Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM FISIK DASAR

JUDUL HUKUM OHM

Dosen pengampu : Weni Tri Sasmi, S.Pd., M.Pd


Amalia, S.T., M.T
Asisten laboratorium : 1. Rakhman Hakim S., S.T
2. Ellysa Liswanti, S.T
3. Ilham Abriansyah, S.T

Disusun Oleh :

Ketua Kelompok : Yose Adventus P. S 22416226201179 TI22F


Anggota Kelompok : 1. Andre Maulana 22416226201165 TI22F
2. Deri Septian 22416226201168 TI22F
3. Nazhar Hadi P 22416226201199 TI22F
4. Rustu Saputra 22416226201185 TI22F
5. Ahmad farhat R. H 22416226201223 TI22G

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Fisika Dasar


1. Judul Praktikum : Dasar Pengukuran I
2. Anggota Praktikan
a. Ketua :Yose Adventus P. S (22416226201179)
b. Anggota : Andre Maulana (22416226201165)
Deri Saputra (22416226201168)
Nazhar Hadi P (22416226201199)
Rustu Saputra (22416226201185)
Ahmad farhat R. H (22416226201223)
3. Prodi : Teknik Industri
4. Kelas : TI22F
5. Mata Kuliah : Fisika Dasar Praktikum

Karawang
Assistant Lab. 1 Assistant Lab. 2

(Ellysa Liswanti., ST.) (Ilham Abriansyah, ST.)

Mengetahui,
Dosen Praktikum Koordinator ASLAB

( Weni Tri Sasmi, M.Pd. ) (Rakhman Hakim S., ST.)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporang praktikum dengan
materi “ HUKUM OHM “. Penulisan laporan ini adalah salah satu tugas dan
praktikum untuk mata kuliah fisika di Universitas Buana Perjuangan Karawang.
Dalam penulisan laporan praktikum ini saya beserta kelompok saya
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, khususnya kepada bu
weni tri samsi, M.Pd. Dan para Asisten Laboratorium, yang telah memberikan
pengarahan dan dorongan dalam laporan ini.
Dalam penulisan laporan praktikum ini kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingatkan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Karawang, 29 Mei 2023


Praktikum,

Kelompok 35
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 xxx


Table 1.2 xxx
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika merupakan ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari sifat-sifat dan
interaksi materi dan radiasi. Ilmu fisika didasarkan pada pengamatan
eksperimental dan pengukuran, karena itu salah satu pengertian fisika adalah ilmu
tentang pengukuran (Banawi, 2013). Ilmu fisika memiliki salah satu konsep yaitu
tentang listrik dinamis. Hukum Ohm merupakan salah satu materi Listrik Dinamis
dalam Fisika yang sangat banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
(Arisandi dan Madlazim, 2015).
Pada tahun (1787-1854) seorang ahli fisika jerman yang bernamaGeorge
Simon Ohm menyatakan sebuah hubungan antara arus listrik (i) yang mengalir
melalui suatu rangkaian dengan tegangan yang dipasang dalam rangkaian (v).
Hubungan tegangan dan arus listrik tersebut diperoleh dari eksperimennya yang
sering dikenal dengan sebutan HukumOhm (Sutrisno, 2009 : 146-147).
Hukum Ohm menyatakan “untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan,
perbandingan antara perbedaan potensial∆v antara duatitik dari konduktor dengan
arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan” (Alonso, 1994 :
77), atau “Arus yang mengalir pada kawat sebanding dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan tegangan pada rangkaian tersebut”(Tipler, 2001 :
142).
Hukum ohm sebelumnya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain
ialah devenisi hambatan, yakni V = I R. Sering hubungan ini dinamai hokum
Ohm. Akan tetapi Ohm juga menyatakan bahwa R adalah suatu konstanta yang
tidak bergantung pada V maupun I. Bagian kedua hukum Ohm ini tidak
sepenuhnya benar. Hubungan V = I R dapat diterapkan pada resistor apa saja, di
mana V adalah beda potensial antara kedua ujung hambatan, dan I adalah arus
yang mengalir di dalamnya, sedangkan R adalah hambatan resistor tersebut
(Bueche, 1994).
Hukum Ohm merupakan hubungan antara kuat arus listrik, tegangan, dan
hambatan. Kuat arus listrik (I) berbanding terbalik dengan hambatan (R) dan
berbanding lurus benda potensial (V) (Yasu dan Hadi, 2021). Berdasarkan
susunan hambatan atau resistor, rangkaian listrik dapat dibagi menjadi dua, yaitu
rangkaian seri dan rangkaian paralel (Rosman dkk., 2019).
Hukum Ohm berbunyi “ Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar
(hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan)antara ujung-
ujung penghantar tersebut”. Pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut
yaitu I ~ V . Hukum Ohm dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan
Jerman tahun 1825 (Anonymous, 2007).
Hambatan dalam suatu penghantar terhadap aliran muatan disebabkan oleh
benturan yang sering terjadi antara elektron-elektron yang bergerak dengan atom-
atom stasioner. Bila beda potensi diterapkan sepanjang kawat medan elektrik yang
ditimbulkan menerapkan kakas pada setiap elektron di dalam kawat
(Cromer,1994).
1.1 Perumusan Masalah
Rumusan masalah untuk Praktikum “Hukum OHM” dianataranya:
1. Bagaimana cara menentukan nilai hambatan jedis dari kawat logam ?
2. Bagaimana cara mengukur nilai tegangan dan arus yang dihasilkan pada
kawat logam dengan luas penampang yang berbeda, panjang yang
berbeda, dan jenis material yang berbeda?

1.2 Pembatasan Masalah


Dalam praktikum “Hukum Ohm” ada Keterbatasan alat pengukuran Setiap
alat pengukur memiliki keterbatasan yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pengukuran. Keterbatasan ini bisa berupa akurasi, resolusi, atau range pengukuran
yang dapat dilakukan oleh alat tersebut.

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum “ Hukum Ohm “ adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengukur nilai tegangan dan arus yang dihasilkan
pada kawat logam dengan luas penampang yang berbeda.
2. Mahasiswa dapat mengukur nilai tegangan dan arus yang dihasilkan
pada kawat logam dengan panjang yang berbeda.
3. Mahasiswa dapat mengukur nilai tegangan dan arus yang dihasilkan
pada kawat logam dengan jenis material yang berbeda.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Hukum Ohm


Arus listrik dapat diartikan sebagi perbandingan dari tegangan masukan
dengan hambatan. Arus listrik terbentuk karena adanya muatan-muatan listrik
yang mengalir. Ada dua macam arus listrik, yaitu arus listrik searah (direct
current) dan arus listrik bolak balik (altenathing current). Sedangkan tegangan
adalah hasil kali perkalian arus listrik dengan hambatan. Sama dengan arus listri,
tegangan juga memiliki dua jenis, yaitu tegangan searah (drect voltage) dan
tegangan bolak balik (alternathing voltage). Yang terakhir merupakan hambatan
yang didefinisikan sebgaai perbandingan dari tegangan dengan arus listrik. Satuan
dari arus listrik yaitu Ampere (A), tegangan atau beda potensial yaitu voltage (V),
dan hambatan yaitu Ohm atau Ω (Hutagalaung dan Panjaitan, 2018).
Pada tahun 1826, setelah sembilan tahun penelitian eksperimental,
fisikawan besar Jerman, George Simon Ohm (1787-1854) menerbitkan artikelnya
tentang hukum yang menyandang namanya hari ini. Untuk memahami betapa
tidak nyamannya itu, cukup untuk mengingat bahwa tidak ada perangkat
pengukur listrik pada waktu itu. Pada tahun 1827, Ohm menerbitkan sebuah buku,
yang meletakkan dasar-dasar teori sirkuit listrik linier di mana Ohm menggunakan
istilahnya sendiri "gaya elektromotif", "penurunan tegangan", "intensitas saat ini",
"resistansi" dan "konduktansi". Ohm bahkan menjelaskan bagaimana
menggambarkan rangkaian listrik di mana konduktor dan sumber saat ini saling
berhubungan baik secara seri atau paralel (Antonov, 2016).
2.2 Kuat arus dan Hambatan
Goerge Simon Ohm merumuskan hubungan yang dialami antara hambatan
(R), kuat arus listrik (I), dan beda potensial (V) yang disebut dengan Hukum
Ohm. Kuat arus listrik (I) berbanding terbalik dengan hambatan (R) dan
berbanding lurus benda potensial (V). Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut :
𝐼 = V/R 𝑉 = 𝐼.𝑅

Dimana :

I = Kuat arus listrik, satuannya ampere (A)

V = Beda potensial, satuaannya volt (V)

R = Hambatan (Resistensi), satuannya ohm (Ω)

(Yasu dan Hadi, 2021).

Arus listrik dapat diartikan sebagi perbandingan dari tegangan masukan


dengan hambatan. Arus listrik terbentuk karena adanya muatan-muatan listrik
yang mengalir. Ada dua macam arus listrik, yaitu arus listrik searah (direct
current) dan arus listrik bolak balik (altenathing current). Sedangkan tegangan
adalah hasil kali perkalian arus listrik dengan hambatan. Sama dengan arus listri,
tegangan juga memiliki dua jenis, yaitu tegangan searah (drect voltage) dan
tegangan bolak balik (alternathing voltage). Yang terakhir merupakan hambatan
yang didefinisikan sebgaai perbandingan dari tegangan dengan arus listrik. Satuan
dari arus listrik yaitu Ampere (A), tegangan atau beda potensial yaitu voltage (V),
dan hambatan yaitu Ohm atau Ω (Hutagalaung dan Panjaitan, 2018).

Resistansi atau hambatan kawat penghantar homogen berbandinglurus


dengan panjang ℓ dan konstanta resistivitas material yang digunakan ρ, serta
berbanding terbailik dengan luas penampang A. Artinya semakin panjang kawat
penghantar, maka semakin besar hambatannya. Dan semakin kecil luas
penampangnya, maka semakin besar juga hambatannya. (Giancoli, 2014)

2.2.1 Amperemeter
Amperemeter adalah rangkaian yang berfungsi untukmengukur besarnya
arus listrik padasebuah rangkaianlistrik dalam hal iniadalah arus searah. untuk
pengukuranvoltase atau tegangan digunakan alatyakni voltmeter. Rangkaian
voltmeteradalah rangkaian yang berfungsi untuk mengukur besarnya tegangan
suatukomponen atau tegangan suatu titikterhadap titik yang lain pada rangkaian
listrik”(kiki,2006).

Gambar 2.1 Amperemeter

2.2.2 Voltmeter
Voltameter adalah alat yang digunakan untuk mengukur "beda potensial*
Untuk mengukur "beda potensial antara sembarang atau dua titik pada rangkaian
termina-terminal Voltmeter dihubungkan antar titik-titik tersebut tanpa memutus
atau memotong kawatt Apabila Voltmeter tembaga-maka alat ini terdiri dari dua
buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang serangkai
dalam suatutabung kaca atau plastic. Lempengan luar berperan sebagaianoda
sedangkan yang tengah berperan sebagai katoda.
Lalu, pada lempengan luarnya ini dinamakan anode, sedangkan lempengan
tengahnya dinamakan sebagai katode. Ukuran tabung yang dimaksud ini
biasanya adalah sekitar 15 x 10 cm (tinggi x diameter). Tak jauh berbeda dengan
Amperemeter, desain voltmeter kemudian akan dibagi menjadi hambatan seri
ataupun multiplier serta galvanometer.
Selain itu, kinerjanya juga akan lebih baik serta meningkat jika ditambahkan
dengan multiplier. Dengan penambahan ini, diharapkan kemampuannya
kemudian bertambah secara berkali-kali lipat besarnya jika dibandingkan dengan
yang sebelumnya.
Jika kuat arus dan medan magnetnya saling berinteraksi kemudian akan
timbul gaya magnet. Gaya inilah yang akan menggerakkan jarum. Besar kecil
penyimpangan jarum ini sendiri juga akan dipengaruhi oleh arus listrik yang
tengah mengalir.

Gambar 2.2 Voltmeter

2.2.3 Power supply


Power Supply adalah sebuah komponen yang digunakan untuk memasok
atau menyediakan daya listrik ke sebuah atau lebih perangkat. Power supply saat
ini telah dirancang sedemikian rupa untuk mampu mengubah bahan dasar energi
semisal energi matahari, angin, hingga kimia menjadi energi listrik.
Power supply (catu daya) adalah komponen yang memasok daya ke satu
atau bahkan lebih beban listrik. Dalam penerapannya, ada beberapa fungsi power
supply, salah satunya adalah menjadi daya cadangan dalam bentuk baterai. Power
supply juga terbagi menjadi beberapa komponen, seperti transformator, dioda,
resistor, kapasitor, dan IC regulator.

Gambar 2.3 Power Supply


2.2.4 Kabel Penghubung
Kabel adalah kawat penghantar listrik berisolasi tunggal. Dapat juga dua
ataulebih kawat berisolasi bersama-sama merupakan kesatuan. Kabel kawat
(penghantararus listrik) berbungkus karet, plastic yang juga digunakan sebagai
bahan penyekat.Kabel dalam bahasa inggris disebut cable merupakan sebuah alat
yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain.
Kabel seiring denganper kembangannya dari waktu ke waktu terdiri dari berbagai
jenis dan ukuran yang membedakan satu dengan lainnya.
Kabel penghubung dilengkapi dengan 2 jack tumpuk berwarna hitam. Dapat
digunakan pada alat ukur listrik seperti amperemeter dan voltmeter. Dapat
dihubungkan juga dengan power supply, papan rangkaian dan digunakan pada
percobaan listrik dan magnet.

Gambar 2.4 Kabel Penghubung


BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3. 1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk laporan praktikum ini dilakukan dengan metode
eksperimen di laboratorium Universitas Buana Perjuangan Karawang. Berikut
adalah beberapa alat dan bahan yang digunakan saat pratikum

3.1.1 Alat dan Bahan


Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum, yaitu :
1. Alat

Tabel 3.1 Alat-Alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah


1 Amperemeter - 1
2 Voltmeter - 1
3 Kabel Penghubung - 1
4 Power Supply AC/DC 0-12 0-12 v 1
v

2. Bahan

Tabel 3.2 Bahan-Bahan


No. Nama Bahan Jumlah
1 Kawat logam sejenis dengan luas 4
permukaan yang berbeda
2 Kawat logam sejenis dengan 2
panjang berdeda
3 Kawat logam dengan luas permukaan 2
yang sama tetapi jenis kawat yang
berbeda
3.1.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dikerjakan pada saat praktikum adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Prosedur Kerja


Cara Kerja Pengamatan
1.Pada praktikum ini digunakan dan di Pahamilah dan baca prosedur
gunakan dua jenis material kawat logam
sebelum melakukan pratikum
1. Kawat A (material : 56% Cy, 44% Ini)
pada modul.
2. Kawat B (material : 63% Cu, 37% Zn

Siapkan alat seperti Digambar


untuk memulai pratikum.

Siapkan alat seperti pada gambar diatas

3.Mengukur nilai tegangan dan arus yang


di hasilkan pada kawat logam dengan luas
penampang yang berbeda (panjang kawat
masing – masing 1 meter)
4. Mengukur nilai tegangan dan arus yang
di hasilkan pada kawat panjang yang pastikan power supply tidak dalam
berbeda. kedaan menyala lalu pasangkan
kabel penghubung ke kawat logam
yang akan di uji sesuai dengan yang
ada di prosedur kerja.
Lalu lanjutkan uji coba pada
panjang kawat yang berbeda seperti
pada gambar disamping, lalu catat
hasil yang didapat.
Bandingkan hasil yang di dapat :
-Kawat AP 1 meter ?
-Kawat AP 2 meter ?

5. Mengukur nilai tegangan dan arus ysng


di hssilksn pada kawat logam dengan jenis
material yang berbeda (Diameter dan
panjang kawat sama)

Bandingkan hasil yang di dapat :


-Kawat A Ø 0,5 mm ?
-Kawat B Ø 0,5 mm ?

6. Lalu Lakukan ulang prosedur ke-4 dan ke-5


7. Mengukur nilai tegangan dan arus
yang dihasilkan pada kawat logam
dengan jenis kawat yang berbeda
(diameter dan Panjang kawat sama).

Bandingkan hasil yang didapat :


-Kawat A Ø 0,5 mm ?
-Kawat A Ø 1 mm ?

3.2 Pengolahan Data


Berikut data hasil yang diperoleh dari praktikum “Hukum Ohm”.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA

Hasil Pengamatan

Kegiatan 1
Jenis Kawat = Konstantan
Panjang Kawat = 1000 mm
NST Voltmeter = 1 v50 = 0,02 V 
                                ∆V= 0,01
NST Amperemeter = 1 A50 = 0,02 A 
                                ∆I= 0,01
Tabel 1. Hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat
dengan diameter (luas penampang) yang berbeda-beda.
d = 1,0 mm d = 0,7 mm d = 0,5 mm d = 0,35 mm
No A = 0,8 mm 2
A = 0,4 mm 2
A = 0,2 mm 2
A = 0,1 mm 2

U (V) I (A) U (V) I (A) U (V) I (A) U (V) I (A)


| 0,06 ± 0,01 | 0,06 ± 0,01 | 0,04 ± 0,01 | 0,06 ± 0,01 | 0,02 ± 0,01 | 0,06 ± 0,01 | 0,01 ± 0,01
1 | 0.08 ± 0,01 |
| | | | | | |
| 0,12 ± 0,01 | 0,12 ± 0,01 | 0.08 ± 0,01 | 0,12 ± 0,01 | 0.04 ± 0,01 | 0,12 ± 0,01 | 0,02 ± 0,01
2 | 0.18 ± 0,01 |
| | | | | | |
| 0,18 ± 0,01 | 0,18 ± 0,01 | 0.14 ± 0,01 | 0,18 ± 0,01 | 0.07 ± 0,01 | 0,18 ± 0,01 | 0,04 ± 0,01
3 | 0.28 ± 0,01 |
| | | | | | |
| 0,24 ± 0,01 | 0,24 ± 0,01 | 0.18 ± 0,01 | 0,24 ± 0,01 | 0.10 ± 0,01 | 0,24 ± 0,01 | 0.05 ± 0,01
4 | 0.38 ± 0,01 |
| | | | | | |
| 0,30 ± 0,01 | 0,30 ± 0,01 | 0.23 ± 0,01 | 0,30 ± 0,01 | 0.12 ± 0,01 | 0,30 ± 0,01 | 0.06 ± 0,01
5 | 0.48 ± 0,01 |
| | | | | | |
| 0,36 ± 0,01 | 0.56  ± 0,01 | 0,36 ± 0,01 | 0.28 ± 0,01 | 0,36 ± 0,01 | 0.14 ± 0,01 | 0,36 ± 0,01 | 0.07 ± 0,01
6
| | | | | | | |
| 0,42 ± 0,01 | 0,42 ± 0,01 | 0.32 ± 0,01 | 0,42 ± 0,01 | 0.16 ± 0,01 | 0,42 ± 0,01 | 0.08 ± 0,01
7 | 0.66 ± 0,01|
| | | | | | |
| 0,48 ± 0,01 | 0,48 ± 0,01 | 0.36 ± 0,01 | 0,48 ± 0,01 | 0.18 ± 0,01 | 0,48 ± 0,01 | 0.09 ± 0,01
8 | 0.75 ± 0,01|
| | | | | | |
| 0,54 ± 0,01 | 0,54 ± 0,01 | 0.40 ± 0,01 | 0,54 ± 0,01 | 0.20 ± 0,01 | 0,54 ± 0,01 | 0.10 ± 0,01
9 | 0.84 ± 0,01|
| | | | | | |
| 0,60 ± 0,01 | 0,60 ± 0,01 | 0.45 ± 0,01 | 0,60 ± 0,01 | 0.23 ± 0,01 | 0,60 ± 0,01 | 0.11 ± 0,01
10 | 0.92 ± 0,01|
| | | | | | |
| 0,66 ± 0,01 | 0,66 ± 0,01 | 0.54 ± 0,01 | 0,66 ± 0,01 | 0.26 ± 0,01 | 0,66 ± 0,01 | 0.12 ± 0,01
11 | 1.00 ± 0,01|
| | | | | | |
| 0,72 ± 0,01 | 0,72 ± 0,01 | 0.60 ± 0,01 | 0,72 ± 0,01 | 0.28 ± 0,01 | 0,72 ± 0,01 | 0.13 ± 0,01
12
| | | | | | |

Kegiatan 2. 
Jenis kawat = konstantan
Diameter = 0,7×10-3 m 
Luas penampang    = 0,4 ×10-6 m2 

Tabel 2. Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan
panjang kawat yang berbeda-beda.

l  = 1 m l =  2 m
No.
U (V) I (A) U (V) I (A)
1 0,06 0,01 0,04 0,01 0,06 0,01 0,02 0,01
2 0,12 0,01 0,08 0,01 0,12 0,01 0,04 0,01
3 0,18 0,01 0,14 0,01 0,18 0,01 0,06 0,01
4 0,24 0,01 0,18 0,01 0,24 0,01 0,08 0,01
5 0,30 0,01 0,23 0,01 0,30 0,01 0,10 0,01
6 0,36 0,01 0,28 0,01 0,36 0,01 0,12 0,01
7 0,42 0,01 0,32 0,01 0,42 0,01 0,14 0,01
8 0,48 0,01 0,36 0,01 0,48 0,01 0,16 0,01
9 0,54 0,01 0,40 0,01 0,54 0,01 0,18 0,01
10 0,60 0,01 0,45 0,01 0,60 0,01 0,21 0,01
11 0,66 0,01 0,454 0,01 0,66 0,01 0,23 0,01
12 0,72 0,01 0,60 0,01 0,72 0,01 0,26 0,01

Kegiatan 3

Diameter Kawat (d) = 0,5 x 10 m -3

Luas Penampang (A) = 0,2 x 10 m -6 2

Panjang kawat (l) =1m

Tabel 3. pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada jenis kawat yang
berbeda.

Jenis Kawat : Konstantan Jenis Kawat : Messing


No.
U (V) I (A) U (V) I (A)
1 | 0,06 ± 0,01 | | 0,02 ± 0,01 | | 0,06 ± 0,01 | | 0,15 ± 0,01 |
2 | 0,12 ± 0,01 | | 0,04 ± 0,01 | | 0,12 ± 0,01 | | 0,33 ± 0,01 |
3 | 0,18 ± 0,01 | | 0,07 ± 0,01 | | 0,18 ± 0,01 | | 0,50 ± 0,01 |
4 | 0,24 ± 0,01 | | 0,10 ± 0,01 | | 0,24 ± 0,01 | | 0,65 ± 0,01 |
5 | 0,30 ± 0,01 | | 0,12 ± 0,01 | | 0,30 ± 0,01 | | 0,82 ± 0,01 |
6 | 0,36 ± 0,01 | | 0,14 ± 0,01 | | 0,36 ± 0,01 | | 0,96 ± 0,01 |

Kegiatan 4

Resistor = 150 ohm


NST Voltmeter = 10 v50 = 0,2 V 
                                ∆V= 0,1
NST Amperemeter = 100 mA50 = 0,02 A 
                                ∆I= 0,001

Tabel 4. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial

No Tegangan (Volt) Kuat Arus Listrik (A)


.
1 │0,6 ± 0,1│ │0,004 ± 0,001│
2 │0,7 ± 0,1│ │0,005 ± 0,001│
3 │0,9 ± 0,1│ │0,007 ± 0,001│
4 │1,0 ± 0,1│ │0,008 ± 0,001│
5 │1,3 ± 0,1│ │0,010 ± 0,001│
6 │1,6 ± 0,1│ │0,012 ± 0,001│
7 │2,0 ± 0,1│ │0,015 ± 0,001│
8 │2,6 ± 0,1│ │0,020 ± 0,001│
9 │3,3 ± 0,1│ │0,025 ± 0,001│
10 │4,2 ± 0,1│ │0,033 ± 0,001│
11 │5,3 ± 0,1│ │0,042 ± 0,001│
12 │6,5 ± 0,1│ │0,052 ± 0,001│

ANALISIS DATA
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
Grafik 1. Pengaruh luas penampang terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.

1. Untuk A = 0,8 × 10 m -6 2

Hambatan 
tan α= yx= IV
y = mx
m = yx
Jadi, tan α= yx= IV; V = IR
1R= IV

1R= m

R= 1m

R= 11,539=0,64977 Ω
DK = R × 100 %  = 0,998 × 100% = 99,8 %
2

KR = 100% - DK = 100% - 99,8% = 0,2 % → (4 AB)


∆R = KR R100% = 0,2 % 0,6498100% = 0,0013 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 0,6498 ± 0,0013 | Ω

Hambatan jenis kawat


R = LA

 = RAL = 0,6498 0,8 10-61 = 5,198 10-7 Ω.m


ρ=R Al , karena A dan L nilainya tetap maka ρ=R
dρ=δρδRdR

dρ=δ(R)δRdR

dρ=dR
dρ=dRR

∆ρ=∆RRρ= 0,00130,64985,198×10-7 Ω= 0,010399 × 10-7 Ω.m

KR = ∆ρ 100 %

KR = 0,010399 × 10-75,198 × 10-7 × 100 %= 0,002 × 100 % = 0,2 %


→ (4 AB)
PF → ρ = | ρ ± ∆ρ |
ρ = | 5,198 ± 0,010 | 10 .m
-7

2. Untuk A = 0,4 × 10 m
-3

Hambatan 

R= 10,815=1,2269 Ω
DK = R × 100 %  = 0,992 × 100% = 99,2 %
2

KR = 100% - DK = 100% - 99,2% = 0,8 % → (4 AB)


∆R = KR R100% = 0,8 % 1,2269100% = 0,0098 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 1,227 ± 0,009 | Ω
Hambatan jenis kawat

 = RAL = 1,227 0,4 10-61 = 4,908 10-7 Ω.m


∆ρ=∆RRρ= 0,0091,2274,908×10-7 Ω= 0,036 × 10-7 Ω.m

KR = 0,036 × 10-74,908 × 10-7 × 100 %= 0,007 × 100 % = 0,7 % → (4


AB)
PF → ρ = | 4,908 ± 0,036 | 10 .m -7

3. Untuk A = 0,2 × 10 m
-3

Hambatan 

R= 10,388=2,5773 Ω
DK = R × 100 %  = 0,996 × 100% = 99,6 %
2

KR = 100% - DK = 100% - 99,6% = 0,4 % → (4 AB)


∆R = KR R100% = 0,4 % 2,5773100% = 0,0103 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 2,577 ± 0,010 | Ω
Hambatan jenis kawat

 = RAL = 2,577 0,2 10-61 = 5,154 10-7 Ω.m


∆ρ=∆RRρ= 0,0102,5775,154×10-7 Ω= 0,02 × 10-7 Ω.m

KR = 0,02 × 10-75,154 × 10-7 × 100 %= 0,003 × 100 % = 0,3 % → (4


AB)
PF → ρ = |5,154 ± 0,020| 10 .m
-7

4. Untuk A = 0,1 × 10 m 
-3
Hambatan 

R= 10,178=5,6179 Ω
DK = R × 100 %  = 0,994 × 100% = 99,4 %
2

KR = 100% - DK = 100% - 99,4% = 0,6 % → (4 AB)


∆R = KR R100% = 0,6 % 5,6179100% = 0,0337 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 5,618 ± 0,033 | Ω
Hambatan jenis kawat

 = RAL = 5,618 0,1 10-61 = 5,618 10-7 Ω.m


∆ρ=∆RRρ= 0,0335,6185,618×10-7 Ω= 0,033 × 10-7 Ω.m

KR = 0,033 × 10-75,618 × 10-7 × 100 %= 0,005 × 100 % = 0,5 % → (4


AB)
PF → ρ = |5,618 ± 0,033| 10 .m
-7

Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik. 

Grafik 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.

1. Untuk l = 1 m
Hambatan 
R= 1m= 10,815=1,2269 Ω
DK = R × 100 %  = 0,992 × 100% = 99,2 %
2

KR = 100% - DK = 100% - 99,2% = 0,8 % → (4 AB)


∆R = KR R100% = 0,8 % 1,2269100% = 0,98152 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 1,227 ± 0,986 | Ω

Hambatan jenis kawat

 = RAL = 1,227 0,4 10-61 = 4,908 10-7 Ω.m


∆ρ=∆RRρ= 0,0091,2274,908×10-7 Ω= 0,036 × 10-7 Ω.m

KR = ∆ρ 100 %

KR = 0,036 × 10-74,908 × 10-7 × 100 %= 0,007 × 100 % = 0,7 % → (4


AB)
PF → ρ = | ρ ± ∆ρ |
ρ = | 4,908 ± 0,036 | 10 .m
-7

2. Untuk l = 2 m
Hambatan 
R= 1m= 10,355=2,8169 Ω
DK = R × 100 %  = 0,996 × 100% = 99,6 %
2

KR = 100% - DK = 100% - 99,6% = 0,4 % → (4 AB)


∆R = KR R100% = 0,4 % 2,8169100% = 0,0113 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 2,817 ± 0,011 | Ω

Hambatan jenis kawat

 = RAL = 2,817 0,4 10-62 = 5,634 10-7 Ω.m


∆ρ=∆RRρ= 0,0112,8175,634×10-7 Ω= 0,022 × 10-7 Ω.m

KR = ∆ρ 100 %

KR = 0,022 × 10-75,634 × 10-7 × 100 %= 0,0039 × 100 % = 0,39 % →


(4 AB)
PF → ρ = | ρ ± ∆ρ |
ρ = | 5,634 ± 0,022 | 10 .m
-7

Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
Grafik 3. Pengaruh hambatan jenis terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.

1. Untuk jenis kawat Konstantan


Hambatan 
R= 1m= 10,414=2,4154 Ω
DK = R × 100 %  = 0,993 × 100% = 99,3 %
2

KR = 100% - DK = 100% - 99,3% = 0,7 % → (4 AB)


∆R = KR R100% = 0,7 % 2,4154100% = 0,0169 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 2,415 ± 0,017 | Ω

Hambatan jenis kawat

 = RAL = 2,415 0,2 10-61 = 4,83 10-7 Ω.m


∆ρ=∆RRρ= 0,0172,4154,83×10-7 Ω= 0,034 × 10-7 Ω.m

KR = ∆ρ 100 %

KR = 0,034 × 10-74,83 × 10-7 × 100 %= 0,007 × 100 % = 0,7 % → (4


AB)
PF → ρ = | ρ ± ∆ρ |
ρ = | 4,830 ± 0,034 | 10 .m
-7

2. Untuk jenis kawat Messing


Hambatan 
R= 1m= 12,70=0,3704 Ω
DK = R × 100 %  = 1,00 × 100% = 100 %
2

KR = 100% - DK = 100% - 100% = 0 % → (4 AB)


∆R = KR R100% = 0 % 0,3704100% = 0,00 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 0,3704 ± 0,0000 | Ω

Hambatan jenis kawat

 = RAL = 0,3704 0,2 10-61 = 0,7408 10-7 Ω.m


∆ρ=∆RRρ= 0,00000,37040,7408×10-7 Ω= 0 Ω.m

KR = ∆ρ 100 %

KR = 00,7408 × 10-7 × 100 %= 0 % → (4 AB)


PF → ρ = | ρ ± ∆ρ |
ρ = | 0,7408 ± 0,0000 | 10 .m
-7

Kegiatan 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik

Grafik 4. Hubungan tegangan dan kuat arus listrik.


V=IR

R=VI

R=dxdy

1R=dydx

1R=d(0,008x-0,000)dx

R=10,008 = 125
DK=R2100% = 0,999100% = 99,9%
KR=100%-99,9% =0,1% (4 AB)
∆R=KR R100 %
∆R=0,1% 125 100 % =0,125 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 125 ± 0,125 | Ω
% diff =│R -RPRT+RP2 │× 100% =│150 -125 150 +125 2 │× 100% = 0,182 ×
T

100% = 18,2 %
BAB IV
ANALISA
BAB V
PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Pastikan anda memahami instruksi praktikum secara
keseluruhan, termasuk tujuan, alat yang digunakan, dan prosedur
pengukuran yang akan dilakukan. Lakukan pengukuran dengan
cermat dan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Pastikan
anda tidak melakukan kesalahan atau kelalaian dalam pengukuran
yang dapat memengaruhi hasil akhir.

Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam


pengambilan data dan kepada asisten agar lebih memberikan
penjelasan kepada praktikan agar praktikan tidak lagi salah-salah
dalam menganalisis data hasil praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2017 Laporan Fisika Dasar -Amperemeter Dan Voltmeter
DalamRangkaian Listrik Searah
Giancoli, Douglas C., 2014, Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2 Edisi ke
Tujuh. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Tipler, Paul A. 2001,Physics for Scientists and Engineers, Penerbit

Erlangga, Jakarta.
Lampiran

Lampiran 1. Penginputan Data

Lampiran 2. Proses mencari data


Lampiran 3. Pengecekan data

Anda mungkin juga menyukai