Anda di halaman 1dari 3

JAWAB :

1. Langkah 1
Unsur unsur yang diketahui :
= 100 menit; = 20;
n = 36;
Tingkat kepercayaan 95 %.
Maka nilai z = 1,96
Jadi, estimasi interval dari nilai waktu rata-rata sesungguhnya :
Guru mengestemasi dengan tingkat keyakinan 95 % bahwa rata-rata waktu belajar adalah
antara 93,47 menit - 106,53 menit.

2. Pengujian hipotesis adalah bentuk dari suatu proses dalam statistika yang digunakan untuk
mengambil keputusan tentang suatu pernyataan yang diajukan mengenai populasi
berdasarkan data sampel yang ada. Pada umumnya tujuan utama pengujian hipotesis
adalah untuk menguji kebenaran atau kevalidan suatu klaim atau asumsi yang diajukan
tentang populasi.
Dengan tidak melihat pada ditolak atau diterimanya hasil testing hipotesis, seorang peneliti
biasanya akan mempunyai dua kemungkinan tipe kesalahan yang tidak dapat dihindarkan
dalam mengambil keputusan tersebut. Dalam istilah statistika, kedua macam kesalahan
hipotesis tersebut, yaitu kesalahan tipe I atau error type one dan kesalahan tipe II atau error
type two
1. Kesalahan Tipe I
Seorang peneliti suatu ketika mengajukan hipotesis nihil yang memang kenyataannya
adalah benar dengan peluang salah sebesar a. Kemudian merek menguji hipotesis
tersebut. Hasil keputusan yang diperoleh ternyata ia menerima maka keputusan
tersebut benar. Peluang peneliti menerima hipotesis nihil bena adalah sebesar (1-(x)).
Jika suatu ketika terjadi kasus bahwa hipotesis nihil yang benar tersebut keti diuji
ternyata ditolak, maka keputusan peneliti menolak hipotesis nihil yang benar tersebut,
dikatakan peneliti mengalami kesalahan type I yang besarnya adalah (a)
2. Kesalahan Tipe II
Seorang peneliti suatu ketika ternyata mengajukan hipotesis nihil yang keli Contoh
hipotesis peneliti salah, misalnya dalam penelitian ketenagakerjaan yang terdiri orang
dewasa laki-laki dan perempuan. Peneliti melakukan studi produk fisik, antara tenaga
kerja laki-laki dengan tenaga kerja perempuan. Dia mengajuk hipotesis nihilnya seperti
berikut, bahwa tidak ada perbedaan signifikan anta produksi yang dihasilkan grup
pekerja perempuan dan pekerja laki-laki. Peneliti ternyata menolak terhadap hipotesis
yang salah tersebut. Maka keputusan tersebut adalah benar dan mempunyai peluang
yang besarnya (1-13). Tetapi jika hipotesis’ nihil yang salah tersebut setelah diuji
kemudian diambil keputusan untuk menerimanya, maka dia telah termasuk dalam
kesalahan tipe 11 yang besarnya adalah ((3).
Pertanyaan yang sering muncul dalam kesalahan mengambil keputusan ba seorang
peneliti di antaranya termasuk: apakah dampak dari kesalahan mengambil’ keputusan
tersebut? Dan dapatkah dicegah agar pengambilan keputusan tetap benar?
Pengambilan keputusan yang keliru pada umumnya akan mempunyai damp. praktis.
Dari contoh hipotesis nihil di atas. Keadaan di sekitar kita yang sebenarnya terjadi
adalah kemampuan fisik pekerja wanita mempunyai perbedaan. Perbedaan. tersebut
memang disebabkan oleh bentuk alami (nilai kodrati) dari wanita dewasa. Sebagai
contohnya, bentuk tubuh dan anggota badan yang lebih halus dibanding pria. Suara
yang lebih halus, dan kondisi lemah saat terjadi datang bulan dan sebagainya. Yang
bentuk alami tersebut tidak dimiliki oleh tenaga kerja pria. Jika perusahaan ternyata
benar-benar menggunakan hasil penelitian di atas, dengan mengambil keputusan: “tidak
membedakan antara pekerja wanita dan pria”. Maka pekerja wanita lah yang akan
menderita kerugian sebagai akibat dari penelitian yang keliru.
Mengenai bagaimana agar seorang peneliti tidak jatuh dalam melakukan Pengambilan
keputusan. Berikut adalah beberapa butir penting yang mungkin dapat membantu
mengurangi kesalahan dalam mengambil keputusan:
1. Hendaknya para peneliti hati-hati dan cermat dalam melakukan studi dan
menuangkan dalam kerangka berpikir.
2. Ketika mengajukan hipotesis nihil, hendaknya peneliti tetap melihat pada hubungan
teoretis dengan kenyataan yang ada di lapangan.
3. Data yang dikumpulkan hendaknya data yang relevan dan dengan hipotesis yang
hendak diujikan.
Contoh : tes untuk suatu penyakit dapat melaporkan hasil negatif ketika pasien
terinfeksi. Hal ini termasuk ke dalam kesalahan tipe II karena kita menerima kesimpulan
tes sebagai negatif, meskipun itu salah

Anda mungkin juga menyukai