computer.
J.611000.005.02
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan materi ini menjadi
lebih efektif.
2
A. PENDAHULUAN
Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting
dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras
dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang
lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga
memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan.
Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan
dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat
diakses secara offline dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan
buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat
soft copy seperti materi presentasi dan video.
1
a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video dan
powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi,
diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan
dengan PPKD/BLK masing-masing.
b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan
berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik
melalui tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek,
melakukan investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas
kelompok, presentasi, serta menonton video.
c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku
ini dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh
instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan
dilaksanakan.
4. Buku Asesmen menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket
buku asesmen secara terpisah. Buku asesmen dapat berupa soal
tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan
dilaksanakan sesuai dengan proses asesmen yang dilaksanakan.
5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam
penyusunan buku panduan pelatihan ini.
6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta
bahan yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.
C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Ikon Keterangan
2
Ikon Keterangan
D. BACAAN REFERENSI
3
Dapat Membaca secara lengkap:
4
E. PENGANTAR TEORI
Menenetukan spesifikasi perangkat jaringan computer
1. Perangkat Jaringan
5
b. Komposisi dan penulisan Skenario
Komposisi skenario :
● Heading
Scene heading atau sering juga disebut slug line adalah judul
utama sebuah adegan. Heading diawali dengan INT atau EXT.
Apabila adegan berlangsung di dalam ruangan (interior) maka
ditulis INT, atau EXT apabila adegan berlangsung di luar
ruangan (exterior). Heading kemudian dilanjutkan dengan nama
lokasi adegan berlangsung dan ditutup dengan latar waktu DAY
(siang) atau NIGHT (malam).
● Action
Bagian berikutnya adalah action. Di sini adalah bagian di mana
kamu bisa menuliskan tindakan yang dilakukan oleh karakter di
depan layar. Action sebaiknya ditulis dengan logika audio (bisa
6
didengar) dan visual (bisa digambarkan). Action sebaiknya juga
mampu menjelaskan blocking dan perpindahan pemain.
● Character
Nama karakter yang bicara ditulis dengan huruf besar.
Karakter yang bicara namun tidak terlihat di depan layar harus
ditandai dengan tanda O.S. (off screen), sementara itu apabila
hanya suara karakter saja yang terdengar namun ia tidak sedang
ada di dalam lokasi adegan harus ditandai dengan V.O. (voice
over).
● Dialogue
Ini adalah bagian di mana ucapan karakter atau dialog ditulis.
● Parenthetical
Parentheticals adalah bagian untuk menuliskan konteks atau
instruksi khusus bagaimana sebuah dialog diucapkan. Ini
digunakan untuk menghemat baris naskah agar tulisan lebih
efektif.
2. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan cerita yang akan dikembangkan
menjadi skenario. Hal ini cukup penting dibuat sebagai
gambaran besar inti dari cerita skenario kita.
7
3. Karakter
Karakter merupakan salah satu unsur terpenting dalam
skenario, sama halnya dalam novel. Dalam skenario, karakter
dikembangkan secara lebih rinci. Hal ini juga berhubungan
dengan kebutuhan pemeran yang akan memerankan karakter
tersebut. Perincian karakter dalam skenario biasanya meliputi
nama peran, jenis kelamin, usia, ciri-ciri fisik, sifat dan
perilakunya, pendidikan, kebiasaan, hubungan dengan karakter
lain, dan sebagainya.
4. Plot
Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan
dalam menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel
maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak,
yaitu set up atau awal konflik, confrontation atau komplikasi
masalah, dan resolusi/penyelesaian masalah. Plot yang disusun
terlebih dahulu akan sangat membantu penulis dalam penulisan
skenario sehingga memberi seluruh gambaran penting dalam
cerita.
5. Outline
Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih
rinci. Outline merupakan penjabaran dari plot.
2. Menganalisis adegan
a. Mood dalam skenario
8
adalah unsur dasar dari suatu naskah dan menjadi unsur yang
penting dalam sebuah naskah.
● Analisis Karakter
Karakter dalam sebuah naskah sangat beragam dan masing-
masing karakter mempunyai ciri khasnya sendiri. Sutradara
harus mengenal masing-masing karakter agar dapat mengenal
naskah dengan lebih baik. Seorang sutradara juga harus bisa
menganalisis dan menjabarkan semua unsur yang berkaitan
dengan karakter, seperti kelas sosial, status dan kekayaan,
background hidup, pekerjaan dan lain-lain.
● Analisis Dunia
Nah, selain memahami karakter, penting bagi sutradara untuk
juga memahami bagaimana realitas serta dunia disekitar
karakter itu berjalan. Unsur-unsur seperti setting lokasi, waktu,
kondisi dunia kerja, serta relasi yang karakter miliki dengan
berbagai tempat yang ada di cerita, dapat membantu sutradara
untuk semakin memahami realitas atau dunia yang bekerja
dalam naskah tersebut.
● Analisis Otoritas
Terakhir, sutradara juga harus menjabarkan unsur-unsur
dalam cerita yang berkaitan atau memiliki kuasa. Beberapa
9
pertanyaan seperti gender apa yang lebih berkuasa, siapa yang
menjadi agen penggerak cerita, hingga yang berkaitan dengan
seberapa besar otoritas yang dimiliki pemerintahan dalam
realitas itu, merupakan hal-hal yang harus diidentifikasi oleh
sutradara dalam tahap ini. Misalnya, karakter dalam naskah
merupakan pemimpin mafia yang sering melakukan kejahatan.
Sutradara harus menganalisa sejauh mana karakter mampu
melakukan kejahatan, apakah karakter bisa dengan mudah
terhindar dari hukum? Apakah ia punya saingan yang
membuatnya takut? Apakah polisi bisa dengan mudah
menghancurkan para mafia? Hal seperti ini seorang sutradara
harus bisa memahaminya.
● Whose Scene Is It
Setelah mengetahui premise dari adegan, sutradara mulai
mengidentifikasi karakter apa saja yang ada dalam adegan
tersebut. Selain itu, sutradara juga harus mengidentifikasi
siapa karakter yang bertindak sebagai agen yang
menggerakkan plot.
Sejatinya, setiap adegan hanya punya satu intention atau
tujuan. Dan kita selalu melihat adegan dari perspektif karakter
tertentu. Nah, sebagai sutradara, kamu harus tahu dari
perspektif siapa adegan akan diambil.
● Given Circumstances
Setelah berhasil mengidentifikasi karakter yang ada dalam
adegan, selanjutnya sutradara harus menjabarkan setiap fakta
yang ada terkait dengan adegan yang sedang dianalisis.
10
Semua adegan itu ada tujuannya, terdapat unsur kausalitas
(sebab-akibat). Adegan sebelumnya mempengaruhi adegan
berikutnya dan begitu seterusnya. Sehingga dengan memberi
tujuan dari scene akan mempermudah sutradara
mengidentifikasi apakah sebenarnya scene tersebut diperlukan
atau tidak.
● Dynamic Relationship
Bagaimana karakter saling memandang satu sama lain. Ini
sedikit berbeda dengan relationship, sebab hubungan ini
bersifat tidak statis, selalu berubah dan hanya bisa ditemukan
dalam adegan itu saja.
● Dramatic Beats
11
Dramatic beats merupakan unsur terkecil dari suatu cerita
naratif. Pada umumnya, dramatic beats terdiri atas goal atau
want dari karakter tertentu, serta relasi kuasa yang dimiliki
antara karakter satu dan lainnya. Setiap pergantian goal dan
juga kuasa, menghasilkan dramatic beats yang berbeda pula.
Look dalam skenario dapat dilihat dari latar lokasi cerita dan
situasi dalam cerita tersebut. Dalam skenario, look dapat dilihat
dari Heading (INT/EXT) dan Action. Misalnya, Heading INT-
Gedung Kantor, dalam actionnya terdapat situasi gempa, maka
look yang dimunculkan dalam tata kamera diatur agar
mendapatkan situasi gempa dalam gedung kantor.
12
F. LANGKAH KERJA
Komposisi skenario
13
Menganalisis Skenario Untuk Keperluan Tata Kamera Film
14
Menganalisis Skenario Untuk Keperluan Tata Kamera Film
Pelaksanaan persiapan materi sesuai format 1. Membaca skenario dengan cermat sesuai 1. PC (beserta aplikasi pengolah kata)
yang diinginkan membutuhkan kompetensi dengan karakter, latar, waktu dsbnya.
perilaku: 2. Alat Tulis
2. Melakukan analisa skenario dengan teliti.
15
Menganalisis Skenario Untuk Keperluan Tata Kamera Film
16
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi I
Membaca Skenario
Aktivitas 1.2:
Silakan baca skenario yang ada pada lembar kerja, lalu
identifikasi isi cerita, peran tokoh/karakter, dan tempat waktu
adegan berdasarkan skenario.
17
Elemen Kompetensi II
Menganalisis adegan
Aktivitas 2.2:
Silakan baca skenario yang ada pada lembar kerja, lalu
identifikasi mood dan look yang ada.
18
H. LAMPIRAN
1. Kamus Istilah
2. Referensi
a. https://studioantelope.com/5-cara-sutradara-menganalisis-
naskah-film/
b. https://studioantelope.com/mengupas-proses-sutradara-
menganalisis-adegan-film/
19
3. Unit Kompetensi
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini diperlukan untuk menganalisis skenario
pada usaha pembuatan Film berupa membaca skenario dan
menganalisis adegan.
1.2 Lingkup penerapan unit kompetensi ini meliputi membaca
skenario dan menganalisis adegan.
1.3 Skenario adalah naskah yang dituliskan secara teknis
berdasarkan pengadeganan yang telah dilengkapi dengan nomor
adegan (nomor scene), keterangan set lokasi, tempat set lokasi
20
dan waktu pengadeganan.
1.4 Mood adegan adalah suasana adegan.
1.5 Look adegan adalah identifikasi visual (segala sesuatu yang
tampak di layar/dalam frame).
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian unit ini dapat dilakukan di tempat kerja dan/atau di luar
tempat kerja.
1.2 Penilaian unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dipersyaratkan.
1.3 Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan.
1.4 Pengujian pengetahuan dapat berupa ujian tulis, studi kasus
maupun wawancara, namun pengujian keterampilan harus dalam
kondisi operasional atau peragaan.
1.5 Penilaian unit dapat dilakukan dengan metode portofolio, observasi.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dan kecermatan mengidentifikasi elemen-elemen
cerita dalam skenario
22
4. Daftar Nama Penyusun
No Nama Profesi
1. Muhamad Rifqi Rifquddin Instruktur
23