Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DIET KETOGENIK

(Syarat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Catering Diet)

Dosen Pengampu : Lina Yunita S.Si.,M.K.M

Disusun Oleh

Kelompok 4

Nur Febrianti 2102010013

Namira Mawadah A.P 2102010015

Kiswatul Muzakir 2102010007

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KESEHTAN

UNIVERSITAS BUMIGORA MATARAM

2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Aspek Teknis Dan Teknologi..................................................................................5
2.2 Beberapa Hal Yang Dianalisis Dalam Aspek Teknis Dan Teknologi....................................8
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan Dan Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................15
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-nya lah. sehingga makalah yang berjudul “DIET KETOGENIK” ini dapat kami
selesaikan dengan cukup mudah dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tanpa
pertolongan mungkin kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Lina yunita, s.si., M.K.M selaku dosen
studi Manajeman catering diet yang telah memberikan tugas makalah ini yang nantinya dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada para pembaca kami menyadari bahwa makalah
ini sangat banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun makalah ini. Terima kasih.

Mataram, 30 Mei 2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diet ketogenik (DK) pertama kali diperkenalkan sebagai pengobatan alternatif
untuk pasien dengan epilepsi. Namun, pada beberapa dekade terakhir, DK dinilai
dapat berperan dalam perbaikan kondisi obesitas maupun DMT29. DK merupakan
diet dengan pembatasan konsumsi karbohidrat yang sangat ketat yaitu 5-10% dari
total kebutuhan energi harian atau berkisar antara 20-50 g/hari, protein sedang (20-
25% dari total kebutuhan energi) dan lemak yang sangat tinggi (70- 75% dari total
kebutuhan energi)
Diet ketogenik adalah suatu pola makan yang banyak menggunakan sumber
lemak sebagai sumber energi dan mengurangi konsumsi karbohidrat. Diet ketogenik
membuat tubuh membakar lemak daripada karbohidrat. Jumlah karbohidrat yang
sedikit dalam makanan membuat hepar mengubah lemak menjadi asam lemak dan
benda keton. Benda keton inilah yang akan masuk ke otak dan menggantikan glukosa
sebagai sumber energi. Diet ketogenik mempertahankan tubuh dalam keadaan ketosis,
yang ditandai dengan peningkatan D-b-hydroxybutyrate dan acetoacetate. Badan
keton ini menggantikan kedudukan glukosa yang sebelumnya dihasilkan dari
karbohidrat. Diet ketogenik selain digunakan untuk menurunkan berat badan juga
digunakan pada pasien diabetes mellitus, dimana diet ketogenik dapat membantu
mengurangi kadar gula darah. Dengan demikian, diet ketogenik ini mungkin dapat
mengurangi kebutuhan pasien diabetes akan pengobatan.

Ketogenic Diet atau biasa dikenal dengan Diet Keto, pada awalnya dilakukan
sebagai upaya pengobatan penyakit epilepsi pada anak, yang pertama kali
diperkenalkan oleh Russel Wilder pada tahun 1921. (Masood & Uppaluri, 2019)
Epilepsi merupakan manifestasi dari gangguan fungsi otak dengan gejala yang khas
yaitu kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik neuron otak secara berlebihan
yang kasusnya banyak terjadi pada anak. Jumlah penderita epilepsi di Indonesia
belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan sebanyak 5-10 kasus per 1000 orang.
(Yolanda, Sareharto, & Istiadi, 2019). Angka kasus atau kejadian kejang pada
penderita epilepsi di seluruh dunia dilaporkan mencapai 50 juta jiwa. WHO pada
tahun 2017 melaporkan bahwa diperkirakan terdapat 2,4 juta jiwa yang didiagnosis
sebagai epilepsi setiap tahunnya di seluruh dunia. (Wisnu, Berawi, & Wahyudo,
2017).

Diet ketogenik merupakan jenis diet rendah karbohidrat dan mulai


berkembang setelah adanya bukti penelitian pada awal tahun 2000 bahwa diet ini
mampu menurunkan berat badan, sehingga penelitian mengenai yang dapat
mendukung keefektifan dari diet ini mulai banyak diteliti. (Harjaningrum, 2017). Diet
ketogenik dapat membantu memperbaiki atau mengontrol tekanan darah, regulasi
glukosa darah, trigliserida, dan kadar kolesterol HDL. Namun, dapat meningkatkan
kadar kolesterol LDL, gangguan metabolisme, jerawat, demensia, cedera otak
traumatis hingga kanker. (Masood & Uppaluri, 2019).

Diet ketogenic merupakan diet yang awalnya tidak digunakan sebagai diet
untuk menurunkan berat badan, namun diet yang digunakan sebagai terapi atau upaya
pengobatan penyakit epilepsi pada anak. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak
masyarakat yang menjalankan diet ini sebagai upaya penurunan berat badan. (Masood
& Uppaluri, 2019).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian diet ketogenik ?
2. Apa saja makanan yang diperbolehkan dan dihilangkan pada diet ketogenik?
3. Apa saja fase diet ketogenik?
4. Bagaimana reklame diet ketogenik?
5. Bagaimana contoh menu diet ketogenik?
6. Bagaimana menghitung kebutuhan kalori diet ketogenik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian diet ketogenik
2. Untuk mengetahui apa saja makanan yang diperbolehkan dan dihilangkan
pada diet ketogenik
3. Untuk mengetahui apa saja fase diet ketogenik
4. Untuk mengetahui bagaimana reklame diet ketogenik
5. Untuk mengetahui bagaimana contoh menu diet ketogenik
6. Untuk mengetahui bagaimana menghitung kebutuhan kalori diet ketogenik
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian diet ketogenik
Diet ketogenik (DK) merupakan diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat yang akan
menciptakan keadaan ketosis bagi tubuh (Wisnu dkk, 2017). Rendahnya karbohidrat yang
dikonsumsi akan menurunkan kadar glukosa dalam darah sehingga tubuh menggunakan
bahan lain sebagai sumber energi, salah satunya adalah lemak. Pemecahan asam lemak bebas
menghasilkan badan keton, yang kemudian akan digunakan jaringan ekstrahepatik untuk
menghasilkan energi. Kadar badan keton yang tinggi didalam darah inilah yang disebut
sebagai ketosis.

Diet ketogenik semula dikembangkan pada tahun 1920-an sebagai pengobatan


epilepsi yang sulit di kontrol. Eksistensi diet ketogenik kembali naik pada tahun 1990-an saat
American Epilepsy Society mengadakan pertemuan untuk membahas efektifitas diet
ketogenik yang mungkin lebih tinggi dibandingkan kebanyakan metode pengobatan epilepsi
yang baru.

Diet ketogenik juga dikenal sebagai salah satu metode untuk pengobatan obesitas
sejak tahun 1960-an sampai sekarang. Selain itu, diet ketogenik juga terbukti memiliki
potensi terapeutik dalam berbagai penyakit atau kondisi patologis tubuh, seperti dislipidemia,
diabetes, dan tentunya obesitas serta epilepsi.

Ketogenesis adalah jalur metabolisme yang memproduksi badan keton, sebagai


sumber energi alternatif bagi tubuh. Keton diproduksi secara fisiologis oleh tubuh dalam
jumlah sedikit sebagai sumber energi. Peningkatan regulasi jalur ketogenesis terjadi pada saat
simpanan karbohidrat tubuh menurun drastis atau kadar asam lemak meningkat. Pada
keadaan puasa, atau selama tidur malam, jumlah badan keton yang dilepaskan ke sirkulasi
meningkat, karena tidak adanya asupan glukosa selama puasa dan tidur malam.

Ketogenesis merupakan proses panjang pemecahan asam lemak, yaitu proses oksidasi
asam lemak atau oksidasi-β (beta). Proses ketogenesis berawal dari konversi asam lemak
menjadi suatu zat antara aktif, yaitu asil-KoA, dengan bantuan enzim asil-KoA sintetase
(tiokinase) di sitoplasma. Asil-KoA kemudian melewati membran luar mitokondria. Namun,
untuk dapat melewati membran dalam, asil-KoA harus terlebih dahulu diubah menjadi
asilkarnitin dengan bantuan carnitine palmitoyltransferase-I (CPT-1), yang terdapat di
membran luar mitokondria.

Diet ketogenik mengasumsikan diet yang sangat tinggi lemak dan rendah karbohidrat,
mengurangi karbohidrat hingga ≤10% dari energi yang dikonsumsi. Pembatasan ini memicu
pergeseran sistemik dari metabolisme glukosa menuju metabolisme asam lemak (FAs) yang
menghasilkan badan keton (KB), seperti asetoasetat (AcAc) dan β-hidroksibutirat (β-OHB)
sebagai substrat untuk energi. Sekitar 20% dari metabolisme basal untuk otak orang dewasa
disediakan oleh oksidasi 100-120 g glukosa selama 24 jam. KD menyediakan protein yang
cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan, tetapi jumlah karbohidrat yang tidak cukup
untuk kebutuhan metabolisme. Dengan demikian, energi sebagian besar berasal dari lemak
yang diberikan dalam makanan dan pemanfaatan lemak tubuh. Diet ketogenik adalah model
biokimia puasa , yang mempromosikan organ untuk memanfaatkan KB sebagai sumber
bahan bakar dominan untuk menggantikan glukosa untuk sistem saraf pusat (SSP) .

Diet ketogenik (DK) merupakan metode diet dengan pembatasan asupan karbohidrat
tanpa melakukan restriksi energi. Pemberian karbohidrat harian sekitar 20-50 g/hari atau
sekitar 5-10% dari total kebutuhan energi sehari, tidak termasuk konsumsi serat (gram bersih
karbohidrat) . Tujuan dari pemberian diet ketogenik adalah mencapai ketosis nutrisi pada
tubuh, yang didefinisikan dengan tingkat beta-hidroksibutirat darah antara 0,5 dan 3 mM40.
Dalam penerapan DK, karbohidrat diberikan seminimal mungkin sebesar 5-10%, selanjutnya
pemberian protein sebesar 20-25% dan lemak sebesar 70%-75% dari total kebutuhan energi
harian. Meskipun konsumsi lemak menjadi komposisi terbesar dalam pemenuhan kebutuhan
harian, namun lemak yang dikonsumsi bukan lemak jenuh melainkan lemak yang
mengandung omega 3 dan omega 6. Pemilihan sumber protein yaitu protein yang bernilai
biologis tinggi untuk memenuhi kebutuhan serta mencegah hilangnya massa non lemak
tubuh.

2.2 Beberapa makanan yang diperbolehkan dan dihilangkan


Bahan makanan yang diperbolehkan dalam DK antara lain daging, unggas, ikan, telur,
kacang rendah karbohidrat, biji-bijian, sayuran non-pati sebanyak 2 cangkir per hari, produk
susu tinggi lemak sebanyak 100- 120 g seperti krim asam (sour cream), krim kental (heavy
cream), krim keju (cream cheese), keju keras (hard cheese), yogurt tawar penuh lemak (plain
full fat yogurt), lemak dan minyak seperti minyak zaitun, mentega, minyak kelapa dan
minuman seperti air, jus lemon dan teh atau kopi tanpa pemanis dalam jumlah terbatas.
Restriksi karbohidrat didapatkan dengan menghilangkan bahan makanan golongan
kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran berpati dan biji-bijian dari menu makanan sehari-
hari. Tingginya konsumsi lemak dan rendahnya konsumsi karbohidrat dapat menstimulus
hepar untuk memecah lemak yang diperantarai oleh hormon sensitive lipase (HSL) menjadi
asam lemak bebas (FFA).

2.3 Beberapa Fase Kategonik


Pada penerapan DK terdapat tiga fase ketogenik untuk mencapai ketosis nutrisi pada
tubuh. Fase 1, pasien mengkonsumsi meal replacement yang mengandung protein yang
mengandung nilai biologis tinggi sebanyak lima kali sehari, dan sayuran dengan indeks
glikemik rendah. Pada fase 2, salah satu porsi meal replacement diganti dengan protein alami
yang mengandung protein (misalnya daging, ikan, telur, kedelai) baik saat makan siang
maupun saat makan malam. Selama dua fase pertama, asupan karbohidrat dibatasi secara
drastis untuk menginduksi ketosis dan asupan lipid sangat rendah dan sebagian besar berasal
dari minyak zaitun (20 g/hari). Pada fase 3, dua porsi meal replacement diganti dengan
protein alami. Fase ketogenik akan bervariasi dalam kurun waktu tertentu, bergantung pada
individu dan target yang ingin dicapai, biasanya berlangsung antara 30 hingga 90 hari.

2.4 Reklame Diet Ketogenik

2.5 Menu Diet Ketogenik

Pagi

1. Omelet dengan keju dan saus tomat


2. Jus Jeruk

Siang

1. Salat sayur dan ikat salmon dengan taburan wijen

Malam

1. Steak Ayam dengan keju


2. Air Lemon

2.6 Menghitung Kebutuhan Kalori


Waktu Jenis Bahan Jumlah Kcal Protein Lemak Karbohidrat
makanan makanan
Pagi Omelet Telur 120 g 186 15,1 g 12,7 g 1,3 g
dengan ayam kcal
keju dan
saus
tomat
Minyak 5g 43,1 0 5g 0
kcal
Keju 30 g 84 kcal 2,9 g 1,4 g 14,8 g
Saus 10 g 3,2 kcal 0,1 g 0,7 g 0,2 g
tomat
Sub total 316,3 18,1 g 19,1 g 16,8 g
kcal
Jus jeruk Jeruk 50 g 23,5 0,4 g 0,1 g 5,9 g
manis kcal
Sub total 23,5 0,4 g 0,1 g 5,9 g
kcal
Siang Salad Selada 15 g 1,9 kcal 0,2 g 0,3 g 0,2 g
sayur
dan ikan
salmon
taburan
wijen
Tomat 10 g 2,1 kcal 0,1 g 0 0,3 g
Mentimun 10 g 1,3 kcal 0,1 g 0 0,3 g
Yoghurt 60 g 48 kcal 1,8 g 2,4 g 4,8 g
Sub total 53 kcal 2,2 g 2,7 g 5,6 g
Air - - - - -
mineral
Malam Steak Ayam 50 g 142,5 13,4 g 9,4 g 0
ayam kcal
dengan
keju
Mentega 5g 35,5 0 4g 0
kcal
Keju 30 g 121 9,94 g 7,47 g 0,38 g
kcal
Sub total 299 23,34 20,87 0,38
kcal
Air Lemon 50 g 21 kcal 0,1 g 0 5,4
lemon
Sub total 21 kcal 0,1 g 0 5,4
Total 712 44,14 g 42,77 g 34,08 g
kcal
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan Dan Saran
Diet ketogenik (DK) merupakan metode diet dengan pembatasan asupan karbohidrat
tanpa melakukan restriksi energi. Pemberian karbohidrat harian sekitar 20-50 g/hari atau
sekitar 5-10% dari total kebutuhan energi sehari, tidak termasuk konsumsi serat (gram bersih
karbohidrat) . Tujuan dari pemberian diet ketogenik adalah mencapai ketosis nutrisi pada
tubuh, yang didefinisikan dengan tingkat beta-hidroksibutirat darah antara 0,5 dan 3 mM40.
Dalam penerapan DK, karbohidrat diberikan seminimal mungkin sebesar 5-10%, selanjutnya
pemberian protein sebesar 20-25% dan lemak sebesar 70%-75% dari total kebutuhan energi
harian. Meskipun konsumsi lemak menjadi komposisi terbesar dalam pemenuhan kebutuhan
harian, namun lemak yang dikonsumsi bukan lemak jenuh melainkan lemak yang
mengandung omega 3 dan omega 6. Pemilihan sumber protein yaitu protein yang bernilai
biologis tinggi untuk memenuhi kebutuhan serta mencegah hilangnya massa non lemak
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, M. N. H., Dewi, M. A., & Handayani, D. (2022). Efek Diet Ketogenik pada Diabetes
Melitus Tipe 2: Scoping Review.

Rusek, M., Pluta, R., Ułamek-Kozioł, M., & Czuczwar, SJ (2019). Diet ketogenik pada
penyakit Alzheimer. Jurnal internasional ilmu molekuler , 20 (16), 3892.

Murti, K., Tan, E. I. A., & Irfannuddin, I. (2019). Pengaruh Diet Ketogenik Terhadap
Proliferasi Dan Ketahanan Sel Pada Jaringan Pankreas. Jambi Medical Journal, Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan, 7(1), 102-116.

Walczyk, T., & Wick, JY (2017). Diet ketogenik: membuat comeback. Apoteker
Konsultan® , 32 (7), 388-396.

Sarungallo, T. R. (2022). Efektivitas Diet Ketogenik Pada Pasien Obesitas= The Efficacy Of
Ketogenic Diet On Obese Patients (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

Anda mungkin juga menyukai