Anda di halaman 1dari 13

INKAR SUNNAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Studi Al-Quran dan Studi Al-Hadits.

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Damanhuri, MA.

Disusun Oleh:
Masluhah (02041020008)
Nadya Risya Faridah (020410200

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAN IBTIDAIYAH


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan sekalian alam, atas
rahmat dan hidayah-Nya kami diberikan kesempatan dalam merampungkan
makalah sebagai tugas pada mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Studi Al-Hadist
dengan judul, “Inkar Sunnah”.
Shalawat dan salam tak lupa kami haturkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW. Yang telah menjadi tauladan ummat, Nabi akhir zaman yang
membawa cahaya ilmu pengetahuan dan akhlaq kepada seluruh umat manusia dan
seluruh jagat raya. Semoga kita smeua mendapat syafa’at dari Beliau. Aamiin.
Selanjutnya, terimakasih kami sampaikan kepada Prof. Dr. Damanhuri, MA.
Selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Studi Al-Hadist atas
segala bimbingan dan arahan beliau. Terimakasih pula kepada teman-teman
sekalian, khususnya kepada keluarga dan segala rekan yang membantu saya dalam
kehiatan pembelajaran. Semoga Allah selalu merahmati kita semua.

Surabaya, 25 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara dengan letak geografis yang strategis dan
keberagaman sosio-kultural, menjadi tempat yang ideal dalam transaksi
ekonomi berupa perdagangan, pengembangan pariwisata, investasi, dan lain
sebagainya. Hal tersebut menjadi indikator yang menarik warga Negara asing
untuk menjajaki tanah Indonesia, baik sebagai pelancong, investor, maupun
pedagang. Akibatnya, asimilasi maupun akulturasi budaya mewarnai
keberagaman Indonesia dari jalur perdagangan maupun pernikahan. Selain
membawa pengaruh dalam aspek sosio-kultural dan ekonomi, dalam aspek
agama dan kepercayaan masyarakat Indonesia juga telah banyak mendapat
pengaruh dari luar, satu diantaranya adalah agama Islam. Agama Islam masuk
ke Indonesia pada abad ke-13 melalui jalur perdagangan.
Pada perkembangannya, Islam menjadi agama yang dapat beradaptasi
dengan sangat baik di Indonesia hingga saat ini. Islam menjajaki posisi sebagai
agama mayoritas masyarakat Indonesia dari 5 agama yang diakui dan berbagai
aliran kepercayaan yang masih belum terhitung. Akan tetapi, dalam proses
beradaptasi itulah muncul kecenderungan-kecenderungan untuk
menginterpretasikan Islam sesuai dengan cara berpikir para penganutnya,
diataranya ada yang bersifat lokal seperti LDII atau Islam Jamaah dan ada pula
yang bersifat trans-nasional seperti Syi’ah, Ahmadiah, serta Inkar Sunnah.
Interpretasi yang keliru tantang ajaran Islam tidak hanya menyentuh ranah
fiqih dan dakwah saja, lebih dari itu, terdapat beberapa paham yang
bersinggungan dengan teologi Islam itu sendiri. Berdasarkan data MUI tahun
2016 tentang aliran sesat di Indonesia, sekurangnya terdapat 300 lebih aliran
sesat dimana satu diantaranya adalah Kelompo Inkar Sunnah1.
Inkar Sunnah merupakan suatu paham yang ditimbulkan dan dianut
oleh sebagian masyarakat Islam yang menolah hadist-hadist Nabi Muhamad
1
Lalu Rahadian, MUI: Ada 300 Lebih Aliran Sesat di Indonesia, 2016. diakses tanggal 27
November 2020 dari https://m.cnnindonesia.com/
SAW sebagai sumber ajaran Islam setelah al-Qur’an baik secara praktis
pengamalan, maupun secara formal pada hadist yang telah dikodifikasikan
oleh ulama’ tanpa adnaya landasan yang dibenarkan2. Sebagai paham yang
telah ditetapkan esesatannya oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI),
selayaknya masyarakat Muslim Indonesia khusunya memahami kesesatan
ajaran Inkar Sunnah agar tidak terpengaruh dan tidak mengikuti aliran
tersebut. Oleh karena itu, penulis bermaksud membahas secara lebih
mendalam tentang Inkar Sunnah dari definisi, sejarah, tokoh-tokohnya, dan
juga bentuk kesesatan ajaran-ajaran kelompok nkar Sunnah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Inkar Sunnah?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Inkar Sunnah di Indonesia?
3. Siapa saja tokoh-tokoh Aliran Inkar Sunnah
4. Apa saja Bentuk-Bentuk Kesesajan Ajaran Inkar Sunnah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari Inkar Sunnah
2. Untuk menjelaskan sejarah perkembangan Inkar Sunnah di Indonesia
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam pergerakan paham Inkar Sunnah
4. Untuk Mengetahui bentuk-bentuk kesesatan ajaran Inkar Sunnah

BAB II
PEMBAHASAN

2
Abdul Majid Khon, Sunnah dan Pengingkarannya Di Mesir Modern,Disertasi, 2004, 58.
A. Definisi Inkar Sunnah
1. Secara Etimologi
Pengertian inkar Sunnah dapat ditelisik baik secara etimologi mauun
makna terminologisnya. Arti etimologis Inkar Sunnah berasal dari dua
kata, yaitu “Inkar” dan Sunnah”. Kedua kata tersebut berasal dari Bahasa
Arab, kata inkar berasal dari Bahasa Arab “Ankara” yang bermakna tidak
mengakui dan tidak menerima baik di lisan maupun dalam hati. Selain itu,
Al-Askari juga mengartikan kata inkar yang berkaitan dengan sesuatu yang
tersembunyi dan tidak disertai pengetahuan. Sedangkan kata Sunnah berarti
suatu perjalanan yang diikuti, ada pula yang mengartikan kata Sunnah
sebagai sesuatu yang berkaitan dengan hadist Rasulullah SAW. Dengan
kata lain, kelompok Inkar Sunnah berarti segolongan orang yang
mengingkari yakni tidak mempercayai hadist-hadist Rasulullah SAW
sebagai hujjah, dimana kelompok orang-orang tersebut memiliki
pengetahuan yang sangat sedikit terkait ilmu-ilmu hadist (ulum al-hadist)3.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara
etimoogi, inkar berarti menolak, tidak mengakui, dan tidak menerima
sesuatu secara lisan maupun keyakinan dalam hati yang dilandaskan oleh
ketidaktahuan, keyakinan, kesombongan, gengsi, ataupun faktor-faktor
lain. Orang yang menolak sunnah atau haddist sebagai hujjah dan sumber
ajaran Islam setelah al-Qur’an umumnya disebut sebgaai ahlul bid’ah yang
mengikuti hawa nafsunya4.

2. Secara Terminologi
Pengertian Inkar Sunnah secara terminologi yang didefinisikan oleh
beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut:
a. Abdul Majid Khon (2004), berpendapat bahwa Inkar Sunnah
merupakan suatu paham yang dianut oleh sebagain kecil umat Islam
3
Abi Hilal Al-Askari, Al-Lum’ah Min Al-Furiq, (Surabaya: As-Safaqiyah, t.t.), 2.
4
Suhandi, Inkar Sunnah: Sejarah, Argumentasi, dan Respon Ulama Hadist. (2015), Al-Dzikra. 09;
(1), hlm. 95-96.
yang menolak dasar hukum Islam daru hadist-hadist Rasulullah SAW
baik secara praktis maupun yang telah dibukukan oleh para ulama
berupa keseluruhan hadist, hanya menerima hadist mutawatir dan
menolak hadist ahad maupun yang menolak hadist-hadist yang tidak
ada penjelasannya dalam al-Qur’an sebagai suatu prinsip ajaran yang
dianut tanpa adanya alasan yang dapat diterima dan dibenarkan oeh
ajaran agama Islam5.
b. Inkar Sunnah juga diartikan sebagai paham yang timbul dalam
masyarakat Islam yang menolak hadist-hadist atau sunnah sebagai
sumber ajaran Islam setelah al-Qur’an6.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa Inkar Sunnah


merupakan suatu paham yang ditimbulkan dan dianut oleh sebagian
masyarakat Islam yang menolah hadist-hadist Nabi Muhamad SAW sebagai
sumber ajaran Islam setelah al-Qur’an baik secara praktis pengamalan,
maupun secara formal pada hadist yang telah dikodifikasikan oleh ulama’
tanpa adnaya landasan yang dibenarkan.
Imam As-Suyuthi menyikapi aliran Inkar Sunnah dengan menyataan
pendapatnya bahwa kelompok orang-orang yang mengingkari atau menolak
hadist-hadist Nabi Muhammad SAW sebagai hujjah Islam yang telah
memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang tertera dalam ilmu ushul
dinyatakan sebagai bagian dari golongan orang kafir yang serupa dengan
kaum Yahudi dan Nasrani. Selain itu, para ulama terdahulu hingga saat ini
telah bersepakat bahwa sunnah atau hadist Rasulullah Saw merupakan salah
satu sumber ajaran dan hukum Islam sebagaimana al-Qur’an dalam
menghalalkan, mengharamkan, memerintah dan melarang sesuatu7.
Menyikapi hal tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah
memfatwakan dan menetapkan Inkar Sunnah sebagai aliran sesat dan

5
Abdul Majid Khon,…………………., 58.
6
Tim IAIN SYarif Hidayatullah; dalan Suhandi, Inkar Sunnah: Sejarah, Argumentasi, dan Respon
Ulama Hadist. (2015), Al-Dzikra. 09;(1), hlm. 96.
7
Suhandi, …………………….., 97.
menyesatkan yang berada di luar agama Islam. MUI juga menyatakan
bahwa kemunculan aliran tersebut dapat mengotori kemurnian ajaran Islam,
menimbulkan keresahan dikalangan masyarakat muslim, sehingga
memungkinkan pula jika aliran Inkar Sunnah dapat mengganggu ketahanan
nasional. Sehingga dalam fatwanya, selain menetapkan kesesatan aliran
tersebut, MUI juga menghimbau kepada mmasyarakat yang telah mengikuti
ajaran tersebut agar segera bertaubah dan enyerukan kepada umat Islam agar
tidak terpengaruh dengan sliran sesat tersebut8.

B. Sejarah Perkembangan Inkar Sunnah Di Indonesia

C. Tokoh-Tokoh Inkar Sunnah

D. Bentuk-Bentuk Kesesatan Inkar Sunnah


Praktik aliran sesat di Indonesia telah menyentuh taraf yang cukup
mengkhawatirkan baik dari segi kuantitas maupun sebaran dampak dari
8
Dimyati Sajari, Fatwa MUI Tentang Aliran Sesat Di Indonesia Tahun 1976-2010, (2015),
MIQOT. Vol. XXXIX, No. 01, hlm. 54.
gerakan dan doktrin-doktrin yang diajarkan oleh setiap aliran sesat.
Berdasarkan hal tersebut penting adanya pedoman umum terkait bentuk praktik
aliran sesat sebagai tolok ukur dalam memverifikasi dan menjustifikasi suatu
golongan atau kelompok keagamaan yang danggap sesat, sehingga masyarakat
juga dapat membentengi keimanannya. Dalam hal ini, pada tahun 2007 silam,
Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdasarkan hasil Rakernas MUI yang
dilaksanakan di Gedung MUI Pusat pada tanggal 26 Oktober 2007 telah
merumuskan dan mentapkan 10 kriteria aliran sesat9, antara lain :
1. Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam
2. Meyakini atau mengkuti aqidah yang yang tidak sesuai dengan dalil syar’i
berdasarkan al-Qur’an dan al-hadist
3. Meyakin turunnya wahyu setelah al-Qur’an
4. Mengingkari keotentikan dan kebenaran al-Qura’an
5. Menafsirkan al-Qur’an tanpa menggunakan kaidah-kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan hadist sebagai sumber ajaran Islam
7. Melecehkan dan mendustakan nabi dan rasul
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW. sebagai nabi dan rasul terakhir
9. Menambah ataupun mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan
oleh Syariah
10. Mengkafirkan semua muslim hanya karena bukan bagian dari
kelompoknya.

Pada perkembangannya, pergerakan Inkar Sunnah terbagi menjadi tiga


golongan, pertama adalah kelompok Inkar Sunnah yang menolak keseluruhan
hadist-hadist Rasulullah SAW. sebagai suatu hujjah dan pedoman hidup umat
Islam setelah al-qur’an. Hal itu dikarenakan golongan ini berpendapat
bahwasanya al-Qur’an telah memuat segala pengetahuan dan hukum yang
dapat dipahami dengan belajar dan menguasai Bahasa Arab, sehingga dalam
golongan ini berprinsip untuk tidak menaati dan mengamalkan kandungan

9
Majalah Hidayatullah, 10 Kriteria Aliran Sesat oleh MUI, Vol. XXXVI, Oktober, 2007, hlm. 24.
hadist-hadist Rasulullah SAW. sebagai hujjah dalam Islam karena hanya
dicukupkan dengan ayat-ayat yang terkandung dalam al-Qur’an10.
Kelompok kedua, adalah kelompok Inkar sunnah yang menolak hadist
Rasululla yang kandungannya tidak disebutkan dalam al-qur’an secara implisit
maupun eksplisit. Kelompok ini berargumen bahwa hadist tidak memiliki
otoritas dalam menciptakan hukum baru yang tidak dimuat dalam al-Qur’an
karena segala sesuatu yang berkaitan dengan ajaran Islam telah dimuat dengan
sempurna dalam al-Qur’an sebagai hujjah dan sumber utama ajaran Islam.
Kelompok Inkar Sunnah yang ketiga, yaitu kelompok yang hanya
menerima hadist-hadit mutawatir sebagai hujjah dan menolakhadist-hadist
ahad meskipun beberapa hadist ahad tersebut telah memenuhi kriteria sebagai
hadist shohih. Halitu karena hadist ahad bersifat dzanny (dugaan) yang berarti
penukilannya tidak dapat diyakini sehingga kebenarannya sebagai hadist yang
bersumber dari rasulullah SAW tidak dapat benar-benar diyakini dan
dipastikan sebagaimana hadist mutawatir11.
Berdasarkan Fatwa MUI tahun 2007, MUI menetapkan Inkar Sunnah
sebagai aliran sesat dimana pokok ajarannya termasuk ke dalam salah satu dari
10 kriteria aliran sesat yang telah disebutkan sebelumnya. Bentuk konkrit
pokok-pokok ajaran Inkar Sunnah yang dinilai bertentangan dengan konsep
keislaman, meliputi:
a. Tidak percaya terhadap semua hadist Rasulullah SAW.
b. Dasar Hukum Islam Hanya al-Qur’an
c. Syahadat mereka berbunyi; Isyhadu bianna Muslimun
d. Variasi shalat yang bermacam-macam mulai dari shalat hanya dua rakaat
dan shalat hanya dengan mengingat saja
e. Puasa wajib hanya bagi mereka yang melihat bulan saja
f. Haji boleh dilakukan dalam 4 bulan haram, yaitu; Muharram, Rajab,
Zulqaidah,dan zulhijjah.

10
M. Alfatih & Suryadilaga, Studi Kitab Hadist: Cetakan Pertama. (Yogyakarta: Teras, 2003),
228.
11
Abdul Aziz Dahlan, 2002, Ensiklopedi Hukum Islam; Junaid, Inkar Sunnah dalam Sorotan
Imam Syafi’I, AL-DIN Jurnal dakwah dan Sosial Keagamaan, (2018), 04;(01), 8-9.
g. Pakaian ihram adalah pakaian Arab, dan boleh memakai celana, baju, jas,
dan dasi ketika haji
h. Rasul tetap diutus hingga hari kiatam nanti
i. Nabi Muhamad Saw tidak berhak menjelaskan kandungan ajaran al-Qur’an
j. Tidak ada shalat jenazah karena tidak ada dalam anjuran al-Qur’an12.

Berdasarkan papapran di atas, dapat diketahui berbagai doktrin dalam


Inkar Sunnah yang bertentangan dengan ajaran agama Islam yang bersumber
pada al-Qur’an dan hadist rasulullah SAW. baik dalam hal ibadah maupun
dalam aqidah yang tidak sesuai dengan rukun iman dan rukun Islam. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kelompok Inkar Sunnah ternasuk dalam kelompok
ajaran sesat dan keluar dari Islam sehingga tidak boleh dikuti ajarannya. Dan
sebagaimana fatwa MUI agar senantiasa waspada serta segera bertaubat bagi
masyarakat muslim yang telah terlanjur menjadi bagian dari gerakan kelompok
Inkar Sunnah tersebut.

BAB III
PENUTUP

12
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadist: Cetakan Keempat, (Jakarta: Amzah, 2016), 40.
A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSAKA
Al-Askari, Abi Hilal. (Tanpa Tahun). Al-Lum’ah Min Al-Furiq. Surabaya: As-
Safaqiyah.
Alfatih, M. & Suryadilaga, (2003). Studi Kitab Hadist: Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Teras.
Junaid. (2018). Inkar Sunnah dalam Sorotan Imam Syafi’i. AL-DIN Jurnal
dakwah dan Sosial Keagamaan. 04;(1), 1-12.
Khon, Abdul Majid. (2016). Ulumul Hadist: Cetakan Keempat. Jakarta: Amzah.
__________. (2004). Sunnah dan Pengingkarannya Di Mesir Modern.
DISERTASI.
Majalah Hidayatullah. (Oktober 2007). 10 Kriteria Aliran Sesat oleh MUI, Vol.
XXXVI.
Rahadian, Lalu. 2016. MUI: Ada 300 Lebih Aliran Sesat di Indonesia, diakses
tanggal 27 November 2020 dari https://m.cnnindonesia.com/

Sajari, Dimyati. 2015. Fatwa MUI Tentang Aliran Sesat Di Indonesia Tahun
1976-2010. MIQOT. Vol. XXXIX, No. 01, hlm. 44-62.

Suhandi. (2015). Inkar Sunnah: Sejarah, Argumentasi, dan Respon Ulama Hadist.
Al-Dzikra. 09;(1), 93-115.

Anda mungkin juga menyukai