Disusun oleh:
1. Afia Meilina Rahmawati (22.0.A.1614)
2. Nabila Febriana (22.0.A.1639)
3. Nisa Rahma Wati (22.0.A.1641)
4. Sotya Sinara Putri (22.0.A.1649)
5. Wildanu Nazil Addin Nurus Fadzila (22.0.A.1653)
Disusun oleh:
1. Afia Meilina Rahmawati (22.0.A.1614)
2. Nabila Febriana (22.0.A.1639)
3. Nisa Rahmawati (22.0.A.1641)
4. Sotya Sinara Putri (22.0.A.1649)
5. Wildanu Nazil Addin Nurus Fadzila (22.0.A.1653)
Mengesahka
n Ketua,
STIKes Mitra Husada Karangayar
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun oleh:
1. Afia Meilina Rahmawati (22.0.A.1614)
2. Nabila Febriana (22.0.A.1639)
3. Nisa Rahmawati (22.0.A.1641)
4. Sotya Sinara Putri (22.0.A.1649)
5. Wildanu Nazil Addin Nurus Fadzila (22.0.A.1653)
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Menyetujui
ii
PRAKATA
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dengan didorong rasa tanggung
jawab sebagai mahasiswa, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Lapangan dengan judul “Sistem Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan Di RSUD Dr.Soeroto Ngawi” yang dilakukan secara luring pada
tanggal 31 Mei 2023.
Dengan penyusunan laporan setelah melakukan PraktikLapangan di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi dan dengan selesainya laporan ini
maka penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu, yaitu kepada yang terhormat :
1. Dr. Agus Priyambodo, M.Mkes. selaku direktur utama Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi.
2. Rohmadi S.Kom., M.Kom. selaku Ketua STIKes Mitra Husada
Karanganyar.
3. Rudy Candra selaku Kepala Bidang Rekam Medis dan Teknologi
Informasi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi.
4. Antik Pujihastuti, S.KM., M.Kes. selaku Ketua Progam Studi D3 Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan STIKes Mitra HusadaKaranganyar.
5. Harjanti, S.KM., M.Kes. selaku pembimbing PraktikLapangan yang telah
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini.
6. Seluruh staf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi dan pihak
lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulisan laporan praktik lapangan ini.
Akhir kata semoga Laporan Praktik Lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua serta dapat menambah wawasan kaum awam khususnya pada bidang
iii
Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeroto Ngawi serta dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis,
Anggota Kelompok
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................3
C. Manfaat......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................5
A. Rekam Medis.............................................................................................5
B. Sistem Pengelolaan Dokumen Rekam Medis...........................................6
C. Alur Prosedur Pelayanan Rekam Medis dan Alur Pasien.......................10
D. Komunikasi Efektif.................................................................................12
E. Unit Assembling......................................................................................14
F. Unit Koding Indeksing............................................................................15
G. Unit Analising.........................................................................................17
H. Unit Filing...............................................................................................18
BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN......................................22
A. Hasil Kegiatan.........................................................................................22
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................29
A. Simpulan..................................................................................................29
B. Saran........................................................................................................30
v
DAFTAR SINGKATAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rekamdan Sistem Informasi merupakan konsep yang melibatkan
pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan, dan penggunaan informasi
dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam era digital yang semakin maju
seperti sekarang, sistem informasi menjadi sangat penting dalam
mengelola dan memanfaatkan informasi secara efisien dan efektif. Rekam
dan Sistem Informasi dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk
dalam organisasi, pemerintahan, pendidikan, layanan kesehatan, dan
sektor lainnya.
Di masa lalu, rekam dan pengelolaan informasi cenderung dilakukan
secara manual, menggunakan metode tradisional seperti berkas fisik,
catatan tulis tangan, dan sistem file kertas. Namun, dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi, sistem informasi digital telah
menjadi lebih dominan. Sistem informasi digital memungkinkan
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan pertukaran informasi secara
elektronik, mempercepat proses dan meningkatkan efisiensi.
Penerapan Rekam dan Sistem Informasi yang baik memiliki banyak
manfaat. Pertama, sistem ini memungkinkan akses mudah dan cepat
terhadap informasi yang relevan. Dengan memiliki sistem informasi yang
terorganisir dengan baik, individu atau organisasi dapat mencari dan
mendapatkan data yang diperlukan dalam waktu singkat. Hal ini
memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih cepat.
Kedua, Rekam dan Sistem Informasi dapat membantu meningkatkan
efisiensi operasional. Dengan adanya sistem informasi yang terintegrasi,
berbagai tugas administratif seperti pengarsipan, pemrosesan data, dan
pelaporan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Hal ini
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di
Rumah Sakit RSUD dr Soeroto Ngawi
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum Rumah Sakit RSUD dr Soeroto
Ngawi
b. Mengetahui penerapan sistem penamaan rekam medis
manual/SIMRS
4
C. Manfaat
1. Bagi Rumah sakit
Manfaat pengolahan rekam medis dan sistem informasi
bagi RSUD dr.Soeroto Ngawi adalah sebagai berikut:
a. Efisiensi Operasional
Dengan pengolahan dan implementasi sistem
informasi kesehatan (SIK),RSUD dr.Soeroto Ngawi dapat
meningkatkan efisiensi operasionalnya.Proses pengambilan
dan pemrosesan data medis menjadi lebih cepat dan
5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rekam Medis
1. Pengertian Rekam Medis
Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU No. 29 Tahun 2004tentang
Praktik Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas
yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis, dijelaskan bahwa
rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Kemudian diperbaharui dengan PERMENKES No :
269/MENKES/PER/ III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah
berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien,
hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Kedua pengertian
rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu Permenkes Nomor
749a/Menkes/Per/XII/1989 hanya menekankan pada sarana pelayanan
kesehatan, sedangkan dalam UU Praktik Kedokteran tidak. Ini
menunjukan pengaturan rekam medis pada UU Praktik Kedokteran
lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan maupun di luar sarana
kesehatan. Namun dengan terbitnya PERMENKES No: 269 / MENKES
/ PER / III / 2008 sudah tidak ada perbedaan lagi.
2. Tujuan Rekam Medis
Berkas rekam medis dibuat bukan tanpa tujuan. Berikut ini tujuan
pembuatan rekam medis:
a. Mengobati Pasien
Kegunaan rekam medis yang pertama adalah sebagai dasar dan
petunjuk untuk analisis penyakit dan perencanaan tindakan. Baik
itu pengobatan, perawatan, atau pencegahan.
b. Menetapkan Biaya
Medical record rumah sakit juga bisa dijadikan sebagai
acuan untuk menetapkan pembiayaan di dalam pelayanan
kesehatan.
c. Mempelajari Perkembangan Kesehatan
5
6
4. Sistem Penjajaran
Sistem Penjajaran adalah sistem penataan RM dalam suatu sekuens
yang khusus agar rujukan dan pengambilan kembali/retrieve
menjadi mudah dan cepat. Ada 3 cara :
a. Alfabetik
b. Alfanumerik
c. Numerik/Penomoran :
1) Sistem nomor langsung/straight numerical filing
2) Sistem angka akhir/terminal digit filing
3) Sistem angka tengah/middle digit
filing Sistem Penjajaran Rekam Medis :
a. Straight Numerical Filing
Sistem Penjajaran Berdasarkan Nomor Langsung (Straight
Numerical Filing) Sistem penjajaran nomor langsung yaitu
suatu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan
mensejajarkan berkas dokumen rekam medis berdasarkan
urutan langsung nomor rekam medisnya pada rak
penyimpanan. 123456 disimpan sesuai urutan nomor RM
Keuntungan :
1) Sangat mudah dalam pengambilan sejumlah No. RM
dengan nomor yang berurutan pada saat diminta.
2) Petugas mudah memahami dan melaksanakannya.
Kelemahan :
1) Perlu konsentrasi petugas yang sangat tinggi, karena harus
memperhatikan seluruh angka dari No RM untuk
menghindari tertukarnya angka – angka.
2) Kesibukan tidak merata. Daerah sibuk yaitu daerah dengan
no RM baru à sulit membagi tugas.
3) Pengawasan kerapian sulit dilakukan.
b. Middle Digit Flling
Sistem penjajaran dengan sistem angka tengah atau MDF yaitu
suatu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan
menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan
nomor rekam medis pada 2 kelompok angka tengah. Kelebihan
dan kekurangan sistem ini sama dengan TDF namun yang
membedakan adalah angka yang terletak di tengah – tengah
menjadi angka pertama, pasangan angka yang terletak paling
kiri menjadi angka kedua, dan angka yang paling kanan
menjadi yang ketiga. 48 II 65 I 01 III.
Keuntungan :
10
b. Alur Pasien
1) Pasien melakukan registrasi
2) Pasien menuju ke poliklinik yang dituju
3) Pasien diperiksa dokter
4) Pasien ke loket pembayaran
5) Pasien ke farmasi dan pulang
2. Alur Di TPPGD
a. Alur Rekam Medis
1) Berkas dari TPPGD
2) Apabila pasien tidak harus rawat inap, maka berkas rekam
medis dikembalikan kepada unit rekam medis paling lambat satu
jam setelah pasien kembali / pulang.
3) Apabila pasien harus rawat inap maka berkas didistribusikan ke
TPPRI
4) Berkas rekam medisnya diolah oleh petugas di unit rekam
medis dan diperiksa kelengkapannya oleh assembling
5) Berkas didistribusikan ke koding indeksing
6) Berkas didistribusikan ke analising reporting
7) Berkas rekam medis disimpan menurut nomor rekam medisnya
di filing
b. Alur Pasien
1) Pasien diperiksa dokter IGD dan didaftar
2) Apabila pasien harus rawat inap, maka pasien ke URI dan
didaftarkan di TPPRI
3) Apabila tidak perlu rawat inap, maka pasien ke loket
pembayaran
4) Kemudian pasien ke farmasi dan pulang
3. Alur Di TPPRI
a. Alur Berkas
1) Berkas dari TPPRI
2) Berkas didistribusikan ke bangsal
3) Berkas didistribusikan ke assembling
4) Berkas didistribusikan ke koding indeksing
5) Berkas didistribusikan ke analising reporting
6) Berkas didistribusikan ke filing
b. Alur Pasien
1) Pasien ke TPPRI
2) Pasien ke bangsal
3) Pasien ke loket pembayaran
4) Pasien ke farmasi dan pulang
12
D. Komunikasi Efektif
Penerapan komunikasi efektif sangat penting dalam pendaftaran rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat untuk memastikan informasi yang
tepat dan penting disampaikan dengan jelas dan efisien. Berikut adalah
beberapa prinsip komunikasi yang dapat diterapkan dalam situasi-situasi
ini:
1. Mendengarkan aktif
Mendengarkan dengan seksama kepada pasien atau keluarganya
adalah langkah penting dalam komunikasi efektif. Berikan perhatian
penuh pada apa yang mereka sampaikan, tunjukkan minat dan empati,
dan jangan menginterupsi mereka sebelum mereka selesai berbicara.
Hal ini membantu membangun kepercayaan dan memungkinkan Anda
memahami kebutuhan dan kekhawatiran mereka.
2. Gunakan bahasa yang mudah dipahami
Ketika berkomunikasi dengan pasien, hindari menggunakan istilah
medis yang rumit atau jargon yang mungkin sulit dipahami oleh
mereka. Gunakan bahasa yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami
oleh orang awam. Jika Anda perlu menggunakan istilah teknis, pastikan
Anda menjelaskannya dengan cara yang bisa dimengerti oleh pasien
atau keluarganya.
3. Berikan informasi yang jelas dan lengkap
Saat mendaftarkan pasien untuk rawat inap, rawat jalan, atau gawat
darurat, penting untuk memberikan informasi yang jelas dan lengkap
tentang prosedur, kebijakan, dan langkah-langkah yang akan diambil.
Pastikan pasien atau keluarganya memahami proses pendaftaran,
dokumen yang dibutuhkan, waktu yang diharapkan, dan perawatan
yang akan diberikan. Sampaikan informasi ini secara terperinci namun
singkat, dan berikan kesempatan bagi mereka untuk mengajukan
pertanyaan.
4. Gunakan komunikasi nonverbal yang efektif
Selain kata-kata, ekspresi wajah, kontak mata, dan bahasa tubuh
Anda juga berperan penting dalam komunikasi. Pastikan Anda menjaga
sikap yang ramah, terbuka, dan empatik. Tunjukkan rasa perhatian
dengan memberikan respons yang sesuai, seperti menganggukkan
kepala atau tersenyum. Hal ini dapat membantu membangun hubungan
yang baik dengan pasien dan membantu mereka merasa didengar dan
dihargai.
5. Konfirmasi pemahaman
13
E. Unit Assembling
Formulir rekam medis secara manual atau melalui sistem informasi
manajemen rumah sakit (SIMRS) pada unit assembling umumnya
mengikuti alur, isi, dan struktur yang mirip. Berikut adalah komponen-
komponen umum yang biasanya terdapat dalam formulir rekam medis:
1. Informasi Pasien:
a. Nama lengkap pasien
b. Nomor rekam medis pasien (jika sudah ada)
c. Tanggal lahir pasien
d. Jenis kelamin pasien
e. Alamat pasien
f. Nomor telepon pasien
g. Informasi darurat (kontak darurat)
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
a. Keluhan utama pasien
b. Riwayat perkembangan gejala
c. Durasi dan keparahan gejala
d. Faktor pemicu atau penyebab yang mungkin
e. Riwayat pengobatan atau perawatan sebelumnya
3. Riwayat Medis Pasien:
a. Riwayat penyakit kronis
b. Riwayat penyakit keluarga
c. Riwayat operasi atau tindakan medis sebelumnya
d. Alergi obat atau bahan tertentu
e. Riwayat penggunaan obat-obatan atau suplemen
4. Pemeriksaan Fisik:
a. Tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh,
pernapasan)
b. Pemeriksaan fisik secara umum (berat badan, tinggi badan)
c. Pemeriksaan fisik spesifik terkait keluhan pasien
d. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnostik terkait
5. Diagnosa:
a. Penyakit atau kondisi yang didiagnosis berdasarkan gejala, temuan
fisik, dan hasil pemeriksaan
b. Kode diagnosa (misalnya menggunakan kode ICD-10)
6. Rencana Perawatan:
a. Terapi atau tindakan medis yang direkomendasikan
15
6. Pengindeksan Informasi
Informasi kunci dari dokumen medis diindeks atau dicatat. Ini
melibatkan identifikasi dan penulisan data seperti tanggal, jenis
pemeriksaan, nama dokter atau petugas medis, hasil tes, diagnosa,
prosedur, atau resep obat. Indeks ini membantu dalam pencarian dan
pengambilan informasi saat diperlukan.
7. Pengarsipan Dokumen
Dokumen medis diarsipkan secara sistematis berdasarkan kategori,
kode, atau urutan tertentu. Mungkin ada sistem pengarsipan fisik
dengan folder, rak, atau kabinet, atau dapat menggunakan sistem
pengarsipan elektronik dengan basis data atau sistem manajemen rekam
medis.
8. Keamanan dan Kerahasiaan
Dokumen medis harus dijaga dengan ketat untuk menjaga kerahasiaan
dan keamanannya. Ini dapat melibatkan pengaturan akses terbatas,
tindakan perlindungan data, atau kebijakan kerahasiaan yang sesuai.
Pemeliharaan dan Penghapusan: Dokumen medis perlu dipelihara
dengan baik untuk mencegah kerusakan, hilang, atau kehilangan.
Perawatan rutin dan pemantauan dilakukan untuk memastikan kondisi
dan keberadaan dokumen yang baik. Setelah batas retensi yang
ditetapkan, dokumen yang sudah tidak relevan atau perlu dihapus akan
dihancurkan secara aman sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Alur umum unit koding indeksing bagi pasien dalam konteks pengarsipan
dan pengindeksan dokumen medis:
1. Penerimaan Informasi
Informasi pasien diterima dari berbagai sumber, seperti formulir
pendaftaran, rekam medis sebelumnya, atau hasil konsultasi dengan
pasien. Informasi ini mencakup nama lengkap, tanggal lahir, alamat,
kontak, dan identifikasi unik pasien (seperti nomor rekam medis).
2. Identifikasi Pasien
Informasi pasien diverifikasi untuk memastikan identitas yang benar.
Hal ini dapat melibatkan pembandingan data dengan sistem basis data
internal yang berisi informasi pasien yang ada.
3. Penentuan Kategori/Klasifikasi
Pasien diklasifikasikan ke dalam kategori yang sesuai berdasarkan jenis
layanan atau kondisi kesehatan. Misalnya, kategori dapat mencakup
penyakit tertentu, jenis pemeriksaan medis, atau spesialisasi dokter
yang merawat.
4. Pengkodean
17
G. Unit Analising
Unit analisis dalam konteks pengarsipan dan pengindeksan
dokumen medis dapat merujuk pada unit atau tim yang bertanggung jawab
untuk menganalisis dan mengevaluasi dokumen medis yang telah diindeks.
Tugas utama unit analisis adalah memastikan keakuratan dan kualitas
indeks yang dilakukan pada dokumen medis. Berikut adalah alur umum
unit analisis:
1. Pemilihan Sampe
Unit analisis dapat memilih sampel dokumen medis untuk dianalisis
secara mendalam. Sampel ini dapat dipilih secara acak atau berdasarkan
kriteria tertentu, seperti jenis dokumen, kategori pasien, atau periode
waktu tertentu.
2. Verifikasi Indeks
18
H. Unit Filing
1. Alur Peminjaman
a. Peminjam ektern maupun intern harus membawa surat pengantar
(Peminjam ektern harus membawa surat permohonan yang ditujukan
19
A. Hasil Kegiatan
1. Gambaran Umum Rumah Sakit Dr.Soeroto Ngawi
a. Sejarah Singkat Rumah Sakit
RSUD Dr. Soeroto Ngawi keberadaanya telah dimulai sejak
zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1888 sebagai rumah sakit
yang ditempati oleh dokter militer Belanda, yang pada zamannya
diyakini sebagai bagian komplek benteng Van Den Bosch. Kala itu
Ngawi disebut sebagai kota garnisun (Breitenstein, H. 1900. 21
Jahre in Indien. (L. Fernan)). Terletak di tepi selatan sungai
bengawan Solo tepatnya di Jl. Dr. Wahidin no. 27 Kabupaten
Ngawi. Nama rumah sakit ini diangkat dari salah satu dokter
kepala pada masa kemerdekaan Republik Indonesia yaitu
Dr.Soeroto.
2. Sistem Penamaan Rekam Medis
Sistem Penamaan Rekam Medis di Rumah Sakit Dr.Soeroto Ngawi
sesuai identitas pasien tanpa menggunakan gelar, namun pada akhir
setelah penulisan nama dituliskan Ny, Tn, Nn, An, atau By Ny.
Penamaan tersebut untuk memudahkan dalam identifikasi pasien itu
laki-laki ataupun perempuan. Kemudian pada sistem penamaan bayi
menggunakan nama ibunya agar memudahkan dalam identifikasi
bahwa bayi tersebut anak dari siapa. Apabila dijumpai nama hanya
satu kata maka ditambah nama ayah kandung.
3. Sistem Penomoran Rekam Medis
Sistem penomoran merupakan salah satu jenis bantuan yang
digunakan untuk membedakan berkas rekam medis satu pasien dengan
pasien yang lain. Sistem Penomoran Rekam Medis di Rumah Sakit
Dr.Soeroto Ngawi menggunakan Unit Numbering System (UNS) yaitu
1 nomor rekam medis untuk satu pasien. Apabila pasien pernah
berobat di rumah sakit tersebut, maka dia tidak mendapatkan lagi
nomor rekam medis. Sistem penomoran ini dapat berkesinambungan
karena semua data dan informasi mengenai pasien dan pelayanan yang
diberikan berada dalam satu folder. Namun sistem penomoran ini
pelayanan pendaftaran akan lebih lama. Tetapi kekurangan ini dapat
diatasi di RSUD Dr.Soeroto Ngawi dengan cara membuat dua loket
yaitu loket pasien baru dan loket pasien lama.
4. Sistem Penyimpanan Rekam Medis
22
23
A. Simpulan
1. Gambaran Umum RSUD Dr.Soeroto Ngawi
Merupakan rumah sakit milik pemerintah, yang terletak di tepi
selatan sungai bengawan Solo tepatnya di Jl. Dr. Wahidin no. 27
Kabupaten Ngawi. Nama rumah sakit ini diangkat dari salah satu
dokter kepala pada masa kemerdekaan Republik Indonesia yaitu
Dr.Soeroto.
2. Sistem Penamaan Rekam Medis Manual/SIMRS
Nama pasien ditulis menggunakan title yang dimiliki pasien (Tn,
Ny, Nn, Sdr/i). Jika pasien memiliki nama hanya sebanyak satu
kata maka akan ditambahkan nama dari bapak kandung pasien.
3. Sistem Penomoran Rekam Medis Manual/SIMRS
Sistem penomoran menggunakan Unit Numbering System, satu
pasien akan mendapatkan satu nomor rekam medis dan nomor
rekam medis akan selalu digunakan ketika pasien
berobat/berkunjung ke rumah sakit.
4. Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis
Sistem Penyimpanan Rekam Medis di Rumah Sakit Dr.Soeroto
Ngawi menggunakan sistem desentralisasi yaitu antara dokumen
rekam medis rawat inap dan rawat jalan tersimpan pada map yang
berbeda walau satu tempat atau ruangan.
5. Sistem Penjajaran Dokumen Rekam Medis \
Sistem penjajaran menggunakan sistem Terminal Digit Filing,
terdiri dari enam digit angka, dua digit angka terakhir menjadi
acuan dalam urutan penyimpanan dokumen rekam medis
6. Sistem retensi di Rumah Sakit Dr. Soeroto Ngawi dilakukan setiap
lima tahun sekali untuk memisahkan dokumen rekam medis yang
inaktif dan tidak memiliki nilai guna dari dokumen rekam medis
yang aktif.
7. Alur dan Prosedur Pendaftaran Rekam Medis, Alur Pendaftaran
Pasien Rawat Jalan, Rawat Inap dan Gawat Darurat sudah secara
elektronik tapi sebagian masih manual bagi dokumen yang
memerlukan tanda tangan
8. Penerapan komunikasi efektif dalam pendaftaran pasien rawat
jalan, rawat inap, dan gawat darurat bertujuan untuk kenyamanan
pasien dan mencegah kesalahpahaman.
29
30
B. Saran
1. Pelatihan Dan Pengembangan Staff
Berikan pelatihan berkala kepada staf rekam medis tentang
penggunaan sistem EMR, peraturan dan kebijakan terkait, serta
perkembangan terbaru dalam bidang rekam medis. hal ini akan
membantu meningkatkan kompetensi dan keterampilan staf.
2. Peningkatan penggunaan teknologi
Manfaatkan teknologi canggih seperti pengenalan suara atau
pemindaian otomatis untuk mengurangi beban kerja dan
meningkatkan efisiensi dalam pencatatan data rekam medis
3. Sistem Retensi
Penggunaan kode warna untuk map rekam medis untuk memudahkan
dalam pemilihan tahun untuk sistem retensi
DAFTAR PUSTAKA
Wager, K. A., Lee, F. W., & Glaser, J. P. (2017). Health care information
systems: A practical approach for healthcare management. John
Wiley & Sons.
Weed, L. L. (2005). Medical records that guide and teach. New England
Journal of Medicine, 313(14), 905-912.