Anda di halaman 1dari 26

Menenetukan spesifikasi perangkat jaringan

computer.
J.611000.005.02
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. ii
A. PENDAHULUAN ………………………………………………………………….. 1
B. PANDUAN PENGGUNAAN MODUL ………………………………………….. 1
C. DAFTAR IKON ……………………………………………………………………. 2
D. BACAAN REFERENSI …………………………………………………………… 3
E. PENGANTAR TEORI …………………………………………………………….. 4
F. LANGKAH KERJA ……………………………………………………………….. 12
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI ………………………………………. 14
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan/materi yang diperlukan. 14
1.1 Referensi …………………………………………………………….. 14
1.2 Aktivitas ……………………………………………………………. 14

Mengumpulkan informasi mengenai perangkat jaringan yang


2. ada di pasaran. 15
2.1 Referensi …………………………………………………………….. 15
2.2 Aktivitas ……………………………………………………………. 15
H. LAMPIRAN …………………………………………………………………………. 16
1. Kamus Istilah ……………………………………………………………. 16
2. Referensi …………………………………………………………….…… 16
3. Unit Kompetensi …………………………………………………………. 17
4. Daftar Nama Penyusun ………………………………………………… 20

1
KATA PENGANTAR

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan salah satu


media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk
mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang
mengacu kepada Standar Kompetensi.

Materi pelatihan ini diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku


Materi dan Buku Asesmen, sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam penggunaannya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi
peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.

Untuk memenuhi kebutuhan PBK tersebut, maka disusunlah materi


PBK dengan judul “Menganalisis Skenario Untuk Keperluan Tata Kamera
Film”.

Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan materi ini menjadi
lebih efektif.

Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan


tuntunan kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam
menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.

Jakarta, 06 Februari 2023


Plt. Kepala
Pusat Pelatihan Kerja Daerah
Jakarta Selatan

Budi Karlia Setiyanto, S.Sos, M.Si


NIP. 197509281995031003

2
A. PENDAHULUAN
Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting
dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras
dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang
lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga
memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan.
Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan
dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat
diakses secara offline dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan
buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat
soft copy seperti materi presentasi dan video.

B. PANDUAN PENGGUNAAN MATERI


Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan
penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan
sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari:
a. Bacaan Referensi
b. Pengantar Teori
c. Langkah Kerja
d. Implementasi Unit kompetensi
e. Lampiran:
1) Kamus istilah
2) Daftar referensi
3) Unit kompetensi
4) Daftar penyusun
2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat
dijadikan referensi bagi para instruktur.
3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain:

1
a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video dan
powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi,
diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan
dengan PPKD/BLK masing-masing.
b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan
berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik
melalui tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek,
melakukan investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas
kelompok, presentasi, serta menonton video.
c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku
ini dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh
instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan
dilaksanakan.
4. Buku Asesmen menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket
buku asesmen secara terpisah. Buku asesmen dapat berupa soal
tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan
dilaksanakan sesuai dengan proses asesmen yang dilaksanakan.
5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam
penyusunan buku panduan pelatihan ini.
6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta
bahan yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.

C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:

Ikon Keterangan

Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari


atau menemui seseorang untuk mendapatkan
informasi
Pemeriksaan

2
Ikon Keterangan

Icon ini memiliki arti anda diminta untuk


menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas
(bermain peran, presentasi) dan mencatatkan
dalam lembar kerja pada buku/media lain sesuai
Aktivitas instruksi

Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada


aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-
prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi
lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini.
Referensi
material/manual

Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda


dapat berpikir/ menganalisa informasi dan catat
gagasan-gagasan yang anda miliki.
Berpikir

Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah


dengan rekan anda untuk gagasan yang anda
Komunikasi/ miliki.
Diskusi

Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang


dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi
pelatihan.
Membaca

Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang


dibutuhkan dalam materi pelatihan.
Video/Youtube

D. BACAAN REFERENSI

3
Dapat Membaca secara lengkap:

● Buku Film Directing Fundamentals, by


Nicholas T. Proferes

4
E. PENGANTAR TEORI
Menenetukan spesifikasi perangkat jaringan computer
1. Perangkat Jaringan

a. Pengertian Perangkat Jaringan

Perangkat Jaringan adalah semua benda/alat yang meSkenario


adalah sebuah dokumen yang berisikan deskripsi lengkap
tentang bagaimana adegan demi adegan berlangsung dan terjalin
menjadi sebuah cerita yang utuh. Skenario bisa juga disebut
sebagai “cetak biru” atau “blue print” yang menjadi tulang
punggung sebuah cerita film. Di dalam sebuah skenario sudah
tertera adegan demi adegan, lengkap dengan penjelasan
mendalam mengenai blocking, ekspresi, dan dialog masing-
masing karakter.

5
b. Komposisi dan penulisan Skenario

Komposisi skenario :
● Heading
Scene heading atau sering juga disebut slug line adalah judul
utama sebuah adegan. Heading diawali dengan INT atau EXT.
Apabila adegan berlangsung di dalam ruangan (interior) maka
ditulis INT, atau EXT apabila adegan berlangsung di luar
ruangan (exterior). Heading kemudian dilanjutkan dengan nama
lokasi adegan berlangsung dan ditutup dengan latar waktu DAY
(siang) atau NIGHT (malam).

Jadi apabila kamu melihat contoh di atas, adegan tersebut


berlangsung di halaman sekolah (exterior / di luar ruangan) dan
terjadi di siang hari (day).

● Action
Bagian berikutnya adalah action. Di sini adalah bagian di mana
kamu bisa menuliskan tindakan yang dilakukan oleh karakter di
depan layar. Action sebaiknya ditulis dengan logika audio (bisa

6
didengar) dan visual (bisa digambarkan). Action sebaiknya juga
mampu menjelaskan blocking dan perpindahan pemain.

● Character
Nama karakter yang bicara ditulis dengan huruf besar.
Karakter yang bicara namun tidak terlihat di depan layar harus
ditandai dengan tanda O.S. (off screen), sementara itu apabila
hanya suara karakter saja yang terdengar namun ia tidak sedang
ada di dalam lokasi adegan harus ditandai dengan V.O. (voice
over).

● Dialogue
Ini adalah bagian di mana ucapan karakter atau dialog ditulis.

● Parenthetical
Parentheticals adalah bagian untuk menuliskan konteks atau
instruksi khusus bagaimana sebuah dialog diucapkan. Ini
digunakan untuk menghemat baris naskah agar tulisan lebih
efektif.

Tahapan Penulisan Skenario :


1. Ide Cerita
Tahapan awal dalam penulisan skenario adalah menemukan ide
cerita yang akan dikembangkan menjadi sebuah skenario.
Setelah menentukan ide cerita, kita tentukan gambaran kasar
atau singkat tentang plot, karakter utama, maupun setting dari
cerita. Ide cerita dapat diadaptasi dari buku atau novel,
pengalaman atau kondisi realita yang pernah dialami.

2. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan cerita yang akan dikembangkan
menjadi skenario. Hal ini cukup penting dibuat sebagai
gambaran besar inti dari cerita skenario kita.

7
3. Karakter
Karakter merupakan salah satu unsur terpenting dalam
skenario, sama halnya dalam novel. Dalam skenario, karakter
dikembangkan secara lebih rinci. Hal ini juga berhubungan
dengan kebutuhan pemeran yang akan memerankan karakter
tersebut. Perincian karakter dalam skenario biasanya meliputi
nama peran, jenis kelamin, usia, ciri-ciri fisik, sifat dan
perilakunya, pendidikan, kebiasaan, hubungan dengan karakter
lain, dan sebagainya.

4. Plot
Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan
dalam menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel
maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak,
yaitu set up atau awal konflik, confrontation atau komplikasi
masalah, dan resolusi/penyelesaian masalah. Plot yang disusun
terlebih dahulu akan sangat membantu penulis dalam penulisan
skenario sehingga memberi seluruh gambaran penting dalam
cerita.

5. Outline
Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih
rinci. Outline merupakan penjabaran dari plot.

2. Menganalisis adegan
a. Mood dalam skenario

Dalam proses pembuatan film, seorang sutradara harus mampu


memahami dengan jelas naskah yang akan diproduksi. Oleh karena
itu, sutradara memerlukan kemampuan menganalisis naskah film.
Beberapa hal yang perlu dipahami yaitu mood dan look. Berikut hal-
hal yang perlu diperhatikan sutradara ketika menganalisis naskah
film
● Analisis Struktural
Dalam proses development sebelum naskah dibuat, ada yang
namanya premis, genre, tema, dan yang lainnya. Hal-hal itu

8
adalah unsur dasar dari suatu naskah dan menjadi unsur yang
penting dalam sebuah naskah.

Pada tahap ini, seorang sutradara harus bisa memahami dan


menjabarkan unsur dasar dari suatu cerita naratif yang dimiliki.
Pertanyaan-pertanyaan seputar premis cerita, genre, tema,
hingga resolusi cerita harus bisa dijawab dan dikuasai oleh
sutradara.

● Analisis Karakter
Karakter dalam sebuah naskah sangat beragam dan masing-
masing karakter mempunyai ciri khasnya sendiri. Sutradara
harus mengenal masing-masing karakter agar dapat mengenal
naskah dengan lebih baik. Seorang sutradara juga harus bisa
menganalisis dan menjabarkan semua unsur yang berkaitan
dengan karakter, seperti kelas sosial, status dan kekayaan,
background hidup, pekerjaan dan lain-lain.
● Analisis Dunia
Nah, selain memahami karakter, penting bagi sutradara untuk
juga memahami bagaimana realitas serta dunia disekitar
karakter itu berjalan. Unsur-unsur seperti setting lokasi, waktu,
kondisi dunia kerja, serta relasi yang karakter miliki dengan
berbagai tempat yang ada di cerita, dapat membantu sutradara
untuk semakin memahami realitas atau dunia yang bekerja
dalam naskah tersebut.

● Analisis Dinamika Keluarga


Dinamika keluarga ini menjelaskan hubungan karakter dengan
orang-orang terdekatnya. Kita mampu memahami, bagaimana
karakter ini bersikap dengan melihat relasinya dengan orang
terdekat. Setelah tadi sutradara menjabarkan relasi antara
karakter dengan dunia di sekitarnya, sekarang waktunya untuk
menganalisis relasi yang dimiliki karakter dengan orang-orang
terdekatnya.

Pertanyaan seputar bagaimana relasi yang terbentuk, peran


masing-masing dalam keluarga, serta bagaimana relasi kuasa
yang terjalin merupakan fokus utama dalam tahap ini.

Misalnya dalam sebuah adegan, protagonis tiba-tiba menangis


ketika melihat seorang ayah yang bermain dengan anaknya. Ini
terjadi karena karakter protagonis merindukan ayahnya yang
sudah lama pergi. Meskipun tidak diceritakan secara detail
dalam film, detail semacam ini yang membuat film terasa lebih
hidup.

● Analisis Otoritas
Terakhir, sutradara juga harus menjabarkan unsur-unsur
dalam cerita yang berkaitan atau memiliki kuasa. Beberapa

9
pertanyaan seperti gender apa yang lebih berkuasa, siapa yang
menjadi agen penggerak cerita, hingga yang berkaitan dengan
seberapa besar otoritas yang dimiliki pemerintahan dalam
realitas itu, merupakan hal-hal yang harus diidentifikasi oleh
sutradara dalam tahap ini. Misalnya, karakter dalam naskah
merupakan pemimpin mafia yang sering melakukan kejahatan.
Sutradara harus menganalisa sejauh mana karakter mampu
melakukan kejahatan, apakah karakter bisa dengan mudah
terhindar dari hukum? Apakah ia punya saingan yang
membuatnya takut? Apakah polisi bisa dengan mudah
menghancurkan para mafia? Hal seperti ini seorang sutradara
harus bisa memahaminya.

Analisis adegan sendiri dilakukan untuk melihat kebutuhan tata


kamera film. Analisis dilakukan pada tempat dan waktu adegan yang
tertera pada skenario. Analisis adegan dapat dilakukan dengan
beberapa hal yaitu :
● Premise
Premis pada dasarnya menjelaskan sebuah film itu bercerita
tentang apa, tetapi dalam analisis adegan tiap adegan harus
dijelaskan premisnya apa.

Seorang sutradara harus bisa mengidentifikasi secara plot,


adegan dalam scene ini bercerita tentang apa? Misalnya,
karakter A berusaha merayu karakter B yang sedang berjalan
kaki sepulang sekolah. Dengan begitu adegan tersebut menjadi
jelas tujuannya apa.

● Whose Scene Is It
Setelah mengetahui premise dari adegan, sutradara mulai
mengidentifikasi karakter apa saja yang ada dalam adegan
tersebut. Selain itu, sutradara juga harus mengidentifikasi
siapa karakter yang bertindak sebagai agen yang
menggerakkan plot.
Sejatinya, setiap adegan hanya punya satu intention atau
tujuan. Dan kita selalu melihat adegan dari perspektif karakter
tertentu. Nah, sebagai sutradara, kamu harus tahu dari
perspektif siapa adegan akan diambil.

● Given Circumstances
Setelah berhasil mengidentifikasi karakter yang ada dalam
adegan, selanjutnya sutradara harus menjabarkan setiap fakta
yang ada terkait dengan adegan yang sedang dianalisis.

Misalnya, bagaimana kejadian sebelum adegan ini


berlangsung, apa yang sedang dialami oleh para karakter di
dalamnya, serta bagaimana mereka bisa sampai pada situasi
sekarang?

10
Semua adegan itu ada tujuannya, terdapat unsur kausalitas
(sebab-akibat). Adegan sebelumnya mempengaruhi adegan
berikutnya dan begitu seterusnya. Sehingga dengan memberi
tujuan dari scene akan mempermudah sutradara
mengidentifikasi apakah sebenarnya scene tersebut diperlukan
atau tidak.

● Character And Wants


Jabarkan keinginan apa saja yang dimiliki oleh masing-masing
karakter yang ada di dalam adegan tersebut. Selain itu,
jabarkan juga siapa atau apa yang berpotensi untuk
menghambat mereka dalam mendapatkan apa yang mereka
inginkan.

Misalnya, karakter A ingin mendekati karakter B karena ia


jatuh cinta kepadanya. Namun, karakter B sedang ingin
sendiri karena ia punya masalah pribadi.

● Expectation Dan Stakes


Meskipun karakter dalam adegan tersebut berusaha mengejar
sesuatu, tetapi apakah mereka berharap bisa mendapatkan hal
tersebut? Apa ekspektasi mereka terhadap karakter lain? Apa
yang karakter pertaruhkan?

Misalnya, karakter A beranggapan ia bisa dengan mudah


merayu karakter B dan mengantarkannya ke rumah.
Sedangkan, karakter B sedang kesal karena teman
sebangkunya, ia beranggapan bahwa semua orang itu
menyebalkan termasuk karakter A dan ia tidak mau berbicara
dengan orang lain untuk sementara waktu.

● Dynamic Relationship
Bagaimana karakter saling memandang satu sama lain. Ini
sedikit berbeda dengan relationship, sebab hubungan ini
bersifat tidak statis, selalu berubah dan hanya bisa ditemukan
dalam adegan itu saja.

Misalnya, karakter A menganggap karakter B adalah bidadari


yang jatuh dari bumi, ia harus segera membantunya. Namun,
di sisi lain, karakter B pada saat itu beranggapan bahwa
semua orang itu hanya seonggok daging busuk yang
membuatnya jijik.
Cara karakter melihat satu sama lain, termasuk dirinya
sendiri, akan mempengaruhi bagaimana adegan berlangsung.
Nah, sebagai sutradara, pastikan kamu sudah memahami
bagaimana karakter melihat diri mereka dan juga karakter
lain.

● Dramatic Beats

11
Dramatic beats merupakan unsur terkecil dari suatu cerita
naratif. Pada umumnya, dramatic beats terdiri atas goal atau
want dari karakter tertentu, serta relasi kuasa yang dimiliki
antara karakter satu dan lainnya. Setiap pergantian goal dan
juga kuasa, menghasilkan dramatic beats yang berbeda pula.

b. Look dalam skenario

Look dalam skenario dapat dilihat dari latar lokasi cerita dan
situasi dalam cerita tersebut. Dalam skenario, look dapat dilihat
dari Heading (INT/EXT) dan Action. Misalnya, Heading INT-
Gedung Kantor, dalam actionnya terdapat situasi gempa, maka
look yang dimunculkan dalam tata kamera diatur agar
mendapatkan situasi gempa dalam gedung kantor.

12
F. LANGKAH KERJA

Menganalisis Skenario Untuk Keperluan Tata Kamera Film

PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


NO

1. Membaca Skenario Ketelitian dan kecermatan Komposisi Skenario


dalam mengidentifikasi
elemen-elemen cerita
Gambar: dalam skenario 1.1 Skenario diuraikan komposisi dan
identifikasi isi cerita, peran karakter
dan tempat waktu adegan.

Komposisi skenario

13
Menganalisis Skenario Untuk Keperluan Tata Kamera Film

PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


NO

2. Menganalisis adegan Analisis adegan

Gambar: 1.1 Skenario dianalisis Latar, waktu,


karakter, action, dsbnya.

1.2 Mood dan look dianalisis pada


skenario

14
Menganalisis Skenario Untuk Keperluan Tata Kamera Film

PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


NO

Perilaku kerja: Indikator perilaku: Alat yang digunakan:

Pelaksanaan persiapan materi sesuai format 1. Membaca skenario dengan cermat sesuai 1. PC (beserta aplikasi pengolah kata)
yang diinginkan membutuhkan kompetensi dengan karakter, latar, waktu dsbnya.
perilaku: 2. Alat Tulis
2. Melakukan analisa skenario dengan teliti.

15
Menganalisis Skenario Untuk Keperluan Tata Kamera Film

PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


NO

1. Cermat dalam membaca skenario

2. Teliti dalam analisis skenario

16
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi I
Membaca Skenario

Baca Referensi 1.1:


Silakan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal
tentang menganalisis skenario dibawah di bawah ini :

Buku Film Directing Fundamentals, by Nicholas T.


Proferes

Rangkum konteks yang perlu diperhatikan pada saat


membaca skenario

Aktivitas 1.2:
Silakan baca skenario yang ada pada lembar kerja, lalu
identifikasi isi cerita, peran tokoh/karakter, dan tempat waktu
adegan berdasarkan skenario.

17
Elemen Kompetensi II
Menganalisis adegan

Baca Referensi 2.1:


Silakan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal
tentang mood dan look pada referensi berikut :

Buku Film Directing Fundamentals, by Nicholas T.


Proferes

Rangkum informasi mengenai mood dan look yang anda


dapatkan

Aktivitas 2.2:
Silakan baca skenario yang ada pada lembar kerja, lalu
identifikasi mood dan look yang ada.

18
H. LAMPIRAN
1. Kamus Istilah

a. Mood Suasana dalam adegan film

b. Look Identifikasi visual (segala sesuatu


yang tampak di layar/dalam frame)

c. Plot pola dasar yang membangun


situasi dan kejadian-kejadian
penting dalam film
d. Tata Kamera penggunaan kamera untuk
mendapatkan gambar atau video
yang di inginkan

2. Referensi

a. https://studioantelope.com/5-cara-sutradara-menganalisis-
naskah-film/
b. https://studioantelope.com/mengupas-proses-sutradara-
menganalisis-adegan-film/

19
3. Unit Kompetensi

KODE UNIT : R.90CAM00.003.1


JUDUL UNIT : Menganalisis Skenario Untuk Keperluan Tata
Kamera Film
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja
yang diperlukan untuk menganalisis skenario.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Membaca Skenario 1.1 Isi cerita diidentifikasi berdasarkan


skenario.

1.2 Para Tokoh/Karakter dan peran


diidentifikasi berdasarkan skenario.
1.3 Tempat dan waktu adegan
diidentifikasi berdasarkan skenario.

2. Menganalisis adegan 2.1 Mood adegan diidentifikasi


berdasarkan naskah skenario.
2.2 Look adegan diidentifikasi berdasarkan
naskah skenario.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini diperlukan untuk menganalisis skenario
pada usaha pembuatan Film berupa membaca skenario dan
menganalisis adegan.
1.2 Lingkup penerapan unit kompetensi ini meliputi membaca
skenario dan menganalisis adegan.
1.3 Skenario adalah naskah yang dituliskan secara teknis
berdasarkan pengadeganan yang telah dilengkapi dengan nomor
adegan (nomor scene), keterangan set lokasi, tempat set lokasi

20
dan waktu pengadeganan.
1.4 Mood adegan adalah suasana adegan.
1.5 Look adegan adalah identifikasi visual (segala sesuatu yang
tampak di layar/dalam frame).

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data digital
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Skenario
2.2.2 Alat Tulis

3. Peraturan yang diperlukan


(Tidak ada)

4. Norma dan standar


4.1 Norma
4.1.1 Kode Etik Profesi KFT dan FFTV-IKJ
4.2 Standar
(Tidak Ada)

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian unit ini dapat dilakukan di tempat kerja dan/atau di luar
tempat kerja.
1.2 Penilaian unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dipersyaratkan.
1.3 Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan.
1.4 Pengujian pengetahuan dapat berupa ujian tulis, studi kasus
maupun wawancara, namun pengujian keterampilan harus dalam
kondisi operasional atau peragaan.
1.5 Penilaian unit dapat dilakukan dengan metode portofolio, observasi.
2. Persyaratan kompetensi

(Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1 Pengetahuan
21
3.1.1 Format Skenario
Manajemen Produksi
3.2 Keterampilan
3.2.1 Cakap dalam menginterpretasi tuntutan skenario

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1 Cermat dalam membaca skenario
4.2 Teliti dalam analisis skenario

5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dan kecermatan mengidentifikasi elemen-elemen
cerita dalam skenario

22
4. Daftar Nama Penyusun

No Nama Profesi
1. Muhamad Rifqi Rifquddin Instruktur

23

Anda mungkin juga menyukai