PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa bahan alam termasuk produk murni dari alam yang meliputi seluruh
organisme yang belum mengalami proses pengolahan. Bagian dari suatu organisme
dan ekstrak dari suatu bagian organisme termasuk senyawa murni yang diisolasi dari
tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Senyawa-senyawa kimia hasil metabolisme
suatu organisme hidup yang terdiri atas metabolit primer dan metabolit sekunder.
Sebenarnya, senyawa kimia yang sering dijumpai seperti karbohidrat, lipid, vitamin
dan asam nukleat termasuk dalam bahan alam. Salah satu jenis bahan alam yakni
Jeruk (Citrus sp) termasuk salah satu tanaman buah yang banyak ditanam oleh
tebal. Tanaman lemo cuco (Citrus macroptera montrouz) berasal dari Asia Timur,
Asia Tenggara dan Indonesia. Lemo cuco (Citrus macroptera montrouz) memiliki
banyak manfaat diantaranya air perasan daging buah lemo cuco dapat digunakan
sebagai obat batuk, obat kulit dan antiseptic (Dhavesia, 2017: 3). Tanaman ini berasal
dari genus Citrus yang menghasilkan minyak atsiri. Kandungan minyak atsiri yang
terdapat di kulit buah lemo cuco (Citrus macroptera montrouz) mampu menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus dan E. Coli. Minyak atsiri apat diekstrak melalui
1
2
dipisahkan dari sitoplasma dan ada pula yang disimpan dalam bentuk senyawa tidak
aktif. Senyawa metabolit sekunder yang disimpan dalam bentuk tidak aktif akan
terikat secara kimia dengan senyawa-senyawa lain seperti gula, garam dan protein
sehingga tidak berbahaya bagi tumbuhan penghasilnya. Selain itu, ada pula senyawa
metabolit sekunder yang tidak terikat dengan senyawa lain. Senyawa yang seperti ini
biasanya tersimpan utuh pada jaringan tertentu misalnya tersimpan dalam vakuola
pada jaringan muda. Senyawa metabolit sekunder memiliki struktur yang kompleks,
pengadukan pada suhu ruang disebut maserasi. Maserasi kinetik berarti dilakukan
pengadukan yang kontinyu atau terus menerus. Remaserasi yang berarti dilakukan
termasuk ke dalam ilmu kimia pemisahan, seperti yang terdapat pada QS. Al-
antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
Mengapakah mereka tiada juga beriman?”.
bahwa sesungguhnya langit dan bumi itu keduanya merupakan suatu objek yang
saling menyatu tanpa ada pemisah antara keduanya. Maka tidak ada hujan dari langit
dan tidak ada tanaman dari muka bumi. Kemudian Kami memisahkan keduanya
dengan kuasa Kami dan Kami turunkan hujan dari langit dan Kami keluarkan
tanaman dari dalam tanah, serta kami menjadikan segala sesuatu hidup dari air.
Apakah orang-orang yang ingkar itu tidak mau beriman, lalu mengimani apa yang
kuasaNya. Hubungan ayat diatas dengan percobaan ini adalah langit dan bumi
ekstraksi bahan alam metode maserasi dengan tujuan untuk mengekstraksi komponen
kimia bahan alam dari kulit buah lemo cuco (Citrus macroptera montrouz) dan
mengetahui kadar ekstrak kental kulit buah lemo cuco (Citrus macroptera montrouz)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengekstraksi komponen kimia bahan alam dari kulit buah
2. Berapa kadar ekstrak kental dari kulit buah lemo cuco (Citrus macroptera
montrouz)
4
C. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui cara mengekstraksi komponen kimia bahan alam dari kulit buah
2. Mengetahui kadar ekstrak kental dari kulit buah lemo cuco (Citrus
macroptera montrouz)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ketinggian 400 meter diatas permukaan laut. Lemo cuco (Citrus macroptera
montrouz) adalah salah satu jenis jeruk yang dapat dijumpai pada wilayah suku
Bugis khususnya di daerah Sinjai, Luwu dan Bone. Lemo cuco ini termasuk jenis
jeruk yang morfologinya menyerupai jeruk lemon (Citrus limon L). Jeruk ini
memiliki aroma yang khas sehingga biasa digunakan untuk masakan terutama
dimanfaatkan untuk memberikan aroma, pereda batuk serta sebagai penghilang bau
Kingdom : Plantae
Divisi : Spematophyta
Kelas : Dicotyledonae
6
7
Bangsa : Rutales
Suku : Rutaceae
Marga : Citrus
Morfologi dari Citrus sp. dengan buah yang jorong atau memanjang, pada
ujung buah terdapat penonjolan yang jelas, memiliki biji kecil. Jeruk memiliki buah
yang jorong atau memanjang pada ujung buah terdapat penonjolan yang jelas dan
memiliki biji yang kecil. Kulit jeruk tersusun atas bagian epidermis, flavedo, kelenjar
minyak, dan bagian paling dalam ikatan pembuluh. Bagian segmen-segmen jeruk
terdiri dari dinding segmen, rongga cairan dan biji jeruk. Buah jeruk berbentuk bulat
sampai bundar, ukurnya kecil, kulit buahnya tidak rata, rasa asam dan berbau sedap.
Sedangkan core jeruk adalah bagian tengah yang terdiri dari ikatan pembuluh dan
jaringan parenkim. Pembuatan produk minuman sari buah jeruk, akan menghasilkan
limbah yang berupa kulit jeruk, ampas dan biji jeruk (Mujaizah, 2019: 11).
Lemo cuco termasuk salah satu jenis jeruk dari suku Rutaceae dan berada
dalam spesies Citrus sp. yang biasa digunakan masyarakat umum sebagai pemberi
aroma dan penghilang bau amis pada ikan dan daging. Komponen pada lemo cuco
pada bagian flavedo merupakan bagian yang memberikan warna kuning pada kulit
buah dan terdapat karoten dan gland yang mengandung minyak jeruk. Bagian dari
albedo mempunyai lapisan yang tebal, putih dan seperti spons sedangkan endocarp
Minyak atsiri daun jeruk hasil penyulingan uap dan air dilaporkan
asetat, dan geranil asetat, sedangkan minyak daun jeruk purut yang diperoleh dengan
8
dengan pelarut etanol 70% memiliki efektifitas yang lebih tinggi terhadap uji
asetat dan minyak kulit buah jeruk purut lebih berpotensi terhadap Staphylococus
Kulit buah jeruk mengandung minyak atsiri yang banyak dimanfaatkan oleh
industri kimia parfum, menambah aroma jeruk pada minuman dan makanan, serta di
bidang kesehatan digunakan sebagai antioksidan dan antikanker. Kulit jeruk ini
yang berbeda. Senyawa aktif pada lemo cuco seperti flavoniod, karotenoid, limonoid
dan mineral sangat penting bagi kesehatan. Kulit jeruk dapat diekstrak minyak
dan sterol. Minyak jeruk purut terdiri dari berbagai macam komponen zat penyusun
yang memiliki titik didih berbeda dan sifat yang tidak stabil atau mudah menguap.
Mudah teroksidasi oleh panas, udara kelembaban, dikatalis oleh cahaya dan beberapa
metabolit sekunder digunakan sebagai zat warna, racun, aroma makanan dan obat
tradisional pada kehidupan sehari-hari. Senyawa metabolit yang tidak esensial bagi
9
pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda
antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan
senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa
metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom.
Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau
metabolit primer yang umumnya diproduksi oleh organisme yang berguna untuk
pertahanan diri dari lingkungan maupun dari serangan organisme lain. Sedangkan
metabolit primer. Hasil metabolit sekunder dari spons merupakan produk alam yang
potensial sebagai bahan baku obat. Perbedaan kondisi lingkungan seperti tingginya
kekuatan ionik pada air laut, intensitas cahaya yang kecil (Murniasih, 2003: 27-33).
dalam pertumbuhan dan kehidupan organisme dan disintesis dari suatu metabolit
adanya keragaman kimia yang sangat besar dimana setiap organisme memiliki
telah dianggap sebagai produk limbah selama pengetahuan tentang peran metabolit
Menurut Ilyas (2013: 5), beberapa fungsi utama dari metabolit sekunder
antara lain:
10
berat kering.
primer, enzim, kofaktor, energi dan nitrogen. Gen yang terlibat dalam metabolisme
terjadinya mutasi dan seleksi alam untuk memperbaiki sifat-sifat baru yang
dalam berbagai metode antara lain berdasarkan karakteristik kimia, sumber bahan
1. Fenolik
karakteristik utamanya adalah adanya cincin aromatik yang memiliki gugus hidroksil.
asam, karena sifat gugus hidroksil yang mudah melepaskan diri, memiliki
2. Flavanoid
Flavanoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol mempunyai sifat
berkerja sebagai antibakteri dengan cara menghambat sintesis asam nukleat bakteri
atom karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6 (dua cincin aromatik yang
terhubung oleh tiga karbon yang tidak dapat membentuk cincin ketiga). Gugus
hidroksil (-OH) hampir selalu terdapat dalam flavonoid berupa tempat menempelnya
bersifat basa dan mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam
gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid kebanyakan berbentuk kristal
tetapi hanya sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar. Alkaloid dapat dijumpai
12
pada bagian daun, ranting, biji dan kulit batang. Alkaloid mempunyai efek dalam
bidang kesehatan berupa pemicu sistem saraf, menaikkan tekanan darah, mengurangi
sebagai salah satu diantara golongan senyawa metabolit sekunder yang memberi nilai
pengobatan pada suatu tumbuhan. Steroid termasuk terpenoid lipid yang dikenal
dengan empat cincin kerangka dasar karbon yang menyatu. Struktur senyawanya pun
cukup beragam. Perbedaan disebabkan karena adanya gugus fungsi teroksidasi yang
5. Saponin
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks dengan berat molekul tinggi
yang dihasilkan oleh tanaman, hewan laut tingkat rendah dan beberapa bakteri.
Saponin dapat larut dalam air namun tidak larut dalam eter. Sifat khas dari saponin
yaitu terasa pahit, berbusa dalam air, beracun pada binatang berdarah dingin.
13
6. Terpenoid
Terpenoid merupakan komponen tumbuhan yang memiliki aroma dan dapat
diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan. Senyawa terpenoid terdiri dari
kerangka karbon 2 atau lebih unit karbon disebut isopren. Fraksi hasil penelitian yang
mudah menguap terdiri dari golongan terpenoid yang mengandung 10 atom karbon.
Sedangkan fraksi yang mempunyai titik didih tinggi biasanya terdiri dari terpenoid
yang mengandung 15 atom karbon. Susunan kepala dan ekor dari struktur terpenoid
disebut kaidah isopren. Kaidah ini merupakan ciri khas dari sebagian terpenoid
C. Jenis-jenis Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Dengan
pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia
14
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Hal yang penting dalam
teknologi farmasi adalah cara mengekstraksi. Jenis ekstraksi dan cairan mana yang
penyari yang baik harus memenuhi kriteria antara lain : murah dan mudah di peroleh,
stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah
terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki, tidak
Menurut Idraswari (2008: 5-7), beberapa metode penyarian antara lain sebagai
berikut:
1. Maserasi
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif
dan zat aktif akan. Simplisia yang akan diekstraksi ditempatkan pada wadah atau
bejana yang bermulut lebar bersama larutan penyari yang telah ditetapkan, bejana
terlindung dari cahaya langsung (mencegah reaksi yang dikatalisis oleh cahaya atau
perubahan warna). Waktu maserasi pada umumnya 5 hari, setelah waktu tersebut
keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan luar sel
ekstraksi lebih cepat dalam cairan. Keadaan diam selama maserasi menyebabkan
2. Perkolasi
penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi adalah serbuk
simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawah diberi sekat
berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan
penyari akan melarutkan zat aktif dari sel–sel yang dilalui sampai mencapai keadaan
jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan
diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Alat yang
digunakan untuk perkolasi disebut perkolator. Bentuk perkolator ada tiga macam
berbentuk corong.
3. Sokhletasi
Prinsip kerja sokhlestasi diamana uap cairan penyari naik ke atas melalui pipa
samping, kemudian diembunkan kembali oleh pendingin tegak. Cairan turun ke labu
melalui tabung berisi serbuk simplisia. Adanya sifon, mengakibatkan seluruh cairan
akan kembali ke labu. Cara ini lebih menguntungkan karena uap panas tidak melalui
penyari yang baik harus memenuhi kriteria antara lain : murah dan mudah di peroleh,
stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah
terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki, tidak
D. Maserasi
dengan pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan
mempengaruhi ekstraksi antara lain waktu, suhu, jenis pelarut, perbandingan bahan
dan pelarut, dan ukuran partikel. Senyawa aktif saponin yang terkandung pada daun
bidara akan lebih banyak dihasilkan jika diekstraksi menggunakan pelarut metanol,
karena metanol bersifat polar sehingga akan lebih mudah larut dibandingkan pelarut
lain. Ekstraksi dengan metode maserasi memiliki kelebihan yaitu terjaminnya zat
aktif yang diekstrak tidak akan rusak. Saat proses perendaman bahan akan terjadi
pemecahan dinding sel dan membran sel yang diakibatkan oleh perbedaan tekanan
antara luar sel dengan bagian dalam sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam
sitoplasma akan pecah dan terlarut pada pelarut organik yang digunakan
prosesnya, namun dengan menggunakan suhu ruang memiliki kelemahan yaitu proses
dengan sempurna (Chairunnisa, 2019: 552). Proses ini sangat menguntungkan dalam
isolasi senyawa bahan alam karena selain murah dan mudah dilakukan, dengan
17
perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel
akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder
yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa
akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pelarut yang
kandungan sel akanlarut sesuai dengan kelarutannya. Pemilihan pelarut untuk proses
E. Pelarut Organik
Pelarut dapat menghambat aplikasi eplikasi enzim dalam pelarut yang baik
pelarut organik sebagai media reaksi yaitu sistem pelarut satu fase, sistem dua fase
dan sistem mikroakues. Sistem pelarut dengan penambahan pelarut yang larut dalam
air ke dalam sistem larutan penyangga, sehingga masih tetap membentuk pelarut satu
fase, tetapi mampu meningkatkan kelarutan substrat hidrofobik. Pelarut organik yang
sering digunakan pada sistem pelarut ini adalah aseton (CH 3COCH3), metanol
molekulnya. Pelarut organik dapat bersifat polar dan non polar bergantung pada
gugus kepolaran yang dimilikinya. Sebagian besar senyawa organik tidak larut
di dalam air, tetapi dapat larut di dalam pelarut-pelarut non polar, seperti eter
umumnya mempunyai titik didih dan titik lebur yang rendah. Reaksi dengan
18
zat itu sendiri, temperatur, dan pelarut yang dipakai (Sumardjo, 2008: 32).
Pelarut metanol merupakan pelarut terbaik yang bisa digunakan dalam proses
ekstraksi. Metanol dikenal sebagai pelarut universal. Gugus hidroksil dan metil pada
maupun nonpolar (Ramdani, dkk., 2017: 58). Proses pemecahan metanol dalam tubuh
dapat terjadi dengan cara oksidasi metanol menjadi formaldehid kemudian menjadi
asam format dan juga dapat langsung diekskresikan melalui urin atau dapat
dilanjutkan dengan proses oksidasi yang merubah metanol menjadi karbon dioksida
Jenis pelarut dalam ekstraksi dapat mempengaruhi perolehan kadar zat aktif
dari tumbuhan. Maka dari itu, pemakaian pelarut yang terbaik akan semakin
menggunakan pelarut metanol, etanol dan aseton karena ketiga pelarut ini bersifat
polar dan mudah larut dalam air. Metanol adalah senyawa kimia dengan rumus kimia
CH3OH yang merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfer,
metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah