Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN YOUTUBE SEBAGAI SUMBER BELAJAR


MATA PELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VII ANDI
MALLARANGENG SMP NEGERI 1 PANGKAJENE

UTILIZATION OF YOUTUBE AS A SOURCE OF LEARNING


SOURCES COURSES IN INCREASING STUDENTS' INTEREST IN
LEARNING IN CLASS VII ANDI MALLARANGENG SMP NEGERI 1
PANGKAJENE

M Rafli Ramadhan
1864041017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS


JURUSAN SEJARAH DAN IPS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
HUKUM UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR FEBRUARI 2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 9
B. Kerangka Konsep ................................................................................ 18
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 21
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.......................................................... 21
B. Lokasi Penelitian ................................................................................. 22
C. Tahap-tahap Penelitian ........................................................................ 22
D. Fokus Penelitian .................................................................................. 24
E. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 24
F. Instrumen Penelitian............................................................................ 25
G. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 26
H. Pengecekan Keabsahan Data............................................................... 27
I. Analisis Data ....................................................................................... 29
JADWAL PENELITIAN ................................................................................. 32
RENCANA BIAYA PENELITIAN…………………………………………..33
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 34
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cita-cita leluhur dan tujuan utama bangsa ini yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa. Penekanan itu bisa dilihat dalam teks

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea ke-4. Oleh karenanya,

sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia tersebut, maka pendidikan

merupakan hal yang harus mendapat prioritas. Karena pendidikan yang

berkualitas akan membuat Indonesia menjadi negara maju dan bisa bersaing

dengan negara lain.

Pelaksanaan Pendidikan di Indonesia juga harus dilaksanakan sesuai

dengan kurikulum yang berlaku agar tujuan Pendidikan dapat tercapai.

Adapun Dalam undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab X Ayat 1 , disebutkan bahwa:

“kurikulum Pendidikan dasar dan menengah wajib memuat 10 mata

pelajaran, salah satu diantaranya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).” 1

Mata Pelajaran IPS diartikan sebagai upaya pembinaan baik dari segi

pengetahuan maupun kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang

diharapkan pada akhirnya memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang

tinggi terhadap diri sendiri dan lingkungannya. dengan melalui pembelajaran

IPS, maka siswa akan diajarkan secara demokratis dalam memahami ruang

lingkup sosial dalam permasalahan-permasalahannya yang kompleks.

1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab X

1
Selain itu Pembelajaran IPS tidak lagi hanya mencakup aspek sikap dan

pengetahuan yang perlu dicapai, tetapi juga aspek keterampilan seperti

keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan Pencarian informasi serta

pengolahan informasi.

Namun, Dalam perspektif kurikulum 2013 khususnya di dalam proses

pembelajaran di kelas, masih mengalami kendala, seperti dalam kegiatan

pembelajaran IPS. Kegiatan pembelajaran IPS pada umumnya dianggap

sebagai mata pelajaran yang membosankan bagi peserta didik karena

banyaknya materi bacaan yang harus dihafal dalam proses pembelajaran dgn

menggunakan buku. Selain itu, kurangnya sumber belajar. Hal itu dapat

dilihat dari seringnya kita jumpai pendidik yang masih menggunakan buku

teks sebagai satu-satunya sumber belajar. Adapun metode yang digunakan

oleh Guru kurang bervariasi, akibatnya motivasi belajar peserta didik menjadi

sulit untuk ditumbuhkan. Ditambah lagi dengan pendekatan pembelajaran

yang cenderung membuat peserta didik pasif didalam proses belajar –

mengajar sehingga tidak tertarik lagi untuk mengikuti pelajaran tersebut.

Salah satu kunci dari pendidikan yang berkualitas adalah Sumber

belajar. Dalam pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar”. 2

Dari apa yang terdapat dalam Undang-Undang RI tentang Sisdiknas

tersebut sudah jelas bahwa sumber belajar, di samping pendidik, mutlak

2
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1

2
diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini dapat disebabkan

karena proses pembelajaran hanya akan berlangsung apabila terdapat

interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dan pendidik.

Dengan lain perkataan tanpa adanya sumber belajar maka proses

pembelajaran sulit dilaksanakan dengan optimal, karena dalam mewujudkan

pembelajaran yang optimal tidaklah cukup bila interaksi yang terjadi hanya

antara peserta didik dengan pendidik saja. Karena peran utama dari seorang

pendidik adalah memberikan motivasi, arahan, bimbingan, konseling, dan

kemudahan (memfasilitasi) bagi berlangsungnya proses belajar dan

pembelajaran yang dialami oleh peserta didik dalam keseluruhan proses

belajarnya. Sedangkan sumber belajar berperan dalam menyediakan berbagai

informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam mengembangkan berbagai

kompetensi yang diinginkan pada bidang studi atau mata pelajaran yang

dipelajarinya.

Oleh karena itu sumber belajar yang beraneka ragam, di antaranya

berupa bahan (media) pembelajaran yang dapat memberikan sumbangsih

yang positif dalam peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran. Tentunya

dalam hal membahas masalah media sebagai sumber belajar tidak terlepas

dari bagaimana ke efektivitas media tersebut didalam berkomunikasi baik

dalam hal menyampaikan informasi maupun menerima informasi.

Salah satu media yang dapat menjadi perantara, sarana, alat, dan

saluran komunikasi adalah Youtube. Pada dasarnya Youtube merupakan

website yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi video yang dapat di

kembangkan dan penggunanya dapat mendownload video yang bisa dibagi

dengan orang lain. Seperti mislanya video klip musik, film pendek, film

televisi, video edukasi dan berbagai video pengetahuan.

3
Adapun fakta di Indonesia sendiri penggunaan internet dan sosial

media memperlihatkan bahwa kecenderungan peserta didik dalam

memanfaatkan internet dan sosial media didalam mendukung proses

belajarnya. Hal ini dapat di lihat dari hasil temuan survey yang dimana

Penggunaan internet di Indonesia Berdasarkan data internetworldstats

mencapai 212,35 juta jiwa pada Maret 2021. Media Youtube menempati

urutan teratas media sosial terpopuler untuk masyarakat Indonesia. Youtube

berhasil menjaring 170 juta pengguna atau 93,8 persen dari total keseluruhan

populasi.

Manfaat yang didapati dari penggunaan media youtube sebagai

sumber pembelajaran adalah adanya suara dan gambar dari sebuah kejadian

atau pristiwa sehingga proses pembelajaran dapat dengan mudah di pahami

oleh peserta didik. Hal tersebut dapat diperkuat melalui teori yang

dikemukakan oleh komalasari yang mengungkapkan bahwa “kita belajar 10%

dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang

kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita

katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.”

Dengan kata lain proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil

apabila peserta didik mengalami langsung dan menemukan sendiri materi

pelajaran dengan bantuan guru sebagai motivator dan fasilitator. Dan yang

perlu diperhatikan di dalam meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan

dari pada peserta didik adalah sumber belajarnya. Karena sumber belajar

merupakan komponen yang sangat penting yang dapat memperluas wawasan

dan pengetahuan dari peserta didik.

Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi Para Pendidik untuk

mengembangkan potensi Peserta didik agar dapat lebih menangkap isi dari

4
materi pembelajaran salah satunya dengan melakukan suatu pembelajaran

yang memanfaatkan media youtube, khususnya didalam pembelajaran IPS.

Jika pendidik hanya menggunakan buku teks sebagai satu-satunya sumber

belajar, maka didalam proses pembelajaran IPS akan sulit berjalan dengan

optimal. Dalam pembelajaran IPS siswa belajar lebih dari sekedar konsep.

Siswa membutuhkan bukti nyata atau konkrit agar peserta1didik1dapat lebih

mudah memahami materi. oleh karena itu sumber belajar dengan platform

media Youtube sangat dibutuhkan.

IPS juga memiliki beberapa Komponen-komponen yang nantinya

akan berpengaruh didalam proses pembelajaran IPS itu sendiri, diantaranya

adalah para pendidik, media pembelajaran, metode pembelajaran, sarana dan

prasarana , kurikulum dan sumber belajar yang digunakan. Diantara

komponen-komponen tersebut harus saling berkesinambungan dan saling

mendukung serta berfungsi sebagaimana mestinya, maka sudah dapat

dipastikan proses Pembelajaran IPS dapat berjalan dengan baik.

Dari hasil Observasi awal yang dilakukan di Kelas VII Andi

Mallarangeng SMP Negeri 1 Pangkajene dimana kenyataan1dilapangan

bahwa pendidik1seringkali hanya menggunakan buku teks sebagai sumber

belajar yang di berikan kepada peserta didik.

Adapun metode yang sering digunakan oleh Guru kurang bervariasi,

akibatnya minat belajar peserta didik menjadi sulit untuk ditumbuhkan.

Ditambah lagi dengan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat

peserta didik pasif didalam proses belajar – mengajar. Sedangkan di sekolah

tersebut secara aktif mendukung para pendidiknya untuk dapat selalu

memperbaharui metode maupun sumber ajarnya guna mencapai keefektifan

5
proses penyampaian materi.

Maka dari hasil observasi awal, Proses belajar mengajar di Kelas VII

Andi Mallarangeng SMP Negeri 1 Pangkajene dapat memanfaatkan video

dari youtube sebagai sumber belajar. Dengan dasar asumsi bahwa

memanfaatkan video dari youtube di dalam pembelajaran akan lebih menarik

minat peserta didik dan akan memberikan kemudahan dalam memahami

materi karena penyajian yang interaktif, sehingga semua materi pelajaran

dapat disampaikan sesuai dengan tuntutan dan alokasi waktu yang diberikan

jika menggunakan berbagai media untuk mendukung kegiatan belajar

khususnya sosial1media1youtube yang saat1ini sangat populer dikalangan

generasi sekarang yang haus akan internet yang dapat dimanfaatkan oleh guru

sebagai sumber belajar. Mengingat pentingnya memilih sumber pembelajaran

yang tepat, maka upaya memanfaatkan video-video pembelajaran dari

youtube sangat penting untuk dilakukan.

Berdasarkan manfaat video youtube dalam pembelajaran IPS, maka

peneliti akan melakukan penelitian deskriptif kualitatif dengan judul

“Pemanfaatan Youtube Sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran IPS dalam

meningkatkan minat belajar peserta didik Di Kelas VII Andi Mallarangeng

SMP Negeri 1 Pangkajene “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Pemanfaatan youtube sebagai sumber belajar IPS

dalam meningkatkan minat belajar peserta didik di Kelas VII Andi

Mallarangeng SMP Negeri 1 Pangkajene?

6
2. Bagaimana Peningkatan Minat belajar peserta didik dalam pemanfaatan

Youtube sebagai sumber belajar IPS di Kelas VII Andi Mallarangeng SMP

Negeri 1 Pangkajene?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Pemanfaatan youtube sebagai sumber belajar IPS

dalam meningkatkan minat belajar peserta didik di Kelas VII Andi

Mallarangeng SMP Negeri 1 Pangkajene.

2. Mendeskripsikan minat belajar peserta didik dalam pemanfaatan Youtube

sebagai sumber belajar IPS di Kelas VII Andi Mallarangeng SMP Negeri

1 Pangkajene.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan

ilmu Pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini

memiliki manfaat perkembangan wawasan konsep dan teori yang terkait

dengan konsep sumber belajar dan pemanfaatan video youtube dan minat

belajar.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Peneliti

Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan

dan pengetahuan peneliti itu sendiri dan Penelitian ini dapat menjadikan

percobaan bagi peneliti ataupun calon pendidik dalam menjadikan Video

Youtube sebagai sumber belajar pada Mata Pelajaran IPS dengan1

mengintegrasikan1materi yang ada pada video1dalam1youtube1secara1jelas

dan bermakna.

7
b) Bagi Peserta didik

Melalui Penelitian ini, Diharapkan Peserta didik dapat meningkatkan

keaktifannya terutama dalam mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan

sehari-hari peserta didik, mempelajari hal baru dan menerima pembelajaran

interaktif, Sehingga peserta didik dapat menerima suasana pembelajaran yang

menarik dan menyenangkan.

c) Manfaat bagi pendidik

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pendidik sebagai referensi

pemanfaatan youtube sebagai sumber belajar untuk mendorong peserta didik

mencari pengetahuan yang baru. serta memberikan pembinaan pendidikan

yang sifatnya mengkonstruk peserta didik agar memahami materi dalam

video youtube yang diintegrasikan dalam pembelajaran IPS.

8
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Pustaka

1. Sumber belajar

a. Pengertian Sumber Belajar

Sumber Belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan

disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam

belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah

dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari

berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa atau pun guru.

Menurut Majid (2013) Sumber Belajar sebagai segala tempat atau

lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat

digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses

perubahan tingkah laku. Menurut Suprihatiningrum (2016) Sumber Belajar

merupakan segala sesuatu baik berupa data, orang, atau benda yang dapat

digunakan untuk memberikan kemudahan belajar bagi siswa. Sementara itu

Menurut Arsyad (2011) Sumber Belajar adalah segala sesuatu yang ada

disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan

untuk membentu optimalisasi hasil belajar. Sumber Belajar tidak hanya

manusia, tetapi juga dalam lingkungan yang di desain dan digunakan untuk

mendukung efektifitas dan efisiensi pembelajaran. 3

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa sumber Belajar

adalah segala sesuatu baik berupa data, orang, benda ,maupun media dengan

mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai wahana bagi siswa.

3
Nansisca Eka Arzita. 2017. “Pengaruh Motivasi Belajar, Sumber belajar, Dan Interaksi Guru dan
Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Perusahaan Jasa”. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta. Hal. 28-29.

9
b. Ciri-ciri Sumber Belajar

Memperoleh manfaat yang lebih maksimal, maka harus mengetahui

ciri-ciri dari Sumber Belajar. Menurut Siregar & Nara (2011) ciri-ciri

Sumber Belajar sebagai berikut:

1) Mempunyai daya atau kekuatan yang dapat memberikan sesuatu

yang kita perlukan dalam proses pengajaran. Jadi, walaupun ada

suatu daya, tetapi tidak memberikan sesuatu yang kita inginkan

sesuai dengan tujuan pengajaran, maka sesuatu daya tersebut tidak

dapat disebut sumber belajar.

2) Sumber belajar dapat merubah tingkah laku yang lebih sempurna

sesuai dengan tujuan. Apabila dengan sumber belajar membuat

seseorang berbuat dan bersikap negatif, maka sumber belajar

tersebut tidak dapat disebut sebagai sumber belajar.

3) Sumber belajar dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri (terpisah)

tetapi juga dapat dipergunakan secara koombinasi (gabungan).

Sumber Belajar diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan jenisnya

yaitu pesan merupakan informasi atau berita yang disampaikan oleh

seseorang kepada orang lain, Orang merupakan manusia yang berperan

sebagai pencari, bahan merupakan perangkat lunak, alat merupakan

perangkat keras, teknik merupakan prosedur yang digunakan guru dalan

mengajarkan materi demi mencapai tujuan pembelajaran, latar (setting) dan

berdasarkan asal-usulnya yaitu Sumber Belajar yang dirancang dan Sumber

Belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan.4

4
Ibid, hal. 29-32

10
2. Minat belajar

Terlepas dari optimalnya suatu sumber belajar, maka dapat dilihat dari

Peningkatan minat belajar peserta didik. Minat belajar sangat penting karena

minat belajar merupakan tahap selanjutnya dalam menunjukkan keberhasilan

suatu sumber belajar.

Adapun ciri-ciri minat belajar adalah memiliki kecenderungan yang

tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu secara terus menerus,

memperoleh kebanggaan dan kepuasan terhadap hal yang diminati,

berpartisipasi pada pembelajaran, dan minat belajar dipengaruhi oleh budaya.

Ketika siswa ada minat dalam belajar maka siswa akan senantiasa aktif

berpartisipasi dalam pembelajaran dan akan memberikan prestasi yang baik

dalam pencapaian prestasi belajar.

Menurut Djamarah (2002) indikator minat belajar yaitu rasa

suka/senang, pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya

kesadaran untuk belajar tanpa di suruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar,

memberikan perhatian. Menurut Slameto (2010) beberapa indikator minat

belajar yaitu: perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan

siswa. Dari beberapa definisi yang dikemukakan mengenai indikator minat

belajar tersebut diatas, dalam penelitian ini menggunakan indikator minat

yaitu:

a) Perasaan Senang Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang

terhadap pelajaran tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa

untuk belajar. Contohnya yaitu senang mengikuti pelajaran, tidak

ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran.

b) Keterlibatan Ketertarikan seseorang akan obyek yang

11
mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk

melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.

Contoh: aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab

pertanyaan dari guru.

c) Ketertarikan Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap

ketertarikan pada sesuatu benda, orang, kegiatan atau bias berupa

pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Contoh: antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak menunda tugas

dari guru.

d) Perhatian Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap

sama dalam penggunaan sehari-hari, perhatian siswa merupakan

konsentrasi siswa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan

mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki minat pada obyek

tertentu maka dengan sendirinya akan memperhatikan obyek

tersbut.Contoh:mendengarkan penjelasan guru dan mnctat materi.5

3. Youtube

a. Pengertian youtube

Menurut Sianipar (2013) “youtube ialah sebuah basis data berisi

konten video yang populer di media sosial serta penyedia beragam informasi

yang sangat membantu. Hal ini dikarenakan pada dasarnya peserta didik akan

senang untuk melihat YouTube. Dengan YouTube, peserta didik akan lebih

tertarik dan dapat membuka ulang bila ada yang belum jelas.”

Menurut Baskoro (2009) “[y]outube mempunyai pengertian sebagai

situs media digital (video) yang dapat di download, diunggah, serta dibagikan

5
Haryadi Mujianto. 2019. Jurnal Upgris. Pemanfaatan youtube sebagai media ajar dalam

meningkatkan minat dan motivasi belajar Vol. 5 No. 1. Hal 140-141.

12
(share) di seluruh penjuru negeri. bagi generasi muda youtube merupakan

situs media sosial yang fenomenal dan paling sering digunakan.” 6

Menurut Sianipar (2013) “youtube ialah sebuah basis data berisi

konten video yang populer di media sosial serta penyedia beragam informasi

yang sangat membantu. Hal ini dikarenakan pada dasarnya peserta didik akan

senang untuk melihat YouTube. Dengan YouTube, peserta didik akan lebih

tertarik dan dapat membuka ulang bila ada yang belum jelas.”

Menurut Miarso dalam Susilana (2007) media pembelajaran ialah

sesuatu yang dapat memancing pemikiran serta perkembangan pada otak

peserta didik. Pembelajaran dengan memanfaatkan media sosial YouTube

melibatkan partisipasi peserta didik dengan cara peserta didik diajak turut

serta dalam semua proses pembelajaran. Tidak hanya mental saja tetapi

dengan melibatkan fisik. Dengan suasana pembelajaran yang aktif peserta

didik akan merasa senang sehingga hasil belajar dapat maksimal. Dan

tentunya bisa diputar ulang bila kurang jelas.

Menurut Selwyn (2009) “keunggulan menggunakan sarana sosial

media sebagai media pembelajaran terletak pada aspek intelektual dan

berbagai informasi yang lebih luas”.

Pemanfaatan sosial media memberikan hasil yang signifikan untuk

siswa dalam belajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial youtube

menjadi pilihan sebagai sarana dalam proses belajar bagi siswa dan guru.

Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas adalah bahwa

Penggunaan media sosial youtube sebagai sumber belajar perlu dilakukan

6
Mursidul amin. 2021. “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Youtube Terhadap Motivasi Belajar Siswa Mata
Pelajaran Sejarah”.Proposal Skripsi. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Hal.9-10.

13
karena siswa di era digital seperti sekarang ini tidak lepas dengan sosial

media. Media youtube juga dapat meningkatkan antusias siswa dalam mata

pelajaran IPS karena siswa dapat melihat langsung Pristiwa atau kejadian-

kejadian di lingkungan sosial melalui video yang terdapat di youtube.

Selain itu, media sosial youtube sebagai bahan ajar untuk Peserta didik

mempunyai manfaat yang positif dalam proses pembelajarn baik di dalam

maupun di luar sekolah. Dalam penggunaan media sosial youtube sebagai

bahan ajar dapat memberikan kesan yang positif terhadap mata pelajaran IPS

yang seperti kita ketahui bahwa mata pelajaran ini lebih menekankan pada

metode hafalan, akan tetapi dengan adanya media sosial youtube ini, Proses

pembelajaran dapat lebih disukai bahkan dapat menumbuhkan motivasi

belajar siswa di dalam kelas maupun diluar kelas. Oleh karena itu, youtube

sangat cocok untuk menjadi media ajar dalam meningkatkan motivasi dan

minat siswa terhadap pembelajaran IPS.

b. Kelebihan video youtube sebagai sumber belajar

Huwaidah, A. I. (2019) “[y]outube sebagai media pembelajaran di

dalam kurikulum 2013 sangat berguna sebagai bahan pendukung karena

youtube mampu memberikan edit value terhadap pendidikan, praktis

digunakan dan dapat diikuti oleh semua kalangan termasuk siswa dan

guru,memberikan informasi tentang perkembangan ilmu pendidikan,

teknologi,kebudayaan, dan ekonomis yaitu gratis untuk semua kalangan ”.

Menurut Burnett, melissa, (2008) Penggunaan video interaktif seperti

Youtube ke dalam proses pembelajaran akan meningkatkan pemahaman dan

penguasaan ketrampilan peserta didik. Dikatakan dengan mudah, karena dalam media

sosial Youtube terdapat audiovisual tentang tutorial dalam informasi apapun.

Kelebihan Penggunaan media video seperti Youtube dalam pembelajaran yakni:

14
1. Efektif, karena kemudahannya, media video memungkinkan peserta didik dapat

belajar kapanpun dan dimanapun saat dibutuhkan. Dapat digunakan

perkelompok atau individual

2. Bersifat universal, karena dapat menjangkau seluruh ranah pembelajaran baik

kognitif, psikomotor maupun afektif

3. Dapat di lihat secara berulang-ulang dan praktis dan lengkap yang mudah

digunakan oleh semua masyarakat

4. Sebagai wadah untuk berdiskusi dan memperjelas sesuatu yang abstrak

menjadi lebih realistis (interaktif)

5. Mengembangkan imaginasi dan meningkatkan kreatifitas peserta didik

4. Mata pelajaran IPS

a. Pengertian ilmu pengetahuan sosial

Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang ada disemua

jenjang sekolah formal. Ilmu pengetahuan sosial juga bisa diartikan sebagai

perpaduan dari berbagai disiplin ilmu. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah

Pertama (SMP), yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu

sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan supaya bermakna bagi

siswa dalam kehidupannya. Pengertian IPS menurut Oemar (1992) IPS

Merupakan suatu bidang studi yakni merupakan kombinasi atau hasil

pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran.

b. Tujuan mata pelajaran ips

Tujuan pembelajaran IPS (Pusat Kurikulum, 2006:), adalah

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang

terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

15
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi

sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

masyarakat.

Berkaitan dengan tujuan IPS, Martorella (1994: 7) menyatakan bahwa:


Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan informasi terpilih dan cara-cara

investigasi dari ilmu sosial, informasi dipilih dari berbagai tempat yang

berhubungan langsung terhadap pemahaman individu, kelompok dan

masyarakat dan penerapan dari informasi yang dipilih untuk maksud

mendidik warga negara yang baik. Dari pengertian tersebut dapat dipahami

bahwa mata pelajaran IPS bertujuan untuk membentuk warga negara yang

baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang

berguna bagi diri dalam hidup sehari-hari dan warga negara yang bangga

sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.

c. Mata pelajaran ips dalam kurikulum 2013

IPS Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran IPS tercantum dalam

struktur Kurikulum 2013 untuk SD/MI dan SMP/MTs. Di SMA dan SMK

tidak ada mata pelajaran IPS tetapi mata pelajaran yang terkait dengan

disiplin-disiplin ilmu yang secara tradisional dikelompokkan ke dalam

kelompok Ilmu-ilmu Sosial. Dalam kurikulum 2013 Manfaat IPS bagi peserta

didik dapat dilihat dalam empat hal yaitu:

a) Tujuan IPS

Tujuan pendidikan IPS adalah “untuk menghasilkan warga negara

yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat dan

bangsanya, religius, jujur, demokratif, kreatif, kritis, analitis, senang

membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan

lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan

16
sosial dan budaya, serta berkomunikasi serta produktif.” 7

b) Konten Pendidikan IPS

Konten Pendidikan merupakan aspek penting untuk memberikan

kemampuan dalam tujuan pendidikan IPS. Konten pendidikan IPS dalam

Kurikulum 2013 meliputi Pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap.

c) Pembelajaran IPS

Ketercapaian tujuan mata pelajaran IPS didukung oleh proses

pembelajaran yang dirancang dalam Kurikulum 2013 dan berlaku juga untuk

IPS. Ada dua hal dalam pembelajaran IPS yaitu pendekatan pengembangan

materi ajar yang selalu dikaitkan dengan lingkungan masyarakat

(konstektual) di satuan pendidikan dan model pembelajaran yang dikenal

dengan istilah pendekatan saintifik.

d) Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar untuk IPS adalah penilaian hasil belajar otentik

dan mengurangi tes dengan jawaban yang bersifat discreate (hanya memiliki

satu jawaban benar). Hakiki IPS adalah penggunaan data, pengorganisasian

data, pemaknaan data, dan mengkomunikasikan hasil menjadi primadona

untuk penilaian hasil belajar otentik. Dengan penilaian hasil belajar otentik

ini maka kemampuan berpikir, nilai dan sikap serta penerapannya dalam

kehidupan nyata menyebabkan kualitas peserta didik yang belajar IPS

berbeda secara signifikan dari apa yang telah menjadi praktek pembelajaran

IPS yang banyak dilakukan di masa kini dan masa lalu.

7
Tatar Pasundan. 2018. Jurnal Diklat Keagamaan Vol. 12 No. 32. Hal 93.

17
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang

memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi

yang diperlukan bagi kehidupan masa kini dan masa depan. Kurikulum 2013

di susun dengan maksud antara lain untuk mengembangkan potensi peserta

didik menjadi kemampuan dalam ber pikir reflektif dalam penyelesaian

masalah sosial di masyarakat. 8

B. Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep yang dibangun

berdasarkan hasil-hasil studi empiris terdahulu sebagai pedoman dalam

melakukan penelitian (Kusumayati A, 2009). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kerangka konsep merupakan suatu keterkaitan atau

hubungan antara konsep-konsep atau variable-variabel yang akan diteliti.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Riski trie handoyo pada tahun

2019 yang berjudul Pemanfaatan Youtube Sebagai Sumber Belajar Ips Di Smp

Negeri 7 Bandung.

Penelitian ini bertujuan untuk pemanfaatan Youtube sebagai sumber

belajar IPS, mendeskripsikan apa saja faktor pendorong penggunaan Youtube

sebagai sumber belajar IPS dan dampak yang ditimbulkan dalam pengunaan

Youtube sebagai sebagai sumber belajar IPS.

Penelitian ini merupakan penelitian Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data pembelajaran yang memanfaatkan youtube sebagai

sumber belajar IPS melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sasaran

penelitian ini adalah kelas VII-D SMP Negeri 7 Bandung, hasil dari penelitian

8
Yoyo Supriono.2013. Pembelajaran IPS dalam Perspektif Kurikulum. Jurnal Diklat Keagamaan

Vol. 12 No. 32. Hal 89-94.

18
menunjukan bahwa guru memanfaatkan youtube sebagai sumber belajar IPS

menjadikan pembelajaran lebih efektif, menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan yang siswa miliki, pemanfaatan youtube di SMP Negeri 7 Bandung

digunakan untuk menunjang kualitas dalam pembelajaran, terdapat dampak

positif dihasilkan melalui youtube sebagai sumber belajar IPS, yaitu siswa

dapat mengakses pembelajaran kapan pun dan dimana pun, membuat

pembelajaran menjadi lebih mudah sehingga siswa menjadi mandiri dalam

mencari informasi. Dampak negatif yang ditimbulkan untuk siswa yaitu

menjadi seorang plagiat karena dapat dengan bebas mengakses informasi, dan

siswa dapat mengakses konten yang tidak baik.

Berdasarkan kajian terdahulu atau penelitian sebelumnya,maka

peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan menyusun penelitian

yang berjudul: “Pemanfaatan Youtube sebagai sumber belajar mata pelajaran

IPS dalam Meningkatkan Minat belajar peserta didik di Kelas VII Andi

mallarangeng SMP Negeri 1 Pangkajene.”. Adapun tujuan dari penelitian ini

diantaranya adalah Untuk Mengetahui Gambaran Pemanfaatan youtube

sebagai sumber belajar IPS dalam meningkatkan minat belajar peserta didik

di Kelas VII Andi mallarangeng SMP Negeri 1 Pangkajene dan untuk

mendeskripsikan minat belajar peserta didik dalam pemanfaatan youtube

sebagai sumber belajar IPS di Kelas Andi mallarangeng SMP Negeri 1

Pangkajene.

Dari uraian diatas maka kerangka berfikir dalam pemanfaatan

Youtube sebagai sumber belajar pada mata pelajaran IPS dalam

meningkatkan minat belajar peserta didik di Kelas VII Andi Mallarangeng

SMP Negeri 1 Pangkajene dapat dilihat pada bagan berikut.

19
Pemanfaatan youtube sebagai sumber belajar mata pelajaran IPS
dalam meningkatkan minat belajar peserta didik di Kelas VII Andi
mallarangeng SMP Negeri 1 Pangkajene

Gambaran Pemanfaatan Youtube sebagai sumber Peningkatan minat belajar peserta didik
belajar IPS dalam meningkatkan minat belajar dalam Pemanfaatan youtube sebagai sumber
peserta didik di Kelas VII Andi mallarangeng belajar IPS di kelas VII Andi mallarangeng
SMP Negeri 1 Pangkajene: SMP Negeri 1 Pangkajene:

1. Efektif 1. Suka/senang
2. Universal 2. Pernyataan lebih menyukai
3. Praktis 3. Adanya rasa ketertarikan dan adanya
4. Interaktif kesadaran untuk belajar tanpa di suruh
5. Mengembangkan imaginasi dan meningkatkan 4. Berpartisipasi dalam aktivitas belajar,
kreatifitas peserta didik 5. Memberikan perhatian.

Burnett, melissa (2008) Menurut Djamarah (2002)

Gambar 1.1 Skema Kerangka Konsep

Hasil

20
III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Suatu penelitian

memerlukan pendekatan dan juga metode yang menunjang agar penelitian

tersebut mencapai suatu keberhasilan. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang mendeskripsikan dan

menganalisis mengenai suatu fenomenal sosial yang sedang terjadi di

masyrakat. Hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh Syaodih (2012)

bahwa:

“Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang diajukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, presepsi. Pemikiran oranag secara individual

maupun kelompok”. Sedangkan menurut Creswell (Noor) penelitian

kualitatif sebagai berikut :

“Penelitian kuantitatif sebagai suatu gambaran kompleks,

meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandang responden dan

melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif

merupakan riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

analisis dengan pendekatan induktif’. 9

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi

di lingkungan masyarakat. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

mencari informasi yang terperinci melalui pandangan responden.

9
Riski Trie Handoyo. 2019. “Pemanfaatan youtube sebagai sumber belajar IPS di SMP Negeri
Bandung”. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Hal. 48.

21
Setelah mendapatkan data kemudian di deskripsikan, di susun dan juga

dianalisis bentuk naratif yang menunjukan guru dan siswa memanfaatkan

Youtube sebagai sumber belajar IPS.

Sejalan dengan penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti terhadap

fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekolah yaitu pemanfaatan

Youtube dikalangan siswa siswi sebagai sumber belajar IPS di Kelas VII Andi

Mallarangeng SMP Negeri 1 Pangkajene. Maka dari itu peneliti menggunakan

penelitian kualitatif karena penelitian ini relevan dengan menggunakan

penelitian kualitatif, sehingga dapat memenuhi karakteristik penilaian

kualitatif terutama dalam hal pengumpulan data melalui observasi,

wawancara, dan studi dokumen. Selain itu juga dapat menggambarkan

fenomena yang terjadi selama proses penelitian berlangsung

dalam bentuk uraian naratif yang menunjukan guru dan siswa memanfaatkan

Youtube sebagai sumber belajar IPS.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang ditempati pada penelitian ini adalah di Kelas

VII Andi Mallarangeng SMP Negeri 1 Pangkajene. Pemilihan lokasi

penelitian ini karena sekolah ini merupakan observasi awal dari peneliti

sehingga ditemukannya masalah didalam proses pembelajaran. Sekolah ini

juga didukung oleh sarana jaringan internet atau WI-FI dan Proyektor LCD

Sehingga akan memudahkan pendidik dalam menjadikan youtube sebagai

sumber belajar untuk mencari dan mengolah informasi terkait

dengan pembelajaran IPS.

C. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian ini secara garis besar adalah sebagai

berikut:

22
1.Tahap Pra Lapangan Pada tahap ini, peneliti menyusun proposal atau

rancangan penelitian. Kemudian meminta izin kepada lembaga terkait

untuk melakukan penelitian sesuai dengan sumber data yang diperlukan

dalam penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1) Pengumpulan Data Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data

melalui kegiatan sebagai berikut:

a) Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atau observasi secara

langsung dengan cara mengunjungi Kelas VII Andi Mallarangeng SMP

Negeri 1 Pangkajene dengan tujuan mendapatkan gambaran mengenai

“Pemanfaatan Youtube sebagai Sumber Belajar IPS”. Observasi yang

dilakukan peneliti untuk melihat kegiatan pembelajaran dikelas berkenaan

mengenai penggunaan media sosial youtube di Kelas VII Andi Mallarangeng

SMP Negerti 1 Pangkajene. Dengan melakukan observasi

secara langsung di lapangan maka peneliti dapat mengumpulkan data

secara mendalam , akurat dan terperinci.

b) Wawancara

Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan dan sesuai dengan apa yang dirasakan oleh subjek peneliti.

Pada teknik wawancara ini peneliti melakukan wawancara kepada Guru

mata pelajaran IPS dan siswa-siswi Kelas VII Andi Mallarangeng

SMP Negerti 1 Pangkajene untuk memperoleh informasi secara mendalam

mengenai masalah penelitian dan untuk mencari jawaban atas rumusan

masalah yang telah ditentukan.

23
c) Studi Dokumen

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data dokumen berupa

dokumen gambar yaitu foto-foto kegiatan selama penelitian, profil

sekolah, visi-misi, silabus dan perangkat pembelajaran IPS, data peserta

didik, dan data pendidik.

2) Mengidentifikasi Data

Pada tahap ini, semua data yang diperoleh melalui observasi,

wawancara, dan studi dokumen kemudian diidentifikasi dan diklasifikasikan

berdasarkan pada fokus rumusan masalah penelitian agar peneliti mudah

dalam menganalisa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

D. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan menjadi fokus penelitian yaitu

bagaimana Gambaran dari pemanfaatan youtube sebagai sumber

belajar mata pelajaran IPS dalam meningkatkan minat belajar peserta didik

Dan bagaimana peningkatan minat belajar peserta didik dalam memanfaatkan

video dari youtube sebagai sumber belajar di Kelas VII Andi Mallarangeng

SMP Negeri 1 Pangkajene. Adapun yang dimaksud dengan minat belajar

dalam penelitian ini adalah bagaimana peserta didik itu merasa senang dan

aktif di dalam proses pembelajaran. Selain itu maksud dari memanfaatkan

youtube didalam penelitian ini yaitu untuk menjadikan youtube sebagai

sumber belajar yang efektif yang dapat meningkatkan minat belajar peserta

didik.

E. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer Menurut Umi Narimawati (2008) data primer adalah

“data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia

24
dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini

harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya

responden., yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang

yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.”

Dalam penelitian ini, data primer berupa catatan hasil wawancara dan

hasil pengamatan langsung di lapangan yang diperoleh melalui wawancara

dengan siswa dan guru mata pelajaran IPS Kelas VII Andi Mallarangeng SMP

Negeri 1 Pangkajene

b. Data sekunder

Menurut Sugiyono (2016), wawancara adalah pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sumber data sekunder

dalam penelitian ini yaitu dari bahan pustaka, penelitian terdahulu, buku,

dokumen-dokumen pendukung yang sesuai dengan topik penelitian. 10

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan dipergunakan dalam

mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif, Peneliti sekaligus

merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan

pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrument

atau alat penelitian disini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan

proses penelitian. Adapun instrument atau alat yang digunakan dalam

penelitian ini berupa:

a. Alat tulis menulis; buku, pulpen dan laptop sebagai alat yang digunakan

untuk mencatat informasi yang diperoleh.

10
Nuning Indah Pratiwi. 2017. Penggunaan Media Video Call Dalam Teknologi Komunikasi. Jurnal

Ilmiah Dinamika Sosial Vol. 1 No. 2. Hal 211 - 212

25
b. Kamera sebagai alat untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi

penelitian

G. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan tiga prosedur pengumpulan

data yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumen.

a. Observasi

Data observasi diharapkan dapat memberikan informasi yang factual

mengenai situasi dan kondisi penelitian, Menurut Patton (Sugiyono)

manfaat observasi adalah : 1) Dengan observasi di lapangan peneliti

akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial,

jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

Pada penelitian ini menggunakan observasi dengan tujuan untuk

memperoleh informasi yang faktual mengenai situasi dan kondisi

penelitian, dengan observasi dilapangan memungkinkan peneliti melihat

secara langsung keseluruhan situasi dan mengamati sendiri, kemudian

mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan

sebenarnya sehingga peneliti akan lebih mampu dalam memahami

konteks data. Dalam konteks ini, peneliti mengamati secara langsung

bagaimana gambaran pemanfaatan youtube sebagai sumber belajar IPS di

Kelas VII Andi Mallarangeng SMP Negeri 1 Pangkajene.

b. Wawancara

Wawancara merupakan cara yang di ambil oleh seorang peneliti untuk

mengumpulkan data atau informasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan

kepada narasumber atau informan kemudian di jawab. Adapun

3 Jenis informan yang akan diwawancarai untuk mendapatkan informasi

terkait dengan permasalahan yang akan di teliti yaitu yang pertama adalah

26
Informan kunci yaitu Pendidik/Guru, yang kedua adalah informan Utama

yaitu Peserta didik dan yang ketiga adalah informan pendukung yaitu kepala

sekolah, wakil kepala sekolah, dan Guru BK.

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti akan mendapatkan informasi

yang dengan jelas dan mendalam. Bentuk wawancara yang digunakan sebagai

tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara terstruktur.

Dimanadalam melakukan wawancara, peneliti akan menyiapkan instrument

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Dengan wawancara

terstrukturini setiap informan diberikan pertanyaan yang sama dan peneliti

akan mencatat jawaban dari pertanyaan yang telah disiapkan. Peneliti juga

akan menggunakan alat bantu seperti tape recorder dan material lain yang

dapat memperlancar proses wawancara. Hal-hal yang akan ditanyakan kepada

para informan antara lain, bagaimana Gambaran dalam pemanfaatan youtube

sebagai sumber belajar mata pelajaran IPS dalam meningkatkan minat belajar

dan bagaimanakah peningkatan minat belajar peserta didik dalam

memanfaatkanvideodari youtube sebagai media pembelajaran Kelas VII

Andi Mallarangeng SMP Negerti 1 Pangkajene.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ini sangat penting bagi seorang peneliti karena

dokumentasi dapat memperkuat data-data yang telah dimiliki dengan

menggunakan observasi dan wawancara. Dokumen merupakan pelengkap dan

pendukung penelitian didalam mengumpulkan data-data. Dalam penelitian

ini, peneliti melakukan pengambilan gambar,

H. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan dengan cara memeriksa ulang data. Pemeriksaan ulang

dapat dilakukan sebelum dan atau sesudah data dianalisis. Pemeriksaan

27
dengan cara triangulasi dilakukan untuk meningkatkan derajat kepercayaan

dan akurasi data. Triangulasi dilakukan dengan tiga strategi, yaitu triangulasi

sumber, triangulasi metode, dan triangulasi waktu. Melalui triangulasi

sumber, peneliti mencari informasi lain tentang topik yang dikajinya dari

sumber atau partisipan lain. Pada prinsipnya, semakin banyak sumber maka

akan semakin baik hasilnya. Salah satu gambaran dalam triangulasi sumber

dicontohkan pada kasus penelitian tentang kemampuan dosen tersertifikasi

dalam mengelola pembelajaran. Peneliti dapat menanyakan kepada dosen

yang bersangkutan tentang kemampuannya dalam mengajar. Selanjutnya,

peneliti tidak hanya terpaku pada sang dosen saja tetapi dapat juga menggali

informasi ke partisipan lainnya. Peneliti dapat menggali informasi tersebut

melalui rekan sejawatnya, atasannya (dekan atau rektor), dan juga bagian

terkait tentang penjaminan mutu kampus.

Triangulasi metode merupakan jenis triangulasi dengan memadukan

atau menggunakan lebih dari satu metode dalam menganslisi data penelitian.

Jika kita ambil contoh pada kasus sebelumnya, maka triangulasi metode di

sini tidak hanya menggunakan metode wawancara saja. Artinya peneliti dapat

menggali informasi lebih lanjut melalui Focus Group Discussion (FGD), peer

review, ataupun diskusi dengan atasan. Pada prinsipnya triangulasi metode

mengharuskan digunakannya lebih dari satu metode untuk melakukan

pemeriksaan ulang. Terakhir, triangulasi yang dapat digunakan dalam

pemeriksaan data adalah triangulasi waktu. Triangulasi ini melakukan

pengecekan pada waktu atau kesempatan lain yang berbeda. 11

11
Helaluddin Hengki wijaya, 2019. Analisis Data Kualitatif sebuah Tinjauan Teori dan Praktik.
hal. 136

28
I. Teknik Analisis Data

Noeng Muhadjir (1998) mengemukakan pengertian analisis

data sebagai “upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil

observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti

tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.

Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu

dilanjutkan dengan berupaya mencari makna.”

Dari pengertian itu, tersirat beberapa hal yang perlu digaris bawahi,

yaitu (a) upaya mencari data adalah proses lapangan dengan berbagai

persiapan pralapangan tentunya, (b) menata secara sistematis hasil temuan di

lapangan, (c) menyajikan temuan lapangan, (d) mencari makna, pencarian

makna secara terus menerus sampai tidak ada lagi makna lain yang

memalingkannya, di sini perlunya peningkatan pemahaman bagi peneliti

terhadap kejadian atau kasus yang terjadi. Pengertian seperti itu, tampaknya

searah dengan pendapat Bogdan, yaitu: Sugiyono mengemukakan bahwa

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiono, 2007)

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis data di lapangan model Miles dan Huberman, yaitu teknik analisis

data interaktif dimana analisis data dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

29
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis

terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai

setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.

Proses analisis data menurut model Miles dan Huberman (Sugiyono) yaitu,

meliputi data reduction, data display, dan conclusion.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok ,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan

elektronik seperti computer dengan memberikan kode pada aspek-aspek

tertentu.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

30
data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap

awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 12

12
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta, hal.
244 – 252.

31
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Maret April Mei Juni


No. Rencana Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Persiapan

Pengumpulan
2
Data

Pengolahan dan
3.
Analisis Data

4 Penulisan Skripsi

5 Penggandaan

32
RENCANA BIAYA PENELITIAN

No. Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp)

1. Pembelian bahan habis pakai Rp. 200.000,00

2. Akomodasi Rp. 200.000,00

3. Perjalanan Rp. 200.000,00

4. Sewa Peralatan Rp. 200.000,00

5. Pengeluaran lainnya Rp. 200.000,00

Total Rp. 1.000.000,00

33
DAFTAR PUSTAKA

Haryadi Mujianto. 2019. Jurnal Upgris. Pemanfaatan youtube sebagai media ajar dalam

meningkatkan minat dan motivasi belajar.

Helaluddin Hengki wijaya, 2019. Analisis Data Kualitatif sebuah Tinjauan Teori dan Praktik.

Mursidul amin. 2021. “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Youtube Terhadap Motivasi

Belajar Siswa

Mata Pelajaran Sejarah”.Proposal Skripsi. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Nansisca Eka Arzita. 2017. “Pengaruh Motivasi Belajar, Sumber belajar, Dan Interaksi

Guru dan Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Perusahaan Jasa”. Skripsi.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Nuning Indah Pratiwi. 2017. Penggunaan Media Video Call Dalam Teknologi Komunikasi. Jurnal

Ilmiah Dinamika Sosial

Riski Trie Handoyo. 2019. “Pemanfaatan youtube sebagai sumber belajar IPS di SMP

Negeri Bandung”. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta.

Tatar Pasundan. 2018. Jurnal Diklat Keagamaan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab X

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1

Yoyo Supriono.2013. Pembelajaran IPS dalam Perspektif Kurikulum. Jurnal Diklat Keagamaan

34

Anda mungkin juga menyukai