Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI MASALAH PTK

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kelas serta
data hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 05 Doa Ibu Kecamatan Kasihan
Kabupaten Bantul, peneliti menemukan beberapa permasalahan,
permasalahan-permasalahan yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai
berikut :
1. Aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran kurang baik, guru
hanya menggunakan metode ceramah dan belum menggunakan
alat peraga.
2. Pembelajaran tematik membuat siswa kurang fokus. Sehingga
materi dalam satu pembelajaran terkadang tidak bisa diselesaikan
dalam sehari.
3. Pada pembelajaran muatan Bahasa Jawa materi aksara jawa , Dari
28 siswa kelas V SDN Doa Ibu 5, ada 24 siswa (85,71%)
mendapatkan nilai di bawah KKM dan hanya 4 siswa (14,29%)
yang mencapai KKM.
4. Kurangnya media pembelajaran, media hanya berpaku pada
gambar poster, peta.
5. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika masih kurang
efektif cenderung pasif.
6. Pada pembelajaran muatan Matematika sebagian siswa mendapat
nilai dibawah KKM.
7. Ketergantungan siswa pada guru yang berperan sebagai satu-
satunya sumber pengetahuaan.
8. Pemanfaatan IT masih kurang, karena pemakaian proyektor
dipakai secara bergantian.
9. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa jawa masih rendah,
kebanyakan siswa gaduh dan kurang minat.
10. Sumber bahan ajar siswa masih kurang bervariasi karena hanya
berpatokan pada buku siswa dan buku guru, untuk pembelajaran
bahasa jawa sumber bahan ajar masih kurang karena berpatokan
pada LKS.
11. Hasil belajar bahasa jawa kelas V masih belum menunjukkan
batas ketuntasan.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, masalah yang paling penting
(urgen) untuk dikaji melalui PTK adalah Permasalahan pada siswa kelas V
SDN Doa Ibu 5 dalam pembelajaran Bahasa Jawa yaitu dari 28 siswa kelas
V SDN Doa Ibu 5, Dari 28 siswa kelas V SDN Doa Ibu 5, ada 24 siswa
(85,71%) mendapatkan nilai di bawah KKM dan hanya 4 siswa
(14,29%) yang mencapai KKM. Dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu
65.
Berdasarkan masalah tersebut peneliti melakukan pemecahan
masalah yang sangat urgen yaitu dalam pembelajaran Bahasa Jawa.
Masalah tersebut perlu dicari solusinya karena banyak siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM dan Bahasa Jawa merupakan salah satu
bahasa daerah sehingga perlu dilestarikan supaya tidak hilang
keberadaannya. Dalam pembelajaran di SD bahasa Jawa juga merupakan
mata pelajaran yang masuk dalam muatan lokal. Padmono (2010: 24)
menyatakan bahwa, “Muatan Lokal merupakan salah satu program
lingkungan yang mengandung unsur lingkungan alam, sosial, dan budaya
khas daerah yang seyogyanya dipelajari dan dikuasai siswa”. Berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Yogyakarta, Nomor: 423.5/5/2011 tentang
kurikulum muatan lokal (bahasa Jawa) untuk jenjang pendidikan
SD/SDLB/SMP /SMPLB/MTs Negeri dan Swasta Provinsi Yogyakarta
sebagai muatan lokal wajib di Provinsi Yogyakarta adalah bahasa Jawa
(kurikulum KTSP), dan pelajaran bahasa jawa juga akan diujikan pada
kelas VI ( Ujian Sekolah), bahasa jawa juga penting diajarkan karena
berguna sebagai bekal bersosialisasi dalam masyarakat dengan
menggunakan nilai yang ada didalamnya ( misalnya unggah- ungguh ).
Oleh karena itu, masalah ini sangat perlu dicari pemecahan
masalahnya sehingga kedepannya hasil belajar, pengetahuan, dan
pemahaman siswa dapat terus meningkat. Berdasarkan alasan itulah
peneliti mengambil alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran
Bahasa Jawa yaitu dengan menggunakan Pendekatan Kooperatif Learning
dengan tipe Round Table dalam proses perbaikan pembelajaran.

3. Rumusan Masalah
Rumusan Umum:
Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jawa
dengan Model Kooperatif Learning dan tipe Round Table pada siswa
kelas V SDN Doa Ibu 5 Bantul?
Rumusan Khusus:
1. Apakah dengan penerapan model Kooperatif Learning dengan tipe
Round Table dapat meningkatkan Ketrampilan Guru kelas V SDN
Doa Ibu 5 Bantul dalam pembelajaran Bahasa Jawa?
2. Apakah dengan penerapan model Kooperatif Learning dengan tipe
Round Table dapat meningkatkan aktivitas Siswa kelas V SDN
Doa Ibu 5 Bantul dalam pembelajaran Bahasa Jawa?
3. Apakah dengan penerapan model Kooperatif Learning dengan tipe
Round Table dapat meningkatkan hasil belajar Siswa kelas V SDN
Doa Ibu 5 Bantul dalam pembelajaran Bahasa Jawa?

4. Faktor- Faktor Penyebab


1. Faktor Guru
Guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya selama proses
pembelajaran guru masih sering menggunakan metode ceramah
sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna, selain itu guru
juga belum menggunakan alat peraga dalam proses
pembelajarannya, guru juga kurang mendukung siswa untuk
belajar berkelompok sehingga suasana belajar monoton, pemberian
LKPD kepada siswa juga hanya berpatok pada penggunaan buku
LKS bahasa jawa yang hanya mengacu penilaian akademik saja
selain itu guru kurang melakukan timbal balik kepada siswa dan
kurang dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa.
2. Faktor Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa kurang aktif dan kurang
memperhatikan pembelajaran, siswa banyak berbicara sendiri dan
ramai sendiri dan siswa cepat bosan dalam menerima
pembelajaran, selain itu siswa juga hanya bergantung kepada guru
sebagai salah satu sumber pengetahuannya, siswa juga belum ada
motivasi untuk belajar secara mandiri diluar jam sekolah.
3. Faktor Peralatan dan Fasilitas
Dalam pembelajaran kurang menggunakan alat peraga dikarenakan
kurangnya alat peraga, selain itu kurangnya pemanfaatan alat
peraga yang ada di lingkungan sekitar( seperti tumbuhan, hewan),
Media pembelajaran juga kurang menarik hanya poster, peta, globe
dan jumlahnya juga hanya terbatas. Penggunaan IT juga kurang
optimal karena jumlah LCD hanya 1 buah sehingga pemakaiannya
harus bergantian dengan kelas lainnya. Sumber bahan ajar siswa
masih kurang bervariasi karena hanya berpatokan pada buku siswa
dan buku guru, untuk pembelajaran bahasa jawa sumber bahan ajar
masih kurang karena berpatokan pada LKS.

4. Faktor KBM
Belum tercipta pembelajaran yang bermakna yang dapat
merangsang siswa untuk aktif, dan kreatif, inovatif, efektif.

5. Alternatif Pemecahan Masalah


Solusi: Penerapan model Kooperatif Learning dengan tipe Round Table
Slavin (2009: 4) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah model pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok
kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi
pembelajaran. Menurut Suprijono (2015: 47) bahwa pembelajaran
kooperatif adalah suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi
yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar
bekerja sama selama proses pembelajaran.
Menurut Barkley (2012: 357) Round table yang diterapkan
dalam kegiatan perkuliahan dan dilakukan oleh mahasiswa adalah “secara
be`rgiliran mahasiswa merespons pengarah dengan menuliskan satu atau
dua kata atau frase sebelum menyerahkan kertas kepada mahasiswa lain
dan melakukan hal yang sama”. Menurut Huda (2011: 141) “dalam
kegiatan Round table atau keliling kelompok, masing-masing anggota
kelompok berkesempatan untuk memberikan konstribusi mereka dan
mendengarkan pandangan anggota yang lain”.
Dengan Penerapan model Kooperatif Learning dengan tipe Round
Table diharapkan siswa dapat memahami materi pembelajaran Bahasa
Jawa karena Metode memungkinkan peserta didik memperkuat,
memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
akademisnya, serta mengaktifkan siswa didalam pembelajaran karena metode
tersebut memungkinkan siswa untuk bertukar pikiran dalam kelompoknya dan
pembelajaran dapat berjalan melalui teman sejawat yang membuat siswa menjadi
lebih memahami materi selain itu pembelajaran akan lebih menyenangkan karena
ide-ide heterongen bergabung dan menimalisisr kesulitan dalam pembelajaran .
Dengan langkah langkah Penerapan model Kooperatif Learning
dengan tipe Round Table sebagai berikut :
No
Langkah langkah Langkah Langkah langkah
Model Kooperatif langkah Tipe Model
Learning Round Table Kooperatif
Learning Tipe
Round Table
dalam pelajaran
bahasa jawa
1 Fase 1 Bentuk anggota Guru
Menyampaikan tujuan kelompok menyampaikan
pembelajaran yang ingin beranggotakan 4 tujuan
dicapai pada pembelajaran orang dan pembelajaran yang
bahasa jawa dan memotivasi sampaikan ingin dicapai pada
siswa. pengarahan pembelajaran
dalam bentuk bahasa jawa.
selembaran.
2. Fase 2 Memberikan Guru menyajikan
Menyajikan informasi, sebuah informasi melalui
menyajikan informasi pertanyaan ganda bahan bacaan dan
melalui bahan bacaan atau media
media.
3. Fase 3 Guru mengatur Guru membagi
Mengorganisasikan siswa waktu sesuai siswa menjadi
kedalam kelompok yang telah beberapa
kooperatif. Membentuk disepakati kelompok kecil
beberapa kelompok kecil memberikan satu
dengan berhitung atau lembar kertas yang
dengan cara yang lainnya. didalamnya
terdapat
pertanyaan
berbeda-beda.
4 Fase 4 Siswa menulis Setelah guru
Membimbing kelompok jawaban memberikan tugas
bekerja dan belajar. Sebagai diselembar kertas selanjutnya guru
fasilitator guru mewadai dan jawaban membimbing
siswa untuk membimbing tersebut jalannya
jalannnya diskui. diserahkan diskusi( siswa
kepada anggota mengerjakan tugas
lain secara atau menuangkan
bergilir searah idenya diselebar
jarum jam. kertas dan
diserahkan kepada
anggota lain secara
bergilir secara
seterusnya samapai
pertanyaan selesai
5. Fase 5 Penyajian hasil Setiap kelompok
Evaluasi, melakukan dan melakukan mempresentasikan
evaluasi terhadap materi kesimpulan dan hasil diskusinya
yang telah dipelajari melakukan kemudian
evaluasi disimpulkan
bersama-sama
6. Fase 6 setelah melakukan
Memberikan penghargaan evalusi guru
memberikan
penghargaan
kepada setiap
kelompok.

6. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Sesuai Dengan Solusi


/Alternatif Pemecahan Masalah Yang Sudah Ditetapkan.
1. Mempersiapkan desain pembelajaran (RPP) berdasarkan sintak
pembelajran bahasa jawa model Kooperatif Tipe Round Table.
2. Mempersiapkan beberapa pertanyaan, serta media yang digunakan
dalam pembelajaran bahasa jawa model Kooperatif Tipe Round
Table.
3. Melaksanakan sintak pembelajaran model Kooperatif Tipe Round
Table dalam proses pembelajaran bahasa jawa agar pengetahuan,
pemahman, serta ketrampilan siswa dapat meningkat
4. Mempersiapkan instrument pengumpulan data.

7. Lokasi Penelitian
SDN 5 Doa Ibu Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

8. Judul PTK
Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Jawa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Round Table Pada Siswa Kelas V
SDN 5 Doa Ibu.

9. Lampiran
1. Daftar nilai ulangan harian siswa muatan pembelajaran Bahasa Jawa kelas
V SD Negeri 5 Doa Ibu Bantul
2. Diagram ketuntasan hasil belajar.
3. Table Distribusi Frekuensi
4. Pedoman wawancara dan hasil wawancara
5. Dokumentasi
6. Cacatan Lapangan
7. Analisis Data Lapangan

8. DaftarPustaka
Guru Kelas / kolaborator
( )

LAMPIRAN 1
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN SISWA KELAS V PADA MUATAN
PEMBELAJARAN BAHASA JAWA
Sekolah : SD Negeri 5 Doa Ibu
Kelas :V
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
KKM : 65

NO NAMA NILAI KETERANGAN


1 Abdan Hanif 30 Tidak Tuntas
2 Ahmad Alif Raditya 40 Tidak Tuntas
3 Andre Ilham Maulana 50 Tidak Tuntas
4 Aprilia Trias Pratiwi 30 Tidak Tuntas
5 Arinal Mahir Lufhi 70 Tuntas
6 Diara Aliani Machaila 30 Tidak Tuntas
7 Dwi Setyaningrum 70 Tuntas
8 Frissilia AurabPutri Syahrini 50 Tidak Tuntas
9 Hesti Widyastuti 40 Tidak Tuntas
10 Ika Atik Kinasih 70 Tuntas
11 Mam’luatur Rohmah 50 Tidak Tuntas
12 Marfin Alex Wibowo 20 Tidak Tuntas
13 Maula Fandi Al alafi 50 Tidak Tuntas
14 Muhammad Andreansyah 30 Tidak Tuntas
15 Muhammad Maulana Ardiansyah 10 Tidak Tuntas
16 Muhammad Syafiq Alif M 50 Tidak Tuntas
17 Muhammad Zidan Aldi Fahri 50 Tidak Tuntas
18 Nazila Rizqia 20 Tidak Tuntas
19 Nia Ramandhani 60 Tidak Tuntas
20 Nur Syifa Widyastuti 50 Tidak Tuntas
21 Putri Aulia Dama Yanti 20 Tidak Tuntas
22 Rohmat Adam Adi Yansah 50 Tidak Tuntas
23 Salsa Nur Safitri 60 Tidak Tuntas
24 Sasqia Zweta Ayu Fitria 70 Tuntas
25 Sevina Warohmah 40 Tidak Tuntas
26 Shilva Fenti Aulia 30 Tidak Tuntas
27 Yasmin Dwi Wulandari 40 Tidak Tuntas
28 Zivanna Neisha Febrianti 50 Tidak Tuntas
Rata-rata 43.94
Tuntas 4
Tidak Tuntas 24
Presentasi Ketuntasan 14.29 %

Lampiran 2

Data Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas V SD N 5 Doa Ibu
Jumlah siswa kelas V : 28
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 65
Jumlah siswa yang mencapai KKM (TUNTAS) : 4 (14.29%)
Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM (TIDAK TUNTAS) : 24 (85.71%)

Lampiran 3

Tabel Distribusi Frekuensi


No Rentang nilai Frekuensi Frekuensi Nilai tengah Fi.Xi
rata-rata (Fi) Kumulatif ( Xi )
1 10-19 1 1 14,5 14,5
2 20-29 3 4 24,5 73,5
3 30-39 5 9 34,5 172,5
4 40-49 4 13 44,5 178
5 50-59 9 22 54,5 490,5
6 60-69 2 24 64,5 129
7 70-79 4 28 74,5 298
jumlah 28 311,5 1356
Lampiran 4.

Laporan wawancara
( Daftar pertanyaan dan hasil interview)

Tanggal : 5 Oktober 2019


Waktu : 07.00 – 11.00 WIB
Nama : Widayati S.Pd
Jabatan : Wali kelas V

1. Kurikulum apa yang dipakai di sekolah?


2. Pelajaran apa saja yang paling susah bagi siswa?
3. metode apa yang digunakan dalam mengajar?
4. apakah media pembelajaran sudah tersedia?
5. bagaimanakah penggunaan media dalam pembelajaran?
6. Bagaimana minat siswa dalam menerima pembelajaran?
7. bagaimana ketersediaan bahan ajar dan buku pendamping dalam pembelajaran?
8. bagaimana hasil belajar siswa di kelas 5?
9. kesulitan hal apa saja yang dialami oleh guru dalam mengajarkan pembelajaran
pada siswanya?
Jawaban:
1. Kurikulum yang dipakai di sdn 05 Doa Ibu adalah kurikulum 2013 sama
dengan sekolah yang lainnya. Dan pelaksanaanya pun hampir sama dengan
sekolah lainnya.
2. pelajaran yang paling susah dan tidak diminati siswa adalah matematika dan
bahasa jawa siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran itu.
3. metode yang digunakan dalam mengajar cenderung menggunkan metode
ceramah karena anak masih kurang bisa mandiri dalam memperoleh materi selain
itu saya juga kesusahan mengatur anak dalam pembelajaran karena kelas
cenderung gaduh dan anak agak lama dalam mengerjakan soal jika tidak dituntun
anak akan lama menyelesaikannya padahal jawaban sdah ada di buku. Oleh
karena itu saya menggunakan metode sering ceramah.
4. Media pembelajaran masih kurang media pembelajaran hanya ada gambar
pahlawan, peta, penggaris, dan bangun ruang, untuk lcd tidak ada karena lcd
hanya satu dan terpakai di kelas 6 . selainn itu media pembelajaran yang inovative
belum ada saya pada saat pembelajaran jarang menggunakan media pembelajaran.
Apalagi untuk media pembelajaran mtk dan bahasa jawa masih minim sekali.
5. penggunaan media pembelajaran masih terbatas dikarenakan jumlahnya yang
kurang dan dari saya sendiri jarang menggunkan media karena sudah umur gaptek
mengenai teknologi dan kurang bisa mengembangkan media yang inovatif .
6.minat siswa dalam pembelajaran lumayan bagus dilihat dari keaktifan siswa dan
nilainya tetapi pada pelajaran matematika dan bahasa jawa anak kurang aktif
cenderung ke pasif dan kurang minat pada pmbelajaran tersebut.
7.ketersediann bahan ajar dan buku pendamping sudah baik tetapi untuk bahan
ajar bahasa jawa masih minim karena hanya memiliki lks, padahal seharusnya
tidak boleh beli lks selainn itu materi disdalamnya sedikit sekali bahan ajar
pwndampingpun kurang.
8.hasil belajar siswa kelas 5 sudah cukup baik tetapi untuk mata pelajaran mtk dan
bahasa jawa kurang baik dan terkadang ada yang mendapat nilai 10.
9. kesulitan dalam mengajar itu dalam mengondisikan kelas, membuat siswa
menjadi paham mengenai materi yang diajarkan dan mengenai ketersediaan bahan
ajar yg minim daklam pelajaran bahasa jawa selainnya masih dalam batas wajar
mbak selain itu kurangnya waktu dalam menyampaikan pembelajarannya.
Lampiran 5:
Dokumentasi

Penugasan siswa Portofolio Alat peraga peta

Suasana saat pembelajaran berlangsung

Hasil belajar nilai harian murni siswa

Hasil belajar bhs Jawa buku ajar dan guru


Buku guru dan buku siswa dan Dafatar nilai yang tidak murni atau
sudah diolah
Lampiran 6
Catatan Lapangan

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pada 5 Oktober 2019 pukul


07.00 – 11.00 WIB di kelas V SDN 5 Doa Ibu, dalam satu kelas tersebut terdiri
dari 28 siswa 17 siswa perempuan 11 siswa Laki-laki kegiatan belajar mengajar
dimulai pada pukul 07.00 WIB. Sebelum dimulainya pembelajaran siswa
bergotong royong terlebih dahulu membersihkan halaman sekolah setelah itu
siswa berbaris didepan kelas guru mengcek kerapian dari siswanya dan masuk
kedalam kelas ketua kelas memimpin untuk berdoa. Setelah selesai berdoa guru
memulai pembelajaran, dalam pembelajarannya guru belum menggunakan metode
ceramah, pertama guru melakukan kegiatan apersepsi materi apa yang akan
diajarkan setelah itu guru mulai memberikan materi dengan metode ceramah
banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru setelah itu guru
menyakan kepada siswa apakah ada yang kurang dipahami tetapi tidak direspon
oleh siswa. Setelah dirasa siswa memahami materi guru memberikan soal di LKS
yang ada di LKS dan dikoreksi secara bersama-sama. Pada saat pengerjaan soal
banyak siswa yang gaduh sendiri dan menyontek peerjaan temannya semangat
siswa dalam belajar masih kurang nampak.
Pada saat pembelajaran berlangsung guru juga belum secara maksimal
menggunkan media atau alat peraga. Media yang digunakan guru hanya berupa
gambar saja sehingga pembelajaran dirasa kurang menarik dan pembelajaran
sifatnya berpusat pada guru saja sehingga suasana pembelajran kurang begitu
aktif. Guru juga cukup kesulitan dalam mengendalikan kelas karena banyak siswa
yang sibuk dengan dunianya sendiri padahal guru sudah beberapa kali menegur
siswa tersebut. Bahan ajar yang digunakan guru juga masih kurang karena hanya
berpatokan pada buku paket bahasa jawa saja belum ada buku pendampingnya
selain itu contoh yang digunakan oleh guru juga masih berpatok pada buku paket
sehingga siswa kurang dapat memahami materi yang ada.
Bantul, Observer,
Lampiran 7
Analisis Data Lapangan

Berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti pada saat


kegiatan belajar mengajar belangsung di SDN Negeri 5 Doa Ibu terdapat
beberapa catatan diantaranya:
1. Kegiatan pembelajaran kurang bermakna, karena belum
merangsang siswa untuk aktif, dan kreatif, inovatif, efektif.
2. Motivasi belajar siswa masih rendah.
3. Tingkah keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung
masih rendah.
4. Manajemen pengondisian kelas masih kurang maksimal karena
banyak siswa yang ramai sendiri.
5. Siswa cenderung bergantung dengan guru sebagai sumber
pengetahuannya.
6. Pada saat pembelajaran bahasa jawa siswa masih rendah motivasi
untuk belajarnya.
7. Guru belum menggunakan dan mengembangkan media yang dapat
merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajarannya.
8. Guru hanya berpaku pada buku guru dalam proses
pembelajarannya dan pada kegiatan evaluasi hanya berpatokan
dengan buku LKS saja.
9. Guru juga belum mendorong dan memotivasi siswa untuk belajar
secara berkelompok.
Lampiran 8

Daftar Pustaka

Admono. (2010). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Surakarta: UNS

Barkley, E.E., Cross, K.P., Major, C.H. (2012). Collaborative Learning


Techniques. Terj. Yusron. N. & Zakkie, M.I. Bandung:NusaMedia.
(buku asli diterbitkan di SanFransisco:Jossey-Bass2005)

Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik).


Bandung: Nusa Media.

Suprijono. (2015). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniati, Tati. (2013). Perencanaan Pembelajaran Kooperatif Dalam


Peningkatan Pembelajaran Bahasa Jawa Pada Kelas V SDN Entak.
Jurnal Pendidikan Halaman 4-6

Huda, M. (2011). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan


Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai