Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL BELAJAR MANDIRI

MODUL INTEGRATIF ORGAN 2

SKENARIO 2

Disusun Oleh:

Alya Putri Sakinah

6130019038

Dosen Pembimbing:

dr. Nur Azizah AS, Sp. KJ


BOYOKAN

Tn. S, Laki – laki 66 tahun Pensiunan PNS, Nyeri pada punggung bawah
dirasakan sejak 2 minggu lalu dengan sensasi nyeri yang tajam. Nyerinya
tidak menyebar dan terjadi ketika berubah posisi dari duduk ke berdiri. Nyeri
dirasakan berkurang apabila memperbaiki posisi. Riwayat angkat beban
berat (+) sebelum menderita nyeri punggung bawah pasien selalu
mengangkat barang – barang berat, sampai 2 minggu yang lalu pasien
merasakan nyeri punggung. Pasien tidak mengeluhkan adanya demam
namun ada riwayat demam sebelumnya dan tidak mempan dengan
pemberian paracetamol, tidak ada riwayat infeksi lain. Tidak riwayat
keluhan yang sama dalam keluarga. Pada pemeriksaan di poli rehabilitasi
medik, tidak ditemukan rasa nyeri yang kebas, dan tidak ditemukan
kelemahan otot. Pasien juga menegeluhkan sulit untuk melakukan aktivitas
sehari-hari yaitu berpindah posisi. Tidak ada keluhan mengenai BAK dan
BAB terganggu.
KATA KUNCI
1. Tn. S, Laki – laki 66 tahun
2. Nyeri pada punggungbawah sejak 2 minggu yang lalu
3. Sensasi nyeri yang tajam dan tidak menyebar
4. Nyeri tidak menyebar dan terjadi Ketika berubah posisi dari duduk ke berdiri
5. Nyeri berkurang apabila memperbaiki posisi
6. Riwayat angkat beban berat (+)
7. Pasien tidak mengeluhkan adanya demam namun ada riwayat demam
sebelumnya dan tidak mempan dengan pemberian paracetamol
8. Tidak ada riwayat infeksi lain
9. Tidak ada riwayat keluhan yang sama dalam keluarga
10.Pada pemeriksaan di poli rehabilitasi medik, tidak ditemukan rasa nyeri yang
kebas, dan tidak ditemukan kelemahan otot
11.Pasien juga menegeluhkan sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari
12.Tidak ada keluhan mengenai BAK dan BAB
TPL PPL Initial Planning
Assesment
Pemeriksaan penunjang Tatalaksana Monitoring Edukasi
Anamnesis 1. Rontgen : FARMAKO : 1. Keadaan Umum 1. Pasien
Lumbosacral 2. Perbaikan disarankan
Low Back Pain 1. NSAID :
1. Keluhan Utama? Sangat kurang beraktivitas • Low Back Pain gejala pasien tidak
Natriumdiclofenac 3. Efek samping melakukan
sejak pensiun, dan merasa badannya terlalu • Obesitas 2. Vit B12 obat aktivitas berat
gemuk terlebih dahulu
2. Keluhan sudah berapa lama ? sejak 2 minggu NONFARMAKO : 2. Memperbaiki
posisi duduk
yang lalu 3. Minum obat
1. Fisioterapi
3. Rasa sakit pada punggungnya bagaimana? secara teratur

Pemeriksaan Fisik

1. GCS : kompos mentis


Obesitas 1. Cek kolesterol 1. Diet rendah karbo, 1. IMT 1. Mengurangi
2. TD :130/80 mHg , Nadi : 84x/mnt , RR : 16x/mnt (HDL,LDL,Trigliserid) lemak, dan tinggi 2. Gula darah makananan
2. Cek Gula Darah serat 3. Profil lipid tinggi lemak
Suhu : 36C, BB : 80Kg, IMT/BMI : 32
(GDS,GD2PP,GDP) 2. Aktivitas fisik min. dan gula, garam
3. Status Lokal Regio Trunkus :
3x seminggu 2. Pembatasan
- Inspeksi : bengkak (-), deformitas (-), udem (-), selama 30 menit porsi makan
atrofi (-) (ringan) 3. Aktivitas
- Palpasi : Tender point (+) pada punggung kanan olahraga rutin
(VAS 7/10), Spasme otot (+) di M.Erector Spine, 4. Pola hidup
Warm (-) sehat

Pemeriksaan Penunjang

a. Darah Lengkap :

- WBC : 7,73

- RBC : 5,2 - HGB : 13,3


MIND MAPPING
Learning Objective
1. Mahasiswa Mampu Mengetahui Definisi, Etiologi, Epidemiologi dan Klasifikasi Low Back Pain
2. Mahasiswa Mampu Mengetahui Definisi, Etiologi, Epidemiologi dan Klasifikasi Obesitas
3. Mahasiswa Mampu Mengetahui Patogenesis dan Patofisiologi Low Back Pain
4. Mahasiswa Mampu Mengetahui Patogenesis dan Patofisiologi Obesitas
5. Mahasiswa Mampu Mengetahui Manifestasi Klinis dan Diagnosis Banding Low Back Pain dan
Obesitas
6. Mahasiswa Mampu Mengetahui Komplikasi dan Prognosis Low Back Pain dan Obesitas
7. Mahasiswa Mampu Mengetahui Penegakan Diagnosis Low Back Pain dan Obesitas
1. Definisi, Etiologi, Epidemiologi dan Klasifikasi Low Back Pain
• Definisi
Salah satu gangguan muskuloskeletal akibat dari ergonomi yang salah. LBP di definisikan
sebagai nyeri yang terlokalisasi antara batas costaedan lipatan gluteaus inferior yang
berlangsung selama lebih dari satu hari. (Rahmawati, 2021)
• Etiologi
Disebabkan oleh berbagai kelainan yang terjadi pada tulang belakang, otot, diskus
intervertebralis, sendi, maupun struktur lain yang menyokong tulang belakang. (Andini,
2015)
• Epidemiologi
Sekitar 80% dari populasi pernah menderita nyeri punggung bawah paling tidak sekali
dalam hidupnya. Prevalensi penyakit musculoskeletal tertinggi berdasarkan pekerjaan
adalah pada petani, nelayan atau buruh yaitu 31,2 persen. Prevalensi meningkat terus
menerus dan mencapai puncaknya antara usia 35 hingga 55 tahun. (Andini, 2015)
1. Definisi, Etiologi, Epidemiologi dan Klasifikasi Low Back Pain
• Klasifikasi
1. Nyeri punggung bawah akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu ditandai
dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba. Rasa nyeri ini dapat hilang atau
sembuh. Dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan. (Rahmawati,
2021)
2. Nyeri punggung bawah kronis terjadi dalam waktu lebih dari 3 bulan. Rasa nyeri
dapat berulang atau kambuh kembali. (Rahmawati, 2021)
2. Definisi, Etiologi, Epidemiologi dan Klasifikasi Obesitas
• Definisi
Obesitas à penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake)
dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama (WHO, 2000).
• Etiologi
Terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi dari makanan yang masuk lebih besar dibanding
dengan energi yang digunakan tubuh (Sandjaja dan Sudikno, 2014).
• Epidemiologi
- Global
Secara keseluruhan prevalensi obesitas yang disesuaikan dengan usia di Amerika Serikat diperkirakan
35,0% di antara pria dan 40,4% di antara wanita.
- Indonsesia
2. Definisi, Etiologi, Epidemiologi dan Klasifikasi Obesitas
• Klasifikasi
Berdasarkan tempat penumpukan lemaknya, ada dikenal dengan sebutan obesitas
sentral, yaitu obesitas yang menyerupai bentuk apel yang mana lemak disimpan pada
pinggang dan rongga perut. Obesitas sentral disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor genetik. (Nurjanah dan Wahyono, 2019)
3. Patogenesis dan Patofisiologi Low Back Pain
Patogenesis
Beban mekanis yang dialami oleh tulang belakang, karena aktivitas berat ataupun
menopang suatu benda yang berat pada tulang belakang, memiliki peranan
penting pada patogenesis nyeri punggung bawah. Salah satunya adalah
menggunakan tas punggung berat yang dapat dikatergorikan sebagai salah satu
stress mekanis, dan sudah dibuktikan bahwa terdapat hubugan yang bermakna
bahwa beban mekanis tersebut dapat menimbulkan keluhan nyeri punggung
bawah (Mardjono dan Sidharta, 2018).
Patofisiologi
• Patofisiologi dari nyeri punggung bawah memiliki hubungan erat terhadap faktor resiko yang
mendasarinya, seperti yang telah di jelaskan di atas. Faktor resiko tersebut salah satunya berupa beban
mekanis pada tulang pungung berupa tarikan dan regangan yang dapat terjadi akibat aktivitas berat.
Beban mekanis diberikan kepada tulang belakang tersebut menimbulkan beban tekanan (Compressive
Stress Loading) pada struktur tulang belakang yang menyebabkan kondisi fatigue dan mikrotrauma
berulang. (Mardjono dan Sidharta, 2018).

• Konstruksi punggung yang kompleks memungkinkan terjadinya fleksibilias dan memberikan perlindungan
terhadap sumsum tulang belakang. Otot-otot abdominal berperan pada aktivitas mengangkat beban dan
sarana pendukung tulang belakang. Adanya obesitas, abnormalitas struktur, dan peregangan berlebihan
pada sarana pendukung ini akan berakibat terjadinya nyeri punggung. Adanya perubahan degenerasi
diskus intervertebralis akibat usia, menjadi fibrokartilago yang padat dan tidak teratur merupakan
penyebab nyeri punggung umum di mana L4-L5 dan L5-S1 menderita stress mekanis dan menekan
sepanjang akar saraf tersebut (Helmi, 2012).
4. Patogenesis dan Patofisiologi Obesitas
Patogenesis
• Obesitas merupakan penyakit kronis yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:
genetik, budaya, sosioekonomi, kebiasaan makan dan pengontrolan BB. Jelas, ada
beberapa subtipe obesitas; dari komponen genetik dan klasifikasi penyakit yang
mendasari. Hanya ada 5% obes anak dan remaja yang disertai dengan penyakit spesifik
yang mendasarinya, terdiri dari: 3% dari masalah endokrin (hipotiroid, sindrom Cushing,
hipogonadisme) dan 2% dari sindrom yang jarang. (Panuganti , Nguyen, & Kshirsagar ,
2022).
• Pembesaran dan penambahan jumlah sel lemak paling cepat pada tahun pertama
kehidupan dan remaja. Setelah masa dewasa penambahan jumlah sel tidak akan terjadi,
tetapi hanya terjadi pembesaran sel. Obesitas yang terjadi pada masa anak selain sel
hipertrofi juga terjadi hiperplasi, sedangkan pada obesitas yang terjadi setelah dewasa
pada umumnya hanya terjadi hipertrofi sel. (Panuganti , Nguyen, & Kshirsagar , 2022).
4. Patogenesis dan Patofisiologi Obesitas
Patofisiologi
• Obesitas dapat menyebabkan peningkatan deposisi asam lemak di miokardium
yang menyebabkan disfungsi ventrikel kiri. Itu juga telah terbukti mengubah
sistem renin- angiotensin yang menyebabkan peningkatan retensi garam dan
tekanan darah tinggi.
• Selain lemak tubuh total, berikut ini juga meningkatkan morbiditas obesitas:
o Lingkar pinggang (lemak perut membawa prognosis buruk)
o Distribusi Lemak (Heterogenitas Lemak Tubuh)
o Tekanan intra-abdomen
o Usia onset obesitas (Panuganti , Nguyen, & Kshirsagar , 2022).
5. Manifestasi Klinis dan Diagnosis Banding Low Back Pain dan Obesitas

Low Back Pain

• Manifestasi Klinis
Nyeri pinggang bawah dapat bermanifestasi sebagai nyeri neuropatik maupun nyeri nosiseptif.
Gejala neurologis yang berhubungan dengan nyeri pinggang bawah adalah nyeri radikular dan
radikulopati. Nyeri ini merupakan nyeri yang timbul apabila terdapat keikutsertaan radiks yang
banyak disebut sebagai sciatica. Diagnosis sciatica didasari dengan temuan klinis, termasuk riwayat
nyeri kaki dermatomal, nyeri kaki yang lebih berat dibandingkan dengan nyeri pinggang dan
perburukan nyeri kaki di saat pasien batuk, mengejan atau bersin. (Vergo Hari, 2015)

• Diagnosis banding
§ Radikulopati
§ Spondilolistesis
§ Spondilosis
§ Osteoartritis
Obesitas

• Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari obesitas adalah resiko kardiovaskuler, obstructive sleep
apnea syndrome (OSAS), gangguan fungsi hati, masalah ortopedik terutama yang
berkaitan erat dengan berat badan yang berlebih, kelainan kulit, potensi timbulnya
gangguan psikiatri. terjadinya OSAS (Obstructive Sleep Apnea Sindrom). (Vergo
Hari, 2015)

• Diagnosis banding obesitas


§ Sindroma cushing
§ Hipotiroid
§ Depresi
§ Prolaktinoma
6. Komplikasi dan Prognosis Low Back Pain dan Obesitas
Komplikasi Low Back Pain

• Gangguan fungsi fisik à gangguan gerak, kelemahan otot, kesulitan berdiri atau duduk
dalam waktu lama, dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
• Gangguan psikologis à depresi, kecemasan dan gangguan tidur.
• Cacat à jika nyeri punggung bawah tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan
kecacatan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja atau melakukan
aktivitas sehari-hari.
• Komplikasi Akut à kerusakan pada sumsum tulang belakang atau herniasi diskus
intervertebralis.
• Gangguan social à isolasi sosial atau ketergantungan pada orang lain.
6. Komplikasi dan Prognosis Low Back Pain dan Obesitas
Prognosis Low Back Pain

Prognosis nyeri punggung bawah (NPB) bergantung pada sejumlah faktor, termasuk tingkat
keparahan nyeri, durasi nyeri, jenis penyebab LBP itu sendiri, apakah mungkin karena kondisi
medis yang mendasarinya, dan usia pasien. Pada umumnya LBP akan sembuh dengan sendirinya
dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan tanpa pengobatan khusus. Namun, beberapa
kasus LBP dapat menjadi kronis dan membutuhkan perawatan jangka panjang jika tidak
mendapatkan perawatan yang tepat (Maher et al., 2017).
6. Komplikasi dan Prognosis Low Back Pain dan Obesitas
Komplikasi Obesitas

• Penyakit jantung dan stroke


• DM tipe 2
• Kanker, seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker rahim
• Sleep apnea dan masalah pernapasan lainnya
• Masalah sendi dan sakit punggung
• Gangguan pencernaan, seperti penyakit asam lambung dan batu empedu
• Masalah reproduksi, seperti kemandulan dan gangguan menstruasi
• Masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.
• Gagal hati dan ginjal
• Kematian
6. Komplikasi dan Prognosis Low Back Pain dan Obesitas
Prognosis Obesitas

Prognosis obesitas tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat keparahan obesitas, adanya
kondisi kesehatan yang mendasarinya, dan penatalaksanaan obesitas yang dilakukan. Secara
umum, obesitas yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang disebutkan di
atas. Namun, dengan penanganan yang tepat, termasuk perubahan gaya hidup seperti pola
makan sehat dan olahraga teratur, obesitas dapat dikelola dengan baik dan risiko komplikasi
dapat dikurangi (WHO, 2021).
7. Penegakan Diagnosis Low Back Pain dan Obesitas

Low Back Pain


• Anamnesis à nyeri seperti terbakar, menusuk, tajam/ tumpul, terdefinisi
baik / samar-samar, intensitas bisa ringan-berat, nyeri dapat dating secara
tiba-tiba/ berkembang secara bertahap
• Pemeriksaan fisik à pemeriksaan bentuk kelainan tulang belakang (lordosis,
kifosis, scoliosis), pemeriksaan toe and heel, palpasi tulang belakang, perkusi
tulang belakang, pemeriksaan neurologis
• Pemeriksaan penunjang à darah lengkap, foto polos, mielografi, bone scan,
computed tomography, magnetic resonance imaging
7. Penegakan Diagnosis Low Back Pain dan Obesitas

Obesitas
• Anamnesis à keluhan mendengkur dan nyeri pinggul, pola makan dan aktifitas fisik,
Riwayat keluarga, Riwayat obat-obatan, Riwayat social/psikologis, Riwayat BB
sebelumnya
• Pemeriksaan antropometri à pengukuran IMT = BB (Kg)/TB (m!)

• Pemeriksaan lingkar pinggang


Kesimpulan
Seorang laki-laki 66 tahun datang dengan keluhan nyeri punggu kanan bawah. Dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan bahwa sebelumnya pasien memiliki riwayat
angkat beban dan didapatkan adanya spasme otot erector spine. Selain itu, pasien juga mengalami
obesitas yang ditandai dengan skor IMT 32. Dari serangkaian pemeriksaan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalamai low back pain serta obesitas. Diperlukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk menentukan sebab dari low back pain. Penanganan sementara yang bisa dilakukan adalah
modifikasi gaya hidup seperti mengurangi angkat beban, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan
rendah lemak, serta perbanyak aktivitas fisik, disamping penggunaan obat simptomatik.
Daftar Pustaka

Helmi, L. (2012). Dasar-dasar Bedah Tulang Belakang. Jakarta: Sagung Seto.


Goodman DM, Burke AE, Livingston EH. Low back pain. JAMA. 2013;16:309.1.
Mardjono, N. H., & Sidharta, P. (2008). Nyeri Punggung Bawah. Dalam A. L. A. Jusuf (Ed.), Buku Ajar Ilmu Bedah
Ortopedi (pp. 118-130). Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Utami, Arunika, Neva. Seno, K. Panunggal, Binar. (2017). HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS
FISIK TERHADAP KEJADIAN OVERWEIGHT DAN OBESITAS PADA REMAJA. Semantic Schoolar.
Vergo Hari Haryono. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Obesitas Di Wilayah Kerja Puskesmas Asemrowo
Kota Surabaya. Surabaya; 2015.
Andini, F., 2015. Risk Factors Of Low Back Pain In Workers. J MAJORITY, Volume IV, pp. 12-20.
Rahmawati, A., 2021. Risk Factor Of Low Back Pain. Jurnal Medika Hutama, Volume III, pp. 1601-1607.
Duthey B. (2013). Priority Medicines for Europe and the World “A Public Health Approach to Innovation”. WHO:
Low Back Pain. Cited from: http://www.who.int/medicines/areas/priority_medicines/BP6_24LBP.pdf
Kasjmir YI. (2014). Nyeri Spinal. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 6. Jilid 1. Jakarta:Interna Publishing
Daftar Pustaka

Kumar DPJ and Clark ML. (2021). Kumar and Clark’s Clinical Medicine. Ed. 10. London:ELSEVIER.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Pedoman Umum Pengendalian Obesitas. Tersedia
di:https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/N2VaaXIxZGZwWFpEL1VlRFdQQ3ZRZz09/2018/
02/FactSheet_Obesitas_Kit_Informasi_Obesitas.pdf [diakses tanggal 11 Maret 2023].
Malenfant JH, Batsis JA. Obesitas pada populasi geriatri - perspektif kesehatan global. Jurnal Laporan Kesehatan
Global . 2019;3:e2019045. doi:10.29392/joghr.3.e2019045
INDONESIA KKR. Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf. Badan Penelit dan Pengemb Kesehat. Published
online 2018:674.
Departemen Kesehatan R.I. 2015. Pedoman Umum Pengendalian Obesitas. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Menular. Jakarta
Nurjanah NAL, Wahyono TYM. 2019. Tantangan Pelaksanaan Program Prevention Of Mother To Child
Transmission (PMTCT): Systematic Review, Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(1): 55.
Sudargo T, Freitag H, Rosiyani F, Kusmayanti NA. 2014. Pola makan dan obesitas. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sandjaja dan Sudikno. 2014. Prevalensi gizi lebih dan obesitas penduduk dewasa di Indonesia. Gizi Indonesia, 28(2):
1±7.
WHO (2021) Global Obesitas Report. United State America.

Anda mungkin juga menyukai