Anda di halaman 1dari 5

KEKUASAAN KEHAKIMAN PADA MASA KOLONIAL BELANDA

Pada saat masa kolonial diindonesia memiliki 4 badan peradilan yang dalam Bahasa belanda disebut
dengan rechtspraaken . rechtspraaken terdiri dari 1:

1. Peradilan Gubernemen (Gouvernements rechtpraak) yang terdapat di seluruh hindia


belanda.peradilan ini terdiri dari dua bagian peradilan yaitu peradilan sipil dan peradilan
militer.peradilan sipil terdiri dari 4 kamar yaitu :
1) Landgreceht adalah pengadilan umum yang dimana berlaku untuk semua golongan
pada saat masa kolonial.
2) Inlandsche Rechtspraak atau Peradilan Pribumi, merupakan pengadilan yang
dilaksanakan oleh dua hakim yakni hakim eropa dan hakim Indonesia ,namun
menggunakan tata hukum adat yang telah disetujui direktur kehakiman
dibatavia.peradilan ini berwenang mengadili orang-orang pribumi yang berdomisilii
didaerah peradilan,yang dijadikan tergugat dan tersangka.Namun,dalam peradilan
ini pihak penggugat boleh saja bukan penduduk pribumi melainkan orang eropa
yang merasa dirugikan.
3) Europeesche Rechtspraak (Pengadilan Eropa) pada prinsipnya berlaku hanya untuk
kelompok-kelompok Eropa, susunan peradilan ini pada tingkat banding dikenal
dengan Raad van Justitutie dan tingkat kasasi berupa Hoog Gerechtshof van
Nederlandsche Indie.
4) Peradilan agama,peradilan ini hanya mengadili masalah agama islam.peradilan jenis
ini terdapat di berbagai wilayah hindia belanda misal di jawa dan madura yaitu
Priesterraad dan Hof voor Islamictische Zaken , Di Banjarmasin dan Hoeloe Soengai
berupa Qadi sedangkan di daerah lain seperti Palembang, Jambi, Pontianak, Ternate,
Ambon, Makasar dan lain-lain, disesuaikan dengan sebutan yang dikenal di
daerahnya masing-masing, Namun pada umumnya menggunakan sebutan Qadi.
Peradilan yang masih termasuk dengan peradilan Gubernemen (Gouvernements rechtpraak)
yaitu peradilan militer yang terdiri dari 3 bagian peradilan yaitu :
1) Krijgsraad adalah peradilan militer yang mempunyai kuasa dan wewenang mengadili
perkara militer berpangkat kapten kebawah.pengadilan militer ini terdapat di
daerah cimahi,makasar dan padang.
2) Zeekrijgsraad merupakan peradilan militer yang fungsinya hamper mirip dengan
Krijgsraad.perbedaan dari kedua peradilan ini adalah zeekrijgsraad diadakan diatas
kapal perang.
3) Hoog Militair Gerehtshof adalah peradilan militer tertinggi pada masa colonial
belanda. Kewenangan dari peradilan ini adalah memeriksa perkara tingkat banding
dari Krijgsraad dan Zeekrijgsraad, dan merupakan peradilan yang menangani kasus
dari tingkat militer yang berpangkat perwira keatas.peradilan ini pada masa kolonial
OOhanya terdapat di Batavia.
2. Peradilan Adat
Peradilan adat dan peradilan gubernurmen dibentuk atas dasar hukum yang sama yaitu
Pasal 130 Indische Staatregering (IS) atau Undang-undang Dasar Hindia Belanda.Namun ,
kedua peradilan ini memiliki perbedaan yang mendasar yaitu peradilan gubernurmen
melaksanakan fungsinya dalam peradilan atas nama raja atau ratu belanda ,sedangkan
peradilan adat tidak menetapkan hukum atas nama raja atau ratu belanda. 2 walaupun
1
Dr. Bahder Johan Nasution. “Sejarah perkembangan kekuasaan kehakiman di Indonesia” Jurnal Inovatif,
Vol.7 No.3, (2014) 15
2
ibid.,hlm 17
demikian pemerintah kolonial belanda memiliki pengaruh yang cukup besar dalami
pengaturan dan pengangkatan hakim-hakim badan Peradilan adat. Pada mulanya peradilan
adat ini tidak diatur oleh pemerintah hindia belanda,Namun setelah ada kebijakan Staatblad
1932 Nomor 80 yang mengatur tentang susunan dan kedudukan, kekuasaan mengadili,
hukum materil dan hukum acara badan Peradilan Adat. Disamping itu diberi kewenangan
kepada Residen untuk menyusun peraturan pelaksanaannya 3.

Peradilan adat jika dilihat dari sudut pandang kedudukan dan tingkatanya,terdiri dari
3 tingkatan pengadilan yang biasa disebut dengan
1) Pengadilan tingkat Desa ( Rapat )
Pengadilan desa hanya mengurusi urusan-urusan kecil yang dilakukan oleh warga
persekutuan adat setempat.
2) Pengadilan tingkat Rendah ( Kleine Rapat )
Kleine Rapat mengadili unsur-unsur kecil yang dilakukan oleh orang pribumi bukan
penduduk setempat.
3) Pengadilan Tingkat Tinggi ( Groote Rapat )
Groote Rapat adalah pengadilan tingkat banding kedua jenis pengadilan tersebut
dan juga menjadi pengadilan pertama apabila didaerah tersebut tidak terdapat
pengadilan desa atau pengadilan tingkat rendah.

Namun dalam prakteknya peradilan diatas bukanlah peradilan yang bebas


dan merdeka karena residen mempunyai kewenangan untuk membatalkan putusan
pengadilan adat atau memerintahkan pemeriksaan Kembali hakim yang ditunjuk
oleh hakim yang ditunjuk residen.

Yuridiksi peradilan adat diatur dalam Staatblad tahun 1932 No.80 yaitu :

1) Pengadilan Adat berwenang mengadili perkara yang terjadi di wilayah kekuasaan


Badan Peradilan Adat.
2) Semua orang pribumi dari mana pun asalnya dapat menjadi terdakwa atau pun
tergugat.
3) Semua golongan penduduk dapat menjadi penggugat
Dalam suatu peradilan adat Residen mempunyai kuasa yang sangat besar
karena residen dapat menetapkan bahwa seseorang tidak termasuk ke dalam
yuridiksi peradilan adat setempat danperadilan adat tidak berwenang mengadili
tindak kejahatan yang menyangkut keamanan dan ketertiban. Terhukum dalam
Peradilan Adat dapat meminta grasi, amnesti dan abolisi kepada Gubernur Jenderal
Hindia Belanda. Peradilan adat dapat ditemukan di beberapa wilayah sebagai
berikut :
1) Onderafdeeling Padanglawas, Afdeelingen Bataklanden dan Nias kecuali
BatoeEilanden (Residentie Tapanoeli)
2) Onderafdeeling Mentawai-Eilanden dan Distrik Kerinci (Residentie Sumatra’s
Weskust
3) Residentie Bengkoelen, kecuali ibukotanya.
4) Residentie Palembang, kecuali ibukotanya.
5) Bekas kesultanan Riau-Lingga (Residentie Riow en Onderhoorigheden)

3
Ridham Priskap. “Sejarah Perkembangan Kekuasaan Kehakiman di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi ,Vol.20,No.1 (2020) 320
6) Onderafdeelingen Boven-Mahakam dan Pasir (Residentie Zuider en Ooster Afdeeling
van Borneo)
7) Bekas kerajaan Gorontalo (Resindetie Manado)
8) Adatgemeenschapeen Gatarang-Matinggi, Kidnang, Laikang, Wanora Waro
(Residentie Celebes en Onderhoorighheden)
9) Taoen, Nila en Seroea-eilanden; Laboeha. Obi, Kekik en Lewin eilanden (Residentie
Molukken)
10) Afdeeling Groot-Aceh dan Onderafdeeling Singkel (Residentie Atjeh en
Onderhoorigheden
11) Onderafdeeling Boven-Kapoeas dan Semitaoe dan Distrik Pinohlanden dan Meliaoe
(Residentie Westerafdeeling van Borneo)
12) Afdeeling Lombok (Residentie Bali en Lombok)4
3. Peradilan swapraja
Peradilan swapraja terdapat di kadipaten pakoe alaman dan swapraja Pontianak.
Peradilan swapraja keberadaanya diakui oleh pemerintah hindia belanda melalui
zelfbestuurs Regelen 1938 dan juga lange contact masing-masing swapraja. Peradilan ini ada
di jawa , madura dan daerah seberang . Mengenai susunan pelaksanaan dan kedudukan
badan peradilan swapraja ditetapkan oleh residen setempat setelah berkonsultansi dengan
swapraja yang bersangkutan dan setelah disetujui oleh Departemen Van Justitie. 5
Di pulau jawa dan madura peradilan swapraja terbatas hanya untuk mengadili
kerabat raja yang sedarah atau semenda sampai sepupu keempat para pegawai tinggi
swapraja dalam posisi sebagai tergugat. Di luar jawa dan madura kewenangan peradilan ini
terbatas untuk mengadli kaula sendiri.
Menurut Soetoprawiro3 badan-badan Peradilan Swapraja yang dibentuk di Jawa dan
Madura terdapat di Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang dibentuk berdasarkan pada
ketentuan Rijksblad 1927 Nomor 35, di Kesunanan Soerakarta Hadiningrat dibentuk
berdasarkan Rijksblad 1930 Nomor 6 dan Kadipaten Mangkunegara berdasarkan Rijksblad
1917 Nomor 22. Peradilan Swapradja di Kasultanan Ngayogyakarta meliputi :
1) Peradilan Surambi
Peradilan surambi merupakan peradilan agama yang diketuai oleh seorang penghulu
hakim (Hoofdpenghoeloe) yang dipilih sebagai hakim tunggal.perkara yang ditangani
pengadilan ini adalah tentang nikah,talak, dan waris bagi kerabat sultan serta
rapak.Dalam peradilan surambi dapat meminta banding kepada patih kemudian
dilanjutkan pada sultan karena kedudukan sultan sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi.
2) Pengadilan keraton daerah dalem
Merupakan pengadilan majelis yang terdiri dari seorang ketua dan dua orang
anggota,dan dibantu oleh seorang panitera,jaksa dan seorang penghulu.pengadilan
ini berwenang dalam mengurusi perkara pidana yang sejenis dengan
Landsgerecht.untuk masalah perkara perdata pengadilan ini dapat mengadili semua
perkara yang tidak ditangani oleh surambi atau sultan sendir.lalu untuk mengajukan
banding atas putusan dalam pengadilan keraton dalem adlaah dengan meminta
pada sultan.

3) Pengadilan oleh sultan

4
Ibid.,hlm 18
5
Ibid.,hlm 19
Pengadilan yang dilakukan ooleh sultan merupakan pengadilan pada tingkat
pertama dan terakhir semua Tindakan pidana yang dilakukan oleh pangeran pati dan
keluarganya.masalah perdata sultan mengadilinya selagi berada dikewenangan yang
tidak berada dalam kewenangan peradilan surambi.

Selanjutnya Kekuasaan dan wewenang yang dimiliki peradilan swapraja dalam


kasunanan soerakarta hadiningrat meliputi :

a) Peradilan pradata
Merupakan peradilan yang dijalankan oleh seorang hakim tunggal dan
seorang panitera.peraddilan pradata memiliki wewenang yang sama dengan
pengadilan landsgerecht
b) Peradilan surambi
Peradilan surambi merupakan peradilan agama yang dilaksanakan oleh
seorang wedana yogaswara (pejabat agama dalam kasunanan soerakarta)
sebagai hakim tunggal.peradilan surambi memiliki wewenang dalam
mengadili perkara nikah,talak,rujuk dan waris.banding atas putusan dalam
peradilan ini diminta pada peradilan pranata gede.
c) Peradilan perdata gede
Merupakan peradilan tertinggi dlam kasunanan soerakarta dengan sis tem
majelis .peradilan ini dijalankan oleh seorang hakim ketua dan dua orang
hakim anggota.Pejabat lainya adalah seorang pengacara dan seorang
penghulu. Semua pejabat dalam peradilan perdata gede diangkat oleh
patih.peradilan ini memiliki wewenang dalam kasus perdata dan pidana.

Hamper mirip dengan kasultanan Yogyakarta hadiningrat dan kasunanan soerakarta


hadiningrat.peradilan swapraja dalam kadipaten mangkoenegaraan meliputi :

a) Peradilan surambi
Merupakan sebuah peradilan agama dengan system majelis.dijalankan oleh
seorang hakim ketua adalah penghulu hakim dengan dibantu oleh dua orang
khatib sebagai hakim anggota.pengadilan ini berwenang dalam mengangani
perkara nikah,talak,rujuk dan waris.apabila mengajukan banding putusan
peradilan ini diminta kepada peradilan perdata.
b) Peradilan pradata
Peradilan pradata adalah pengadilan dengan system majelis yang diketuai
oleh seorang patih dengan dibantu oleh sejumlah panitera,ditambah jaksa
dan penghulu.pengadilan ini berwenang mengadili semua perkara perdata
dan pidana yang bukan wewenang peradilan surambi.

4. Peradilan desa
Jika dilihat dari prakteknya peradilan desa memiliki 2 jenis yaitu Peradilan Desa yang
merupakan bagian dari Badan Peradilan Gubernemen dan Peradilan Desa yang berdiri
sendiri.pengadilan desa hanya berwenang mengadili menurut hukum adat setempat dan
tidak boleh menjatuhi hukuman.Putusannya berupa permintaan maaf, perdamaian,
pengembalian keseimbangan, dan lain-lain.apabila dalam peradilan desa pihak tidak merasa
puas dengan putusanya maka perkara akan dibawa keperadilan gubernurmen.Hakim dalam
peradilan gubernurmen tidak terikat dengan hasil putusan peradilan desa.Namun akan
memperhatikan dengan sungguh-sungguh putusan dari peradilan desa.
Peradilan desa terdapat di Gubernemen Jogyakarta, Onderafdeeling Mandailing en
Natal (Residentie Tapanuli) dan Minangkabau (Residentie Soematera’s Westkust), Residentie
Lampungsche Districten, Bangka en Biliton, Afdeelingen Banjarmasin dan Hoeloe Sungai
(Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo), Onderafdeeling Minahasa, Residentie
Manado serta sejumlah desa di Afdeeling Ambina (Residentie Molukken).Biasanya peradilan
desa itu berupa rapat desa yang ketuai oleh kepala desa.

Anda mungkin juga menyukai