Anda di halaman 1dari 16

LK. 2.

2 Menentukan Solusi
Nama : Erwin Heryanto, S.Pd.
Unit kerja : SMKN 2 Demak
NIM : 22103660020
No. UKG : 202000636455
Kelas : 002 Teknik Otomotif

No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Penentuan Solusi Analisis penentuan solusi
1 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil eksplorasi Berdasarkan hasil Berdasarkan penentuan solusi
Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran alternatif solusi dari kajian analisis eksplorasi yang relevan kemudian dianalisis
mata pelajaran DDTO* literatur dan alternatif solusi alternatif solusi didapat tentukan
wawancara/observasi alternatif guru dapat solusi sebagai berikut:
Akar Penyebab Masalah solusi yang sesuai atau mengembangkan model pembelajaran Discovery
Metode dan model pembelajaran yang digunakan memungkinkan untuk perangkat Learning bertujuan agar peserta
kurang sesuai menyelesaikan masalah peserta pembelajaran yang didik dapat ikut serta secara aktif
didik kurang aktif dalam proses kontekstual dengan saat proses pembelajaran
Hasil Kajian Literatur pembelajaran mata pelajaran penerapan Model Menurut Ariyana, Yogi. (2018).
1. Tambahan kajian metode diskusi yg sukses DDTO* Discovery Learning Langkah kerja (sintak) model
Berdasarkan hasil penelitian Wengki, W., Andrizal, dan Metode Diskusi pembelajaran Discovery
A., & Putra, D. S. (2018). Bahwa Penerapan model Model pembelajaran Discovery Kelompok Learning sebagai berikut: (1)
pembelajaran Metode Diskusi Kelompok pada mata Learning (tambah sumbernya) Dengan berbantu Pemberian rangsangan
pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif LKPD dalam (stimulation), (2) Pernyataan/
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kelebihan pembelajaran. Identifikasi masalah (problem
https://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/ statement), (3) Pengumpulan data
poto/article/view/3581
a. Model pembelajaran Discovery LKPD (data collection), (4) Pengolahan
Learning dapat memfasilitasi data (data processing), (5)
2. Berdasarkan hasil penelitian Maridun (2012) Pembuktian (verification), (6)
peserta didik untuk
menyimpulkan bahwa Aktifitas siswa dalam kegiatan berpartisipasi aktif dalam Menarik simpulan/generalisasi
belajar mengalami peningkatan setelah penerapan proses pembelajaran. (generalization).
metode demonstrasi pada pembelajaran b. Model pembelajaran
menginterpretasikan gambar teknik di kelas X TSM melalui Discovery Learning, Penerapan di MA, cermati anak
rasa ingin tahu Peserta Didik harus aktif
SMKN 3 Sijunjung.
dapat di tumbuhkan. harus diberi stimulus yg
https://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/poto menarik
c. Memberikan kesempatan
/article/view/923/673 kepada Peserta Didik dalam Kegiatan yang akan dilakukan
melakukan eksperimen menggunakan model
3. Berdasarkan hasil penelitian Qodri, Nurul dkk (2021) kemudian menemukan pembelajaran Discovery
menyimpulkan bahwa Penerapan model pengetahuan sendiri melalui Learning
hasil pengamatan sehingga 1. Pemberian rangsangan
pembelajaran discovery learning dapat
dapat memiliki meningkatkan (stimulation)
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata motivasi belajar a. Memberikan pertanyaan
pelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan d. Mengembangkan kemandirian pematik tentang motor
pada siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan di diri Peserta Didik dan bensin
SMK Negeri 5 Medan dengan persentase aktivitas mengembangkan b. Menayangkan gambar/video
siswa pada siklus II mencapai 100%. Hal ini keterampilan-keterampilan motor 2 tak dan 4 tak
menunjukkan bahwa dengan menggunakan model kreatif 2. Pernyataan/Identifikasi
e. Dapat menemukan hal-hal masalah (problem statement)
pembelajaran discovery learning dapat membuat
baru yang menarik yang a. Peserta didik diajak untuk
siswa lebih aktif serta kreatif dalam mengemukakan belum terbayang sebelumnya mengidentifikasi
ide serta menambah semangat belajar siswa, setelah pengumpulan permasalah yang ada pada
dibuktikan dengan aktivitas belajar siswa telah aktif informasi dan proses belajar mesin kendaraan
dengan persentase sebesar ≥ 90% dan ketuntasan yang di lakukan b. Contoh Identifikasi masalah
belajar siswa secara klasikal telah mencapai ≥ 80% 1) Mengapa mesin 2 tak
dengan perolehan nilai ≥ 75 sesuai dengan Kriteria Kekurangan: dengan cc yang sama bisa
Ketuntasan Minimal (KKM). lebih kencang?
a. Peserta didik harus memiliki 2) Kenapa suara motor 2 tak
https://doi.org/10.24114/roda.v1i1.23394
pemahaman secara utuh cenderung lebih keras?
tentang konsep hasil 3) Kenapa terdapat asap
4. Tambah kelas x DDTO Berdasarkan hasil penelitian
eksplorasi alternatif, sehingga putih pada gas buang
Maulidy, R. I., & Cholik, M. (2020). Terdapat pengaruh
guru harus memastikan motor 2 tak?
model pembelajaran discovery learning terhadap
pemahaman peserta didik 4) Kenapa motor 4 tak bisa
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PDTO
tentang konsep cara kerja lebih irit?
dan terdapat pengaruh model pembelajaran
motor bensin 3. Pengumpulan data (data
discovery learning terhadap hasil belajar siswa
collection)
pada mata pelajaran PDTO. Sehingga dapat
Peserta didik berdiskusi sesuai
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada b. Memungkinkan munculnya
miskonsepsi jika PBM tidak di kelompok, untuk menjawab
pembelajaran discovery learning lebih baik
rancang dengan baik pertanyaan-pertanyaan diatas
daripada pembelajaran konvensional (ceramah).
c. Tidak semua peserta didik dengan sumber belajar/
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
secara personal dapat literatur
pendidikan-teknik-mesin/article/view/35169
terfasilitasi dalam proses 4. Pengolahan data (data
5. Berdasarkan hasil penelitian TRIPENSUS H, M. E. penemuan, oleh karena processing)
(2018) menyimpulkan bahwa Hasil belajar siswa pengelompokan yang tidak Peserta didik menuangkan
yang diajar menggunakan Model Pembelajaran konstruktif. jawaban pada LKPD
Problem Based Learning lebih tinggi daripada hasil berdasarkan data yang telah
belajar siswa yang diajar menggunakan Model Model pembelajaran Problem dipeoleh
Pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran Based Learning 5. Pembuktian (verification)
pekerjaan dasar teknik otomotif kompetensi dasar Setiap kelompok diskusi
mengidentifikasi dan menggunakan alat-alat ukur Kelebihan: mempresentasikan hasil
siswa kelas X SMK S Parulian 3 Medan. pekerjaaannya
http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/31178 1. Dapat meningkatkan 6. Menarik simpulan/generalisasi
kemampuan berpikir kritis, (generalization).
menumbuhkan inisiatif siswa Peserta didik menyimpulkan
dalam bekerja. pembelajaran yang telah
Hasil wawancara dilakukan pada pertemuan ini
Wawancara Bapak Agus Suroso, S.Pd, M.Pd
(Plt. Kepala Sekolah) 2. Memotivasi siswa untuk
1. Guru seharusnya menerapkan metode dan model belajar dan dapat
pembelajaran yang inovatif mengembangkan hubungan
2. Guru membuat proses belajar mengajar didalam interpersonal dalam bekerja
kelas harus menyenangkan kelompok.
3. Siswa belajar memecahkan
Wawancara Bapak Refi Rois, S.Pd.I, M.Pd. suatu masalah.
(Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum/Guru 4. Membuat siswa menjadi
Penggerak) belajar yang mandiri dan
1. Guru sehrusnya dapat mengembangkan atau bebas.
menerapkan model pembelajaran yang sesuai 5. Pemecahan masalah dapat
dengan karakteristik Peserta didik yang diajar. membantu siswa untuk
2. Bagi guru yang belum pernah mengikuti mengembangkan
diklat/pelatihan tentang model-model pembelajaran, pengetahuan barunya dan
seharunya segera mengikuti diklat/pelatihan melalui bertanggung jawab dalam
aplikasi PMM (Platform Merdeka Belajar) yang sudah pembelajaran yang meraka
diluncurkan oleh Kemdikbud lakukan, juga dapat
3. Guru seharusnya menyiapkan LKPD dan Media yang mendorong untuk melakukan
disesuikan dengan materi, sehingga membuat evaluasi sendiri
peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dikelas
Kekurangan:

1. Jika siswa tidak mempunyai


kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka siswa akan
merasa enggan untuk
mencoba.
2. Membutuhkan waktu yang
lama, sehingga guru harus
dapat mengatur waktu
dengan baik.
3. Model ini kurang cocok
diterapkan pada kompetensi
dasar yang tuntutannya
hanya pemahaman siswa
misalnya CP prinsip kerja
motor bensin

Metode Diskusi
Kelebihan metode diskusi
a. Siswa lebih aktif dalam
memahami penjelasan guru
b. Siswa dapat berpartisipasi
secara aktif dalam proses
pembelajaran
c. Rasa ingin tahu dan
keberanian siswa meningkat
2. Kekurangan metode diskusi
a. Hanya beberapa siswa yang
aktif
b. Membutuhkan waktu yang
panjang
Metode demonstrasi

Kelebihan:
1. Siswa melihat peragaan
sehingga memiliki
kesempatan dalam
membandingkan antara teori
dan kenyataan
2. Siswa tidak hanya
mendengarkan namun
melihat peragaan sehingga
pembelajaran menjadi lebih
menarik.
3. Pemahaman siswa menjadi
lebih dalam karena dalam
peragaan terdapat penjelasan
yang diberikan oleh
pelaku/aktor.
4. Pemusatan perhatian siswa
menjadi lebih mudah dan
terfokus.
5. Kesalahan dalam memahami
materi dapat diminimalisir,
karena siswa dapat melihat
gambaran secara jelas
dibandingkan dengan
membaca atau mendengarkan
saja.

Kekurangan :

1. Hanya dapat dilakukan


terhadap materi-materi
tertentu, karena beberapa
materi tidak dapat
didemonstrasikan didalam
kelas.
2. Kondisi kelas menjadi tidak
kondusif/gaduh, apabila
terdapat siswa yang tidak
memperhatikan dengan baik.

2 Masalah Berdasarkan hasil eksplorasi Berdasarkan Berdasarkan penentuan solusi


Peserta didik kesulitan membaca hasil pengukuran alat alternatif solusi dari kajian penentuan solusi yang relevan kemudian dianalisis
ukur pada mata pelajaran DDTO** literatur dan guru dapat didapat penentuan solusi sebagai
Model perlu di pertimbangkan wawancara/observasi alternatif mengembangkan berikut:
solusi yang sesuai atau perangkat Model pembalajaran problem
Akar penyebab Masalah memungkinkan untuk pembelajaran yang based learning untuk
1. Guru belum menerapkan media pembelajaran yang menyelesaikan masalah peserta kontekstual dengan meningkatkan kemampuan
interaktif dalam proses pembelajaran alat ukur didik kesulitan membaca hasil penerapan Model menerapkan konsep pada
otomotif pengukuran alat ukur pada Problem Based permasalah nyata
2. Metode dan model pembelajaran guru yang kurang mata pelajaran DDTO** Learning dengan
pendekatan saintifik Menurut Sofyan, Heminanto
inovatif
Guru dapat mengembangkan dan Metode Diskusi (2015) menyebutkan Sintaks
perangkat pembelajaran yang Kelompok dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Hasil Kajian Literatur kontekstual dengan penerapan pembelajaran. (problem based learning) ada 5
1. Ambarwati dan Kurniasih (2021) menyatakan model pembelajaran Problem Guru dapat (lima) tahap yaitu:
bahwa Rendahnya kemampuan literasi dan Based Learning dengan mengembangkan 1. Tahap 1
numerasi siswa disebabkan karena pemilihan pendekatan saintifik dalam media pembelajaran Orientasi peserta didik
model dan media pembelajaran yang kurang pembelajaran. (Sumbernya) yang interaktif untuk 2. Tahap 2
sesuai. menerangkan Mengorganisasi peserta didik
https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i3.829 Kelebihan: prosedur membaca untuk belajar
hasil pengukuran 3. Tahap 3
2. Berdasarkan hasil penelitian Maulidy, R. I., & Cholik, M. 1. Dapat meningkatkan jangka sorong Membimbing penyelidikan
(2020). Terdapat pengaruh model pembelajaran kemampuan berpikir kritis, individual dan kelompok
discovery learning terhadap motivasi belajar siswa menumbuhkan inisiatif siswa 4. Tahap 4
pada mata pelajaran PDTO dan terdapat pengaruh dalam bekerja. Mengembangkan dan
model pembelajaran discovery learning terhadap menyajikan hasil karya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PDTO. 2. Memotivasi siswa untuk 5. Tahap 5
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar belajar dan dapat Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
siswa pada pembelajaran discovery learning Media / Multimedia Interaktif
lebih baik daripada pembelajaran konvensional mengembangkan hubungan alat ukur Jangka Sorong
(ceramah). interpersonal dalam bekerja 1. Penggunaan media
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal- kelompok. pembelajaran interaktif dapat
pendidikan-teknik-mesin/article/view/35169 3. Siswa belajar memecahkan memberikan gambaran yang
suatu masalah. lebih nyata dan jelas, siswa
3. Berdasarkan hasil penelitian TRIPENSUS H, M. E. 4. Membuat siswa menjadi tidak merasa jenuh, dan juga
(2018) menyimpulkan bahwa Hasil belajar siswa belajar yang mandiri dan memperbesar minat dan
yang diajar menggunakan Model Pembelajaran bebas. motivasi untuk belajar.
Problem Based Learning lebih tinggi daripada 5. Pemecahan masalah dapat Penambahan narasi yang
hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Model membantu siswa untuk sifatnya aplikatif pada vidio
Pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran mengembangkan maupun animasi yang
pekerjaan dasar teknik otomotif kompetensi dasar pengetahuan barunya dan ditampilkan, akan membantu
mengidentifikasi dan menggunakan alat-alat ukur bertanggung jawab dalam siswa dalam memahami materi
siswa kelas X SMK S Parulian 3 Medan. pembelajaran yang meraka alat ukur jangka sorong.
http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/31178 lakukan, juga dapat 2. Pengembangan multimedia
mendorong untuk melakukan pembelajaran interaktif dapat
4. Berdasarkan hasil penelitian Mubarok, Mahmudi evaluasi sendiri memanfaatkan plaform Google
Zaki dkk (2021). Menyimpulkan bahwa Penerapan site dengan mengintegrasikan
model pembelajaran berbasis problem based Kekurangan: layanan lainnya seperti google
learning sangat efektif meningkatkan form atau quizizz untuk
kompetensi pemasangan dasar evaluasi evaluasi, youtube, google slide,
1. Jika siswa tidak mempunyai
pengukuran benda kerja dan layanan sejenisnya.
kepercayaan bahwa masalah
https://e-journal.ivet.ac.id/index.php/joveat/
yang dipelajari sulit untuk
article/view/1887/1344
dipecahkan, maka siswa akan
merasa enggan untuk
5. Berdasarkan hasil penelitian Nugroho, S. G., &
mencoba.
Widodo, N. (2018) memperoleh hasil implementasi
2. Membutuhkan waktu yang
video pembelajaran dapat meningkatan keaktifan
lama, sehingga guru harus
dari siklus I siswa yang berpartisipasi sebesar
dapat mengatur waktu
16,7%, pada siklus II sebesar 16,7% dan pada
dengan baik.
siklus III 20%. Pada siklus I, persentase kelulusan
berdasarkan KKM sebesar 56,5 % dan nilai tertinggi
sebesar 75, siklus II sebesar 77,5% dan nilai Guru dapat mengembangkan
tertinggi sebesar 90, kemudian pada siklus III perangkat pembelajaran yang
sebesar 84 % dan nilai tertinggi di kelas sebesar 95. kontekstual dengan penerapan
Pada siklus III persentase ketuntasan belajar siswa
berdasarkan KKM meningkat sebesar 6,5% diikuti model pembelajaran Discovery
dengan peningkatan nilai tertinggi kelas pada siklus Learning dengan pendekatan
II sebanyak 25 siswa dinyatakan lulus dengan nilai saintifik dalam pembelajaran.
tertinggi 95 dibandingkan dengan Siklus II.
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/otomotif-s1/article/ Kelebihan:
view/12114/11669
a. Model pembelajaran Discovery
Learning dapat memfasilitasi
Hasil wawancara peserta didik untuk
Wawancara Bapak Refi Rois, S.Pd.I, M.Pd. berpartisipasi aktif dalam
(Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum/Guru proses pembelajaran.
Penggerak) b. Model pembelajaran
1. Guru harus sabar melatih peserta didik untuk melalui Discovery Learning,
membaca alat ukur pada mata pelajaran produktif rasa ingin tahu Peserta Didik
2. Guru harus menerapkan strategi dan model dapat di tumbuhkan.
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik c. Memberikan kesempatan
materi dan peserta didik kepada Peserta Didik dalam
3. Guru Harus membuat pembelajaran yang inovatif, melakukan eksperimen
contohnya memanfaatkan teknologi (gadget/HP) kemudian menemukan
untuk pembelajaran pengetahuan sendiri melalui
hasil pengamatan sehingga
Wawancara Bapak Agus Setyawan, S.Pd, M.Pd. dapat memiliki meningkatkan
(Wakil Kepala Sekolah bidang Humas/Guru motivasi belajar
Penggerak/Guru TKRO) d. Mengembangkan kemandirian
1. Guru harus selalu memberi motivasi dan semangat diri Peserta Didik dan
peserta didik untuk terus berusaha dan belajar engembangkan keterampilan-
2. Guru harus membuat bahan ajar dan LKPD agar keterampilan kreatif
mempermudah membaca alat ukur dan sebagai e. Dapat menemukan hal-hal
latihan peserta didik membaca alat ukur baru yang menarik yang
3. Guru harus membuat media pembelajaran yang belum terbayang sebelumnya
inovatif supaya mempermudah peserta didik konsep setelah pengumpulan
membaca alat ukur yang benar. informasi dan proses belajar
yang di lakukan
Kekurangan:

a. Peserta didik harus memiliki


pemahaman secara utuh
tentang konsep cara kerja
motor bensin, sehingga guru
harus memastikan
pemahaman peserta didik
tentang konsep cara kerja
motor bensin

b. Memungkinkan munculnya
miskonsepsi jika PBM tidak di
rancang dengan baik
c. Tidak semua peserta didik
secara personal dapat
terfasilitasi dalam proses
penemuan, oleh karena
pengelompokan yang tidak
konstruktif.

Guru perlu mengembangkan


media pembelajaran interaktif
yang berisikan audio visual,
animasi, LKPD, dan soal
evaluasi interaktif.

Kelebihan:

1. Media pembelajaran interaktif


dapat memudahkan siswa
untuk belajar dimanapun
dengan perangkat mereka.
2. Audio visual dan animasi
dapat membantu siswa dalam
memahami materi-materi
yang abstrak.
3. Soal evaluasi interaktif seperti
Quizizz dan sejenisnya dapat
menjadi alternatif agar
evaluasi lebih menarik.

Kekurangan:

1. Butuh kreatifitas dan waktu


yang tidak sebentar untuk
mengembangkan media
pembelajaran interaktif yang
kompleks.
2. Guru perlu mempelajari
teknik-teknik pengembangan
media pembelajaran yang
baik.

3 Masalah Berdasarkan hasil eksplorasi 1. Guru dapat Berdasarkan penentuan solusi


Belum maksimalnya penerapan model pembelajaran alternatif solusi dari kajian menerapkan yang relevan kemudian dianalisis
yang inovatif sesuai dengan karakteristik peserta didik literatur dan model didapat penentuan solusi sebagai
dan materi pada mata pelajaran DDTO*** wawancara/observasi alternatif pembelajaran berikut:
solusi yang sesuai atau Project Based Model pembalajaran problem
Akar Penyebab Masalah memungkinkan untuk Learning dengan based learning untuk
Rendahnya komitmen guru untuk menerapkan model- menyelesaikan masalah Belum pendekatan meningkatkan kemampuan
model pembelajaran inovatif. maksimalnya penerapan model saintifik dalam menerapkan konsep pada
pembelajaran yang inovatif pembelajaran permasalah nyata
Hasil Kajian Literatur sesuai dengan karakteristik materi sistem
1. Menurut Ariyana, Yogi. (2018). Dalam Implementasi peserta didik dan materi pada pengisian Menurut Sofyan, Heminanto
kurikulum 2013 menurut Permendikbud No. 22 mata pelajaran DDTO konvensional. (2015) menyebutkan Sintaks
Tahun 2026 tetang standar proses menggunaan 3 2. Guru perlu Pembelajaran Berbasis Masalah
(tiga) model pembelajaran yang diharapkan dapat Model pembelajaran melalui mengembangkan (problem based learning) ada 5
membentuk perilaku saintifik, sosal serta
mengembangan rasa keingintahuan. Ketiga model menyingkapan/penemuan media
tersebut adalah (1) model pembelajaran melalui (Dsicovery/Inquiry Learning) pembelajaran (lima) tahap yaitu:
menyingkapan/penemuan (Dsicovery/Inquiry interaktif yang 1. Tahap 1
Learning) (2) model pembelajaran berbasis Kelebihan: berisikan audio Orientasi peserta didik
masalah (Problem-Based Learning/PBL) (3) model visual, animasi, 2. Tahap 2
pembelajaran Projek (Project-Based a. Model pembelajaran Discovery LKPD, dan soal Mengorganisasi peserta didik
Learning/PJBL) Learning dapat memfasilitasi evaluasi untuk belajar
Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada peserta didik untuk interaktif. 3. Tahap 3
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Dirjend Guru dan berpartisipasi aktif dalam Membimbing penyelidikan
Tenaga Kependidikan individual dan kelompok
proses pembelajaran.
2. Model pembelajaran penyingkapan/ penemuan 4. Tahap 4
b. Model pembelajaran
(Discovery/inquiry Learning) adalah memahami Mengembangkan dan
melalui Discovery Learning,
konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif menyajikan hasil karya
rasa ingin tahu Peserta Didik
untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. 5. Tahap 5
dapat di tumbuhkan.
Discovery terjadi bila individu terlibat terutama Menganalisis dan mengevaluasi
c. Memberikan kesempatan
dalam penggunaan proses mentalnya untuk proses pemecahan masalah
kepada Peserta Didik dalam
menemukan beberapa konsep dan prinsip.
melakukan eksperimen
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi,
kemudian menemukan
pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi.
pengetahuan sendiri melalui
Proses tersebut disebut cognitive process
hasil pengamatan sehingga
sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental
dapat memiliki meningkatkan
process of assimilating concepts and principles in
motivasi belajar
the mind (Robert B. Sund dalam Malik dalam
d. Mengembangkan kemandirian
Ariyana, 2018:29).
diri Peserta Didik dan
3. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-
engembangkan keterampilan-
based Learning/PBL) merupakan pembelajaran
keterampilan kreatif
yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir
e. Dapat menemukan hal-hal
dari peserta didik secara individu maupun
baru yang menarik yang
kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi
belum terbayang sebelumnya
permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan
setelah pengumpulan
kontekstual (Tan Onn Seng dalam Ariyana,
informasi dan proses belajar
2018:32).
yang di lakukan
4. Model Project-based Learning adalah model
pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta
Kekurangan:
didik dalam memecahkan masalah, dilakukan
secara berkelompok/mandiri melalui tahapan
ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang
dituangkan dalam sebuah produk untuk a. Peserta didik harus memiliki
selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain. pemahaman secara utuh
(Ariyana, 2018:34). tentang konsep cara kerja
5. Model pembelajaran Problem based learning dan motor bensin, sehingga guru
project based learning merupakan model harus memastikan
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme pemahaman peserta didik
dan telah dilaporkan mampu melatihkan tentang konsep cara kerja
keterampilan abad 21 kepada peserta didik motor bensin
(Mayasari, 2006)
b. Memungkinkan munculnya
miskonsepsi jika PBM tidak di
Hasil wawancara rancang dengan baik
Wawancara Bapak Refi Rois, S.Pd.I, M.Pd. c. Tidak semua peserta didik
(Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum/Guru secara personal dapat
Penggerak) terfasilitasi dalam proses
Sebagai seorang Guru harus mau belajar untuk penemuan, oleh karena
mencoba mengaplikasikan model-model pembelajaran pengelompokan yang tidak
lain seperti model pembelajaraan Problem Based konstruktif.
Learning maupun Project Based Learning agar
suasana pembelajaran yang dirasakan siswa lebih
Model pembelajaran berbasis
bervariasi dan tidak monoton, dikhawatirkan siswa
masalah (Problem-Based
akan merasa jenuh jika guru hanya asal mengajar saja
Learning/PBL)
tanpa perencanaan yang jelas.
Kelebihan:

a. Dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif siswa
dalam bekerja.

b. Memotivasi siswa untuk


belajar dan dapat
mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja
kelompok.
c. Siswa belajar memecahkan
suatu masalah.
d. Membuat siswa menjadi
belajar yang mandiri dan
bebas.
e. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa untuk
mengembangkan
pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang meraka
lakukan, juga dapat
mendorong untuk melakukan
evaluasi sendiri

Kekurangan:

a. Jika siswa tidak mempunyai


kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka siswa akan
merasa enggan untuk
mencoba.
b. Membutuhkan waktu yang
lama, sehingga guru harus
dapat mengatur waktu
dengan baik.
c. Model ini kurang cocok
diterapkan pada kompetensi
dasar yang tuntutannya
hanya pemahaman siswa
misalnya CP prinsip kerja
motor bensin

Model pembelajaran Projek


(Project-Based Learning/ PJBL)
Kelebihan:
Penerapan pendekatan saintifik
dalam model pembelajaran
berbasis proyek, dapat
meningkatkan daya tarik siswa,
menumbuhkan sikap,
pengetahuan dan keterampilan
siswa sehingga pembelajaran
diharapakan mampu
melahirakan peserta didik yang
produktif, kreatif, inovatif dan
efektif melalui penguatan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
secara terintegrasi.

Kelemahan:
a. Dalam pendekatan saintifik
tidak semua siswa siap untuk
berpikir, sehingga bagi siswa
yang kurang pandai akan
mengalami banyak hambatan.
b. Pendekatan saintifik kurang
efisien diterapkan jika jumlah
peserta didik dalam satu
kelas terlalu banyak.
c. Model pembelajaran project
based learning membutuhkan
banyak waktu untuk
menyelesaikan masalah,
sehingga perencanaan proyek
harus betul-betul disesuaikan
dengan alokasi waktu
pembelajaran.

Keterangan:
Eksplorasi alternatif solusi dan Analisis alternatif solusi bersumber dari LK 2.1
* : Elemen Dasar Pemeliharaan Komponen Otomotif CP Cara Kerja Mesin 2 tak dan Mesin 4 Tak
** : Elemen Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja CP Alat Ukur
***: Elemen Dasar Kelistrikan Otomotif

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, D., & Kurniasih, M. D. (2021). Pengaruh Problem Based Learning berbantuan media Youtube terhadap kemampuan literasi numerasi siswa.  Jurnal cendekia: jurnal Pendidikan
matematika, 5(3), 2857-2868. Diakses pada 23 mei 2023 pukul 21.00 WIB https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i3.829

Amirulloh, W., & Arsana, I. M. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan Di SMKN 2 Sampang. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 11(1)
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-teknik-mesin/article/view/43950

Ariyana, Yogi., dkk. (2018). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Dirjend Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Fitrianto, M. A., & Sudiyanto, S. (2018). Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif . E-Jurnal Pendidikan
Teknik Otomotif-S1, 24(2). Diakses pada 24 mei 2023 pukul 20.45 WIB https://journal.student.uny.ac.id/index.php/otomotif-s1/article/view/12224/11778

Maridun, M. (2014). Peningkatkan Aktifitas Belajar Siswa melalui Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Menginterpretasikan Gambar Teknik Kelas X T SM di SMKN 3
Sijunjung. Automotive Engineering Education Journals, 3(1). Dari https://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/poto/article/view/923/673
Mayasari, T., Kadarohman, A., Rusdiana, D., & Kaniawati, I. (2016). Apakah model pembelajaran problem based learning dan project based learning mampu melatihkan
keterampilan abad 21?. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Keilmuan (JPFK), 2(1), 48-55.

Meilasari, S., Damris M, D. M., & Yelianti, U. (2020). Kajian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran di Sekolah. BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi
Dan Sains, 3(2), 195-207. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/bioedusains.v3i2.1849

Mubarok, Mahmudi Zaki; Abdillah, Fuad; Ariwibowo, Bayu. (2021). Pengunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Pelajaran Dasar Otomotif Kompetensi Dasar
Menerapkan Dan Menggunakan Alat Ukur Mekanik Serta Fungsinya Untuk Kelas X TBSM SMK N 7 KENDAL.  Journal of Vocational Education and Automotive Technology,
3(2), 54-62, No ISSN 2715-9922.
https://e-journal.ivet.ac.id/index.php/joveat/article/view/1887/1344
Nugroho, S. G., & Widodo, N. (2018). Implementasi Pembelajaran Media Video Untuk Meningkatan Kecermatan Dalam Penggunaan Jangka Sorong Dalam Pembelajaran. E-Jurnal
Pendidikan Teknik Otomotif-S1, 22(1). Diakses pada 24 mei 2023 pukul 20.40 WIB https://journal.student.uny.ac.id/index.php/otomotif-s1/article/view/12114/11669

Sofyan, Heminanto. (2015). Metodolgi Pembelajaran Kejuruan. Yogjakarta: UNY PRESS

Taufikurachman, I. E., Kusumah, I. H., & Permana, T. (2019). Penggunaan media video pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif di sekolah menengah kejuruan.  Journal of
Mechanical Engineering Education, 6(1), 57-63. https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/view/18243

TRIPENSUS H, M. E. (2018). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Di SMKS PARULIAN 3 MEDAN
Tahun Ajaran 2018/2019 (Doctoral dissertation, UNIMED). Diakses pada 24 mei 2023 pukul 20.40 WIB http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/31178

Wakhinuddin, S., Mardhatillah, N. F., Purwanto, W., & Milana, M. (2023). Pengaruh Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada Hasil Belajar Materi Transimisi Manual di SMK Negeri 11 Kota
Bekasi. JTPVI: Jurnal Teknologi dan Pendidikan Vokasi Indonesia, 1(1), 45-50. https://jtpvi.ppj.unp.ac.id/index.php/jtpvi/article/view/9/6

Wengki, W., Andrizal, A., & Putra, D. S. (2018). Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
Kelas X Program Studi Teknik Otomotif Sepeda Motor SMK Negeri 1 Tarusan. Automotive Engineering Education Journals, 7(1).
https://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/poto/article/view/3581

Qodri, N., Suherman., Ulgari, S. (2021) Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan
Ringan. RODA: Jurnal Pendidikan dan Teknologi Otomotif, 1(1). https://doi.org/10.24114/roda.v1i1.23394

Maulidy, R. I., & Cholik, M. (2020). Pengaruh pembelajaran discovery learning terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PDTO kelas X teknik otomotif di SMK
Negeri 2 Bangkalan. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 9(3). https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-teknik-mesin/article/view/35169

Anda mungkin juga menyukai