PERINGATAN !!!
DILARANG KERAS MEMFPTPKOPI ATAU MEMPERBANYAK
SEBAGIA ATAU SELURUH ISI BUKU.
BILA ADA YANG MELANGGAR AKAN DIKENAKAN SANKSI
BERUPA DENDA 2X LIPAT DARI HARGA BUKU.
Daftar Isi
Albert Einstein
Dosen : Annisa Krisridwany, M.Env.Sc., Apt
Editor : Ilma Yanti
Tanggal : Rabu, 08 April 2020
A. PENDAHULUAN
• Arti Toksikologi
• Tujuan Toksikologi
• Ilmu yang mendasari toksikologi
• Xenobiotik, Toksin, Obat : jenis dan efek zat beracun
• Contoh Kasus Keracunan
• Ruang Lingkup Toksikologi
Pendahuluan
Toksikologi: Ilmu yang mempelajari tentang aksi/ pengaruh
obat atau zat beracun terhadap tubuh.
(Paracelsus, 1493-1541)
https://www.youtube.com/watch?v=IOf-z0D1mHk
Toksikologi Lingkungan
• Mempelajari dampak zat kimia yang
berpotensi merugikan sebagai
polutan lingkungan.
• Tidak disengaja.
• menguraikan pemejanan (exposure)
zat kimia (pencemar lingkungan,
makanan dan air) yg tdk disengaja
pada jaringan biologi.
• (lebih khusus manusia).
• polutan, residu pestisida, limbah industri.
Toksikologi Ekonomi
• membahas segi manfaat dan nilai ekonomis dari xenobiotika.
• Sengaja.
• Menguraikan pengaruh berbahaya zat kimia yg sengaja
diberikan pada jaringan biologi dengan maksud untuk
mendapatkan pengaruh/efek bermanfaat yg khas
• obat, zat tambahan makanan, pestisida.
Toksikologi Kehakiman
• Menangani aspek medis dan aspek hukum atas
pengaruh berbahaya zat kimia baik yang
dipajankan scr sengaja atau tdk sengaja.
• diagnosa, terapi, medikolegal.
B. Asas Umum Toksikologi
Meliputi :
1. Kondisi efek toksik
2. Mekanisme efek toksik
3. Wujud efek toksik
4. Sifat efek toksik
https://www.youtube.com/watch?v=fBXSJGxfnbU
• Sianida berikatan dgn atom besi dari heme (bag. dari
Hemoglobin), sehingga mengganggu pernapasan sel/produksi
energi
• Toksin botulisme berikatan dengan ujung akson presinaptik
kolinergik perifer shg menghambat pelepasan Ach, terjadi
hambatan kolinergi
perubahan fungsional
1. Perubahan Biokimia
• Wujud efek toksik berupa perubahan atau kekacauan
biokimia dari sel akibat adanya antaraksi zat beracun dan
tempat aksi yang sifatnya terbalikan (reversible) • Misal
terjadi penghambatan respirasi sel, perubahan
keseimbangan cairan & elektrolit, dan gangguan hormonal.
• Contoh : sianida menghambat transport elektron, sehingga
menghambat respirasi sel dan gangguan pasok energi.
2. Perubahan Fungsional
• Wujud efek toksik yang dapat mempengaruhi fungsi
homeostasis yang sifatnya terbalikkan (reversible)
• Misal terjadinya anoksia, gangguan pernafasan, gangguan
SSP, hipo/hipertensi, hiperglikemia, perubahan
kontraksi/relaksasi otot, hipo/hipertermi
• Contoh : Insektisida organofosfat malation menyebabkan
kejangnya otot-otot pernafasan sebagai akibat
penumpukan asetilkolin yang berlebihan karena hambatan
terhadap enzim asetilkolinesterase.
3. Perubahan Struktural
• Wujud efek toksik yang berkaitan dgn perubahan
morfologi sel sehingga terwujud sebagai kekacauan
struktural. (dapatt reversible/ irreversible)
• Terdapat 3 respon histopatologi krn adanya luka sel yaitu
degenerasi, proliferasi, inflamasi
• Contoh
o Tetrasiklin dapat menyebabkan terjadinya
perlemakan hati
o Aflatoksin dapat sebabkan nekrosis hati
Outline
• Pendahuluan
• Tolok Ukur Toksisitas : Kualitatif dan Kuantitatif
• Hubungan Kekerabatan Dosis-Pasien
• Manfaat Mengetahui Tolok Ukur
A. PENDAHULUAN
beracun.
makhluk hidup.
a. Kualitatif
b. Kuantitatif
Kedua tolok ukur ini diperoleh dari hasil uji ketoksikan zat
beracun pada sekelompok hewan tertentu dan diterapkan guna
memperkirakan resiko timbulnya kejadian sesuatu efek toksik
pada diri manusia.
Gambar 1. Tolok Ukur Kualitatif
CARA PROBIT
Syarat:
1. Mempunyai tabel probit
2. Menentukan nilai probit dari % kematian tiap kelompok
uji
3. Menentukan log dosis tiap tiap kelompok
4. Menentukan persamaan garis lurus hubungan antara nilai
probit dengan log dosis.
5. Masukkan nilai 5 (probit dari 50% kematian hewan coba)
pada persamaan garis lurus pada nilai Y. Nilai LD50 atau
LC50 dihitung dari nilai antilog X pada saat Y=5.
m = a – b ( ∑pi – 0,5)
m = log LD50
Keterangan:
a = logaritma dosis terendah yang masih menyebabkan
jumlah kematian 100% tiap kelompok
b = beda log dosis yang berurutan
pi = jumlah yang mati menerima dosis I dibagi jumlah hewan
seluruhnya yang menerima dosis i
Keterangan:
m : nilai LD50
D : dosis terkecil yang digunakan
d : log dari kelipatan dosis
f : suatu nilai dalam tabel weil, karena angka kematian
tertentu (r)
Hitung LD50 dari data diatas jika setiap kelompok terdiri dari 5
mencit.
Jawab:
Lihat table weil N = 4, jumlah hewan 5/kelompok
Log m = log D + d(f+1)
Log m = log 10 + 2 (0,7+1)
= 1 + log 2 (1,7)
= 1 + 0,301 x 1,7
= 1,5117
M = antilog 1,5117
= 32,486 mg/kg
KETT/NOEL
KETT (kadar efek toksin tak teramati) atau NOEL (no
observable effect level) menggambarkan takaran pemejanan
tertinggi yang tidak menyebabkan timbulnya efek toksik atau
kematian pada diri subjek uji. KETT/NOEL diperoleh dari uji
ketoksikan sub kronis.
KETT/NOEL adalah dosis atau tingkat paparan tertinggi
dari suatu bahan atau bahan yang tidak menghasilkan efek
racun yang nyata (tidak dapat diamati) pada hewan yang diuji.
D. HUBUNGAN KEKERABATAN WAKTU-RESPON
MHDD (Masukan Harian yang Dapat
Diterima) atau ADI (Acceptable Daily
Intake) merupakan takaran harian
maksimum (mg/kgBB) racun pangan (zat
tambahan makanan, senyawa pencemar,
residu, dsb.) yang dapat diterima
manusia pada pemejanan jangka pendek.
MHMD (Masukan Harian Maksimum
yang Diperbolehkan) merupakan kadar
maksimum bahan pangan yang
diperbolehkan.
Heksa Klorobenzena
(1969) 1,25 mg/kgBB/hari 2000 0,6 meg
Jawab
𝑚𝑔
KETT ( ⁄𝑘𝑔𝐵𝐵 ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖)
MHDD =
faktor aman
𝑚𝑔
0,75 (( ⁄𝑘𝑔𝐵𝐵 ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖)
MHDD =
100
MHDD = 0,0075 (mg/kg/hari)
MHDD = MHDD (mg/kg/hari) * BB (kg)
MHDD = 0,0075 (mg/kg/hari) * 60 (kg)
MHDD = 0,45 (mg/hari)
Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Toksisitas
LO :
- Faktor Kimia/fisika
- Kondisi Pemejanan
2. Faktor Intrinsik Makhluk Hidup
- Keadaan Patologi
- Keadaan Fisiologi
FAKTOR INTRINSIK ZAT BERACUN
Asam dan basa kuat mampu merusak sel, mungkin dengan cara
presipitasi protein yang berakibat denaturasi protein.
Cpntohnya yaitu larutan pekat dari pelarut organik, eter,
kloroform, dan CCl4.
SIFAT FISIKA
Timah hitam berbentuk fume (asap) lebih toksik dari bentuk
debunya . Larutan yang mempunyai tekanan uap yang tinggi (misal
Benzena) lebih toksik dari larutan yang tekanan uapnya rendah
(misal Toluen). Asam benzoat lebih mudah diabsorbsi dari lambung
daripada usus (kaitannya dengan pH dan pKa).
SIFAT KIMIA
Contoh kontaminasi bakteri Pseudomonas. cocovenans pada
tempe bongkrek yang menghasilkan racun berupa asam bongkrek
dan toxoflavin -> muntah, pusing, dan kehilangan kesadaran.
Asam Bongkrek
Catatan PISC :
Zat beracun mempunyai faktor intrinsiknya yaitu terkait dengan
sifat fisika kimia.
Pada bagan sebelah kiri terdapat kimia fisika yaitu terkait
dengan tingkat ionisasinya dan keterlarutannya. Hal ini beerkaitan
dengan translokasi obat, kalau dia bisa translokasi dengan baik bisa
efektivitas translokasinya maka menyebabkan toksisitas zat
beracun.
Untuk struktur kimianya, reaksi atau terjadinya interaksi akan
terjadi 2 hal, yaitu aksi kimia dan biotransformasi. Kalau
biotransformasi maka berhubungan dengan metabolisme yaitu
sifat metabolik. Sedangkan yang aksi kimia ada yang spesifik dan
tidak spesifik. Aksi tidak spesifik berarti tidak secara langsung
bisa dari faktor-faktor denaturasi protein yang menyebabkan
kerusakan sel. Kalau yang spesifik/selektif berarti dia seletif
terhadap reseptor. Contohnya yaitu di enzim asetilkolinesterase.
Sehingga jika terjadi itu semua maka akan menyebabkan toksisitas
dari zat beracun.
Contoh sifat fisika yaitu gas yang sangat mudah larut air
seperti amonia dan sulfurdioksida, dia akan bereaksi di
kerongkongan, hidung, tenggorokan dan juga di bronkus. Untuk gas
yang tidak mudah larut air ( nitrogendioksida ), ozon dan fosgen
akan bereaksi ke sel sasaran yaitu alveolus -> sistem pernapasan.
Catatan PISC :
Kalau ada induktor enzim ( rokok, fenitoin, fenobarbital ) maka
semakin banyak metabolitnya. Apabila metabolitnya toksik dan ada
induktor enzim berarti dia dapat meningkatkan toksisitas. Untuk
zat beracun yang metabolitnya tidak toksik akan menyebabkan
toksisitasnya menurun. Begitu juga dengan inhibitor (penghambat).
Paracetamol akan dimetabolisme di sitokrom di hepar atau biasanya
sitokrom CYP2E1, kemudian dia akan mengalami
glukoronidase/penambahan glukotion biar mudah di ekskresi.
Bahaya dari paracetamol sendiri yaitu NAPBQI (N-acetyl-p-
benzoquinone-imine) yang menyebabkan toksik. Kekurangan
glukoronidase akan menyebabkan NAPQInya menjadi tinggi,
padahal NAPQI ini yang menyebabkan hepatotoksik/nekrosis.
Contohnya pada dosis tinggi paracetamol yang mengakibatkan
rusaknya sel hepar. Untuk yang dosis normal, di tubuh bisa
memetabolisme dan bisa mengekskresi karena adanya enzim
glukoronidase.
FAKTOR INTERAKSI BAHAN KIMIA
Pemejanan lebih dari 1 bahan kimia dapat menimbulkan efek yang
bermacam-macam, contohnya :
• Efek aditif = Efek kombinasi, 2 macam organofosfat
(suatu pestisida) bisa menyebabkan gangguan pada
cholinesterase.
• Efek sinergistik = Efek gabungan dari dua senyawa jauh
lebih besar dari jumlah masing- masing efek zat kimia.
Contohnya CCl4 dan etanol merusak hati jauh lebih parah.
Apalagi mereka bersatu, maka efek yang ditimbulkan juga
semakin kuat/parah. Bisa dikatakan saling menguatkan.
• Potensiasi = Suatu zat yang tidak toksik ditambah dengan
zat toksik, akan meningkatkan efek toksik dari zat toksik
. Contohnya Isopropanol (tidak toksik) terpapar bersama
dengan CCl4 akan menyebabkan efek potensiasi atau bisa
menguatkan efek toksik dari salah satu zat toksik
tersebut.
• Antagonism = Suatu zat kimia ditambahkan memperkecil
zat lainnya mengobati akibat obat morfin.
FAKTOR KONDISI PEMEJAAN
• Jenis
• Jalur
• Frekuensi
• Saat
• Dosis/takaran
1. Jenis Pemejanan
Akut = Pemaparan bahan kimia selama kurang dari 24 jam.
Contoh kecelakaan kerja
Sub Akut = Pemaparan berulang suatu zat kimia selama 1 bulan
atau kurang
Sub Kronik = Pemaparan berulang suatu zat kimia selama 3 bulan
atau kurang
Kronik = Pemaparan berulang suatu zat kimia selama lebih dari
3 bulan. Terjadi akumulasi zat kimia dalam sistem biologi
2. Jalur Pemejanan
Yaitu zat beracun masuk ke dalam tubuh. Misalnya ada
intravasikuler (intravena langsung ke peredaran darah) dan
ekstravasikuler (contohnya membasmi hama dengan pestisida)
3. Frekuensi Pemejanan
A. TUJUAN
Tujuan dari kuliah ini adalah memberi bekal kemampuan
kepada mahasiswa tentang ilmu mengenai obat (farmakologi)
B. MANFAAT
Menjadi dasar pengetahuan bagi penatalaksanaan terapi
menggunakan obat (farmakoterapi), pengembangan obat baru,
dan pelayanan kefarmasian pada umumnya
C. REFERENSI BACAAN
D. PENDAHULUAN
Farmakologi merupakan ilmu tentang obat. Obat adalah setiap
zat kimia (alami maupun sintetik) selain makanan yang
mempunyai pengaruh terhadap atau dapat menimbulkan efek
pada organisme hidup, baik efek psikologis, fisiologis, maupun
biokimiawi. Dengan farmakologi dapat diketahui dosis obat,
waktu pemberian obat, serta cara pemberiannya. Ada tiga
tujuan pengobatan yaitu:
• Penetapan diagnosa (biasanya berlaku untuk obat-obat
tertentu), pencegahan /preventif (misalnya vaksin), dan
penyembuhan atau kuratif yaitu untuk menyembuhkan
penyakit yang diderita, maupun simtomatik yaitu mengurangi
gejala yang muncul karena adanya penyakit yang diderita
• Pemulihan kembali /rehabilitatif (biasanya untuk
penyembuhan dari ketergantungan terhadap obat-obatan
terlarang) dan peningkatan kesehatan/promotif
(suplemen,vitamin, dan sebagainya) Kontrasepsi (untuk
mengontol keturunan)
E. SUMBER-SUMBER OBAT
1. Tumbuhan , merupakan sumber obat paling besar. Banyak
zat obat diperoleh dari tumbuhan, contoh paling
sederhananya curcumin yang diperoleh dari temulawak dan
kunyit, serta gingerol dari jahe. Selain itu, contoh lain
misalnya Kuinin, obat malaria yang awalnya berasal dari
tumbuhan kina dan seiring perkembangan teknologi muncul
analog-analognya seperti klorokuin, primakuin, dsb. Akhir-
akhir ini kuinin disebut-sebut sebagai obat untuk covid-19,
tetapi tidak sepenuhnya bersifat kuratif. Selain itu adapula
digitalis yang merupakan senyawa obat dari tumbuhan
foxglove atau Digitalis purpurea , yang juga dikenal dengan
sebutan digoksin. Digoksin merupakan obat jantung yang
meningkatkan konstraksi otot-otot jantung.
2. Hewan, misalnya Insulin yang digunakan untuk penderita
Diabetes Melitus yang pada awal penemuannya disintesis
dari sapi dan babi karena asam amino dari insulin kedua
hewan tersebut mirip strukturnya denga asam amino insulin
manusia. Namun beberapa dekade belakangan telah
ditemukan berbagai rekayasa genetika untuk memproduksi
insulin sintetik.
3. Mineral, misalnya Kaolin dan carbon yang digunakan pada
penderita diare. Kaolin dan karbon menyerap toxic yang
dapat memicu diare. Senyawa obat ini tidak diabsorbsi oleh
tubuh, sebaliknya mengabsorbsi senyawa-senyawa toxic
dalam sistem pencernaan untuk kemudian turut dieksresikan
melalui feses.
4. Mikroorganisme, misalnya Penisilin dan eritromisin, senyawa
obat yang dihasilkan dari mikroorganisme biasanya adalah
antibiotik.
5. Sintesis kimiawi, misalnya Aspirin, parasetamol. Setelah
tumbuhan, sintesis kimiawi adalah sumber obat terbanyak.
6. Bioteknologi, misalnya Interferon, hormon, growth factors.
Senyawa obat ini disentesis dengan bantuan bioteknologi
modern.
Pada gambar diatas, terdapat contoh lain dari tumbuhan penghasil
obat yaitu Mistletoe atau Viscum album yang digunakan sebagai
obat tradisional untuk kanker dan gangguan pernafasan di Jerman.
(FYI dan sebenarnya ga penting: mistletoe yang sering digantung
depan pintu rumah bule-bule pas Natal gaes, soalnya cuma
tumbuhan ini yang tetap hijau dan bersemi di musim dingin (Kek
perasaan bucin yang bersemi ga kenal waktu) makanya di barat sana
mistletoe ini adalah simbol cinta dan persahabatan ☺ . Selain itu
ada st. John’s Wort atau Hypericum perforatum yang digunakan
sebagai anti depresan, dan tumbuhan True Love Knot a.k.a ikatan
cinta sejati (kek cinta kita eaa), atau Paris quadrifolia yang tumbuh
di dataran Eurasia (Dari Eropa Utara sampai Mongolia) dan
sepertinya tidak ada di Indonesia, merupakan sejenis obat dengan
mekanisme kerja seperti morfin, pada dosis tinggi menyebabkan
candu seperti senyum doi yang ingin trus dilihat walau dari jauh.
F. DEFINISI FARMAKOLOGI
Farmakologi merupakan ilmu tentang obat. Berasal dari
bahasa Yunani “Pharmacon” yang berarti obat dan “Logos” yang
berarti ilmu. Farmakologi merupakan Ilmu yang mempelajari
interaksi obat dengan organisme hidup. Dalam pengertian lain
merupakan studi terintegrasi tentang sifat-sifat zat kimia dan
organisme hidup serta segala aspek interaksinya. Pada awalnya
farmakologi merupakan bagian dari fisiologi kedokteran,
kemudian menjadi cabang ilmu kedokteran mandiri pada tahun
1907. Farmakologi mendukung pelayanan kefarmasian dalam
berbagai aspek sehingga farmakologi dikembangkan untuk
farmasis.
✓ OBAT
Obat adalah setiap zat kimia (alami maupun sintetik)
selain makanan yang mempunyai pengaruh terhadap atau dapat
menimbulkan efek pada organisme hidup, baik efek psikologis,
fisiologis, maupun biokimiawi. Ukuran obat bermacam-macam
dari yang kecil hingga yang besar.
A B
C
Senyawa A merupakan litium (60 Da), termasuk ke dalam
obat berukuran kecil untuk mengurangi depresi. Senyawa B
merupakan Plasminogen activator (70 kDa) termasuk ke dalam
obat berukuran medium yaitu obat yang digunakan sebagai
terapi trombolitik pada infark otak dan miocardial. Kemudian
senyawa-senyawa pada gambar C merupakan obat sintetik
dengan ukuran besar dalam kisaran dari 200 sampai 2000 Kda.
2. Periode Modern
Pada abad 18-19, mulai dilakukan penelitian
eksperimental tentang nasib obat, tempat dan cara kerja
obat, pada tingkat organ dan jaringan. Rudolf Buchheim
(1820–1879), menjadi orang yang mendirikan Institut
Farmakologi pertama di the University of Dorpat (Tartu,
Estonia) in 1847, dan menjadi latar belakang farmakologi
dijadikan disiplin sains yang berdiri sendiri. Oswald
Schmiedeberg (1838–1921), bersama seorang internist,
Bernhard Naunyn (1839–1925), menerbitkan jurnal
farmakologi pertama. Sementara itu, John J. Abel (1857–
1938) The “Father of American Pharmacology”, menjadi
orang Amerika pertama yang melatih di Schmiedeberg
Laboratory dan menjadi pendiri Journal of Pharmacology
and Experimental Therapeutics (published from 1909 until
the present, dipublikasikan sejak 1909-sekarang).
Penemuan obat erat kaitannya dengan farmakologi. Pada
gambar di atas, dijelaskan tentang penemuan morfin.
Sekalipun penggunaan morfin sudah sangat jarang bahkan
dilarang di beberapa negara, penemuan morfin memberikan
pengaruh yang sangat kuat bagai perkembangan
farmakologi. Morfin disintesis dari tanaman opium atau
Papaver somniverum, sejenis tanaman yang menghasilkan
berbagai macam turunan obat. Pada proses pembuatannya
buah dari tumbuhan tersebut akan dilukai dan menghasilkan
getah berwarna putih dan dikeringkan, kemudian menjadi
berwarna cokelat membentuk opium mentah, dari opium
mentah, jika dilakukan ekstraksi dapat diperoleh morfin.
Pada awal penemuannya morfin digunakan sebagai analgesik.
Morfin digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada pasien
kanker dan pada Perang Dunia II para tentara dibekali
morfin untuk mengurangi rasa-sakit jika terluka di medan
perang.
Obat ketika masuk ke dalam tubuh sebelum muncul efek pasti ada
kerja/aksi terlebih dahulu. Misalnya PCT obat analgetik dan
antipiretik. PCT melalui aksi di tubuh baru menghasilkan efek.
Pengertian
Kerja obat adalah perubahan kondisi yang mengakibatkan
timbulnya efek (respon).
Contoh :
CTM
Antihistamin : merujuk ke kerja obat
Antialergi : merujuk ke efek obat
PCT
Antipiretik : merujuk ke efek obat
Mekanisme : menghambat enzim siklooksigenase
EFEK
Contoh
CTM :
• Efek utama : anti alergi
• Efek samping : sedatif, bisa dilihat dari sudut pandang
merugikan atau tidak.
PCT :
o Efek utama : antipiretik
Efek samping : kerusakan hati
Aspirin
Efek utama : analgesik, menjadi obat pilihan pertama (dulu)
Efek samping :
• Merugikan : pada jangka panjang menyebabkan iritasi
lambung, karena aspirin bisa menghambat pembentukan
prostaglandin pada lambung atau pada sel parietal
lambung (prostaglandin berfungsi untuk mengontrol
pelepasan asam) sehingga kontrol terhadap sekresi asam
menurun yang berpotensi menyebabkan iritasi lambung.
Untuk yang sudah kronis bisa menyebabkan inflamasi
lambung
• Tidak merugikan : menghambat agregasi platelet, yaitu
bagian dari proses koagulasi di dalam tubuh.
Dosis analgesik menghasilkan iritasi lambung sehingga
dilakukan penarikan penggunaan aspirin. Aspirin tidak
digunakan sebagai analgesik lagi.
Molekuler Subseluler
CTM : berinteraksi dengan reseptor histamin1, maka
mengakibatkan reaksi biokimiawi di dalam sel akan berubah.
Sebagai contoh : aktivasi protein G tidak berjalan, IP3 tidak
terbentuk, ion kalsium berkurang, sehingga reaksi alergi
berkurang.
Sel
CTM : berinteraksi dengan reseptor H1
Organ atau jaringan
Mempengaruhi reaksi alergi yang terjadi, yang tadiya merah-
merah, bengkak akan hilang
Organisme utuh, Sedatif
Interaksi antar organisme.
Ketika seseorang alergi di kelas, mengonsumsi CTM kemudian
ngantuk, maka akan mempengaruhi interaksi sosialnya dengan
orang lain.
Radioaktivitas / radio-opasitas
131
➢ Senyawa I pada pengobatan hipertiroidisme
Pengendapan protein
➢ Fenol → denaturasi protein mikroorganisme →
desinfektan
Catatan :Sebagai antiseptik juga bisa, karena
senyawa yang digunakan dapat menghancurkan
protein, melarutkan senyawa yang dapat larut di dalam
lemak, oleh karena itu disinfektan bisa membunuh
mikroorganisme.
Catatan
Sukralfat digunakan pada penderita tukak peptik,
dimana lambung mengalami iritasi dan inflamasi,
beresiko lebih parah jika terkena asam lambung. Maka
untuk melindungi lambung, pada penderita tukak
peptik, obat yang digunakan sukralfat.
Surfaktan
➢ Sabun → pembersih kulit, antiseptik dan disinfektan.
Sabun bisa melarutkan air/lemak, atau menggabungkan
dua komponen tersebut.
Pembentukan khelat
➢ EDTA (etilen diamin tetra asetat) dan dimerkaprol →
membentuk komplek kelat dengan logam-logam seperti
timbal atau tembaga → logam tersebut dapat
dikeluarkan dari tubuh → toksisitas berkurang.
A. Enzim
Protein endogen yang berfungsi mengkatalisis reaksi
biokimiawi/kimiawi dalam tubuh.
Obat bekerja pada enzim dibagi menjadi 2 berdasarkan
mekanisme aksinya :
➢ Inhibitor kompetitif
penghambat kompetitif kerja enzim, obat mengikat
enzim sehingga mengakibatkan kerja enzim tidak aktif
Ketika diikat, enzim tidak bereaksi untuk sementara.
Menghambat secara kompetitif kerja enzim sebagai
substrat analog
Neostigmin, organofosfat menghambat enzim
kolinesterase
➢ Substrat palsu
Fluorourasil (obat ganti kanker) mengganti
urasil sebagai substrat bagi thymidylate synthase pada
biosintesis purin → terbentuk nukleotida palsu
“fradulent” nucleotide fluoro deoxyuridine
monophosphate (FDUMP) atau tidak terbentuk 2’-
deoxy-uridilat monophosphat (DUMP) → tidak
membentuk timidilat (DTMP) menghambat sintesis DNA
→ pembelahan sel terhenti
CATATAN ! ! !
Pengeblok kanal
Fenitoin : anti epilepsi, bekerja pada ion Na, sehingga
memblok kanal Na.
Kanal ion Na, pada sel saraf fungsinya Ketika dibuka ion Na
berpindah dari luar ke dalam, maka jumlah ion positif
meningkat, maka akan meningkatkan potensial listrik, maka
aktivitas sel meningkat.
Pada orang yg mengalami epilepsi, potensial aksi di saraf
meningkat, makanya Ketika terjadi kenaikan potensial listrik
yang tinggi sekali, maka terjadi kejang karena otot diatur
oleh sistem saraf pusat, melalui sistem ekstrapiramidal.
Ketika menghadapi seseorang yang kejang, bisa didiamkan
atau dibawa ke ruangan yang akses udaranya bagus, karena
di ruang sempit lama terjadi kejang, dan menghindari
terjadinya hal lain seperti terbentur.
Pembuka kanal
Benzodiazepine : anti cemas, sedative, anti kejang
Membuka kanal Cl, kalau dibuka Cl masuk ke dalam sel
banyak, ion negative banyak masuk ke dalam sel, maka
potensial listrik akan berkurang, kemudian mengakibatkan
aktivitas sel berkurang.
Obat anti cemas :
Cemas itu sistem saraf kita tertekan, teraktivasi, makanya
deg-degan, sistem saraf simpatik terpacu berkeringat,
parasimpatik juga terpacu.
Penurunan potensial listrik pada Sistem Saraf, sering
disalahgunakan, padahal obat ini bisa berpotensi
menghasilkan ketergantungan atau toleransi, sehingga jika
dikonsumsi membutuhkan dosis yang besar. Dan jika
dihentikan tidak bisa, maka mengalami gejala penarikan
Kembali, efeknya berlawanan dengan efek obatnya.
Contohnya : Si penderita insomnia (gejala penarikan
Kembali) padahal efek obatnya : sedatif.
C. Molekul Pembawa
Makromolekul protein terdapat pada membran sel yang
berfungsi membantu senyawa hidrofilik menembus
membran.
Transpor molekul organik kecil dan ion menembus
membran sel – terlalu polar à membutuhkan protein
pembawa.
Protein pembawa mempunyai sisi aktif spesifik.
Contoh : hemikolinium beraksi sebagai penghambat pada
transporter kolin ujung syaraf autonom.
Ujung saraf
kolinergik
Re-ubtake
Reseptor Asetilkolin:
✓ Reseptor asetilkolin
✓ Nikotinik
✓ Reseptor asetilkolin
✓ Muskarinik
Efek :
✓ Meneruskan impuls
✓ Syaraf
✓ efek farmakologi
D. Reseptor
Suatu makromolekul seluler yang secara spesifik dan
langsung berikatan dengan agonis/ligan untuk memicu
signaling kimia antara dan dalam sel → menimbulkan
efek.
Dosen : Prof. Agung Endro Nugroho, Apt
Editor : Alfiyah Amaliyah
Tanggal : Sabtu, 25 April 2020
Introducing
Reseptor adalah bagian dari target aksi obat. Ada dua jenis
target aksi obat yaitu target spesifik dan non spesifik. Contoh
target yang spesifik adalah molekul pembawa, transporter, enzym,
dan reseptor. Materi ini membahas hubungan obat dan reseptor
bukan hubungan kita, sekalipun demikian tetap saja mengandung
ekstrak pemikiran bucinisme, tolong baca setelah buka puasa,
takut kalian baper atau emosi.
A. RESEPTOR
Reseptor adalah suatu makromolekul seluler yang secara
spesifik dan langsung berikatan dengan agonis/ligan untuk memicu
signaling kimia antara dan dalam sel sehingga menimbulkan efek.
Ada 4 jenis reseptor:
Reseptor terkait dengan kanal ion atau ionotropic receptor
, yaitu reseptor yang ketika diaktivasi dapat berperan
sebagai kanal ion
Reseptor terhubung dengan protein G atau G Protein-
coupled receptors (GPCRs) , reseptor jenis ini adalah
reseptor yang paling banyak dijumpai dalam tubuh kita yaitu
lebih dari 60%. protein G adalah komponen reseptor yang
ketika diaktivasi dapat mengaktivasi reaksi enzimatis di
dalam sel sehingga sangat penting dalam signaling reaksi
biokimia di dalam sel.
Reseptor terkait dengan tyrosine kinase – tyrosine kinase-
linked receptor, reseptor ini ketika diaktivasi bisa berperan
sebagai enzym yang mengkatalisis langsung biokimiawi di
dalam sel
Reseptor inti - nuclear receptor , berbeda dengan reseptor
yang lain yang terletak di luar sel (pada membran sel), tetapi
reseptor ini berada di dalam sel bahkan beberapa terletak
di dalam inti sel sehingga obat yang mengaktivasi reseptor
inti harus mampu menembus membran sel dan harus larut
dalam lipid karena membran sel itu fosfolipid bilayer.
B. FUNGSI RESEPTOR
1. Mengenal dan mengikat suatu ligan dengan spesifisitas tinggi.
2. Meneruskan signal tersebut ke dalam sel melalui :
a. perubahan permeabilitas membran
b. pembentukan second messenger, dan
c. mempengaruhi transkripsi gen
2. Agonisme tidak-langsung,
Agonisme tidak langsung yaitu kondisi saat ligan
berinteraksi secara tidak langsung dengan reseptor. Pada
mekanisme ini, senyawa obat mempengaruhi senyawa endogen
dalam menjalankan fungsinya. Melibatkan proses modulasi atau
potensiasi efek senyawa endogen, dan umumnya bersifat
Alosterik. Contohnya Benzodiazepin dan barbiturat pada
reseptor GABA-A yang memperkuat aksi GABA pada reseptor
tersebut.
Mekanisme dari agonisme tak langsung dapat dilihat pada
gambar tersebut. Gambar tersebut merupakan reseptor
GABA-A, yang merupakan reseptor yang terikat pada kanal ion
pada membran sel syaraf. Apabila agonis dari reseptor
tersebut yaitu GABA (Gama Amino Butyric Acid), yang
disimbolkan sebagai bulatan jingga pada gambar, berikatan
dengan sisi aktif reseptor (pada bulatan biru besar), maka
reseptor GABA yang terikat pada kanal ion yang terletak di
membran sel akan menyebabkan kanal ion tersebut terbuka,
Apabila kanal ion terbuka, maka akan terjadi pertukaran antara
ion yang berada di dalam dan diluar sel. Apabila interaksi GABA
dan reseptor GABA-A menyebabkan kanal ion terbuka, maka ion
Cl- akan ke dalam sel, karena konsentrasi Cl- yang lebih banyak
diluar sel dibanding di dalam sel (ion bergerak berdasar gradien
kadar, dari tempat dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah). Karena ion Cl- merupakan ion negatif, maka potensial
listrik di dalam sel akan menurun atau terjadi hiperpolarisasi.
Hiperpolarisasi ini menyebabkan inaktivasi sel syaraf, sehingga
memberikan efek mengantuk.
D. ANTAGONISME
Antagonisme adalah peristiwa manakala suatu senyawa
menurunkan aksi suatu agonis atau ligan dalam menghasilkan efek.
Senyawa tersebut dinamakan sebagai antagonis. Untuk
sederhananya, antagonis adalah ligan berinteraksi dengan reseptor
namun tidak menghasilkan efek. Jenis antagonisme berdasarkan
mekanisme terhadap makromolekul reseptor agonis terbagi dua
yaitu yang tidak melibatkan makromekul reseptor agonis dan yang
melibatkan reseptor agonis.
1. Antagonisme tanpa melibatkan makromolekul reseptor
agonis Antagonisme ini terbagi 4 yaitu:
a. Antagonisme kimiawi merupakan antagonisme yang
terjadi pada dua senyawa mengalami reaksi kimia pada
suatu larutan atau media sehingga mengakibatkan efek
obat berkurang. Contoh : tetrasiklin mengikat secara
kelat logam-logam bervalensi 2 dan 3 (Ca, Mg, Al)
sehingga mengakibatkan efek obat berkurang
b. Antagonisme farmakokinetika, antagonisme ini terjadi
jika suatu senyawa secara efektif menurunkan
konsentrasi obat dalam bentuk aktifnya pada sisi aktif
reseptor Contoh : fenobarbital yang induksi enzim
pemetabolisme warfarin sehingga konsentrasi warfarin
berkurang sehingga efek warfarin mengalami
penurunan.
c. Antagonisme fungsional atau fisiologi, yaitu
antagonisme akibat dua agonis bekerja pada dua
macam reseptor yang berbeda dan menghasilkan efek
saling berlawanan pada fungsi fisiologik yang sama.
➢ Antagonisme fungsional terjadi jika dua macam
reseptor yang berbeda tersebut berada dalam
sistem sel yang sama. Contoh : antagonisme antara
senyawa histamin yang reseptornya pada reseptor
histamin dengan fenilefrin yang reseptornya pada
reseptor α 1-adrenergik . Antara fenileferin dan
histamin ini, reseptornya berbeda, dan reseptornya
tetapi masih terdapat pada sistem sel yang sama
yaitu sistem syaraf. Sekalipun berikatan dengan
reseptor yang berbeda, kedua senyawa ini sama-
sama bersifat agonis dan mempengaruhi pembuluh
darah dengan memberikan efek berbeda yaitu
vasodilatasi dan vasokonstriksi. Dimana histamin
berinteraksi dengan reseptor histamin,
menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah,
sedangkan fenilefrin berikatan dengan reseptor α-
1 adrenergik justru memberi efek vasokontriksi
pada pembuluh darah.
➢ Antagonisme fisiologi terjadi jika dua macam
reseptor tersebut berada pada sistem yang
berbeda. Contohnya. antagonisme glikosida jantung
(kenaikan TD) dengan dihidralazin (penurunan TD).
Dimana keduanya bekerja pada sistem yang
berbeda. Glikosida bekerja pada jantung, dan
dihidralazin bekerja pada pembuluh darah.
Additional information:
DEFINISI
• Farmakokinetika adalah ilmu yang menelaah nasib obat dalam
tubuh yang meliputi studi tentang absorpsi, distribusi, dan
eliminasi
• Farmakokinetika mempelajari perubahan- perubahan
konsentrasi obat dalam tubuh terhadap waktu. Dimana &
berapa cepatnya obat diabsorpsi, bagaimana terdistribusi
dalam tubuh, bagaimana enzim mengubah struktur molekul
obat, bagaimana caranya dan berapa cepat obat dieliminasi
• Farmakokinetika mempelajari nasib obat dalam tubuh secara
kuantitatif
MANFAAT
Farmakokinetika dapat memberikan informasi tentang :
• Dosis optimal, interval dosis
• Hubungan konsentrasi obat-efek
• Variabilitas antar individu
TAHAPAN PROSES HAYATI OBAT
1. Tahap Farmasetika
penghancuran sediaan, pelarutan zat aktif →obat tersedia
untuk di absopsi
2. Tahap Farmakokinetik
ADME →obat tersedia untuk beraksi sampai di target
3. Tahap Famakodinamika
Interaksi obat-reseptor di jaringan → timbul efek
Tahapan proses hayati obat
Tahap Farmasetika
Obat tersedia utk
dosis Penghancuran sediaan diabsorpsi
Pelarutan zat aktif
Sediaan obat farmasetis
Tahap Farmakokinetika
Tahap Farmakodinamia
15
16
• Jarak antara MBC dan MTC adalah area terapi obat artinya
ketika konsentrasi obat berada di dalam jarak tersebut obat
memberikan efek terapeutik.
• MTC adalah garis efek maksimum
• MBC adalah garis efek minimum
DIAGRAM FARMAKOKINETIKA
• Jadwal sampling
➢ Lama sampling →bergantung pd waktu paruh eliminasi
obat, sample yang diambil
➢ Jumlah titik yang diambil
• Penentuan titik sampling tergantung pada kompartemen dan
profil kurva yang di dapat dengan melakukan pengujian
• Syarat Metode Analisa
➢ Selektvitas
➢ Linieritas
➢ Akurasi
➢ Presisi
➢ Spesifik
Model Farmakokinetika
Definisi :
Struktur hipotesis yang dapat digunakan untuk
memberi ciri kelakuan nasib obat dalam badan, apabila
obat tersebut diberikan dengan cara & dalam bentuk
sediaan tertentu
Digunakan untuk :
- Memprediksi kadar obat dalam plasma, jaringan, dan
urin setelah pemberian regimen dosis obat
- Menetapkan regimen dosis optimal untuk setiap
pasien secara individual
- Mengestimasi kemungkinan terjadinya akumulasi obat
atau metabolitnya
- Korelasi konsentrasi obat dengan aktivitas
farmakologi atau toksikologi
- Evaluasi perbedaan dalam kecepatan dan jumlah
obat yang tersedia antar formulasi (bioekivalensi)
- Dapat menjelaskan adanya perubahan fisiologi atau
penyakit terhadap ADME obat
- Dapat menjelaskan interaksi obat
Jenis :
- Empirical models (allometric scalling/ approximate
interspecies scalling) :
✓ Digunakan untuk membandingkan dan memprediksi
farmakokinetika obat antara spesies yang berbeda
(mencit, tikus, anjing, monyet, manusia)
✓ Digunakan dalam toksikinetikan dan untuk
ekstrapolasi dosis terapi obat pada manusia dari
penelitian obat pada hewan (non-klinik)
- Physiologically based models (blood flow or perfusion
models) :
✓ Berdasarkan anatomi dan fisiologi yang real
✓ Aliran darah bertanggungjawab terhadap distribusi
obat ke jaringan/organ, dan pengambilan obat oleh
jaringan/organ tergantung pada ikatan obat pada
jaringan
✓ Volume distribusi obat = volume real tiap
jaringan/organ
✓ Konsentrasi obat dalam berbagai jaringan ditentukan
oleh ukuran jaringan, aliran darah, dan rasio obat
dalam jaringan obat-darah
→ dipengaruhi oleh kondisi patofisiologi
✓ Dapat diaplikasikan pada hewan
→ ekstrapolasi untuk manusia
- Compartementally Based Models :
▪ Sangat sederhana dan sangat bermanfaat digunakan
dalam farmakokinetika
▪ Tubuh → kompleks, tersistem dalam berbagai
jaringan/organ yang berhubungan secara timbal balik
satu sama lain → untuk mempelajari kinetika obat
dalam tubuh perlu ada penyederhanaan menjadi satu
atau lebih kompartemen
▪ Kompartemen bukan real fisiologi atau
anatomi jaringan/ organ tetapi diasumsikan sebagai
kumpulan jaringan/ organ yang memiliki aliran daran
dan afinitas terhadap obat hampir sama
▪ Modelnya open system (terbuka). Karena obat dapat
tereliminasi
▪ Model menggunakan persamaan differensial yang
linear
▪ Dapat diaplikasikan pada hewan dan manusia
Model Mamillary
• Model terdiri atas satu atau lebih kompartemen perifer
yang dihubungkan ke kompartemen sentral
- Kompartemen Sentral : daerah tubuh yang dapat
diperfusi obat dengan cepat melalui aliran darah
- Kopartemen Perifer : daerah tubuh yang dapat
diperfusi obat dengan lambat melalui aliran darah
• Model satu/dua kompartemen terbuka
Model Catenary
• Terdiri dari beberapa kompartemen yang terhubung antara
satu dengan yang lain seperti kompartemen kereta api
• Karena tidak aplikatif untuk kebanyakan organ dalam tubuh
yang biasa langsung terkoneksi dengan plasma, maka lebih
jarang digunakan
Parameter Farmakokinetika
Definisi :
- Besaran/harga yang diturunkan secara matematis dari
hasil pengukuran kadar obat dalam darah
Parameter farmakokinetika primer
- Harganya dipengaruhi secara langsung oleh perubahan
salah satu atau lebih variabel fisiologik
- Cth : ka, ClT , VD
Parameter Farmakokinetika Sekunder
- Harganya tergantung pada harga PF primer
- Perubahan pada harga PK sekunder disebabkan oleh
berubahnya harga PF primer tertentu sebagai cerminan
perubahan nilai suatu variabel fisiologi
Pendahuluan
Bila obat diberikan dalam bentuk injeksi iv bolus (intravena
cepat), dosis obat yang diberikan masuk ke dalam sirkulasi
darah , dan proses absorpsi obat terjadi seketika itu juga
(tanpa ada proses absorpsi)
Obat didistribusikan lewat sistem sirkulasi ke seluruh
jaringan tubuh seingga terjadi keseimbangan yang sangat
cepat antara darah dan jaringan terhadap obat (ciri obat
mengikuti model satu kompartemen terbuka)
Obat masuk ke organ/jaringan tubuh tergantung pada
lipofilisitas obat dan afinitasnya terhadap jaringan tersebut
Secara umum obat dieliminasi dari tubuh melewati ginjal
dan/atau dimetabolisme dalam hepar
Model Farmakokinetika
• Model 1. Model satu kompartemen terbuka, injeksi
IntraVena
• Model 2. Model satu kompartemen terbuka dengan
penyerapan orde pertama
Volume distribusi
Dilakukan dengan mengonversi volume kadar obat terhadap
berat badan dalam darah menjadi bentuk persen%
Klirens (Cl)
➢ Pengukuran eliminasi obat dari badan tanpa
mengidentifikasi mekanisme atau proses
➢ Volume cairan plasma yang dibersihkan dari obat per
satuan waktu
➢ ClTotal = ClRenal/ginjal + ClNonRenal/hepatik/hati
➢ ClNonRenal -> ClHepar bila tidak ada jalur lain
Kasus 1
Seorang wanita (50 th, 52 kg) diberikan dosis tunggal intravena
bolus antibakteri 20 mg/kg. Sampel darah dicuplik pada interval
waktu tertentu dan konsentrasi obatnya ditentukan dan hasilnya
adalah sebagai berikut
Waktu (jam) Kadar (mg/L)
0.25 34.48
0.5 33.05
1 30.37
3 21.63
6 12.98
12 4.66
18 1.68
Pertanyaan :
1. Plotkan data Cp vs t menggunakan kertas grafik semilogaritmik
2. Hitunglah harga AUC0-inf, VD, k, t1/2 dan ClT
3. Obat tersebut tidak efektif lagi pada konsentrasi plasma kurang
dari 10 µg/mL. Berapa lama durasi aktivitas obat tersebut?
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeliminasi obat
sampai 97%
5. Prediksikan sampai dimanakah distribusi obat tersebut
6. Berapa persen dari dosis, jumlah obat yang tersisa pada waktu 10
jam setelah obat diberikan
Jawaban :
Dosis = 20 mg/kg x 52 kg = 1040 mg
Waktu (jam) Kadar (mg/L) Ln CP
0.25 34.48 3.540
0.5 33.05 3.498
1 30.37 3.413
3 21.63 3.074
6 12.98 2.563
12 4.66 1.539
18 1.68 0.519
2. Plotkan data Cp vs t menggunakan kertas grafik semilogaritmik
B (slope)= -k
k = 0,17/jam
-k = -0,1703
A (intersep)= ln Cp0
ln Cp0 = 3,5838
0
Cp = e3,5838 dihitung pake kalkulator aja gaes biar gak pusing
0
Cp = 36,01 mg/L
Kasus 3
Seorang sukarelawan diberikan dosis intravena antibiotika, dan
konsentrasi serum obat ditentukan pada 2 jam dan 6 jam setelah
pemberian,didapatkan 2,4 dan 0,3 µg/ml. Berapakah waktu paro
eliminasi obat, diasumsikan kinetika eliminasi mengikuti orde satu
Kasus 4
Obat baru diberikan secara intravena bolus 200 mg kepada pasien
pria berat 80 kg. Setelah 6 jam, konsentrasi obatnya 1,5 mg/100
mL plasma. Diasumsikan VD semu 10% BB,
1. Hitunglah jumlah obat dalam badan setelah 6 jam.
2. Berapakah waktu paro eliminasinya dan klirens total.
3. Pada waktu 24 jam setelah obat diberikan, berapa
persen obat yang sudah tereliminasi?
4. Hitunglah AUC0-inf
Kasus 5
Jika jumlah obat dalam badan turun dari 100% dosis iv bolus
menjadi 25% dari dosis dalam waktu 8 jam, berapakah waktu paro
eliminasi obat (asumsi kinetikanya orde satu dan mengikuti model
satu kompartemen terbuka)
Kasus 6
Suatu obat memiliki waktu paro eliminasi 8 jam dan kinetikanya
mengikuti orde satu. Jika dosis tunggal
600 mg diberikan kepada pasien wanita (62 kg) secara injeksi iv
bolus, berapa persen dosis obat yang
tereliminasi selama 24 jam (VD 400 mL/kg). Berapakah kadar obat
24 jam setelah pemberian dosis
Kasus 7
Dosis tunggal injeksi iv bolus cefamandol nafate 500 mg diberikan
kepada seorang pasien wanita (63 th, 55 kg)
untuk pengobatan infeksi septicemia. Volume distribusi semu 0,1
L/kg dan waktu paro eliminasi 0,75 jam.
Diasumsikan obat dieliminasi oleh kinetika orde satu
dan mengikuti model satu kompartemen, hitunglah
0
a. Cp
b. Jumlah obat dalam badan 4 jam setelah pemberian obat
c. Waktu sampai kadar obat turun menjadi 0,5 µg/ml (MIC
untuk streptococci)
Dosen : Dr. Arief Rahman Hakim, Apt
Editor : Nuha Haifa Arifin
Tanggal : Senin, 20 April 2020
Pendahuluan
• Absorbsi sistemik suatu obat dari saluran cerna (GI) ata
tempat ekstravaskuler lainnya tergantung pada :
- Sifat fisika kimia obat
- Bentuk sediaan (dosage form) yang digunakan
- Anatomi dan fisiologi tempat absorbs
• Kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi lewat saluran
cerna tergantung pada :
- Luas permukaan tempat absorbs (usus/lambung)
- Kecepatan pengosongan lambung
- Mobilitas/motilitas saluran cerna
- Aliran darah di tempat absorpsi
Kasus 1
Seorang sukarelawan sehat pria (40 th, 65 kg) menerima obat A
secara oral 500 mg. Diketahui obat tersebut terabsorpsi secara
sistemik sebesar 80%. Data konsentrasi obat dalam plasma
terhadap waktu dapat dilihat pada tabel berikut.
• Pertanyaan :
- Gambarkan kurva Cp vs t pada kerta grafik semilog
- Hitunglah k dan ka
- Buatlah persamaan eksponensial Cp vs t
- Hitunglah harga parameter-parameter farmakokinetika
obat tersebut
• Pertanyaan (lanjutan) ;
- Kapan absorbsi obatnya selesai
- Berapa lama agar 97% antibiotika terleiminasi dari tubuh
- Berapa jumlah obat yang masih berada di dalam tubuh 20 jam
setelah pemberian obat .
- Jika KEM = 2,0 mg/L berapa lama durasi efek obat tersebut
Jawaban :
– Gambarkan kurva Cp vs t pada kertas grafik semilog
Kasus 2
Suatu antibiotik 100 mg diberikan pada pasien (43 th, 72 kg).
Menurut literatur, farmakokinetika obat tersebut mengikuti model
satu komp terbuka dan persamaan eksponensial Cp (mg/L) vs t(jam)
adl : Cp=45(e-0,17- e-1,5 t). Bila diketahui fraksi obat terabsorpsi
mencapai sirkulasi sistemik sebesar 90%.
• Pertanyaan :
1. Hitunglah tmaks, Cpmaks, dan AUC0∞
2. Hitunglag VD, t1/2absorpsi dan eliminasi CT obat tsb
3. Berapa lama agar 97% antibiotika tereliminasi dari tubuh
4. Berapa jumlah obat yang masih berada di dlm tubuh 12 jam
setelah pemberian
5. Jika MIC (Minimum Inhibitory concentration) = 11mg/L
berapa lama durasi efek antibiotik
6. Berapa % dari dosis, obat sudah tereliminasi 30 jam
setelah pemberian?
7. Prediksikan sampai dimanakah distribusi obat tersebut
Kasus 5
Suatu antibiotika diberikan 500mg secara oral pada seorang
sukarelawan sehat pria (35 th, 65 kg). Data hasil pengukuran kadar
obatnya terhadap waktu adapada tabel berikut. Diketahui fraksi
obat terabsorpsi yang mencapai sirkulasi sistemik 65%.
Dosen : Dr. Arief Rahman Hakim, Apt
Editor : Mentari
Tanggal : Rabu, 22 April 2020
Model Farmakokinetika
• Model 1. Model satu kompartemen terbuka, injeksi
IntraVena
Keterangan :
Ka : konstanta laju absorpsi
k12 : konstanta laju distribusi dari kompartemen 1 ke kompartemen 2
K21 : konstanta laju distribusi dari kompartemen 2 ke kompartemen 1
K : konstanta laju eliminasi
1 : kompartemen sentral
2 : kompartemen perifer
C’ = hasil ekstrapolasi LR 1
Cr = Cp – C’
Persamaan eksponensial Cp vs t :
Cp = Be-t + Ae-t
Fase Parameter Farmakokinetika Satuan
Farmakokineti
ka
Kadar x
waktu
Atau metode trapezoid
Distribusi /waktu
(model 2
waktu
parameter
distribusinya
lebih banyak /waktu
daripada
model 1) /waktu
Volume
/waktu
Waktu
Volume/wak
tu
Kasus 1
Suatu antibiotika diberikan secara injeksi iv bolus dengan dosis
100 mg kepada seorang subyek uji (70 kg). Data hasil pengukuran
kadar obat tersebut dalam plasma terhadap waktu adalah sebagai
berikut.
t (jam) Cp (µg/mL)
0.25 42.93
0.5 31.80
0.75 24.48
1 19.60
1.5 13.97
2 11.09
3 8.19
4 6.51
6 4.26
8 2.80
12 1.21
18 0.34
Pertanyaan :
1. Plotkan data Cp vs t pada kertas grafik semilog, asumsikan
farmakokinetika obat tersebut mengikuti model
kompartemen berapa
2. Hitunglah harga β menggunakan persamaan regresi ln Cp vs t
pada fase eliminasi
3. Hitunglah harga α menggunakan metode residual
4. Buatkan persamaan eksponensial Cp vs t
5. Buktikan bahwa profil farmakokinetika obat tersebut
mengikuti model dua kompartemen terbuka menggunakan
persamaan Notari
6. Hitunglah harga parameter-parameter farmakokinetika obat
tersebut
7. Kapan proses distribusi awal selesai
8. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeliminasi obat
95%
9. Bila konsentrasi efektif minimal (KEM) obat adalah 2 µg/mL,
berapa lama durasi efek obat tersebut
10. Berapa persen dari dosis, jumlah obat yang tersisa pada waktu
15 jam setelah pemberian obat
Jawaban :
1. Plotkan data Cp vs t pada kertas grafik semilog, asumsikan
farmakokinetika obat tersebut mengikuti model
kompartemen berapa
Mula-mula dibuat kurva di excel dengan tabel pada pertanyaan
(caranya bisa dilihat sendiri yaaa)
➢ Pada Profil kurva Cp vs t terlihat ada 2 fase (bifase) yaitu
fase distribusi (fase ) dan fase eliminasi (fase ). Profil
farmakokinetika obat ini mengikuti model dua
kompartemen terbuka
Fase eliminasi :
Cp = Be-t
ln Cp = ln B - t (LR 1 : X = t dan Y = ln Cp)
ln Cp = 2,715 - 0,211t (LR 1)
substitusi X = t dan Y = ln Cp pada LR 1
Y = 2,715 - 0,211X dengan r = -1
Persamaan tersebut didapat dari kurva itu sendiri
Slope = –β = -0,211
β = 0,211/jam
Intersep = ln B = 2,715
B = e2,715
B = 15,10 mg/L
Cp = Be-t
Cp = 15,10e-0,211t
3. Hitunglah harga α menggunakan metode residual
t (jam) Cp ln Cp’ Cp’ Cp(r) ln Cp(r)
(µg/ml)
0,25 42.93 2.6623 14.33 28.6 3.3534
0,5 31.80 2.6095 13.59 18.21 2.9020
0,75 24.48 2.5568 12.89 11.59 2.4501
1 19.60 2.504 12.23 7.37 1.9974
Slope = - = -1,808
= 1,808/jam
K21 =
K12 =
K=
AUC0-inf =
t1/2 =
Vp =
Vt =
(Vd)ss =
(Vd)exp =
(Vd) =
t 1/2 =
ClT =
Pertanyaan :
1. Gambarkan data Cp vs t pada kertas semilog
2. Buktikan bahwa data tersebut mengikuti farmakokinetika
model 2 kompartemen terbuka
3. Tentukan persamaan eksponensial Cp vs t
4. Hitunglah parameter-parameter farmakokinetika lainnya.
Bab IV
Sri Tasminatun, MSc., Apt
Walt Disney
Dosen : Sri Tasminatun M.Sc., Apt
Editor : Dhea Mustafa
Tanggal : Rabu, 15 April 2020
Contoh pengkodean :
tanda di kepala
Tanda di leher
Tanda di punggung
Tanda di ekor
Tanda di kaki depan kanan
Dst
Tanpa tanda
PENANGANAN MENCIT
• Dengan tangan kanan angkat ekornya (setengah bagian
dari ekor, bukan ujung ekor) dan letakkan mencit di
permukaan kasar/ tutup kandang/ kawat, biarkan kaki
depannya memegang kawat , tarik sedikit ekornya
• Dengan tangan kiri, cubit kulit diantara 2 telinga dan 3 jari
yang lain memegang kulit punggung
• Ekor dijepit diantara jari manis dan kelingking
PEMBERIAN OBAT PADA MENCIT
3. Pengambilan urin
kebanyakan mencit akan kencing segera setelah dipegang atau
menggunakan kandang metabolit. Untuk mencegah urin
menguap, memasukkan penampung urin dalam es atau
menambah toluen, timol atau minyak parafin ke dalam sampel
urin.
ANESTESI
Eter atau khloroform (inhalasi)
• Eter (mudah terbakar), khloroform (hepatotoksik)
Barbiturat
• Pentobarbital 35 mg/kgBB iv atau 50 mg/kgBB ip
• Tiopental 25 mg/kgBB iv atau 50 mg/kgBB ip
Biobreeding tikus
• Tikus Biobreeding Diabetes Prone (atau Tikus BBDP )
adalah tikus galur inbred yang berkembang secara
spontan autoimun Type 1 Diabetes. Digunakan sebagai
hewan model untuk tipe 1 diabetes
Long-Evans tikus
• Long-Evans tikus adalah tikus strain outbred milik spesies
Rattus norvegicus. Jenis galur ini dikembangkan oleh Drs.
Long dan Evans pada tahun 1 91 5 dengan menyilangkan
beberapa Wistar betina dengan abu-abu liar laki-laki. Long
Evans tikus putih dengan tudung hitam, atau kadangkadang
putih dengan kerudung cokelat. Dimanfaatkan pada
penelitian obesitas
Zucker tikus
• Zucker tikus dibiakkan menjadi model untuk penelitian
genetik pada obesitas dan hipertensi. Lois M. Zucker dan
Theodore F. Zucker, peneliti pelopor dalam studi genetika
obesitas.
Tikus gundul
• Diperkirakan bahwa ada lebih dari dua puluh lima gen
resesif yang menyebabkan hairlessness di laboratorium
tikus.
TIKUS JANTAN DAN BETINA
Dosis anestesi :
1. Barbiturat
• Pentobarbital 25 mg/kgBB iv atau 50 mg/kgBB ip
• Tiopental 20 mg/kgBB iv atau 40 mg/kgBB ip
2. Ketamin, 44-60 mg/kgBB im
Dekongestan
Kelompok obat adrenergik, efek yang ditimbulkan mirip dengan
perangsangan saraf adrenergik. Venokonstriksi dalam mukosa
hidung melalui resep torak sehingga mengurangi volume mukosa,
maka akan mengurangi penyumbatan hidung yang diberikan peroral.
Efedrin
1. Alkaloid yang terdapat pada tumbuhan efedra
2. Bekerja pada reseptor 𝛼, 𝛽1, 𝛽2
3. Menimbulkan efek samping sentral : takikardia,
peningkatan tekanan darah, stimulasi SSP
fenilpropanolamin/PPA
1. mirip dengan pseudoefedrin
2. Tersedia dalam sediaan kombinasi
3. Efektif pada pemberian peroral
4. Kurang menimbulkan perangsangan SSP
5. Kontraindikasi: hipertensi
Antitusif
1. Meningkatkan ambang refleks batuk secara sentral
menekan reflek batuk
2. Dekstrometorfan/DMP (D-3-methoxy-Nmethyl-morphinan)
suatu dekstroisomer dari levomethorphan, suatu derivat
morfin semi sintetik.
3. Dosis dewasa adalah 15-30 mg, diminum3-4 kali sehar
4. Efek anti batuknya bisa bertahan 5-6 jam setelah
penggunaan per-oral.
5. Tersedia dalam sediaan kombinasi
6. Jika digunakan sesuai aturan, jarang menimbulkan efek
samping yang berarti
7. Intoksikasi atau overdosis DMP dapat menyebabkan hiper-
eksitabilitas, kelelahan, berkeringat, bicara kacau,
hipertensi, dan mata melotot (nystagmus)
Ekspektoran
Obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran
nafas
Amonium klorida, gliseril guaiakolat Amoniumklorida
1. Digunakan secara kombinasi
2. Dosis besar dapat menimbulkan asidosis metabolik
gliserilguaiakolat/GG/Guaifenesin
3. Eso: mual, muntah
Mukolitik
Mukolitik obat yang memecah mukoprotein dan
mukopolisakarida pada sputum sehingga mukusa yang kental
pada saluran bronkial menjadi lebih encer, kemudian
memfasilitasi ekspektorasi.
Bromheksin
1. Rasanya sangat pahit
2. ESO : Pusing, sakit kepala, berkeringat, kulit kemerahan,
mual, muntah, diare, gangguan pada GI
Ambroksol
1. Metabolit bromheksin
2. ESO : lebih sedikit dibanding bromheksin
Anti histamin
1. Anti alergi -> Memblok reseptor histamin H1 pada kasus
rinitis alergi
2. Antihistamin yang dikombinasi dalam obat flu :
3. Difenhydramin, khlorfeniraminmaleat/ CTM, tripolidin
punya efek mengantuk,
4. ESO : depresi SSP, hilangnya nafsu makan, mulut kering,
penglihatan kabur
5. Antihistamin generasi 2 : cetirizin, loratadin
6. Tidak mempunyai efek samping mengantuk
Sinusitis
Peradangan membran mukosa dari sinus
Obat dekongestan
Untuk sinusitis akut atau berat, kadang-kadang ditambah
antibiotik
Faringitis
Peradangan pada tenggorakan disebabkan oleh virus atau bakteri,
untuk mengurangi gejala, diberi parasetamol
Virus tidak perlu antibiotik, dengan peningkatan daya
tahan tubuh dapat sembuh
Laringitis
Peradangan pada laring, menyebabkan suara serak atau kecil
disebabkan oleh stres, banyak bicara atau infeksi pernafasan.
Dapat diobati dengan istirahat cukup, dan hentikan merokok.
Kasus : analisa obat Batuk pilek
Obat A → per tablet : parasetamol 400 mg,
phenilpropanolamin 12,5 mg, chlorfeniramin maleat 2 mg
Obat B →per tablet : parasetamol 500 mg, phenilpropanolamin
15 mg
Obat C →per tablet : Dekstromethorphan 10 mg, Guaifenesin
50 mg, phenilpropanolamin 12,5 mg, chlorfeniramin maleat
1 mg
Obat D (forte) →per tablet : Dekstromethorphan 15 mg,
GG 75 mg, phenilpropanolamin 15 mg, chlorfeniramin maleat
2 mg
Obat E →per 5 ml : bromhexin 8 mg, difenhydramin 25 mg,
parasetamol 500 Mg
Epinefrin
Bronkodilator yang efektif, mula kerjanya cepat. Dengan cara
injeksi atau inhalasi
ESO : takikardia (denyut nadi lebih dari 120 kali permenit),
aritmia, angina pektoris
Albuterol /salbutamol
Sediaan oral (tablet, sirup, kapsul), inhalasi aerosol, inhalasi
cair , injeksi.
ESO : gangguan sistem saraf (gelisah, gemetar, pusing, sakit
kepala, kejang, insomnia); nyeri dada; mual, muntah; diare;
anorexia; mulut kering; iritasi tenggorokan; batuk; gatal; dan
ruam pada kulit (skin rush).
Teofilin
Farmakokinetika
- Absorbsi dihambat makanan dan antasida
- Di metabolisme di hati. Perokok perlu dosis lebih tinggi.
Farmakodinamika
- Meningkatkan kadar siklik AMP, menyebabkan
bronkodilatasi.
ESO
1. Mual muntah, nyeri lambung, perdarahan usus, disritmia
jantung, berdebar, hipotensi berat, kejang
2. Pasien dinasehati untuk tdk minum kopi, teh,coklat dan
harus banyak minum air
Aminofilin
4.
Teofilin yang berikatan dengan etilendiamin Lebih larut dalam air
Kortikosteroid
1. Punya efek antiinflamasi
2. Bila asma tidak responsif dengan terapi bronkodilator
Beklometason (inhaler), triamsinolon, deksametason,
prednison (tablet) dan hidrokortison (injeksi)
3. ESO : bentuk inhaler : efek samping lokal seperti iritasi
tenggorokan, serak, mulut kering, batuk, infeksi jamur pd
mulut, laring dan faring.
a. obat oral /injeksi retensi cairan (kelopak mata
sembab, edema pada anggota gerak bawah, moon face,
BB naik) , menipisnya kulit, distribusi lemak abnormal,
meningkatnya gula darah
Pneumonia
Adalah infeksi pada jaringan dan
kantung udara/alveoli di paru-paru
yang disebabkan oleh virus, bakteri,
dan jamur.
Pneumonia nosokomial
1. adalah pneumonia yang didapat di rumah sakit (Hospital
acquired Pneumonia).
2. Pneumonia nosokomial muncul setelah 48 jam menjalani
perawatan di Rumah Sakit
Terapi
Tergantung penyebabnya
1. Infeksi bakteri →antibiotik : amoksisilin, levofloxasin,
cephalosporin, cefixim, vancomisin
2. Infeksi jamur →anti jamur : Amphotericin
3. Infeksi virus →antivirus
Virus Corona
1. Coronavirus (CoV) merupakan
keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit mulai dari
flu biasa hingga penyakit flu hingga
penyakit yang lebih parah seperti
Middle East Respiratory Syndrome
(MERS-CoV) dan
2. Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS-CoV).
3. Covid 19
Dosen : Sri Tasminatun M.Sc., Apt
Editor : Dhea Mustafa
Tanggal : Rabu, 22 April 2020
LO :
• Mahasiswa dapat menjelaskan sitostatika (kemoterapi),
mekanisme kerja dan efek samping sitostatika
• Mahasiswa dapat menjelaskan obat-obat anti infeksi
(antibiotik, antifungi dan antivirus), mekanisme kerja,
pengggunaan dan efek sampingnya
PENYEBAB INFEKSI
1. Bakteri
2. Jamur
3. Parasit : protozoa dan cacing
4. Virus
Catatan PISC :
Untuk pengobatan infeksi termasuk dalam terapi kausatik
(kausa = penyebab) jadi membunuh atau menghilangkan
penyebab infeksinya.
ANTIBIOTIK
Menurut BPOM, antibiotik merupakan suatu zat yang dihasilkan
oleh mikroba untuk menghambat pertumbuhan dan membasmi
mikroba jenis lain. Saat ini → alami, semisintesis atau sintesis
(dibuat dengan reaksi kimia)
Catatan PISC ;
Antibiotik awal mulanya merupakan suatu zat yang
dihasilkan oleh mikroba, ada pada jamur penicilium mutatum
untuk menghambat dan membunuh mikroba lain.
Antibiotik ini bekerja langsung pada bakterinya, bukan pada
tubuh kita.
Mekanisme aksi :
1. Menghambat sintesis dinding sel (penicillin,
cephalosporin,dll)
2. Menghambat sintesis membran sitoplasma (Polimiksin,
Nistatin, Amphoterisin B, dll)
3. Menghambat sintesis protein (tetracycline,
chloramphenicol, macrolide, aminoglikosida)
4. Menghambat metabolisme asam nukleat (rifampicin,
sulfonamide, quinolone)
Penggolongan antibiotik :
1. Sefalosporin : cefotaxime Na
2. Penicillin : amoxisilin, ampisilin
3. Aminoglikosida : amikacin sulfate
4. Kuinolon : ciprofloxacin
5. Tetrasiklin : doxycycline, tetracyclin
6. Kloramphenikol : khloramphenicol, thiamfenicol
7. Makrolid : erythromycin, azithromycin.
8. Antibiotik golongan lain
• Antituberkulosis → rifampisin, pirazinamide,
isoniazid / INH,
• Sulfonamide
• Klindamisin, metronidazol
Uji sensitifitas
Catatan PISC :
Jadi tubuh kita diberikan antigen, lalu tubuh kita akan
membentuk antibodi sehingga apabila ada bakteri atau virus
menyerang, maka tubuh kita sudah mempunyai tentaranya.
Pemberian imunisasi atau vaksin tidak 100% mencegah
infeksi, namun apabila terinfeksi, reaksinya tidak akan
separah orang yang tidak diberikan imunisasi atau vaksin.
ZIDOVUDINE
• DNA polimerase
• Digunakan pada pasien HIV
• Untuk wanita hamil
• Absorpsi di GI baik
• ESO : granulositopenia, anemia, nyeri
• kepala, mual, insomnia, mialgia
• Dosis : 200 mg tiap 4 jam
RIBAVIRIN
• untuk terapi hepatitis C
• Dosis terapi :
a. < 66 kg: 400 mg diminum langsung dua kali sehari
b. 66-80 kg: 400 mg diminum langsung di pagi hari dan
600 mg di malam hari
c. 81-105 kg: 600 mg diminum langsung dua kali sehari
ACYCLOVIR
• Herpes simplex (topical)
• Varicella (oral)
• Herpes genitalis (oral)
a. Oral 200 mg 5 times a day
b. Ointment 5%
GAMMA GLOBULIN
• Antibodi (kekebalan pasif)
• Blokir penetrasi virus
• Untuk campak, hepatitis, rabies, poliomielitis
• Diterapkan pada masa inkubasi
a. dapat aktif selama 2- 3 minggu
b. diterapkan setiap 3 minggu
INTERFERON
• interferon α : leucocyte, lymphoblast
• interferon β : fibroblast & leucocyte
• interferon gama :lymphocyt T
Pemberian IM atau SK
• ESO : demam, malaise dan rasa lelah
• jangka panjang : rambut rontok & leukopenia
2. FLUSITOSIN
• Spektrum sempit
• Efektif untuk kriptokokosis, kandidiasis, Aspergilosis
• Bila diberikan bersama Amfoterisin B bersifat
supraaditif.
• ESO
• Toksisitas < amfoterisin B
• Dapat menimbulkan anemia, leukopenia dan
trombositopenia
• Tidak bersifat nefrotoksik.
• Keamanan pada ibu hamil belum terbukti.
3. NISTATIN
• Mekanisme kerja : berikatan dengan ergosterol pada
membran jamur, permeabilitas meningkat, sel jamur mati.
• Indikasi : kandidiasis kulit, selaput lendir, dan saluran
cerna.
• Efek samping : jarang ditemukan, mual, muntah, diare
ringan
KEMOTERAPI
Karsinogenesis :
Merupakan suatu proses yang memberikan hasil Suatu
transformasi sel normal menjadi sel kanker.
NEOPLASMA / KANKER
Penyakit pertumbuhan sel, dimana terjadi pertumbuhan sel tidak
terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh
GAMBARAN MAKROSKOPIK NEOPLASMA
KEMOTERAPI
Sitostatika
suatu pengobatan untuk mematikan sel – sel secara fraksional
(fraksi tertentu mati), sehingga 90 % berhasil dan 10 % tidak
berhasil. (Hanifa Wignjosastro, 1997)
Tujuan Pemberian Kemoterapi :
• Meringankan gejala
• Mengontrol pertumbuhan sel- sel kanker
Gangguan gastrointestinal
• Anoreksia
• Mual, muntah
• Diare
Lain-lain
• Stomatitis
• Alopesia /rambut rontok
• Infertilitas
SEDANG
• Cyclophosphamid
• Carboplatin
• Doxorubicin
• Daunorubicin
RINGAN
• Etoposide
• Fluorouracil
• Hydroxyurea
• Metotrexat
• Chlorambucil
• Vinblastine
• Vincristine
• Melphalan (PO, dosis ringan)
ALKALOID VINKA
1. Vinblastin
untuk kanker testis, payudara, ginjal, limfoma, imfosarkoma,
neuroblastoma Dosis anak & dws : iv 0,1 mg/kgBB atau 3,7
mg/m2 atau setiap 2 minggu
2. Vinkristin
untuk kanker payudara, paru-paru, serviks, mieloma multiple,
sarkoma limfoma,
• Dosis dws : iv 1-2 mg/m2 /minggu
• Dosis anak iv 1,5-2 mg/m2 /minggu
PEMBERIAN SITOSTATIKA
1. Persiapan
Semua obat dicampur oleh staf farmasi di bagian farmasi
dengan memakai alat “biosafety laminary airflow” kemudian
dikirim ke bangsal perawatan dalam tempat khusus tertutup.
Diterima oleh perawat dengan catatan nama pasien, jenis
obat, dosis obat dan jam pencampuran.
2. Prosedur pemberian
perawat harus memakai proteksi : gaun lengan panjang, topi,
masker, kaca mata, sarung tangan dan sepatu bila telah
selesai masukkan ke wadah khusus
Obat tdk tumpah saat mencampur, menyiapkan dan saat
memasukkan obat kedalam flabot atau botol infus
3. Pembuangan limbah
sampah langsung dimasukkan ke kantong plastik, ikat dan beri
tanda atau jarum bekas dimasukkan ke dalam tempat khusus
untuk menghindari tusukan
PENYULUHAN KEPADA PASIEN
Senantiasa menjaga kebersihan, tu gigi dan mulut
bila pasien wanita hendak hamil harus konsultasi dengan
dokter
pasien dilindungi dari penderita infeksi
menjaga pola makan
Dosen : Sri Tasminatun M.Sc., Apt
Editor : Asni Fathul Jannah
Tanggal : Kamis, 23 April 2020
Antiinflamasi, Antihistamin
Imunosupresan, dan Antigout
Referensi:
➢ Bertram G Katzung, Basic & Clinical Pharmacology
➢ Goodman & Gillman’S, The Pharmacological Basis of
Therapeutics
A. INFLAMASI/PERADANGAN
Inflamasi/Peradangan merupakan respon protektif
terhadap cedera atau kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh
kerusakan sel.
2. Inflamasi Kronis
Inflamasi kronis adalah rangsang yang menetap,
seringkali selama beberapa minggu atau bulan, menyebabkan
infiltrasi sel-sel mononuklear dan proliferasi fibroblast.
❖ Analgesi
❖ Edema Paru Akut (Suatu kondisi gawat darurat yang
disebabkan oleh penumpukan cairan di paru-paru yang
terjadi secara tiba-tiba dan dapat mengganggu fungsi
paru)
❖ Batuk Kronis (biasanya menggunakan kodein), Diare
Kronis
❖ Aplikasi dalam Anestesi (premedikasi anestesi
a. Morfin
❖ Indikasi : Infark miokard, Neoplasma, Kolik renal atau
kolik empedu, Oklusi akut pembuluh darah perifer,
pulmonal atau koroner, Perikarditis akut, Nyeri akibat
trauma misalnya luka bakar, fraktur dan nyeri pasca
bedah.
❖ Morfin tersedia dalam bentuk tablet, injeksi,
supositoria.
❖ Ekskresi morfin terutama melalui ginjal. Sebagian kecil
morfin bebas ditemukan dalam tinja dan keringat.
❖ Gejala kelebihan dosis dari morfin :
Pupil mata sangat kecil (pinpoint), pernafasan satu-satu
dan coma (tiga gejala klasik). Bila sangat hebat, dapat
terjadi dilatasi (pelebaran pupil). Sering disertai juga
nausea (mual). Kadang-kadang timbul edema paru (paru-
paru basah).
❖ Gejala–gejala lepas obat dari morfin :
Agitasi, nyeri otot dan tulang, insomnia, nyeri kepala. Bila
pemakaian sangat banyak (dosis sangat tinggi) dapat
terjadi konvulsi(kejang) dan koma, keluar airmata
(lakrimasi), keluar air dari hidung (rhinorhea),
berkeringat banyak, pupil dilatasi, tekanan darah
meninggi, nadi bertambah cepat, hiperpirexia (suhu
tubuh sangat meninggi), gelisah dan cemas, tremor,
kadang-kadang psikosis toksik.
Note:
Tulisan digambar dibawah
1. Depresi pernapasan
2. Meiosis
3. Stupor
4. Cedera hati akibat asetaminofen atau hipoksemia
5. Gagal ginjal Myoglobinuric
6. Rhabdomyolysis
7. Bunyi usus tidak ada atau hipoaktif
8. Sindrom kompartemen
9. Hipotermia
10. Kemungkinan adanya satu atau lebih tambalan pentanil
b. Fentanil. Tersedia dalam bentuk injeksi untuk cairan juga
transdermal patch untuk ditempelkan di kulit
c. Codein
d. Petidin.
e. Oksikodon
f. Hidromorfon
2. NSAIDs/AINS
NSAIDs (Nonsteroidal anti-inflammatory drug’s) atau
AINS (Anti Inflamasi NonSteroid) adalah Penghambat COX
(enzim siklooksigenase) yang mempunyai Efek Analgesik dan
antiinflamasi. Bekerja di perifer, tidak bersifat adiktif dan
kurang kuat dibanding narkotika.
Berikut adalah bagan mekanisme aksi dari NSAIDs
a. Obat AINS/NSAIDs
1) Asam Karboksilat
-- Derivat Asam Salisilat: Aspirin
a) Ibuprofen
❖ Dipiron
▪ Efek 30 menit, Kadar puncak 2 jam, Lama kerja
▪ 2-4 jam
▪ Frekuensi pemberian 4-6x/hari
▪ Dosis 500 -1000 mg/x
✓ Piroksikam
✓ Untuk arthritis yang lama seperti rematoid dan
osteoarthritis.
✓ Waktu paruh panjang, memungkinkan digunakan 1 x
sehari
✓ ESO : tidak enak pada saluran cerna, tukak lambung
3) Penghambat Siklooksigenase - 2 (COX-2 Inhibitor)
➢ Selektif menghambat siklooksigenase 2
➢ Efek terapi, efek samping saluran cerna dan ginjal
minimal
➢ Efek samping lain? (Cardiovaskular)
➢ CELECOXIB
*diadaptasi dari Weis, ME, Adkins, NF, Clin Allergy 1988; 18: 515
Manifestasi Dermatologik
1. Erupsi makular /makulopapular
2. Urtikaria (Sinonim: Biduran)
Urtikaria merupakan reaksi kulit yang ditandai dengan :
➢ Rasa gatal disertai dg
➢ Udem berbatas tegas di epidermis (urtika),
➢ Kemerahan,
➢ Timbul cepat (dlm beberapa menit),
➢ Menghilang scr perlahan-lahan dlm beberapa menit sp
24 jam
3. Dermatitis kontak alergi
4. Fotoalergi
5. Erupsi fikstum
Dermatologik
1. Antihistamin H1
✓ Inhibitor kompetitif terhadap histamin
✓ Blockade reseptor H1 / sebagai antagonis
✓ Sebagai inverse agonist yang dapat menurunkan aktivitas
konstitutif reseptor H1 atau menurunkan aktivitas reseptor
H1 yang diinduksi agonis
a. Antihistamin H1 Generasi pertama
➢ Alkylamines → Chlorpheniramine maleate/CTM
➢ Ethanolamines → Diphenhydramine HCl
➢ Piperazines → Hydroxyzine HCl
➢ Phenothiazines → Promethazine HCl
➢ Piperadines → Azatadine
b. Antihistamin H1 Generasi pertama
➢ Terfenadin
➢ Fexofenadin
➢ Loratadin
➢ Cetirizin
2. Penghambat Histamin2/H2
✓ Memblok reseptor H2 pada sel parietal lambung →
mengurangi sekresi dan konsentrasi asam lambung.
✓ Di minum bersamaan dengan makan
✓ ESO : sakit kepala, pusing, sembelit, pruritus, ruam kulit,
impotensi.
✓ Contoh obat Antihistamin H2
• Cimetidin
• Rantidin
• Famotidin
• Nizatidin
C. ANTI GOUT
Gout adalah istilah untuk menggambarkan keadaan penyakit
yang berkaitan dengan hiperurisemia yang ditandai dengan episode
arthritis akut yang berulang. Disebabkan oleh timbunan
monosodium urat pada persendian dan kartilago, dan pembentukan
batu asam urat pada ginjal (nefrolitiasis).
2. Allopurinol
Dosis awal 100 mg/ hari, lanjutan bisa sampai 300 mg/hari
Menghambat xantin oksidase
ESO : mual muntah, diare
Agen Penurun Urat Allopurinol
Allopurinol dan oxypurinol membloklir konversi hipoxantin menjadi
xantin menjadi asam urat.
D. OBAT IMUNOSUPRESAN
Obat Imunosupresan
1. Kortikosteroid : prednison, prednisolone
2. Penghambat kalsineurin
Siklosporin dan tacrolimus
memiliki struktur kimia yang berbeda namun bekerja
dengan mekanisme yang sama, yaitu menghambat
kalsineurin.
mengurangi produksi IL-2 dengan cara meningkatkan
ekspresi TGF-β yang merupakan penghambat kuat
aktivasi limfosit T oleh IL-2.
3. Sitotoksik → menghambat perkembangan sel limfosit B
dan T
Mycophenolat mefetil
Methotrxate
Dosen : Sri Tasminatun M.Sc., Apt
Editor : Salwa Dwi Agustin S.
Tanggal : Rabu, 06 Mei 2020
Persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang
mencapai / tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/
aktif setelah pemberian produk obat tersebut, diukur dari
kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya
dalam urin
CATATAN
Bioavailabilitas akan menentukan bagaimana obat berefek di
dalam tubuh.
kadar obat di dalam darah nanti berkorelasi dengan efek klinis,
nanti ini yang akan menjadi dasar evaluasi dari efek obat itu
CATATAN
contohnya nih yaa obat yang diberikan secara oral, atau
mulut lah lebih gampangnya. first pass itu ketika obat
diabsorpsi dari lambung dan usus menuju vena porta
hepatik melalui hepar, setelah di hepar sebagian obat akan
mengalami metabolisme itu yang menyebabkan
bioavailabilitas lebih rendah. sedangkan kalo jalur lain,
kayak IV, IM, tidak mengalami first pass walaupun suatu
saat nanti masuk ke hepar dan metabolisme. obat yang
tidak mengalami first pass juga sublingual, jalur rektum,
seperti suppo.
CATATAN
obat ketika diproduksi isinya bukan hanya zat aktifnya
saja, tetapi ada zat tambahan yang membuat obat lebih
stabil. misalnya tablet itu ada bahan pengisi, pengikat,
penghancur, dsb. Antar produsen bisa membuat obat
dengan formulasi yang berbeda-beda, bahan dari
eksipiennya juga kualitasnya berbeda
2. Subjek :
- karakteristik subjek (umur, bobot badan), mempengaruhi
volume distribusi, kapasitas usus mengabsorpsi obat
- fisiologis,
CATATAN
- ketepatan pengosongan lambung
- gerak peristaltik di usus misal pasiennya lagi diare
nah itu obat belum diabsorpsi malah udah
dikeluarkan, maka obat ini cuma numpang lewat aja
- kecepatan aliran darah
- kondisi patologis,
CONTOH
- pada pasien gangguan usus atau malabsorpsi, maka
absorpsinya akan terhambat.
- orang dengan gangguan hepar, maka metabolisme obat
akan terganggu.
- kondisi ginjal, mempengaruhi ekskresi dari obat,
akhirnya obat kan akan menumpuk di dalam tubuh tuh,
nah itu bikin AUC nya lebih besar
nah kenapa 100% itu kan karena langsung masuk ke aliran darah.
pemberian intravena
nah kan ini intravena, disuntikkan secara bolus, nah makanya kadar
obat langsung tinggi, makin lama makin turun, sampe suatu saat 0
berapa lama obat akan menjadi 0? berapa kali waktu paruh?
➔ Nah obat menjadi 0 itu 9 kali waktu paruh. kita minum obat
dengan waktu paruh 4 jam, maka 9 kali 4jam jadi 36 jam atau
ya kira-kira 40jam lah yaa. nah itu dua harian baru ilang dari
tubuh
Ekivalensi farmaseutik
Dua produk obat mempunyai ekivalensi farmaseutik jika keduanya
mengandung zat aktif yang sama dalam jumlah yang sama dan
bentuk sediaan yang sama
Contohnya : Parasetamol tab 500 mg (produksi KF) dan
Parasetamol tab 500 mg (produksi Phapros)
Alternatif farmaseutik
Dua produk obat merupakan alternatif farmaseutik jika keduanya
mengandung zat aktif yang sama tetapi berbeda dalam bentuk
kimia (garam, ester, dsb.) atau bentuk sediaan atau kekuatan
tujuan diubah bentuk nih agar lebih stabil dan bisa juga biar
absorpsi obatnya lebih baik
Ex : kloramfenikol palmitate dan kloramfenikol stearate
ada juga Natrium diklofenak dan kalium diklofenak
Bioekivalensi
Dua produk obat disebut bioekivalen jika keduanya mempunyai
ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik
dan pada pemberian dengan dosis yang sama akan menghasilkan
biovailabilitas yang sebanding sehingga efeknya akan sama, dalam
hal efikasi maupun keamanan.
Maksudnya nih obatnya setara gitu, bisa diliat dari AUC, kadar
obat di dalam darahnya punya profil yang sama dengan obat yang
dibandingkannya. kalo sama maka disebut bioekivalensi
Ekivalensi terapeutik
Dua produk obat mempunyai ekivalensi terapetik jika keduanya
mempunyai ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif
farmaseutik dan pada pemberian dengan dosis molar yang
sama akan menghasilkan efikasi klinik dan keamanan yang
sebanding.
Nah karena uji ekivalensi ini butuh biaya yang banyak, jadi BPOM
tuh bikin peraturan ga semua obat bisa diuji
4.1.1 Produk obat oral lepas cepat yang bekerja sistemik, jika
memenuhi satu atau lebih kriteria berikut ini
CATATAN
- Obat TB itu kita harus yakin bahwa obat betul-betul
memberikan efek terapi yang bagus atau obatnya
betul-betul diabsorpsi di dalam tubuh dg baik.
soalnya kalo obat TB, kualitasnya tidak baik,
pasiennya udah minum obat berbulan-bulan ternyata
tidak memberi efek terapi, itukan membahayakan
pasien.
- Antibakteri (antibiotik) nah kalo obatnya ga
mempan, ga bermutu, nanti pasiennya infeksinya
tidak bisa dikendalikan ya pasiennya akan wassalam
b. Obat dengan indeks terapi sempit/ indeks keamanan
sempit, seperti digoksin, fenitoin, obat-obat sitostatika.
CATATAN
indeks terapi itu perbandingan antara LD50 dg
efektif dose 50
semakin tinggi indeks terapi, maka obat semakin
aman, artinya tidak menimbulkan kematian. Tapi kalo
suatu obat indeks terapinya kecil, atau indeks terapi
sempit, itu sedikit saja kenaikan dosis nanti bisa
menimbulkan kematian.
Di umy juga punya gaes, nanti kalo balik ke kampus bisa liat
alatnya heuheu :’)))
untuk memeriksa disolusi tablet atau kapsul. jadi disitu ada
chamber untuk obat dimasukkan ke tempat itu, abis itu
dilakukan sampling, kemudian diukur kadar obat yang
terdisolusi, kemudian hasil pemeriksaannya dibandingkan
dengan obat inovatornya
CATATAN
contohnya : jadi sama-sama memproduksi Na diklofenak,
nah itukan ada yang 25mg ada yang 50mg, itukan
kekuatannya berbeda walaupun formulasinya sama, nah
itu tidak perlu uji in vivo tapi perlu uji in vitro, karena ini
kan simple.
3. produk obat dengan perubahan kecil (minor) dalam formulasi
atau pembuatannya yang dilakukan setelah diberi izin
pemasaran.
CATATAN
jadi ini nih kayak pengembangan dari produk yang udah ada
gitu, jadi ga perlu uji in vivo, cukup dg uji in vitro aja. jadi
ketika industri akan mendaftarkan obat di BPOM untuk ijin
edarnya, obat harus dilengkapi dg dokumen uji
bioavailabilitas, untuk melindungi masyarakat agar dapat
obat yang berkualitas.
nah ini diliat dari umur, jenis kelamin, terus respondennya ini
dilihat kesehatannya jadi ada penyakit apa engga
Desain : dilakukan pada subyek yang sama (dengan desain
menyilang)
• Vareabel terkendali
Pengambilan data
Winston Churchill
Dosen : Nurul Maziyyah, M.Sc., Apt
Editor : Nariswari Cahya Ardani
Tanggal : Jumat, 17 April 2020
OUTLINE
SIMPATETIK VS PARASIMPATETK
aksi/organ target.
1.1 SISTEM SIMPATETIK
Badan sel saraf preganglionic berada di bagian tengah dari
sumsum tulang belakang, mempengaruhi beberapa organ seperti
otot polos, jantung dan kelenjar.
Nah tadi kita sudah mempelajari sistem saraf yang terjadi dari
Efek dari gangguan SSO-> mulai dari yang paling simple, rinoria
terjadi ketika flu, hingga fatal seperti gagal jantung
AUTONOMIC PHAARMACOLOGY
Merupakan serangkaian agen farmakologi yang di indikasikan
mengembalikan homeostastis tubuh melalui sistem saraf otonom.
Terdpat 4 kategori utama obat dalam farnakologi SSO
➔ Cholinometics/cholinesterase antagonist
➔ Anticholinergics
➔ Adrenoreceptor agonists/symphathomimetics
➔ Adrenoreceptor antagonists
OUTLINE
Review SS otonom
Parasimpatomimetik
Parasimpatolitik
Simpatomimetik
Simpatolitik
CHOLINORECEPTORS → ASETYLCHOLINE
ADRENORECEPTORS → NOREPINEPHRINE
AUTONOMIC PHARMACOLOGY
CHOLINOMIMETIC
Presinaps Postsinaps
ANTICHOLINESTERASE TOXICITY
OTAK
• Otak manusia diperkirakan terdiri atas : 100 bilyun sel saraf
(neuron) dan 1 trilyun sel penyokong saraf (neuroglia).
• Berat rata-rata otak : ± 1.400 g (2% BB)
• Pusat pengaturan seluruh aktivitas tubuh, antara lain : pusat
persepsi (mengartikan informasi sensoris), pengatur gerakan
(motoris), penyimpan memori, pengatur sekresi hormonal,
pengatur perilaku, pengatur kardiovasa dan respirasi,
termoregulasi, pusat muntah, haus, lapar, pusat refleks kranial.
• Tingkat otak lebih rendah
Hampir semua kegiatan bawah sadar tubuh diatur di daerah
otak yg lebih rendah : medulla oblongata, Pons, Mesensephalon,
Hipotalamus, Talamus, Cerebellum dan ganglia Basalis.
• Tingkat otak lebih tinggi (Tingkat kortikal)
Merupakan pusat sadar, tapi beberapa daerah kortex cerebri
tidak langsung berhubungan dengan fungsi sensoris/motoris
sistem saraf. Daerah ini disediakan untuk proses berpikir yang
lebih abstrak, tapi mempunyai hubungan saraf langsung dengan
daerah otak lain maupun yg lebih tinggi.
Gross anatomy
• the cerebrum -otak besar- (lapisan kortikal substansia abu-
abu, soma saraf),
• the cerebellum (atau "otak kecil" di bagian belakang otak,
posteriorly),
• the corpus collosum (bundel tebal berupa saluran substansi
putih yang menghubungkan kedua belahan otak, akson saraf),
• the brain stem -batang otak- (tangkai yang menghubungkan
sumsum tulang belakang dengan otak besar dan otak kecil),
• the basal ganglia ( terdiri dari nukleus caudate, putemen,
globus pallidus)
• the thalamus (persimpangan antara batang otak dan otak
besar),
• the hypothalamus (daerah inferior dan anterior thalamus),
• the hippocampus and the amygdala (nuklei di dalam otak, tidak
terlihat dari permukaan
Hemispheres
2 sisi otak: Lobus hampir simetris kiri dan kanan: Lobus frontal,
parietal, temporal, dan lobus oksipital
Lobus Frontal
• Area meluas dari sulkus sentral ke batas anterior otak.
• Berisi korteks motorik dan korteks prefrontal.
• Bagian posterior (bagian terjauh) disebut precentral gyrus, dan
dikhususkan untuk mengendalikan gerakan halus
Lobus Parietal
• Terletak di antara lobus oksipital dan sulkus sentral, salah satu alur
terdalam di permukaan korteks.
• Wilayah ini memproses informasi sensori tubuh termasuk
sentuhan, informasi dari reseptor peregangan otot dan reseptor
sendi.
• Tepat di belakang sulkus sentral disebut girus postcentral atau
daerah somatosensor primer yang berisi homunculus sensorik kulit.
Lobus Temporal
• Terletak lateral di setiap belahan otak, dekat pelipis.
• Ini adalah area kortikal utama untuk informasi yang berasal dari
telinga dan organ vestibular, dan terlibat dengan beberapa aspek
penglihatan yang kompleks (mis., Persepsi pola dan wajah yang
kompleks).
Lobus Occipital
• Terletak di bagian belakang, ujung caudal korteks.
• Area target utama untuk akson dari inti thalamus yang menerima
input dari jalur visual.
• Ini berisi korteks visual primer
Basal Ganglia
• Ganglia basal adalah kelompok neuron diposisi subkortikal. Terdiri
nukleus kaudat us, putamen , dan globus pallidus.
• Nukleus caudate dan putamen bersama-sama membentuk corpus
striatum atau striatum.
• Globus pallidus mengandung lebih banyak serat mielin daripada
striatum yang berdekatan (putamen) dan karenanya, warnanya lebih
ringan.
• Globus pallidus dan putamen bersama-sama membentuk massa
berbentuk lensa yang disebut inti lenticular atau lentiform.
• nukleus kaudatus adalah kelompok soma saraf berbentuk C
memanjang, yang membungkus di sekitar batas atas dan lateral
ventrikel lateral. Putamen terletak lateral globus pallidus.
Cerebellum
• Memproses informasi sensorik: proprioception, keseimbangan
• Mengkoordinasikan aktivitas otot.
• Berperan dalam koordinasi membentuk keseimbangan dan
kesetimbangan.
a. Seperti wasit dalam proses motor
o Memproses informasi sensorik
o Mengkoordinasikan aktivitas otot
o Melibatkan keseimbangan dan keseimbangan yang terkoordinasi
b. Organisasi fungsional
1. Vestibulocerebellum
2. Spinocerebellum
3. Cerebrocerebellum
System Limbic
• Bagian atas batang otak dan corpus callusum (struktur melingkar
garis dalam serebrum dan alas diencephalon),
Terdiri : gyrus cingulate, gyrus parahippocampal, gyrus dentatus,
amygdala, septal nuklei of serebral gyrus, mammilary body of
hypothalamus, nuclei anterior and medial of hypothalamus, bulbus
olfactory, fornix, striae terminalis, striea medularis, medial
forebrain bundle, mammillothalamic
• Fungsi Sistem Limbik
o Disebut” Emotional Brain”
o Berperan penting dalam pembentukan rentang emosi termasuk
nyeri, kesenangan, kejinakan, kasih sayang, cinta, dan marah
o Rangsangan tertentu pada sistem limbik menghasilkan hal-hal
diatas
o Kucing dirusak amygdala dan sebag hipotalamus : badan
memanjang, ekor naik, mata melebar, mendesis, salivasi.
o Kerusakan amygdala : hilang keberanian dan agresivitas
Bersama serebrum berfungsi memori
• Fungsi Perilaku dari Hipotalamus
Hipotalamus merupakan jaras keluaran utama sistem limbik:
1. Hipotalamus lateral: haus, lapar, marah, ingin berkelahi
2. Nuklei ventromedial: kenyang dan tenang
3. Zona tipis nuklei paraventrikular: takut dan reaksi terhukum
4. Sebagian besar anterior dan posterior hipotalamus: dorongan
seksual
Amigdala
• Jendela utama sistem limbik
• Pada hewan erat dengan olfaktori
• Menerima sinyal dari semua bagian korteks limbik & menjalarkan ke
a. Area kortikal yang sama
b. Hipokampus
c. Septum
d. Talamus
e. Hipotalamus
Korteks limbik
• Area asosiasi serebral mengatur perilaku
• Ablasi korteks temporalis: liar, dorongan seksual yang besar pada
yang tidak wajar, kehilangan rasa takut
• Ablasi korteks frontal orbital posterior: insomnia, gelisah, tidak
dapat duduk tenang
• Ablasi girus singulate anterior dan subkalosal: marah, ganas
melebihi normal
SSP pengatur Saraf otonom
• Korteks, tidak selalu berperan
• Medula : nukleus solitarius, mengintegrasikan informasi sensorik
dari organ internal dan mengkoordinasikan output
• Hipotalamus : Nukleus paraventrikuler (magnaseluler menghasilkan
ADH dan oksitosin, parvoseluler menghasilkan hormon pengatur
pelepasan hormon hipofisis, pengaturan otonom)
• Extra-hypothalamic
o Kontrol sympathetic terdiri neuron dari mesencephalon
dorsal (locus ceruleus) dan rostral and caudal ventrolateral
medulla (the A5 and A1 regions) dan neuron serotonin pontine
and medullary raphe nuclei.
o kontrol parasympathetic terdiri central nucleus dari
SISTEM SARAF OTONOM
1. Sistem saraf yang bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi
visceral tubuh (jantung, pembuluh darah, kelenjar, trak.digestivus,
dll).
2. Bekerja secara tak disadari (involunter), Aferen otonom membawa
impuls informasi dari organ-organ viscera menuju medula spinalis
dan otak yang umumnya hanya sampai sub kortikal (tidak sampai
korteks pusat kesadaran), sehingga sebagian besar informasi dari
viscera tidak disadari.
3. Impuls sensori tersebut akan menimbulkan respon otonom berupa
refleks otonom.
Contoh refleks otonom:
a. Makanan dalam mulut akan menimbulkan refleks kontraksi kel.
Saliva menyekresi saliva ke rongga mulut.
b. Urin meregangkan dinding vesica urinaria menimbulkan refleks
berkemih.
c. Rendahnya kadar O2 darah merangsang kemoreseptor di bulbus
aortikus dan karotikus, impuls menuju Medula oblongata
menimbulkan refleks peningkatan frekuensi denyut jantung dan
pernafasan.
d. Rendahnya tekanan darah akan merangsang baroreseptor di
bulbus aortikus dan bulbus karotikus, impuls menuju medula
oblongata pusat kardiovaskuler dan meningkatkan frekuensi
denyut jantung.
Berikan Contoh Refleks viscera lainnya!
Kedua susunan saraf ini bekerja antagonis, bila salah satu sistem
menghambat fungsi tertentu yang lain justru menstimulasi.
Penerusan Impuls pada Saraf Otonom
• Pada saraf otonom, impuls disalurkan ke organ tujuan (efektor,
organ ujung) secara tidak langsung.
• saraf otonom dibeberapa tempat terkumpul di sel – sel gaglion
(kump.sel-sel saraf diluar SSP), dimana terdapat sinaps (celah
diantara 2 neuron).
SARAF SIMPATIS
• Secara umum berfungsi untuk menyiapkan respon siaga untuk
menghadapi situasi tang penuh tantangan. Respon spesifik dikenal
dengan “FIGHT OR FLIGHT RESPONS” (reaksi melawan atau
menghindar) merupakan respon tanda bahaya atau respon stress.
Baik melawan ataupun menghindar , keduanya memerlukan kekuatan
ekstra.
SARAF PARASIMPATIS
Fungsi umum adalah untuk pemulihan dan konservasi tenaga agar fungsi
normal tetap terjaga
Mario Teguh
Dosen : Mega Octavia, M.Sc., Apt
Editor : Rizky Anita Fajarani
Tanggal : Kamis, 16 April 2020
Terapi Antidot
PENDAHULUAN
KERACUNAN ???
dan efektivitasnya.
Tambahan PISC :
Semua zat bisa menjadi racun bila diberikan pada dosis yang tidak
tepat bahkan obat pun bisa menjadi racun jika dikonsumsi melebihi
dosis terapinya. Air yang biasa kita minum juga jika dosisnya over
bisa menyebabkan keracunan. Durasi dari Gejala keracunan dan
berakhirnya aksi dari racun dapat berlangsung cepat atau lambat.
Cepat atau lambatnya aksi racun pada tubuh bergantung pada
beberapa hal : Jumlah zat racun yang masuk, jenis/karakteristik
racun (Ada zat racun dengan tingkat toksisitas yang sangat tinggi),
lama terpapar racun, jalur masuknya, dan berapa banyak racun yang
mampu dibuang oleh tubuh. Semua hal tersebut, sangat menentukan
aksi racun dalam tubuh.
PENANGANAN KERACUNAN
1. CEPAT
Penanganan keracunan harus dilakukan dengan CEPAT.
Kenapa? Agar zat toksik tidak menyebar luas dan bisa mencegah racun
merusak organ tubuh. Diperlukan untuk mengatasi mengurangi
berbagai gejala yang mungkin memperburuk kondisi penderita.
Membatasi penyebaran dan pengakhiran aksi racun.
2. TEPAT
Penanganan keracunan harus dilakukan dengan TEPAT. Kenapa
? Karena jika salah/tidak tepat maka bisa memperparah kondisi pasien
bahkan efek racun bisa lebih kuat dari sebelumnya dan bisa
meningkatkan cost of teraphy. Berkaitan dengan pemilihan strategi
terapi ada 4 yaitu :
1. Pengetahuan dan informasi yang ada atas jenis racun.
2. Saat pemejanan
3. Kemungkinan luas penyebaran racun.
4. Berbagai faktor instrinsik racun maupun faktor instrinsik
penderita
Pada grafik tersebut, bisa dilihat kasus keracunan yang terjadi di
Indonesia pada tahun 2016. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
jumlah kasus keracunan terbanyak disebabkan oleh binatang umumnya
karena gigitan ular. Kedua terbanyak disebabkan oleh minuman
khususnya miras. Terbanyak ketiga disebabkan oleh keracunan
makanan.
Apa hal pertama yang perlu kita lakukan ?
Hal pertama yang dilakukan adalah cek gejala dari pasien
tersebut. Yang dimaksud cek gejala klinik adalah pemeriksaan TTV,
Dekontaminasi awal. Kemudian lakukan perawatan darurat yaitu ABC (
Pelihara Airway, Breathing, Circulation, CNS ). Setelah kondisi pasien
stabil lakukan identifikasi riwayat keracunan. Selanjutnya lakukan
pemeriksaan Lab ( Analisis darah, urin, atau muntahan ). Jika telah
diketahui penyebab racunnya maka tindakan terakhir adalah pemberian
antidotum. Pembersihan racun meliputi dekontaminasi, penghambatan
absorpsi racun, percepatan eliminasi dan pemberian antidot tersebut.
IDENTIFIKASI RACUN
1. Mengenali bahan yang diduga menjadi penyebab keracunan
2. Penting untuk diagnosis
3. Jenis /sifat berbeda
4. Pertolongan pengobatan berbeda
5. Identifikasi jenis zat racun, jumlah, dan waktu terpaparnya,
riwayat penyakit px.
PEMBERSIHAN RACUN → TERAPI ANTIDOT
Terapi yang secara khas ditujukan untuk membatasi intensitas
efek toksik zat kimia atau untuk menyembuhkan sehingga bermanfaat
dalam mencegah timbulnya bahaya selanjutnya.
Tujuan terapi ada 2 :
1. Menghentikan penyebaran racun
2. Mempercepat eliminasi racun dari dalam tubuh
Strategi terapi ada 3 :
1. Menggeser kemiringan fase absorbsi ke kanan
2. Mempercepat eliminasi racun
3. Meningkatkan ambang toksik
METODE KHAS
• Absorbsi
Pembentukan kompleks yang kurang toksik, exp.: besi +
natrium bikarbonat = ferokarbonat
• Distribusi
Pembentukan metabolit yang kurang toksik dengan cara
hambatan bersaing metabolisme, exp.:
sianida + methemoglobin = sianmethemoglobin
• Eliminasi
Peningkatan ekskresi atau pembentukan produk kurang toksik
dengan cara kelasi kompleksasi,
exp.: merkuri + dimerkaprol (kelasi)
• Penaikan Ambang Toksik
Penggunaan antagonis farmakologi atau jalur pengganti, exp.:
insektisida organofosfat + antropiana (antagonisme); 5-
fluorourasil + timidina (jalur pengganti)
Tambahan PISC :
zat berada pada sifat toksik. Jika kadar ambang toksik tubuh kita
naikkkan, maka butuh dosis tinggi bagi zat toksik agar bisa meracuni
tubuh.
Area dari kurva yang berwarna biru artinya zat toksik masih
dalam batas aman didalam tubuh belum menimbulkan dampak
negative/belum berbahaya.
PENYERAP/ ABSORBEN
- Menghambat penyerapan gastrointestinal (dengan membentuk
ikatan fisika kimia dengan toksin)
- Secara lisan, arang aktif → ANTIVOT UNIVERSAL
- Resin (cholestyramine), susu evaporasi (adsorben lemah), kaolin
Tablo
Dosen : dr. Dirwan Suryo Soularto, SpF., M.Sc.
Editor : Ilma Yanti
Salwa Dwi Agustin S.
Tanggal : Jumat, 24 April 2020
TIU :
o Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat menjelaskan
beberapa konsep sehat dalam Islam dan petunjuk dan isyarat
kesehatan yang tertulis dalam Al Qur’an dan Hadist
TIK :
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat
- Menjelaskan kedudukan kesehatan dalam Islam
- Menyebutkan definisi keadaan sehat menurut WHO dan
Islam.
- Menyebutkan isyarat-isyarat tentang ilmu kesehatan dalam Al
Quran
- Menyebutkan isyarat-isyarat tentang ilmu kesehatan dalam
Hadist
- Menyebutkan contoh pokok-pokok tuntunan kesehatan dalam
Al Qur’an dan Hadist
Tahsiniyyat (tersier)
• Kebutuhan yang menunjang penigkatan martabat seseorang dalam
masyarakat dan dihadapan Tuhannya, sesuai dengan kepatutan.
Catatan Penting
Definisi Kesehatan
Definisi
Perspektif Islam
• Nutrisi
- “Makanan = akar dari banyak penyakit”
- Nabi Muhammad tdk pernah makan sampai kengang
- Orang beriman makan dg 1 perut, orang kafir 7 perut
- Alkohol bahaya utk kesehatan & menghapuskan iman
Keseimbangan :
Lingkungan – Agent – Host
PUSTAKA
• Aly, Abdullah; Shobron, Sudarno, 1997, Studi Islam 3, Serial Al
Islam dan Kemuhammadiyahan, Lembaga Studi Islam, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hal: 147-179
• Hasan Kasule, Omar, 2008, Kuliah Kedokteran Islam, FOKI,
Yogyakarta. Hal: 243-245
• Su’dan, R.H., 1997, Al Qu’an dan Panduan Kesehatan Masyarakat,
PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogykarta. Hal: 10-22.
• Syauqi Al Fanjari, Ahmad, 1996, Nilai-Nilai Kesehatan dalam
Syari’at Islam, Bumi Aksara, Jakarta.
• Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur'an tentang Kesehatan
(Suplemen) dalam
http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Kesehatan1.ht
ml
BACAAN WAJIB 1
Organ yang paling panas adalah jantung, disusul hati dan daging.
Yang paling dingin adalah tulang dan syaraf, sumsum dan otak. Yang
paling kering adalah tulang. Yang paling basah adalah lemak. Bagian
selanjutnya dari tujuh bagian tubuh adalah darah, yang bersifat basah
dan panas. Fungsinya adalah memberi makan kepada tubuh. Darah yang
normal rasanya manis dan tak berbau.
Selanjutnya adalah lendir, yang bersifat basah dan dingin.
Fungsinya adalah mengubah darah manakala tubuh kekura-ngan
makanan, menjaga organ-organ tubuh agar tetap lembab dan mencegah
dehidrasi yang disebabkan oleh gerakan. Lendir normal adalah lendir
yang hampir berubah menjadi darah. Lendir tak normal rasanya asin,
atau agak hangat, atau asam. la cenderung menjadi masak dan tawar. la
bersifat dingin dan tak bercampur.
Yang terakhir adalah limpa. Cairan ini bersifat kering dan dingin.
la mengentalkan darah dan memberi makan kepada limpa dan tulang.
Sebagian darinya melewati mulut perut dan menimbulkan nafsu makan
dan menyebabkan keasaman.
Abu Darda berkata, "Ya Rasulullah, jika saya sembuh dari sakit
saya dan bersyukur karenanya, apakah itu lebih baik daripada saya
sakit dan menanggungnya dengan sabar?" Nabi saw. menjawab,
"Sesungguhnya Rasul mencintai kesehatan sama seperti engkau juga
menyenanginya."
Hadis ini diriwayatkari oleh an-Nasa i. "Tidak ada doa yang lebih
disukai Allah daripada permohonan akan kesehatan," kata sebuah hadls
yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Suatu kctika seorang Badui
bertanya kepada Nabi saw., "Ya Rasulullah, doa apa yang mesti
kupanjatkan kepada Allah setelah aku selesai salat?" Beliau menjawab,
"Mohonlali kesehatan."
Artinya:
Dari Ibn 'Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap
Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku
sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku, Nabi menjawab:
Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku
menghadap lagipada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya
Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam
doaku. Nabi menjawab: "Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw
mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat."
(HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar)
2
Prophetic Medicine Rahasia Kesehatan Nabi hlm.13-18
Dari 'Abdillah bin 'Umar, ia berkata, Rasulullah saw
senantiasa tidak meninggalkan doa-doa ini, pada pagi dan sore hari,
Ya Allah aku memohon kepada-Mu kesehatan di dunia dan akhirat,
ya Allah, aku memohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan
agamaku, duniaku, keluarga, dan hartaku ...
(HR Ahmad, Abu Dawud, dan Ibn Majah)
3. Kesehatan Jasmani
Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar
tetap sehat, hal yang perlu diperhatikan dan dijaga, menurut
sementara ulama, disebutkan, ada sepuluh hal, yaitu: dalam hal
makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual,
keinginan-keinginan nafsu, keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota
badan.
Artinya:
maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya ...
(QS. ‘Abasa : 24 )
3
Kesehatan dan kdokteran 2 hlm.57
Dalam 27 kali pembicaraan tentang perintah makan, al-
Quran selalu menekankan dua sifat, yang halal dan thayyib, di
antaranya dalam (Q., s. al-Baqarat (2) 1168; al-Maidat (s) : 88;
al-Anfal (8) : 9; al-Nahl ( 16) : 1 14), antara lain disebutkan :
Artinya:
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan
baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata
bagimu. ( QS.Al-Baqarah 2 : 168).
Artinya:
Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu
sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada
Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. al-Maidah 5 : 88)
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah
diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika
karnu hanya kepada-Nya saja menyembah.
(QS. Al-Nahl 16 : 114 )
Allah menjelaskan bahwa yang dihalalkan adaiah makanan yang
baik-baik (al-Thayyibat), di antaranya dijelaskan dalam ayat :
Artinya ;
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi
(tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh
mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar,
dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan
mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan
membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya,
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang
yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-
orang beruntung. (QS. Al-A'raf 7 :157)4
Menurut syariat Islam, kehalalan suatu jenis makanan atau
minuman ditentukan oleh 4 hal, yaitu dari segi zat, sifat, cara
perolehan, dan akibat yang ditimbulkan jika
mengkonsumsinya. Sebagian uiama menyatakan: Tiga yang
pertama termasuk kategori halal, dan yang terakhir
dikategorikan thayyib. Halal, berdasarkan ketentuansyar'i.
Menurut Quraish Shihab, makanan thayyib adaiah
makanan yang baik dan bergizi. Makanan yang thayyib ini juga
bisa dilihat dari segi kebersihan, rasa, dan cara menyajikannya.
Menurut ahli gizi, pada umumnya jenis makanan dan minuman
yang halal menurut agama Islam termasuk pula yang bersifat
baik menurut pertimbangan Simian.5
4
ibid hlm.58-60
Nabi SAW bersabda : Makan, minum, berpakaian, dan
bersedekahlah kalian dengan tidak berlebihan dan
membanggakan diri.... (HR al-Bukhari, Ibn Majah, Ahmad)
5
ibid hlm. 61
Efek positif pola makan tidak berlebihan akan menjadikan
badan selalu tetap segar dan sehat, sebagaimana tercatat dalam
sejarah Islam, Nabi pernah menolak kiriman tabib sebagai
hadiah, karena tidak diperlukan, Nabi berkata: "Kami tidak
perlu seorang dokter, (rahasianya) karena umat Islam tidak
makan sebelum lapar dan jika makan tidak sampai kenyang".
Pernyataan Nabi ini sejalan dengan pernyataan Nabi yang lain :
Artinya:
"Seorang mukmin makan dengan satu lambung dan orang
kafir makan dengan 7 lambung." (HR Bukhari dan Muslim).
Artinya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepadapara ibu
dengan cara yang ma'ruf. (QS.Al-Baqarah: 233)
Dalam ayat lain dinyatakan:
Berdasarkan ayat dia atas, agar pihak ibu dan anak sehat
seharusnya menyusui anak hingga usianya 2 tahun. AST adalah
makanan penting dan pokok, bahkan semua manusia pernah
sangat tergantung pada keberadaannya, terutama setelah
kelahiran sampai usia 2 (dua) tahun. Menurut kalangan ahli
medis, pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai 2 tahun merupakan
suatu upaya meningkatkan kualitas jasmani dan intelektual anak,
karena mengandung Protein Taurin dan asam lemak
dichosahexaeonoic vlcidyang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan sel otak bayi. Di samping mengandung gizi yang
tinggi, ASI juga mempunyai kemampuan untuk membantu
pertumbuhan dan menghalangi terjadinya infeksi saluran
pencernaan bayi.
6
ibid hlm.67
disirami tubuhnya dengan air karena sedang kepayahan
berpuasa, Nabi menegaskan lebih baik berbuka bagi yang
menjalani perjalanan jauh.
Artinya:
Artinya:
Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu
beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang
(supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnyapada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang mendengar. (QS. Yunus: 67)
Keteraturan tidur dan berjaga diatur secara proporsional,
masing-masing anggota tubuh memiliki hak yang mesti dipenuhi.
Nabi berkata:
Artinya
"Tidur dan berdirilah, bahwa badanmu ada hak, dan
ucapannya: Aku tidur dan bangun. " (HR Bukhari dan Muslim).
Artinya:
Dari 'Aisyat dan dari Anas, bahwa Rasulullah saw
berkata: ”Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian"
(HR Muslim)
c. Olahraga sebagai Upaya Menjaga Kesehatan
Aktivitas terpenting untuk menjaga kesehatan dalam ilmu
kesehatan adalah melalui kegiatan berolahraga. Kata olahraga
atau sport (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Latin
Disportorea atau deportore, dalam bahasa Itali disebut
'deporte' yang berarti penyenangan, pemeliharaan atau
menghibur untuk bergembira. Olahraga atau sport dirumuskan
sebagai kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil
memelihara jasmaniah. Tujuan utama olahraga adalah untuk
mempertinggi kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga otot,
keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-rungsi alat tubuh,
dan daya ekspresif serta daya kreatif. Dengan melakukan
olahraga secara bertahap, teratur, dan cukup akan
meningkatkan dan memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan
dan menyehatkan tubuh. Dengan kesegaran jasmani seseorang
akan mampu beraktivitas dengan baik.
Artinya:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat
untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain
mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. Apa saja yang kamu najkahkanpadajalan Allah
niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak
akan dianiaya (dirugikan). (QS.Al-Anfal : 60)
Artinya :
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin : “Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu... (QS. Al-Ahzab : 59)
Artinya:
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya,
dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dadanya, ... (QS. An-Nur : 31)
Artinya :
Dari Abi Hurairat ra. Rasulullah saw bersabda: " Siapa yang
beriman kepada Allah dam hari akhir dari kalangan laki-laki
umatkujangalah masuk kepemandian umum ( kolam renang)
kecuali dengan mengenakan kain penutup (pakaian), dan wanita
yang beriman kepada Allah dan hari akhir dari umatku jangan
masuk kepemandian umum. (HR Ahmad)
Artinya:
Rasulullah SAW bersabda: Seorang laki-laki tidak
boleh melihat aurat laki-laki yang lain, seorang wanita tidak
boleh melihat aurat wanita yang lain, dan seorang laki-laki
tidak boleh dalam safu se/imut dengan laki-laki lain, dan
seorang wanita tidak boleh dalam satu se/imuf dengan
wanita lain" (HR. Muslim, al-Turmudzi, dan Ahmad)
Artinya:
... dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,...
(QS.Al-Baqarah:195).
Artinya :
Dari 'Alira., dari Nabi saw, beliau berkata: "Kunci
shalat adalah bersuci" (HR Ibnu Majah, al-Turmudzi,
Ahmad, dan al-Darimi)
4)
Ibid hlm.73-80
Dalam ayat lain ditegaskan Allah memuji seorang laki-
laki di masjid Quba', Allah berfirman :
Artinya:
DariJabir, Rasulullah saw. bersabda: "Air zamzam
tergantung (keperluan) orang yang meminumnya".
(HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Artinya:
Dari 'Aisyat ra., dari Nabi saw: Siwak menyucikan mulut
dan diridhai Tuhan. (HR.Bukhari)
Bahkan, demikian keutamaan siwak kendati pun dalam
keadaan sedang berpuasa tetap dilakukan, Nabi melakukannya
saat berpuasa. Secara khusus dinyatakan bahwa bersiwak itu
dapat membuat' seseorang akan lebih percaya din saat
berkomunikasi dengan orang lain, sebagaimana dinyatakan
dalam hadits Nabi:
Artinya:
"Apakah orang ini tidak punya sesuatu untuk menyuci
pakaiannya" (HR Abu Dawud)
Artinya :
Dari Aisyah ra. la berkata. Rasulullah sau;. berkata:
"Ada sepuluh macam termasuk dalam kesucian, yaitu
menggunting kumis, memelihara jenggot, siwak,
membersihkan hidung, memotong kuku, membersihkan jari-
jari tangan dan kaki, mencabut bulu ketiak, mencukur
rambut sekitar kemaluan, dan beristinja (HR. Muslim).
4. Shalat.
Shalat diwajibkan bagi setiap muslim yang sudah baligh
yakni, usia dimana tegak tubuh dan perkembangan sempurna
sudah terjadi. Pada setiap rakaat, ia dituntut berdiri, ruku' dan
sujud; penuh konsentrasi.
5. Puasa.
Puasa selama kurang lebih 16 jam setiap hari memberikan
kesempatan beristirahat kepada sistem pencemaan tubuh dari
proses mencerna makanan, minum dan merokok. Sekaligus
memberikan kesempatan kepada sel-sel dan jaringan tubuh
untuk memperbaharui diri setelah terpakai selama 11 butan
penuh.
Selama lebih dari lima puluh lahun. Dr. Abdul Wahab Moro
mengasuh rubrik kesehatan pada sebuah rnajalah medis
berbahasa Inggris. Pada pertengahan bulan Ramadhan, rnajalah
itu memuat berita bahwa ia telah melakukan dua kali operasi
bedah pada kasus obstruksi usus. la pun mengajukan kesimpulan
bahwa puasa sebagai penyebab penyumbatan tersebut. Para ahli
bedah inggris menanggapi berita itu dengan serius dan
bergairah. Namun sebelum itu tidak ada keberanian untuk
menyanggah bahwa saat bulan puasa tidak terjadi pertambahan
pengendapan saluran pencernaan. Sebab, pada penyakit yang
berkaitan dengan gangguan saluran pencernaan, telah demikian
jelas cara mengatasinya, yakni melarang pasien dari
memasukkan sesuatu melalui mulutnya, sehingga saluaran
pencernaan itu dapat bekerja pada pola yang teratur alamiah
seperti kentut dan pengeluaran keringat. Dalam hal ini, para
dokter bedah menyuruh pasien untuk berpuasa sampai masa
krisis terlewati.
Allah berfirman :
5. Keharaman arak
6. Keharaman zina
9. Keharaman narkotik.
10. Merokok
"Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan." (QS.Al-Baqarah: 195).
http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Kesehatan1.html
KESEHATAN
KESEHATAN MENTAL
Nabi Saw. juga mengisyaratkan bahwa ada keluhan fisik
yang terjadi karena gangguan mental. Seseorang datang
mengeluhkan penyakit perut yang diderita saudaranya setelah
diberi obat berkali-kali, tetapi tidak kunjung sembuh dinyatakan
oleh Nabi Saw. bahwa, "Perut saudaramu berbohong" (HR Bukhari).
Al-Quran Al-Karim memang banyak berbicara tentang
penyakit jiwa. Mereka yang lemah iman dinilai oleh Al-Quran
sebagai orang yang memiliki penyakit di dalam dadanya.
Oleh:
Selamat RIYADI
ABSTRAK
A. Pendahuluan
Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan (habl min Allah), tetapi juga mengatur hubungan manusia
dengan manusia (habl min al-nas) yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia, seperti sosial, budaya, politik, hukum, ekonomi,
ketatanegaraan, lingkungan, kesehatan, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Secara konseptual dan filosofis, Islam sesungguhnya
telah menuntun dan mengatur agar umat manusia pada jalan untuk
mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bathin,
dunia dan akhirat, serta mengakomidir seluruh nilai-nilai positif
yang ada dalam segenap aspek kehidupan yang diperlukan manusia,
termasuk kesehatan, keselamatan, dan keamanan. Namun, pada
realitasnya masih banyak terlihat berbagai persoalan yang ada di
masyarakat belum terselesaikan dengan aturan dan tuntunan akan
kebenaran dan kebaikan yang ada dalam agama.