Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SATUAN PROSES

SENYAWA ALKALOID

DOSEN PENGAMPU:

YELMIRA ZALFIATRI, S. T, M.Eng

KELOMPOK 4:

Robby Ilham Alfayet 2106113627


Fathan Ghazi Billy 2106113480
Yudha Alvarizi 2106125065
Salsabila Khairumi 2106125776
Wulan Puti Maulina Irwan 21061110300

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU
2023

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alkaloid merupakan senyawa organik yang paling banyak ditemukan, karena

sebagian besar zat alkaloida berasal dari tanaman. Pada umumnya alkaloida memiliki

satu buah atom nitrogen atau lebih dengan sifat basa sehingga disebut alkaloid.

Alkaloid berfungsi untuk pelindung tanaman dari penyakit, serangan hama, sebagai

pengatur perkembangan, dan sebagai basa mineral untuk mengatur keseimbangan ion

pada bagian-bagian tanaman, alkaloida yang ditemukan dan dihasilkan oleh tanaman

termasuk dalam bagian kelompok metabolit sekunder.

Keberadaan alkaloid umumnya terkonsentrasi pada jumlah yang tinggi pada

bagian tanaman tertentu seperti akar, biji, buah, daun, dan di kulit batang. Alkaloid

memiliki beberapa sifat yaitu berbentuk kristal yang halus, memiliki rasa pahit dan

asam serta alkaloid yang bebas bersifat basa. Hampir semua alkaloid yang ditemukan

dalam mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada

pula yang sangat berguna dalam pengobatan misalnya kuinin, morfin dan strikhnin

merupakan alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek fisiologis dan psikologis.

Alkaloida dapat ditemukan dalam berbagai tumbuhan yang umumnya ditemukan

didalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit

yang berasal dari tumbuhan (Sianipar dan Siahaan, 2018).

Kafein adalah salah satu jenis senyawa turunan alkaloid yang dapat ditemukan

dalam kopi dan teh. Kopi mengandung alkaloid, salah satu cirinya adalah berasa pahit
yang disebabkan oleh kandungan kafeinnya. Alkaloid tersebar hampir di semua

bagian tumbuhan dengan kadar yang berbeda-beda, antara lain pada batang, kulit

batang, daun, akar, buah, biji dan dalam vakuola. Biji kopi mengandung berbagai zar

kimia seperti aldehid dan furfural (Abriyani et al., 2022).

Lilin aromaterapi adalah alternatif aplikasi aromaterapi secara inhalasi, yaitu

penghirupan uap aroma yang dihasilkan dari beberapa tetes ekstrak. Aromaterapi

memiliki pengaruh terhadap fungsi dalam tubuh diantaranya membuat udara dalam

ruangan menjadi segar, menciptakan suasana yang tenang, dapat digunakan sebagai

antibiotik, dapat berguna menjadi antiseptik untuk melakukan perlawanan terhadap

virus, meredam emosi, dapat menjadi alat untuk relaksasi, dan juga meningkatkan

konsentrasi (Lestari, 2021).

Pembuatan lilin membutuhkan parafin. Parafin merupakan suatu hidrokarbon

yang bentuknya dapat berupa fas, tidak berwarna, cairan putih atau berntuk padat

dengan titik cair rendah. Fungsi parafin adalah sebagai bahan bakar untuk lilin agar

dapat terbakar. Selain itu parafin yang digunakan juga dapat mengeras karena sifat

dasar parafin ialah cenderung lembek dan lentur pada temperature dibawah titik

leburnya sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar lilin Batangan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya golongan alkaloid

pada kopi dan pembuatan produk lilin aromaterapi kopi sebagai salah satu

pemanfaatan senyawa alkaloid.


II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pemilihan Material yang Dikonversi

Alkaloid merupakan senyawa organik yang paling banyak ditemukan, karena

sebagian besar zat alkaloida berasal dari tanaman. Beberapa jenis alkaloid yang

populer adalah kafein, morfin, strychnine, quinine, efedrin, dan nikotin. Material

yang digunakan dalam proses pembuatan lilin aromaterapi ini adalah bubuk kopi.

Kopi merupakan bahan dasar minuman yang mengandung kafein. Kafein adalah

senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit dan merupakan golongan

senyawa bahan alam yang mengandung unsur N dan mempunyai sifat-sifat sama

dengan amina. Kopi merupakan suatu jenis komoditas yang paling umum dijumpai

yang dapat diolah menjadi berbagai produk yaitu sebagai minuman, pengharum

ruangan, sabun, dan juga dapat diolah menjadi produk aromaterapi.

2.2 Pemilihan Proses Konversi dan Kondisi Proses

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan lilin aromaterapi ini adalah

parafin dan bubuk kopi. Proses konversi yang dilakukan adalah dengan memanaskan

parafin diatas titik didihnya sehingga parafin berubah bentuk menjadi cair. Hal ini

dilakukan untuk memudahkan proses pencampuran antara parafin dan bubuk kopi.

Parafin dipanaskan didalam sebuah wadah tahan panas yang diletakkan diatas

air yang dipanaskan. Selagi menunggu parafin mencair, disediakan wadah untuk

produk lilin aromaterapi dan diletakkan sumbu lilin ditengahnya. Setelah parafin

mengalami perubahan bentuk menjadi cair, ditambahkan bubuk kopi dan diaduk.
Proses pengadukan ini dilakukan untuk mencampurkan 2 bahan menjadi suatu bentuk

yang seragam. Setelah parafin dan bubuk kopi tercampur dengan merata, cairan

tersebut segera dipindahkan ke wadah yang telah disediakan dalam kondisi panas.

Kemudian didiamkan selama 24 jam atau hingga lilin kembali memadat.

2.3 Gambaran Reaksi yang Terjadi

Lilin aromaterapi adalah salah satu produk alternatif yang dapat dirasakan khasiatnya

dengan menggunakan indra penciuman (secara inhalasi). Lilin aromaterapi akan

menghasilkan aroma yang memberikan efek terapi bila dibakar. Aromaterapi

merupakan metode pengobatan melalui media bau-bauan yang berasal dari bahan

tanaman tertentu. Sesuai bentuk bentuknya aromaterapi dapat dipergunakan sebagai

pewangi ruangan, aroma minyak saat dipijat, berendam, bahkan untuk aroma

badan setelah mandi.

Manfaat lilin aromaterapi kopi adalah efek aroma dari kafein. Kafein

termasuk salah satu senyawa yang bekerja dengan cara menstimulasi sistem saraf

pusat. Pembuatan lilin aromatherapi akan dilakukan dengan mencampurkan bahan

alami dari kopi. anyaknya komponen kimia didalam kopi seperti kafein, asam

klorogenat, trigonelin, karbohidrat, lemak, asam amino, asam organik, mineral dan

aroma volatil yang dapat menghasilkan efek aroma terapi. Senyawa kimia pada kopi

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu senyawa volatil dan non volatil. Senyawa volatil

merupakan senyawa yang mudah menguap, senyawa ini dapat

mempengaruhi aroma pada kopi (Farhati dan Muchtaridi, 2014).


2.4 Deskripsi Produk yang Dihasilkan

Lilin Takana juo dibuat dari parafin wax dan ekstrak dari kopi pilihan

sehingga memberikan aroma yang menenangkan saat dibakar. Lilin aromaterapi

Takana juo memiliki manfaat refresing, relaxing, menyembuhkan sakit kepala,

menghilangkan stress dan kecemasan, memperbaiki suasana hati dan mengatasi

insomnia.

Anda dapat merasakan manfaat lilin aromaterapi dengan meletakkannya di

sudut ruangan dan menikmati aromanya sambil mendengarkan musik. Anda juga bisa

meletakkan lilin aromaterapi di kamar mandi dan menikmati aromanya yang

menenangkan sambil berendam. Anda juga bisa meletakkan Lilin ini di atas meja

ruang makan untuk memberikan kesan fancy dan memberikan kenyamanan saat

menyantap makanan.

2.5 Aspek Manajemen dan Pemasaran Produk

1. Segmentasi pasar

Fokus utama penjualan produk ini adalah pada pemuda dan restoran restoran.

2. Strategi promosi

Strategi promosi lilin aromaterapi Takana juo ini adalah dengan cara membuat

promosi di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp dan

sebagainya. Dan bisa juga dengan memberikan sampel sampel produk lilin kepada

pemuda pemuda dan restoran makanan yang berpotensi untuk membeli produk lilin

aromaterapi ini.

3. Analisis pasar
a) Usia : 20 – 50 tahun

b) Jenis kelamin : perempuan, laki-laki

c) Penghasilan : 0 – 10.000.000 per bulan

d) Gaya hidup : lajang atau sudah menikah, menyukai kondisi tenang, suka

berolahraga atau hidup sehat

e) Lokasi geografis : seluruh wilayah Indonesia

f) Preferensi : mengutamakan kesehatan, biasa melakukan aktivitas fisik

atau lapang, selektif terhadap makanan atau minuman

2.6 Uji Organoleptik

Uji organoleptik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji hedonik yang

menilai warna dan aroma pada produk.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai