Fahmi Anak Berbakti
Fahmi Anak Berbakti
Fahmi dengan cekatan mamasukan adonan bolu kukus ke dalam cetakan. Setelah itu
menyusun cetakan-cetakan mungil kedalam kukusan. Sambil menunggu bolu kukus matang.
Fahmi, mengisi lagi cetakan yang lain.
“Nak, kamu besok harus bangun pagi, biar ibu yang selesaikan semua ini,” ibu mengingatkan
Fahmi.
“Kamu kan harus banyak istirahat Nak. Apa kamu tidak capek...?”
“Kamu anak yang baik, makasih ya sudah bantu Ibu..” Fahmi tersenyum pada ibunya.
Dia bertekad untuk selalu membantu ibu. Ibu pontang-panting berjualan untuk menghidupi
dirinya dan kedua adiknya. Sejak ayah meninggal, ibu adalah tulang punggung keluarga
mereka. Setiap hari Fahmi bangun sebelum subuh. Membantu ibu menggoreng tahu.
Setelah azan Shubuh, Fahmi mandi, sholat dan sarapan. Fahmi berangkat ke sekolah lebih
awal. Ia mengantar kue-kue buatan ibu ke warung-warung.
Sepulang sekolah, Fahmi langsung mengerjakan PR. Sore hari, waktunya keliling. Mengambil
uang hasil jualan kue ke warung-warung. Fahmi senang melakukan semuanya. Hingga tidak
merasa capek. Baginya membantu ibu adalah kebahagiaan tersenderi. Dalam hatinya Fahmi
memupuk cita-cita, ingin menjadi orang sukses. Biar ibu tidak usah lagi berjualan kue.
Fahmi begitu sayang sama ibu dan ayahnya yang sudah tiada. Setiap sholat Fahmi
senantiasa mendoakan kedua orang tuanya.