KELAS F
OLEH
JESKY
B011211044
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
JENIS-JENIS PERIKATAN
1. Perikatan bersahaja
Apabila di dalam suatu perikatan masing-masing pihak terdiri atas hanya satu orang
saja, sedangkan yang dituntut juga berupa satu hal saja dan penuntutannya dapat
dilakukan seketika maka perikatan semacam ini disebut Perikatan Murni (Bersahaja)
Contoh:
Perikatan bersahaja Misalnya perikatan yang terjadi di tempat perdagangan seperti
di pasar dan mall
2. Perikatan Bersyarat
Pasal 1253 KUH Perdata menyebutkan yang dimaksud dengan perikatan bersyarat
sebagai berikut :”Suatu perikatan adalah bersyarat mana kata ia digantungkan pada
suatu peristiwa yang masih akan datang dan yang masih belum tentu akan terjadi, baik
secara menangguhkan perikatan hingga terjadinya peristiwa semacam itu, maupun
secara membatalkan perikatan menurut terjadi maupun tidak terjadinya peristiwa
tersebut”Berdasarkan hal tersebut perikatan bersyarat adalah perikatan yang lahir atau
hapusnya tergantung pada suatu peristiwa yang belum tentu terjadi. Dengan demikian,
perikatan ini ada dan tidaknya digantungkan pada syaratnya. Perikatan bersyarat
terbagi dengan syarat tangguh baru lahir jika peristiwa yang dimaksudkan terjadi.
Syarat Tangguh:
Perikatan yang lahirnya digantungkan kepada terjadinya peristiwa itu.Artinya
apabila syarat tersebut dipenuhi, maka perikatannya menjadi berlaku.
Contoh:
Rahman janji ke Yusril kalau dia sukses akan memberikan motornya.
Syarat Batal:
Suatu perikatan yang sudah ada, yang berakhirnya digantungkan kepada
peristiwa itu. Artinya apabila syarat tersebut dipenuhi, maka perikatannya
menjadi putus atau batal.
Contoh:
Rahman akan menyewakan Mobilnya ke Yusril asal tidak dipakai di jalan
yang rusak. Jika Yusril menggunakan mobil tersebut di jalan yang rusak,
maka syarat itu telah terpenuhi dan perikatan menjadi putus atau batal dan
pemulihan dalam keadaan semula seperti tidak pernah terjadi perikatan.