Anda di halaman 1dari 16

SOAL KASUS INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT

1. Hasil survailens HAI`s yang dilakukan oleh IPCN RS Kasih Sayang pada tahun 2020
yaitu :

a. Terdapat angka Plebitis sebanyak 3 kejadian ( 5,7 ‰), dari hasil investigasi kejadian
phlebitis disebabkan karena tehnik aseptic tidak dilakukan dengan benar, hand
hygine dilakukan kalau diaudit, pencampuran obat masih dilakukan oleh perawat dan
dilakukan di nurse station. Penyimpanan obat tidak sesuai dengan suhu yang
dianjurkan, syringe masih dipakai 1 syringe /24 jam. revisi SPO sudah dilakukan
dan sudah disosialisasikan. Dari 3 kejadian terdapat 1 pasien yang mengalami
kecacatan karena jaringan sd nekrotik

b. 5 kejadian ISK sepanjang tahun 2020, dari hasil Investigasi yang dilakukan tidak
dilakukannya secara konsisten bundle ISK yang sudah ditetapkan oleh komite PPIRS,
dan posisi kantong urine sering ditemukan sejajar dengan kandung kemih dan kadang
menyentuh lantai, hasil kultur urine ada pertumbuhan kuman, sudah ada perubahan
SPO dan sudah diinfokan kepada unit terkait. Pasien mengeluh anyang-anyangan,
urine tampak keruh, ada febris.

c. Tahun 2020 angka kejadian IAD 7,5‰ , total pasien yang terjadi IAD dalam satu
tahun 12 kejadian , setiap bulannya ada 1 pasien yang terjadi IAD, 5 diantaranya
meninggal dengan sepsis, sudah tersedia SPO, sudah disosialisasikan, fasilitas
incubator tidak mencukupi karena jumlah pasien meningkat, ditemukan juga dokter
tidak konsisten menggunakan APD terutama googles dan apron saat melakukan
tindakan.

d. Kejadian IDO ditahun 2020 ada sebanyak 7 kasus, dari hasil investigasi penerapan
bundle tidak konsisten yaitu Pencukuran pada daerah operasi masih dilakukan pada
malam hari sebelum operasi, hasil investigasi bahwa SPO persiapan pasien operasi
sudah dilakukan revisi yaitu tentang pencukuran harus dilakukan 1 jam sebelum
operasi dengan menggunakan cliper, pemeriksaan guladarah tidak dilakukan. Dari 7
kejadian IDO, terdapat 1 kasus post operasi scoliosis yang mengalami perawatan
lama (1 bulan) dikarenakan luka sulit sembuh serta terbuka, hasil Laboratorium gula
darah : 275 gdl dan hasil kultur swab luka ditemukan kuman MRSA.
Dari investigasi lainnya ditemukan penggunaan alat laparoscopi ( Harmonic scapel)
yang harusnya digunakan hanya 1 kali tetapi digunakan lebih dari 4 kali atas
permintaan dokter dan proses dekontaminasi tidak dapat dilakukan secara maksimal,
kasus ini menyebabkan pasien harus dirawat lebih lama, sehingga hal ini dilaporkan
ke komite PPI untuk di diskusikan.

e. Tahun 2020 angka kejadian VAP 7,5‰ , total pasien yang terjadi VAP dalam satu
tahun ada : 6 dan 5 diantaranya mengalami lama hari rawat di ICU karena sulit
dilakukan penyapihan pada ventilator, sudah tersedia SPO pencegahan VAP
berdasarkan Bundles, sudah disosialisasikan, kepatuhan pelaksanaan bundles baru
mencapai 40% sedangkan target 80%, fasilitas untuk oral hygiene ( antiseptic belum
tersedia), perawat inkonsisten melakukan head up pada pasien dengan ventilator.
TK Risk Deskripsi Kejadian

1 Very low 0–5% – extremely unlikely or virtually impossible

Hampir mungkin tidak terjadi ( terjadi dalam lebih dari 5 tahun )

2 Low Jarang (Frekuensi 1-2 x /tahun)

6–30% – low but not impossible

Jarang tapi bukan tidak mungkin terjadi (terjadi dalam 2-5 tahun )

Medium Kadang (Frekuensi 3- 4 x/tahun)


3
31–70% – fairly likely to occur

Mungkin terjadi/bisa terjadi (dapat terjadi tiap 1-2 thn)

4 Hight Agak sering (Frekuensi 4-6 x/tahun)

71–95% – more likely to occur than not

Sangat mungkin (terjadi setiap bulan/beberapa kali dlm setahun)

5 Very hight Sering (Frekuensi > 6 – 12 x /tahun )

91–100% – almost certainly will occur

Hampir pasti akan terjadi (terjadi dalam minggu/bulan)

PROBABILITY/FREKUENSI
PENILAIAN DAMPAK KLINIS / KONSEKUENSI

TK RIKS DESKRIPSI DAMPAK

1 Minimal clinical Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil


2 Moderate clinical • Cedera ringan , mis luka lecet

• Dapat diatasi dng P3K

• kerugian keuangan sedang

3 Prolonged length • Cedera sedang, mis : luka robek


of stay
• Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis atau intelektual (reversibel ). Tdk
berhubungan dg penyakit

• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan

4 Temporer loss of • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh


function
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau intelektual (irreversibel), tdk
berhubungan dng penyakit yg mendasarinya

• Kerugian keuangan besar.

5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dg perjalanan penyakit

SISTEM YANG ADA

TK RISK Deskripsi Kegiatan


1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan

2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu dilaksanakan

3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak dilaksanakan

4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak dilaksanakan

5 None Tidak ada peraturan

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT

No issue Probabilitas Dampak System yg Ada Skore Rangking risiko


1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Resiko

ICRA HAIs

1 Plebitis 3 4 3 36 2

2 ISK 3 2 3 18 5

3 IAD 5 5 3 75 1

4 IDO 3 3 3 27 3

5 VAP 4 3 2 24 4
PLAN OF ACTION
PROGRESS / ANALISIS
EVALUASI
STRATEGI
TUJUAN KHUSUS

TUJUAN UMUM
PRIORITAS
SKOR
POTENSIAL
RISKO/MASALA
H
JNS
KELOMPOK
NO
1 IAD - 75 1 Menurunkan  Bundles HAIs - Optimalisasi Evaluasi  (18/11/2021)
angka IAD dari IAD bundles IAD pelaksanaan Kepala ruangan menginformasikan
7,5 ‰ menjadi terlaksana dengan cara : strategi akan kepada IPCN sudah
5,5 ‰ dilakukan dalam mengkomunikasikan dengan DPJP
80% - Menggunakan
waktu 1 bulan terkait pelaksanaan prosedur dan
 Sosialisasi pemakaian APD kemudian hasilnya tidak dilakukan
terkait yang sesuai
dengan - Berkomunikasi  (18/11/2021)
penggunaan dengan dokter IPCN lapor kepada ketua komite
APD terkait penerapan bahwa sosialisasi belum
terlaksana prosedur dilaksanakan oleh kepala ruang
- Memonitoring kepada DPJP
 Terlaksanany
a supervise penerapan
terkait bundles IAD
pelaksanaan - Memonitoring
Bundles IAD Kepatuhan Hand
Hygine
- Berkoordinasi
dengan Kepala
 (18/11/2021)
Ruangan terkait
IPCN membuat Tools Bundles
SOP bundles IAD IAD
- Sosialisasi
kembali kepada
DPJP untuk
konsistensi
dalam
penggunaan APD Evaluasi
Menurunkan Pelaksanaan  (18/11/2021)
angka Flebitis saat melakukan
Strategi akan Kepala ruangan
2 FLEBI 32 2 dari 5,7‰ tindakan menginformasikan kepada IPCN
dilakukan dalam
TIS invansive waktu 1 Bulan bahwa sudah
menjadi 3,5‰
- Melakukan kedepan. mengkomunikasikan dengan
supervisi terkait semau perawat diruangan
pelaksanaan
bundles IAD  (18/11/2021)
- Membuat tools IPCN melaporkan kepada Ketua
audit bundles IAD Komite bahwa Sosialisasi sudah
dilaksanakan.
- Mengadakan
pelatihan PPI
Dasar

- Optimalisasi
Bundles Flebitis
dengan Cara :
- Memperhatikan
strelisasi alat-alat
dan prosedur
pemasangan
Menurunkan - Memilih lokasi Evaluasi
IDO angka IDO dari vena yang besar pelaksanaan
3 27 3 dengan kulit yang strategi akan  (18/11/2020)
dilakukan 1 bulan Kepala ruangan mengkonfirmasi
integritasnya
kedepan. kepada IPCN sudah
baik. mengkomunikasikan dengan
- Memonitoring DPJP terkait pelaksanaan
Kepatuhan Hand prosedur dan hasilnya belum
Hygine dialkukan
- Berkoordinasi
dengan Kepala
Ruangan Terkait
SOP Bundles
Flebitis
- Sosialisasi
Kembali Kepada
Menurunkan Kepala Ruangan
Angka VAP dari Untuk konsisten
7,5 ‰ menjadi dalam Melakukan
4 VAP
5,5‰ Tindakan
Aseptis.
24 4

- Optimalisasi
Bundles IDO
dengan Cara :
- Memonitoring
Kepatuhan Hand
Hygine
- Memperhatikan
sterlisasi alat alat Evaluasi
yang akan Pelaksanaan
(18/11/2020)
dilakukan strategi akan
Kepala Ruangan mengkorfimasi
tindakan Dilakukan 1 Bulan
kepada IPCN sudah
- Sosialisasi Kedepan
mengkorfirmasi dengan semua
Kembali perawat yang ada diruangan.
mengenai
Bundles IDO

- Optimalisasi
Bundles VAP
dengan Cara :
- Memonitoring
Menurunkan Kepatuhan Hand
Hygine dengan
angka ISK Hand Wash dan Evaluasi (18/11/2020)
Handrub Pelaksanaan Kepala Ruangan mengkorfimasi kepada
ISK 5 strategi akan IPCN sudah mengkorfirmasi dengan
- Memperhatikan
Dilakukan 1 Bulan semua perawat yang ada diruangan.
APD yang tepat
5 Kedepan
dan sesuai
- Pemberishan dan
perawatan alat
secara berkala
- Sosiakisasi
Kembali
Mengenai
Penerapan
Bundles VAP.

- Optimalisasi
Bundels ISK
dengan Cara :
- Memonitoring
Kepatuhan Hand
Hygine dengan
Hand Wash dan
Handrub
- Memperhatikan
APD yang tepat
dan sesuai
B. Sosialisasi
Kembali
Mengenai
Penerapan
Bundles ISK.
Izin Konstruksi Pengendalian Infeksi
No Izin: 01/X/2020/KOMITE PPI RS MELATI KASIH
Lokasi Konstruksi: LANTAI 2 RUANG ICU Tanggal Mulai Proyek: 15 OKTOBER 2020
Koordinator Proyek: PPK RS MELATI KASIH Perkiraan Durasi: 30-31 HARI KALENDER
Kontraktor Kerja ; PT ANGIN RIBUT Tanggal Izin Kadaluarsa: 16 NOVEMBER
2020
SPV/KaRu : Bapak Agus Kuncoro Telepon: 081234567890
Tipe AKTIVITAS KONSTRUKSI Kel KELOMPOK RISIKO
PENGENDALIAN INFEKSI
TIPE A: Aktifitas dengan melakukan pemeriksaan dan KELOMPOK 1: Risiko Rendah
kegiatan pemeliharaan umum
TIPE B: Aktifitas dengan skala kecil, durasi aktifitas pendek KELOMPOK 2: Risiko Sedang
yang dapat menghasilkan debu minimal
√ TIPE C: Aktifitas yang menghasilkan debu dari tingkat GROUP 3: Risiko sedang Tinggi
moderat sampai tinggi atau kegiatan yang membutuhkan
penghancuran atau pemusnahan komponen kerangka
bangunan, memerlukan lebih dari 1 shift kerja untuk
penyelesaian
TIPE D: Aktifitas penghancuran besar dan proyek bangunan √ GROUP 4: Risiko Tinggi
membutuhkan shift kerja yang berturutan.

KELAS I 1. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktifitas konstruksi
2. Mengganti /menggeser papan langit-langit yang salah posisi.

KELAS II 1. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu berterbangan dari tempatnya ke udara
2. Memberkan semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu saat memotong.
3. Tutup pintu atau pertemuan bidang yang tidak dipakai dengan selotip.
4. Menutup ventilasi udara.
5. Letakkan keset dipintu masuk dan pintu keluar dari area kontruksi.lakukan isolasi HVAC diarea kerja

KELAS III 1. Pekerjaan konstruksi dikerjakan setelah keluar izin dari komite PPI.
2. Pasang barier secara lengkap dan melakukan metode control cube sebelum pekerjaan dimulai.
√ 3. Jaga tekanan negatif udara dalam area kerja menggunakan sistem HEPA yang dilengkapi dengan unit
filtrasi udara
4. Pengiriman barang dengan kereta yang tertutup. Tutup rapat dengan selotip, kecuali sudah ada
Tanggal penutupnya.
5. Jaga tekanan negatif udara dlm are kerja menggunakan HEPA yg dilengkapi unit filtrasi udara.
13
Oktober 6. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu berterbangan dari tempatnya ke udara
2020 7. Memberkan semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu saat memotong.
8. Tutup pintu atau pertemuan bidang yang tidak dipakai dengan selotip.
Paraf 9. Menutup ventilasi udara.
10.Letakkan keset dipintu masuk dan pintu keluar dari area kontruksi.
11.lakukan isolasi HVAC diarea kerja
IPCN

KELAS IV 1. Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai.


2. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah kontaminasi
sistem saluran.
3. Lengkapi semua barier kritis atau implementasikan metode pengontrolan kubus sebelum konstruksi
Tanggal dimulai.
4. Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit filtrasi udara dengan filter HEPA.
5. Segel lubang, pipa, saluran, atau tusukan dengan benar.
6. Buat ruang serambi/anteroom dan pastikan semua personil untuk melewati ruangan ini sehingga
mereka dapat divakum menggunakan alat vakum dengan filter HEPA sebelum meninggalkan area
Paraf kerja atau mereka dapat memakai baju kerja dari kain atau kertas yang dilepaskan setiap kali
meninggalkan area kerja.
7. Semua personil yang memasukki area kerja diwajibkan untuk memakai penutup sepatu.
8. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dan diperiksa oleh Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi serta dibersihkan secara menyeluruh oleh Layanan Lingkungan.
9. Vakum area kerja dengan alat vakum dengan filter HEPA.
10. Pel basah dengan disinfektan.
11. Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debris yang
terkait dengan konstruksi.
12. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan.
13. Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi. Plester penutupnya.
14. Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC seperti semula pada lokasi pekerjaan.
Persyaratan Tambahan:
1. Selama bekerja menggunakan APD
2. Tidak boleh makan dan minum di area renovasi
3. Menggunakan identitas
4. Dilarang merokok
5. Petugas dilarang memasuki area perawatan
6. Keset kaki selalu bersih

Yang Meminta Izin Komite PPIRS/ IPCN,

PT. ANGIN RIBUT Mukhamad Tobroni, S.Kep.,Ns


Tanggal Paraf ( Stample) Tanggal Paraf
Pengecualian/Tambahan terhadap izin ini tercantum pada
memorandum yang dilampirkan.
Izin diminta oleh : (Manager umum/Kepala bagian) Izin disahkan oleh: (Ketua Komite PPIRS )
Tanggal: Tanggal:

Soal no

2. Pada soal nomer dua Pembangunan menunjukan kelompok kelas 3 yaitu Risiko Sangat Tinggi, aktifitas
Konstruksi termasuk TIPE C yaitu : aktifitas yang menghasilkan debu dari tingkat moderat sampai
tinggi atau kegiatan yang membutuhkan penghancuran atau pemusnahan komponen kerangka bangunan,
memerlukan lebih dari 1 shift kerja untuk penyelesaianya.
Untuk kelompok Risiko Pengendalian Infeksi termasuk Kelompok GROUP 4 yaitu RISIKO
TINGGI.

3. Pada soal nomer 3 pembangunan menunjukan kelompok kelas 1 yaitu RENDAH, aktifitas Konstruksi
termasuk TIPE B yaitu : aktifitas dengan skala kecil, Durasi Aktifitas pendek yang dapat mengahsilkan
debu minimal. Untuk Kelompok Risiko Pengendalian Infeksi termasuk dalam Kelompok 2 yaitu
Risiko Sedang.

Anda mungkin juga menyukai