Anda di halaman 1dari 27

PERAN ORANGTUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB JATI WIYATA DHARMA


TUBAN

Disusun Oleh :

1. Bagus Maheswara Rijalulhaq


2. Sri Teddy Wiryawan
3. Balian Sri Kusuma
4. Muhammad Syifa Dai Bachtiar

Kelas : VIII (Al-Jazari)

YAYASAN BINA INSAN KAMIL TUBAN


SMP Techno Insan Kamil
Project Based Learning
“Terakreditasi A” Berdasar SK BAP-S/M/No.200/BAP-S/X/2016
Office : Jl Al Falah II Kel Sidorejo Kec Tuban Kab Tuban Propinsi Jawa Timur Indonesia
Email : smptechno.insankamil@gmail.com Phone : 0356 333280 HP : 081 555 665134

i
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Peran Orangtua Terhadap Perkembangan Anak
Berkebutuhan Khusus di SLB Jati Wiyata Dharma Tuban” Sebagai tugas akhir
semester 2 di SMP Techno Insan Kamil Tuban ini telah disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Tuban, Juni 2023

Mengetahui,
Kepala SMP Techno Insan Kamil Guru Pembimbing

Winartik, S.Pd. Sa’idatunnisa’, S.Si.

ii
ABSTRAK

Tunagrahita merupakan Istilah yang digunakan untuk menjelaskan seseorang


yang memiliki masalah dalam beberapa aspek perkembangan, seperti bahasa,
keterampilan sosial, dan keterampilan motorik. Dari hal tersebut, penulis
membuat penelitian tentang peran orangtua terhadap perkembangan anak
berkebutuhan khusus di SLB Jati Wiyata Dharma Tuban. Tujuan penelitian ini
Untuk mengetahui pengaruh peran orang tua terhadap perkembangan anak
tunagrahita di SLB Jati Wiyata Dharma Kabupaten Tuban. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian termasuk kedalam kategori
cukup dimana (skor jawaban 39,7 ≤ x < 62,3)

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayahnya sehingga dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Peran Orangtua Terhadap
Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Jati Wiyata Dharma Tuban”
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai tugas akhir semester 2 di SMP Techno
Insan Kamil Tuban. Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini tidak akan berhasil
dengan baik apabila tidak ada bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, oleh
karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
a. Ustadzah Wiwin sebagai Kepala SMP Techno Insan Kamil
b. Ustadzah Nisa sebagai pembimbing KTI
c. Kedua orang tua kami yang kami cintai
Kami menyadari penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak akan kami terima dengan senang hati, demi kesempurnaan karya
tulis ilmiah berikutnya.

Tuban, ……………………..

Penyusun

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
1.4 Manfaat ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
2.1 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ..................................................... 3
2.2 Sekolah Luar Biasa (SLB) .................................................................... 3
2.3 Tunagrahita ....................................................................................... 4
2.4 Perkembangan Anak ......................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 6
3.1 Jenis Penlitian .................................................................................... 5
3.2 Tempat dan Tanggal Penelitian .......................................................... 5
3.3 Objek Penelitian ................................................................................. 5
3.4 Alat dan Bahan ................................................................................... 6
3.5 Rancangan Percobaan ........................................................................ 6
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 7
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 7
4.2 Pembahasan...................................................................................... 7
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 9
5.1 Simpulan ........................................................................................... 9
5.2 Saran ................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tunagrahita merupakan Istilah yang digunakan untuk menjelaskan


seseorang yang memiliki masalah dalam beberapa aspek perkembangan,
seperti bahasa, keterampilan sosial, dan keterampilan motorik. Anak
tunagrahita merupakan anak yang mengalami keterbelakangan mental atau
sering disebut dengan retardasi mental yang mempunyai tingkat kecerdasan
di bawah rata-rata yaitu 70, kesulitan dalam berperilaku adaptif dan terjadi
pada anak usia di bawah 18 tahun (Yulia,2010).

Anak tunagrahita sering membutuhkan bantuan dan dukungan yang


berbeda dari anak-anak lain atau orang tua untuk membantu mereka
memahami dan beradaptasi dengan dunia mereka. Penting untuk
memahami bahwa anak tunagrahita bukanlah hasil dari masalah dalam
pengasuhan atau kurangnya perhatian, tetapi adalah kondisi yang
berhubungan dengan perkembangan otak. Anak tunagrahita memiliki
beberapa masalah yaitu masalah memproses informasi, masalah dalam
belajar, masalah dalam penyesuaian diri, gangguan bicara dan bahasa,
masalah dalam kepribadian dan masalah dalam beraktivitas sehari-hari
seperti makan, cuci tangan, mandi dan berpakaian

Anak tunagrahita masih memiliki potensi untuk tumbuh dan


berkembang seperti anak pada umumnya. Dengan bantuan dan dukungan
yang tepat, mereka dapat memperoleh pendidikan dan membangun
kemampuan sosial dan emosional. Terapi dan pendidikan khusus juga dapat
membantu anak-anak ini mempelajari dan mengatasi masalah mereka.

1
Orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam membantu
anak tunagrahita mengatasi tantangan yang mereka hadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, orang tua juga dapat membantu anak
dalam kehidupan atau aktivitas sehari-hari seperti mengajarkan cara
mencuci tangan, cara memakai pakaian, cara menulis, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana peran orang tua terhadap perkembangan anak tunagrahita


di SLB Jati Wiyata Dharma Kabupaten Tuban.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh peran orang tua terhadap perkembangan anak


tunagrahita di SLB Jati Wiyata Dharma Kabupaten Tuban.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Bagi pembaca, hasil penelitian ini sebagai khasanah ilmu tentang anak
tunagrahita
2) Bagi penulis, hasil penelitian ini sebagai karya tulis yang dapat
mengenalkan tentang anak tunagrahita

2
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Menurut Depdiknas (2004) : 2), anak berkebutuhan khusus (ABK)


adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan atau
penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial, emosional) dalam proses
pertumbuhan atau perkembangannya di bandingkan dengan anak-anak
lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.

Sumber: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj

2.2 Sekolah Luar Biasa (SLB)

Sekolah luar biasa (SLB) Adalah sekolah bagi anak berkebutuhan


khusus yang merupakan bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional
yang secara khusus di buat bagi peserta didik yang memiliki masalah
secara fisik/mental. Perbedaan antara sekolah umum atau biasa juga
disebut sekolah regular adalah pendidikan tingkat dasar ataupun
menengah yang berfokus pada perluasan pengetahuan bagi peserta didik
untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sekolah ini bisa
berbentuk SD (sekolah dasar), SMP (sekolah menengah pertama) dan
SMA (sekolah menengah atas). Pada sekolah ini umumnya tidak terdapat
program khusus di dalamnya.

Sumber: https://meenta.net/sekolah-umum-inklusi-dan-slb/

3
2.3 Tunagrahita

Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki inteligensi yang


signifkan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan
dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan. Anak
tunagrahita mempunyai hambatan akademik. sehingga
dalam pembelajarannya memerlukan modifikasi kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhanya. Anak-anak tunagrahita ringan sampai yang sangat
berat memerlukan layanan pendidikan khusus dalam proses
pembelajarannya di sekolah. Mereka membutuhkan bimbingan
pembelajaran dan program yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya agar
mereka memiliki masa depan yang cerah, sama seperti anak pada
umumnya.

Sumber: http://journal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/14273

Anak normal adalah anak yang memiliki kecerdasan IQ antara 90


sampai 110. Selain daripada itu, anak dikatakan normal jika sehat fisik dan
psikisnya serta tidak menunjukkan adanya kelainan-kelaian yang
menyebabkan sulitnya ia melakukan perbuatan yang sesuai dengan
usianya. Menurut Aulia Fadhli anak dikatakan normal apabila pada masa
bayi ia sudah mampu merangkak, berdiri, berjalan (perkembangan
motorik), mengoceh dan mengucapkan kata (perkembangan bahasa).
Sementara pada masa anak-anak usia 3 sampai 6 tahun,
anak sudah mampu berkomunikasi dengan orang lain, belajar kemandirian
dan mempersiapkan diri masuk ke sekolah.

4
Sumber: https://123dok.com/article/karakteristik-anak-normal-dan-anak-
berkebutuhan-khusus.zk62e91y

2.4 Perkembangan Anak

Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “


Turunan yang kedua atau manusia yang masih kecil”. Dari pengertian di
atas bahwa anak merupakan manusia yang masih kecil yang merupakan
turunankedua. Karena anak merupakan manusia kecil tentu ia masih dapat
tumbuh dan berkembang baik dari segi fisik maupun psikis.
Selanjutnya anak dipandang sebagai manusia dewasa dalam bentuk-
bentuk ukuran kecil, untuk memberi pemahaman yang jelas berikut ini
dikemukakan oleh A. Muri Yusuf dalam bukunya pengantar ilmu
pendidikan bahwa “Anak adalah manusia kecil yang sedang tumbuh dan
berkembang baik fisik maupun mental”. Dari pendapat di atas dapat
dipahami bahwa anak merupakan manusia kecil yang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental.
Kemudian dalam proses perkembangannya, Anak sebagai subjek yang
sedang tumbuh dan berkembang. Hal ini sesuai dengan pendapat Siti
Partini suardinan bahwa: “Pada dasarnya anak merupakan subyek yang
sedang tumbuh dan berkembang. sejak saat konsep di mana sel sperma
laki-laki membuahi ovum di uterus sampai saat kematian. Organisme terus
menerus mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Sumber:
http://repository.radenintan.ac.id/1788/3/Bab_2_%28dua_%29fix.pdf

5
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penilitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kualitatif.


Penelitian kualitatif adalah penilitian yang bersifat deskriptif dan
menggunakan wawancara/angket

3.2 Tempat Dan Tanggal Penelitian

Hari: Rabu

Tanggal: 13 April 2023

Lokasi: SLB AC JATI WIYATA DHARMA

3.3 Objek Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian


(Arikunto, 2006). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh orang tua
yang memiliki anak berkebutuhan khusus di SLB Jati Wiyata Dharma
Tuban.

3.3.2 Sampel

6
Sampel dalam penelitian adalah sebagian dari
populasi. Dalam pengambilan sampel, dari 58 orang diambil 11 wali
murid untuk dijadikan sampel penelitian.

3.4. Alat Dan Bahan

1. 3 HP
2. Pulpen
3. Pensil
4. Penghapus
5. Buku Tulis

3.5 Wawancara Wakil Kepala Sekolah SLB Jati Wiyata Dharma:

1. Apa itu sekolah SLB?

2. Apa tujuan didirikannya SLB jati wiyata dharma tuban?

3. Apa perbedaan sekolah SLB dengan sekolah pada umumnya?

4. Bagaimana metode pendidikan yang diterapkan di sekolah SLB?

5. Bagaimana mengenali sifat atau karakter dari anak SLB?

6. Kapan mulai dirikanya SLB jati wiyata dharma tuban?

7. Bagaimana cara agar tumbuh kembang anak slb jati wiyata dharma tuban
semakin optimal ?

8. Umur berapakah anak slb harus diberikan gizi yang seimbang dan pelayanan
kesehatan yang baik di slb jati wiyata dharma tuban?

7
9. Apa yang membedakan tumbuh kembang anak disabilitas dengan anak
normal?

10. Apa sajakah penanganan yang dilakukan guru-guru kepada anak slb agar
tumbuh kembang tetap terjaga ?

3.6 Wawancara Psikolog:

1. Seberapa Penting kah peran orang tua terhadap perkembangan anak ?

2. Apa perbedaan anak tunagrahita ringan, sedang dan berat ?, dan Apakah itu
mempengaruhi tumbuh kembang anak tunagrahita ?

3.Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak tunagrahita


?

4. Apakah tumbuh kembang anak tunagrahita akan berhenti tumbuh sama


seperti anak/remaja pada umumnya ?

5.Apakah pola asuh orang tua dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak
tunagrahita ?

6. Apakah kemampuan dasar yang harus diajari orang tua Kepada orang tua

7.Apakah anak tunagrahita dapat memiliki kemampuan dalam suatu bidang


(menggambar, menulis, berhitung). Dan bagaimana cara orang tua untuk
melatihnya ?

3.7 Angket Orangtua

8
No Pernyataan SL SR KD JR TP
1. Keluarga mendidik anak sesuai kondisi anak     
2. Keluarga melatih anak beberapa keterampilan (seperti     
Belajar makan sendiri, Menggunakan pakaian sendiri,
dll)
3. Keluarga menginformasikan kepada anak terkait     
kondisi anak
4. Keluarga menggunakan kalimat yang positif ketika     
berkomunikasi dengan anak
5. Keluarga memotivasi anak untuk berkomunikasi     
kepada teman-temannya
6. Keluarga mendampingi anak saat belajar di rumah     
7. Keluarga memotivasi anak ketika anak tidak ingin     
makan
8. Keluarga menanyakan perasaan anak selama di     
sekolah
9. Keluarga mengenalkan hal yang baik dan buruk     
10. Keluarga memberikan kesempatan kepada anak untuk     
melakukan kegiatan yang disenangi
11. Keluarga menyemangati dan menghibur anak ketika     
anak merasa tidak diterima di lingkungan sekitar
12. Keluarga menyiapkan makanan bergizi untuk     
kebutuhan sehari-hari anak
13. Keluarga meluangkan waktu untuk menjaga dan     
merawat anak dirumah
14. Keluarga menciptakan lingkungan yang aman untuk     
anak dalam kegiatan sehari-hari
15. Keluarga meluangkan waktu untuk berkumpul     
bersama
16. Keluarga memberikan kebebasan pada anak dalam     
berhubungan dengan tetangga dan teman-temannya
17. Keluarga mengajarkan anak rasa empati terhadap     
orang lain

9
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

10
4.1 Data

11
12
13
14
15
16
4.2 ANALISIS DATA

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori


Friedman (1998) dalam Astari (2010) dengan subvariabel, yaitu dukungan
emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan
nformasional dan dukungan sosial. Pernyataan yang dibuat oleh peneliti
dikembangkan dari masing-masing subvariabel dengan jumlah 17 buah.
Responden memilih satu dari lima pilihan jawaban yang ada pada kuisioner,
bila jawaban selalu skor 5, sering skor 4, kadang-kadang skor 3, jarang skor 2,
dan jika tidak pernah skor 1. Setiap kategori dukungan terdiri dari beberapa
pertanyaan. Pertanyaan 1,2 dan 3 kategori dukungan informasional,
pertanyaan 4,5,6,7,8 dan 9 kategori dukungan emosional, pertanyaan 10 dan
11 kategori dukungan penghargaan, pertanyaan 12,13 dan 14 kategori
dukungan instrumental, dan pertanyaan 15,16 dan 17 dalam kategori
dukungan sosial.

Aspek Item Jumlah


Informasional 1,2,3 3
Emosional 4,5,6,7,8,9 6
Penghargaan 10,11 2
Instrumental 12,13,14 3
Sosial 15,16,17 3

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk membuat kategorisasi dalam


penelitian ini.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (𝐼𝑀𝑎𝑘𝑠 ) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 × 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 (𝐼𝑀𝑖𝑛 ) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 × 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
1
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑘 (𝜇) = (𝐼 + 𝐼𝑀𝑖𝑛 )
2 𝑀𝑎𝑘𝑠
1
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 (𝜎) = (𝐼𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝐼𝑀𝑖𝑛 )
6

17
Berdasarkan perhitungan diatas, setiap responden akan digolongkan ke
dalam empat kategori sebagai berikut.
Rentang Skor Kategori
𝑋 > 𝜇 + 1𝜎 Tinggi
𝜇 < 𝑋 ≤ 𝜇 + 1𝜎 Cukup Tinggi
𝜇 − 1𝜎 < 𝑋 ≤ 𝜇 Cukup Rendah
𝑋 ≤ 𝜇 − 1𝜎 Rendah
Ket : X= skor total setiap responden
Berikut adalah perhitungan untuk menentukan kategorisasi instrumen
𝐼𝑀𝑎𝑘𝑠 = 17 × 5 = 85
𝐼𝑀𝑖𝑛 = 17 × 1 = 17
1
𝜇 = (𝐼𝑀𝑎𝑘𝑠 + 𝐼𝑀𝑖𝑛 )
2
1
= (85 + 17)
2
1
= (102) = 51
2
1
𝜎 = (𝐼𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝐼𝑀𝑖𝑛 )
6
1
= (85 − 17)
6
1
= (68) = 11,33
6

Berdasarkan perhitungan di atas, maka kategorisasi untuk instrumen adalah


sebagai berikut

Rentang Skor Kategori


𝑋 > 62,33 Tinggi
51 < 𝑋 ≤ 62,33 Cukup Tinggi
39,67 < 𝑋 ≤ 51 Cukup Rendah
𝑋 ≤ 39,67 Rendah

18
4.3 PEMBAHASAN
4.3.1 Dukungan Informasional
Berdasarkan data yang diperoleh, pernyataan 1,2 dan 3 termasuk
kategori cukup. Dimana pernyataan 1 dan 2 memperoleh skor 53 dan
pernyataan 3 memperoleh skor 43.

4.3.2 Dukungan Emosional


Berdasarkan data yang diperoleh, pernyataan 4,5,6,7,8 dan 9
termasuk kategori cukup. Dimana pernyataan 4 memperoleh skor 55,
pernyataan 5,6 dan 9 memperoleh skor 54, pernyataan 7 memperoleh skor
49 dan pernyataan 8 memperoleh skor 45.

4.3.3 Dukungan Penghargaan


Berdasarkan data yang diperoleh, pernyataan 10 dan 11 termasuk
kategori cukup. Dimana pernyataan 10 memperoleh skor 50 dan
pernyataan 11 memperoleh skor 51.

4.3.4 Dukungan Instrumental


Berdasarkan data yang diperoleh, pernyataan 12,13 dan 14
termasuk kategori cukup. Dimana pernyataan 13 memperoleh skor 54,
pernyataan 14 memperoleh skor 53 dan pernyataan 12 memperoleh skor
52.

4.3.5 Dukungan Sosial


Berdasarkan data yang diperoleh, pernyataan 15,16 dan 17
termasuk kategori cukup. Dimana pernyataan 15 memperoleh skor 53 dan
pernyataan 16 dan 17 memperoleh

19
BAB 5
PENUTUP

5.1 SIMPULAN
Berdasarkan dari hasil uraian penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil dari keseluruhan temuan
pengujian hasil penelitian sebagai berikut :

1. Banyak orang tua yang melaksanakan perannya untuk perkembangan dan


tumbuh kembang anaknya.
2. Seluruh pernyataan pada angket orang tua termasuk ke dalam kategori
cukup (skor jawaban 39,7 ≤ x < 62,3)

5.2 SARAN
1. Jumlah sampel dapat ditambah agar hasil lebih akurat
2. Pertanyaan terkait dukungan lebih banyak lagi untuk mengukur
keseluruhan peran

20
DAFTAR PUSTAKA

2.1 Anak berkebutuhan khusus (SLB)

Sumber: : http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj

2.2 Sekolah Luar Biasa (SLB)

Sumber: https://meenta.net/sekolah-umum-inklusi-dan-slb/

2.3 Tunagrahita
Sumber: http://journal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/14273

Sumber: https://123dok.com/article/karakteristik-anak-normal-dan anak-


berkebutuhan-khusus.zk62e91y

2.4 Perkembangan Anak


Sumber: http://repository.radenintan.ac.id/1788/3/Bab_2_%28dua_%.pf

21
LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai