Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

JUDUL : HUKUM OHM

Dosen : Weni Tri Sasmi, S.Pd., M.Pd


Amalia, S.T., M.T.
Asisten Laboratorium : 1. Rakhman Hakim S., ST.
2. Ellysa Liswanti, ST.
3. Ilham Abriansyah, ST.

Ketua Kelompok : Noer Oriza Al Hanif 22416226201236 TI22B


Anggota Kelompok : 1. Armanda 22416226201278 TI22B
2. Dzaki Hanif 22416226201170 TI22B
3. Ridho Aditya Pratama 22416226201230 TI22B

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

Laporan Praktikum Fisika Dasar


1. Judul Praktikum : Hukum Ohm
2. Anggota Praktikan
a. Ketua : Noer Oriza Al Hanif (22416226201236)
b. Anggota : Armanda (22416226201278)
Dzaki Hanif (22416226201170)
Ridho Aditya Pratama (22416226201230)
3. Prodi : Teknik Industri
4. Kelas : TI22B
5. Mata Kuliah : Fisika Dasar Praktikum

Karawang, 24 Mei 2023

Assistant Lab. I Assistant Lab. II

(Ellysa Liswanti., ST.) (Ilham Abriansyah., ST.)

Mengetahui,

Koordinator ASLAB
Dosen Praktikum

(Rakhman Hakim S., ST.)


(Weni Tri Sasmi, M.Pd.)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan
praktikum fisika dasar ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang uraian hasil riset
mengenai "HUKUM OHM"
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan
praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Akhir kata semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk
kelompok kami khususnya, dan kelompok lainnya.

Karawang, 24 Mei 2023


Penulis

Kelompok 15

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki pengaruh besar terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan yang lainnya, misalnya teknologi elektronika,
teknologi informasi, dan teknologi alat ukur (Antika dkk., 2012). Pengaruh yang
dimiliki fisika sangat besar dalam kehidupan, oleh karena itu dalam
perkembangan teknologi saat ini cukup banyak pembangunan gedung-gedung,
menara, dan lain sebagainya (Sulaeman, 2018).
Fisika merupakan ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari sifat-sifat dan
interaksi materi dan radiasi. Ilmu fisika didasarkan pada pengamatan
eksperimental dan pengukuran, karena itu salah satu pengertian fisika adalah ilmu
tentang pengukuran (Banawi, 2013). Ilmu fisika memiliki salah satu konsep yaitu
tentang listrik dinamis. Hukum Ohm merupakan salah satu materi Listrik Dinamis
dalam Fisika yang sangat banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
(Arisandi dan Madlazim, 2015).
Pada tahun 1827, seorang fisikawan Jerman Georg Ohm menerbitkan
hukum ini. Dia menemukan bahwa ketika arus listrik melewati sebuah resistor,
arus sebanding dengan penurunan tegangan pada resistor dan berbanding terbalik
dengan resistansi resistor. Hubungan antara arus, hambatan dan tegangan adalah
hukum Ohm.
Hukum Ohm merupakan hubungan antara kuat arus listrik, tegangan, dan
hambatan. Kuat arus listrik (I) berbanding terbalik dengan hambatan (R) dan
berbanding lurus benda potensial (V) (Yasu dan Hadi, 2021). Berdasarkan
susunan hambatan atau resistor, rangkaian listrik dapat dibagi menjadi dua, yaitu
rangkaian seri dan rangkaian paralel (Rosman dkk., 2019).
Hukum ohm sebelumnya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain
ialah devenisi hambatan, yakni V = I R . Sering hubungan ini dinamai hokum
Ohm. Akan tetapi Ohm juga menyatakan bahwa R adalah suatu konstanta yang
tidak bergantung pada V maupun I. Bagian kedua hukum Ohm ini tidak
sepenuhnya benar. Hubungan V = I R dapat diterapkan pada resistor apa saja, di
mana V adalah beda potensial antara kedua ujung hambatan, dan I adalah arus
yang mengalir di dalamnya, sedangkan R adalah hambatan resistor
tersebut(Bueche, 1994).
Hambatan dalam suatu penghantar terhadap aliran muatan disebabkan oleh
benturan yang sering terjadi antara elektron-elektron yang bergerak dengan atom-
atom stasioner. Bila beda potensi diterapkan sepanjang kawat medan elektrik yang
ditimbulkan menerapkan kakas pada setiap elektron di dalam kawat
(Cromer,1994).
Hukum Ohm berbunyi “ Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar
(hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan)antara ujung-
ujung penghantar tersebut”. Pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut
yaitu I ~ V . Hukum Ohm dicetuskan oleh Georg Simon Ohm,seorang fisikawan
Jerman tahun 1825 (Anonymous,2007).
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa Listrik dinamis tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dilakukan
praktikum mengenai listrik hukum ohm dan rangkaian seri-paralel yang berkaitan
dengan listrik dinamis menggunakan meter dasar yang terdapat Amperemeter
untuk mengukur arus listrik dan voltmeter untuk mengukur tegangan.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara mengukur nilai tegangan dan arus yang dihasilkan pada
kawat logam dengan luas penampang yang berbeda, panjang yang berbeda,
dan jenis material yang berbeda?
2. Bagaimana cara membuktikan hukum ohm dan menentukan nilai resistensi
yang dihasilkan?
3. Bagaimana cara menentukan nilai hambatan jenis dari kawat logam?

I.3 Batasan Masalah


Batasan – batasan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan kabel berdiameter Ø 0,35 mm.
2.
I.4 Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengukur nilai tegangan dan arus yang dihasilkan pada
kawat logam dengan luas penampang yang berbeda.
2. Mahasiswa dapat mengukur nilai tegangan dan arus yang dihasilkan pada
kawat logam dengan panjang yang berbeda.
3. Mahasiswa dapat mengukur nilai tegangan dan arus yang dihasilkan pada
kawat logam dengan jenis material yang berbeda.
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Hukum Ohn


Pada tahun 1826, setelah sembilan tahun penelitian eksperimental,
fisikawan besar Jerman, George Simon Ohm (1787-1854) menerbitkan artikelnya
tentang hukum yang menyandang namanya hari ini. Untuk memahami betapa
tidak nyamannya itu, cukup untuk mengingat bahwa tidak ada perangkat
pengukur listrik pada waktu itu. Pada tahun 1827, Ohm menerbitkan sebuah buku,
yang meletakkan dasar-dasar teori sirkuit listrik linier di mana Ohm menggunakan
istilahnya sendiri "gaya elektromotif", "penurunan tegangan", "intensitas saat ini",
"resistansi" dan "konduktansi". Ohm bahkan menjelaskan bagaimana
menggambarkan rangkaian listrik di mana konduktor dan sumber saat ini saling
berhubungan baik secara seri atau paralel (Antonov, 2016).
Goerge Simon Ohm merumuskan hubungan yang dialami antara hambatan
(R), kuat arus listrik (I), dan beda potensial (V) yang disebut dengan Hukum
Ohm. Kuat arus listrik (I) berbanding terbalik dengan hambatan (R) dan
berbanding lurus benda potensial (V). Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut :

V l R.A
𝐼= 𝑉 = 𝐼.𝑅 𝑅=ρ l=
R A ρ

(Yasu dan Hadi, 2021).


Arus listrik dapat diartikan sebagi perbandingan dari tegangan masukan
dengan hambatan. Arus listrik terbentuk karena adanya muatan-muatan listrik
yang mengalir. Ada dua macam arus listrik, yaitu arus listrik searah (direct
current) dan arus listrik bolak balik (altenathing current). Sedangkan tegangan
adalah hasil kali perkalian arus listrik dengan hambatan. Sama dengan arus listri,
tegangan juga memiliki dua jenis, yaitu tegangan searah (drect voltage) dan
tegangan bolak balik (alternathing voltage). Yang terakhir merupakan hambatan
yang didefinisikan sebgaai perbandingan dari tegangan dengan arus listrik. Satuan
dari arus listrik yaitu Ampere (A), tegangan atau beda potensial yaitu voltage (V),
dan hambatan yaitu Ohm atau Ω (Hutagalaung dan Panjaitan, 2018).
II.2 Amperemeter
Amperemeter mempunyai hambatan dalam yang sangat kecil,
pemakaiannya harus dihubungkan secara seri pada rangkaian yang diukur.
Amperemeter yang digunakan untik mengukur kuat arus yang kecil (dalam skala
miliampere) disebut miliampermeter. Miliampermeter dapat juga dihunakan untuk
mengukur kuat arus listrik yang besar (dalam skala ampere) dengan cara
menambahkan hambatan cabang (shunt). Dengan adanya hambatan cabang
(shunt) itu, berarti miliamperemeter dapat mengukur kuat arus listrik yang
melebihi batas ukurnya (Foster, 2004).
Amperemeter analog menggunakan jarum penunjuk nilai, sedangkan
amperemeter digital menunjukkan nilai berupa angka digital. Pengukuran arus
listrik oleh amperemeter dilakukan pada rangkaian listrik tertutup. Amperemeter
dapat digunakan untuk mengukur arus searah maupun arus bolak-balik.
Pengukuran dilakukan dengan memutuskan rangkaian listrik terlebih dahulu
kemudian menyambungkannya kembali dengan menambahkan amperemeter di
antara bagian yang diputuskan. Untuk memperbesar batas ukur, amperemeter
harus dipasang paralel dengan resistor shunt.

Gambar 2.1 Amperemeter

II.3 Voltmeter
Voltameter adalah sebuah instrumen yang berfungsi untuk menghitunng
besar dari listrik. Voltameter sering disebut juga coulometer. Satuan
internasional yang digunakan untuk voltameter adalah coloumb. Voltameter
sering digunakan untuk menghitung besarnya potensial dari sebuah sel atau
biasa disebut Eseldari sebuah zat yang diendapkan atau massa endapan.
Biasanya voltameter digunakan untuk menghitung besarnya EselTembaga atau
massa endapan tembaga(Frank, 2005).
Lalu, pada lempengan luarnya ini dinamakan anode, sedangkan lempengan
tengahnya dinamakan sebagai katode. Ukuran tabung yang dimaksud ini biasanya
adalah sekitar 15 x 10 cm (tinggi x diameter). Tak jauh berbeda dengan
Amperemeter, desain voltmeter kemudian akan dibagi menjadi hambatan seri
ataupun multiplier serta galvanometer.
Selain itu, kinerjanya juga akan lebih baik serta meningkat jika ditambahkan
dengan multiplier. Dengan penambahan ini, diharapkan kemampuannya kemudian
bertambah secara berkali-kali lipat besarnya jika dibandingkan dengan yang
sebelumnya.
Jika kuat arus dan medan magnetnya saling berinteraksi kemudian akan
timbul gaya magnet. Gaya inilah yang akan menggerakkan jarum. Besar kecil
penyimpangan jarum ini sendiri juga akan dipengaruhi oleh arus listrik yang
tengah mengalir.

Gambar 2. 2 Voltmeter

II.4 Power Supply


Power Supply adalah sebuah komponen yang digunakan untuk memasok
atau menyediakan daya listrik ke sebuah atau lebih perangkat. Power supply saat
ini telah dirancang sedemikian rupa untuk mampu mengubah bahan dasar energi
semisal energi matahari, angin, hingga kimia menjadi energi listrik.
Bagi komputer dan beberapa perangkat elektronik, komponen power supply
ini sangat penting dan tidak dapat diremehkan. Dapat dipastikan bila komponen
ini mengalami permasalahan, maka perangkat tersebut tidak akan mungkin
berfungsi secara normal. Saat menghidupkan sebuah perangkat semisal komputer,
maka seketika itu juga power supply langsung melakukan semacam pemeriksaan
serta tes sebelum sistem operasi pada komputer tersebut dijalankan.
Jika tes atau pemeriksaan ini tidak bermasalah, maka power supply
melakukan tugas berikutnya yakni mengirim sinyal menuju mainboard bahwa
sistem telah siap untuk dioperasikan. Setelah itu, power supply akan beralih ke
tugas selanjutnya yakni membagi daya listrik pada setiap komponen yang ada
pada komputer tersebut. Besar daya yang dibagi disesuaikan dengan keperluan
dan kemampuan dari tiap komponen. fungsinya power supply adalah mengubah
tegangan, mengubah daya, dan mengatur daya bagi tegangan output.

Gambar 2.3 Power Supply

II.5 Kabel Penghubung


Kabel adalah kawat penghantar listrik berisolasi tunggal. Dapat juga dua
atau lebih kawat berisolasi bersama-sama merupakan kesatuan. Kabel kawat
(penghantar arus listrik) berbungkus karet, plastik yang juga digunakan sebagai
bahan penyekat. Kabel dalam bahasa inggris disebut cable merupakan sebuah alat
yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain.
Kabel seiring dengan perkembangannya dari waktu ke waktu terdiri dari berbagai
jenis dan ukuran yang membedakan satu dengan lainnya
Gambar 2.4 Kabel Penghubung
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III.1 Pengumpulan Data


Berikut adalah beberapa alat dan bahan yang digunakan saat praktikum :
III.1.1 Alat dan Bahan
Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum, yaitu :
1. Alat
Alat – alat yang digunakan saat praktikum, yaitu :
Tabel 3.1 Alat-Alat yang digunakan
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Amperemeter - 1
2 Voltmeter - 1
3 Kabel Penghubung - 1
4 Power Supply AC/DC 0-12 v 0-12 v 1

2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan saat praktikum, yaitu :
Tabel 3.2 Bahan -bahan yang digunakan
No. Nama Bahan Jumlah
1 Kawat logam sejenis dengan luas permukaan yang 4
berbeda
2 Kawat logam sejenis dengan panjang berdeda 2
3 Kawat logam dengan luas permukaan yang sama 2
tetapi jenis kawat yang berbeda

III.2 Prosedur Kerja


Prosedur kerja yang di kerjakan pada saat praktikum adalah sebagai
berikut :
No. Cara Kerja Pengamatan
1 Pada praktikum ini digunakan dan di
gunakan dua jenis material kawat logam
1. Kawat A (material : 56% Cy, 44%
Ini)
2. Kawat B (material : 63% Cu, 37%
Zn)
2 Lakukan set alat seperti pada gambar Alat set praktikum sudah
berikut: di siapkan sebelum
memulai praktikum.

3 Mengukur nilai tegangan dan arus yang di


hasilkan pada kawat logam dengan luas
penampang yang berbeda (panjang kawat
masing – masing 1 meter)
a)

b)

c)

d)

4 Mengukur nilai tegangan dan arus yang di


hasilkan pada kawat panjang yang berbeda.
a)
b) Bandingkan hasil yang di dapat :
-Kawat AP 1 meter ?
-Kawat AP 2 meter ?
5 Mengukur nilai tegangan dan arus ysng di
hssilksn pada kawat logam dengan jenis
material yang berbeda (Diameter dan
panjang kawat sama)
a)

b) Bandingkan hasil yang di dapat :


-Kawat A Ø 0,5 mm ?
-Kawat B Ø 0,5 mm ?
6 Lakukan ulang prosedur ke-4 dan ke-5 Melakukan kembali
prosedur kerja 4 dan 5.
7 Mengukur nilai tegangan dan arus yang
dihasilkan pada kawat logam dengan jenis
kawat yang berbeda (diameter dan Panjang
kawat sama).
a)

b) Bandingkan hasil yang didapat :


-Kawat A Ø 0,5 mm ?
-Kawat A Ø 1 mm ?
DAFTAR PUSTAKA

Ari, Adimas. I. 2002. Bengkel Elektronika. Aneka Solo. Solo.


Bishop, Owen. 2004. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta : Erlangga.
Foster, Bob. 2004. Fisika Universitas Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Giancoli, Douglas, C. 2001. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Halliday & Resnick. 1991. Fisika Jilid 1 . Jakarta. Penerbit Erlangga.
Laboratorium Kisika, Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar,Universitas
Pakuan, Bogor.

Malvino, Albert Paul. 2003. Prinsip-prinsip Elektronik. Salemba Teknika: Jakarta.


Moningka.J.B. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II Jurusan
Fisika.Tondano.
Narkanti. 1985. Kimia Fisika 1A. Surabaya: ITS Press.
Oxtoby, D. 2008. Principles of Modern Chemistry. USA: Thomson Higher
Education.
Petruzella, Frank D. (1996). Elektronik Industri. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Riyanio. 2012. Konsep Inti Kimia Fisika. Yogyakarta: Adi Tama Bersama.
Sharma, K. 1994. Physical Chemistry. New Delhi: Vikas Publishing House.
Shrader, Robert L. 1991. Komunikasi Elektronika. Jakarta : Erlangga.
Sutrisno. 1978. Seri Fisika Dasar. ITB: Bandung.
Tiper, Paur A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Ulfin, I. 2010. Kimia Dasar. Surabaya: ITS Press.
Wijaya. 2008. Fisika Dasar Jilid 2. Jakarta. Erlangga
Zemansky. 1994. Fisika untuk Universitas. Bina Cipta. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai