Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR PROPOSAL

PENGARUH KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH GARDENA 68


TERHADAP PERTUMBUHAN OKULASI DURIAN (Duriano zibethinus L.)
Oleh:
RONALDY
NPM. 21080024P
Pembimbing 1: Eka Suzanna, SP., M.Si
Pembimbing 2 : Ir. Risvan Anwar, M.P
Penguji : Ir. Sri Mulatsih, M.Si

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Durian adalah tanaman tropis dari wilayah Asia Tenggara dengan ciri khas kulit buah
berduri, keras, beraroma khas dan sering disebut dengan nama populernya king of fruit.  Buah
durian mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Nutrisi penting yang terkandung dalam
durian adalah: 1). Phytonutrients yaitu bahan bio aktif alami yang bekerja bersama sama
dengan vitamin, mineral dan serat untuk menjaga kesehatan (menonaktifkan zat penyebab
kanker, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah katarak dan menurunkan resiko
terhadap penyakit penyakit kronis antara lain kanker, diabetes, jantung dan hipertensi); 2).
Omega 3 dan 6; 3). Polyphenols dan anti oksidan, 4). Phytosterols yaitu memperbaiki reaksi
anti tumor, memperbaiki ketahanan terhadap kanker, secara langsung menghambat
pertumbuhan tumor, dan 5). Kaya protein trypthopan (mengurangi depresi, cemas, susah
tidur, stress, rasa sakit dan lainnya) (Anonim, 2020).
Bibit tanaman durian bisa didapatkan dengan beberapa cara. Diantaranya adalah
melakukan cara generatif (persemaian biji) atau cara vegetatif (pencangkokan, penyusuan
atau okulasi). Bibit yang didapat dari persemaian biji buah durian bisa memiliki perakaran
yang kuat, walaupun waktu pertumbuhannya cenderung lebih lama dari bibit teknik vegetatif.
Sedangkan bibit yang didapat dari teknik vegetatif bisa menghasilkan buah lebih cepat
(Alfianis, 2020).
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas buah durian adalah dengan
menyediakan bibit unggul. Untuk mendapatkan bibit unggul, tanaman diperbanyak secara
vegetatif, atau gabungan antara vegetatif untuk batang atas dan generatif untuk batang bawah.
Perbanyakan tanaman durian secara vegetatif dapat dilakukan secara okulasi. Tanaman yang
berasal dari perbanyakan vegetatif ini memiliki sifat sama dengan induknya (Hadroni, 2020).
Tingginya penyebab kematian mata tunas setelah okulasi karena kurangnya hormon
untuk mendorong proses morfogenesis tunas, dan kurangnya kestabilan genetik. Karena itu
perlu untuk diberi beberapa perlakuan untuk meningkatkan pertumbuhan mata tunas. Salah
satu hal yang dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan mata tunas adalah dengan
pemberian hormon atau zat pengatur tumbuh (ZPT) (Hadroni, 2020).
Zat pengatur tumbuh dapat diberikan pada perakaran maupun langsung pada mata
tunas. Zat Pengatur Tumbuh adalah molekul-molekul yang kegiatannya mengatur reaksi-

1
reaksi metabolik penting. Molekul-molekul tersebut dibentuk didalam organisme dengan
proses metabolik dan tidak berfungsi dalam nutrisi. Istilah ZPT mencakup hormon tumbuhan
(alami) dan senyawa-senyawa buatan yang dapat mengubah tumbuh dan perkembangan
tanaman. Nama senyawa tersebut dapat pula menyatakan kegiatan fisiologisnya, misalnya zat
tumbuh daun, zat tumbuh akar dan sebagainya (Abidin, 2010). ZPT dan hormon dibutuhkan
dalam jumlah sedikit, dapat merangsang, menghambat, maupun mengubah berbagai proses
fisiologi tanaman (Heddy, 2009). ZPT dengan berbagai kegunaan ini sudah banyak dijumpai
di pasaran. Salah satu ZPT yang dapat digunakan adalah Gardena 68.
Garden 68 adalah mikronutrien yang telah berhasil diteliti dan diuji oleh dokter di
Massachusetts Institute of America pada banyak varietas tanaman dan sangat populer di
banyak negara di dunia. Garden 68 adalah produk yang mengaplikasikan teknologi
mikrobiologi dan hormon tumbuhan yang jarang ditemui untuk membantu tumbuhan
meningkatkan pembungaan, set buah, mencegah keguguran buah, meningkatkan
produktivitas berkali-kali tetapi tetap menjamin kualitas sayuran yang ditanam. Dijelaskan
bahwa akan memberikan nutrisi dan hormon unruk mengembalikan akar yang lemah,
menghidupkan kembali daun yang layu (Anonim, 2023). Gardena 68 berbentuk tepung,
berwarna putih dan merupakan senyawa kimia yang berfungsi sebagai perangsang tumbuhan.
Gardena 68 memiliki kandungan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman diantaranya S, Bo,
Fe, Mn, Mg, Zn, Cu, Mo dan Ca dalam jumlah relatif sedikit, yang merupakan persenyawaan
kimia yang bahan aktif nitro aromatik. Bahan aktif Gardena 68 adalah Natrium orto
nitrofenol, Natrium para nitrofenol, Natrium 2,4 dinitrofenol dan Natrium-5 nitrogualakol
(Anonim 2023).
Gardena 68 dapat mendorong pertumbuhan akar sehingga penyerapan hara menjadi
lebih efektif. Gardena 68 di dalam tanaman dapat berfungsi mendorong pertumbuhan
tanaman, memiliki daya panen, memperbaiki mutu dan meningkatkan hasil tanaman. Dalam
cara kerjanya, Gardena 68 cepat terserap oleh tanaman dan merangsang protoplasmatik sel
serta mempercepat perkecambahan dan perakaran, tetapi bila konsentrasinya berlebihan maka
dapat menghambat pertumbuhan. Bila Gardena 68 konsentrasinya optimum, maka proses
sintesis protein dapat meningkat. Protein yang berbentuk dipergunakan sebagai bahan
penyusun tanaman (Anonim, 2023).
Penggunaan Garadena 68 pada konsentrasi yang tepat diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Gardena 68
dalam berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan mata tunas bibit okulasi durian. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para petani, pengembang bibit,
atau siapa pun yang berminat pada pembibitan tanaman durian mengenai penggunaan
Gardena 68 dengan konsentrasi yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan mata tunas bibit
durian.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi zat pengatur tumbuh Gardena 68 terhadap
pertumbuhan bibit okulasi durian.

2
2. Mengetahui konsentrasi zat pengatur tumbuh Gardena 68 terbaik terhadap
pertumbuhan bibit okulasi durian.
C. Hipotesis
1. Diduga perlakuan konsentrasi zat pengatur tumbuh Gardena 68 berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan bibit okulasi durian
2. Diduga perlakuan konsentrasi zat pengatur tumbuh Gardena 68 tertentu memberikan
pertumbuhan bibit okulasi durian terbaik.

II. METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2023 di desa
Seginim, kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah: cangkul, ayakan, gelas ukur, gelas plastik, cangkul,
penggaris, timbangan analitik, oven, ember, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah: Media tanah + pupuk kandang 1:1, polibag ukuran 5 kg
(40 cm x 45 cm), bibit okulasi durian, Gardena 68, fungisida, insektisida dan air.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini mengunakan rancangan acak lelompok (RAL) dengan faktor tunggal
yaitu Konsentrasi pupuk Gardena (G) terdiri dari 5 taraf perlakuan:
G1 = Tanpa pupuk Gardena;
G2 = Konsentrasi Gardena 0,25% (0,25 g/100 ml air)
G3 = Konsentrasi Gardena 0,5% (0,5 g/100 ml air)
G4 = Konsentrasi Gardena O,75% (0,75 g/ 100 ml air) dan
G5 = Konsentrasi Gardena 1,00% (1,00 g/100 ml air).
Masing-masing perlakuan tersebut diulang sebanyak 3 kali. Setiap satuan percobaan
terdiri dari 10 bibit durian okulasi dengan demikian jumlah bibit sebanyak 150 batang.
100% Top Soil.
Model matematika dari percobaan ini menurut Anwar (2019) sebagai berikut:
Yij = µ + αi + βj + εij
Dimana:
Yijk : Hasil pengamatan perlakuan konsentrasi Gardena 68 taraf ke-i dan ulangan
ke-j.
µ : Nilai tengah
αi : Pengaruh konsentrasi Gardena68 pada taraf ke-i
βj : Pengaruh ulangan perlakuan tarak ke-j
εij : Pengaruh galat perlakuan konsentrasi Gardena 68 pada taraf ke-i dan
ulangan pada taraf ke-j
Pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan bibit okulasi durian dianalisis dengan
analisis ragam dengan uji F pada taraf kepercayaan 5 %, kemudian diuji lanjut dengan uji
Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf kepercayaan 5 %.
D. Pelaksanaan Percobaan

3
1. Penyiapan lahan pembibitan
Lokasi percobaan dibersihkan dari gulma yang tumbuh dengan cara menyiang gulma
dengan cangkul dan dengan mencabut. Kemudian lahan juga dibersihkan dri benda-
benda lain yang mengganggu seperti batu dan beling.
2. Pengambilan tanah
Tanah diambil di lokasi sekitar pembibitan yaitu tanah top soil. Pengambilan tanah
top soil dilakukan dengan mencangkul tanah lebih kurang ketebalan 20 cm dari
permukaan tanah, lalu mengangkat dan menumpukkannya pada suatu tempat.
Kemudian tanah tersebur dikering anginkan selama 7 hari, sambil menghancurkan
bongkahan tanah yang besar menjadi kecil. Kemudian tanah tersebut di ayak dengan
ayakan pasir untuk memperoleh partikel tanah yang seragam.
3. Pembuatan Media Tanam
Pembuatan media tanam dilakukan dengan cara mencampurkan satu bagian tanah
dengan satu bagian pupuk kandang sapi (v/v). Lalu mengaduknya sehingga merata.
4. Memasukkan Media ke polibag
Sesudah pembuatan media, berikutnya memasukkan media tersebut ke dalam polibag
berukuran 40 cm x 45 cm sampai ketinggian 5 cm dari atas polibag. Kemudian
memberi label sesuai perlakuan dan menyusunnya di lahan pembibitan sesuai denah
yang dibuat.
5. Menanam bibit di persemaian
Bibit durian yang sudah diokulasi dipindahkan kedalam polibag yang sudah disiapkan
( main nursery). Bibit yang dipilih adalah bibit yang sehat, sudah tumbuh mata
tunasnya, dan seragam. Penanaman dilakukan dengan cara memisahkan sebagian
tanah dalam polibag, lalu menegakkan bibit durian, kemudian memasukkan kembali
tanah yang dipisahkan tadi. Kedalaman penanaman sampai batas leher akar tanaman.
6. Aplikasi pupuk Gardena 68
Dua minggu setelah bibit okulasi dipindahkan pada pembibitan main nurseri maka
dilakukan aplikasi pupuk Gardena 68 sesuai dengan perlakuan. Jumlah cairan yang
diberikan setiap polibagnya adalah 100 ml. Pemberian konsentrasi pupuk Gardena 68
sebanyak 3 kali yaitu minggu ke-2 setelah dipembibitan, minggu ke-4 dan minggu ke-
6.
7. Pemeliharaan. Pemeliharaan dilakukan dengan cara menyiram tanaman bila tidak
terjadi hujan, mencabut gulma yang tumbuh dalam polibag dan sekitar polibag,
menyemprot dengan pestisida bila ada serangan hama atau penyakit.
E. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada minggu ke-8 setelah pemindahan bibit di polibag utama.
Pengamatan dilakukan pada 3 tanaman sampel pada peubah:
1. Tinggi bibit (cm)
Tinggi bibit diukur setiap 2 (dua) minggu sekali mula1 minggu ke-2 setelah tanam
sampai minggu ke-8 setelah tanam, dengan cara mengukur mulai dari leher tunas
okulasi sampai titik tertinggi tunas okulasi dengan menggunakan mistar kain.
2. Jumlah daun (helai)

4
Jumlah daun diukur dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah terbuka
sempurna pada umur setiap 2 minggu sekali sampai minggu ke-8 setelah tanam
(MST).
3. Panjang akar (cm)
Panjang akar diukur dengan cara mengukur akar terpanjang mulai dari pangkal akar
sampai ujung akar dengan menggunakan mistar kain.
4. Berat basah tajuk
Berat basah tajuk diukur dengan menimbang tajuk (bagian atas tanaman) dengan
menggunakan timbangan digital setelah tajuk dipisahkan dengan akar.
5. Berat kering tajuk
Berat kering tajuk diukur dengan menimbang berat kering tajuk dengan timbangan
digital. Berat kering tajuk diperoleh dengan mengoven bagian atas tanaman dengan
suhu 700C selama 2 x 24 jam.
6. Berat basah akar
Berat basah akar diperoleh dengan menimbang seluruh akar yang muncul setelah
membersihkan akar dari tanah yang lengket dengan menggunakan timbangan digital.
7. Berat kering akar
Berat kering akar diperoleh dengan menimbang seluruh akar yang telah dikeringkan
dengan menggunakan oven selama 2 x 24 jam pada suhu 700C

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., 2010. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa,
Bandung.

Anonim. 2020. Diseminasi Teknologi Budidaya Durian. BPPSDMP, Kementerian Pertanian.


http://cybex.pertanian.go.id/artikel/95026/budidaya-durian/

Anonim. 2023. Gardena 68. Leaflet. https://www.sendaipro.com/kalisair

Anwar, R. 2019. Rancangan Percobaan dalam Aplikasi Exel. Rajawali Press.

Aulia, F. 2007. Pengaruh Bagian Batang entres terhadap Pertumbuhan Okulasi Tiga
Varietas Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.). Skripsi. Universitas
Jenderal Soedirman.

Elfianis, R. 2020. 5 Cara Budidaya Tanaman Durian Agar Hasil Melimpah.


https://agrotek.id/cara-budidaya-tanaman-durian/

Elfianis, R. 2022. Klasifikasi dan Morfologhi Tanaman Durian. https://agrotek.id/klasifikasi-


dan-morfologi-tanaman-durian/#Klasifikasi_Tanaman_Durian

Hadroni, A. 2020. Teknik Okulasi Durian. BPPSDMP, Kementerian Pertanian.


http://www.cybex.pertanian.go.id/artikel/91193/teknik-okulasi-durian/

Heddy, S., 2009. Hormon Tumbuh. CV. Rajawali, Jakarta

5
Lampiran 1. Bagan Tata Letak Penelitian

G2U2 G3U2 G4U3

G1U1 G4U1 G2U3

G4U2 G5U1 G3U1

G3U3 G1U2 G1U3

G5U3 G2U1 G5U2

Keterangan:

G1 : Tanpa Gardena 68
G2 : Konsentrasi Gardena 68 0,25%
G3 : Konsentrasi Gardena 68 0,50%
G4 : Konsentrasi Gardena 68 0,75%
G5 : Konsentrasi Gardena 68 1,00%

1m

1m

1m

Anda mungkin juga menyukai