gejala-gejalanya adalah muntah-muntah,
diare, penyusutan saluran pencernaan, juling, penyakit usus,
demam, tumor dan sesak nafas. Kematian seringkali terjadi
sebagai akibat komplikasi berupa pembengkakan paru-paru atau
rendahnya denyut jantung.

Dilandasi taat kepada Allah, seorang muslim tidak makan


daging babi. Karena kemuliaan eksistensinya dan kesucian
jasadnya, maka ia tidak rnakan daging hewan najis yang hidup
menjijikkan dan kotor, daging bangkai tikus atau babi.
Sebaliknya, Allah memerintahkan orang mukmin supaya makan

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki


yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah. (QS.Al-Baqarah : 172)

2. Keharaman darah segar.


Darah segar diharamkan oleh Allah. Rahasia keharamannya
menurut sebagian ulama, karena kotor, secara naluriah
menjijikkan dan diduga banyak mendatangkan kemadharatan.

Kurang lebih seperempat abad yang lalu, para dokter


menemukan akibat negatif dari adanya darah pada usus besar.
Hal ini dapat menimbulkan muntah darah karena terjadi
kerusakan limpa, radang lambung atau usus dua belas jari.
Bermula dari terbentuknya ammonia pada saiuran pencernaan,
menern-bus masuk ke pembuiuh darah nadi, kemudian sampai ke
hati yang segera diubahnya menjadi proline dimana terjadi
penyaringan darah dan pembuangan sisanya melalui air seni. Jika
terjadi kerusakan atau penurunan fungsi hati, maka perubahan
amoniak menjadi proline terhambat, sehingga amoniak mengalir
dari hati ke pembuiuh darah dan kadarnya daiam darah naik.
Jika hal ini terjadi, maka mengganggu fungsi sel-sel otak dan
sekaligus dapat mengakibatkan penyakit hati dan muntah darah
meialui tenggorokan. Sebelumnya tak diketahui keterkaitan
antara adanya darah pada saiuran pencernaan dengan efek
sampingan yang terjadi, apalagi kadar protein yang sampai pada
hati.

Keharaman minum darah merupakan mu'jizat AI-Qur'an


yang erat kaitannya dengan kajian ilmu kedokteran yang
rahasianya tersingkap baru beberapa tahun terakhir ini.

3. Keharaman makan bangkai


Allah berfirman :

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging


babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,
yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya. (QS.Al Maidah : 3)

Seorang muslim akan makan hanya hewan yang disembelih


menurut ketentuan hukum. Dengan disembelih, darah akan
terpisah dari daging. Sebagaimana sudah dijelaskan di muka,
bahwa terdapatnya darah pada saluran pencernaan makanan
(perut) dapat menimbuikan penyakit yang berbahaya karena
naiknya kadar amoniak dalam darah yang dapat
mengakibatkan penyakit lever. Demikian juga, bangkai yang
dapat menimbuikan penyakit berbahaya, seperti; TBC, kuman,
kanker hati, penyakit-penyakit itu dapat terjadi pada
manusia yang makan bangkai selama kuman kuman penyakit itu
melekat di dalamnya. Allah berfirman:

Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik.


(QS. Al Maidah : 4)

Seorang muslim akan merasa jijik makan daging hewan mati


yang tidak diketahui kapan dan karena apa ia mati Sebab, sekali
ia makan bangkai, berarti telah menelan daging busuk dan kotor
yang tidak pantas dimakan manusia, apalagi mengandung darah
karena dapat menimbulkan penyakit ganas.

4. Keharaman memelihara anjing.


Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa memelihara anjing maka setiap hari pahala-
nya akan berkurang satu inci kecuali untuk berburu, menjaga
tanaman atau menjaga binatang ternak."

Jika ada anjing menjilat bejana, maka bejana itu harus


dibasuh tujuh kali, satu di antaranya dengan debu."

"Jika sekiranya anjing itu bukan merupakan komunitas


tersendiri, pasti aku perintahkan untuk membunuhnya."

Bercengkerama dengan anjing, berarti memindahkan bak-


sil penyakit-penyakit berbahaya. Antara lain:
a. Penyakit rabies yang banyak mematikan meskipun sudah
diobati, yang kasus ini masih terjadi pada akhir-akhir ini.

b. Terserang cacing ptta yang ada pada anjing, dimana


berjangkitnya cacing pita rtu pada tubuh manusia dengan
membentuk sarang "hidated" dalam usus, juga dapat bersarang
pada paru-paru, hati, pankreas, otak, atau ginjal, yang tidak
dapat diobati kecuali dengan operasi bedah. Karena sarang
"hidated" dapat menimbulkan bahaya besar.

c. Di dalam perut anjing ada cacing pita anjing (echino-coccus


granutosus),sedang telur-telur cacing tersebut keluar
bersama ludah anjing. Telur itu dapat merasuk pada tubuh
manusia dan membentuk sarang pada otak yang dapat
mengakibatkan lumpuh, pucat, ke-butaan, dan penurunan
gerak refleks. Keseluruhannya mengharuskan operasi
bedah.

Bercengkerama dan mencium anjing bukanlah perilaku


seorang muslim, karena dapat menurunkan derajat kemanusia-
annya dan terancam penyakit yang ganas. Tidak diragukan lagi,
bahwa kista hidated bersarang dalam hati dapat me-ngancarn
nyawa pasien yang sebagian tidak dapat diselamatkan melalui
operasi bedah. Atau dapat mengakibatkan pecahnya kista
tersebutnyebar ke sistem persyarafan dan terbentuknya kista-
kista hidated baru pada saluran pencernaan, sekaligus
merupakan gangguan kesehatan yang rumit, seperti terjadinya
tumor pada otak atau tulang punggung. Pasien yang terkena
kelumpuhan atau penyakit syaraf jarang yang dapat
diselamatkan.

5. Keharaman arak

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)


khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu). (QS.Al-Maidah: 90-91).

Khamr (arak) memberi pengaruh negatif pada jantung


berupa naiknya tekanan darah, muntah darah, beri-beri, dan
pembengkakan hati.

Demikian juga, khamr dapat menimbulkan


pembengkakan pancreas baik yang akut atau menahun,
mengakibatkan gannguan perut, penyempitan saluran
empedu, hilangnya kemampuan sel-sel pancreas untuk
mengeluarkan hormon-hormon. eniim-enzim. penyakit
diabetes dan kurus kering (cachexia} sehingga alat
pencernaan tidak mampu menyerap lemak. Rusaknya
jaringan hati dan pembengkakan merupakan gangguan yang
sulit disembuhkan baik operasi bedah maupun terapi
kejiwaan. Pengobatan terhadapnya hanya sekedar
mengurangi rasa sakit dan frekuensi serangan, karena
kerusakan dan menurunkan fungsi organ tubuh tersebut
sulit disembuhkan.

Kecanduan khamr dapat mendatangkan bahaya besar


terhadap kesehatan jiwa, kepribadian, kelakuan dan
persaan. Juga dapat mengganggu syaraf-syaraf organ
tubuh sehingga menurunkan kepekaan syaraf tangan dan
kaki, disamping melemahkan syaraf-syaraf otot.

Kecanduan khamr juga dapat menyebabkan kanker


mulut, lidah, tenggorokan, dan pankreas. Telah jelas bahwa
khamr dapat menaikkan tekanan darah yang diakibatkan
oleh bertambahnya kadar kolesterol yang dikeluarkan
kelenjar supradenal. Penelitian-penelitian ilmiah
menunjukkan bahwa angka kematian akibat lemah jantung
bagi pecandu khamr lebih tinggi dibanding orang-orang
yang tidak pernah minum khamr.

Secara pasti khamr bukanlah obat untuk penyakit apa


pun, tidak benar bahwa khamr dapat merangsang
peredaran darah pada organ tubuh dan mencegah
penyempitan pembuluh darah, karena khamr tidak dapat
mengurangi penyakit pada pembuluh darah yang
mengakibatkan turunnya peredaran darah pada organ
tubuh dan tidak mengurangi penyakit sesak nafas.

Setiap muslim wajib mencegah penggunaan yang


mengandung alkohol dan menggantinya dengan pil atau
kapsul.

6. Keharaman zina

Sesungguhnya beruntunglah orang- orang yang beriman,


(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, Dan
orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna, Dan orang-orang yang
menunaikan zakat, Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka
miliki. Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada tercela.

Barangsiapa mencari yang di balik itu. Maka mereka Itulah


orang -orang yang melampaui batas. (QS. Al mu’minuun : 1–7).

Allah menerangkan bahwa orang-orang mukmin selalu


menjaga alat kemaluannya, kecuali terhadap istri atau budak
yang dimilikinya. Sedang orang-orang yang berzina dan homo-
seksual, disifati oleh Allah sebagai orang-orang yang melampaui
batas. Dalam surat an -nur, Allah menjelaskan hukuman bagi
orang-orang yang melampaui batas, yakni :

"Perempuan dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-


tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah
betas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan
hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekum-pulan dari orang- orang yang beriman,"
(An -Nur : 2).

Orang mukmin akan senantiasa menjaga alat kemaluan-nya


(dari perzinaan) karena Allah mengharamkan zina.

"...dan benlah maskawin mereka menurut yang patut,


sedang mereka pun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan
pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil Iaki-laki lain
sebagai piaraannya...” (QS.An-Nisa': 25).

Pria dan wanita yang berzina sama-sama tidak dapat


menahan diri dari yang lain. Cinta kasih menjadi demikian
mutlak antara Iaki-laki dan wanita. Laki-laki menjadi kekasih
wanita dan wanita menjadi kekasih laki-laki. Dan perzinaan pun
terjadi karena adanya cinta kasih di antara keduanya.

Karena patuh kepada Allah, maka seorang muslim menjaga


alat kemaluannya. Ini berarti bahwa ia menjaga diri dari
berbagai jenis penyakit keturunan yang ganas, yang ber
langsung sepanjang hidupnya atau menghindarkan diri dari
penyakit sipilis.

Gejala penyakit sipilis ini timbul dalam tiga tahap yang


mengenai jaringan syaraf; seperti gila, gangguan fungsi syaraf,
yang mengganggu keseirnbangan dan hilangnya kepekaan organ
tubuh. Yang mengenai pembuluh darah nadi utama (aorta) yang
kekiar dari ventrikel jantung kiri yang dapat membengkakkan
dinding-dindingnya (aneurisma aortoe), sekaligus dapat
menimbulkan penipisan dan untuk kemudian pecah. Ini sangat
berpengaruh terhadap peredaran darah dan denyut jantung.
Penyakit itu hanya dapat diatasi dengan jalan mengganti bagian
yang rusak dengan pembuluh darah buatan yang terbuat dari
bahan dakron. Operasi bedah ini sangat rumit dan
membahayakan.

Penyakit sipilis dapat juga menimbulkan kanker mulut,


lidah, dan tenggorokan. Akibat buruk penyakit ini selaiu mem-
buru penderita sampai mati satelah merana dan tersiksa.
Penyakit menular lainnya adalah gonnorhoe (kencing nanah)
yang menyerang saluran air seni dengan peradangan bernanah.
Hal itu beraklbal rusak dan meriyempitnya saluran air seni,
bahkan bisa menjalar ke buah pelir (testis) dan saluran sperma
yang dapat mengakibatkan kemandulan. Pada wanita, penyakit
ini menyerang mulut rahim sehingga meradang dan timbul luka.
Kemudian penyakit itu menyerang rahim, saluran rahim (tufa
uterus) dan indung telur (ovarium) sehingga timbul pernanahan
yang mengakibatkan kemandulan, Sedangkan mulut rahim yang
tarserang penyakit gonnorrhoe dapat berkembang menjadi
kanker mulut rahim. Zina mendatangkan penyakit sipilis yang
dapat menjalar secara turun-menurun yang terus-menerus
mengancam perubahan dan kerusakan organ tubuh,
Kelumpuhan, dan keterbelakangan intelegensia (idiot).
7. Keharaman homoseks.
Allah berfirman tentang ha! ikhwal kaum Nabi Luth :

Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara


manusia,Dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh
Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang
melampaui batas". (QS.Asy-Syu’ara’ : 165-166)

Homoseks termasuk dosa besar. Ulama fikih berbeda


pendapat mengenai hukumannya. Ada yang berpendapat
dihukum seperti hukuman zina. Ada yang berpendapat wajib di
bunuh. Kalau harus dibunuh dengan pedang atau dibakar ?
Rasulullah saw bersabda :Janganlah kamu jima’ istri-istrimu
pada duburnya.' Dan beliau menyebutkan orang yang menjima'
istrinya pada duburnya menyamakan dengan homoseks.

Homoseks menimbulkan bahaya serius pada lubang dubur,


antara lain peradangan anus, merobek jaringan otot yang
menyangganya, terserang beberapa ponyakit kelamin yang
paling berbahaya, yang di antaranya adalah "lympko-granulona
venercum" yang mengakibatkan kerusakan dinding lubang
dubur, sekaligus menghilangkan Kemampuan untuk
mengeluarkan kotoran karena penyempitan dan tertutupnya
lubang tersebut. Penyakit ini mengharuskan operasi bedah
untuk mengambil hambatan-hambatan lubang yang sampai ke
perut sehingga kotoran dapat keluar melalui usus besar.
Homoseks juga dapat menyebarkan penyakit sipilis, gonnorhoe,
peradangan alat kemaluan dan saluran kencing.

Bahaya psikis tidak lebih ringan daripada bahaya fisik,


karena homoseks berarti kehilangan kejantanan, sesuatu yang
paling berharga dalam kehidupan. Jika penyakit ini telah
menyerang masyarakat, maka hancurlah masyarakat itu. Kisah
kaum Nabi Luth merupakan bukti nyata bagaimana keingkaran
mereka menghancurkan panduan rasionya, sehingga tertimpa
siksaan yang dahsyat.
Anehnya, homoseks telah menjamur pada masyarakat
Eropa dan Amerika bahkan undang-undang melindunginya dan
masyarakat menerimanya. Tidak diragukan lagi bahwa
masyarakat yang hidup tanpa panduan nilai-nilai agama, akan
sia-sia dan perilaku hewan seperti homoseks, zina dan
perbuatan seksual lainnya, tersebar luas di situ.

8. Keharaman hubungan seksual di saat sedang menstruasi


{haid).

Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:


"Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah
kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah
kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka
Telah suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.(QS.Al-Baqarah- 222).

"Aku hanya memerintahkan supaya kamu menjauhi


hubungan seks dengan istri-istrimu jika mereka sedang haid.
Dan tidak memerintahkan supaya mereka keluar rumah."
(AI-Hadits).

Hubungan seksual dengan wanita yang sedang haid dapat


mengancam kesehatan lelaki dan wanita. Bagi lelaki,
mengeluarkan darah putih karena peradangan saluran air
kencing, kemudian menyerang alat keiamin dan buah pelir. Pada
wanita dimungkinkan terjadi peradangan yang parah pada
dinding rahim, saluran rahim dan indung telur sehingga
rnengakibatkan kemandulan dan pernanahan.

9. Keharaman narkotik.

Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah


kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan
sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik. (QS.Al-Baqarah: 195).

Narkotik tidak diragukan lagi, membawa kepada


kebinasaan. Oleh sebab itu narkotik, dalam berbagai coraknya
baik berupa ganja, opium, suntikan bius, obal-obalan dan
sejenisnya, dinaramkan. Semua ini bisa merusakkan sebagian
besar kenikmatan yang diberikan oleh Allah, seperti nikmat
akal, perasaan, harga diri sebagai manusia

Kecanduan narkotik membuat si penderita hidup dalam


khayalan, seluruh rabaannya bersifat palsu. Sehingga perasaan
tenang dan bahagianya, pada haktkatnya mendorong pada
kemungkinan yang paling jelek, yaitu merendahkan harkat
kemanusiaannya.

Narkotik berpengaruh besar pada rusaknya akal dan


kehampaan hati, bahkan dapat menjalar ke tubuh, seperti
kerusakan otot jantung, ketidakteraturan denyut jantung dan
pembengkakan hati. Demikian juga pecandu narkotik dengan
cara suntikan dapat mengakibatkan keracunan pada darah dan
pembengkakan hati.

Akibat keracunan narkotik, kesehatan seseorang menurun


secara menyolok, tubuh kehilangan kekebalan untuk melawan
penyakit karena kehampaan yang terus-menerus, gairah hidup
hilang dan tubuh tidak mendapatkan zat-zat yang dibutuhkan
secara teratur. Tubuh penderita kurus kering, kekuatannya
hilang dan terjadi perubahan negatif pada perilaku dan pikiran-
nya sehingga mudah marah dan kehilangan kontrol diri.

Dari situlah, timbul kejahatan yang menakutkan dan


biadab. Tidak diragukan lagi, bahaya itu telah mengancam
masyarakat Barat khususnya Amerika karena menjamurnya
obat mariyuana dan heroin, Kecanduan terhadap hal itu benar-
benar telah menimbulkan kejahatan berupa sadisme, peram-
pokan dan pemerasan. Akibat-akibat tersebut merupakaVi
bukti kebobrokan moralitas suatu masyarakat, sekiranya
pemerintah menyadarinya, karena kontrol diri seseorang teiah
hilang, harkat dirinya lenyap dan bergelimang ke dalam nafsu
hewani, baik perilaku maupun pikirannya.

Hubungan keluarga menjadi retak, pranata agama dan


moral susila diabaikan. Cepat atau lambat, negara akan runtuh
dan peradabannya akan sirna.

10. Merokok
"Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan." (QS.Al-Baqarah: 195).

Memang, berdasarkan ayat tersebul merokok diharamkan.


Ilmu kedokteran dalam dua puiuh tahun terakhir ini
membuktikan bahwa merokok nierupakan salah satu sebab
rusaknya organ tubuh dan gangguan kesehatan yang serius.
Bahkan tidak mustahil di masa datang akan menjadi sebab
utama kematian yang terjadi. Mengingat banyaknya remaja
yang merokok, apalagi yang berlebih-lebihan, yang dibiarkan
tanpa pencegahan.

Merokok memasukkan nikotin ke paru-paru merupakan


satu kejahatan terhadap tubuh, terhadap kesehatan yang
dianugerahkan Allah swt. Merokok menyebabkan penyakit
kanker paru-paru yang sangat berbahayadan sulit disembuhkan,
disamping kanker tenggorokan, daerah-daerah sekitar mulut,
lidah, pangkreas. Merokok juga dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah, penyakit “buerger
(thromboanguistis oberans) yakni aus tulang kaki Kaki yang
harus diamputasi untuk menyembuhkannya; merusak jaringan
pembuluh darah sehingga menghambat peredaran darah ke
hati, otak, dan seluruh organ tubuh, menimbulkan penyakit
bronkhitis; merusak paru-paru dan lemahnya bilik jantung.

Dalam jangka waktu lama rokok berpengaruh buruk pada


paru-paru yang mengakibatkan radang paru-paru, kelenturan
paru-paru hilang yang lama kelamaan melumpuhkan paru-paru.
Pembuluh darah paru-paru membengkak dan tekanan pada bilik
jantung menurun.

Uraian diatas memberikan argumentasi kuat bahwa


merokok itu haram karena dapat membinasakan diri sendiri.
Umat islam yang dilahirkan sebagai umat terbaik diantara
manusia tentunya akan selalu ”amar ma’ruf nahi munkar”,
beriman kepada Allah. Mereka akan bertindak keras terhadap
yang kafir dan berkasih sayang antar sesama muslim. Setiap
kaum muslimin dituntut untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan tubuhnya karena di pundak merekalah kejayaan
Islam berada.

11. Yang diharamkan karena susuan


Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-
anakmu yang perempuan[281]; saudara-saudaramu yang
perempuan, Saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
Saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan
dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan
dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang
menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan.
(QS. An Nisaa : 23)

Ilmu kedokteran mutakhir menyimpulkan bahwa kanker


payudara bisa menular melalui susuan. Terbukti bahwa ibu yang
berasal dari satu rumpun keluarga pengidap kanker payudara air
yusunya mengandung virus kanker. Sebagal contoh, seorang ibu
yang mengidap kanker payudara menyusui anak, baik anak
kandung sendiri maupun dari keluarga lain, maka ia telah
memasukkan virus-virus kanker pada anak tersebut. Seseorang
yang ketika masa kanak-kanak menetek air susu yang
mengandung virus kanker maka virus itu dapat menular dan
menjalar pada diri dan keluarganya. Oleh sebab itu. salah satu
hikmah keharaman menikahi saudara-saudara perempuan yang
sesusuan adalah mencegah menjalarnya kanker payudara,
karena tumbuhnya kanker payudara dari proses air susu lebih
tinggi frekuensinya.

Pada awal tahun tujuh puluhan, sekelompok pakar ahli


penyakit dalam dari Amerika rneneliti porsoalan ini, dengan
menyajikan data terjangkitnya kanker payudara pada suku Parsi
Bombay India. Suku Parsi adalah suku terasing dan perkawinan
hanya diperbolehkan antara anggota suku sendiri. Kenyataan
menunjukkan bahwa 50 dari seratus wanita mengidap kanker
payudara. Sedang wanita-wanita muslim yang mengidap penyakit
itu jauh lebih rendah persentasenya. Dari penelitian itu
didapatkan argumentasi yang kuat tentang hikmah
diharamkannya perkawinan dengan saudara-saudara wanita
9
dalam tata hukum Islam.
9
Kesehatan dan kedokteran 2 hlm.41-53 (dengan perubahan)
Wawasan Al-Qur'an
oleh Dr. M. Quraish Shihab, M.A.

http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Kesehatan1.html

KESEHATAN

Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk


memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan.
Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan
kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya
dengan tuntunan kesehatan. Paling tidak ada dua istilah literatur
keagamaan yang digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya
kesehatan dalam pandangan Islam.
1. Kesehatan, yang terambil dari kata sehat;
2. Afiat.

Keduanya dalam bahasa Indonesia, sering menjadi kata


majemuk sehat afiat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesra, kata
"afiat" dipersamakan dengan "sehat". Afiat diartikan sehat dan
kuat, sedangkan sehat (sendiri) antara lain diartikan sebagai
keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari
sakit). Tentu pengertian kebahasaan ini berbeda dengan pengertian
dalam tinjauan ilmu kesehatan, yang memperkenalkan istilah-istilah
kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan masyarakat.

Walaupun Islam mengenal hal-hal tersebut, namun sejak dini


perlu digaris bawahi satu hal pokok berkaitan dengan kesehatan,
yaitu melalui pengertian yang dikandung oleh kata afiat. Istilah
sehat dan afiat masing-masing digunakan untuk makna yang
berbeda, kendati diakui tidak jarang hanya disebut salah satunya
(secara berdiri sendiri), karena masing-masing kata tersebut dapat
mewakili makna yang dikandung oleh kata yang tidak disebut. Pakar
bahasa Al-Quran dapat memahami dari ungkapan sehat wal-afiat
bahwa kata sehat berbeda dengan kata afiat, karena wa yang
berarti "dan" adalah kata penghubung yang sekaligus menunjukkan
adanya perbedaan antara yang disebut pertama (sehat) dan yang
disebut kedua (afiat). Nah, atas dasar itu, dipahami adanya
perbedaan makna di antara keduanya.

Dalam literatur keagamaan, bahkan dalam hadis-hadis Nabi


Saw. ditemukan sekian banyak doa, yang mengandung permohonan
afiat, di samping permohonan memperoleh sehat. Dalam kamus
bahasa Arab, kata afiat diartikan sebagai perlindungan Allah untuk
hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Perlindungan
itu tentunya tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi
mereka yang mengindahkanpetunjuk-petunjuk-Nya. Maka kata
afiat dapat diartikan sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia
sesuai dengan tujuan penciptaannya.

Kalau sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap


anggota badan, maka agaknya dapat dikatakan bahwa mata yang
sehat adalah mata yang dapat melihat maupun membaca tanpa
menggunakan kacamata. Tetapi, mata yang afiat adalah yang dapat
melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat serta
mengalihkan pandangan dari objek-objek yang terlarang, karena
itulah fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata.
KESEHATAN FISIK
Telah disinggung bahwa dalam tinjauan ilmu kesehatan
dikenal berbagai jenis kesehatan, yang diakui pula oleh pakar-pakar
Islam.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), misalnya, dalam


Musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan
sebagai "ketahanan jasmaniah, ruhaniah, dan sosial yang dimiliki
manusia, sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan
mengamalkan (tuntunan-Nya), dan memelihara serta
mengembangkannya."

Memang banyak sekali tuntunan agama yang merujuk kepada


ketiga jenis kesehatan itu. Dalam konteks kesehatan fisik, misalnya
ditemukan sabda Nabi Muhammad Saw.: Sesungguhnya badanmu
mempunyai hak atas dirimu. Demikian Nabi Saw. menegur
beberapa sahabatnya yang bermaksud melampaui batas beribadah,
sehingga kebutuhan jasmaniahnya terabaikan dan kesehatannya
terganggu. Pembicaraan literatur keagamaan tentang kesehatan
fisik, dimulai dengan meletakkan prinsip: Pencegahan lebih baik
daripada pengobatan. Karena itu dalam konteks kesehatan
ditemukan sekian banyak petunjuk Kitab Suci dan Sunah Nabi Saw.
yang pada dasarnya mengarah pada upaya pencegahan.

Salah satu sifat manusia yang secara tegas dicintai Allah


adalah orang yang menjaga kebersihan. Kebersihan digandengkan
dengan taubat dalam surat Al-Baqarah (2): 222: Sesungguhnya
Allah senang kepada orang yang bertobat, dan senang kepada orang
yang membersihkan diri.

Tobat menghasilkan kesehatan mental, sedangkan


kebersihan lahiriah menghasilkan kesehatan fisik. Wahyu kedua
(atau ketiga) yang diterima Nabi Muhammad Saw. adalah: Dan
bersihkan pakaianmu dan tinggalkan segala macam kekotoran (QS
Al-Muddatstsir [74]: 4-5). Perintah tersebut berbarengan dengan
perintah menyampaikan ajaran agama dan membesarkan nama Allah
SWT.

Terdapat hadis yang amat populer tentang kebersihan yang


berbunyi: Kebersihan adalah bagian dari iman. Hadis ini dinilai oleh
sebagian ulama sebagai hadis dha'if. Kendati begitu, terdapat
sekian banyak hadis lain yang mendukung makna tersebut, seperti
sabda Nabi Saw.: Iman, terdiri dan tujuh puluh sekian cabang,
puncaknya adalah keyakinan bahwa "Tiada Tuhan selain Allah, dan
yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dan jalan" (HR
Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Perintah menutup hidangan, mencuci tangan sebelum makan,


bersikat gigi, larangan bernafas sambil minum, tidak kencing atau
buang air di tempat yang tidak mengalir atau di bawah pohon,
adalah contoh-contoh praktis dari sekian banyak tuntunan Islam
dalam konteks menjaga kesehatan. Bahkan sebelum dunia mengenal
karantina, Nabi Muhammad Saw. Telah menetapkan dalam salah
satu sabdanya, Apabila kalian mendengar adanya wabah di suatu
daerah, janganlah mengunjungi daerah itu, tetapi apabila kalian
berada di daerah itu, janganlah meninggalkannya.

Ditemukan juga peringatan bahwa perut merupakan sumber


utama penyakit: Al-ma'idat bait adda'. Dan karena itu, ditemukan
banyak sekali tuntutan --baik dari Al-Quran maupun hadis Nabi
Saw.-- yang berkaitan dengan makanan, jenis maupun kadarnya.

Al-Quran juga mengingatkan, Makan dan minum dan jangan


berlebih-lebihan. Allah tidak senang kepada orang yang berlebih-
lebihan (QS Al-A'raf 7: 31).

Penjabaran peringatan itu dijelaskan oleh Rasulullah Saw.


dengan sabdanya, Tidak ada sesuatu yang dipenuhkan oleh putra
putri Adam lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi putra Adam
beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Kalaupun harus
dipenuhkan, maka sepertiga untuk makanannya, seperti lagi untuk
minumannya, dan sepertiga sisanya untuk pernafasannya
(Diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi).

Perlu pula digaris bawahi bahwa sebagian pakar, baik


agamawan maupun ilmuwan, berpendapat bahwa jenis makanan
dapat mempengaruhi mental manusia. Al-Harali (wafat 1232 M)
menyimpulkan hal tersebut setelah membaca firman Allah yang
mengharamkan makanan dan minuman tertentu karena makanan dan
minuman tersebut rijs. Kecuali kalau makanan itu bangkai atau
darah yang mengalir, atau daging babi, karena sesungguhnya semua
itu kotor (QS Al-An'am 6: 145).

Kata rijs diartikan sebagai keburukan budi pekerti atau


kebobrokan mental. Pendapat serupa dikemukakan antara lain oleh
seorang ulama kontemporer Syaikh Taqi Falsaf1 dalam bukunya
Child between Heredity and Education, yang mengutip pendapat
Alexis Carrel dalam bukunya Man the Unknown. Carrel, peraih
hadiah Nobe1 bidang kedokteren ini, menulis bahwa pengaruh
campuran kimiawi yang dikandung oleh makanan terhadap aktivitas
jiwa dan pikiran manusia belum diketahui secara sempurna, karena
belum diadakan eksperimen dalam waktu yang memadai. Namun
tidak dapat diragukan bahwa perasaan manusia dipengaruhi oleh
kuantitas dan kualitas makanan.

Para ulama sering mengaitkan penyakit dengan siksa Allah.


Al-Biqa'i dalam tafsirnya mengenai surah Al-Fatihah
mengemukakan sabda Nabi Saw., Penyakit adalah cambuk Tuhan di
bumi ini, dengannya Dia mendidik hamba-hamba-Nya. Pendapat ini
didukung oleh kandungan pengertian takwa yang pada dasarnya
berarti menghindar dari siksa Allah di dunia dan di akhirat. Siksa
Allah di dunia, adalah akibat pelanggaran terhadap hukum-hukum
alam. Hukum alam antara lain membuktikan bahwa makanan yang
kotor mengakibatkan penyakit. Seorang yang makan makanan kotor
pada hakikatnya melanggar perintah Tuhan, sehingga penyakit
merupakan siksa-Nya di dunia yang harus dihindari oleh orang yang
bertakwa.

Dari sini dapat dimengerti bahwa Islam memerintahkan agar


berobat pada saat ditimpa penyakit. Berobatlah, karena tiada satu
penyakit yang diturunkan Allah, kecuali diturunkan pula obat
penangkalnya, selain dari satu penyakit, yaitu ketuaan. (HR Abu
Daud dan At-Tirmidzi dari sahabat Nabi Usamah bin Syuraik).

Bahkan seandainya tidak ada perintah rinci dari hadis


tentang keharusan berobat, maka prinsip- prinsip pokok yang
diangkat dari Al-Quran dan hadis cukup untuk dijadikan dasar
dalam upaya kesehatan dan pengobatan. Sebagai contoh dapat
dikemukakan persoalan transplantasi, baik dari donor hidup maupun
donor yang telah meninggal dunia.

Beberapa prinsip dan kesepakatan dalam bidang hukum


agama yang berkaitan dengan topik bahasan ini dapat membantu
menemukan pandangan Islam dalam persoalan dimaksud.
Prinsip-prinsip dimaksud antara lain adalah :
1. Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal,
kesehatan, dan harta benda umat manusia.
2. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah yang
dianugerahkan-Nya untuk dimanfaatkan, bukan untuk
disalahgunakan atau diperjualbelikan.
3. Penghormatan dan hak-hak asasi yang dianugerahkan-Nya
mencakup seluruh manusia, tanpa membedakan ras atau agama.
4. Terlarang merendahkan derajat manusia, baik yang hidup,
maupun yang telah wafat.
5. Jika bertentangan kepentingan antara orang yang hidup dan
orang yang telah wafat, maka dahulukanlah kepentingan orang
yang hidup.

Dari prinsip-prinsip ini banyak ulama kontemporer


menetapkan bahwa transplantasi dapat dibenarkan selama tidak
diperjualbelikan, dan selama kehormatan manusia --yang hidup
maupun yang mati-- terjaga sepenuhnya. Salah satu jaminan tidak
adanya pelecehan adalah izin dan pihak keluarga.

Alasan penolakan yang sering terdengar dari kalangan orang


kebanyakan (awam) bahwa setelah si penerima donor sehat, ia
mungkin dapat menyalahqunakan kesehatannya, dan ini dapat
mengakibatkan dosa, terutama bagi "pemilik" organ (jenazah), atau
orang yang mengizinkan. Alasan ini, pada hakikatnya tidak
sepenuhnya dapat diterima. Kemurahan dan keadilan Tuhan
mengantar-Nya untuk tidak menuntut pertanggungl.awaban dari
seseorang terhadap sesuatu yang tidak dikerjakannya secara
sadar, karena hakikat manusia bukan organ dan jasmaninya: Allah
tidak memandang kepada jasad dan rupa kamu, tetapi memandang
hati dan perbuatan kamu. Demikian sabda Nabi Muhammad Saw.
yang diriwayatkan oleh Muslim.
Di samping itu, izin yang diharuskan itu, telah dapat
mengurangi kalau enggan berkata "menghilangkan" kekhawatiran di
atas. Kalau niat pemberi izin untuk membantu sesama manusia, dan
dia menduga keras bahwa bantuan tersebut tidak akan
disalahgunakan, maka kalaupun ternyata dugaannya keliru, maka ia
bebas dari dosa. Sebaliknya, jika yang memberi izin sudah menduga
keras akan terjadinya penyalahgunaan, maka tentu saja ia tidak
terbebaskan dari dosa. Di sini terlihat pula peranan izin.

Dapat ditambahkan bahwa Al-Quran menegaskan bahwa,


"Barang siapa yang menghidupkan seseorang, maka dia bagaikan
menghidupkan manusia semuanya..." (QS Al-Maidah 5 : 32).
"Menghidupkan" di sini bukan saja yang berarti "memelihara
kehidupan", tetapi juga dapat mencakup upaya "memperpanjang
harapan hidup" dengan cara apa pun yang tidak melanggar hukum.

Demikian, satu contoh, bagaimana ayat-ayat Al-Quran


dipahami dalam konteks peristiwa paling mutakhir dalam bidang
kesehatan. Namun dalam ajaran Islam juga ditekankan bahwa obat
dan upaya hanyalah "sebab", sedangkan penyebab sesungguhnya di
balik sebab atau upaya itu adalah Allah Swt., seperti ucapan Nabi
Ibrahim a.s. yang diabadikan Al-Quran dalam surat Al-Syu'ara'
(26) : 80' Apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.

KESEHATAN MENTAL
Nabi Saw. juga mengisyaratkan bahwa ada keluhan fisik
yang terjadi karena gangguan mental. Seseorang datang
mengeluhkan penyakit perut yang diderita saudaranya setelah
diberi obat berkali-kali, tetapi tidak kunjung sembuh dinyatakan
oleh Nabi Saw. bahwa, "Perut saudaramu berbohong" (HR Bukhari).
Al-Quran Al-Karim memang banyak berbicara tentang
penyakit jiwa. Mereka yang lemah iman dinilai oleh Al-Quran
sebagai orang yang memiliki penyakit di dalam dadanya.

Dari hadis-hadis Nabi diperoleh petunjuk, bahwa sebagian


kompleks kejiwaan tercipta pada saat janin masih berada di perut
ibu, atau bahkan pada saat hubungan seks (pertemuan sperma dan
ovum), demikian juga ketika bayi masih dalam buaian. Karena itu,
Islam memerintahkan kepada para ibu dan bapak agar menciptakan
suasana tenang, dan mengamalkan ajaran agama pada saat bayi
berada dalam kandungan, sebagaimana memerintahkan kepada para
orang-tua untuk memperlakukan anak-anak mereka secara wajar.

Dalam suatu riwayat diungkapkan ada seorang anak yang


sedang digendong, kemudian pipis membasahi pakaian Nabi. Ibunya
merenggut bayi tersebut dengan kasar. Namun Nabi menegurnya
dengan bersabda, Jangan hentikan pipisnya, jangan renggut dia
dengan kasar. Pakaian ini dapat dibersihkan dengan air, tetapi apa
yang dapat menjernihkan hati sang anak (yang engkau renggut
dengan kasar)?

Seperti diungkapkan oleh beberapa pakar ilmu jiwa,


sebagian kompleks kejiwaan yang diderita orang dewasa, dapat
diketahui penyebab utamanya pada perlakuan yang diterimanya
sebelum dewasa.

Agaknya kita dapat menyimpulkan bahwa pandangan Islam


tentang penyakit-penyakit mental mencakup banyak hal, yang boleh
jadi tidak dijangkau oleh pandangan ilmu kesehatan modern. Dalam
Al-Quran tidak kurang sebelas kali disebut istilah fiqulubihim
maradh, Kata qalb atau qulub dipahami dalam dua makna, yaitu akal
dan hati. Sedang kata maradh biasa diartikan sebagai penyakit.
Secara rinci pakar bahasa Ibnu Faris mendefinisikan kata
tersebut sebagai "segala sesuatu yang mengakibatkan manusia
melampaui batas keseimbangan/kewajaran dan mengantar kepada
terganggunya fisik, mental, bahkan kepada tidak sempurnanya amal
seseorang." Terlampauinya batas kesimbangan tersebut dapat
berbentuk gerak ke arah berlebihan, dan dapat pula ke arah
kekurangan.

Dari sini dapat dikatakan bahwa Al-Quran memperkenalkan


adanya penyakit-penyakit yang menimpa hati dan yang menimpa
akal. Penyakit-penyakit akal yang disebabkan bentuk berlebihan
adalah semacam kelicikan, sedangkan yang bentuknya karena
kekurangan adalah ketidaktahuan akibat kurangnya pendidikan.
Ketidaktahuan ini dapat bersifat tunggal maupun ganda. Seseorang
yang tidak tahu serta tidak menyadari ketidaktahuannya pada
hakikatnya menderita penyakit akal berganda. Penyakit akal berupa
ketidaktahuan mengantarkan penderitanya pada keraguan dan
kebimbangan.

Penyakit-penyakit kejiwaan pun beraneka ragam dan


bertingkat-tingkat. Sikap angkuh, benci, dendam, fanatisme, loba,
dan kikir yang antara lain disebabkan karena bentuk keberlebihan
seseorang. Sedangkan rasa takut, cemas, pesimisme, rendah diri
dan lain-lain adalah karena kekurangannya.

Yang akan memperoleh keberuntungan di hari kemudian


adalah mereka yang terbebas dari penyakit-penyakit tersebut,
seperti bunyi firman Allah dalam surat Al-Syu'ara' (26) : 88-89 :
Pada hari (akhirat) harta dan anak-anak tidak berguna (tetapi yang
berguna tiada lain) kecuali yang datang kepada Allah dengan hati
yang sehat.

Islam mendorong manusia agar memiliki kalbu yang sehat


dari segala macam penyakit dengan jalan bertobat, dan
mendekatkan diri kepada Tuhan, karena: Sesungguhnya dengan
mengingat Allah jiwa akan memperoleh ketenangan.
(QS Al-Ra'd 13 : 28).

Itulah sebagian tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi Saw.


Tentang kesehatan.[]
BACAAN WAJIB 2
PERAN AJARAN DAN PEMIKIRAN ISLAM DALAM BIDANG
KESEHATAN 1

Oleh:

Selamat RIYADI

ABSTRAK

Makalah ini dengan judul “Peran Ajaran dan Pemikiran Islam


dalam Bidang Kesehatan” ini mendeskripsikan tentang adanya peran
signifikan baik secara filosofis dan subsantif ajaran dan pemikiran
dalam bidang kesehatan. Aspek-aspek yang diuraikan dalam tulisan
ini mencakup tentang filosofi Islam dan kesehatan, beberapa
contoh dan kesimpulan mengenai ajaran dan pemikiran Islam
tentang kesehatan, serta bagaimana hubungan ibadah sebagai
manifestasi ajaran Islam dapat berperan atau sangat berhubungan
dengan nilai-nilai kesehatan.

Munculnya berbagai persoalan di bidang kesehatan di


tengah-tengah masyarakat menunjukkan belum sepenuhnya
pengamalan nilai-nilai ajaran dan pemikiran Islam di tengah
masyarakat. Hal ini tentunya menjadi tantangan sendiri dan
keadaan ini sesungguhnya belum sejalan dengan pokok ajaran dan
pemikiran Islam yang sangat banyak terkait dan relevan dengan
keilmuan di bidang kesehatan dan nilainilai kesehatan yang bersifat
universal.

Dengan melihat adanya peran dan hubungan yang kuat


antara ajaran dan pemikiran di bidang kesehatan ini diharapkan
akan semakin meningkatkan pada kesadaran untuk melaksanakan
ajaran Islam melalui ibadah dalam arti yang seluas-luasnya dengan
sebaik-baiknya sesuai tuntunan sehingga baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat menjaga, memelihara dan
meningkatkan status kesehatan dalam seluruh dimensinya serta
senantiasa dapat mensyukuri nikmat kesehatan yang tak ternilai
harganya. Kata Kunci: Islam, kesehatan, filsafat, perilaku, dan
ibadah.

A. Pendahuluan
Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan (habl min Allah), tetapi juga mengatur hubungan manusia
dengan manusia (habl min al-nas) yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia, seperti sosial, budaya, politik, hukum, ekonomi,
ketatanegaraan, lingkungan, kesehatan, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Secara konseptual dan filosofis, Islam sesungguhnya
telah menuntun dan mengatur agar umat manusia pada jalan untuk
mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bathin,
dunia dan akhirat, serta mengakomidir seluruh nilai-nilai positif
yang ada dalam segenap aspek kehidupan yang diperlukan manusia,
termasuk kesehatan, keselamatan, dan keamanan. Namun, pada
realitasnya masih banyak terlihat berbagai persoalan yang ada di
masyarakat belum terselesaikan dengan aturan dan tuntunan akan
kebenaran dan kebaikan yang ada dalam agama.

Penyelesaian berbagai persoalan yang muncul ditengah-


tengah masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan bahkan krisis
multidimensional, termasuk permasalahan di bidang kesehatan di
banyak belahan dunia seringkali lebih banyak bersandar dan
mengandalkan kemampuan manusia serta belum disertai dengan
kesadaran tinggi dengan mengedepankan peran ajaran dan
pemikiran agama secara tepat dan memadai. Secara umum
permasalahan kesehatan di Indonesia berdasarkan indikator
kesehatan masyarakat dan sasaran Millenium Development Goals
(MDGs), yaitu masih tingginya angka kematian bayi , angka
kematian ibu, tingkat mortalitas (angka kematian) dan morbiditas
(angka kesakitan) penduduk serta kasus-kasus gizi buruk. Selain
itu, permasalahan kesehatan juga bisa dilihat dari permasalahan
transisi demografi, dimana masalah penyakit menular seperti
malaria, TBC, HIV/AIDS dan demam berdarah belum teratasi,
disisi lain telah banyak muncul masalah-masalah penyakit tidak
menular atau penyakit degeneratif, seperti hipertensi, obesitas,
kardiovaskuler, dan kanker. Berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan4 baik individu, kelompok maupun
masyarakat, maka permasalahan kesehatan bisa dilihat determinan
berupa faktor lingkungan (fisik, biologi, kimia, sosial, budaya,
politik, ekonomi dan sebagainya), perilaku, pelayanan kesehatan
dan hereditas (genetik).

Berbagai permasalahan kesehatan di atas, jika dicermati


secara mendalam, mestinya dapat diatasi dengan pendekatan
keagamaan karena sesungguhnya peran agama meliputi ajaran dan
praktek tentang seluruh aspek kehidupan manusia, yakni aspek
akidah, ibadah, akhlak, sosial, ekonomi, politik, pendidikan,
kesehatan dan lingkungan. Islam baik dari segi bahasa maupun
istilah menggambarkan misi keselamatan dunia akhirat,
kesejahteraan dan kemakmuran lahir dan bathin bagi seluruh umat
manusia.

Saling keterkaitan antara agama dan kesehatan tidak bisa


dinafikan. Dari ruang lingkup kesehatan berdasarkan definisi yang
ada dan komprehensivitas Islam jelas terlihat. Islam menghendaki
agar umatnya untuk kuat atau tidak lemah secara fisik, mental,
sosial dan ekonomi. Tuntunan dalam ajaran Islam banyak yang
mencerminkan nilai-nilai kesehatan, diantaranya melalui cara hidup
yang sehat. Demikian juga sebaliknya, kesehatan pada aspek
mental dan spiritual merupakan bagian penting dan utama domain
agama.

Tulisan terkait peran atau hubungan antara agama dengan


kesehatan sangat banyak baik di Indonesia maupaun di luar negeri.
Buku dengan judul Rasulullah is My Doctor karya Jerry D. Gray,
Rahasia Kesehatan Rasulullah SAW karya Ade Hashman, Is
Religion Good for Your Health?: The Effects of Religion on
Physical and Mental Health karya Harold G. Koenig, Studi Islam
Komprehensif dan banyak penulisan hasil penelitian menunjukkan
kuatnya hubungan agama dan kesehatan. Di sisi lain tentunnya
dengan melihat perkembangan dan realitas kehidupan yang ada
menunujukkan adanya kelompok yang memperdebatkan peran
agama.

Mengingat banyaknya hal yang bisa dibahas dalam


hubungannya antara Islam dan kesehatan, maka dalam tulisan ini
akan dibatasi pada uraian dan analisis secara singkat mengenai
perspektif filsafat sebagai bagian dari pemikiran Islam tentang
Islam dan kesehatan, beberapa ajaran Islam (Al-Qur’an dan
Hadist) dan pemikiran atau pandangan dalam bidang kesehatan
masarakat dan kedokteran yang relevan, dan ibadah dilihat dalam
perspektif keilmuan kesehatan dan kedokteran.

B. Filosofi Islam dan Kesehatan


Al-Ghazali menyatakan Islam ialah tunduk kepada Allah dan
berserah diri hanya kepadanya dengan menegakkan hubungan
antara manusia dengan Tuhannya atas dasar “mendengar dan taat”.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian dari segi bahasa yang
berarti menggambarkan misi Islam yang dibawa oleh seluruh para
nabi dengan berserah diri, patuh dan tunduk kepada Allah dengan
tulus bertujuan membawa ketertiban, kedamaian, ketenteraman,
dan kesejahteraan lahir dan batin sejalan dengan fitrah manusia
untuk selalu cenderung kepada kesucian, kebenaran dan kedamaian.
Dilihat dari segi istliah, Islam merupakan agama yang diturunkan
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan alam
jagat raya sebagai penyempurnaan agama yang isinya membahas
berbagai aspek kehidupan manusia agar sejahtera lahir dan batin.

Filsafat Islam yang dikembangkan oleh umat Islam - selain


ilmu-ilmu agama pada umumnya seperti Tafsir, Hadis, Fiqih dan
Ilmu Kalam- telah membawa spirit bathiniah dan penuh makna
terhadap pelaksanaan ajaran Islam. Penggunaan akal, termasuk
dalam filsafat, merupakan perintah Al-Qur’an dan Nabi Muhammad
SAW yang menyatakan bahwa beragama itu harus dengan
menggunakan akal, dan tidak dapat dianggap sempurna keagamaan
seseorang yang tidak menggunakan akalnya. Rasionalitas
pemahaman agama dapat memperkokoh pemahaman seseorang
terhadap agama yang dianutnya. Namun, pemahaman tentang agama
berdasarkan logika akal belumlah cukup. Diperlukan perasaan
keagamaan berdasarkan kepercayaan sehingga dapat memuaskan
hati.

Dalam buku filsafat Islam tulisan Sudarsono dibahas


tentang perkembangan pemikiran pada masa ilmu kalam, aktualitas
pemikian kefilsafatan dalam Islam, dan ijtihad dalam kerangka
pemikiran filsafat Islam, serta sejumlah filosof yaitu Al-Kindi, Al-
Farabi, Ibnu Sina, Ar-Razi, Al-Ghazali, Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail,
Ibnu Maskawaih, Ibnu Rusyd, Mohammad Iqbal. Dalam sejarahnya
dikenal beberapa filosof berjasa menghasilkan karya dalam bidang
kesehatan dan kedokteran.

Islam telah menetapkan tujuan kehadirannya, diantaranya


adalah untuk memelihara agama itu sendiri, akal, rohani, jasmani,
harta, dan keturunan bagi seluruh umat manusia. Anggota badan
manusia pada hakekatnya adalah milik Allah yang dianugerahkan-
Nya untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Di satu sisi Allah
memerintahkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan fisik, di
sisi yang lain Allah juga memerintahkan untuk menjaga kesehatan
mental dan jiwa (rohani). Kesehatan manusia dapat diwujudkan
dalam beberapa dimensi, yaitu jasmaniah material melalui
keseimbangan nutrisi, kesehatan fungsional organ dengan energi
aktivitas jasmaniah, kesehatan pola sikap yang dikendalikan oleh
pikiran, dan kesehatan emosi-ruhaniah yang disembuhkan oleh
aspek spiritual keagamaan.

Secara ilmiah, penyakit (disease) bisa diartikan sebagai


gangguan fungsi fisiologis suatu organisme karena infeksi atau
tekanan dari lingkungan. Dengan kata lain penyakit bersifat
obyektif. Adapun sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap
pengalaman menderita suatu penyakit dan bersifat subyektif.
Gejala subyektif ditandai dengan perasaan yang tidak enak. Konsep
“Kesehatan untuk Semua” dapat diartikan sebagai kesehatan
merupakan kebutuhan setiap individu, baik orang yang sakit maupun
yang sehat atau kebutuhan setiap manusia apapun status dan
kedudukannya. Orang sakit membutuhkan penyembuhan (kuratif)
dan orang sehat membutuhkan upaya promotif (peningkatan),
preventif (pencegahan), rehabilitatif (perbaikan), serta
konservatif (pemeliharaan). Seluruh aktivitas manusia dari bangun
pagi, aktivitas, tidur, hingga bangun kembali di waktu berikutnya
terkait dan berpengaruh terhadap kesehatan.

Alat kerja filsafat adalah berfikir. Dengan berfikir yang


sehat, maka akan menumbuhkan jiwa sehat pula. Kesalahan dalam
melakukan manajemen aktivitas dapat menyebabkan terganggunya
kesehatan, seperti salah tidur, salah makan, salah cara membaca,
salah berpakaian, salah berdandan, dan sejenisnya dapat
menyebabkan terganggunya kesehatan.

Kesehatan merupakan persoalan universal dan kebutuhan


mendasar khususnya bagi manusia. Kesehatan adalah hak asasi
manusia dan menjadi salah satu unsur utama kesejahteraan,
sebagaimana ungkapan bahwa kesehatan bukanlah segala-galanya,
tetapi tanpa kesehatan segalanya bukanlah apa-apa. Kesehatan
memiliki makna dan dimensi yang luas sesuai definisi menurut WHO
maupun Undang-undang Kesehatan, yaitu keadaan sehat yang
meliputi aspek fisik, mental, spiritual dan sosial serta dapat
produktif secara sosial maupun ekonomis. Hal ini menunjukkan
bahwa status kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek
fisik dan mental semata, namun juga dinilai berdasarkan
produktivitas sosial atau ekonomi. Kesehatan mental (jiwa)
mencakup komponen pikiran, emosional dan spiritual. Secara
spiritual, sehat tercermin dari praktek keagamaan, kepercayaan,
dan perbuatan yang baik sesuai norma dalam masyarakat.

Selain konsepsi kesehatan seperti disebutkan di atas,


menurut Quraish Shihab terdapat istilah terkait lainya yaitu
“afiat” yang berarti perlindunagn Allah untuk hambaNya dari segala
macam bencana dan tipu daya16 dan berarti sehat yang sempurna.
Dalam hal ini afiat merujuk pada manfaat dan kebaikan, sedangkan
sehat diartikan pada keadaan baik.

Pada teori kesehatan secara umum dikemukakan faktor-


faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia, Henrik L. Blum
(1974) mengelompokkan dalam 4 faktor, yaitu lingkungan, perilaku,
keturunan dan pelayanan kesehatan. Perilaku manusia mempunyai
peran lebih besar karena disamping berpengaruh langsung
terhadap kesehatan juga mempengaruhi faktor lingkungan fisik,
sosio budaya, dan faktor pelayanan kesehatan.

Terkait dengan faktor perilaku, dalam Islam dikenal istilah


akhlak yang mencakup akhlak baik (terpuji) dan akhlak buruk
(tercela). Akhlak secara umum adalah perilaku. Secara bahasa
akhlaq dapat berarti agama, tabiat, perangai, kelakuan, tingkah
laku, matuah, adat kebiasaan, dan kepribadian. Akhlak pada
hakekatnya adalah gambaran batin manusia, yakni jiwanya, sifat-
sifatnya, dan makna-maknanya yang spesifik, yang dengannya
terlihat kedudukan makhluk, lantaran gambarannya secara zahir,
baik sifat-sifatnya dan makna-maknanya, dan keduanya memiliki
sifat yang baik atau buruk, mendapat pahala dan sanksi, yang kaitan
keduanya dengan sifat-sifat yang tergambar secara batin adalah
lebih banyak, dibanding apa-apa yang yang terkait dengan
gambaran zahirnya. Filosof Islam Ibn Miskawaih, mentakrifkan
akhlak sebagai keadaan jiwa yang mendorong ke arah melahirkan
perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian. Menurut Al-Ghazali
akhlak adalah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang
menampilkan perbuatan dengan senang tanpa memerlukan
pemikiran dan penelitian. Jika perbuatan yang muncul itu baik dan
terpuji sesuai syara dan akal, maka perbuatan itu disebut dengan
akhlak mulia. Sebaliknya bila muncul perbuatan buruk, dinamakan
akhlak buruk.

Di dalam Al-Qur’an Surat Al-Qalam Ayat 4 disebutkan: “Dan


bahwa sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang
amat mulia. Nilai akhlak sangat ditentukan oleh niat, yang
merupakan syarat utama bagi sahnya suatu ibadah atau sebagai
ruh, inti, sendi dari amal.

Islam dapat dilihat dalam berbagai dimensi, yaitu dimensi


akidah dan ibadah, filosofis, sufistik transendental dan amaliah.
Dengan dimensi filosofis, maka umat Islam akan memiliki wawasan
yang luas, mendalam, sistematis, radikal, kritis dan universal
mengenai berbagai hal berdasarkan ajaran Islam sehingga
memperluas sikap dan pandangan. Dari seluruh dimensi tersebut,
jika kaji mendalam akan mencerminkan adanya nilai-nilai kesehatan.
Misalnya, pada dimensi ibadah akan banyak terlihat manfaat
kesehatan di dalamnya. Demikian juga pada dimensi sufistik
transendental dan amaliyah tidak terlepas dari nilai agama baik
komponen pikiran, emosional maupun spiritual.

Terkait makna filosofi keterkaitan hubungan Islam dengan


kesehatan dan kedokteran, setidaknya terdapat 69 pernyataan
ataupun ungkapan, kesimpulan, poin pernyataan dan kutipan yang
sangat bernilai pada buku karya Ade Hasman yang berjudul Rahasia
Kesehatan Rasulullah. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran dan
pemikiran Islam telah banyak mengakomodir nilai-nilai kesehatan
dan kedokteran di dalamnya.

C. Ajaran dan Pemikiran Islam tentang Kesehatan


Bidang ilmu kesehatan umumnya dapat dikelompokkan
menjadi dua. Yang pertama adalah ilmu kedokteran (medicine),
yaitu ilmu yang mempelajari tentang kesehatan secara individu.
Sedangkan yang kedua dikenal dengan ilmu kesehatan masyarakat
(public health), yaitu ilmu yang mempelajari masalah kesehatan
agregat. Ilmu kedokteran lebih memfokuskan pada objek individu,
pelayanan kuratif dan rehabilitatif, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan serta indikator bebas dari penyakit/tidak
sakit, tidak cacat, dan produktif. Adapun ilmu kesehatan
masyarakat lebih memfokuskan pada sasaran masyarakat,
pelayanan preventif dan promotif, dengan indikator kesejahteraan
masyarakat meningkat dan indikator antara lain berupa angka
kematian bayi, angka kematian karena melahirkan, mortalitas
(angka kematian penduduk) dan morbiditas (angka kesakitan
penduduk). Walaupun terdapat perbedaan-perbedaan antara ilmu
kedokteran dan kesehatan masyarakat, namun dalam aplikasi di
lapangan kedunya sangat saling terkait dan keduanya merupakan
bagian dari bidang ilmu kesehatan.

Pembicaraan tentang kesehatan tidak bisa dilepaskan dari


pembicaran tentang penyakit. Konsep penyebab munculnya penyakit
berkembang dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta penemuanpenemuan baru di
bidang kesehatan dan kedokteran. Salah satu teori yang
mengemuka adalah tentang keseimbangan dalam tubuh. Walaupun
telah mengalami pergeseranpergesaran, namun teori keseimbangan
ini masih relatif relevan dalam bidang kesehatan dan kedokteran
hingga saat ini.

Sejarah juga menunjukkan perkembangan penyakit dapat


dilihat dari berbagai konsep dan teori penyebab penyakit, antara
lain zaman Socrates, Galen, konsep kontanion, konsep infeksi dan
imunitas, teori jasad renik/germ theory, konsep single causiation,
konsep “web of causiation”, konsep “triad epidemiology” dan konsep
ekologis. Prinsip pencegahan berkembangbiaknya penyakit saat ini
dengan karantina sudah ada sejak zaman nabi. Ketika timbul
penyakit tho’un, maka nabi melarang orang mengunjungi daerah
wabah. Pada orang yang sudah terlanjur berada di daerah wabah,
tidak boleh meninggalkan daerah wabah tersebut.

Dari segi keseimbangan, kesehatan juga dapat diartikan


sebagai keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor
genetik, lingkungan, pola hidup sehari-hari seperti makan, minum,
seks, kerja, istirahat dan emosional. Apabila keadaan keseimbangan
terganggu, maka akan menyebabkan munculnya gangguan kesehatan
atau status kesehatan terganggu. Filosofi dasar dalam ciptaan
Tuhan diantaranya banyak berlaku pada konsep keseimbangan.
Penciptaan alam semesta, tubuh manusia merupakan filosofi
keseimbangan. Islam mengajarkan tentang keseimbangan pada
seluruh aspek kehidupan. Dalam Al-Qur’an disebutkan adanya suatu
keseimbangan harmoni antara sisi taqwa dan tawakal, jihad dan
sabar.

Ajaran dan pemikiran Islam tentang kesehatan baik individu


dan maupun masyarakat dapat dilihat dari bermacam-macam
sumber ajaran Islam serta berbagai literatur yang menulis tentang
perkembangan dan sejarah peradaban ilmu pengetahuan oleh para
filosof dan ahli atau pemikir Islam maupun pemikir lain pada
umumnya. Para ulama telah bersepakat sumber ajaran Islam utama
adalah Al-Qur’an dan Al-Sunah, sedangkan sumber sekunder adalah
pemikiran para ulama, termasuk umara. Dalam ajaran Islam melalui
berbagai macam jenis ibadah yang diperintahkan akan dapat
berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
status kesehatan, baik fisik/jasmani maupun mental/rohani, sosial
maupun ekonomi.

Ajaran Islam sangat memperhatikan tentang kesehatan.


Banyak tuntunan dan petunjuk Rasulullah SAW terkait kesehatan
yang merupakan penjelasan dan sekaligus merupakan pengamalan
pokok-pokok ajaran yang ada dalam Al-Qur’an serta tecermin
dalam kehidupan dalam hubungannya dengan keluarga, sahabat,
praktek pendidikan dan pengajaran, kehidupan pribadi dan
kelompok yang dilakukan Rasulullah.

Pendidikan Rasulullah SAW tentang perilaku hidup sehat,


diantaranya adalah agar dibiasakan hidup bersih dan sehat, upaya
mencegah penyakit, memlihara kesehatan pribadi (kebersihan
kulit, kuku, rambut, mata, pakaian), pengaturan makan dan minum,
rumah dan lingkungan, udara, gerak dan istirahat. Slogan
kebersihan sebagian dari iman dan telah diwujudkan dengan
perintah agama Islam. Kebersihan (dari najis maupun hadats)
merupakan syarat dari amal ibadah, seperti shalat dan thawaf.
Secara umum dikenal dengan slogan “kebersihan pangkal
kesehatan”. Rasulullah SAW menyatakan bahwa Mukmin yang kuat
lebih disukai Allah dibanding mukmin yang lemah.

Pencapaian pengetahuan yang dihasilkan peradaban manusia


telah mengungkap rahasia-rahasia kesehatan dibalik ajaran Islam
yang termaktub dalam al-Qur’an Hadits. Islam jelas
memerintahkan dan menginspirasi perilaku hidup bersih. Perintah
tersebut diantaranya dalam hal adab atau tata cara bersuci,
menyikat gigi, buang hajat/istinja. AlQur’an mengungkap macam-
macam penyakit secara jasmani dan rohani. Setidaknya terdapat 3
hal yang harus diperhatikan pada masalah kesehatan, yaitu;
1) Menjaga kesehatan agar tetap sehat
2) Menghindari penyebab penyakit, kuman, virus dan lainnya; serta
3) memberi keleluasan pada bagian yang rusak (terkena penyakit)
agar bisa membaik tanpa terganggu oleh penyakit lain. Dengan
mencakup upaya mencegah penyakit, mengobati penyakit dan
memelihara kesehatan.

Kesehatan rohani memiliki kedudukan yang sangat penting.


Sehatnya rohani akan memberikan pengaruh pada kesehatan
jasmani. Misalnya, seseorang yang mengalami kegelisahan, maka
akan dapat berpengaruh pada menurunnya nafsu makan. Ketika
nafsu makan berkurang berakibat pada fisik menjadi kurus, lemah
sehingga akan mudah terjangkiti penyakit-penyakit jasmani lainnya.
Kasus bunuh diri di tengah masyarakat ysng makin meningkat, salah
satu penyebab utamanya adalah krisis mental/rohani. Muhammad
Hasan Aydid, menyebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya
penyakit jasmani pada manusia adalah gangguan pikiran/kejiwaan
(psikosomatik). Gangguan pikiran merupakan salah satu indikasi
orang yang mengalami gangguan kesehatan rohani. Kedudukan dan
urgensi kesehatan jasmani dan rohani didasarkan bahwa kesehatan
merupakan nikmat dan amanah Allah SWT yang tak ternilai
harganya, serta kesehatan merupakan amanat Allah SWT. Bentuk
mensyukuri nikmat kesehatan adalah, memeliharanya agar tidak
terjangkiti berbagai penyakit, termasuk jangan sampai rohani kita
terganggu.

Pemikiran Islam tentang kesehatan (kesehatan masyarakat


dan kedokteran) oleh para ulama dan umara berkembang seiring
dan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya
dibidang filsafat. Sebagaimana diketahui bahwa para filosof, baik
filosof muslim maupun filosof pada umumnya telah banyak
memberikan sumbangan dan kontribusi besar dalam kemajuan
pemikiran ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang. Dikenal
banyak filosof termasyhur pada zamannya, seperti Socrates, Plato,
dan Aristoteles yang dikenal secara luas telah memberikan
sumbangan diberbagai bidang ilmu pengetahuan. Disamping itu, juga
banyak para ilmuwan Islam yang sangat berjasa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekonologi, seperti Ibnu
Rushd (Averroes), Ibnu Sina (Avicenna), Al-Biruni, Al-Khawarizmi,
Jabir Ibnu Hayyan (Ibnu Geber), Ibnu Ismail Al Jazari, Abu Al
Zahrawi (Albucasis), Ibnu Haitham (Al Hazen), Al Jahiz dan Ar-
Razi (Razhes). Karya ilmuwan Islam tersebut mencakup berbagai
bidang atau disiplin ilmu, seperti bidang kedokteran dan kesehatan
masyarakat, pemikiran filsafat dan agama, sains dan teknologi,
diantaranya :
- Ibnu Rushd, dengan karyanya meliputi bidang filsafat,
kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan
resume. Antara lain adalah Bidayat Al-mujtahid (kitab ilmu
fiqih), Kulliyaat fi at-tib (buku kedokteran), Fasl al-maqal fi ma
bain alhikmat wa Asy-syari’at (filsafat dalam Islam dan menolak
segala paham yang bertentangan dengan filsafat).

- Ibnu Sina, adalah seorang filosof, ilmuwan, dokter dan penulis.


Sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
pengobatan. Dikenal sebagai “Bapak Pengobatan Modern”.
Karyanya yang sangat terkenal adalah The Book of Healing dan
The Canon of Medicine (Al-Qanun fi At Tibb) yang merupakan
rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Kemasyuran fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia
merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran. Karya keduanya
adalah ensiklopedi yang monumental “Kitab As-Syifa” (The
Book of Recovery or The Book of Remedy) atau buku tentang
penemuan, atau tentang penyembuhan) yang merupakan titik
puncak filsafat paripatetik dalam Islam. Kaya lain Ibnu Sina
adalah Sanatio atau Sufficienta, Sadidiyya (buku ilmu
kedokteran), Al-Musiqa (buku tentang musik), Al-Mantiq,
Qamus el Arabi, Danesh Nameh (buku filsafat), Uyun-ul Hikmah
(buku filsafat), Mujiz, kabir wa Shaghir (buku tentang dasar-
dasar ilmu logika), Hikmah el Masyriqiyyin (Britanica
Encyclopedia), AlInshaf (buku tentang keadilan sejati), Al-
Hudud (istilah-istilah dan pengertian-pengertian dalam ilmu
filsafat, Al-Isyarat wat Tanbiehat (buku ini lebih banyak
membicarakan dalil-dalil dan peringatan-peringatan mengenai
prinsip ketuhanan dan keagamaan, An-Najah (buku tentang
kebahagiaan jiwa).

- Al-Biruni, meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan


menggunakan altitude maksima matahari. Menulis beberapa
hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta "Kartografi",
termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi
pada bidang datar. Menulis buku berjudul "Kronologi" yang
merujuk hasil kerja lain yang dihasilkan, buku tentang astrolab,
sistem desimal, pengkajian bintang, dan tentang sejarah.
Membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer
(hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16). Sumbangannya
terhadap matematika termasuk aritmatika teoritis and praktis,
penjumlahan seri, analisis kombinatorial, kaidah angka 3,
bilangan irasional, teori perbandingan, definisi aljabar, metode
pemecahan penjumlahan aljabar, geometri, teorema
Archimedes dan tentang sudut segitiga.
- Al-Khawarizmi. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya
bidang syariat, tapi juga bidang falsafah, logika, aritmatika,
geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.
Sumbangsihnya, antara lain Al-Jabr wa’l Muqabalah
(trigonometri dan astronomi), Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah
(matematika), konsep sifat dan sistem nomor, tentang Cos, Sin
dan Tan dalam penyelesaian persamaan trigonometri, teorema
segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga, segi empat dan
lingkaran dalam geometri, bidang astronomi (ilmu falaq)

- Jabir Ibnu Hayyan. Dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern. Teori


Jabir dan risalahrisalah bidang ilmu kimia (Kitab Al-Kimya dan
Kitab Al Sab'een). Karya lain yang telah diterbitkan adalah
Kitab al Rahmah, Kitab al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The
Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of Balance.

- Ibnu Ismail Al Jazari. Penemu Konsep Robotika Modern,


mendapat julukan sebagai Bapak Modern Engineering berkat
temuan-temuannya yang banyak mempengaruhi rancangan
mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion engine,
crankshaft, suction pump, programmable automation, buku “al-
Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml alNafi Fi Sinat ‘at al-Hiyal” (The Book
of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices), membuat jam
gajah yang bekerja dengan tenaga air dan berat benda untuk
menggerakkan secara otomatis sistem mekanis serta pompa air.

- Abu Al Zahrawi. Penemu gips era Islam, seorang dokter, ahli


bedah serta seorang muslim yang taat. Penemu pertama dari
teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips
sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini. Karya
fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif yang berisi
penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk
penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi. Dalam
penyiapan obat-obatan itu, dikenalkan mengenai teknik
sublimasi. Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran termasyhur di
zamannya. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya
masuk ke dalam kurikulum jurusan kedokteran di seluruh Eropa.

- Ibnu Haitham merupakan ilmuwan Optik. Belajar yang dilakukan


secara otodidak membuatnya mahir dalam bidang ilmu
pengetahuan, ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan,
dan filsafat. Tulisannya mengenai “mata” telah menjadi salah
satu rujukan penting dalam bidang penelitian sains di barat.
Kajiannya mengenai pengobatan mata menjadi dasar
pengobatan mata modern. Banyak buku yang dihasilkan dan
masih menjadi rujukan hingga saat ini. Di antaranya adalah
Al’Jami’ fi Usul al’Hisab yang mengandung teori-teori ilmu
matemetika dan matematika penganalisaan; Kitab al-Tahlil wa
al’Tarkib mengenai ilmu geometri; Kitab Tahlil ai’masa’il al
‘Adadiyah tentang aljabar; Maqalah fi Istikhraj Simat al’Qiblah
yang mengupas tentang arah kiblat; Maqalah fima Tad’u llaih
mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak; dan
Risalah fi Sina’at al-Syi’r mengenai teknik penulisan puisi.

- Al-Jahiz, ahli zoologi terkemuka dan merupakan ilmuwan muslim


pertama pencetus teori evolusi, mengungkap dampak lingkungan
terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan
hidup. Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama yang
mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup (struggle for
existence). Al-Jahiz mempelajari banyak hal, seperti puisi
Arab, filsafat Arab, sejarah Arab dan Persia sebelum Islam,
serta Al-Qur’an dan hadist. Berkat teorinya yang cemerlang,
AlJahiz dikenal sebagai ahli biologi terbesar yang pernah lahir
di dunia Islam, dan berhasil menuliskan kitab Ritab Al-Haywan
(Buku tentang Binatang). Dalam kitab itu ditulis tentang kuman,
teori evolusi, adaptasi, dan psikologi binatang. Al-Jahiz
tercatat sebagai ahli biologi pertama yang mencatat perubahan
hidup burung melalui migrasi, mampu menjelaskan metode
memperoleh ammonia dari kotoran binatang melalui penyulingan.
Al-Jahiz menulis kitab al-Bukhala (Book of Misers or Avarice &
the Avaricious), Kitab al-Bayan wa al-Tabyin (The Book of
eloquence and demonstration), Kitab Moufakharat al Jawari wal
Ghilman (The book of dithyramb of concubines and ephebes),
dan Risalat mufakharat al-sudan ‘ala al-bidan (Superiority Of
The Blacks To The Whites).

- Ar-Razi. Sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia,


matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia
berguru kepada Hunayn bin Ishaq. Ar-Razi dipercaya memimpin
sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya juga memimpin Rumah
Sakit Muqtadari di Baghdad. Ar-Razi diketahui sebagai ilmuwan
serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar
dalam Islam. Kontribusi bidang kedokteran tentang cacar dan
campak. Sebagai dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-
Razi merupakan orang pertama yang menjelaskan seputar
penyakit cacar. "Cacar terjadi ketika darah 'mendidih' dan
terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan mengakibatkan
keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti
ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah yang makin
banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap
ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada wine.
Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanakkanak,
tapi juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari
penyakit ini adalah mencegah kontak dengan penyakit ini, karena
kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi." Buku ar-Razi
yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku
pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua
wabah yang berbeda. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan
kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis
memperlihatkan cara berpikir ar-Razi. Razi menemukan
penyakit "alergi asma", dan ilmuwan pertama yang menulis
tentang alergi dan imunologi. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga
berkontribusi membuat 11 peralatan seperti tabung, spatula dan
mortar. Ar-razi juga mengembangkan obatobatan yang berasal
dari merkuri. Ar-Razi mengemukakan pendapatnya dalam bidang
etika kedokteran. Untuk meningkatkan mutu seorang dokter,
ar-Razi menyarankan agar para dokter tetap belajar dan terus
mencari informasi baru. ArRazi mengatakan bahwa tujuan
menjadi dokter adalah untuk berbuat baik, bahkan sekalipun
kepada musuh dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
Karya arRazi pada bidang kedokteran dituliskan dalam buku
Hidup yang Luhur (Arab : ‫ يواــحال‬, (Petunjuk Kedokteran untuk
Masyarakat Umum (Arab :‫ هرــــضحي‬Z ‫ نــــم بــــــيبطال‬, (Keraguan
pada Galen dan Penyakit pada Anak.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bagaimana ajaran dalam


Islam sangat memperhatikan dan mendukung sepenuhnya terhadap
seluruh dimensi kesehatan secara fisik, mental, seosial dan
ekonomi. Dalam dimensi fisik, Islam mengajarkan tentang berbagai
perilaku hidup bersih dan sehat, seperti kebersihan, tata cara
makan, istirahat, dan gerakan tubuh serta kekuatan fisik. Dimensi
mental yang mencakup pikiran, emosional dan spiritualitas
tercermin dalam praktek keagamaan dalam bentuk dan orientasi
pada kesabaran, penghambaan, kepatuhan, kebahagiaan,
keselamatan dan kedamaian. Pada dimensi sosial dan ekononi
banyak ajaran dan praktek bernilai sosial dan ekonomi, seperti
ibadah zakat, shalat berjama’ah, silaturahmi, sedekah dan lain-lain.

Dalam tinjauan sejarah menunjukkan bahwa para pemikir


atau filosof muslim telah membangun peradaban agung dan
berkontribusi sangat besar dan luas dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, termasuk di bidang kesehatan dan
kedokteran.

D. Hubungan Ibadah dan Kesehatan


Dimensi kesehatan dalam ajaran Islam utamanya mencakup
seluruh ibadah rukun Islam. Secara konsepsional dapat dijelaskan
hubungan bersuci dengan kesehatan, shalat dan kesehatan, zakat
dan kesehatan, puasa dan kesehatan serta haji dan kesehatan.
Hubungan Pokok ajaran Islam dengan ranah kesehatan dapat
digambarkan, seperti dalam tabel berikut:
No Ajaran Islam Ranah Contoh
Kesehatan
1 Rukun Iman Kesehatan Percaya diri,
mental optimis, semangat,
berpikir positif,
tidak sombong dan
lain-lain
2 Rukun Islam Kesehatan Gerak teratur dalam
jasmani dan shalat, semnagat
rohani membagi dalam
zakat, kebersamaan
dalam haji,
Kesehatan dalam
pencernaan puasa
3 Akhlak dan adab Kesehatan Kesehatan
jasmani, lingkungan,
mental, dan kebersihan pribadi,
ingkungan kesopanan dan
menghargai orang
lain
4 Thaharah/bersuci Kesehatan Pemilihan air bersih,
jasmani dan mandi, wudlu, segar
rohani serta dan semangat,
lingkungan kebersihan
lingkungan

Pada rukun iman yang intinya adalah keyakinan dan


kepercayaan, sangat berperan dalam kesehatan mental spiritual
dengan nilai-nilai positif, seperti rasa percaya diri, optimis,
semangat, berfikir positif dan tidak sombong. Dengan sifat-sifat
tersebut, maka akan menjadikan sehat secara mental dan
menghindarkan atau mencegah dari penyakit gangguan kejiwaan.
Dalam rukun Islam berupa syahadat, shalat, puasa, zakat
dan haji, terdapat ranah kesehatan yang komprehensif, mencakup
sehat secara jasmani, rohani, sosial dan ekonomi. Demikian juga
pada ajaran akhlak dan adab serta tentang tharah/bersuci, apabila
dipraktekkan dengan sungguh-sungguh atau dengan benar maka
akan dapat mewujudkan pada upaya kesehatan secara jasmani,
rohani, sosial dan ekonomi.

Dari berbagai literatur yang menulis tentang keterkaitan


antara ibadah dengan kesehatan, maka dapat digambarkan
hubungan dan peran agama dalam bermacam bentuk manifestasinya
baik kesalihan individu maupun sosial, perpaduan dimensi teologis,
ritualitas, spiritualitas, intelektualitas, dan sosial ajaran Islam33
terhadap kesehatan secara komprehensif (fisik/jasmani,
mental/spiritual, sosial dan ekonomi sebagai berikut :

Ibadah merupakan fitrah manusia dan hakikat dari


keberadaan dan inti keberagamaan. Dibalik berbagai ajaran dalam
Islam tentang tharah, shalat, puasa zakat dan haji terdapat
rahasia besar. Berwudhu dan mandi adalah untuk penyucian diri dari
najis dan hadas. Najis dan hadas menghalangi untuk dekat dengan
Tuhan. Penyucian diri bisa dipandang sebagai penyucian lahir dan
bathin atau menghindarkan diri dari maksiat, perbuatan buruk dan
akhlak tercela serta kotoran jiwa. Dalam Q.S AlMuddatstsir [74]:
5-6, Allah mengisyaratkan, “Dan pakaianmu bersihkanlah, dan
perbuatan dosa tinggalkanlah.”. Rahasia dibalik shalat diantaranya
sebagai penolong dan penyejuk hati, meraih kebahagiaan,
kesejahteraan dan kedamaian. Dalam ibadah puasa dimaknai
sebagai kewajiban dan kebutuhan serta adanya makna spiritual,
bekerja dan bersedekah. Makna zakat diantaranya adalah makna
spiritual, menebarkan kasih dan cinta Ilahi serta kebahagiaan.
Ibadah haji dimaknai sebagai ziarah ruhani, lambah keikhlasan,
lambah cinta, ketegaran dan kepasrahan, kesetaraan, perjuangan
melawan musuh kebenaran dan miniatur gerak alam semesta.
Pendalaman makna ibadah tersebut secara luas memperlihatkan
adanya hubungan dan peran agama dalam seluruh dimensi kesehatan
secara fisik, mental, sosial dan ekonomi.

Dimensi-dimensi dalam gerak langkah, perkataan dan


perbuatan serta ibadah sebagaimana dicontohkan Rasulullah sangat
banyak merefleksikan dalam tinjauan dan nilai-nilai kesehatan.
Ibadah dengan doorprize kesehatan, orientasi pada hidup alami dan
proporsional, tinjauan fisik pada jejak kehidupan Rasulullah, nikmat
kesehatan, kesehatan dalam perspektif Islam, kebersihan dan
budaya hidup bersih, makanan sehat dan segar, ibadah puasa yang
menyehatkan, dimensi gerak dalam ibadah, tidur dan istirahat, jiwa
yang sehat dan gaya hidup aktif serta adanya ‘kepasrahan”
menunjukkan secara jelas keteladanan gaya hidup sehat Nabi
Muhammad SAW. Dengan kata lain adalah adanya hubungan dan
peran sangat kuat Islam dengan kesehatan dalam seluruh
dimensinya.

Ibadah sebagai manifestasi ajaran Islam, secara agama


berarti ketundukan atau penghambaan diri kepada Allah, Tuhan
Yang Maha Esa. Ibadah meliputi semua bentuk kegiatan manusia di
dunia ini, yang dilakukan dengan niat mengabdi dan menghamba
hanya kepada Allah. Dalam konteks ini ibadah semata-mata atau
lebih kepada kepatuhan hamba kepada Tuhan, tanpa berharap
apapun selain ridho-Nya. Artinya ibadah tidak dilihat untuk tujuan
mengharapkan sesuatu, termasuk hubungannya dengan pahala dan
sorga, apalagi manfaat kesehatan. Namun, dalam sudut pandang
yang lain tentunya tidak ada salahnya mengaitkan makna ibadah
dalam hubungannya dengan manfaat yang bisa diperoleh, termasuk
manfaat kesehatan baik ditinjau secara ilmiah ataupun
berdasarkan testomini atau bukti-bukti, logika-logika dan tinjauan
filosofis. Ajaran Islam dapat dikatakan sebagai inspirasi perilaku
untuk hidup sehat. Secara substansi bisa dilihat berbagai keilmuan
di bidang kesehatan. Misalnya, macam-macam penyakit menurut Al-
Qur’an yang meliputi kesehatan jasmani dan kesehatan jiwa
(mental), pendidikan Rasulullah tentang perilaku hidup sehat
(kebersihan dan kesehatan pribadi, memelihara kesehatan pribadi),
dimensi kesehatan dalam ajaran Islam (hubungan bersuci dan
kesehatan, shalat dan kesehatan, zakat dan kesehatan, puasa dan
kesehatan serta haji dan kesehatan). Dalam uraian tersebut
menunjukkan adanya substansi besar tentang kesehatan dalam
pendidikan agama. Dengan kata lain adanya hubungan dan peran
startegis agama dalam upaya kesehatan.

Dalam teori umum kesehatan tentang faktor yang


mempengaruhi kesehatan seperti diuraikan di atas, yaitu faktor
perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan hereditas (genetik).
Pada dimensi ibadah yang merupakan rukun Islam, yaitu syahadat,
shalat, puasa, zakat, dan haji semuanya merupakan bentuk perilaku.
Perilaku ibadah pada dasarnya adalah perwujudan dari sehat secara
spiritual yang artinya bahwa sesoarang yang beribadah dengan baik
dan benar sesuai dengan tuntunan, dapat dipastikan bahwa yang
bersangkutan dalam kondisi sehat secara mental dan spiritual.
Adanya kasus-kasus bahwa seseorang telah melaksanakan ibadah,
namun masih mengalami gangguan jiwa, seperti depresi atau
gangguan kesehatan jiwa lainnya, tentunya hal ini memunculkan
pertanyaan sejauhmana tingkat kualitas dalam beribadah. Demikian
juga pada sehat secara jasmani yang dipengaruhi oleh banyak
faktor. Dengan melakukan prinsip-prinsip dalam ajaran Islam,
khususnya cara hidup yang Islami diharapkan kesehatan dalam
berbagai dimensinya menunjukkan kondisi kesehatan yang optimal.
E. Kesimpulan
Banyak hasil penelitian dan berbagai tulisan baik buku
maupun artikel ilmiah yang mengungkapkan hubungan, keterkaitan
dan pengaruh ajaran Islam dengan seluruh aspek-aspek kesehatan.
Islam mengajarkan hidup bersih dan sehat untuk menciptakan
individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ajaran
dan pemikiran Islam secara jelas sangat berperan dalam bidang
kesehatan, baik secara konsepsi, filosofis dan substasional maupun
dalam tataran praktis (ibadah). Para pemikir Islam telah
berkontribusi besar melalui karya-karyanya di bidang filsafat, ilmu
pengetahuan dan teknologi, termasuk kesehatan masyarakat dan
kedokteran.

Adanya kenyataan bahwa di tengah-tengah masyarakat yang


notabene sebagai besar adalah muslim memang memungkinkan
muncul pertanyaan mengenai peran atau hubungan agama dengan
kesehatan yang seakan-akan menunjukan tidak ada atau kurangnya
peran atau keterkaitan antara agama dan kesehatan. Keadaan ini
sesungguhnya tidak sejalan dengan pokok ajaran dan pemikiran
Islam yang sangat banyak terkait dan relevan dengan keilmuan di
bidang kesehatan dan nilai-nilai kesehatan yang bersifat universal.
Dalam hal ini justru menunjukkan bahwa di satu sisi terkadang nilai-
nilai Islami lebih bermakna daripada yang bersifat sekedar
formalistik ritual. Dengan kata lain nilai-nilai kesehatan bersifat
universal dipengaruhi oleh nilainilai agama yang juga bersifat
universal atau berarti pula bahwa negeri “Islami” yang tanpa
“Muslim” Index Pembangunan Kesehatan dibandingkan dengan
negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

Anda mungkin juga menyukai