INKAR AS-SUNNAH
Disusun oleh
Malik Aminatus Sariroh
NIM: 1102110364
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nyalah kami dimudahkan untuk menyusun dan menyelesaikan makalah kami ini. Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen Pembina mata kuliah Ulum Al-Hadits dan juga
pada teman-teman yang sudah mendukung dalam penyelesaian makalah kami.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulisan kami
kedepannya. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-
teman.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………… i
Daftar isi……………………………………………………………………………. .
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….. .. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….. 1
D. Metode Penulisan……………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi inkar sunnah………………………………............................................ 2
B. Sejarah kemunculan serta siapa inkar sunnah……………………………….. 3
C. Klasifikasi inkar sunah……………………………………………………….. 6
D. Ajaran pokok dalam inkar sunah……………………………………………... 6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman Nabi umat Islam sepakat bahwa sunnah merupakan salah satu sumber
Islam di samping al-Qur’an. Belium ada bukti sejarah yang menjelaskan bahwa pada zaman
Nabi ada kalangan yang menolak sunnah sebagai sumber ajaran Islam. Barulah pada awal
masa Abasiyah muncul sejarah jelas orang yang berpaham inkar sunnah. Sesudah zaman
Syafi’I hingga saat ini, baik secara terselubung maupun terang-terangan, merka yang
berpaham inkar sunnah secara keseluruhan maupun sebagian saja dan muncul di Mesir,
Malaysia, dan Indonesia. Makalah ini berisi sekitar paham inkar sunnah dengan menelaah
argumentasinya, kemudian diikuti pembahasan ulamahadits serta ajarannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami ini adalah:
1. Apa pengertian dari inkar sunnah?
2. Bagaimana sejarah kemunculan serta siapa tokoh inkar sunnah?
3. Apa saja klasifikasi inkar sunah?
4. Apa ajaran pokok dalam inkar sunah?
5. Apa argumen mereka dalam membela ajarannya?
6. Apa kelemahan faham (ajaran) inkar sunnah dari argumen mereka?
7. Apa penyebab mereka mengingkari as-Sunnah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah kami ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari inkar sunnah.
2. Untuk mengetahui sejarah kemunculan dan tokoh-tokoh dalam inkar sunnah.
3. Untuk mengetahui klasifikasi inkar sunnah.
4. Untuk mengetahui pokok ajaran inkar sunnah.
5. Untuk mengetahui argumen yang digunakannya dalam membela ajarannya.
6. Untuk mengetahui kelemahan dasar faham inkar sunnah dari argumen mereka..
7. Untuk mengetahui penyebab mereka mengingkari as-sunnah
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan dalam makalah kami ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Library Research,
2. Metode Web search.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sohari Sahrani, Ulumul Hadits, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010, h. 141.
2
Ibid.
dikodifikasikan para ulama, baik secara totalitas muttawatir maupun ahad atau
sebagian saja, tanpa ada alasaan yang dapat diterima.3
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa inkar as-sunnah adalah
sebuah sikap penolakan terhadap sunnah Rasul sebagian maupun keseluruhannya sebagai
sumber hukum Islam. Paham Ingkar Sunnah bisa jadi menolak keseluruhan sunnah baik
sunnah muttawatir dan aḫad atau menolak aḫad yang saja dan atau sebagian saja.
3
Faris Achmad Ibrahim, Naily Hidayati, dan Marita Fadhilah, Inkarussunnah, posted on: 11Desember 2011,
(lihat:http://blog.elearning.unesa.ac.id/marita-fadhilah/inkar-assunnah), online: 18 April 2012, pukul : 17.30 WIB.
4
Sohari Sahrani, Ulumul, h. 145.
5
Moh.Natsir Nur, Inkar Sunnah di Zaman Modern, UIN Sultan SYarif Kasim Pekan Baru. (lihat: http://fush.uin-
suska.ac.id/attachments/_Nasir Nur M. NATSIR INKAR SUNNAH DI ZAMAN MODERN.pdf ). online : 18 April 2012,
pukul: 17.30 WIB.
Awalnya golongan ini pendukung Ali. Setelah peristiwa tahkim
mereka menentang sahabat yang menghukumi sesuatu dengan landasan kitab
Allah. Kemudian terpecah menjadi dua, di antaranya “Ibadhiyah” mereka
adalah orang Arab yang membaca al-Qur’an tapi tidak banyak mengetahui
sunnah (menurut Imam Ibnu Hazm). Meskipun beda kelompok mereka
menilai sahabat adil sebelum terjadi fitnah. As-Saba’I berkata:
6
Shalahuddin Maqbul Ahmad, Bahaya Mengingkari Sunnah, Jakarta: Pustaka Azzam, 2002, h. 49-50.
7
Ibid., h. 50. (lihat : Semisal Musnadur Rabi’ Ibn Habib al-Farahidi).
8
Shalahuddin M, Bahaya, h. 57.
Hal ini mengimplikasikan penolakan mereka terhadap hadits yang
diriwayatkan sahabat. Menurut Abdul Hudzail, khabar ahad tidak dapat
menetapkan hukum, kecuali diriwayatkan oleh 20 orang yang salah seorang di
antara mereka adalah ahli surga. An-Nazham juga menolak ijma’ dan qiyas
sebagai dasar hukum, serta qath’iyah (kepastian keadilan) hadits mutawatir.
9
Ibid.
10
Luqmanul Hakim, Fenomena Inkar Sunnah Dalam Perkembangan Sejarah, posted on:Desember 2008,
(lihat: http://i-epistemology.net/attachments/Fenomena Inkar Sunnah Dalam Perkembangan Sejarah-Luqmanul
Hakim.pdf), (online: 18 April 2012, pukul 20.05 WIB).
Abduh sebagai pengingkr sunnah). Namun al-Saba’I terus terang menuduhnya
sebagai pengingkar sunnah, sebab Muhammad Abduh berprinsip bahwa senjata
paling ampuh untuk membela Islam adalah logika yang rasional. Dari sini
Muhammad Abduh mempunyai penilaian lain terhadap sunnah dan rawi-nya.11
Sangat sulit untuk menilai bagaiman sebenarnya Muhammad Abduh dengan
sunnah, tapi menurut Yaqub (1995:48) bahwa Muh. Abduh menolak hadits ahad
untuk dijadikan dalil dalam aqidah. Menurutnya masalah aqidah hanya dapat dipakai
hadits-hadits mutawatir saja.
11
Sohari, Ulumul, h. 146.
6. Haji boleh dilakukan selama 4 bulan haram yaitu Muharram, Rajab, Dzulqa’dah
Sya’ban), dan Dzulhijjah.
7. Pakaian ihram boleh memakai celana panjang dan baju biasa serta memakai
jas/dasi, sebab pakaian ihram adalah pakaian Arab dan membuat repot.
8. Rasul tetap diutus sampai hari kiamat.
9. Nabi Muhammad tidal berhak menjelaskan ajaran Alquran (kandungan isi
Alquran).
10. Orang yang meninggal dunia tidak dishalati karena tidak ada perintah Al-quran.12
Demikian di antara ajaran pokok ingkar sunnah yang intinya menolak ajaran
sunnah yang dibawa Rasulullah dan hanya menerima Alquran saja secara terpotong-
potong.
14
Ibid.
15
Sohari Sahrani, Ulumul, h. 144.
16
Ibid.
4. Hadits Rasul sampai pada kita melalui riwayat yang tidak terjamin dari
kekeliruan, kesalahan dan kedustaan terhadap Rasul, sehingga nilai
kebenarannya tidak meyakinkan (zhanny). Bagi mereka sesuatu yang zhan
tidak dapat dijadikan hujjah.17
17
M.Syuhudi Ismail, Hadits Nabi, h. 19.
18
Ibid., h. 22-25.
19
Lihat Q.S. Faathir :28, al-Zumar: 9.
20
Lihat Q.S. Ali Imran : 103.
Melihat dari beberapa permasalahan di atas yang berhubungan dengan adanya
pengingkaran sunnah di kalangan umat Islam, dapat dilihat sebab adanya ingkar sunnah
tersebut, di antaranya :
1. Salah paham pada penafsiran al-Qur’an, dalam memahami surat al-An’am,
serta terlalu sempit dalam meneliti al-Qur’an yang terbukti dengan pemikiran
yang terlalu parsial, artinya mengambil ayat al-Qur’an hanya sebgaian saja.
2. Faktor lainnya adalah terkait adanya larangan Nabi, yang nota benenya adalah
sabda Nabi. Jadi dapat dikatan mereka orang yang bingung, di satu sisi
mereka menolak sunnah namun di sisi lain mereka menggunakannya sebagai
argumen.
3. Merasa angkuh dan gengsi, sebab pada prinsipnya mereka tidak mengakui
ayat atau hadits yang diriwayatkan oleh sahabat tertentu. Mka mereka tidak
memiliki pendirian.21
4. Kurangnya pengetahuan bahasa Arab, sejarah Islam, sejarah periwayatan,
pembinaan hadits, metodologi kodifikasi hadits, dan sebgainya.
5. Keinginan untuk memahami Islam secara langsung dari al-Qur’an berdasarkan
kemampuan rasio semata dan merasa enggan melibatkan diri pada pengkajian
hadits. Sikap seperti ini disebabkan oleh keinginan untuk berpikir bebas tanpa
terikat oleh norma tertentu.22
21
Sohari Sahrani, Ulumul, h. 146-147.
22
Nglawak Kertosono Nganjuk, Inkar Sunnah, posted on: Jum’at 25 April 2011.
(lihat:http://sartikahinata.wordpress.com/2011/10/14/inkar-sunnah/) online: 20 April 2012, pukul : 21.10 WIB.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inkar as-sunnah adalah sebuah sikap penolakan terhadap sunnah Rasul sebagian
maupun keseluruhannya sebagai sumber hukum Islam. Paham Ingkar Sunnah bisa
jadi menolak keseluruhan sunnah baik sunnah muttawatir dan aḫad atau menolak
aḫad yang saja dan atau sebagian saja.
Menjelang akhir abad kedua, menurut Muhammad Mushtafa Azmi (1993-42),
muncullah golongan yang mengingkari sunnah yang tidak dimutawatirkan saja.
Lanjutnya setelah kemunculan perdananya di akhir abad II atau awal abad III (pada masa
Imam Syafi’i), gerakan ini menjadi mandek dan tidak diketahui lagi jejaknya sampai
sebelas abad lamanya. Baru pada abad XIV H atau peralihan abad XIX H ke abad XX H
gerakan ini muncul kembali8. Untuk itu para analis dari muḫadditsȋn, membagi periode
inkar as-Sunnah menjadi dua bagian, kelompok tempo dulu (klasik) di antaranya
kelompok Mu’tazilah, Syi’ah, dan Khawarij yang hidup pada masa Imam Syafi’i, kedua
kelompok modern yang hidup di abad peralihan.
Asy-Syafi’i, membagi kelompok ini dengan beberapa kelompok,yaitu sebagai
berikut:
1. Golongan yang menolak seluruh sunnah Nabi Saw.
2. Golongan yang menolak sunnah, kecuali bila sunnah memiliki kesamaan
dengan petunjuk atau semakna al-Qur’an.
3. Golongan yang menolak sunnah yang berstatus mutawatir sebagai hujjah dan
menolak ke-hujjahan hadits-hadits ahad, sekalipun ada di antara hadits-
hadits ahad itu yang memenuhi syarat-syarat hadits shahih.
Mereka memiliki argumen atau alasan dalam membela paham mereka, ialah
sebagai berikut:
1. Argumen-argumen naqli yaitu alasan digunakan berupa dalil al-qur’an
maupun hadits nabi Saw.
2. Argumen non aqli ialah argumen yang tidak berupa al-Qur’an atau hadits
Nabi. Walaupun sebagian argumen itu ada yang menyinggung sisi tertentu
dari ayat al-Qur’an ataupun hadits, tetapi karena yang dibahas bukanlah ayat
ataupun hadits (matan).
B. Saran
Dalam makalah ini banyak dijelaskan tentang orang-orang yang ingkar
dengan Hadist dan sunnah Nabi Muhammad Saw., kami sebagai penulis menghimbau
kepada teman-teman semua agar menelaah kembali lebih jauh tentang inkarussunnah
tersebut dengan mencari sumber informasi yang lebih lengkap lagi, kerana kami
menyadari makalah ini hanyalah sedikit dari pembahasan yang seharusnya kami
jelaskan. Dan kami meminta kritik dan saran guna menunjang dan perbaikan makalah
yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Pengantar ilmu hadits , Drs. M. Syuhudi Ismail, Penerbit Angkasa Bandung, Bandung, 1985.
Ulum al-Hadits, Dr. Badri Khaeruman, M.Ag, Bandung, Pustaka Setia, 2010.