Kelompok 3 - Maduromikosis (Misetoma)
Kelompok 3 - Maduromikosis (Misetoma)
Maduromikosis/Mycetoma
Dosen Pengajar :
Disusun Oleh :
3. Tsallsabila (P07134120099)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta
salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir
kelak.
Penulisan makalah berjudul ‘Maduromikosis/Mycetoma’ bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mikologi Pada makalah diuraikan pengertian beserta sifat dan yang berkaitan dengan Bakteri Streptococcus.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN........................................................................................................................... 3
2. 9 Penatalaksanaan .............................................................................................................. 9
PENUTUP................................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mycetoma adalah penyakit kronis, purulen, dan granulomatosa yang dapat disebabkan
oleh bakteri Actinomyces dan Nocardia, yang meliputi Schizomycetes dan Eumycetes, atau
jamur berfilamen. Tanda-tanda klinis biasanya terdiri dari pembengkakan, abses, sinus dan
beberapa fistula. Butiran berpigmen ditemukan di sinus dan kemudian dikeluarkan melalui
botryomycosis dan jamur berfilamen yang disebut maduromycosis. Tanda klinis biasanya
berupa lesi kulit yang terlokalisir dengan pembengkakan seperti tumor jinak dan harus
mempengaruhi jaringan subkutan, fasia, otot, dan tulang. Seringkali dalam bentuk fistula
dari mana eksudat bocor. Diagnosis dibuat berdasarkan morfologi klinis seperti dijelaskan
di atas. Namun, bila didukung oleh hasil pencitraan histologis dan kultur, diagnosis lebih
stabil. Selain itu, penentuan spesies penyebab sangat penting untuk terapi dan prognosis.
jangka panjang (9 bulan sampai 1 tahun) dan penyakitnya belum menyebar dengan baik.
Antijamur yang lebih baru, mis. B. itraconazole, dapat dipertimbangkan pada mycetoma
prognosis quo adsanationam tidak terlalu baik dibandingkan dengan actinomycosis atau
1
botryomycosis. Diseminasi limfogenatau hematogen dengan lesi pada alat-alat dalam merupakan
pengecualian
Berdasarkan apa yang telah di paparkan di atas maka penulismerumuskan permasalahan dalam makalah
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memberikan informasikepada para pembaca mengenai
2
BAB II
PEMBAHASAN
Mycetoma adalah penyakit kronis, purulen, dan granulomatosa yang dapat disebabkan
oleh bakteri Actinomyces dan Nocardia, yang meliputi Schizomycetes dan Eumycetes, atau
jamur berfilamen. Mycetoma adalah sindrom yang diidentikkan dengan tumor dan sinus
yang mengeluarkan nanah (nanah). Mycetoma terletak di kulit dan jaringan subkutan, di
fasia atau di tulang. Perubahan berupa pembengkakan, granuloma dan kekeringan pada
sinus paranasal.
Sinud mengeluarkan granula/butiran atau sejenis butiran pasir yang mengandung jamur
atau bakteri pada noda GMS (Gomor Methenamine Silver) dengan bentuk granula tidak
Merupakan infeksi kronis daerah tropis dan subtropis, seperti yang ditemukan di Brazil,
• Actinomadura madurae
• Actinomadura pelletieri
• Streptomyces somaliensis
3
Jenis-jenis fungi penyebab misetoma
• Madurella misetomatis(black)
2.3 Epidemiologi
Penyakit ini biasanya terjadi pada pekerja yang bekerja di area pertanian, lebih tepatnya
pada pria berusia 20-40 tahun. Penyakit ini terjadi karena adanya spora bakteri atau jamur
yang terdapat di dalam tanah. Pseudoallescheria boydii spp. merupakan contoh jamur
penyebab penyakit ini. Adanya infeksi akibat penyakit ini terlihat jelas dengan
terbentuknya konsistensi seperti jelly/yoghurt pada masa dewasa. Penyebaran tidak wajar
juga dapat terjadi yaitu munculnya hematogenus dan menyebar ke limpa. Biasanya, infeksi
2.4 Patofisiologi
Bagian tubuh yang paling umum terkena mycetoma adalah kaki bagian bawah, dengan
infeksi kaki depan dorsal yang khas. Tangan adalah lokasi kedua yang paling umum, tetapi
lesi mycetoma dapat muncul di mana saja di tubuh. Luka di dada dan punggung sering
disebabkan oleh spesies Nocardia, sedangkan luka di kepala dan leher biasanya disebabkan
4
oleh Streptomyces somaliensis. Organisme masuk melalui trauma lokal (misalnya luka
pada tangan dan kaki, trauma lokal yang berhubungan dengan tanah yang terkontaminasi).
Respon neutrofilik awalnya terjadi melalui respon granulomatosa. Ini menyebar melalui
kulit wajah dan dapat mempengaruhi tulang. Penyebaran jarang melalui hematogen atau
sistem limfatik. disebut misetoma. Tumor kemudian melunak dan membentuk fistula, atau
borok, yang mengeluarkan sekresi yang mengandung butiran kuning kehijauan yang
disebut butiran belerang. Pasien mengeluh nyeri dan selalu disertai pembengkakan kelenjar
Gambar 1 : (a dan b) Beberapa berkuliat nodul dan sinus hadir lebih kaki
Gambar.2 : Acremonium kiliense.Sebuah koloni warna ponk pucat,tepung diinkubasi pada 25 C.b
Solitary phialides lentik dan micronidia dikelompokkan daam kepala berlendir, 9 400
5
Gambar 3 : Lesi seperti yang terlihat padapresentasi pertama mengakibatkan rasa sakit dan gerakan
6
Gambar 5 : Butiran hitam pada latar belakang nanah terlihat pada pemeriksaan 6 bulan setelah terapi
itraconazole.Butiran diukur 1-2 mm dan sulit (sulit untuk menghancurkan) dan bulat.
2.5 Histopatologi
Di daerah abses terdapat bahan purulen dan penutup granular. Peradangan granulomatosa,
peradangan kronis, dan jaringan granulasi dapat terlihat di daerah sekitar eksudat.
• Lingkungan: Lingkungan kotor dan udara lembab adalah kondisi yang baik untuk
perkembangan penyakit.
Tanda-tanda klinis biasanya terdiri dari pembengkakan, abses, sinus dan beberapa
fistula. Butiran berpigmen ditemukan di sinus dan kemudian diekskresikan dalam eksudat.
7
actinomycotic mycetoma, yang disebabkan oleh bakteri yang disebut botryomycosis dan
oleh jamur berfilamen yang disebut maduromycosis. Tanda klinis biasanya lesi kulit
terlokalisir dengan pembengkakan seperti tumor jinak dan harus disertai dengan granula.
fasia, otot, dan tulang. Fistula yang sering terbentuk dari mana eksudat merembes. Butiran
2.8 Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan morfologi klinis seperti dijelaskan di atas. Namun, bila
didukung oleh hasil pencitraan histologis dan kultur, diagnosis lebih stabil. Selain itu,
penentuan spesies penyebab sangat penting untuk terapi dan prognosis. Diagnosis
• Isolasi
Sampel yang mengandung jamur diinokulasikan ke dalam Inhibitor Fungal Agar atau BHI
Agar yang mengandung 10% darah kambing, kemudian diinkubasi pada suhu 30°C.
Scleotia harus dicuci dengan air steril atau dalam larutan antibiotik. Beberapa jamur sensitif
Diagnosis banding
8
• Osteomielitis: Biasanya berupa benjolan merah akut, sekretnya pustular.
• Penunjang investigasi menyelidiki misteri secara langsung dengan KOH 10% sulit
untuk menemukan unsur jamur. biakan butiran belerang dalam agar Sabauraud;
setelah 1-2 minggu terlihat pertumbuhan koloni dari krim menjadi coklat.
2. 9 Penatalaksanaan
Misetoma aktinomikotik diobati dengan prokain penisilin 2,4 ± 4,8 juta unit selama 2
Mycetoma eumycotics dengan amfoterisin B intravena, kadar darah 1,2 ± 2 µg/mL, dapat
membunuh jamur tetapi umumnya sangat resisten. Jika perawatan ini tidak membantu,
dianjurkan amputasi. Secara klinis, penyembuhan biasanya terjadi dengan operasi (reseksi
kemoterapi. Jika terapi ini dilakukan, maka akan memakan waktu yang cukup lama. Oleh
karena itu, amputasi biasanya merupakan langkah terakhir. Obat ± Obat, mis. Kombinasi
kotrimoksazol dan streptomisin mungkin berguna bila penyakit yang muncul adalah
penyakitnya belum menyebar dengan baik. Antijamur baru, mis. B. itraconazole, dapat
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dibahas di atas, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,
Lebih sering terjadi dimana ada kebersihan yang kurang yaitu dari luka ± koreng
atau lecet kulit yang kotor (Desiekawati, 2012). Lingkungan: Lingkungan kotor dan
3. Tanda klinis biasanya berupa pembengkakan, abses, sinus, dan fistula multipel.
maduromycosis.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan dalam penyusunan makalah ini adalah kita harus selalu
menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar agar terhindar dari penyakit mycetoma.
10
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda A,. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Edisi Kelima, FKUI, Jakarta, 2007,hal89 ± 91
Kerdel F.A., Jimenez-Acosta F., Dermatology just the facts, McGraw-Hill, NewYork,page 114
–115
Siregar R.S., Atlas berwarna Saripati Penyakit K ulit, Edisi 2, EGC, Jakarta, hal 42± 43
http://www.healthline.com/galecontent/mycetoma/1
http://emedicine.medscape.com/article/211459-overview#showall
11